Anda di halaman 1dari 85

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN


ANGGARAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh

FADLINA ALMI M. RAMBE


140503010

PROGRAM STUDI STRATA 1


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor

yang MempengaruhiPenyerapan Anggaran Pada Pemerintah

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya saya

sendiri disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari pemerintahan atau

lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin,

dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 9Februari 2018


Yang membuat pernyataan

Fadlina Almi M. Rambe


140503010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENYERAPAN


ANGGARAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sisa anggaran tahun


sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan anggaran terhadap penyerapan
anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara secara parsial dan simultan
pada tahun 2015 dan 2016.Jenis penelitian ini adalah penelitian
asosiatif/hubungan. Bentuk hubungan yang digunakan adalah hubungan kausal
atau hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data
sekunder. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 46 sampel yang merupakan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Sumatera Utara. Teknik pemilihan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Dan metode analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda yang akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS.Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini
yaitu sisa anggaran tahun sebelumnya dan pendapatan asli daerah secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Sedangkan perubahan
anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran. Hasil
lainnya yaitu sisa anggaran tahun sebelumnya,pendapatan asli daerah dan
perubahan anggaran secara simultan(bersama-sama) berpengaruh signifikan
terhadap penyerapan anggaran.

Kata Kunci:Sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah, perubahan


anggaran, penyerapan anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BUDGET APPLICATION IN


DISTRICT GOVERNMENT / CITY
IN NORTH SUMATRA PROVINCE

This study aims to determine the effect of previous year's budget balance,
local revenue and budget changes to the absorption of budget in the regency / city
of North Sumatra Province partially and simultaneously in 2015 and 2016. This
type of research is associative research / relationship. The type of relationship
used is a causal or causal relationship. In this research the data used is
secondary data. The number of samples used are 46 samples which are Local
Government of North Sumatera Regency / City. The sample selection technique
used purposive sampling technique. And the method of data analysis used is
multiple linear regression analysis which will be done by using SPSS software.
The results found in this study are the rest of the previous year's budget and the
original revenue area partially significant effect on budget absorption. While the
budget changes have no significant effect on budget absorption. Other results: the
previous year's budget balance, local revenue and simultaneous budget changes
(together) have a significant effect on budget absorption.

Keywords: Remaining budget of previous year, local revenue, budget change,


budget absorption

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu

menyelesaikanskripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

MempengaruhiPenyerapan Anggaran Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Utara”

Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke

alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua

saya yang sangat saya kagumi dan cintai yaitu Ayahanda Alwin Rambe dan Ibu

Hamidah serta kakak saya Winda Novasari Rambe dan Grease Annisa Rambe dan

adik saya Dila Tsabitah Rambe,yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang,

doa, nasihat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli,SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen

Akuntansi dan Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak,CA selaku Sekretaris

Departemen AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. BapakDr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Akselaku Ketua Program

Studi Stara 1 Akuntansidan Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak,CAselaku

Sekretaris Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing saya

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan,

dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan Drs.Hasan Sakti

Siregar,Msi.,Akselaku Dosen Penguji danDrs. Rustam,Msi.,Ak selaku Dosen

Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang sangat

membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Teman-teman(Abdurrahman Efendi,Citra,Nisa,Widya,Syndi,Anggina) yang

selalu meluangkan waktu menghibur dan membantu mengerjakan skripsi ini

serta Teman-teman Mahasiswa Akuntansi FEB USU dan pihak-pihak lain

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak

terdapatkekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 9 Februari 2018


Penulis,

Fadlina Almi M. Rambe


140503010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ...................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................10
BAB II TINJAUANPUSTAKA......................................................................11
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................11
2.1.1 Konsep Penyerapan Anggaran ..............................................11
2.1.2 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya .......................................13
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah ........................................................16
2.1.4 Perubahan Anggaran .............................................................18
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu .......................................................20
2.3 Kerangka Konseptual .....................................................................25
2.3.1 Penyerapan Anggaran ............................................................25
2.3.2 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya ........................................26
2.3.3 Pendapatan Asli Daerah ........................................................27
2.3.4 Perubahan Anggaran .............................................................28
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................29
2.4.1Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya Berpengaruh Terhadap
Penyerapan Anggaran ...........................................................29
2.4.2 Pendapatan Asli Daerah Berpengaruh Terhadap Penyerapan
Anggaran ...............................................................................30
2.4.3Perubahan Anggaran Berpengaruh Terhadap Penyerapan
Anggaran ...............................................................................30
2.4.4 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya,Pendapatan Asli
Daerah,Perubahan Anggaran Berpengaruh Terhadap
Penyerapan Anggaran ...........................................................31
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................32
3.1 Jenis Penelitian ...............................................................................32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................32
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ...........................................................32
3.3.1 Jenis Data .............................................................................32
3.3.2 Sumber Data .........................................................................33
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................33
3.5 Metode Pengumpulan Data ...........................................................35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.6 Definisi Operasional .......................................................................36
3.6.1 Variabel Dependen ................................................................36
3.6.2 Variabel Independen .............................................................36
3.7 Skala Pengukuran Variabel ............................................................37
3.8 Metode Analisis Data .....................................................................38
3.8.1 Statistik Deskriptif .................................................................38
3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................39
3.8.3 Uji Normalitas Data ...............................................................39
3.8.4 Uji Multikorenealitas .............................................................39
3.8.5 Uji Autokorelasi ....................................................................40
3.8.6 Uji Heteroskesdastisitas.........................................................40
3.9 Analisis Regresi Berganda .............................................................41
3.9.1 Analisis Koefisien Determinasi(𝑅𝑅2 ) .....................................41
3.9.2 Uji Simultan (Uji F-test)........................................................42
3.9.3 Uji Parsial (Uji t-test) ............................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................44
4.1 Statistik Deskriptif ..........................................................................44
4.2 Pengujian Asumsi Klasik................................................................45
4.2.1 Uji Normalitas..........................................................................45
4.2.2 Uji Multikolinearilitas..............................................................47
4.2.3 Uji Autokorelasi .......................................................................48
4.2.4 Uji Heteroskedastistitas ...........................................................49
4.3 Uji Hipotesis ....................................................................................50
4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................50
4.3.2 Uji Koefisien Determinasi(𝑅𝑅2 ) ...............................................52
4.3.3 UjiSimultan (Uji F-test) ...........................................................53
4.3.4 UjiParsial (Uji t-test) ................................................................54
4.4 Pembahasan .....................................................................................56
4.4.1 Hipotesis Pertama ....................................................................56
4.4.2 Hipotesis Kedua .......................................................................57
4.4.3 Hipotesis Ketiga .......................................................................58
4.4.4 Hipotesis Keempat ...................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................60
5.1 Kesimpulan .....................................................................................60
5.2 Saran ................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................62


LAMPIRAN ..........................................................................................................65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara ........4


Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..........................................................23
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel ................................................................34
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ......................38
Tabel 3.3 Pengukuran Autokorelasi Durbin-Watson(DW-Test).......................40
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistika Deskriptif ...........................................................44
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas .........................................................................46
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearilitas .............................................................47
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi.......................................................................48
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................51
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................52
Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan(Uji F-test) ...........................................................53
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t-test)...............................................................54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .........................................................................25
Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik ............................................................................46
Gambar 4.2 Hasil Heteroskedastisitas..............................................................50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1 Data Penelitian ....................................................................... 65
2 Hasil Output SPSS ................................................................. 66

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

harus dilakukan dalam mengelola keuangan yang menjadi wewenang dan

tanggung jawab pemerintah daerah agar pengelolaan keuangan tersebut memenuhi

prinsip ekonomi, efisien dan efektif, transparan dan akuntabel.Perubahan yang

sangat berarti terjadi bagi pengelolaan pemerintahan di daerah dengan terbitnya

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang pemerintahan

daerah.Desentralisasi yang merupakan paradigma baru dalam pengelolaan

pemerintahan, memberikan kontribusi yang sangat besar pada perubahan tersebut,

terutama pada pengelolaan keuangan daerah.

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, desentralisasi merupakan

penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom

berdasarkan azas otonomi. Implikasi dari desentralisasi adalah perubahan terhadap

pengelolaan keuangan daerah, dimana daerah mempunyai wewenang untuk

mengatur anggaran keuangan daerahnya tanpa campur tangan pemerintah pusat.

Dengan kata lain, daerah diberi kewenangan yang seluas-seluasnya untuk

mengatur dan mengelola keuangan daerahnya dengan mengacu pada undang-

undang dan peraturan yang berlaku.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan

keuangan daerah mendefinisikan pengelolaan keuangan daerah sebagai

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Lebih lanjut

peraturan tersebut menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat

untuk masyarakat.

Pada dasarnya mengelola keuangan daerah adalah mengelola

anggaran.Anggaran keuangan merupakan suatu rencana keuangan yang disusun

sebagai dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik pemerintah daerah terhadap

masyarakat.Anggaran keuangan di daerah disebut Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

keuangan negara menyebutkan bahwa APBD adalah rencana keuangan tahunan

pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA). APBD yang meliputi

pendapatan, belanja, dan pembiayaan, harus dikelola dan diimplementasikan

secara efektif dan efisien.

Belanja pemerintah merupakan salah satu kontributor utama dalam

mendongkrak pertumbuhan ekonomi sehingga penyerapan anggaran yang lambat

akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah diharapkan

dapat merealisasikan penyerapan anggaran sampai dengan 100 (seratus) persen,

karena apabila target penyerapan anggaran tidak tercapai akan berakibat hilangnya

manfaat belanja.

Dalam praktiknya, sulit untuk mencapai realisasi anggaran belanja seratus

persen.Seluruh pemerintah daerah di Indonesia selalu melaporkan adanya sisa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anggaran atau anggaran tidak terserap seluruhnya pada akhir tahun.Sisa anggaran

yang besar mencerminkan daya serap anggaran yang rendah. Para ekonom

memandang rendahnya tingkat serapan anggaran sebagai salah satu indikator

kegagalan birokrasi yang dapat menghambat pembangunan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat di daerah (BPKP, 2011).

Pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara telah melaporkan

realisasi anggaran sampai dengan akhir tahun anggaran 2014 kepada Biro

Keuangan Provinsi Sumatera Utaradengan rata-rata penyerapan anggaran kurang

dari 90% yang dapat dilihat pada tabel 1.1. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa

sampai dengan akhir tahun anggaran 2014 penyerapan anggaran yang paling

tinggi terjadi pada Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 92,69% tetapi masih ada

kabupaten yang penyerapan anggarannya di bawah 80% yaitu Kabupaten Padang

Lawassebesar78,36%. Rendahnya penyerapan anggaran akan berdampak pada

masyarakat khususnya untuk kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan

masyarakat luas.

Daya serap anggaran yang masih rendah menjadi isu besar

dalammanajemen keuangan pemerintahan. Hampir di setiapparuh kedua tahun

anggaran, banyak pihak meributkandaya serap anggaran yang rendah. Banyak

pihak menuding hal ini berkontribusi terhadap kualitas pelayanan publik dan

sulitnya mencapai target pertumbuhan ekonomi. Penganggaran memiliki peran

yang sangat penting dalam upaya peningkatan penyerapan anggaran, karena jika

dilakukan dengan baik akan memudahkan dalam pelaksanaan anggaran (BPKP,

2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 1.1
Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
diProvinsi Sumatera UtaraTahun 2014
Rp.000.000.-
No Kab/Kota Anggaran Realisasi %
1 Asahan 1,561,447 1,388,136 88.90
2 Batu Bara 901,917 791,505 87.76
3 Binjai 918,031 804,308 87.61
4 Dairi 653,622 586,112 89.67
5 Deli Serdang 2,638,460 2,360,947 89.48
6 Gunung Sitoli 578,162 492,938 85.26
7 Humbang Hasundutan 817,666 700,845 85.71
8 Karo 1,037,626 889,667 85.74
9 Labuhan Batu 1,002,406 915,110 91.29
10 Labuhan Batu Selatan 739,555 650,580 87.97
11 Labuhan Batu Utara 820,669 754,766 91.97
12 Langkat 1,780,923 1,605,301 90.14
13 Mandailing Natal 1,077,130 975,996 90.61
14 Medan 4,625,170 3,723,643 80.51
15 Nias 590,170 512,571 86.85
16 Nias Barat 446,212 370,810 83.10
17 Nias Selatan 891,425 719,011 80.66
18 Nias Utara 541,085 446,662 82.55
19 Padang Lawas 653,580 512,166 78.36
20 Padang Lawas Utara 679,497 588,450 86.60
21 Padang Sidempuan 730,482 670,016 91.72
22 Pakpak Barat 517,627 416,527 80.47
23 Pematang Siantar 909,447 774,366 85.15
24 Samosir 677,552 572,943 84.56
25 Serdang Bedagai 1,090,169 1,010,452 92.69
26 Sibolga 582,370 521,086 89.48
27 Simalungun 1,803,232 1,648,279 91.41
28 Tanjung Balai 691,912 571,815 82.64
29 Tapanuli Selatan 963,751 862,248 89.47
30 Tapanuli Tengah 853,482 755,513 88.52
31 Tapanuli Utara 912,134 816,538 89.52
32 Tebing Tinggi 682,308 614,015 89.99
33 Toba Samosir 916,654 770,865 84.10
Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sumatera Utara, diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kegagalan target penyerapan anggaran berakibat hilangnya manfaat

belanja, karena dana yang dialokasikan ternyata tidak semuanya dapat

dimanfaatkan, yang artinya terjadi iddle money. Apabila pengalokasian anggaran

efisien, maka keterbatasan sumber dana yang dimiliki negara dapat dioptimalkan

untuk mendanai kegiatan strategis. Sumber-sumber penerimaan negara yang

terbatas mengharuskan pemerintah menyusun prioritas kegiatan dan

pengalokasian anggaran yang efektif dan efisien.Ketika penyerapan anggaran

gagal memenuhi target, berarti telah terjadi inefisiensi dan inefektivitas

pengalokasian anggaran (BPKP, 2011).

Oleh karena itu, pemerintah wajib melakukan perencanaan dan

penganggaran dengan baik, apalagi mengingat sumber daya dan potensi

pemerintah dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib sangat

terbatas.Underfinancing ataupun overfinancing yang timbul karena lemahnya

perencanaan akan berdampak pada pelayanan kepada masyarakat. Padahal tugas

utama pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan publik guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rendahnya penyerapan anggaran pemerintah telah menarik beberapa

orang peneliti untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut, diantaranya yang

dilakukan oleh Abdullah, Darma dan Basri (2015), yang melakukan penelitian

pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Aceh, menyatakan bahwa sisa

anggaran tahun sebelumnya berpengaruh negatif terhadap serapan anggaran dan

waktu penetapan anggaran tidak berpengaruh terhadap serapan anggaran. Namun,

hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arif & Halim (2013)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pada kabupaten/kota di Provinsi Riau yang menyatakan bahwa lambatnya

pengesahan APBD merupakan faktor yang paling mendominasi terjadinya

minimnya penyerapan APBD.

Masih menurut hasil penelitian Abdullah (2015) yang menyatakan bahwa

perubahan anggaran tidak berpengaruh terhadap serapan anggaran. Sedangkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Viona (2015) pada kabupaten/kota di

Indonesia menyatakan bahwa perubahan anggaran berpengaruh terhadap sisa

anggaran. Penelitian lain yang dilakukan oleh Abdullah dan Halim (2003)

menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap belanja

pemerintah daerah, dimana belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas

daerah dalam periode tahun berjalan atau disebut juga penyerapan anggaran.

Sedangkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Syahputra Ari (2016)

pada kabupaten/kota di Sumatera Utara menyatakan bahwa secara simultan waktu

penetapan anggaran, sisa anggaran tahun sebelumnya dan pendapatan asli daerah

berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Secara parsial, waktu penetapan

anggaran tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran sedangkan sisa

anggaran tahun sebelumnya dan pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap

penyerapan anggaran.Hasil uji moderating menunjukan bahwa Perubahan

anggaran tidak dapat memoderasi hubungan antara waktu penetapan anggaran,

sisa anggaran tahun sebelumnya dan pendapatan asli daerah terhadap penyerapan

anggaran pada pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan fenomena rendahnya penyerapan anggaran yang terjadi di

indonesia, khususnya pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dan adanya

inkonsistensi hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, sehingga

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:“Analisis Faktor-

Faktor Yang MempengaruhiPenyerapan Anggaran Pada Pemerintah

Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang penelitian di atas dan beberapa hasil penelitian

sebelumnya, maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini antara

lain:

1. Apakahsisa anggaran tahun sebelumnya berpengaruh secara parsial terhadap

penyerapan anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

2. Apakah pendapatan asli daerah berpengaruhsecara parsial terhadap

penyerapan anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

3. Apakah perubahan anggaran berpengaruhsecara parsial terhadap penyerapan

anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

4. Apakah sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah dan

perubahananggaranberpengaruhsecara simultanterhadap penyerapan anggaran

di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara tahun 2015-2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini antara lain:
1. Untukmengetahui pengaruh sisa anggaran tahun sebelumnyaterhadap

penyerapan anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah terhadap penyerapan

anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruhperubahan anggaran terhadap penyerapan

anggaran di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

4. Untuk mengetahui pengaruh sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan

asli daerah dan perubahananggaran terhadap penyerapan anggaran di

kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara secara simultan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4.Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi

penyerapan anggaran pada pemerintah kabupaten/kota di provinsi sumatera utara

ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, gambaran, dan

bukti-bukti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan

anggaran pada pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti yang

melaksanakan penelitian-penelitian sejenis dan penelitian-penelitian

lanjutan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan

informasi dalam pengambilan kebijakan penganggaran dan pelaksanaan

APBD sehingga penyerapan anggaran dapat dimaksimalkan.

3. Manfaat Peneliti

Peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti sehubungan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran pada

pemerintah kabupaten/kota diProvinsiSumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Konsep PenyerapanAnggaran

Anggaran pemerintah di daerah disebut dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), menurut (PP RI No.71 Tahun 2010)

Mengacu pada pernyataan Sugijanto, dkk. (1995: 22) dalam Halim

dan Khusufi (2016)anggaran pemerintah adalah rencana kegiatan yang

diwujudkan dalam bentuk finansial, yang meliputi usulan pengeluaran

yang diperkirakan untuk suatu periode waktu tertentu, beserta usulan cara-

cara memenuhi pengeluaran tersebut. Sedangkan menurut

(Darise,2008:133) anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil

kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan

untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan

untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang

diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan

demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan

memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode

tahunan.

Maka tindak lanjut dari anggaran adalah merealisasikan anggaran

yang telah dialokasikan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam

APBD.Dalam hal ini, yang harus ditindaklanjuti adalah realisasi terhadap

beberapa kegiatan yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan dalam

satu tahun anggaran.Dengan demikian, pencapaian kegiatan yang sudah

terealisasi merupakan cerminan dari penyerapan anggaran.

Menurut Halim (2014:104) Penyerapan anggaran yang maksimal

harus juga diikuti dengan perencanaan anggaran yang baik. Penyerapan

anggaran merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukan

keberhasilan suatu program atau kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Secara umum penyerapan anggaran adalah pencapaian dari suatu estimasi

yang ingin dicapai selama periode waktu tertentu. Pada organisasi sektor

publik atau entitas.

Penyerapan anggaran memiliki arti penting dalam pencapaian

tujuannasional, yaitu peningkatan dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat.

Menurut Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 tentang keuangan negara

menyebutkan bahwa fungsi anggaransebagai instrumen kebijakan

ekonomi, berperan untuk mewujudkan pertumbuhandan stabilitas

perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan

bernegara. Buruknya kualitas penyerapan anggaran akan

berpengaruhkepada perekonomian nasional secara keseluruhan, antara lain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


efektivitas alokasibelanja yang ditujukan untuk pembangunan negara

menjadi tidak tepat sasaran,berdasarkan indikator keberhasilan anggaran

yang telah ditetapkan.

Menurut Ari (2016) Permasalahan mengenai minimnya penyerapan

anggaran di pemerintah daerah, kementerian dan lembaga kerap kali

dituding sebagai buruknya kinerja birokrasi.Penyerapan anggaran sendiri

memang penting untuk mendorong terciptanya multiplier effect terhadap

ekonomi.Namun, kinerja birokrasi semestinya tidak bisa diukur hanya

dengan penyerapan anggaran saja.

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan menilai bahwa

dalam kerangka penganggaran berbasis kinerja (performance based

budget), sebenarnya penyerapan anggaran bukan merupakan target alokasi

anggaran. Penganggaran berbasis kinerja lebih menitikberatkan pada

kinerja ketimbang penyerapan anggaran itu sendiri. Hanya saja, kondisi

perekonomian kita saat ini variabel dominan pendorong pertumbuhannya

adalah faktor konsumsi, sehingga belanja

pemerintahyangmerupakankonsumsipemerintahturutmenjadipenentupertu

mbuhantersebut.

2.1.2 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan satu

kesatuan yang disusun berdasarkan suatu struktur yang terdiri dari :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Pendapatan daerah, yang terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-

lain pendapatan asli daerah yang sah.

b. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil (DBH),

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

c. Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah yang berasal dari

pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya, dana darurat dari

pemerintah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian dan

otonomi khusus dan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau

dari pemerintah daerah lainnya.

2. Belanja daerah, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas

pemerintahan di daerah. Berdasarkan kelompoknya belanja dibedakan

menjadi :

a. Belanja tidak langsung, yang meliputi belanja pegawai, bunga,

subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan

dan belanja tidak terduga.

b. Belanja langsung, yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang

dan jasa dan belanja modal.

3. Pembiayaan daerah, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Pembiayan pemerintah terdiri dari :

a. Penerimaan pembiayaan, yang mencakup sisa lebih perhitungan

anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman

daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan

piutang daerah.

b. Pengeluaran pembiayaan, yang mencakup pembentukan dana

cadangan, penanaman modal (investasi) pemerintah daerah,

pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.

Selisih lebih antara realisasi penerimaan dan pengeluaran

pemerintah dalam satu tahun anggaran disebut sisa anggaran (SILPA).

Sisa anggaran yang belum terpakai sampai dengan akhir tahun anggaran

akan terbawa ke tahun anggaran berikutnya dan menjadi sumber

penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk menutupi defisit

anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi

belanja.

Menurut (Abdullah, 2013:280), Sisa lebih anggaran tahun

sebelumnya yang menjadi penerimaan pada tahun berjalan (SiLPA)

merupakan sumber penerimaan internal pemerintah daerah yang dapat

digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan tahun berjalan. Bentuk

penggunaan SiLPA pada pemerintah daerah ada dua, yakni:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Kegiatan lanjutan, kegiatan lanjutan atau luncuran dari tahun

sebelumnya dilaksanakan pada awal tahun berjalan dengan

menggunakan sisa anggaran yang belum habis dengan terlebih dahulu

menetapkan DPA-L (Dokumen Pelaksanaan Anggaran-Lanjutan) pada

akhir tahun sebelumnya.

2. Kegiatan baru, dalam perubahan APBD, penambahan kegiatan baru

dimungkinkan sepanjang dapat diselesaikan sampai pada akhir tahun

anggaran, kecuali dalam keadaan mendesak atau darurat (dengan

persyaratan tertentu).

Besaran nilai sisa anggaran tahun sebelumnya dapat diketahui

secara pasti setelah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun

sebelumnya disahkan.

2.1.3 Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan bersumber dari:

1. Pajak daerah

Hasil pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah yang bersifat wajib atau memaksa berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku ditetapkan melalui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


peraturan daerah. Pungutan ini dikenakan kepada semua objek seperti

orang atau badan dan benda bergerak atau tidak bergerak, misalnya

seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak parkir, dan

pajak hiburan yang nantinya akan digunakan untuk keperluan daerah

dan kemakmuran rakyat.

2. Retribusi daerah

Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau izin yang

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau

badan. Dengan kata lain retribusi daerah adalah pungutan yang

dilakukan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang diberikan

secara nyata dan langsung, seperti pelayanan kesehatan, pelayanan

kebersihan,dan pelayanan pemakaman.

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah

dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Peneriman ini

antara lain dari BPD, perusahaan daerah, dividen BPR-BKK dan

penyertaan modal daerah kepada pihak ketiga.

4. Lain-lain PAD yang sah

Penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah

daerah, seperti hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, jasa

giro,dan pendapatan bunga.

Menurut (Mardiasmo, 2002:121) pendapatan asli daerah adalah

penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah. Tingginya pendapatan asli

daerah suatu daerah menggambarkan kemandirian suatu daerah otonom,

sehingga tingkat ketergantungan pemerintah daerah akan bantuan dana

dari pemerintah pusat semakin rendah.

2.1.4 Perubahan Anggaran

Perubahan APBD dapat diartikan sebagai upaya pemerintah daerah

untuk menyesuaikan rencana keuangannya dengan perkembangan yang

terjadi. Perkembangan dimaksud bisa berimplikasi pada meningkatnya

anggaran penerimaan maupun pengeluaran atau sebaliknya. Namun, bisa

juga untuk mengakomodasi pergeseran-pergeseran dalam satu SKPD

(Abdullah, 2013).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah dinyatakan bahwa penyesuaian APBD

dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan, dibahas bersama

DPRD dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan

perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi:

(a) Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum

APBD

(b) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran

antarunit organisasi, antarkegiatan dan antarjenis belanja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(c) Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya

harus digunakan untuk tahun berjalan

(d) Keadaan darurat

(e) Keadaan luar biasa

Perubahan atas setiap komponen APBD memiliki latar belakang dan

alasan berbeda. Ada perbedaan alasan untuk perubahan anggaran

pendapatan dan perubahan anggaran belanja. Begitu juga untuk alasan

perubahan atas anggaran pembiayaan, kecuali untuk penerimaan

pembiayaan berupa SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu), yang memang menjadi salah satu alasan utama mengapa perubahan

APBD dilakukan (Abdullah, 2013).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

pengelolaan keuangan daerah,perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1

(satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar

biasa. Keadaan luar biasa adalah keadaan yang menyebabkan estimasi

penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau

penurunan lebih besar dari 50% (lima puluh persen). Adapun proses

perubahan APBD adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang

perubahan APBD tahun anggaran yang bersangkutan untuk

mendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran yang

bersangkutan berakhir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah, selambat-

lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran.

3. Proses evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang

perubahan APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang

penjabaran perubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan

kepala daerah.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Abdullah (2015), judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi

serapan anggaran pemerintah daerah, mengambil sampel pada

pemerintah daerah kabupaten/kota di Aceh. Penelitian ini menggunakan

data sekunder yang bersumber dari APBD dan realisasi APBD pada 23

(dua puluh tiga) kabupaten/kota di Aceh.Pengujian dan analisis data

dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda.Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan, waktu penetapan

anggaran, sisa anggaran tahun sebelumnyadan perubahan anggaran

berpengaruh terhadap serapan anggaran.Secara parsial, sisa anggaran

tahun sebelumnya berpengaruh (negatif) terhadap serapan anggaran,

perubahan anggaran dan waktu penetapan anggaran tidak berpengaruh

terhadap serapan anggaran.

2. Arif dan Halim (2013), judul penelitian faktor-faktor penyebab

minimnya penyerapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)

kabupaten/kota di Provinsi Riau tahun 2011, menggunakan data primer

yang diperoleh dari kepala dinas, kepala badan, sekretaris dinas, kepala

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


biro keuangan dan snowball informan yang ada hubungannya dengan

penyusunan dan pelaksanaan APBD tahun 2011. Data yang diperoleh di

analisis dengan menggunakan model Miles & Hubberman. Hasil

penelitian menunjukan bahwa masing-masing daerah kabupaten/kota di

Provinsi Riau memiliki faktor-faktor yang berbeda-beda yang

mengakibatkan terjadinya minimnya penyerapan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011. Faktor kapasitas sumber daya

manusia, faktor regulasi, faktor tender/lelang dan faktor lambatnya

pengesahan APBD tahun 2011 masih merupakan faktor yang paling

mendominasi terjadinya minimnya penyerapan APBD tahun 2011. Pada

penelitian ini hasil yang diperoleh berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh abdullah, (2015) yaitu pada variabel lambatnya

pengesahan APBD, dimana pada penelitian ini lambatnya pengesahan

APBD atau yang berhubungan dengan waktu penetapan anggaran

berpengaruh terhadap minimnya penyerapan APBD, sedangkan pada

penelitian Abdullah, (2015) waktu penetapan anggaran tidak berpengaruh

terhadap serapan anggaran.

3. Viona (2015), judulpenelitianpengaruh surplus/defisit, jenis pemerintah

daerah dan perubahan anggaran terhadap sisa anggaran pada

kabupaten/kota di Indonesia, populasi yang digunakan adalah 497 (empat

ratus sembilan puluh tujuh) kabupaten/kota se Indonesia. Data kuantitatif

yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi

Anggaran (LRA) tahunan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-

P). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa surplus/defisit berpengaruh terhadap

sisa anggaran, jenis pemerintah daerah tidak berpengaruh signifikan

terhadap sisa anggaran dan perubahan anggaran berpengaruh terhadap

sisa anggaran. Penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda yaitu pada

variabel perubahan anggaran dimana pada penelitian ini perubahan

anggaran berpengaruh terhadap sisa anggaran, sedangkan pada penelitian

abdullah,(2015) perubahan anggaran tidak berpengaruh terhadap serapan

anggaran.

4. Abdullah dan Halim (2006), judul penelitian pengaruh Dana Alokasi

Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja

pemerintah daerah. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah

kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Bali. Data yang dianalisis

bersumber dari laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaDana Alokasi Umum

(DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara terpisah dan serentak

berpengaruh terhadap belanja daerah.

5. Ari Syahputra (2016), judul penelitian analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi penyerapan anggaran dengan perubahan anggaran sebagai

variabel moderating pada pemerintah kabupaten/kota di Sumatera

Utara.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penetapan anggaran, sisa anggaran tahun sebelumnya dan pendapatan asli

daerah berpengaruh terhadap penyerapan anggaran. Secara parsial, waktu

penetapan anggaran tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran

sedangkan sisa anggaran tahun sebelumnya dan pendapatan asli daerah

berpengaruh terhadap penyerapan anggaran.Hasil uji moderating

menunjukan bahwa Perubahan anggaran tidak dapat memoderasi

hubungan antara waktu penetapan anggaran, sisa anggaran tahun

sebelumnya dan pendapatan asli daerah terhadap penyerapan anggaran

pada pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Rangkuman penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas secara ringkas

dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
Syukriy Pengaruh Dana Alokasi Dependen : Dana Alokasi Umum
Abdullah Umum (DAU) dan BelanjaPemerintah (DAU) dan Pendapatan
& Abdul Pendapatan Asli Daerah Daerah Asli Daerah (PAD)
Halim (PAD) Terhadap Belanja secara terpisah dan
(2003) Pemerintah Daerah Studi Independen : serentak berpengaruh
Kasus Kabupaten Kota di • Dana Alokasi Umum terhadap belanja daerah
Jawa dan Bali (DAU)
• Pendapatan Asli Daerah
(PAD)

Emkhad Identifikasi Faktor-Faktor Dependen : Masing-masing daerah


Arif, Abdul Penyebab Minimnya Minimnya Penyerapan kabupaten/kota di
Halim Penyerapan Anggaran Anggaran Pendapatan dan Provinsi Riau memiliki
(2013) Pendapatan dan Belanja Belanja Daerah (APBD) faktor-faktor yang
Daerah (APBD) berbeda-beda yang
Kabupaten/ Kota di Independen : mengakibatkan
Provinsi Riau Tahun 2011 • Lambatnya Pengesahan terjadinya minimnya
APBD Tahun 2011 penyerapan Anggaran
• Kapasitas SDM Pendapatan dan
• Regulasi Belanja Daerah
• Lelang atau Tender (APBD) tahun 2011.
Faktor kapasitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sumber daya manusia,
faktor regulasi, faktor
tender/lelang dan
faktor lambatnya
pengesahan APBD
tahun 2011 masih
merupakan faktor-
faktor yang paling
mendominasi
terjadinya minimnya
penyerapan APBD
tahun 2011

Cut Viona Pengaruh Surplus/Defisit, Dependen : Surplus/defisit


(2015) Jenis Pemerintah Daerah Sisa Anggaran berpengaruh terhadap
dan Perubahan Anggaran sisa anggaran, jenis
Terhadap Sisa Anggaran Independen : pemerintah daerah
pada Kabupaten/Kota di • Surplus/Defisit tidak berpengaruh
Indonesia • Jenis Pemerintah signifikan terhadap sisa
Daerah anggaran, perubahan
• Perubahan Anggaran anggaran berpengaruh
terhadap sisa anggaran

Syukriy Faktor-faktor yang Dependen : Waktu penetapan


Abdullah, mempengaruhi serapan Serapan Anggaran anggaran, sisa
Romaidon anggaran pemerintah anggaran tahun
Darma, daerah studi pada Independen : sebelumnyadan
Hasan pemerintah daerah • Waktu Penetapan perubahan anggaran
Basri kabupaten/ kota di aceh Anggaran secara simultan
(2015) • Sisa Anggaran Tahun berpengaruh terhadap
Sebelumnya serapan anggaran.
• Perubahan Anggaran secara parsial, sisa
anggaran tahun
sebelumnya
berpengaruh (negatif)
terhadap serapan
anggaran. perubahan
anggaran dan
waktu penetapan
anggaran tidak
berpengaruh terhadap
serapan anggaran

Ari Analisis faktor-faktor yang Dependen : Hasil uji moderating


Syahputra mempengaruhi penyerapan Penyerapan Anggaran menunjukan bahwa
(2016) anggaran dengan Perubahan anggaran
Independen : tidak dapat
perubahan anggaran
• Waktu Penetapan memoderasi hubungan
sebagai variabel antara waktu penetapan
Anggaran
moderating pada • Sisa Anggaran Tahun anggaran, sisa
pemerintah kabupaten/kota Sebelumnya anggaran tahun
di sumatera utara • Pendapatan Asli Daerah sebelumnya dan
pendapatan asli daerah
Moderating : terhadap penyerapan
Perubahan Anggaran anggaran pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pemerintah
kabupaten/kota di
Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konsep

Pada Penelitian ini kerangka konseptual yang dikembangkan oleh

peneliti berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian

dan landasan teori dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Sisa Anggaran Tahun 𝐇𝐇𝟏𝟏


Sebelumnya (X1)
𝐇𝐇𝟐𝟐 Penyerapan
Pendapatan Asli
Daerah (X2) Anggaran (Y)
𝐇𝐇𝟑𝟑
Perubahan Anggaran
(X3)

𝐇𝐇𝟒𝟒

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.3.1 Penyerapan Anggaran

Penyerapan anggaran merupakan suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target rencana yang telah dicapai oleh pemerintah dalam

bentuk finansial. Penyerapan anggaran merupakan salah satu dari tahapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


siklus anggaran yang dimulai dari perencanaan anggaran, penetapan dan

pengesahan anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), penyerapan

anggaran, pengawasan anggaran dan pertanggungjawaban penyerapan

anggaran. Tahapan penyerapan anggaran pemerintah daerah akan dimulai

ketika Peraturan Daerah (Perda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) telah disahkan oleh DPRD.

penelitian yang dilakukan oleh Arif dan Halim (2013) pada

kabupaten/kota di Provinsi Riau yang menyatakan bahwalambatnya

pengesahan APBD merupakan faktor yang paling mendominasi terjadinya

minimnya penyerapan APBD.

2.3.2 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya

Pelampauan pendapatan ataupun penghematan belanja pada realisasi

APBD sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Sisa dana ini merupakan

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebagai estimasi dari

perhitungan APBD sebelum tahun anggaran berakhir. Semakin besar

SiLPA, menunjukan kekurangcermatan penganggaran atau perencanaan

yang kurang baik serta adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan

anggaran. Rasio SiLPA terhadap belanja menunjukan porsi belanja yang

tertunda atau anggaran yang tidak terserap.

Menurut (Abdullah, 2013) besaran sisa anggaran tahun lalu yang

menjadi penerimaan pembayaran pada tahun berjalan akan menjadi beban

pada tahun anggaran berjalan khususnya untuk kegiatan (proyek) luncuran.

Seharusnya satuan kerja hanya melaksanakan kegiatan yang murni

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


direncanakan untuk tahun berjalan, namun karena ada kegiatan (proyek)

yang belum selesai pada tahun lalu, maka serapannya dilanjutkan pada

tahun berjalan. Dengan demikian, sisa anggaran tahun sebelumnyaakan

menambah beban tahun anggaran berjalan, sehingga menyebabkan serapan

anggaran menjadi menurun. Semakin besar beban kerja yang harus

dilaksanakan oleh pemerintah daerah, maka kemungkinan anggaran yang

tersisa atau tidak terealisasi juga akan semakin besar.

2.3.3 Pendapatan Asli Daerah

Penyusunan anggaran belanja pemerintah daerah tidak terlepas dari

target pendapatan asli daerah yang akan dicapai oleh pemerintah daerah.

Dalam penyusunan anggaran belanja, pemerintah daerah selalu

memperhitungkan pendapatan asli daerah yang akan diperoleh untuk

memenuhi kebutuhan belanjanya. Oleh karena itu, jika target yang telah

ditetapkan pada awal tahun anggaran tidak tercapai maka hal tersebut akan

mempengaruhi realisasi belanja pemerintah daerah karena dana yang akan

digunakan untuk melaksanakan kegiatan/proyek tidak tersedia atau tidak

mencukupi dan pada akhirnya hal ini akan menyebabkan turunnya

penyerapan anggaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dan Halim (2003)

menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berpengaruh

terhadap belanja daerah, dimana belanja daerah merupakan semua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengeluaran kas daerah dalam periode tahun berjalan atau disebut juga

penyerapan anggaran.

2.3.4 Perubahan Anggaran

Keterlambatan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) akan mengakibatkan berkurangnya waktu bagi eksekutif

untuk merealisasikan program kegiatan dan pembangunan yang telah

direncanakan. Selain itu, keterlambatan dalam menetapkan APBD juga

dapat menimbulkan kerugian bagi pemerintah daerah yaitu berupa sanksi

penundaan dana perimbangan dari pemerintah pusat. Hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap penyerapan anggaran pemerintah daerah. Oleh

karena itu, diperlukan penyesuaian anggaran sebelum berakhirnya periode

tahun anggaran melalui Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (P-APBD) yang diharapkan dapat memperbaiki dan merealisasikan

program kegiatan dan pembangunan yang belum tercapai, terutama yang

berhubungan dengan pelayanan publik.

Perubahan dalam pembiayaan terjadi ketika asumsi yang ditetapkan

pada saat penyusunan APBD harus direvisi. Ketika besaran realisasi

surplus/defisit dalam APBD berjalan berbeda dengan anggaran yang

ditetapkan sejak awal tahun anggaran, maka diperlukan penyesuaian dalam

anggaran penerimaan pembiayaan, setidaknya untuk mengkoreksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penerimaan yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya (Abdullah,2013).

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang

hubungan dari beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai tuntunan

sementara dalam penelitian untuk menguji kebenarannya.

2.4.1 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya Berpengaruh Terhadap

Penyerapan Anggaran.

Pelampauan pendapatan ataupun penghematan belanja pada realisasi

APBD sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Sisa dana ini merupakan

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebagai estimasi dari

perhitungan APBD sebelum tahun anggaran berakhir. Semakin besar

SiLPA, menunjukan kekurangcermatan penganggaran atau perencanaan

yang kurang baik serta adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan

anggaran. Rasio SiLPA terhadap belanja menunjukan porsi belanja yang

tertunda atau anggaran yang tidak terserap.

Hal ini sesuai dengan penelitian sesuai dengan penelitian Viona

(2015) dan Abdullah dkk (2015) yang menyatakan bahwa sisa lebih

anggaran tahun sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penyerapan anggaran. Dengan demikian hipotesis yang di ajukan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


H1 : Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya Berpengaruh Terhadap

Penyerapan Anggaran.

2.4.2 Pendapatan Asli Daerah Berpengaruh Terhadap Penyerapan

Anggaran

Penyusunan anggaran belanja pemerintah daerah tidak terlepas dari

target pendapatan asli daerah yang akan dicapai oleh pemerintah daerah.

Dalam penyusunan anggaran belanja, pemerintah daerah selalu

memperhitungkan pendapatan asli daerah yang akan diperoleh untuk

memenuhi kebutuhan belanjanya. Oleh karena itu, jika target yang telah

ditetapkan pada awal tahun anggaran tidak tercapai maka hal tersebut akan

mempengaruhi realisasi belanja pemerintah daerah karena dana yang akan

digunakan untuk melaksanakan kegiatan/proyek tidak tersedia atau tidak

mencukupi dan pada akhirnya hal ini akan menyebabkan turunnya

penyerapan anggaran.

Hal ini sesuai dengan penelitian Abdullah & Halim (2003), Arif &

Halim (2013) menyatakan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap penyerapan anggaran. Dengan demikian

hipotesis yang di ajukan :

H 2 : Pendapatan Asli Daerah Berpengaruh Terhadap Penyerapan

Anggaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4.3 Perubahan anggaran Berpengaruh Terhadap Penyerapan

Anggaran

Keterlambatan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) akan mengakibatkan berkurangnya waktu bagi eksekutif

untuk merealisasikan program kegiatan dan pembangunan yang telah

direncanakan. Selain itu, keterlambatan dalam menetapkan APBD juga

dapat menimbulkan kerugian bagi pemerintah daerah yaitu berupa sanksi

penundaan dana perimbangan dari pemerintah pusat. Hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap penyerapan anggaran pemerintah daerah.

Hal ini sesuai dengan penelitian Ari Syahputra (2016) menyatakan

bahwa perubahan anggaran berpengaruh negatif terhadap penyerapan

anggaran. Dengan demikian hipotesis yang di ajukan :

H 3 : Perubahan Anggaran Berpengaruh Terhadap Penyerapan

Anggaran.

2.4.1 Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan Asli Daerah,

Perubahan Anggaran Berpengaruh Terhadap Penyerapan

Anggaran Secara Simultan.

Setelah mengetahui penjelasan dari variabel sisa anggaran tahun

sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan modal terhadap

penyerapan anggaran, peneliti ingin mengembangkan hipotesis penelitian

untuk mengetahui pengaruh sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan

asli daerah dan perubahan modal secara simultan sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


H 4 : Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan Asli Daerah,

Perubahan Anggaran Berpengaruh Terhadap Penyerapan

Anggaran Secara Simultan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat ekplanasinya, yang bertujuan menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain (Sugiyono, 2007), Maka jenis penelitian ini adalah penelitian

asosiatif/ hubungan. Pada penelitian ini bentuk hubungan yang digunakan adalah

hubungan kausal atau hubungan sebab akibat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara dalam jangka

waktu 2015-2016.Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti dan mempelajari

data sekunder yakni dokumen dari situs Direktoral Jenderal Perimbangan

Keuangan Kementerian Republik Indonesia

(http://www.djpk.kemenkeu.go.id)sesuai dengan data yang dibutuhkan.Waktu

penelitian dilakukan mulai dari penentuan judul pada bulan Agustus hingga

penelitian selesai.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder untuk

semua variabel yaitu : sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah

dan perubahan anggaran terhadap penyerapan anggaran. Data sekunder ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran APBD periode 2015-2016.Menurut

Erlina (2011:31), “data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak,

dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya”.

3.3.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data

dalam bentuk angka yang termasuk data sekunder, data sekunder ini adalah

data atau informasi yang di unduh melalui situs Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan Republik Indonesia (http://www.djpk.kemenkeu.go.id)

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:90).

Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di

Provinsi Sumatera Utarayakni sejumlah 33 Pemerintah Kabupaten/Kota yang

meliputi 25 Kabupaten dan 8 Kota.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi. Apabila populasi besar, sehingga peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar

representatif (mewakili). Jika sampel kurang representatif, akan mengakibatkan

nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi

yang sesungguhnya (Sugiyono, 2007: 116).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel

Kriteria
No Nama Kabupaten/Kota Sampel
1 2
1 Kab. Asahan √ x
2 Kab. Dairi √ √ Sampel 1
3 Kab. Deli Serdang √ √ Sampel 2
4 Kab. Karo √ x -
5 Kab. Labuhanbatu √ √ Sampel 3
6 Kab. Langkat √ x -
7 Kab. Mandailing Natal √ √ Sampel 4
8 Kab. Nias √ √ Sampel 5
9 Kab. Simalungun √ √ Sampel 6
10 Kab. Tapanuli Selatan √ √ Sampel 7
11 Kab. Tapanuli Tengah √ √ Sampel 8
12 Kab. Tapanuli Utara √ √ Sampel 9
13 Kab. Toba Samosir √ √ Sampel 10
14 Kota Binjai √ √ Sampel 11
15 Kota Medan √ √ Sampel 12
16 Kota Pematang Siantar √ √ Sampel 13
17 Kota Sibolga √ x -
18 Kota Tanjung Balai √ x -
19 Kota Tebing Tinggi √ √ Sampel 14
20 Kota Padang Sidempuan √ x -
21 Kab. Pakpak Bharat √ √ Sampel 15
22 Kab. Nias Selatan √ x -
23 Kab. Humbang Hasundutan √ √ Sampel 16
24 Kab. Serdang Bedagai √ x -
25 Kab. Samosir √ √ Sampel 17
26 Kab. Batu Bara √ √ Sampel 18
27 Kab. Padang Lawas √ √ Sampel 19
28 Kab. Padang Lawas Utara √ √ Sampel 20
29 Kab. Labuhanbatu √ √ Sampel 21
30 Kab. Labuhanbatu Utara √ x -
31 Kab. Nias Utara √ x -
32 Kab. Nias Barat √ √ Sampel 22
33 Kota Gunung Sitoli √ √ Sampel 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

ditentukan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yang

mempublikasikan Laporan Realisasi APBD-nya secara konsisten dari

tahun 2015-2016.

2. Laporan keuangan yang disajikan kabupaten/kota memuat secarasisa

anggaran tahun sebelumnya,pendapatan asli daerah, perubahan anggaran

dan penyerapan anggaran.

Jumlah populasi yang memenuhi kriteria sampel yang telah ditetapkan

adalah 23 kabupaten/kota sehingga jumlah data observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 46(23 kabupaten/kota x 2 tahun penelitian).

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data adalah metode

dokumentasi dengan menggunakan data sekunder yang diunduh dari situs

Direkorat Jenderal Perimbangan Keuangan Republik Indonesia (www.djpk

.depkeu.go.id). Data yang diperoleh adalah data time series. Data time series

adalah sekumpulan data dari fenomena tertentu yang diperoleh dalam beberapa

interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu satu tahun. Selain itu, peneliti juga

melakukan studi literatur melalui buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.yaitu data yang dikumpulkan secara rutin oleh instansi

tertentu yang kemudian digunakan oleh peneliti (Lubis, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.6 Definisi Operasional

Defenisi operasional merumuskan secara ringkas dan jelas tentang definisi

variabel dan indikatornya bila ada sehingga mudah untuk dipahami (secara

kualitatif) dan mudah untuk diukur (secara kuantitatif) (Lubis, 2012).

3.6.1 Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat di mana variabel ini

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel independen. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Penyerapan Anggaran (Y)

Seluruh pengeluaran belanja pemerintah daerah yang dapat direalisasikan

sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam APBD.Realisasi belanja

pemerintah daerah sampai dengan akhir tahun anggaran.Diukur

menggunakan skala rasio.

ΣRealisasiAnggaran
ΣPagu Anggaran(batas tertinggi anggaran]x 100%

3.6.2 Variabel Independen

Variabel Independendisebut juga variabel bebas, yaitu variabel yang

dianggap sebagai penyebab munculnya variabel dependen.Variabel

independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya (X 1 )

Besaran sisa anggaran tahun lalu yang terdapat dalam APBD tahun

berjalan.Besaran SiLPA dalam APBD murni.Diukur menggunakan skala

rasio.

Realisasi SiLPA
Total pendapatan daerah x 100%

2. Pendapatan Asli Daerah (X 2 )

pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan akhir tahun anggaran.

Diukur menggunakan skala rasio.

Realisasi Pendapatan asli daerah x 100%


Total pendapatan asli daerah

3.Perubahan Anggaran (X 3 )

Perubahan terhadap APBD yang bertujuan untuk menyesuaikan anggaran

terhadap perubahan-perubahan terkini.Selisish antara anggaran belanja

setelah perubahan dengan anggaran belanja dalam APBD murni.Diukur

menggunakan skala rasio.

Anggaran Perubahanx 100%


Anggaran Murni

3.7 Skala Pengukuran variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.

Skala rasio merupakan skala interval yang memiliki nilai nol mutlak, sehingga

skala rasio dapat dibuat dalam perkalian ataupun pembagian. Skala ini

menunjukkan jenis pengukuran yang jelas dan akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Indikator/parameter yang digunakan dalam penghitungan skala rasio

dalam penelitian ini adalah data yang berada dalam Laporan Realisasi APBD

Tahun 2015-2016. skala pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Parameter Skala


Penyerapan Seluruh pengeluaran belanja Realisasi belanja Rasio
Anggaran (Y) pemerintah daerah yang dapat pemerintah daerah sampai
direalisasikan sesuai dengan apa dengan akhir tahun
yang telah ditetapkan dalam anggaran
APBD

Sisa Anggaran Besaran sisa anggaran tahun Total pemasukan daerah Rasio
Tahun lalu yang terdapat dalam APBD dikurangi pengeluaran
Sebelumnya (X 1 ) tahun berjalan daerah

Pendapatan Asli pendapatan yang diperoleh Realisasi Pendapatan Asli Rasio


Daerah(X 2 ) daerah yang dipungut Daerah (PAD)
berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

Perubahan Perubahan terhadap APBD yang Selisish antara anggaran Rasio


Anggaran (X3) bertujuan untuk menyesuaikan belanja setelah perubahan
anggaran terhadap perubahan- dengan anggaran belanja
perubahan terkini. dalam APBD murni

3.8. Metode Analisis Data

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah penerapan metode statistik untuk

mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif

secara deskriptif. Hasil dari statistik deskriptif akan menunjukan gambaran

umum dan karakteristik data yang diolah seperti nilai minimum, maximum,

mean, standar deviasi dan lain-lain.(Ghozali, 2013:94).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.2Uji Asumsi klasik

“Uji asumsi klasik merupakan uji yang digunakan sebagai syarat

penggunaanmetoderegresi”Ghozali,(2013:158).Asumsitersebutadalahasumsi

normalitas,multikolinearitas, dan heterokedastisitas.

3.8.3Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013:160).Pengujian

normalitasyang dapat digunakan adalah uji statistik non

parametrikKolmogorov-Smirnov (K-S).

Kriteria pengambilan keputusan dari uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

adalah sebagai berikut:

- Jika signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, sebaliknya

- Jika signifikansi ≥ 0,05 maka distribusi data normal.

3.8.4Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen

(Ghozali, 2013:107). Pengujian multikolonieritas dilakukan dengan

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai

tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3.8.5Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam

suatu model regresi maka dalam penelitian ini digunakan Durbin Watson Test

(DW-Test) dengan ketentuan dU≤DW≤4-dU (Ghozali, 2013:110).

Dasar pengambilan keputusan:

Tabel 3.3

Pengukuran Autokorelasi Durbin-Watson (DW-Test)

Nilai d Keterangan Keputusan


0 < DW< dL Tidak Ada Autokorelasi Tolak
Positif
dL ≤ DW ≤ dU Tidak Ada Autokorelasi Tanpa Keputusan
Positif
4 – dL < DW< 4 Tidak Ada Korelasi Negatif Tolak
4 – dU ≤ DW ≤ 4 – dL Tidak Ada Korelasi Negatif Tanpa Keputusan
dU < DW< 4 – dU Tidak Ada Autokorelasi, Tidak Ditolak
Positif atau Negatif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.6Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan:

-Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas

dandibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas(Ghozali, 2013:139).

3.9 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini hipotesis disusun untuk menemukan apakah terdapat

pengaruhantaraaspek rasional terhadap penyerapan anggaran.Olehkarena

itupengujianhipotesa dalampenelitianini

menggunakananalisisregresiberganda.Analisisinidigunakanuntukmenguji arah

hubungan beberapavariabel independen terhadap variabel dependen(Ghozali,

2013:96).

Persamaanregresiuntukmengujihipotesis-hipotesisyang diajukan,

dinyatakan dalam modelberikut:

Y=α+β1.X1 +β2.X2 +β3.X3 +ε

Keterangan:
Y =Penyerapan Anggaran
X1 =Sisa Anggaran Tahun sebelumnya
X2 =Pendapatan Asli Daerah
X3 =Perubahan Anggaran
α =Konstansta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


β =Koefisien
ε =error

3.9.1Analisis Koefisien Determinasi(𝑹𝑹𝟐𝟐 )

Koefisien determinasi (𝑅𝑅2 ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang

mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang

digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel

tak bebas. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1.Nilai

koefsien determinasi 𝑅𝑅2 yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan

variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi

variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi 𝑅𝑅2 yang

mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

bebas(Ghozali, 2013:97).

3.9.2 Uji Simultan ( Uji F-test)

Uji F-test digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi penyerapan anggaran. F-test juga digunakan

untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013:98). Kriteria

pengujiannya (Uji-F) adalah seperti berikut ini:

1. Ha ditolak yaitu apabila value > 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih
dari nilai α 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak
(fit) untuk digunakan dalam penelitian.
2. Ha diterima yaitu apabila value = 0.05 atau bila nilai signifikansi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kurang dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti model regresi dalam

penelitian ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

3.9.3 Uji Parsial ( Uji t-test)

Uji t-test merupakan uji statistik parametrik yang digunakan untuk

menguji hipotesis. Alasan penggunaan uji t-test karena diasumsikan data

akan terdistribusikan normal, karena data yang digunakan secara

keseluruhan pada tiap hipotesis dan akan dilihat apakah memiliki nilai

rata-rata yang berbeda.(Ghozali, 2013:98)tujuan uji ini untuk mengetahui

t-test for equality means tiap pimpinan apakah sama atau berbeda, dengan

ketentuan keputusan sebagai berikut:

• Jika probabilitas > 0.5 maka H 0 diterima

• Jika probabilitas < 0.5 maka H 0 ditolak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum tentang objek

penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik

deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang

diteliti.Jumlah sampel pada tiap tahunnya adalah berimbang, yaitu 23

Pemerintah Daerah Sumatera Utara. Statistik deskriptif pada penelitian ini

difokuskan kepada nilai minimum, maximum, dan rata-rata masing-masing

variabel penelitian sebagaimana yang terdapat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


Penyerapan Anggaran
46 26,91 29,14 27,6387
Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya
46 ,00 12,11 9,9572
Pendapatan Asli Daerah
46 23,40 28,06 24,9552
Perubahan Anggaran
46 13,60 29,14 25,2567
Valid N (listwise)
46

Sumber: data diolah, 2017

Statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menampilkan penyerapan anggaran

sebagai variabel dependen memiliki nilai minimum 26,91, nilai maksimum

29,14. Dan nilai rata-rata penyerapan anggaran adalah 27,6387 dengan

jumlah pengamatan sebanyak 46 data.

Variabel sisa anggaran tahun sebelumnya memiliki nilai minimum 0,00

dan nilai maksimum 12,11 dan nilai rata-rata 9,9572 dengan jumlah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengamatan pada variabel sisa anggaran tahun sebelumnya berjumlah 46 data

pengamatan.

Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel pendapatan asli daerah

menunjukkan nilai minimum sebesar 23,40. Nilai maksimum sebesar 28,06

dan rata-rata pendapatan asli daerah sebesar 24,9552 dengan jumlah

pengamatan sebanyak 46 data.

Perubahan anggaran memiliki nilai minimum 13,60. Nilai maksimum

29,14 dan rata-rata nilai perubahan anggaran sebesar 25,2567 dengan jumlah

pengamatannya berjumlah 46 data.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang baik dan layak di uji adalah model regresi yang bebas

dari masalah asumsi klasik.Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik,

analisis regresi harus melakukan pengujian asumsi klasik sebelum dan apabila

terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan

terlebih dahulu (Ghozali, 2005).

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian berdistribusi secara

normal atau tidak.Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 46
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,19557525
Most Extreme Differences Absolute ,101
Positive ,074
Negative -,101
Test Statistic ,101
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: data diolah, 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig. (2-tailed)

sebesar 0.200 lebih besar dari 0.05.Maka dapat disimpulkan bahwa data dari

seluruh variabel dalam penelitian ini berdistribusi secara normal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik

Untuk mendukung hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S),

peneliti melakukan uji grafik dengan hasil pada gambar di atas.Dapat dilihat

dari Gambar 4.1, bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal.Hasil

ini menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi

asumsi normalitas.

4.2.2 Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat kolerasi antara variabel bebas (independen).Dalam model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel

independen. Multikolinearitas dapat diketahui dengan beberapa cara salah

satunya melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang

dihasilkan oleh variabel-variabel independen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika

tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas.

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya ,987 1,014
Pendapatan Asli Daerah ,978 1,022
Perubahan Anggaran ,985 1,015
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran
Sumber: data diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala

multikolinearitas pada interaksi variabel sisa anggaran tahun sebelumnya,

pendapatan asli daerah dan perubahan anggaran.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Alat analisis yang digunakan adalah

uji Durbin– Watson Statistic dengan ketentuan:

1. Bila nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper

Bound (DU) dan 4 – DU, makan koefisien autokorelasi sama dengan

nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound

(DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada

autokorelasi positif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil dar nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nila DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL)

atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

Dalam penelitian ini karena menggunakan n = 46, k=3 sehingga sesuai

dengan tabel Durbin-Watson pada level of signifikansi 0,05 diketahui dl =

1.3912 du = 1.6677, 4-du = 2.3323 dan 4-dl =2.6088.

Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson


1 ,920 a
,847 ,836 ,20244 2,381
a. Predictors: (Constant), Perubahan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan
Asli Daerah
b. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran
Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai Durbin Watson (DW) terletak antara 4-DU

dan 4-DL yaitu 2.3323 > 2.381 < 2.6088, maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan

ketentuan:

- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi

heteroskedastisitas.

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari output uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa tidak ada pola

yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3 Uji Hipotesis

4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh sisa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anggaran tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan anggaran

terhadap penyerapan anggaran. Hasil analisis regresi untuk penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 16,458 ,760 21,644 ,000

Sisa Anggaran Tahun -,035 ,016 -,133 -2,183 ,035


Sebelumnya
Pendapatan Asli Daerah ,458 ,030 ,918 15,042 ,000

Perubahan Anggaran ,004 ,006 ,042 ,685 ,497

a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran


Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui persamaan regresi linier

bergandanya, yaitu :

Y = 16.458 - 0.035 X1+ 0.458X2+0.004X3+e


Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 16,458 menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai

variabel independen sama dengan nol, maka variabel penyerapan

anggaran (Y) sama dengan 16,458.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Koefisien X (b ) = -0.035, menunjukkan bahwa variabel sisa anggaran
1 1

tahun sebelumnya (X ) memiliki pengaruh negatif terhadap penyerapan


1

anggaran (Y). Artinya jika variabel lain nilainya tetap dan variabel sisa

anggaran tahun sebelumnya naik semakin tinggi satu satuan maka akan

mengurangi penyerapan anggaran sebesar 0.035 (3,5%).

c. Koefisien X (b ) = 0.458 menunjukkan bahwa variabel pendapatan asli


2 2

daerah (X ) memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan anggaran


2

(Y). Artinya jika variabel lain nilainya tetap dan variabel pendapatan asli

daerah ditingkatkan satu satuan maka akan meningkatkan penyerapan

anggaran sebesar 0.458 (45,8%).

d. Koefisien X (b ) = 0.004 menunjukkan bahwa variabel perubahan


3 3

anggaran (X ) memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan anggaran


3

(Y). Artinya jika variabel lain nilainya tetap dan variabel perubahan

anggaran ditingkatkan satu satuan maka hal ini akan meningkatkan

penyerapan anggaran sebesar 0.004 (0,4%).

e. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

4.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R ) 2

Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh


2

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2005).Nilai R berkisar antara 0-1% dan jika nilainya mendekati 1 maka


2

semakin baik.Nilai R dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.


2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R ) 2

Model Summary b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson


1 ,920 a
,847 ,836 ,20244 2,381
a. Predictors: (Constant), Perubahan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan
Asli Daerah

b. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran


Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.6, besarnya nilai R Square (R ) adalah 0.847 yang


2

berarti sebesar 0.847 atau (84.7%) variabel independen yaitu sisa anggaran

tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan anggaran

mampu menjelaskan atau menggambarkan penyerapan anggaran. Sedangkan

sisanya sebesar 15.3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model penelitian.

4.3.3 Uji Statistik F (Simultan)

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen

terhadap variabel dependen (penyerapan anggaran) secara simultan.Pengaruh

ini perlu diuji untuk melihat apakah model regresi ini dapat dilanjutkan dengan

melakukan uji t (parsial) atau tidak.

Jika hasil uji F berpengaruh positif maka model regresi ini dapat dilanjutkan

dengan melakukan uji t (uji secara parsial).Sebaliknya jika tidak berpengaruh,

maka uji t (uji parsial) tidak dapat dilakukan, karena semua variabel

independen tidak ada yang mempengaruhi variabel dependen.Berikut ini tabel

hasil uji F.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.7
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVA a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 9,525 3 3,175 77,474 ,000 b

Residual 1,721 42 ,041

Total 11,246 45
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran
b. Predictors: (Constant), Perubahan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan
Asli Daerah

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai

signifikan 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05. Ini berarti hasil uji F

menunjukkan terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan. Untuk melihat variabel independen apa saja yang

berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji t (uji parsial).

4.3.4 Uji Statistik t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam suatu penelitian dapat dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut :

a. Bila nilai signifikan lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05)

maka Ha diterima dan H0 ditolak, variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Bila nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig > 0,05)

maka H0 diterima dan Ha ditolak, variabel bebas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.8
Hasil Uji t (Parsial)

Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 16,458 ,760 21,644 ,000

Sisa Anggaran Tahun -,035 ,016 -,133 -2,183 ,035


Sebelumnya
Pendapatan Asli Daerah ,458 ,030 ,918 15,042 ,000

Perubahan Anggaran ,004 ,006 ,042 ,685 ,497

a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran


Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil analisis uji regresi menyatakan bahwa

perubahan anggaran tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial

(individual) terhadap penyerapan anggaran. Namun sisa anggaran tahun

sebelumnya dan pendapatan asli daerah secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap penyerapan anggaran.

1. Nilai signifikan untuk variabel sisa anggaran tahun sebelumnya sebesar

0.035 lebih kecil dari probabilitas 5% yaitu 0.05. Hasil ini menunjukkan

bahwa sisa anggaran tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penyerapan anggaran. Koefisien beta unstandardized coefficient variabel

sisa anggaran tahun sebelumnya memilki nilai negatif yaitu -0.035 yang

berarti sisa anggaran tahun sebelumnya memiliki hubungan yang negatif

dengan penyerapan anggaran.

2. Nilai signifikan untuk variabel pendapatan asli daerah sebesar 0.000 yang

lebih kecil dari probabilitas 5% yaitu 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa

pendapatan asli daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran. Koefisien beta unstandardized coefficient variabel

pendapatan asli daerah memilki nilai positif yaitu 0.458 yang berarti

pendapatan asli daerah memiliki hubungan yang positif dengan penyerapan

anggaran.

3. Nilai signifikan untuk variabel perubahan anggaran sebesar 0.497 yang

lebih besar dari probabilitas 5% yaitu 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa

perubahan anggaran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran. Koefisien beta unstandardized coefficient variabel

perubahan anggaran memilki nilai negatif yaitu 0.004 yang berarti

perubahan anggaran memiliki hubungan yang positif dengan penyerapan

anggaran.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sisa anggaran tahun

sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sisa anggaran tahun

sebelumnya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyerapan

anggaran.Dengan hasil tersebut maka H1 diterima.

Secara teoritis, pelampauan pendapatan ataupun penghematan belanja

pada realisasi APBD sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Sisa dana

ini merupakan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebagai estimasi

dari perhitungan APBD sebelum tahun anggaran berakhir. Semakin besar

SiLPA, menunjukan kekurangcermatan penganggaran atau perencanaan

yang kurang baik serta adanya kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan

anggaran.Rasio SiLPA terhadap belanja menunjukan porsi belanja yang

tertunda atau anggaran yang tidak terserap. Dengan begitu maka sisa

anggaran tahun sebelumnya akan mempengaruhi penyerapan anggaran

dalam suatu daerah.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Viona (2015) dan

Abdullah dkk (2015) yang menyatakan bahwa sisa lebih anggaran tahun

sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.

4.4.2 Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah

berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Hasil pengujian

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah secara

parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Dengan

hasil tersebut H2 diterima.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Secara teoritis, penyusunan anggaran belanja pemerintah daerah tidak

terlepas dari target pendapatan asli daerah yang akan dicapai oleh

pemerintah daerah. Dalam penyusunan anggaran belanja, pemerintah daerah

selalu memperhitungkan pendapatan asli daerah yang akan diperoleh untuk

memenuhi kebutuhan belanjanya. Oleh karena itu, jika target yang telah

ditetapkan pada awal tahun anggaran tidak tercapai maka hal tersebut akan

mempengaruhi realisasi belanja pemerintah daerah karena dana yang akan

digunakan untuk melaksanakan kegiatan/proyek tidak tersedia atau tidak

mencukupi dan pada akhirnya hal ini akan menyebabkan turunnya

penyerapan anggaran.

Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Abdullah dan Halim (2003); Arif dan Halim (2013) yang

menyatakan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran

4.4.3 Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah perubahan anggaran

berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Hasil pengujian

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan anggaran secara parsial

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Dengan

hasil tersebut H3 ditolak.

Secara teoritis, keterlambatan menetapkan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) akan mengakibatkan berkurangnya waktu bagi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


eksekutif untuk merealisasikan program kegiatan dan pembangunan yang

telah direncanakan. Selain itu, keterlambatan dalam menetapkan APBD juga

dapat menimbulkan kerugian bagi pemerintah daerah yaitu berupa sanksi

penundaan dana perimbangan dari pemerintah pusat. Hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap penyerapan anggaran pemerintah daerah. Namun

berdasarkan hasil dalam penelitian ini tidak terbukti bahwa perubahan

anggaran dapat mempengaruhi penyerapan anggaran secara signifikan.

Hasill ini tidak sejalan dengan penelitian Ari Syahputra (2016) yang

menyatakan bahwa perubahan anggaran berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran.

4.4.4 Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah sisa anggaran tahun

sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan anggaran secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran.Hasil

pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sisa anggaran tahun

sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan anggaran secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan

anggaran.Berpengaruh signifikan ditunjukkan dengan nilai signifikan 0.000

yang lebih kecil dari 0.05 (tabel 4.7).

Dengan hasil tersebut maka H4 atau hipotesis yang menyetakan

bahwa sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perubahan anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran diterima.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sisa anggaran tahun sebelumnya secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap penyerapan anggaran.

2. Pendapatan asli daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran.

3. Perubahan anggaran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan anggaran.

4. Sisa anggaran tahun sebelumnya, pendapatan asli daerah dan perubahan

anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan

anggaran.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas dan keterbatasan dalam melakukan

penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan berdasarkan pada alat ukur (parameter) yang

penulis ketahui semata, sehingga hasil penelitian ini kemungkinan tidak sama

jika diaplikasikan pada alat ukur (parameter) yang lain. Pada penelitian

selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat ukur (parameter) yang lain

sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Pada penelitian selanjutnya peneliti agar menggunakan variabel lain yang

diduga dapat mempengaruhi penyerapan anggaran, penelitian selanjutnya

disarankan untul menambahkan variabel independen lain selain ketiga

variabel yang telah diuji dalam penelitian ini. Variabel yang dapat digunakan

misalnya perencanaan anggaran, kualitas sumber daya menusia dan lain-lain,

sehingga bisa lebih memberikan hasil yang menyeluruh yang dapat

menjelaskan penyerapan anggaran pada suatu pemerintah daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy & Asmara, Jhon Andra.2006. Prilaku Oportunistik Legislatif


dalam Penganggaran Daerah, Bukti Empiris atas Aplikasi Agency Theory
di Sektor Publik.Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 23-26 Agustus
2006.

________, & Halim, Abdul. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah:
Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional
Akuntansi VI:1140-1159, Surabaya 16-17 Oktober 2003.

________, Romaidon Darma & Hasan Basri. 2015. Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Serapan Anggaran Pemerintah Daerah Studi pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Aceh. Aceh :Universitas Syiah
Kuala.

________. 2009.Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah


:Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi.
https://syukriy.wordpress.com/2009/10/13/hubungan-dan-masalah-
keagenan-di-pemerintah-daerah-sebuah-peluang-penelitian-anggaran-dan-
akuntansi/. Diakses pada tanggal 12 Februari 2016.

________. 2012. Hubungan Keagenan antara Kepala Daerah dan Kepala SKPD-
Anggaran SKPD.https://syukriy.wordpress.com/2012/11/26/hubungan-
keagenan-antara-kepala-daerah-dan-kepala-skpd/. Diakses pada tanggal 12
Februari 2016.

________. 2013. Perubahan APBD.


https://syukriy.wordpress.com/2013/04/22/perubahan-apbd/. Diakses pada
tanggal 12 Februari 2016.

________. 2013. Pengaruh SiLPA Terhadap Belanja.


https://syukriy.wordpress.com/2013/12/16/pengaruh-silpa-terhadap-
belanja/. Diakses pada tanggal 12 Februari 2016.

Arif, Emkhad&Abdul Halim. 2013. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab


Minimnya Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2011.Simposium Nasional
Akuntansi XVI Manado, 25-28 September 2013. Jurnal dan Prosiding SNA
Vol. 16.Tahun 2013.

Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik).


Jakarta : Indeks.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan, Laporan APBD, www.djpk.depkeu.go.id
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Erlina, Omar Sakti Rambe, Rasdianto. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah
Berbasis Akrual. Jakarta: Salemba Empat.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, Buku Petunjuk
Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:


Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Edisi 7.Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.


Jakarta : Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Kasus
Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi
VI:1140-1159, Surabaya 16-17 Oktober 2003.

________& Abdullah, Syukriy. 2006. Hubungan dan Masalah Keagenan di


Pemerintahan Daerah: Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan
Akuntansi. Jurnal akuntansi pemerintah Vol 2 No.1 Mei 2006: 53-64.

Halim, Abdul.2014. Manajemen Keuangan Sektor Publik problematika


penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jakarta : Salemba Empat.

Halim, Abdul dan Muhammad Syam Khusufi. 2016. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik dari Anggaran hingga Laporan Keuangan dari
Pemerintah hingga Tempat Ibadah. Jakarta: Salemba Empat
Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penelitian
Tesis.Medan : USU Press.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Noviwijaya, Amdi. 2013.“Pengaruh Keragaman Gender dan Usia Pejabat


Perbendaharaan Terhadap Penyerapan Semarang I)”.Skripsi, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Diponegoro Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Republik Indonesia.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.

________. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

________. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah.

________. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah.

________. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan.

________. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang


Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesembilan. Bandung. CV


Alvabeta

Syahputra, Ari. 2016.“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan


Anggaran Dengan Perubahan Anggaran Sebagai Variabel Moderating
Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara (2011-2014)”,Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara, Medan.

Viona, Cut. 2015. Pengaruh Surplus/Defisit, Jenis Pemerintah Daerah dan


Perubahan Anggaran Terhadap Sisa Anggaran pada Kabupaten/Kota di
Indonesia. Tesis.Aceh : Universitas Syiah Kuala.

www.bpkp.go.id

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Data Penelitian

Data Penelitian Setelah di Transform Dalam Bentuk LN

LN Y LN X1 LN X2 LN X3
27,49 10,37 24,80 27,49
28,64 9,62 26,97 28,64
27,65 11,19 25,34 27,65
27,85 8,52 24,88 27,85
27,23 10,69 24,98 27,23
28,23 6,91 25,44 28,23
27,74 11,12 25,42 27,74
27,60 10,13 24,90 27,60
27,72 10,13 25,14 27,72
27,47 9,80 24,16 27,47
27,51 9,80 25,08 27,51
29,11 9,80 28,03 29,11
27,51 11,30 25,28 27,51
27,23 10,29 25,13 27,23
26,92 10,54 23,49 26,92
27,37 9,36 24,29 27,37
27,25 10,31 24,26 27,25
27,53 10,07 24,67 27,53
27,39 11,21 24,27 27,39
27,28 8,83 24,00 27,28
27,37 0,00 24,20 27,37
26,91 10,70 23,40 26,91
27,09 10,80 23,92 27,09
27,62 9,80 24,94 14,00
28,73 10,90 27,07 28,73
27,81 10,30 25,56 14,20
28,01 11,33 24,98 28,01
27,40 10,84 25,14 13,84
28,41 5,30 25,61 28,41
27,79 9,70 25,06 27,79
27,72 10,22 25,00 14,07
27,86 10,85 25,27 27,86
27,64 10,27 24,72 27,64
27,58 10,64 25,30 13,96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29,14 12,11 28,06 29,14
27,57 9,33 25,34 27,57
27,36 11,00 25,27 27,36
27,03 10,78 23,65 27,03
27,51 10,06 24,46 13,82
27,42 10,67 24,39 27,42
27,75 10,26 24,81 13,85
27,44 11,46 25,08 27,20
27,67 10,56 24,14 27,67
27,49 10,60 24,47 27,49
27,06 10,52 23,47 27,06
27,28 9,04 24,10 13,60

2. Lampiran Hasil Output SPSS


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Penyerapan Anggaran 46 26,91 29,14 27,6387
Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya 46 ,00 12,11 9,9572
Pendapatan Asli Daerah 46 23,40 28,06 24,9552
Perubahan Anggaran 46 13,60 29,14 25,2567
Valid N (listwise) 46

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 46
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,19557525
Most Extreme Differences Absolute ,101
Positive ,074
Negative -,101
Test Statistic ,101
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Variables Entered/Removed a

Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Perubahan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya,
. Enter
Pendapatan Asli Daerah b

a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran


b. All requested variables entered.

Model Summary b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson


1 ,920a
,847 ,836 ,20244 2,381
a. Predictors: (Constant), Perubahan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan
Asli Daerah
b. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

ANOVA a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 9,525 3 3,175 77,474 ,000 b

Residual 1,721 42 ,041


Total 11,246 45
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran
b. Predictors: (Constant), Perubahan Anggaran, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya, Pendapatan
Asli Daerah

Coefficients a

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 16,458 ,760 21,644 ,000
Sisa Anggaran
Tahun -,035 ,016 -,133 -2,183 ,035 ,987 1,014
Sebelumnya
Pendapatan Asli
,458 ,030 ,918 15,042 ,000 ,978 1,022
Daerah
Perubahan
,004 ,006 ,042 ,685 ,497 ,985 1,015
Anggaran
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Residuals Statistics a

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 26,9067 29,0679 27,6387 ,46007 46
Std. Predicted Value -1,591 3,106 ,000 1,000 46
Standard Error of Predicted Value
,033 ,163 ,054 ,025 46

Adjusted Predicted Value 26,9063 29,0548 27,6457 ,46181 46


Residual -,48482 ,41644 ,00000 ,19558 46
Std. Residual -2,395 2,057 ,000 ,966 46
Stud. Residual -2,427 2,108 -,011 1,035 46
Deleted Residual -,79245 ,43712 -,00698 ,23566 46
Stud. Deleted Residual -2,586 2,202 -,017 1,066 46
Mahal. Distance ,191 28,027 2,935 4,549 46
Cook's Distance ,000 2,469 ,070 ,363 46
Centered Leverage Value ,004 ,623 ,065 ,101 46
a. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai