Anda di halaman 1dari 87

SKRIPSI

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP


PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MEDAN DENGAN
JUMLAH WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI

OLEH

BRIAN RENZO SIHOTANG

130503185

PROGRAM STUDI STRATA 1

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN

Telah diuji pada


Tanggal 23 Agustus 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI


Ketua Penguji : Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak, CPA
Penguji : Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak
Pembanding : Drs. Arifin Lubis, MM, Ak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan Dengan

Jumlah Wajib Pajak Sebagai Variabel Pemoderasi” adalah benar hasil karya

tulis saya sendiri yang disusun tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya dapatkan dari perusahaan atau

lembaga dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin

dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilimiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 23 Agustus 2018


Yang membuat pernyataan,

Brian Renzo Sihotang


NIM: 130503185

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETIBUSI DAERAH TERHADAP


PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MEDAN DENGAN
JUMLAH WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pajak daerah dan
retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan serta
jumlah wajib pajak mempengaruhi hubungan tersebut.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah analisis statisik deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis.Variabel terikat pada penelitian ini adalah
pendapatan asli daerah.Variabel bebas pada penelitian ini adalah pajak daerah dan
retribus daerah.Variabel moderasi pada penelitian ini adalah jumlah wajib
pajak.Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive.Data yang
digunakan pada penelitian adalah data sekunder pada periode 2009-2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah memiliki pengaruh
lebih signifikan daripada retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota
Medan, tetapi pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh secara positif
terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan tahun 2009-2016. Hasil penelitian
juga menunjukkan jumlah wajib pajak sebagai variabel pemoderasi tidak
mempengaruhi hubungan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan
asli daerah Kota Medan tahun 2009-2016.

Kata Kunci: pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan asli daerah, jumlah
wajibpajak

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

THE EFFECT OF LOCAL TAX AND LOCAL RETRIBUTION TOWARDS


MEDAN CITY LOCALLY-GENERATED REVENUE WITH AMOUNT
OF TAXPAYER AS MODERATING VARIABLE
The purpose of this study is to know the effect of local tax and local
retribution towards Medan City locally-generated revenue along with amount of
taxpayer influence that relationship.
Research method on this is descriptive statistical analysis, classical
assumption test, and hypothesis test. The dependent variable in this study is
locally-generated revenue. The independent variables in this study is local tax
and local retribution. The moderating variable in this study is amount of
taxpayer. The study is using saturated sample technique because the population
in this study is. The type of data used in this study is secondary data in 2009-
2016.
The results of this study show that local tax have a significant effect
towards Medan City locally-generated revenue than local retribution, but the
local tax and local retribution have a positive effect towards Medan City locally-
generated revenue in 2009-2016. The results of this study also show the amount
of taxpayer as moderating variable doesn’t have effect to relationship between
local tax and local retribution towards Medan City locally-generated revenue in
2009-2016.

Keywords: local tax, local retribution, locally-generated revenue, amount of


taxpayer

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga

penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan Dengan Jumlah Wajib

Pajak Sebagai Variabel Pemoderasi” dapat diselesaikan penulis. Penulisan ini

ditujukan sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari program

studi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah

banyak mendapatkan pengalaman bimbingan, nasihat, dorongan, dan bantuan baik

secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak, CPA dan Bapak Drs.

Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen/Program

Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak, CPA selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan, bimbingan, waktu, dan dorongan kepada

penulis.

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji dan Bapak

Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak

memberikan saran dan masukan bagi penulis.

5. Kedua orangtua penulis yaitu Bapak Rasten Sihotang dan Ibu Rustika Sinaga

serta ketiga adik saya Bella Meralda Sihotang, Agnes Stefany Sihotang, dan

Axel Filbert Van Owen Sihotang yang senantiasa memberikan kasih saying

dan dukungan kepada penulis.

6. Kepada rekan-rekan seperjuangan dalam Miracle In Christ, teman-teman saya

yang tidak bisa disebutkan satu per satu, dan seluruh keluarga besar baik dari

Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Medan, 23 Agustus 2018


Penulis,

Brian Renzo Sihotang


NIM: 130503185

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN.............................................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8
2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ................................................................ 8
2.1.1 Klasifikasi PAD ..................................................................................... 9
2.2 Pajak Daerah ............................................................................................. 10
2.2.1 Kriteria Pajak Daerah ............................................................................. 10
2.2.2 Klasifikasi Pajak Daerah ........................................................................ 12
2.2.2.1 Pajak Hotel .......................................................................................... 12
2.2.2.2 Pajak Restoran .................................................... 13
2.2.2.3 Pajak Hiburan...................................................... 13
2.2.3 Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah..................................................... 14
2.3 Retribusi Daerah ....................................................................................... 16
2.3.1 Objek, Subjek, dan Wajib Retribusi Daerah .......................................... 16
2.3.2 Klasifikasi Retribusi Daerah .................................................................. 18
2.3.3 Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ............................................... 25
2.4 Wajib Pajak ............................................................................................... 25
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................................. 28
2.6 Kerangka Konseptual ................................................................................ 30
2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33
3.1 Jenis Penelitian........................................................................... 33
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 33
3.2.1 Variabel Terikat ............................................................... 33
3.2.2 Variabel Bebas ................................................................. 33
3.2.3 Variabel Pemoderasi ........................................................ 34
3.3 Definisi Operasional Variabel.................................................... 34
3.4 Sampel Penelitian....................................................................... 35
3.5 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 36

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 36
3.7 Teknik Analisis Data.................................................................. 37
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................. 37
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 37
3.7.2.1 Uji Normalitas ..................................................... 37
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ........................................... 38
3.7.2.3 UjiHeteroskedastisitas......................................... 39
3.7.2.4 Uji Autokorelasi .................................................. 39
3.7.3 Analisis Regresi Berganda ............................................... 40
3.7.4 Pengujian Hipotesis ......................................................... 41
3.7.4.1 Uji t ..................................................................... 41
3.7.4.2 Uji F .................................................................... 42
3.7.4.3 Uji Interaksi ........................................................ 42
BAB IV HASIL ANALISIS PENELITIAN ................................................. 44
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 44
4.2 Analisis Hasil Penelitian ............................................................ 44
4.2.1 Statistik Deskriptif ........................................................... 44
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 46
4.2.2.1 Uji Normalitas ..................................................... 46
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ........................................... 47
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas........................................ 48
4.2.2.4 Uji Autokorelasi .................................................. 49
4.2.3 Analisis Regresi Berganda ............................................... 50
4.2.4 Pengujian Hipotesis ......................................................... 53
4.2.4.1 Uji t ..................................................................... 53
4.2.4.2 Uji F .................................................................... 55
4.2.4.3 Uji Interaksi ........................................................ 56
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 58
4.3.1 Hipotesis Pertama ............................................................ 58
4.3.2 Hipotesis Kedua ............................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 60
5.2 Keterbatasan ............................................................................... 61
5.3 Saran .......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
LAMPIRAN.................................................................................................... 65

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Pertumbuhan Anggaran PAD, Pertumbuhan Realisasi


Anggaran PAD, dan Realisasi Anggaran PAD Terhadap
Anggaran PAD ............................................................................... 3
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................... 28
3.1Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ................................ 34
3.2 Pertimbangan Pada Sampel Penelitian........................................... 35
4.1 Statistik Deskriptif ......................................................................... 45
4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ....................................... 47
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 48
4.4 Hasil Uji Glejser ............................................................................ 49
4.5 Hasil Uji Durbin-Watson ............................................................... 49
4.6 Hasil Uji Run Test .......................................................................... 50
4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda ................................................... 51
4.8 Hasil Uji t ....................................................................................... 54
4.9 Hasil Uji F ...................................................................................... 56
4.10 Hasil Uji Interaksi .......................................................................... 57
5.1 Data PAD, Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah Kota Medan
Tahun 2010-2016 ........................................................................... 60

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 30


4.1 Grafik Normal P-Plot .................................................................. 46

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Yang Diolah Oleh Peneliti ........................................................... 65


2 Hasil Output SPSS ...................................................................... 67
3 t Tabel dan F Tabel ..................................................................... 72

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbagi atas daerah-daerah

provinsi kemudian daerah provinsi terdiri atas daerah-daerah

kabupaten/kota.Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan

Republik Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kesempatan

dan keluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 otonomi daerah adalah hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Otonomi daerah diarahkan untuk pelaksanaan pembangunan secara merata

sehingga setiap daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri tanpa harus bergantung kepada

pemerintah pusat.Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah dibiayai oleh

APBD, sedangkan untuk pemerintah pusat dibiayai oleh APBN.Dalam

pelaksanaan pembangunan secara merata dibutuhkan biaya yang cukup besar,

tetapi mengingat tidak semua sumber-sumber pembiayaan dari pemerintah pusat

dapat diberikan ke daerah, maka pemerintah daerah diwajibkan untuk menggali

semua potensi sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sumber-sumber keuangan daerah menurut Peraturan Pemerintah No.71

Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Pendapatan Asli

Daerah (PAD), pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan daerah yang

sah.Pendapatan asli daerah bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah.

Pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.Dari ketiga sumber pendapatan asli

daerah tersebut, pajak daerah dan retribusi daerah yang selalu memberikan

kontribusi besar bagi pendapatan asli daerah.Pajak daerah sebagai bagian dari

pendapatan asli daerah merupakan sebuah sistem perpajakan di Indonesia yang

pada dasarnya merupakan beban masyarakat, sehingga kebijakan tersebut perlu

dijaga agar dapat memberikan beban yang adil.Pembinaan ini dilakukan secara

terus menerus terutama mengenai objek tarif pajak, sehingga antara pajak pusat

dan pajak daerah dapat saling melengkapi.Retribusi daerah merupakan

pembiayaan wajib dari penduduk kepada pemerintah daerah dikarenakan ada jasa

dan fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada individu

secara perorangan. Pungutan dari masyarakat ini akan menjadi sumber pendapatan

bagi daerah tersebut sebagai bagian dari pendapatan asli daerah.

Pendapatan asli daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang

mencerminkan kemandirian sebuah daerah dalam menghimpun sumber

keuangannya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa sumber

keuangan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, lain-lain

pendapatan daerah yang sah, tetapi sumber keuangan yang benar-benar dari

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
daerahnya sendiri adalah pendapatan asli daerah dan lain-lain pendapatan daerah

yang sah, sedangkan pendapatan transfer diperoleh dari penerimaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk

membiayai kebutuhan daerah. Negara Indonesia masih memiliki banyak daerah-

daerah yang pendapatan asli daerahnya lebih kecil kontribusinya dari pada

pendapatan transfer serta realisasi anggaran asli daerah tidak dapat mencapai

sepenuhnya target anggaran yang sudah direncanakan.Fenomena ini menunjukkan

daerah-daerah yang ada di Indonesia masih belum bisa secara maksimal dalam

menghimpun sumber keuangannya.

Adapun contoh fenomena gap yang menunjukkan realisasi pendapatan asli

daerah tidak konsisten dalam memenuhi rencana anggaran pendapatan asli daerah

Kota Medan tahun 2013-2016 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1.1
Pertumbuhan Anggaran PAD, Pertumbuhan Realisasi Anggaran PAD, dan
Realisasi Anggaran PAD terhadap Anggaran PAD

Pertumbuhan Realisasi Anggaran


Pertumbuhan
Tahun Realisasi Terhadap Anggaran
Anggaran PAD
Anggaran PAD PAD
2013 24,1% 5,1% 68,6%
2014 (13,8%) 14,7% 91,3%
2015 10,7% 7,6% 88,7%
2016 8,8% 3% 84%
Sumber: data diolah peneliti, 2018

Tabel 1.1 menunjukkan ada tiga hal yang tidak konsisten, yaitu:

pertumbuhan anggaran PAD, pertumbuhan realisasi anggaran PAD, dan realisasi

anggaran PAD terhadap anggaran PAD. Perumbuhan anggaran PAD merupakan

perbandingan dari tahun anggaran yang dihitung dengan tahun anggaran

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebelumnya.Anggaran PAD menunjukkan ada pertumbuhan anggaran dari tahun

ke tahun, meskipun pada tahun 2014 terjadi penurunan pertumbuhan. Jumlah

anggaran terus meningkat, tetapi jumlah pertumbuhan itu semakin menurun

seperti pada tahun 2015 pertumbuhan sebesar 10,7% dan tahun 2016 pertumbuhan

anggaran menurun menjadi 8.8%.

Pertumbuhan realisasi anggaran PAD merupakan perbandingan antara

realisasi anggaran yang dihitung dengan realisasi anggaran tahun sebelumnya.

Realisasi anggaran PAD menunjukkan ada pertumbuhan realisasi dari tahun 2013-

2016 serta jumlah realisasi anggaran juga meningkat, tetapi pertumbuhan realisasi

anggaran tidak konsisten seperti pada tahun 2014 pertumbuhan meningkat 14.7%

dan tahun 2015 pertumbuhan menurun menjadi 7.6%, diikuti tahun 2016

pertumbuhan menurun menjadi 3%.

Realisasi anggaran PAD terhadap anggaran PAD adalah perbandingan

antara realisasi anggaran PAD terhadap anggaran PAD. Realisasi anggaran PAD

menunjukkan ada tidak konsisten seperti realisasi tahun 2014 meningkat secara

signifikan sebesar 91,3% dibandingkan dengan tahun 2013 sebaesar 68,6%,

kemudian diikuti tahun 2015 menurun menjadi 88,7% dan tahun 2016 juga

menurun menjadi 84%.

Jumlah anggaran PAD dan realisasi anggaran PAD dari tahun ke tahun

selalu meningkat, tetapi realisasi anggaran PAD dari tahun 2013-2016 tidak bisa

mencapai seratus persen atau jumlah target yang direncanakan. Realisasi anggaran

PAD yang baik adalah realisasi anggaran yang mampu mencapai atau bahkan

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melampaui dari target yang direncanakan. Oleh karena itu, realisasi anggaran

PAD Kota Medan tidak cukup baik karena tidak mampu mencapai target dan

pertumbuhan realisasi anggaran juga tidak konsisten meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas dan kondisi fenomena pendapatan asli

daerah, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan Dengan Jumlah

Wajib Pajak Sebagai Variabel Pemoderasi”.

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, maka penelitian ini

dilakukan untuk menjawab:

1. Apakah pajak daerah dan retribusi daerah mempengaruhi pendapatan asli

daerah Kota Medan dan bagaimana pengaruhnya?

2. Apakah jumlah wajib pajak memperkuat atau memperlemah pengaruh

pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota

Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap

pendapatan asli daerah Kota Medan.

2. Mengetahui perbandingan pengaruh dari pajak daerah dan retribusi daerah

terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan.

3. Mengetahui pengaruh jumlah wajib pajak dalam hubungan pajak daerah

dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan.

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan harapan dapat memberi manfaat bagi berbagai

pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dan akademis, menambah wawasan dan pemahaman penulis

mengenai pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan

asli daerah Kota Medan serta jumlah wajib pajak sebagai variabel

pemoderasi.

2. Bagi pemerintah Kota Medan, dapat digunakan sebagai referensi dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Medan.

3. Untuk pihak lain dapat digunakan sebagai informasi yang dapat

memberikan gambaran pemahaman tentang pengaruh pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah serta dapat menjadi

referensi untuk peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut.

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan.Pendapatan daerah memiliki peranan penting dan menjadi indikator

sebuah daerah dalam membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan

daerahnya sendiri. Berdasarkan PP No.71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, sumber pendapatan daerah meliputi: Pendapatan Asli Daerah

(PAD), pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pendapatan daerah yang akan menjadi fokus penelitian adalah pendapan asli

daerah.

Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dari

sumber-sumber asli daerah yang dikelola sendiri oleh pemerintah daerah dan

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta diharapkan mampu membiayai pengeluaran daerah

agar dapat meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Pendapatan asli daerah adalah salah satu dari komponen sumber

penerimaan keuangan daerah disamping penerimaan lainnya berupa pendapatan

transfer, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah.Keseluruhan bagian

penerimaan tersebut setiap tahun tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). Pendapatan asli daerah tidak seluruhnya dapat

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memenuhi APBD, tetapi kontribusi pendapatan asli daerah terhadap total

pendapatan daerah tetap menjadi indikator kuat kemandirian keuangan suatu

pemerintah daerah.

2.1.1 Klasifikasi PAD

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, sumber-

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:

1. Hasil pajak daerah, merupakan pungutan daerah menurut peraturan

daerah yang telah ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah

tangganya sebagai badan hukum publik.

2. Hasil retribusi daerah, merupakan pungutan yang telah secara sah

menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau

karena memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan,

usaha atau milik pemerintah daerah yang bersangkutan.

3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, merupakan pendapatan daerah dari

keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana

pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah

yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang

dipisahkan sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan.

4. Lain-lain pedapatan asli daerah yang sah, merupakan pendapatan-

pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah,

retribusi daerah, dan pendapatan dinas-dinas.

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, pengertian dari pajak daerah adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan

langsung yang seimbang serta dapat digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, pengertian dari pajak daerah adalah kontribusi

wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

2.2.1 Kriteria Pajak Daerah

Kriteria pajak daerah yang ditetapkan oleh Undang-Undang untuk

Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Bersifat pajak dan bukan retribusi. Maksudnya adalah pajak yang

ditetapkan harus sesuai dengan pengertian yang ditentukan dalam

defenisi pajak daeah.

2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah derah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan memiliki mobilitas yang

cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum. Maksudnya adalah bahwa pajak tersebut

dimaksudkan untuk kepentingan bersama yang lebih luas antara

pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan aspek

ketentraman, kestabilan politk, ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan, dan keamanan.

4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan atau objek

pajak pusat.

5. Potensinya memadai. Maksudnya adalah bahwa hasil pajak cukup

besar sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dan laju

pertumbuhannya, diperkirakan sejalan dengan laju pertumbuhan

ekonomi.

6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. Maksudnya

adalah pajak tersebut tidak mengganggu alokasi sumber-sumber

ekonomi yang efisien dan tidak merintangi arus sumber daya

ekonomi antar daerah maupun kegiatan eksport import.

7. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.

Kriteria aspek keadilan antara lain objek dan subjek harus jelas

sehingga dapat diawasi pemungutannya, jumlah pembayaran pajak

dapat diperkirakan oleh wajib pajak yang bersangkutan, dan tarif

pajak ditentukan dengan memperhatikan keadaan wajib pajak.

Kriteria kemampuan masyarakat adalah kemampuan subjek pajak

untuk memikul tambahan beban pajak.

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Menjaga kelestarian lingkungan, maksudnya adalah bahwa pajak

harus netral terhadap lingkungan serta pengenaan pajak tidak

memberikan peluang kepada pemerintah daerah dan masyarakat

untuk merusak lingkungan.

2.2.2 Klasifikasi Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 2

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak di Indonesia dibagi

menjadi 2, yaitu pajak Provinsi dan pajak Kabupaten/Kota. Wilayah yang

menjadi kajian dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota dan Pajak

Kabupaten/Kota terdiri atas sebelas golongan pajak.Golongan pajak

Kabupaten/Kota yang dibahas pada penelitian ini adalah pajak hotel, pajak

restoran, dan pajak hiburan.

2.2.2.1 Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel.Pengertian

hotel di sini termasuk tempat penginapan yang memungut

bayaran.Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh

hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai

kelengkapan hotel yang sifatnya memberikankemudahan dan

kenyamanan, termasuk fasilitas olahragadan hiburan.Subjek pajak

hotel adalah orang pribadi atau Badan yangmelakukan pembayaran

kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan hotel,

sedangkan yang menjadi wajib pajak hotel adalah orang pribadi

atau Badan yang mengusahakan hotel.

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2.2 Pajak Restoran

Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan restoran.

Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan

penjualanmakanan dan/atau minuman yang dikonsumsi

olehpembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun

ditempat lain.Objek pajak restoran adalah pelayanan yang

disediakan oleh restoran.Subjek pajak restoran adalah orang

pribadi atau Badanyang membeli makanan dan/atau minuman dari

restoran.Wajib pajak restoran adalah orang pribadi atau Badan

yang mengusahakan restoran.

2.2.2.3 Pajak Hiburan

Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

Hiburan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Tontonan film;

b) Pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;

c) Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;

d) Pameran;

e) Diskotik, karoke, klab malam, dan sejenisnya;

f) Sirkus, akrobat, dan sulap;

g) Permainan bilyar, golf, dan bowling;

h) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan

ketangkasan;

i) Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran;

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
j) Pertandingan olahraga.

Penyelenggaraan hiburan di atas dapat dikecualikan dengan

peraturan daerah.

Objek pajak hiburan adalah jasa penyelenggaraan

hiburandengan dipungut bayaran.Subjek pajak hiburan adalah

orang pribadi atau Badanyang menikmati hiburan.Wajib pajak

hiburan adalah orang pribadi atau Badan yangmenyelenggarakan

hiburan.

Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah uang yang

diterima atau seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan

termasuk potongan harga dan tiketcuma-cuma yang diberikan

kepada penerima jasa hiburan.

2.2.3 Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Menurut Mardiasmo (2011:7) asas pemungutan pajak ada tiga

yaitu:

a) Asas domisili, yaitu negara berhak mengenakan pajak atas seluruh

penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya,

baik penghasilan yang berasal dari dalam dan luar negeri.

b) Asas sumber, yaitu negara berhak mengenakan pajak atas

penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan

tempat tinggal wajib pajak.

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c) Asas kebangsaan, yaitu pengenaan pajak dihubungkan dengan

kebangsaan suatu negara.

Kemudian sistem pemungutan pajak dikenal ada tiga antara lain:

a) Official Assessment System, merupakan sistem pemungutan yang

memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besar pajak yang terutang oleh wajib pajak.

b) Self Assessment System, merupakan sistem pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan

sendiri besar pajak yang terutang.

c) With Holding System, merupakan sistem pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan

besar pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Tata cara pemungutan pajak daerah berdasarkan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah

wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan

kepala daerah dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota

perhitungan. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan

sendiridibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Tentang Pajak

Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

(SKPDKB), dan/atauSurat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

Tambahan (SKPDKBT).

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3 Retribusi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan.

2.3.1 Objek, Subjek, dan Wajib Retribusi Daerah

Menurut Mardiasmo (2011) objek dari retribusi daerah adalah

sebagai berikut:

1. Jasa umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan

pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2. Jasa usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh

pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.

3. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam

rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Mardiasmo (2011) subjek retibusi daerah adalah sebagai

berikut:

1. Retribusi jasa umum, yaitu orang pribadi atau badan yang

menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang

bersangkutan.

2. Retribusi jasa usaha, yaitu orang pribadi atau badan yang

menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang

bersangkutan.

3. Retribusi perizinan tertentu, yaitu orang pribadi atau badan yang

memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 wajib

retribusi daerah adalah sebagai berikut:

1. Retribusi jasa umum, yaitu orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan

untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau

pemotong retribusi jasa umum.

2. Retribusi jasa usaha, yaitu orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan

untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau

pemotong retribusi jasa usaha.

3. Retribusi perizinan tertentu, yaitu orang pribadi atau badan yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk

pemungut atau pemotong retribusi perizinan tertentu.

2.3.2 Klasifikasi Retribusi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi daerah dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu: retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan perizinan

tertentu.

Retribusi Jasa Umum

Jenis-jenis retribusi jasa umum terdiri dari:

a) Retribusi pelayanan kesehatan, merupakan pungutan atas

pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas

pembantu, balai pengobatan, rumah sakitu mum daerah, dan

tempat pelayanan kesehatan lainnyayang sejenis yang dimiliki

dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah, kecuali pelayanan

pendaftaran. Retribusi jasa umum yang tidak termasuk dalam

retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

b) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, merupakan pungutan

atas pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah. Retribusi jasa umum yang tidak termasuk

dalam retribusi pelayanan persampahan/kebersihan adalah

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial,

dan tempat umum lainnya.

c) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta

catatan sipil, merupakan pungutan atas pelayanan kartu tanda

penduduk, kartu keterangan bertempat tinggal, kartu identitas

kerja, kartu penduduk sementara, kartu identitas penduduk

musiman, kartu keluarga, danakta catatan sipil yang meliputi akta

perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak,

aktaganti nama bagi warga negara asing, dan akta kematian.

d) Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, merupakan

pungutan atas pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang

meliputi pelayanan penguburan/pemakaman termasuk

penggaliandan pengurukan, pembakaran/pengabuan mayat dan

sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang

dimiliki atau dikelola pemerintah daerah.

e) Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, merupakan

pungutan atas penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum

yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pelayanan yang dimaksud adalah

penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran,

los, kios yang dikelola pemerintah daerah, dan khusus disediakan

untuk pedagang. Retribusi jasa umum yang tidak termasuk dalam

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
retribusi pelayanan parkir adalah pelayan fasilitas pasar yang

dikelolaoleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

f) Retribusi pengujian kendaraan bermotor, merupakan pungutan atas

pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan

bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan, yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah.

g) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, merupakan

pungutan atas pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat

pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat

penyelamatan jiwa oleh pemerintah daerah terhadap alat-alat

pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat

penyelamatan jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh

masyarakat.

h) Retribusi penggantian biaya cetak peta, merupakan pungutan atas

penyediaan peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

i) Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus, merupakan

pungutan atas pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus

yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan

penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki

dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

j) Retribusi pengolahan limbah cair, merupakan pungutan atas

pelayanan pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
industri yang disediakan, dimiliki,dan/atau dikelola secara khusus

oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah

cair.

k) Retribusi pelayanan tera/tera ulang, merupakan pungutan atas

pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan

perlengkapannya dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus

yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

l) Retribusi pelayanan pendidikan, merupakan pungutan atas

pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh

Pemerintah Daerah.

m) Retribusi pengendalian menara telekomunikasi, merupakan

pungutan atas pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi

dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan

kepentingan umum.

Retribusi Jasa Usaha

Jenis-jenis retribusi jasa usaha terdiri dari:

a) Retribusi pemakaian kekayaan daerah, merupakan pungutan atas

pemakaian kekayaan daerah. Retribusi jasa usaha yang tidak

termasuk dalam retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah

penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut.

b) Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, merupakan pungutan

atas penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, dan

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang

disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Retribusi jasa

usaha yang tidak termasuk dalam retribusi ini adalah fasilitas pasar

yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD,

dan pihak swasta.

c) Retribusi Tempat pelelangan, merupakan pungutan atas

penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh

Pemerintah Daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternak,

hasilbumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan sertafasilitas

lainnya yang disediakan di tempat pelelangan.

d) Retribusi terminal, merupakan pungutan atas pelayanan

penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis

umum,tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan

terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh

pemerintah daerah.

e) Retribusi tempat khusus parkir, merupakan pungutan atas

pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau

dikelola oleh pemerintah daerah.

f) Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa, merupakan

pungutan atas pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa

yangdisediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh pemerintah

daerah.

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
g) Retribusi rumah potong hewan, merupakan pungutan atas

pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan

ternaktermasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewansebelum

dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki,dan/atau dikelola

oleh pemerintah daerah.

h) Retribusi pelayanan kepelabuhanan, merupakan pungutan atas

pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya di

lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola

oleh pemerintah daerah.

i) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga, merupakan pungutan atas

pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olah raga yang

disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah.

j) Retribusi penyeberangan di air, merupakan pungutan atas

pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan

kendaraan di air yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah

daerah.

k) Retribusi penjualan produksi usaha daerah, merupakan pungutan

atas penjualan hasil produksi usaha pemerintah daerah.

Retribusi Perizinan Tertentu

Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu terdiri dari:

a) Retribusi izin mendirikan bangunan, merupakan pungutan atas

pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian izin

yang dimaksud meliputi kegiatan peninjauan desain dan

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai

dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang dengan

tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien

Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB),

dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan

dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati

bangunan tersebut.

b) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol, merupakan

pungutan atas pemberian izin untuk melakukan penjualan

minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.

c) Retribusi izin gangguan, merupakan pungutan atas pemberian izin

tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yangdapat

menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/ataugangguan,

termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara

terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,

keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban

lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan

kerja. Retribusi perizinan yang tidak termasuk dalam retribusi ini

adalah tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh

pemerintah atau pemerintah daerah.

d) Retribusi izin trayek, merupakan pungutan atas pemberian izin

kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek

tertentu.

e) Retribusi izin usaha perikanan, merupakan pungutan atas

pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan

kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.

2.3.3 Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah

Tata cara pemungutan retribusi daerah berdasarkan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah adalahRetribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan

Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa

karcis, kupon, dan kartu langganan. Apabila wajib retribusi tertentu tidak

membayar tepatpada waktunya atau kurang membayar akan dikenakan

sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari

retribusi yang terutang yang tidak atau kurangdibayar dan ditagih dengan

menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).

2.4 Wajib Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan wajib pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut

pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. Setiap wajib pajak harus

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang merupakan nomor yang

diberikan kepada wajib pajak sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.Wajib pajak dalam penelitian

ini adalah wajib pajak untuk wilayah Kabupaten/Kota yang terdiri dari sebelas

golongan pajak.Dalam pelaksanaan administrasi perpajakan wajib pajak

dilkelompokkan menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak

badan. Wajib pajak orang pribadi dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:

a. Orang pribadi (induk), yaitu terdiri dari wajib pajak belum menikah, dan

suami sebagai kepala keluarga.

b. Hidup bepisah, yaitu wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah

karena hidup berpisah berdasarkan keputusan hakim.

c. Pisah harta, yaitu suami-istri yang dikenai pajak secara terpisah karena

menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan

penghasilan secara tertulis.

d. Warisan belum terbagi, sebagai satu kesatuan merupakan subjek

pengganti, menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris.

Wajib pajak badan dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:

a. Badan, yaitu sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan

baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang

meliputi perseroan terbatas, perseroan komaditer, BUMN/BUMD dengan

nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social

politik, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi

kolektif dan bentuk usaha tetap.

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Joint operation, yaitu bentuk kerja sama operasi yang melakukan

penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa karena pajak atas nama

bentuk kerjasama operasi.

c. Kantor perwakilan perusahaan asing, yaitu wajib pajak perwakilan dangan

asing atau kantor perwakilan perusahaan asing di Indonesia yang bukan

Bentuk Usaha Tetap (BUT).

d. Bendahara, yaitu bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, atau kegiatan, dan diwajibkan melakukan pemotongan

atau pemungutan pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan

barang dan jasa, serta pembayaran lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan di bidang perpajakan.

e. Penyelenggara kegiatan, yaitu pihak lain selain wajib pajak di atas yang

melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam bentuk apapun

sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan dan diwajibkan melakukan

pemotongan atau pemungutan pajak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan di bidang perpajakan.

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak lepas dari berbagai hasil penelitian terdahulu

sebagai bahan kajian dan perbandingan untuk mempermudah penulis dalam

menyusun penelitian ini.Penelitian terdahulu juga berfungsi sebgai dasar atau

acuan dalam memberikan gambaran dan kerangka pemikiran bagi peneliti.Dasar

atau acuan tersebut berupa konsep, terori, analisa, atau temuan-temuan yang

berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu

pendapatan asli daerah.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Teknik Analisis
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Data
Diza (2009) Kontribusi Pajak Uji asumsi klasik Pajak daerah dan
Daerah dan retribusi daerah
Retribusi Daerah Statistik memiliki kontribusi
Terhadap deskriptif signifikan positif
Pendapatan Asli analisis regresi terhadap pendapatan
Daerah di linier berganda asli daerah.
Provinsi
Sumatera Utara Uji t
Taluke (2013) Analisis Analisis tren Pendapatan asli
Kontribusi Pajak daerah sangat
Daerah dan bergantung pada
Retribusi Daerah penerimaan pajak dan
Terhadap retribusi daerah,
Pendapatan Asli sedangkan kontribusi
Daerah di pajak daerah terhadap
Kabupaten PAD lebih rendah
Halmahera Barat daripada retribusi
daerah.

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kusuma dan Analisis Pengaruh Analisis Regresi Dari hasil uji t
Wirawati (2013) Penerimaan Pajak Linear Berganda menjelaskan bahwa
Daerah dan penerimaan pajak dan
Retribusi Daerah Uji t retribusi daerah
Terhadap berpengaruh
Peningkatan PAD signifikan terhadap
Sekabupaten/Kota peningkatan PAD,
di Provinsi Bali sedangkan dilihat dari
kontribusi terhadap
PAD pajak daerah
lebih dominan
daripada retribusi
daerah.
Mustika dan Kontribusi Pajak Statistik Pajak daerah dan
Faridaldayati Daerah dan Deskriptif retribusi daerah
(2014) Retribusi memberikan
Terhadap kontribusi yang
Pendapatan Asli sangat tinggi terhadap
Daerah di PAD, sedangkan
Pemerintah Kota kontribusi pajak
Surabaya daerah terhadap PAD
lebih tinggi daripada
retribusi daerah
Zahari (2016) Pengaruh Pajak Statistik Pajak daerah dan
dan Retribusi deskriptif retribusi daerah
Daerah Terhadap Analisis regresi mempengaruhi
Pendapatan Asli linier berganda penerimaan PAD,
Daerah tetapi potensi pajak
Kabupaten Uji t daerah dan retribusi
Sorolangun Uji F daerah di Kabupaten
Sorolangun masih
rendah.
Sumber: Diolah Peneliti, 2018

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan penelitan

terdahulu, maka peneliti membentuk model penelitian seperti pada gambar berikut

ini:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pajak Daerah
H1 Pendapatan Asli
Daerah Kota
Medan
Retribusi Daerah
H2

Jumlah Wajib Variabel Pemoderasi


Pajak

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan indikator yang menunjukkan

sebuah daerah mandiri dalam menghimpun pendapatan asli daerahnya sendiri.

Salah satu cara untuk mengukur pajak daerah adalah dengan menghitung rasio

pajak daerah, sedangkan untuk mengukur retribusi daerah digunakan rasio

retribusi daerah.

Rasio pajak daerah adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan sebuah daerah dalam menghimpun pajak daerahnya sendiri terhadap

pendapatan asli daerah.Rasio retribusi daerah adalah rasio yang digunakan untuk

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengukur kemampuan daerah dalam menghimpun retribusi daerahnya sendiri

terhadap pendapatan asli daerah.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan bagian dari PAD sehingga

semakin tinggi rasio pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD, maka

daerah tersebut dapat dinyatakan memiliki kemampuan yang baik dalam

menghimpun pendapatan daerahnya sendiri.Hal tersebut didukung dengan hasil

penelitian dari Maxwel (2013), yaitu variabel dari rasio pajak daerah dan rasio

retribusi daerah memiliki pengaruh signifikan positif terhadap PAD.

Jumlah wajib pajak menjadi variabel pemoderasi hubungan antara pajak

daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah. Jumlah wajib pajak

akan menentukan hubungan apakah hubungan antara pajak daerah dan retribusi

daerah terhadap pendapatan asli daerah semakin kuat, semakin lemah, atau

bahkan tidak memiliki pengaruh.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Mudrajad Kuncoro (2013:59), merupakan “suatu

penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang

telah terjadi atau akan terjadi”. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang

disusun oleh peneliti dan akan diuji kebenarannya melalui sebuah penelitian.

Hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan kerangka konseptual adalah sebagai

berikut:

H1: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Medan.

H2: Jumlah Wajib Pajak mempengaruhi hubungan antara Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan penelitian kausal. Menurut Mudrajat Kuncoro

(2013:15) penelitian kausal merupakan “penelitian yang menunjukkan arah

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping mengukur

kekuatan hubungannya”. Dengan kata lain, penelitian kausal mempertanyakan

masalah sebab-akibat. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

adalah hubungan sebab akibat (kausal) antara variabel bebas dengan variabel

terikat serta variabel pemoderasi.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Variabel ini akan menjadi fokus utama pada penelitian.

3.2.2 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.Variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak daerah dan

retribusi daerah.

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2.3 Variabel Pemoderasi

Variabel pemoderasi merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara

variabel terikat dengan variabel bebas.Variabel pemoderasi pada penelitian

ini adalah jumlah wajib pajak.Jumlah wajib pajak dalam penelitian ini

adalah wajib pajak hiburan, wajib pajak restoran, dan wajib pajak hotel.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel Definisi
Indikator Skala
Penelitian Operasional
PAD terdiri dari
pajak daerah,
retribusi daerah, Pajak daerah + retribusi
hasil perusahaan daerah + hasil perusahaan
milik daerah dan milik daerah dan hasil
Pendapatan Asli
hasil pengelolaan pengelolaan kekayaan Rasio
Daerah (PAD
kekayaan daerah daerah yang dipisahkan +
yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli
dan lain-lain daerah yang sah
pendapatan asli
daerah yang sah
Pajak daerah adalah
kontribusi wajib
kepada daerah yang
Total jumlah pajak
Pajak Daerah terutang oleh orang Rasio
Kabupaten/Kota
pribadi atau badan
untuk keperluan
daerah.

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Retribusi daerah
adalah pungutan
daerah sebagai
pembayaran atas
jasa atau pemberian
izin tertentu yang Total jumlah retribusi
Retribusi Daerah Rasio
khusus disediakan daerah
dan/atau diberikan
oleh pemerintah
daerah untuk
kepentingan orang
pribadi atau badan.
Jumlah wajib pajak
yang sudah Total jumlah wajib pajak
Jumlah Wajib terdaftar dan masuk hiburan, wajib pajak
dalam kategori Rasio
Pajak restoran, dan wajib pajak
wajib pajak daerah hotel
Kabupaten/Kota
Sumber: diolah peneliti, 2018

3.4 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:62) sampel adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Apabila populasi besar, peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Penelitian ini menggunakan

sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampling purposive, yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian

ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

Tabel 3.2
Pertimbangan Pada Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Laporan Realisasi Anggaran dan jumlah wajib pajak Kota
8
Medan periode 2009-2016
Sampel dihitung secara triwulan pada setiap periode (12/3) 4
Jumlah Sampel Obeservasi 32
Sumber: diolah peneliti, 2018

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.Data

kuantitatif merupakan data yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka

(Mudrajad Kuncoro, 2013).Data kuantitatif diperoleh dari laporan realiasi APBD

Kota Medan periode 2009-2016 yang diperoleh dari situs resmi Departemen

Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan

(www.djpk.depkeu.go.id).Data kuantitatif jumlah wajib pajak tahun 2009-2016

diperoleh dari Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.Tujuan yang diungkapkan

dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian dan masih perlu untuk diuji secara empiris.Oleh karena itu, dilakukan

pengumpulan data untuk menguji hipotesis secara empiris.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan, mencatat, dan

mengkaji data sekunder berupa dokumen laporan realisasi APBD Kota Medan

yang diperoleh dari situs resmi Departemen Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan seta jumlah wajib pajak diperoleh dari

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.Pengumpulan data juga

dilakukan melalui studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur,

jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan metode-metode yang

berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus (kumpulan)

data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif ini

digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggunakan data yang

sudah terkumpul namun bukan untuk membuat kesimpulan bersifat

generalisasi. Dalam analisis deskriptif ini hanya akan dilihat nilai rata-rata,

standar deviasi, varian, maksimum dan minimum variabel.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis regresi linear berganda.Sebelum menggunakan metode

analisis regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik yang merupakan

persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi

berganda.Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Masing-

masing pengujian asumsi klasik tersebut secara rinci akan dijelaskan di

bawah ini.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data

variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam

penelitian memiliki distribusi normal atau tidak.Data yang baik

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adalah data yang memiliki distribusi normal atau mendekati

normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan grafik p-plot dan Kolmogrov-Smirnov Test, dimana:

a. Data dikatakan terdistribusi normal apabila data atau titik

pada grafik p-plot menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal serta nilai siginifikan > 0,05

pada Kolmogrov-Smirnov Test.

b. Data dikatakan tidak terdistribusi normal apabila data atau

titik pada grafik p-plot menyebar jauh dari arah garis atau

tidak mengikuti diagonal serta nilai siginifikan < 0,05 pada

Kolmogrov-Smirnov Test.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas.Model regresi yang baik seharusnya ridak terjadi korelasi

diantara variabel bebas (tidak terjadi

multikolinearitas).Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria

multikolinearitas pada nilai tolerance adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi

multikolinearitas.

b. Jika nilai tolerance < 0,10, maka terjadi multikolinearitas.

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kriteria multikolinearitas pada nilai VIF adalah sebagai

berikut:

a. Jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

b. Jika nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Ketidaksamaan varian akan

menyebabkan error yang tidak konsisten. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau homoskedastisitas,

dimana varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap.Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas digunakan uji

glejser. Dasar pengembilan keputusan pada uji heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi

heteroskedastisitas.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(sebelumnya).Model regresi yang baik adalah model yang bebas

dari autokorelasi. Pada penelitian ini uji autokorelasi diuji dengan

menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) dan ketentuannya

adalah sebagai berikut:

a. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL),

maka terdapat autokorelasi.

b. Jika DW terletak diantara dU dan (4-dU), maka tidak ada

autokorelasi.

c. Jika DW terletak diantara dL dan dU atau diantara (4-dU)

dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang

pasti.

Pengujian juga dilakukan dengan menggunakan Run Test

yang bertujuan untuk mengatasi apabila ada masalah autokorelasi

pada uji Durbin-Watson.

3.7.3 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada

penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linear

berganda merupakan hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel

bebas dan variabel pemoderasi (X1, X2,…Xn) dengan variabel terikat (Y).

Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

bebas, variabel terikat, dan variabel pemoderasi apakah masing-masing

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
variabel berhubungan positif atau negatif. Persamaan regresi linier

berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1X3 + b5X2X3+ e

Keterangan:

Y = Pendapatan Asli Daerah (Variabel Terikat)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi masing-masing variabel bebas dan

pemoderasi

X1 = Pajak Daerah (Variabel Bebas)

X2 = Retribusi Daerah (Variabel Bebas)

X3 = Jumlah Wajib Pajak (Variabel Pemoderasi)

e = Variabel Pengganggu

3.7.4 Pengujian Hipotesis

3.7.4.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai Sig. < 0,05, maka

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai Sig. > 0,05, maka

variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.4.2 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

signifikan secara simultan dari dua atau lebih variabel bebas

terhadadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan untuk uji

F adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai F hitung > F tabel atau nilai Sig < 0,05, maka

variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat.

b. Jika nilai F hitung < F tabel atau nilai Sig > 0,05, maka

variabel bebas tidak berpengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat.

3.7.4.2 Uji Interaksi

Uji interaksi atau sering disebut dengan MRA (Moderated

Regression Analysis) merupakan aplikasi khusus regresi linear

berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur

interaksi (perkalian dua atau lebih variabel bebas). Dasar

pengambilan keputusan untuk uji interaksi adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig < 0,05, maka variabel moderasi

mempengaruhi hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas.

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Jika nilai Sig > 0,05, maka variabel moderasi tidak

mempengaruhi hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas.

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV

HASIL ANALISIS PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Kota ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota Medan berbatasan

dengan Selat Malaka di sebelah utara dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah

barat, timur, dan utara.Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia

bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara

Internasional Kuala Namu. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan Bandara

dilengkapi dengan jalan tol dan kereta api. Kota Medan menjadi kota

perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting karena berada pada jalur

perdagangan Selat Malaka dan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang serta

beberapa daerah kaya sumber daya alam. Hal ini menunjukkan kemampuan Kota

Medan dalam hubungan kerjasama ekonomi yang saling memperkuat dengan

daerah sekitarnya.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menyajikan penjelasan mengenai nilai minimum,

nilai maksimum, nilai rata-rata, dan nilai standar deviasi dari setiap

variabel dalam penelitian.

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD* 32 73713 1535309 650740.63 418880.711
Pajak Daerah* 32 47419 1125638 441573.38 304900.442
Retribusi Daerah* 32 16152 236694 98764.31 59750.485
Jumlah Wajib Pajak 32 224 2397 957.22 566.456
Valid N (listwise) 32
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018 *Dalam jutaan rupiah

Tabel 4.1 menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:

a. Variabel Pendapatan Asli Daerah (dalam jutaan rupiah) memiliki

nilai minimum sebesar Rp 73.713, nilai maksimum Rp 1.535.309,

nilai rata-rata Rp 650.740,63, dan standar deviasi sebesar Rp

418.880,711 dengan jumlah pengamatan (N) sebanyak 32.

b. Variabel Pajak Daerah (dalam jutaan rupiah) memiliki nilai

minimum sebesar Rp 47.419, nilai maksimum Rp 1.125.638, nilai

rata-rata Rp 441.573,38, dan standar deviasi sebesar Rp

304.900,442 dengan jumlah pengamatan (N) sebanyak 32.

c. Variabel Retribusi Daerah (dalam jutaan rupiah) memiliki nilai

minimum sebesar Rp 16.152, nilai maksimum Rp 236.694, nilai

rata-rata Rp 98.764,31, dan standar deviasi sebesar Rp 59.750,485

dengan jumlah pengamatan (N) sebanyak 32.

d. Variabel Jumlah Wajib Pajak memiliki nilai minimum 224, nilai

maksimum 2397, nilai rata-rata 957,22, dan standar deviasi sebesar

566,456 dengan jumlah pengamatan (N) sebanyak 32.

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi

memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian

hipotesis. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memenuhi sifat

estimasi regresi yang tidak bias dan memiliki varian minimum, yakni data

berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat

heteroskedastisitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Oleh karena itu,

pengujian asumsi klasik perlu dilakukan yang meliputi: uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data pada setiap

variabel dalam penelitian memiliki distribusi normal atau tidak.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan grafik p-plot dan

Kolmogrov-Smirnov Testadalah sebagai berikut:

Sumber: Olah Data SPSS Statistic 23

Gambar 4.1
Grafik Normal P-Plot

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada gambar 4.1 grafik Normal P-Plot menunjukkan bahwa

data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah

memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 42781.0794734
9
Most Extreme Differences Absolute .132
Positive .077
Negative -.132
Test Statistic .132
Asymp. Sig. (2-tailed) .170c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh nilai

Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,132 dan nilai signifikan pada 0,170.

Nilai Kolmogrov-Smirnov dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05

menunjukkan bahwa data residual berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel.

Model regresi yang baik dapat dilihat dengan nilai tolerance lebih

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih

kecil dari 10.

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3915.080 16793.910
Pajak Daerah 1.196 .049 .871 .288 3.469
Retribusi Daerah .768 .185 .110 .538 1.859
Jumlah Wajib Pajak 44.547 28.136 .060 .257 3.886

a. Dependent Variable: PAD


Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

Hasil pengolahan data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa

nilai tolerance semua variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF

semua variabel bebas lebih kecil dari 10. Berdasarkan nilai di atas

dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari satu pengamatan

ke pengamatan lain. Ketidaksamaan varian akan menyebabkan

error yang tidak konsisten. Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan uji glejser adalah sebagai berikut:

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.4
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 24802.262 10547.276 2.352 .026
Pajak Daerah .027 .031 .291 .876 .388
Retribusi Daerah .172 .116 .360 1.481 .150
Jumlah Wajib Pajak -23.311 17.670 -.464 -1.319 .198
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

Hasil pengolahan data pada tabel 4.4 menunjukkan nilai

signifikansi semua variabel lebih besar dari 0,05, sehingga dapat

disimpulkan data tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu dalam suatu periode

dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model

regresi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-

Watson (DW test) dan Run Test adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 .995a .990 .988 45014.618 2.294
a. Predictors: (Constant), Jumlah Wajib Pajak, Retribusi Daerah, Pajak Daerah
b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil pengolahan data pada tabel 4.5 menunjukkan nilai

statistik Durbin-Watson sebesar 2,294.Nilai tersebut lebih besar

dari nilai batas bawah (dL) 1,243 dan lebih kecil dari batas atas (4-

dU) 2,349.Hal ini menunjukkan tidak terdapat

autokorelasi.Pengujian autokorelasi juga digunakan dengan metode

uji Run Test.

Tabel 4.6
Hasil Uji Run Test
Run Test
abs_res
a
Test Value 23270.06
Cases < Test Value 16
Cases >= Test Value 16
Total Cases 32
Number of Runs 13
Z -1.258
Asymp. Sig. (2-tailed) .208
a. Median
Sumber: Olah Data SPSS statistic 23,
2018

Hasil pengolahan data pada tabel 4.6 menunjukkan nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,208 lebih besar dari nilai 0,05,

maka dapat disimpulkan tidak ada masalah autokorelasi dan

analisis regresi dapat dilanjutkan.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Sugiono (2011:210) mengemukakan bahwa “regresi linear

berganda pada penelitian dilakukan untuk meramalkan bagaimana

hubungan variabel bila dua atau lebih variabel dimanipulasi”.Analisis ini

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dilakukan untuk mengetahui arah hubungan setiap variabel dalam

penelitian. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coeffiecientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 31864.936 29350.291
Pajak Daerah 1.225 .094 .892
Retribusi Daerah .239 .525 .034
Jumlah Wajib Pajak 14.021 42.236 .019
X1X3 -2.560E-5 .000 -.040
X2X3 .000 .000 .126
Sumber: Olah daa SPSS statistic 23, 2018

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh persamaan regresi linear sebagai

berikut:

Y = 31864,936 + 1,225X1 + 0,239X2 + 14,021X3 – 2,560X1X3 +

0,000X2X3 + e

Keterangan:

Y = Pendapatan Asli Daerah

X1 = Pajak Daerah

X2 = Retribusi Daerah

X3 = Jumlah Wajib Pajak

X1X3 = Interaksi Antara Variabel X1 Dengan X3

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
X2X3 = Interaksi Antara Variabel X2 Dengan X3

e = Error

Berdasarkan persamaan regresi linear di atas akan dijelaskan nilai

koefisien regresi untuk setiap variabel sebagai berikut:

a. Konstanta a (dalam jutaan rupiah)Rp 31.864,936

Nilai konstanta tersebut menunjukkan jika variabel bebas bernilai

0, makaPADnilainya sebesar Rp 31.864,936.

b. Koefisien Pajak Derah (dalam jutaan rupiah) Rp 1,225

Apabila variabel lainnilainya tetap dan pajak daerah mengalami

kenaikan 1%, maka PAD meningkat sebesar Rp 1,225.Koefisien

positif artinya terjadi hubungan positif antara PAD dengan pajak

daerah.

c. Koefisien Retribusi Daerah (dalam jutaan rupiah) Rp 0,239

Apabila variabel lain nilainya tetap dan retribusi daerah mengalami

kenaikan 1%, maka pendapatan asli daerah meningkat sebesar Rp

0,239.Koefisien positif artinya terjadi hubungan positif antara PAD

dengan pajak daerah.

d. Koefisien Jumlah Wajib Pajak (dalam jutaan rupiah) Rp 14,021

Apabila variabel lain nilainya tetap dan jumlah wajib pajak

mengalami kenaikan 1%, maka PAD meningkat sebesar Rp

14,021.

e. Koefisien Interaksi Antara Variabel X1 Dengan X3

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apabila variabel lain nilainya tetap dan jumlah wajib pajak

mengalami kenaikan 1%, maka pajak daerah menurun sebesar Rp

2,560. Hal ini menunjukkan bahwa apabila jumlah wajib pajak

meningkat, maka jumlah pajak daerah akan menurun.

f. Koefisien Interaksi Antara Variabel X2 Dengan X3

Apabila variabel lain nilainya tetap dan jumlah wajib pajak

mengalami kenaikan 1%, maka retribusi daerah meningkat sebesar

Rp 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak

meningkat atau menurun tidak akan mempengaruhi retribusi

daerah.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

4.2.4.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai Sig. < 0,05, maka

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai Sig. > 0,05, maka

variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Nilai t tabel pada nilai probabilitas 5% dan nilai degree of

freedom df sebesar 29 (n-k = 32-3) diperoleh sebesar 1,699

(lampiran III). Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 3915.080 16793.910 .233 .817
Pajak Daerah 1.196 .049 .871 24.227 .000
Retribusi Daerah .768 .185 .110 4.164 .000
Jumlah Wajib Pajak 44.547 28.136 .060 1.583 .125
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas, maka dapat diketahui:

a. Pajak Daerah

Nilai t dari pajak daerah adalah 24,227 lebih besar dari nilai

t tabel sebesar 1,699 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial pajak daerah

berpengaruh sangat signifikan terhadap pendapatan asli

daerah.

b. Retribusi Daerah

Nilai t dari retribusi daerah adalah 4,164 lebih besar dari

nilai t tabel sebesar 1,699 dan nilai signifikansi 0,000<

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial

retribusi daerahberpengaruh signifikan terhadap pendapatan

asli daerah.

c. Jumlah Wajib Pajak

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nilai t dari jumlah wajib pajak adalah 1,583 lebih kecil dari

nilai t tabel sebesar 1,699 dan nilai signifikansi 0,125 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial jumlah

wajib pajak tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah.

4.2.4.2 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

signifikan secara simultan dari dua atau lebih variabelbebas

terhadadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan untuk uji

F adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai F hitung > F tabel atau nilai Sig < 0,05, maka

variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat.

b. Jika nilai F hitung < F tabel atau nilai Sig > 0,05, maka

variabel bebas tidak berpengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat.

Nilai F tabel dengan nilai probabilitas sebesar 0,05, nilai

degree of freedom untuk pembilang N1 sebesar 2 (k-1 = 3-1), dan

degree of freedom untuk penyebut N2 sebesar 29 (n-k = 32-3)

diperoleh sebesar 3,33 (Lampiran III). Hasil uji F simultan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5382555702349.075 3 1794185234116.358 885.442 .000b
Residual 56736843588.424 28 2026315842.444
Total 5439292545937.500 31
a. Dependent Variable: PAD
b. Predictors: (Constant), Jumlah Wajib Pajak, Retribusi Daerah, Pajak Daerah
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

Hasil uji F di atas menunjukkan nilai F sebesar 885,442

lebih besar dari nilai F tabel sebesar 3,33 dan nilai sig. F 0,000 <

0,05.Hal ini menunjukkan bahwa pajak daerah, retribusi daerah,

dan jumlah wajib pajak berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap pendapatan asli daerah.

4.2.4.3 Uji Interaksi

Uji interaksi atau sering disebut dengan MRA (Moderated

Regression Analysis) merupakan aplikasi khusus regresi linear

berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur

interaksi (perkalian dua atau lebih variabel bebas). Dasar

pengambilan keputusan untuk uji interaksi adalah sebagai berikut:

c. Jika nilai Sig < 0,05, maka variabel moderasi

mempengaruhi hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas.

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Jika nilai Sig > 0,05, maka variabel moderasi tidak

mempengaruhi hubungan antara variabel terikat dengan

variabel bebas.

Tabel 4.10
Hasil Uji Interaksi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 38629.521 20772.648 1.860 .074
Pajak Daerah 1.225 .092 .891 13.305 .000
Retribusi Daerah .228 .516 .033 .443 .661
X1X3 -1.877E-5 .000 -.030 -.309 .760
X2X3 .001 .000 .136 1.348 .189
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

Variabel X1X3 dan X2X3 merupakan interaksi antara

variabel jumlah wajib pajak (X3) dengan pajak daerah (X1) dan

retribusi daerah (X2), sehingga variabel X1X3 dan X2X3

merupakan variabel pemoderasi. Hasil uji interaksi menunjukkan

bahwa nilai Sig variabel X1X3 dan X2X3 > 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak tidak mempengaruhi

hubungan antara pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD.

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Hipotesis Pertama

H1 :Pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan

asli daerah Kota Medan.

Hasil pengujian statistik uji t diperoleh nilai t dari pajak daerah

adalah 24,227 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,699 dan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukkan secara parsial pajak daerah

berpengaruh sangat signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota

Medansehingga H1 dapat diterima.

Hasil pengujian statistik secara parsial (uji t) diperoleh nilai t dari

retribusi daerah adalah 4,164 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,699

dan nilai signifikansi 0,000> 0,05 menunjukkan secara parsial retribusi

daerah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota

Medan sehingga H1 dapat diterima.

Hasil pengujian statistik uji F diperoleh nilai F sebesar 885,442

lebih besar dari nilai F tabel sebesar 3,33 dan nilai sig. F 0,000 < 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh

secara simultan dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota

Medan sehingga H1 dapat diterima.

58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.2 Hipotesis Kedua

H2 : Jumlah wajib pajak mempengaruhi hubungan antara pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan.

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan uji interaksi

diperolehnilai Sig variabel X1X3 dan X2X3 > 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa jumlah wajib pajak tidak mempengaruhi hubungan pajak daerah

dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah serta H2 tidak dapat

diterima.

59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan serta pengaruh

jumlah wajib pajak dalam hubungan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap

pendapatan asli daerah Kota Medan. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah memiliki pengaruh

yang lebih signifikan daripada retribusi daerah terhadap pendapatan asli

daerah Kota Medan, tetapi pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh

secara positif terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan dari pajak daerah dan

retribusi daerah, maka pendapatan asli daerah Kota Medan juga semakin

meningkat. Contoh dari kesimpulan di atas ditunjukkan dengan tabel

berikut:

Tabel 5.1
Data PAD, Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah Kota Medan Tahun
2010-2016
Tahun PAD* Pajak Daerah* Retribusi Daerah*
2010 Rp 520.281 Rp 308.123 Rp 212.158
2011 Rp 846.073 Rp 609.379 Rp 236.694
2012 Rp 1.019.737 Rp 891.897 Rp 127.840
2013 Rp 1.069.805 Rp 881.346 Rp 188.459
2014 Rp 1.133.734 Rp 962.728 Rp 171.006
2015 Rp 1.196.185 Rp 996.029 Rp 200.156
2016 Rp 1.241.235 Rp 1.125.638 Rp 115.597
Sumber: djpk.kemenkeu.go.id, 2018,*dalam jutaan rupiah

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak sebagai variabel

pemoderasi tidak mempengaruhi hubungan antara pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan. Hal ini

menunjukkan bahwa apabila jumlah wajib pajak mengalami peningkatan

atau penurunan tidak mempengaruhi antara pajak daerah dan retribusi

daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan.

5.2 Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih memiliki

keterbatasan yang perlu diperbaiki oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun

keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jumlah wajib pajak yang digunakan dalam penelitian adalah tiga jenis

wajib pajak dari sebelas jenis wajib pajak Kabupaten/Kota. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan waktu untuk memperoleh data dan ada

sebagian data jenis wajib pajak yang tidak dapat diperoleh.

2. Populasi dalam penelitian ini relatif kecil karena hanya berpusat pada Kota

Medan saja.

3. Periode data yang dipakai tidak sampai pada tahun 2017 dan 2018 karena

data realisasi APBD tahun 2017 dan 2018belum sepenuhnya

direalisasikan.

5.3 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Untuk pemerintah alangkah baiknya data realisasi APBD lebih cepat

diperbaharui secara rinci dan lebih lengkap dengan caramelakukan

61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bimbingan dan sosialisasi kepada setiap pemerintah daerah dalam

melaporkan realisasi APBD-nya masing-masing agar laporan APBD yang

dihasilkan lebih lengkap dan diperbaharui secara berkala.

2. Untuk pemerintah Kota Medan kontribusi pajak daerah dan retribusi

daerah dapat ditingkatkan dengan melakukan intensifikasi. Intensifikasi

adalah memaksimalkan pemungutan pajak dan retribusi secara efisien

pada objek dan subjek yang sudah ada, misalnya dengan melakukan

perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan, dan

pelayanan.

3. Untuk pemerintah Kota Medan sebaiknya meningkatkan jumlah wajib

pajak dengan cara melakukan ekstensifikasi. Ekstensifikasi adalah

melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah

dengan cara menjaring wajib pajak baru melalui pendataan dan

pendaftaran atau memanggil wajib pajak baru yang memenuhi syarat

untuk dikenakan pajak. Memanggil wajib pajak baru dan lama juga dapat

disertai dengan amnesti pajak agar dapat lebih meningkatkan pendataan

wajib pajak.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel bebas

baru sepertihasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan daerah yang sah.

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Puspita Suci dan Yazid Yud Padmono, 2014.“Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah di Kota Surabaya”. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi, Volume 3 Nomor 1, pp: 1-15.
Diza, Rangga, Mohd. 2009. “Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Propinsi Sumatera Utara”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnsi Universitas Sumatera Utara.
Erlina, Omar Sakti Rambe dan Rasdianto.2015. Akuntansi Keuangan Daerah
Berbasis Akrual. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Abdul. 2005. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Kusuma, Md. Krisna Arta Anggar dan Ni Gst. Putu Wirawati. 2013. “Analisis
Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Peningkatan PAD Sekabupaten/Kota di Provinsi Bali”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 5.3, pp: 574-585.
Mahmudi, Wibi Hardani dan Novietha Indra Sallama. 2010. Manajemen
Keuangan Derah. Jakarta: Erlangga.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.
Mustika, Winda Ayu dan Faridaldayati. 2014. “Kontribusi Pajak Daerah dan
Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Kota
Surabaya”.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 3 Nomor 6, pp: 1-24.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi.2008. Analisis Data Penelitian
(Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ke-21. Bandung: Alfabeta.
Taluke, Maxwel. 2013. “Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
pada Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Halmahera Barat”. Jurnal
EMBA, Volume 1 Nomor 3, pp: 385-393.

63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Zahari, M. 2016. “Pengaruh Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Sorolangun”, Eksis, Volume 7 Nomor 2, hal: 133-
148.

www.djpk.kemenkeu.go.id
www.tutorialkuliah.blogspot.com
www.eco-valentinorossi.blogspot.com

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN

Lampiran I

Data PAD, Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah Kota Medan Tahun 2009-
2016

Tahun PAD* Pajak Daerah* Retribusi Daerah*


2009 Rp 368.564 Rp 237.097 80.760
2010 Rp 588.941 Rp 308.123 Rp 212.158
2011 Rp 995.072 Rp 609.379 Rp 236.694
2012 Rp 1.147.124 Rp 891.897 Rp 127.840
2013 Rp 1.206.169 Rp 881.346 Rp 188.459
2014 Rp 1.384.246 Rp 962.728 Rp 171.006
2015 Rp 1.489.723 Rp 996.029 Rp 200.156
2016 Rp 1.535.309 Rp 1.125.638 Rp 115.597
Total Rp 8.346584 Rp 5.775.140 Rp 1.251.910
Sumber: djpk.kemenkeu.go.id, 2018 *Dalam jutaan rupiah

Data Jumlah Wajib Pajak Kota Medan Dari Tiga Jenis Pajak
Kabupaten/Kota Tahun 2009-2016

Wajib Pajak Wajib Pajak Wajib Pajak


Tahun Total
Hotel Restoran Hiburan
2009 112 183 1183 1478
2010 125 217 1065 1407
2011 210 497 491 1198
2012 224 579 320 1123
2013 243 721 564 1528
2014 255 1005 617 1877
2015 268 1193 652 2113
2016 286 1422 689 2397
Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan, 2018

65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Data Pajak Daerah, Retribusi Daerah, PAD, dan Jumlah Wajib Pajak Kota
Medan Dihitung Secara Triwulan Pada Tahun 2009-2016

Jumlah
Pajak Retribusi
Tahun Triwulan PAD* Wajib
Daerah* Daerah*
Pajak
I Rp 73.713 Rp 47.419 Rp 16.152 295
II Rp 180.596 Rp 116.178 Rp 39.572 665
2009
III Rp 254.309 Rp 163.597 Rp 55.724 960
IV Rp 368.564 Rp 237.099 Rp 80.760 1478
I Rp 123.678 Rp 58.543 Rp 40.310 281
II Rp 265.023 Rp 144.818 Rp 101.836 633
2010
III Rp 429.927 Rp 209.524 Rp 144.267 970
IV Rp 588.941 Rp 308.123 Rp 212.158 1407
I Rp 248.768 Rp 115.782 Rp 44.972 239
II Rp 317.437 Rp 292.502 Rp 113.613 539
2011
III Rp 716.452 Rp 414.378 Rp 160.952 826
IV Rp 995.072 Rp 609.379 Rp 236.694 1198
I Rp 229.425 Rp 169.460 Rp 26.846 224
II Rp 619.447 Rp 428.111 Rp 62.642 505
2012
III Rp 802.987 Rp 606.490 Rp 90.756 774
IV Rp 1.147.124 Rp 891.897 Rp 127.840 1123
I Rp 253.295 Rp 176.269 Rp 37.692 305
II Rp 627.208 Rp 423.046 Rp 92.345 687
2013
III Rp 856.380 Rp 599.315 Rp 131.921 1054
IV Rp 1.206.169 Rp 881.346 Rp 188.459 1528
I Rp 290.692 Rp 182.918 Rp 34.201 375
II Rp 664.438 Rp 462.109 Rp 83.793 844
2014
III Rp 995.130 Rp 654.655 Rp 119.704 1295
IV Rp 1.384.246 Rp 962.728 Rp 171.006 1877
I Rp 297.945 Rp 189.246 Rp 38.030 422
II Rp 715.067 Rp 478.094 Rp 96.075 950
2015
III Rp 1.027.909 Rp 677.300 Rp 136.106 1457
IV Rp 1.489.723 Rp 996.029 Rp 200.156 2113
I Rp 322.415 Rp 213.871 Rp 23.119 479
II Rp 752.301 Rp 529.050 Rp 56.642 1078
2016
III Rp 1.044.010 Rp 765.434 Rp 80.918 1653
IV Rp 1.535.309 Rp 1.125.638 Rp 115.197 2397
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018 *Dalam jutaan rupiah

66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran II

Hasil Output SPSS

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD* 32 73713 1535309 650740.63 418880.711
Pajak Daerah* 32 47419 1125638 441573.38 304900.442
Retribusi Daerah* 32 16152 236694 98764.31 59750.485
Jumlah Wajib Pajak 32 224 2397 957.22 566.456
Valid N (listwise) 32
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018 *Dalam jutaan rupiah

2. Uji Normalitas

Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 42781.0794734
9
Most Extreme Differences Absolute .132
Positive .077
Negative -.132
Test Statistic .132
Asymp. Sig. (2-tailed) .170c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

3. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3915.080 16793.910
Pajak Daerah 1.196 .049 .871 .288 3.469
Retribusi Daerah .768 .185 .110 .538 1.859
Jumlah Wajib Pajak 44.547 28.136 .060 .257 3.886

a. Dependent Variable: PAD


Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Glejser


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 24802.262 10547.276 2.352 .026
Pajak Daerah .027 .031 .291 .876 .388
Retribusi Daerah .172 .116 .360 1.481 .150
Jumlah Wajib Pajak -23.311 17.670 -.464 -1.319 .198
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

5. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Durbin-Watson


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 .995a .990 .988 45014.618 2.294
a. Predictors: (Constant), Jumlah Wajib Pajak, Retribusi Daerah, Pajak Daerah
b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

Hasil Uji Run Test


Runs Test
abs_res
a
Test Value 23270.06
Cases < Test Value 16
Cases >= Test Value 16
Total Cases 32
Number of Runs 13
Z -1.258
Asymp. Sig. (2-tailed) .208
a. Median
Sumber: SPSS 23, 2018

69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 31864.936 29350.291
Pajak Daerah 1.225 .094 .892
Retribusi Daerah .239 .525 .034
Jumlah Wajib Pajak 14.021 42.236 .019
X1X3 -2.560E-5 .000 -.040
X2X3 .000 .000 .126
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

7. Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 3915.080 16793.910 .233 .817
Pajak Daerah 1.196 .049 .871 24.227 .000
Retribusi Daerah .768 .185 .110 4.164 .000
Jumlah Wajib Pajak 44.547 28.136 .060 1.583 .125
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5382555702349.075 3 1794185234116.358 885.442 .000b
Residual 56736843588.424 28 2026315842.444
Total 5439292545937.500 31
a. Dependent Variable: PAD
b. Predictors: (Constant), Jumlah Wajib Pajak, Retribusi Daerah, Pajak Daerah
Sumber: Olah data SPSS statistic 23, 2018

9. Uji Interaksi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 38629.521 20772.648 1.860 .074
Pajak Daerah 1.225 .092 .891 13.305 .000
Retribusi Daerah .228 .516 .033 .443 .661
X1X3 -1.877E-5 .000 -.030 -.309 .760
X2X3 .001 .000 .136 1.348 .189
a. Dependent Variable: PAD
Sumber: Olah data SPSS 23 statistic, 2018

71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran III

t Tabel
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.3088
4
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F Tabel
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas = 0,05

df untuk df untuk pembilang (N1)


penyebut 1 2 3 4 5 6 7 7 9 1 1 1 1 1 1
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.5 19.0 19.1 19.2 19.3 19.3 19.3 19.3 19.3 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4
3 1
10.1 0
9.55 6
9.28 5
9.12 0
9.01 3
8.94 5
8.89 7
8.85 8
8.81 0
8.79 0
8.76 1
8.74 2
8.73 2
8.71 3
8.70
4 3
7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 245 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92

73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai