Anda di halaman 1dari 114

No.

FE: 3195/S/A/FEUNAI/2019

PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS


AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK RAMA WENDRA

SKRIPSI

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Akuntansi (S-1) Dari Universitas Advent Indonesia

Disusun Oleh:
Yusuf Bramantika Situmorang
NIM: 1632155

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2019
No. FE: 3195/S/A/FEUNAI/2019

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS


AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK RAMA WENDRA

Diterima dan disetujui oleh panitia ujian skripsi di Program Studi Akuntansi
Fakultas Universitas Advent Indonesia sebagai persyaratan akhir untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Bandung, Desember 2019

(Dr. Romulo Sinabutar, S.E.,M.B.A.)


Pembimbing

(Francis M.Hutabarat,B.S.C.,M.B.A.,Ph.D.,CIBA) (Mila Susanti, S.E.,M.M.)


Ketua Penguji Anggota Penguji

(Harman Malau, S.Th, S.E., M.M., Ph.D)


Dekan Fakultas Ekonomi

ii
HALAMAN NON PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, telah menyusun suatu karya ilmiah
skripsi dengan judul:

PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS


AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK RAMA WENDRA

Dengan ini menyatakan bahwa:


Dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain atau bukan merupakan plagiasi dari
karya orang lain, kecuali sercara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam
daftar pustaka.

Persyaratan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Bandung, Desember 2019


Pembuat pernyataan

Yusuf Bramantika Situmorang


NIM: 1632155

iii
ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDITOR ACCOUNTABILITY ON AUDIT QUALITY IN


RAMA WENDRA PUBLIC ACCOUNTANT OFFICE

Written by:
Yusuf Bramantika Situmorang
NIM: 1632155

This study aims to determine how auditor accountability, audit quality, and to find
out how the influence of auditor accountability on audit quality at the Rama Wendra
Public Accountant Office. The method used is descriptive method. The data used
are primary data through a questionnaire distributed to 30 auditors who worked at
Rama Wendra Public Accountant Firm. To test the hypothesis of this study, using
simple linear regression analysis, correlation coefficient analysis, significant test
(t test), and coefficient of determination analysis using SPSS 16.0 for windows. The
population used in this study are employees who work at Rama Wendra Public
Accounting Firm, and the sample is 30 auditors in Rama Wendra Public Accounting
Firm that are in accordance with the criteria of using purposive sampling. The
results showed that r = 0.471 means that between auditor accountability and audit
quality has a moderate relationship. Based on statistical analysis, it is known that
the coefficient of determination shows R square = 0.222, which means that the
influence given by the auditor's accountability to the audit quality is 22.2% and the
remaining 77.8% is influenced by other factors outside the auditor's accountability
that are not discussed in this study. . The statistical test in this study also uses a t-
test with α = 0.05 and the results show a significant value of the auditor's
accountability to the audit quality that is 0.009 <0.05 or seen from tcount <ttable
(2.825 <2.048), which means Ho is rejected and Ha accepted, which states that
auditor accountability has a positive and significant effect on audit quality.

Keywords: Auditor Accountability, Audit Quality

iv
ABSTRAK

PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS


AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK RAMA WENDRA

Disusun oleh:
Yusuf Bramantika Situmorang
NIM: 1632155

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana akuntabilitas auditor, kualitas


audit, serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh akuntabilitas auditor terhadap
kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Rama Wendra. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yaitu
melalui kuesioner yang disebar kepada 30 auditor yang bekerja di KAP Rama
Wendra. Untuk menguji hipotesis penelitian ini, menggunakan analisis regresi
linier sederhana, analisis koefisien korelasi, uji signifikan (uji t), dan analisis
koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada KAP Rama
Wendra, dan sampelnya adalah 30 auditor pada KAP Rama Wendra yang sesuai
dengan kriteria menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa r = 0,471 artinya antara akuntabilitas auditor dan kualitas audit memiliki
hubungan yang sedang. Berdasarkan analisis statistik maka diketahui koefisien
determinasi yang menunjukkan R square = 0,222 yang artinya pengaruh yang
diberikan akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit sebesar 22,2% dan sisanya
77,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar akuntabilitas auditor yang tidak
dibahas dalam penelitian ini. Uji statistik pada penelitian ini juga menggunakan uji-
t dengan α=0,05 dan hasilnya menunjukkan nilai signifikan akuntabilitas auditor
terhadap kualitas audit yaitu 0,009 < 0,05 atau dilihat dari thitung < ttabel (2,825 <
2,048), yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima, dimana menyatakan bahwa
akuntabilitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: Akuntabilitas Auditor, Kualitas Audit

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH

AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK RAMA WENDRA” ini dapat diselesaikan guna

memenuhi salah satu persyaratan dalam meneyelesaikan pendidikan pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Advent Indonesia.

Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka perampungan penulisan

skripsi ini. Banyak masalah yang dihadapi penulis dalam penyusunan ini, namun

oleh karena berkat dan rahmat-Nyalah penulis berhasil menyelesaikannya. Oleh

karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Romulo Sinabutar, S.E., M.B.A. selaku dosen pembimbing.

Terimakasih atas segala bimbingan, ajaran, dan ilmu yang baru yang penulis

dapatkan selama penyusunan skripsi ini. Dengan segal kesibukan dalam

pekerjaan khususnya mengajar, masih tetap menyediakan waktu, tenaga dan

pikiran untuk membimbing dan menuntun penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

2. Bapak Harman Malau, S.Th., S.E., M.M., Ph.D, selaku dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Advent Indonesia yang membantu penulis dalam

bidang akademis sehingga membuat penulisan ini menjadi lebih baik.

vi
3. Ibu Mila Susanti., S.E., M.M., selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Advent Indonesia yang membantu penulis dalam

bidang akademis sehingga membuat penulisan ini menjadi lebih baik.

4. Sir Hisar Pangaribuan dan Sir Harlyn Siagian yang telah berbaik hati untuk

membantu penulis dalam melakukan proses validasi kuesioner pada

penelitian ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Advent Indonesia yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis, selama

menempuh perkuliahan di Universitas Advent Indonesia.

6. Kedua orangtua penulis, Johannis Situmorang dan Rosila Sri Oxiwaty yang

senantiasa memberikan dukungan, doa, nasihat dan semangat kepada

penulis untuk kesuksesan penyelesaian skripsi ini.

7. Sahabat dan teman penulis serta orang-orang yang berpartisipasi secara

langsung maupun tidak langsung yaitu: Folken Berg Setiawan Aruan, Eko

Kristianto, Radot Sinurat, Ricky Fresley Malau, Kristivanus, Pristine

Simbolon, Molia Butarbutar, Angel Siregar, Andrian Silalahi, bang Adrius

Sinuhaji, bang Sefa, Kak Ayu, bang Aditya, Fifi, Fitri Nainggolan, Deo,

Adam, dan Albert Tampubolon serta yang tidak bisa penulis sebut satu

persatu. Terimakasih atas dorongan semangat, memberikan doa, dan

membantu penulis terkait penulisan skripsi ini, dan membagikan

pengalaman serta pengetahuannya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tentunya kebaikan kalian tidak akan

terlupakan.

vii
8. Teman terkasih penulis, Stevie Flooryana Thobias yang selalu sabar,

memberikan semangat, mendoakan bahkan membantu penulis dalam

pengerjaan skripsi ini. Terimakasih atas dukungannya selama ini. Kiranya

Tuhan memberkati dan menjagamu selalu, serta menyertaimu juga dalam

pengerjaan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis

mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu

dan dapat diterima dengan baik.

Bandung, Desember 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

HALAMAN NON PLAGIASI .......................................................................... iii

ABSTRACT......................................................................................................... ii

ABSTRAK.......................................................................................................... v

UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 3


1.1 Latar Belakang ................................................................................. 3
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian .......................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian ......................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah ......................................... 6

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS .......... 7


2.1 Akuntabilitas .................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Akuntabilitas ......................................................... 7
2.1.2 Aspek-Aspek Akuntabilitas..................................................... 8
2.1.3 Fungsi Akuntabilitas ............................................................... 9
2.1.4 Tingkatan dalam Akuntabilitas ............................................. 10
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas .................. 11
2.1.6 Indikator Akuntabilitas ......................................................... 13
2.2 Laporan Auditor ............................................................................. 16
2.3 Tanggung Jawab Auditor atas Laporan Keuangan ........................... 16
2.4 Good Corporate Governance (GCG) .............................................. 17
2.5 Kualitas Audit ................................................................................ 19
2.5.1 Pengertian Kualitas Audit ..................................................... 19
2.5.2 Indikator Kualitas Audit........................................................ 20
2.5.3 Tujuan Kualitas Audit ........................................................... 24
2.6 Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit ............... 25
2.7 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 29

ix
2.8 Hipotesis ........................................................................................ 30

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 32


3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 32
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 32
3.3 Definisi Operasional dan Pengukurannya ....................................... 33
3.3.1 Variabel Independen/Variabel Bebas (X) .............................. 34
3.3.2 Variabel Dependen/Variabel Terikat (Y) ............................... 34
3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................... 36
3.5 Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 37
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 38
3.6.1 Uji Validitas ......................................................................... 38
3.6.2. Uji Reabilitas ....................................................................... 43
3.6.3. Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 44
3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi ................................................... 46
3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 47
3.6.6 Uji t (Uji Signifikansi) .......................................................... 47
3.6.7 Uji Analisis Regresi Sederhana ............................................. 48
3.7 Etika Penelitian.............................................................................. 48

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 50


4.1 Akuntabilitas Auditor pada KAP Rama Wendra............................. 50
4.1.1 Motivasi Kerja ..................................................................... 50
4.1.2 Usaha (Daya Pikir) .............................................................. 51
4.1.3 Keyakinan bahwa pekerjaan akan diperiksa oleh atasan ....... 53
4.2 Kualitas Audit pada KAP Rama Wendra ........................................ 55
4.2.1 Pelaporan semua kesalahan klien .......................................... 56
4.2.2 Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien ......... 58
4.2.3 Komitmen ............................................................................. 60
4.2.4 Berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi .................. 61
4.2.5 Sikap Skeptisme ................................................................... 63
4.2.6 Prinsip Kehati-hatian ............................................................ 64
4.3 Pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit pada KAP
Rama Wendra....................................................................................... 67
4.3.1 Analisis Koefisien Korelasi ................................................... 67
4.3.2 Uji Koefisien Determinasi..................................................... 68
4.3.3 Uji Signifikan (Uji t) ............................................................. 69
4.3.4 Uji Analisis Regresi Sederhana ............................................. 69

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73


5.1 Kesimpulan ................................................................................... 73
5.2 Saran ............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

LAMPIRAN ..................................................................................................... 80

x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 99

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit ............................ 31

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 27


3.1 Operasional Variabel .................................................................................... 35
3.2 Skala Likert.................................................................................................. 37
3.3 Standar Penilaian Untuk Validitas ................................................................ 39
3.4 Hasil Validasi Akuntanbilitas Auditor .......................................................... 40
3.5 Hasil Validasi Kualitas Audit ....................................................................... 41
3.6 Standar Penilaian untuk Realibitas ............................................................... 44
3.7 Hasil Uji Realibilitas .................................................................................... 44
3.8 Interpretasi Nilai Rata – Rata (Mean) ........................................................... 45
3.9 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ............................................................ 47
4.1 Motivasi Kerja ............................................................................................. 51
4.2 Usaha (Daya Pikir) ....................................................................................... 52
4.3 Keyakinan .................................................................................................... 53
4.4 Kesimpulan Variabel Akuntabilitas Auditor ................................................. 55
4.5 Pelaporan semua kesalahan klien.................................................................. 57
4.6 Pemahaman sistem informasi akuntansi klien ............................................... 58
4.7 Komitmen .................................................................................................... 60
4.8 Berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi ......................................... 62
4.9 Sikap Sketipsme ........................................................................................... 63
4.10 Prinsip Kehati-hatian .................................................................................. 65
4.11 Kesimpulan Variabel Kualitas Audit .......................................................... 66
4.12 Interpretasi Nilai Persamaan Regresi Sederhana ......................................... 70

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Formulir Pengajuan Pembimbing ................................................................. 81


2. Surat Perjanjian Bimbingan KTI/Skripsi ...................................................... 82
3. Form Laporan Kegiatan Penulisan Skripsi I.................................................. 83
4. Surat Keterangan Riset dari Universitas ....................................................... 84
5. Bukti Cap dan Tanda Tangan Validasi ......................................................... 85
6. Surat Keterangan Riset Penelitian dari KAP Rama Wendra .......................... 87
7. Lembar Bukti Validasi Isi Oleh Dosen UNAI ............................................... 88
8. Form Laporan Kegiatan Penulisan Skripsi 2 ................................................. 89
9. Hasil Output SPSS ....................................................................................... 90
10. Kuesioner Penelitian .................................................................................... 94

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkup dunia bisnis, kepercayaan konsumen sangatlah dibutuhkan.

Begitu juga halnya sehubungan dengan laporan keuangan. Pihak pihak yang

berkepentingan sangatlah membutuhkan kepercayaan terhadap laporan keuangan

yang diterbitkan oleh suatu perusahaan. Mengingat bahwa manajamen mempunyai

kepentingan sendiri, sehingga laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan

tidak dapat dipercaya begitu saja. Laporan keuangan menggambarkan kinerja dari

sebuah perusahaan. Dengan demikian, segala yang tertuang dalam laporan

keuangan, akan sangat menentukan keputusan yang akan diambil selanjutnya, baik

oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan yang berkepentingan. Oleh karena

itu laporan keuangan harus dipastikan kebenarannya melalui jasa akuntan publik.

Namun tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta proses yang lama dalam

memeriksa laporan keuangan sebuah perusahaan, apalagi dalam skala perusahaan

yang besar ataupun memiliki banyak cabang/anak perusahaan. Sehingga data – data

yang akan diperiksa semakin kompleks. Pemeriksaan inilah yang dinamakan audit,

terkhusus audit laporan keuangan.

Melihat waktu yang sangat lama dalam proses audit, para auditor yang

menerima tugas pemeriksaan tersebut memiliki kecenderungan untuk tidak

sepenuhnya bertanggung jawab atas hasil laporan audit yang mereka kerjakan, oleh

karena penulis melihat secara langsung dalam pengalaman penulis selama magang

di Kantor Akuntan Publik Rama Wendra, bahwa kerapkali bahkan hampir setiap

1
2

hari, para auditor rela mengorbankan waktu tidurnya demi mengemban tanggung

jawab yang telah diberikan kepada masing – masing auditor, untuk mengaudit

sebuah perusahaan.

Penulis melihat bahwa para auditor tersebut sangatlah bertanggung jawab

dan disiplin serta fokus dengan tanggung jawab yang telah diberikan. Padahal gaji

yang didapatkan apabila dibandingkan dengan perusahaan perusahaan lainnya,

tidaklah sebanding dengan pengorbanan yang telah diberikan, demi menghasilkan

hasil laporan audit yang akurat.

Tanggung jawab tersebutlah yang dimaksudkan oleh penulis dalam judul

penelitian ini, yaitu akuntabilitas. Menurut Kumaat (2010), akuntabilitas adalah

bentuk tanggung jawab korporasi yang diwujudkan dengan menyediakan seluruh

perangkat pengawasan secara komprehensif serta siap untuk digugat sesuai

peraturan dan regulasi yang berlaku. (hlm. 23).

Dikutip dari tirto.id, pada hari Sabtu, 6 Oktober 2018, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif kepada dua akuntan publik (AP)

dan satu kantor akuntan publik (KAP). Pangkal soalnya, AP Marlinna dan AP

Merliyana Syamsul serta KAP Satrio, Bing, Eny (SBE) dan Rekan dinilai tidak

memberikan opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam laporan keuangan

tahunan audit milik PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance).

Sanksi yang diterima dua AP dan satu KAP itu berupa pembatalan

pendaftaran terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan SNP Finance. Kedua AP

dan satu KAP itu memberikan opini ‘Wajar Tanpa Pengecualian’ dalam hasil audit

terhadap laporan keuangan tahunan SNP Finance. Padahal, hasil pemeriksaan OJK
3

mengindikasikan SNP Finance menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai

dengan kondisi keuangan yang sebenarnya secara signifikan. Sehingga,

menyebabkan kerugian banyak pihak termasuk perbankan.

Sanksi yang dimaksud adalah untuk sementara mereka tidak dapat

melakukan proses audit jasa keuangan. KAP SBE juga dilarang untuk menambah

klien baru. OJK menilai AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan

pelanggaran berat sehingga melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang

Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. Ini sebagai mana

tertera dalam penjelasan Pasal 39 huruf b POJK Nomor 13/POJK.03/2017, bahwa

pelanggaran berat yang dimaksud antara lain AP dan KAP melakukan manipulasi,

membantu melakukan manipulasi, dan atau memalsukan data yang berkaitan

dengan jasa yang diberikan.

Dalam kasus diatas, auditor memegang peranan yang sangat penting, namun

sangat fatal apabila tidak memiliki akuntabilitas, dalam memberikan opini audit.

Tidak adanya tanggung jawab auditor, bukan saja merusak reputasi dirinya saja,

namun reputasi dari KAP dimana dia bekerja. Setelah reputasi yang hancur,

selanjutnya keberlanjutan dari KAP tersebutpun terancam ke depannya. Bahkan

juga dikenai sanksi yang berat, yang berawal hanya dari tidak bertanggung

jawabnya seorang auditor.

Sehingga penulis melihat, sangatlah diperlukan akuntabilitas dari para

auditor dalam memberikan opini auditnya. Dengan rasa tanggung jawab yang

dimiliki auditor, maka akan menghasilkan kualitas audit yang baik dan sesuai

dengan yang sebenarnya. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan
4

diatas serta kasus yang akibatnya sangat fatal, maka penulis tertarik untuk meneliti

bagaimana rasa tanggung jawab dari auditor mempengaruhi hasil opini audit

dengan judul “PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK RAMA

WENDRA”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang sudah dijelaskan

sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sehubungan dengan

judul yang penulis ambil yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah akuntabilitas yang dimiliki para auditor pada KAP Rama

Wendra?

2. Bagaimanakah kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP Rama Wendra?

3. Bagaimanakah pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit pada

KAP Rama Wendra?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh

akuntabilitas auditor dalam meningkatkan kualitas audit pada KAP Rama Wendra.

Seluruh hasil akhir dari penelitian ini akan diambil dan diolah berdasarkan persepsi

responden yang merupakan para auditor di KAP Rama Wendra.

Tujuan dengan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh

jawaban atas permasalahan utama diantaranya:

1. Untuk mengetahui akuntabilitas para auditor pada KAP Rama Wendra.


5

2. Untuk mengetahui kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP Rama

Wendra.

3. Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas

audit yang dihasilkan pada KAP Rama Wendra.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka penulis mengharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi KAP Rama Wendra

dalam mempertimbangkan pelaksanaan audit, supaya perusahaan memperhatikan

kinerja para auditor dalam akuntabilitasnya, sehingga akan menghasilkan kualitas

audit yang bagus.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman

penulis mengenai akuntabilitas auditor dan mengerti mengenai kualitas audit yang

selama ini telah dihasilkan oleh KAP Rama Wendra. Penulis ini juga dapat

menerapkan akuntabilitas apabila bekerja sebagai seorang auditor di sebuah KAP.

3. Bagi Pihak Lainnya

Penelitian ini mungkin saja dapat digunakan menjadi referensi tambahan

bagi peneliti selanjutnya serta diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

akuntabilitas auditor dalam meningkatkan kualitas audit.


6

1.5 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

Penulis meneliti pada Kantor Akuntan Publik Rama Wendra yang berlokasi

di Gedung Graha Mampang, 2nd floor, Jl. Mampang Prapatan no. 100, Duren Tiga,

Pancoran, South Jakarta City, Jakarta 12760. Perusahaan ini bergerak di bidang

jasa akuntan publik yang sudah berdiri sejak tahun 2003. Salah satu jasa yang

diberikan adalah audit atas laporan keuangan.

Penelitian ini terdiri dari variabel independen (X) yaitu Akuntabilitas

Auditor dan variabel dependen (Y) yaitu Kualitas Audit. Peneliti membatasi

masalah melalui indikator dari masing-masing variabel, untuk variabel independen

(X) yaitu motivasi, usaha (daya pikir), dan keyakinan. Sedangkan untuk variabel

dependen (Y) yaitu pelaporan semua kesalahan klien, pemahaman sistem informasi

akuntansi klien, komitmen penyelesaian, berpedoman pada prinsip auditing dan

prinsip akuntansi, tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien, dan sikap

hati-hati.
BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Akuntabilitas

Pada dasarnya, akuntabilitas identik dengan pertanggungjawaban

seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Seseorang

yang bertanggung jawab siap untuk dituntut terhadap hasil yang telah dikerjakan

olehnya. Begitu juga halnya pertanggungjawaban seorang auditor terhadap hasil

kerjanya yaitu laporan audit.

2.1.1 Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas (accountability) identik dengan pertanggungjawaban.

Kusumasari, Dwiputrianti, & Allo (2015) menyebutkan, dalam banyak hal, kata

akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun

pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas

adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah

kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada

kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung

jawab yang menjadi amanahnya. (hlm. 7).

Namun menurut Kausang (2012) sangat sederhana, accountability adalah

dapat diukur kinerja perusahaan.

Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Kumaat (2010), bahwa

accountability adalah bentuk tanggung jawab korporasi yang diwujudkan dengan

7
8

menyediakan seluruh perangkat pengawasan secara komprehensif serta siap untuk

digugat sesuai peraturan dan regulasi yang berlaku.

Melalui kutipan-kuitpan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa akuntabilitas

adalah perusahaan yang dapat diukur kinerjanya melalui individu, kelompok, atau

institusi yang bertanggung jawab atas kewajiban yang menjadi amanahnya dan

pertanggungjawaban dari pihak korporasi atau perusahaan berupa pengawasan

secara komprehensif, sehingga perusahaan dan individu siap untuk digugat sesuai

dengan peraturan dan regulasi yang berlaku.

2.1.2 Aspek-Aspek Akuntabilitas

Kusumasari, Dwiputrianti, & Allo (2015) menjelaskan, ada 5 aspek

akuntabilitas, yaitu:

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship).

2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented). Dalam

konteks ini, setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggung

jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan

berupaya untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.

3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires

reporting). Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan

memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan

hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu

memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.

4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without

consequences). Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan


9

tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi

tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).

Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta

pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan

berfokus dalam peningkatan kinerja. (hlm. 8-9).

Kutipan diatas dapat mendukung suatu kesimpulan bahwa aspek akuntabilitas

adalah sebuah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan

negara dan masyarakat, mempunyai hasil yang menunjukkan pertanggungjawaban,

adanya laporan kinerja, adanya konsekuensi, dan adanya perbaikan kinerja yang

dilakukan.

2.1.3 Fungsi Akuntabilitas

Menurut Kusumasari, Dwiputrianti, & Allo (2015), akuntabilitas adalah

prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai

suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan

kepada atasannya.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, dikutip oleh Kusumasari

dari jurnal Bovens (2007) yaitu:

1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); dengan

membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang lebih

luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif dan di

lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat kementrian, lembaga

maupun daerah);
10

2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran

konstitusional);

3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). (hlm.9-10)

Bisa disimpulkan, akuntabilitas berfungsi untuk mengontrol internal perusahaan,

yaitu mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan

efisiensi dan efektivitas.

2.1.4 Tingkatan dalam Akuntabilitas

Menurut Kusumasari, Dwiputrianti, & Allo (2015), Akuntabilitas memiliki

5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu,

akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)

Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri

seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi yang akuntabel

adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.

2. Akuntabilitas Individu

Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan

lingkungan kerjanya.

3. Akuntabilitas Kelompok

Kinerja sebuah institusi atau organisasi biasanya dilakukan atas

kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada

adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka

pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai


11

kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting

dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

4. Akuntabilitas Organisasi

Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang

telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap

organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.

5. Akuntabilitas Stakeholder

Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna

layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik

terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab

organisasi pemerintah, untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,

responsif dan bermartabat. (hlm. 12-13).

Dari kutipan-kutipan di atas, penulis dapat menyimpulkan, akuntabilitas

muncul dari lini yang paling kecil dan mendasar, yaitu dimulai dari diri sendiri,

kemudian hubungan individu dengan lingkungan kerjanya, lalu mulai masuk ke

tingkat kerjasama kelompok. Dari kinerja yang dihasilkan oleh individu maupun

kelompok, harus dilaporkan kepada tingkat organisasi, dan kemudian

dipertanggungjawabkan kepada stakeholder yaitu masyarakat umum yang

berkepentingan atau perusahaan klien, dalam hal ini.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas

Pada penelitian Alvita (2010:55) yang dikutip oleh Buhanudin (2016),

terdapat enam faktor yang mempengaruhi sikap akuntabilitas individu sebagai

berikut:
12

1. Latar belakang (background factors), seperti usia, jenis kelamin, suku, status

sosial ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan

mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap sesuatu hal.

2. Keyakinan perilaku atau behavioral belief yaitu hal-hal yang diyakini oleh

individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif, sikap terhadap

perilaku atau kecenderungan untuk bereaksi secara afektif terhadap suatu

perilaku, dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku tersebut.

3. Keyakinan normatif (normatif belief), yang berkaitan langsung dengan

pengaruh lingkungan, faktor lingkungan sosial khususnya orang- orang yang

berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others) dapat

mempengaruhi keputusan individu

4. Norma subjektif (subjective norm) adalah sejauh mana seseorang memiliki

motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan

dilakukan (normative belief).

5. Keyakinan bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control belief) diperoleh

dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman melakukan perilaku yang sama

sebelum nya atau pengalaman yang diperoleh karena melihat orang lain

(misalnya teman, keluarga dekat) melaksanakan perilaku itu sehingga ia

memiliki keyakinan bahwa ia pun akan dapat melaksanakannya. Selain

pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman, keyakinan individu mengenai

suatu perilaku akan dapat dilaksanakan ditentukan juga oleh ketersediaan

waktu untuk melaksanakan perilaku tersebut, tersedianya fasilitas untuk


13

melaksanakannya, dan memiliki kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan

yang menghambat pelaksanaan perilaku.

6. Perilaku kemampuan mengontrol (perceived behavioral control), yaitu

keyakinan (belief) bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah

melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk

melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas

kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak memiliki

kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu.

Dari kutipan diatas, akuntabilitas yang dimiliki seseorang dapat berbeda

beda, bertambah dan bahkan berkurang tergantung dari latar belakangnya,

keyakinan dari masing-masing individu mengenai perilaku, baik yang positif

maupun negatif, faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi keputusan individu,

keyakinan bahwa suatu perilaku yang individu lihat dari orang lain dapat

dilaksanakan juga olehnya, dan yang terakhir adalah perilaku individu dalam

kemampuannya untuk mengontrol niatnya dalam berperilaku.

2.1.6 Indikator Akuntabilitas

Febriyanti (2014) melihat ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur akuntabilitas individu, yaitu:

Pertama, seberapa besar motivasi mereka untuk meyelesaikan pekerjaan

tesebut. Motivasi secara umum adalah keadaan dalam diri seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk

mencapai tujuan.
14

Kedua, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk

menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas tinggi mencurahkan

usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan akuntabilitas rendah

ketika menyelesaikan pekerjaan (Cloyd, dalam Diani dan Ria, 2007).

Ketiga, seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh

atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa atau dinilai orang lain

dapat meningkatkan keinginan dan usaha seseorang untuk menghasilkan pekerjaan

yang lebih berkualitas. Seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan

yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh

supervisor/manajer/pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki

akuntabilitas rendah.

1) Motivasi Kerja

Dalam penelitian Sihombing, H. (2012), menurut Berendoom dan Stainer dalam

Sedarmayanti (2000), mendefinisikan motivasi sebagai kondisi mental yang

mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian

kebutuhan memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Lebih lanjut

Sedarmayanti (2000) berpendapat bahwa : “Motivasi dapat diartikan sebagai suatu

daya dorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang

diperbuat karena takut akan sesuatu. Perbuatan atau tindakan termaksud dapat

berarti kerja keras guna lebih berprestasi, menambah keahlian, sumbang saran, dan

lain-lain.”

Menurut Anwar Prabu (2006) dalam Sedarmayanti (2000) juga

mengungkapkan :“Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam


15

menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi

atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk

mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan

positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk

mencapai kinerja maksimal. Dengan adanya motivasi dalam bekerja, maka para

auditor diharapkan lebih memiliki intensitas, arah dan ketekunan sehingga tujuan

organisasi pun lebih mudah tercapai.

2) Usaha (daya pikir)

Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai

daya atau kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengamati, melihat hubungan-

hubungan untuk memperoleh pengetahuan baru. Orang dengan akuntabilitas tinggi

mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan

akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan (Cloyd, 1997). Seorang

auditor dengan akuntabilitas tinggi senantiasa menyelesaikan target audit sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan sebagai bukti tanggungjawabnya sebagai

auditor.

3) Keyakinan dalam bekerja

Menurut Tan dan Alison (1999) dalam Sihombing, H. (2012), seseorang dengan

akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka

akan diperiksa oleh pimpinan mereka dibandingkan dengan seseorang yang

memiliki akuntabilitas rendah. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa

atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keinginan dan usaha seseorang untuk

menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Hasil penelitiannya Teclock dan


16

Kim (1987) dalam Diani dan Ria (2007) membuktikan bahwa subjek yang

diberikan instruksi diawal (postexposure accountability) bahwa pekerjaan mereka

akan diperiksa oleh atasan, melakukan proses kognitif yang lebih lengkap,

memberikan respon yang lebih tepat dan melaporkan keputusan yang lebih

realistis.Auditor dengan akuntabilitas tinggi cenderung mengeluarkan ide dan

pikirannya untuk menghasilkan kerja yang maksimal yang akan meningkatkan

kinerja dimana auditor tersebut bekerja. Dalam menyelesaikan pekerjaannya,

auditor menyertakan bukti-bukti yang lebih banyak yang akan menguatkan

keputusannya.

2.2 Laporan Auditor

Tandiontong (2016) kembali menjelaskan, laporan auditor adalah semacam

surat perantara (medium) melalui bagaimana auditor menyatakan opininya

(pendapat) atau jika keadaan mengharuskan menolak berpendapat tentang laporan

keuangan entitas yang diauditnya untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini

berarti auditor bertanggungjawab terhadap pendapat atau opininya. (hlm. 71).

Sudah sangat jelas dikatakan, bahwa pertanggungjawaban akuntabilitas

auditor sangat dibutuhkan, dalam menghasilkan laporan audit, sehingga laporan

tersebut dapat dikatakan berkualitas baik atau bagus, ketika laporan tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

2.3 Tanggung Jawab Auditor atas Laporan Keuangan

Arens (2015) menyebutkan, standar auditing AICPA menyatakan, tujuan

keseluruhan auditor, dalam melakukan audit atas laporan keuangan, adalah untuk:
17

(a) Memperoleh keayakinan yang layak bahwa laporan keuangan secara

keseluruhan telah bebas dari salah saji yang material, baik karena kecurangan

atau kesalahan, sehingga memungkinkan auditor untuk menyatakan

pendapat tentang apakah laporan keuangan itu disajikan secara wajar, dalam

semua hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan

yang berlaku: dan

(b) Melaporkan tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang

disyaratkan oleh standar auditing, sesuai dengan temuan auditor.

Apabila disimpulkan, auditor bertanggung jawab atas opini yang

dinyatakan, apakah opininya sudah layak untuk diungkapkan berdasarkan

pemeriksaan yang telah dilakukan dan melaporkan keseluruhan temuan yang

didapatkan tentang laporan keuangan.

2.4 Good Corporate Governance (GCG)

Untuk mencapai tingkat dimana perusahaan dikatakan memiliki kinerja

yang baik, salah satunya adalah dengan cara menerapkan prinsip Good Corporate

Governance (GCG).

Menurut Tunggal (2012), Good Corporate Governance merupakan suatu

prinsip dasar pengelolaan perusahaan secara transparan, akuntabel, dan adil sesuai

dengan aturan dan etika yang berlaku umum. (hlm. 33)

Dari penjelasan diatas, salah satu yang disinggung adalah akuntabel atau

dapat disebut juga akuntabilitas. Sehingga akuntabel ini juga berlaku bagi para

auditor dalam mengeluarkan hasil auditnya.


18

Dijelaskan lebih lengkap lagi oleh Kaunang (2012) bahwa secara sederhana,

corporate governance adalah perusahaan yang dikelola dengan mengikuti semua

peraturan pemerintah dan semua sistem yang berlaku umum dengan kondisi:

1. Transparacy = keterbukaan informasi

2. Accountability = dapat diukur kinerja perusahaan

3. Integrity = kejujuran dan dapat dipercaya

4. Equity = kewajaran dalam proses pencatatan akuntansi

5. Social responbility = tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup.

(hlm. 101).

Menurut Malaysian High Level Finance Committee for Corporate

Governane dalam buku Tunggal (2012) menyebutkan bahwa Good Corporate

Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan

dan mengelola bisnis guna meningkatkan kemajuan dan akuntabilitas perusahaan

sehingga pada jangka Panjang mampu mendobrak value perusahaan tanpa

mengabaikan kepentingan semua Stakeholders.(hlm. 33).

Bisa diambil kesimpulan bahwa, perusahaan yang baik akan bertanggung

jawab dalam segala aktivitas yang dilakukan perusahaan terutama produk/jasa yang

dihasilkan. Begitu juga halnya dengan perusahaan jasa akuntan publik beserta para

auditor yang bekerja. Untuk mempertahankan reputasi perusahaan, diperlukan

penerapan GCG. Dengan demikian KAP dan para auditornya berdasarkan prinsip

GCG, salah satunya haruslah bertanggung jawab (akuntabel/akuntabilitas)

terhadap jasa yang diberikan kepada pihak auditee, terkhusus hasil audit laporan

keuangan yang diberikan kepada pihak auditee.


19

2.5 Kualitas Audit

Proses audit yang dilakukan oleh para auditor haruslah menghasilkan

laporan audit yang sesuai dengan apa yang sebenarnya. Permatasari dan Astuti

(2018) dalam tulisan Kurniasih, M., & Rohman (2014) mengatakan proses audit

dirancang untuk menentukan apakah angka angka yang dilaporkan dalam laporan

keuangan relatif wajar, sehingga kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama

untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. (hlm. 83).

2.5.1 Pengertian Kualitas Audit

Tandiontong (2016) mengatakan bahwa kualitas audit (quality audit),

dimaknai sebagai probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan melaporkan

suatu kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi

klien. Kualitas audit diukur dengan menggunakan indikator kualitas yang

seimbang (keuangan dan non keuangan) dari empat kategori: input, proses, hasil

dan konteks. (hlm. 73).

Gunawan (2012) mengutip dalam tulisan Nataline (2007),, kualitas audit

diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dalam menentukan dan melaporkan

penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Nataline (2007)

menyimpulkan bahwa kualitas audit adalah gabungan probabilitas seorang auditor

untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam

sistem akuntansi klien di mana audit ini diproksi berdasarkan reputasi dan

banyaknya klien yang dimiliki KAP. (hlm. 45).

Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan kualitas audit adalah

probabilitas seorang auditor dalam menentukan dan melaporkan penyelewengan


20

yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi klien dimana audit ini diproksi

berdasarkan reputasi dan banyaknya klien yang dimiliki KAP.

2.5.2 Indikator Kualitas Audit

Burhanudin (2016) kembali mengutip, indikator kualitas audit menurut

Harhinto (2004:40) adalah sebagai berikut:

1) Melaporkan semua kesalahan klien.

Auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi pada

sistem akuntansi perusahaan klien dan tidak terpengaruh pada besarnya

kompensasi atau fee yang auditor terima.

Tjun (2012) mengatakan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung

pada independensi auditor. Auditor yang berpengalaman mempunyai

pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih

mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan

dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan

pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar. (hlm. 34

& 35).

2) Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien.

Auditor yang memahami sistem akuntansi perusahaan klien secara

mendalam akan lebih mudah dan sangat membantu dalam menemukan salah

saji laporan keuangan klien. Dalam penelitian Kustinah (2018) dikatakan,

beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh auditor untuk mampu melihat

sinyal kemungkinan terdapatnya fraud antara lain auditor harus mampu


21

untuk memiliki pemahaman yang baik terhadap system informasi akuntansi

klien.

Pemahaman sistem informasi akuntansi klien terutama pada saat klien

menggunakan sistem informasi yang baru. Auditor dituntut untuk dapat

mengikuti dan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi terhadap system

informasi akuntansi tersebut. Pemahaman terhadap sistem informasi

akuntansi merupakan tahap awal dalam perencanaan audit. (hlm. 27).

3) Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit.

Auditor yang berkomitmen tinggi dalam menyelesaikan tugasnya, maka ia

akan berusaha memberikan hasil terbaik sesuai dengan anggaran yang telah

ditetapkan.

Menurut Bagrain (2003) dalam penelitian Hendra (2018), Individu dengan

komitmen yang kuat tetap bertahan mendalami profesinya karena merasa

seharusnya demikian. Komitmen biasanya terbentuk karena sosialisasi

profesi yang efektif atau karena pengorbanan yang sudah dilakukan oleh

individu untuk bisa menjadi anggota dari profesi tersebut. (hlm. 103).

4) Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan

pekerjaan lapangan.

Auditor harus memiliki standar etika yang tinggi, mengetahui akuntansi dan

auditing, menjunjung tinggi prinsip auditor, dan menjadikan SPAP sebagai

pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan tugas laporan keuangan.

Menurut Darayasa (2016), auditor independen harus berpedoman pada

standar audit yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
22

(IAPI), yaitu standar pekerjaan lapangan, standar umum, dan standar

pelaporan. Standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus

dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur

audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan

mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang

dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk

menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara

keseluruhan. (143-144).

Menurut Agusti dan Pertiwi (2013) dalam Farida (2016), kualitas audit

merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan

keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem

akuntansi klien dan melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan auditan,

dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada

standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

5) Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien (sikap skeptisme)

Pernyataan klien merupakan informasi yang belum tentu benar karena

berdasarkan persepsi. Oleh karena itu, aditor sebaiknya tidak begitu saja

percaya terhadap pernyataan kliennya dan lebih mencari informasi lain yang

relevan.

Menurut Noviyanti (2008), standar profesional akuntan publik

mendefinisikan skeptisme profesional sebagai sikap auditor yang mencakup

pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis


23

terhadap bukti audit. Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima

begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk

memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang

dipermasalahkan. Tingkat kepercayaan auditor yang tinggi terhadap klien

akan menurunkan sikap skeptisme profesionalnya. Tipe kepribadian

seseorang diduga juga mempengaruhi sikap skeptisme profesionalnya. (hlm.

103 & 104).

6) Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan

Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati,

termasuk dalam mengambil keputusan sehingga kualitas auditnya akan lebih

baik. (hlm. 14-15).

Menurut Burhanudin (2017), sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan

berkaitan juga dengan sikap independensi. Independensi adalah sikap yang

terdapat pada diri auditor yang bebas dari pengaruh dan tekanan dari dalam

maupun luar ketika mengambil suatu keputusan, dimana dalam pengambilan

keputusan tersebut harus berdasarkan fakta yang ada. (hlm. 4).

Menurut Suhayati (2018), evaluasi yang tepat atas bukti membutuhkan sikap

kehati-hatian dari seorang auditor atas jenis bukti yang tersedia serta

keandalan dalam mendiagnosanya, auditor harus mampu menentukan kapan

jumlah yang cukup dari bukti kompeten dalam rangka mengambil keputusan

atas audit yang sudah dilakukannya (Siti Kurnia & Ely Suhayati, 123). Selain

itu pertimbangan lain sebelum mengambil keputusan adalah auditor selalu

mempertanyakan segala sesuatu secara kritis dalam mengevaluasi bukti audit


24

berdasarkan keahlian dalam melakukan audit yang dimilikinya (Djohar,

2012). (hlm. 712).

Menurut Ufrawati (2019), sikap profesionalisme akan mengambil keputusan

berdasarkan pertimbangan yang dimilikinya yaitu berdasarkan yang petama

pengabdian pada profesi, auditor yang mengabdi kepada profesinya akan

melakukan totalitas kerja dimana dengan totalitas ini dia akan lebih hati-hati

dan bijaksana dalam melakukan audit sehingga dapat menghasilkan audit

yang berkualitas.

Bisa disimpulkan bahwa kualitas audit akan semakin akurat apabila para

auditor melaporkan semua pelanggaran pada sistem akuntansi perusahaan klien,

kemudian apabila auditor benar benar memahami sistem akuntansi kliennya,

memiliki komitmen yang tinggi dalam menyelesaikan tanggung jawabnya untuk

memeriksa, berpedoman pada prinsip auditing dan akuntasi, serta profesional dalam

melaksanakan audit sehingga berhati – hati dalam mengambil keputusan.

2.5.3 Tujuan Kualitas Audit

Permatasari dan Astuti (2018) dalam tulisan Kurniasih, M., & Rohman

(2014) kembali menjelaskan “Tujuan dari kualitas audit adalah meningkatkan hasil

kinerja audit pelaporan keuangan klien yang dapat digunakan oleh para pemakai

laporan keuangan auditan dengan sikap independensi auditor dalam menajalankan

tugasnya memeriksa salah saji material yang terkandung dalam laporan keuangan

dan melaporkan secara transaparan beserta bukti -bukti yang diperoleh”. (hlm. 83).
25

Bisa disimpulkan tujuan kualitas audit adalah untuk melaporkan seluruh

salah saji material yang terdapat dalam laporan keuangan secara transparan beserta

dengan bukti-buktinya.

2.6 Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit

Menurut Harhinto (2004:40) yang dikutip oleh Burhanudin (2016), ada

terdapat 6 faktor yang mempengaruhi kualitas audit. 2 faktor diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Melaporkan semua kesalahan klien

Auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi pada

sistem akuntansi perusahaan klien dan tidak terpengaruh pada besarnya

kompensasi atau fee yang auditor terima.

2) Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit

Auditor yang berkomitmen tinggi dalam menyelesaikan tugasnya, maka ia

akan berusaha memberikan hasil terbaik sesuai dengan anggaran yang telah

ditetapkan. (hlm. 12).

Auditor yang bertanggung jawab terhadap hasil auditnya, akan melaporkan

semua kesalahan klien, tanpa terpengaruh pada besarnya kompensasi atau fee yang

diterima dari pihak auditee. Selain itu, auditor yang bertanggung jawab, akan

berkomitmen kuat untuk menyelesaikan auditnya.

Penelitian psikologi sosial yang membuktikan adanya hubungan dan

pengaruh akuntabilitas seseorang terhadap kualitas pekerjaan adalah Tetlock dan

Kim (1987) yang mengkaji tentang permasalahan akuntabilitas auditor dalam

menyelesaikan sebuah pekerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan membagi subjek


26

penelitian menjadi tiga kelompok: pertama, kelompok yang diberikan instruksi

bahwa pekerjaan mereka tidak akan diperiksa oleh atasan (no accountability);

kedua, kelompok yang diberikan instruksi awal (sebelum melaksanakan pekerjaan)

bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan (preexposure accountability);

ketiga, kelompok yang diberikan instruksi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa

oleh atasan, tetapi instruksi ini baru disampaikan setelah mereka menyelesaikan

pekerjaan (postexposure accountability). (p. 704-706).

Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa subyek penelitian dalam kelompok

preexposure accountability menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas

dibandingkan dengan kelompok lainnya. Kelompok ini melakukan proses kognitif

yang lebih lengkap, respon yang lebih cepat dan tepat serta melaporkan keputusan

yang lebih dapat dipercaya dan realistis.

Dengan demikian, pertanggungjawaban atau yang disebut dengan

akuntabilitas seorang auditor sangat diperlukan, apabila ingin mendapatkan hasil

kerja yang baik, khususnya laporan audit.

Pada penelitian ini penulis mengambil referensi dari beberapa penelitian

terdahulu sebagai gambaran untuk mempermudah proses penelitian. Berikut ini

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kualitas audit, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Judul Metode Penelitian Hasil


(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Wiratama, Pengaruh Variabel Variabel Independens


W. Independensi, akuntabilitas independensi, i,
Jefferson Pengalaman dan kualitas pengalaman pengalaman
& Kerja, Due audit, data kerja, dan due kerja, due
Professional diperoleh professional care, professional
27

Budiartha, Care dan dengan analisis data care dan


K. (2015) Akuntabilitas menyebar regresi linier akuntabilitas
Terhadap kuesioner. berganda, obyek berpengaruh
Kualitas Audit penelitian auditor positif
pada KAP di signifikan
Denpasar yang terhadap
terdaftar di kualitas
directory IAPI. audit.
Ilmiyati, F. Pengaruh Variabel Variabel Motivasi
& Akuntabilitas akuntabilitas kompetensi berpengaruh
Suhardjo, dan auditor dan auditor dan positif
Y. (2012) Kompetensi kualitas kualitas audit, signifikan
Auditorterhad audit, obyek penelitian terhadap
ap Kualitas menggunaka auditor pada 11 kualitas
Audit (Studi n skala kap di semarang, audit,
Empiris Pada Likert. teknik analisis kewajiban
Kantor data regresi sosial,
Akuntan berganda. pengalaman,
Publik di dan
Semarang) pengetahuan
berpengaruh
koefisien
positif
signifikan
terhadap
kualitas
audit
Burhanudi Pengaruh Variabel
Variabel Akuntabilita
n, M. Akuntabilitas akuntabilitas
independensi s dan
Alifzuda dan auditor dan
auditor, obyek independens
(2016) Independensi kualitas
penelitian auditor i auditor
Auditor audit, pada 10 KAP di berpengaruh
Terhadap metode Yogyakarta, positif dan
Kualitas Audit kuesioner,
metode signifikan
Pada Kantor uji validitas
convenience terhadap
Akuntan dan sampling, uji kualitas
Publik Di realibilitas.
linieritas, uji audit.
Yogyakarta multikolinearitas,
uji
heteroskedastisita
s, teknik analisis
regresi ganda.
Nandari, Pengaruh Variabel Variabel sikap Sikap
A. Wisteri Sikap Skeptis, akuntabilitas skeptis, skeptis,
& Latrini Independensi, dan kualitas independensi, independens
Penerapan audit, data dan penerapan i, dan
28

M. Yenni Kode Etik, dan diperoleh kode etik, obyek akuntabilitas


(2015) Akuntabilitas secara penelitian auditor tidak
Terhadap langsung yang berada di memiliki
Kualitas Audit dengan Bali, selain pengaruh
menyebarka kuesioner data secara
n kuesioner, diperoleh dari signifikan
menggunaka dokumen seperti terhadap
n metode membaca buku- kualitas
purposive buku literatur audit
sampling. terkait penelitian. sedangkan
penerapan
kode etik
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kualitas
audit.
Mardisar, Pengaruh Variabel Variabel Akuntabilita
D. & Sari, Akuntabilitas akuntabilitas pengetahuan dan s tidak
N. Ria. dan , data kualitas audit, memiliki
(2007). Pengetahuan diperoleh obyek penelitian pengaruh
Terhadap dengan akuntan publik signifikan
Kualitas Hasil mengirimka yang bekerja terhadap
Kerja Auditor n kuesioner, pada 14 KAP di kualitas
metode Pekanbaru dan hasil kerja
purposive Padang, untuk
sampling, responden dibagi kompleksita
indikator menjadi 2 yaitu s pekerjaan
variabel subjek yang tinggi,
akuntabilitas memiliki namun
. akuntabilitas memiliki
tinggi dan rendah. hubungan
positif untuk
kompleksita
s tugas yang
rendah.
Febriyanti, Pengaruh Variabel Variabel Independens
R. (2014). Independensi, akuntabilitas independensi dan i dan
Due dan kualitas due professional akuntabilitas
Professional audit, data care, jenis tidak
Care. Dan primer penelitian berpengaruh
Akuntabilitas dengan kausatif, dengan signifikan
Terhadap kuesioner. metode total positif
Kualitas Audit sampling. terhadap
(Studi Empiris kualitas
29

Pada Kantor audit, due


Akuntan professional
Publik di Kota care
Padang dan berpengaruh
Pekanbaru) signifikan
terhadap
kualitas
audit.
Sumber: Penulis

2.7 Kerangka Pemikiran

Akuntabilitas adalah rasa kebertanggungjawaban seseorang dalam

mengerjakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, pertanggungjawaban seorang

auditor dalam mengerjakan auditnya. Auditor yang bertanggung jawab dalam

mengerjakan auditnya, pasti akan mengerjakan sesuai standar audit yang berlaku,

tidak terpengaruh dengan fee yang ditawarkan oleh pihak klien, berkomitmen tinggi

dalam menyelesaikannya bahkan harus berkorban waktu tidurnya demi

menyelesaikan tanggung jawabnya, dan yang paling penting dari semuanya,

seorang auditor yang bertanggung jawab terhadap hasil auditnya akan bertanggung

jawab penuh terhadap opini yang disimpulkan olehnya. Auditor akan berani dan

siap untuk dituntut terkait dengan opini yang disimpulkan.

Orang yang memiliki akuntabilitas, hasil kinerjanya akan lebih memuaskan

dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki akuntabilitas. Begitu juga halnya

dengan auditor. Akuntabilitas auditor sangat diperlukan dalam melakukan proses

audit supaya laporan audit yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan

kualitasnya.
30

Berdasarkan landasan teori yang sudah dipaparkan, menunjukkan arah

tujuan penelitian ini, maka penulis mengemukakan kerangka pemikiran yaitu

pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit.

Akuntabilitas auditor sebagai variabel X, dan kualitas audit sebagai variabel

Y. Penulis ingin mengetahui pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit.

Gambar 2.1. Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit

Kualitas Audit
(Y)
Akuntabilitas Auditor
(X) Indikator:
1. Pelaporan semua kesalahan klien
Indikator: 2. Pemahaman sistem informasi
1. Motivasi Kerja akuntansi klien
2. Usaha (Daya fikir) 3. Komitmen penyelesaian
3. Keyakinan 4. Berpedoman pada prinsip
(Febriyanti, 2014) auditing dan prinsip akuntansi
5. Tidak percaya begitu saja
terhadap pernyataan klien
Sumber: Penulis
6. Sikap hati-hati

(Harhinto, 2004:40 yang dikutip


Burhanudin, 2016)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dibuatlah hipotesis yang

merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan. Hipotesis

merupakan pernyataan atau anggapan yang sifatnya sementara tentang fenomena

tertentu yang akan diselidiki. Pernyataan hipotesis ini masih perlu diuji.

Burhanudin (2016) menjelaskan, dikatakan sementara, karena jawaban

yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui penelitian.


31

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan

kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Akuntabilitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit.

H0 : Akuntabilitas auditor tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit.
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

perancangan penelitianm, agar penelitian yang akan dilakukan dapat berjalan

dengan baik dan sistematis. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan jenis penelitian deskriptif yang digunakan untuk

mendeskripsikan data yang bersifat kuantitatif untuk memberikan kemudahan

dalam mengintepretasikannya. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan

diproses, dianalisis dan diolah lebih lanjut dengan dasar teori yang diperoleh selama

masa perkuliahann dan tinjauan pustaka.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi
Sugiyono (2016) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (hlm.

90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik Rama Wendra yang berjumlah 60 orang.

2) Sampel
Sugiyono (2016) kembali mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (hlm. 91). Untuk melakukan

pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, penulis

32
33

menggunakan teknik yang didasarkan pada purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2017), sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. (hlm. 85). Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang resentative

sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang diambil penulis adalah para

auditor yang bekerja pada KAP Rama Wendra, dengan 30 responden. Pertimbangan

pengambilan sampel tersebut adalah:

1. Adalah seorang auditor, baik itu auditor junior, senior, manager, maupun

partner.

2. Memiliki pengalaman dalam mengaudit laporan keuangan.

3. Berdasarkan pada kesediaan Kantor Akuntan Publik menerima permohonan

pengisian kuesioner untuk penelitian ini.

Hal ini bertujuan agar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian

diisi oleh responden yang tepat. Karena kenyataannya tidak semua akuntan publik

yang bekerja pada KAP Rama Wendra memiliki pengalaman atau keahlian dalam

audit laporan keuangan, sebagian dari mereka ada yang menangani masalah

perpajakan, management service dan sebagainya.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukurannya

Untuk membantu penulis dalam menganalisa dan menginterpretasikan hasil

penelitian ini, maka penulis menggunakan indikator dari setiap variabel. Dalam

penelitian yang penulis teliti, varaibel operasional yang digunakan terdiri dari dua

variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel
34

dependen). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut:

3.3.1 Variabel Independen/Variabel Bebas (X)

Menurut Sugiyono (2016), variabel bebas (independen) adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). (hlm. 39). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah akuntabilitas auditor.

Kusumasari, Dwiputrianti, & Allo (2015) menyebutkan, dalam banyak hal,

kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.

Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.

Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan

akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi

untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. (hlm. 7).

Dalam tulisan Febriyanti (2014), indikator yang digunakan dalam

mengukur akuntabilitas adalah seberapa besar motivasi mereka untuk meyelesaikan

pekerjaan tesebut, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk

menyelesaikan sebuah pekerjaan dan seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan

mereka akan diperiksa oleh atasan.

3.3.2 Variabel Dependen/Variabel Terikat (Y)

Sugiyono (2016) mengatakan bahwa varaibel terikat (dependen) merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
35

(hlm. 40). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Audit

merupakan indikator yang digunakan oleh pihak pemegang saham maupun pihak

lainnya yang berkepentingan dalam memastikan kebenaran angka yang disajikan

oleh manajemen perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan.

Disimpulkan oleh Tandiontong (2016), bahwa kualitas audit (quality audit),

dimaknai sebagai probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan melaporkan

suatu kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi

klien. Kualitas audit diukur dengan menggunakan indikator kualitas yang seimbang

(keuangan dan non keuangan) dari empat kategori: input, proses, hasil dan konteks.

Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit menurut Harhinto

(2004:40), yang dikutip oleh Burhanudin (2016) adalah melaporkan semua

kesalahan klien, pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien, komitmen

yang kuat dalam menyelesaikan audit, berpedoman pada prinsip auditing dan

prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan, tidak percaya begitu saja

terhadap pernyataan klien dan sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Jenis Variabel Indikator Skala

1. Motivasi
2. Usaha (Daya
Akuntabilitas
Independen fikir) Ordinal
Auditor (Variabel X)
3. Keyakinan
(Febriyanti, 2014)
36

1. Pelaporan semua
kesalahan klien
2. Pemahaman sistem
3. Komitmen
4. Kesesuaian
terhadap SPAP
Kualitas Audit 5. Sikap Skeptisme
Dependen 6. Prinsip kehati- Ordinal
(Variabel Y)
hatian

(Harhinto, 2004:40
yang dikutip
Burhanudin, 2016)

Sumber : Penulis

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data penelitian, sehingga

harus dapat dipercaya, benar dana dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

(valid). Instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data

primer yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner dengan daftar pernyataan yang

sudah dibuat dengan tujuan memperoleh jawaban lebih rinci sehubungan dengan

pembahasan yang dibahas oleh penulis.

Penilaian pada skor masing-masing variabel untuk setiap intern yang

terdapat dalam kuesioner menggunakan skala likert. Skala likert akan memberikan

nilai atau bobot skala pada setiap alternatif jawaban, sehingga melalui instrumen

ini akan menghasilkan total skor bagi setiap responden. Kemudian data kuesioner

akan diolah menggunakan Statistical Package fot Social Science (SPSS).


37

Pengolahan data memiliki alternatif bobot jawaban responden atas

pertanyaan di dalam kuesioner yang akan diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.2

berikut ini :

Tabel 3.2 Skala Likert


Bobot Alternatif Jawaban
5 Sangat Setuju (SS)
4 Setuju (S)
3 Ragu-ragu (RG)
2 Tidak Setuju (TS)
1 Sangat Tidak Setuju (STS)

Sumber : Sugiyono (2016:108)

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur (teknik) pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan

untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlakukan dalam

penelitian. Menurut Riduwan (2014) metode pengumpulan data ialah teknik atau

cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut

Sugiyono (2016), terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil

penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan

berbagai cara.

Data hasil kuesioner diolah dengan menggunakan tahap-tahap sebagai berikut :

1) Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah

diberikan kepada responden yang berkaitan mengenai pernyataan yang

berkaitan dengan variabel X dan variabel Y.


38

2) Melakukan pengelompokkan data yang diperoleh sesuai kelompok variabel

masing-masing.

3) Melakukan pemberian skor untuk jawaban dari setiap item pernyataan yang

diajukan.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Apabila data-data yang dibutuhkan sudah dikumpulkan, maka langkah

berikutnya yang harus dilakukan adalah mengolah dan menganalisis data dalam

pengujian digunakan perhitungan statistik untuk menguji hipotesis dan menjawab

pernyataan dalam penelitian ini. Penelitian ini mengumpulkan data dan analisis

yang bertujuan untuk memberikan hasil yang bermanfaat bagi peneliti, dan untuk

memberikan jawaban dari rumusan masalah yang akan diteliti. Untuk menjawab

hipotesis yang telah diuraikan, penulis menggunakan rumus statistik, sementara

untuk mengolah dan menganalisis data, penulis telah dibantu melalui media SPSS,

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas

audit pada KAP Rama Wendra.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Siregar (2013), validitas atau keahlian menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it

succesfully measure the phenomenon). (hlm. 75). Validasi ini digunakan untuk

menyatakan apakah setiap pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan

informasi yang akan diteliti. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data

sesungguhnya yang terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
39

peneliti. Sugiyono (2016) menerangkan bahwa validitas data hasil penelitian dapat

diperoleh dengan menggunakan instrumen yang valid, menggunakan sumber data

yang tepat dan cukup jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis yang benar.

Tabel 3.3 Standar Penilaian Untuk Validitas

Kriteria Validitas
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber: Sugiyono (2016:92)

Berdasarkan tabel di atas, penulis menjelaskan bahwa setiap hasil dari

validasi memiliki kekuatan valid yang berbeda-beda. Apabila hasil validasi

menunjukkan ≥ 0,20 maka hasil di anggap valid, namun apabila hasil validasi

menunjukkan < 0,20 maka hasil dinyatakan tidak valid. Dalam menguji tingkat

valid-tidaknya suatu alat ukur digunakan teknik korelasi, yaitu dengan

mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan atau dengan mengkorelasikan

skor tiap butir dengan skor total merupakan jumlah skor tiap butir.

Sebelum penulis membagikan kuesioner kepada responden pada KAP

Rama Wendra, terlebih dahulu dilakukan validasi isi kepada 3 dosen pengajar audit

yang ada di kampus Universitas Advent Indonesia. Kemudian setelah penulis

merevisi hasil valdiasi isi dari setiap pernyataan kuesioner, penulis menyebarkan

kuesioner untuk diuji cobakan kepada auditor eksternal sebanyak 23 orang di 2

kantor akuntan publik yang ada di Jakarta.


40

Tabel 3.4 Hasil Validasi Akuntanbilitas Auditor

Pernyataan R-Hitung R-Tabel Valid/Tidak Valid


Saya bertanggung jawab penuh atas
0,604 0,2 Valid
pekerjaan saya.
Keberhasilan dalam pekerjaan merupakan 0,2
0,531 Valid
hal yang utama.
Saya sering tidak mencapai target. 0,753 0,2 Valid
Saya bersedia mengerjakan tugas 0,2
0,304 Valid
tambahan.
Penghasilan yang kurang membuat saya 0,2
-0,115 Tidak Valid
tidak bersemangat.
Saya bekerja lebih rajin lagi ketika 0,2
-0,056 Tidak Valid
mendapat pujian dari atasan.
Saya mencari tahu terlebih dahulu 0,2
sebelum bertanya kepada auditor yang 0,244 Valid
lain.
Saya merasa kesulitan karena pekerjaan 0,2
0,338 Valid
saya tidak sesuai dengan jurusan saya.
Saya menjadi tidak bersemangat 0,2
0,620 Valid
mengerjakan tugas ketika kesulitan.
Saya mengusahakan agar menyelesaikan 0,2
0,405 Valid
tugas tepat waktu.
Saya mampu menggunakan informasi 0,2
yang ada dalam menyelesaikan 0,616 Valid
pekerjaan.
Saya malu bertanya ketika mengalami 0,2
0,765 Valid
kesulitan.
Saya mempertimbangkan konsekuensi 0,2
0,679 Valid
dari keputusan yang saya ambil.
Saya menunda tugas, apabila saya tahu 0,2
0,645 Valid
tidak diperiksa.
Saya selalu memastikan pekerjaan saya 0,2
0,661 Valid
sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Saya sering memberikan respon yang 0,2
0,759 Valid
salah kepada atasan terkait tugas saya.
Saya menyadari sering melaporkan 0,2
0,830 Valid
keputusan yang tidak masuk akal.
Sumber: Hasil uji menggunakan SPSS (diolah oleh penulis)
41

Tabel 3.5 Hasil Validasi Kualitas Audit

Pernyataan R-Hitung R-Tabel Valid/Tidak Valid


Keputusan saya tergantung pada besarnya 0,589 0,2 Valid
kompensasi atau fee dari klien.
Saya takut menyatakan kesalahan klien, 0,732 0,2 Valid
apabila klien tersebut mengancam saya.
Saya tidak memberikan toleransi terhadap 0,265 0,2 Valid
pelanggaran yang dilakukan klien.
Adanya hubungan keluarga atau 0,613 0,2 Valid
hubungan pribadi dengan klien
mempengaruhi keputusan saya.
Semua temuan kesalahan klien akan saya 0,455 0,2 Valid
laporkan sesuai dengan bukti temuan.
Saya mengetahui sistem informasi 0,279 0,2 Valid
akuntansi.
Pemahaman sistem informasi akuntansi 0,607 0,2 Valid
klien tidaklah penting dalam audit.
Pemahaman sistem informasi akuntansi 0,714 0,2 Valid
bukanlah tahap awal dalam perencanaan
audit.
Saya mengerti cara kerja sistem informasi 0,297 0,2 Valid
akuntansi pada klien yang sedang saya
audit.
Saya menjadi bingung apabila klien 0,709 0,2 Valid
menggunakan sistem informasi yang baru.
Memahami sistem informasi klien secara 0,832 0,2 Valid
mendalam tidak membantu dalam
menemukan salah saji.
Saya tidak menyelesaikan tugas, apabila 0,700 0,2 Valid
belum menerima gaji pada tanggal gajian.
Saya merasa belum memberikan hasil 0,634 0,2 Valid
kerja yang terbaik.
Saya kembali membaca banyak buku, 0,576 0,2 Valid
untuk menjalani profesi saya seabagai
auditor.
Saya tidak perlu mendalami profesi saya 0,820 0,2 Valid
sebagai auditor.
Keputusan untuk menjadi auditor adalah 0,480 0,2 Valid
pilihan saya.
42

Saya tidak paham dengan Standar 0,818 0,2 Valid


Akuntansi Keuangan (SAK).
Saya berpedoman pada Standar Akuntansi 0,380 0,2 Valid
Keuangan (SAK).
Saya tidak paham dengan Standar 0,778 0,2 Valid
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Saya berpedoman pada Standar 0.597 0,2 Valid
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Saya jarang berpedoman pada kode etik 0,656 0,2 Valid
dalam mengaudit.
Saya mematuhi peraturan kantor yang 0,520 0,2 Valid
berlaku.
Saya sering menolak sebuah pernyataan 0,019 0,2 Tidak Valid
kecuali saya menemukan bukti bahwa
informasi tersebut benar.
Saya mempunyai pikiran yang selalu 0,431 0,2 Valid
mempertanyakan bukti audit yang ada.
Saya mencari tahu tentang alasan di balik -0,046 0,2 Tidak Valid
sikap klien terhadap saya.
Saya tidak pernah melakukan evaluasi 0,900 0,2 Valid
secara kritis terhadap bukti audit.
Saya mengajukan pertanyaan kepada klien 0,526 0,2 Valid
untuk memperoleh alasan dan bukti yang
kuat.
Saya sering membuat keputusan dengan 0,736 0,2 Valid
tergesa-gesa.
Saya mengambil keputusan berdasarkan 0,510 0,2 Valid
fakta yang ada.
Seringkali saya tidak mempertimbangkan 0,296 0,2 Valid
semua informasi yang tersedia sebelum
membuat keputusan.
Saya tidak mampu menentukan kapan 0,594 0,2 Valid
jumlah yang cukup dalam mengumpulkan
bukti.
Saya selalu mempertanyakan segala 0,397 0,2 Valid
sesuatu secara kritis.
Sumber: Hasil uji menggunakan SPSS (diolah oleh penulis)
43

3.6.2. Uji Reabilitas

Ghozali (2006) mengatakan reabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Menurut Santoso (2015), pada dasarnya uji validitas bertujuan untuk

mengukur, apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan telah dengan

tepat/sah/valid mengukur konstruk tertentu.

Reabilitas merupakan alat ukur berkaitan dengan kesalahan pengukuran

(error of measurement) dan kesalahan sampel (sampling error) menunjukkan pada

inkonsistensi hasil ukur apabila dilakukan ulang pada responden yang berbeda.

Butir petanyaan dikatakan realibel atau handal apabila jawaban seseorang

terhadap pertanyaan konsisten. Perhitungan menggunakan sisi dengan Cronbach

Alpha. Dalam tulisan Siregar (2013), instrumen penelitian dikatakan realibel

dengan menggunakan teknik Cronchbach Alpha bila koefisien reabilitas (r11) > 0.6.

(hlm. 120).

Tabel 3.6 Standar Penilaian untuk Realibitas

Kriteria Realibilitas
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber: Sugiyono (2016:95)
44

Tabel 3.7 Hasil Uji Realibilitas

Alpha
No Variabel Cronbrach Kriteria Kesimpulan
1. Akuntabilitas Auditor 0,828 Good Realibel
2. Kualitas Audit 0,926 Good Realibel
Sumber: Hasil uji menggunakan SPSS (diolah oleh penulis)

Berdasarkan tabel 3.4, variabel akuntabilitas auditor memperoleh angka

alpha 0,828, dan kualitas audit dengan alpha 0,926 sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua variabel tersebut realibel oleh karena nilainya lebih besar (>) dari 0,6.

3.6.3. Analisis Statistik Deskriptif

Penulis ingin mengetahui bagaimana Akuntabilitas Auditor dan Kualitas

Audit pada KAP Rama Wendra dengan cara statistik deskriptif yang menggunakan

rumus rata-rata (mean) dan merupakan ukuran pemusatan data. Rumus yang

digunakan ialah sebagai berikut:

̅ = 𝑿𝟏 + 𝑿𝟐 +𝑿𝟑…+𝑿𝒊 atau 𝑿
𝑿 ̅= ∑ 𝑿𝒊
𝒏 𝒏
Sumber: Siregar (2013:137)

Dimana:

∑ 𝑋𝑖 = nilai tetap data


𝑋̅ = Rata-rata hitung (mean)
n = Jumlah data (sampel)

Sedangkan varian dan standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran-

ukuran keragaman (variasi) data statistik sehingga dapat ditetapkan ranking dari

pengujian ini. Standar deviasi (simpangan baku) merupakan akar kuadrat dari

varian. Berikut rumus untuk menghitung nilai varian:


45

𝟐 ∑𝒏 ̅)𝟐
𝒙=𝟏(𝒙𝟏 −𝒙
𝑺 =[ ]
𝒏−𝟏
Sumber: Siregar (2013:141)

Keterangan:

S2 = varian
Xi = data pengukuran
𝑋̅ = mean
n = jumlah data

Untuk melihat nilai rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Rata – Rata (Mean)

Interpretasi Vebal
Nilai Range Deskripsi Akuntabilitas
Kualitas Audit (Y)
Auditor (X)
Sangat Akuntabel Sangat Berkualitas
5 4.21 – 5.00 Sangat Baik
Akuntabel Berkualitas
4 3.41 – 4.20 Baik
Cukup Akuntabel Cukup Berkualitas
3 2.61 – 3.40 Cukup Baik
Tidak Akuntabel Tidak Berkualitas
2 1.81 – 2.60 Tidak Baik
Sangat Tidak Sangat Tidak
1 1.00 – 1.80 Sangat Tidak Baik
Akuntabel Berkualitas
Sumber: Sugiyono (2016:137)

Perhitungan varian dilanjutkan untuk mencari standar deviasi, dengan rumus

sebagai berikut:

𝟐
∑(𝑿 −𝑿)
𝒔=√ 𝒊
𝒏−𝟏
Sumber: Riduwan (2014:138)

Dimana:

s = standar deviasi (simpangan baku)


Xi = data pengukuran
𝑋 = rata-rata
n = jumlah data
46

3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X yaitu

akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit sebagai vaiabel Y berdasarkan persepsi

responden serta untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan akuntabilitas auditor

terhadap kualitas audit pada KAP Rama Wendra yang akan dihitung melalui

Pearson’s Product Moment di dalam perhitungan Statistical Package fot Social

Science (SPSS 22) for windows. Rumus Koefisien Korelasi ialah sebagai berikut:

𝒏 ∙ (∑ 𝑿𝒀) − (∑ 𝑿)(∑ 𝒀)
𝒓=
√(𝒏 ∙ ∑ 𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐 ) ∙ (𝒏 ∙ ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)𝟐 )

Sumber: Riduwan (2014:136)

Keterangan :
R : Koefisien Korelasi
∑xy : Jumlah hasil kali skor X dan Y
∑x : Jumlah skor X
∑y : Jumlah skor Y
∑x2 : Jumlah Kuadrat skor X
∑y2 : Jumlah Kuadrat skor Y
N : Jumlah Responden

Untuk melihat interpretasi r (koefisien korelasi) dapat dilihat pada Tabel 3.6

berikut ini :

Tabel 3.9 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan


0,00-0,1999 Sangat Rendah
0,20-0,3999 Rendah
0,40-0,5999 Sedang
0,60-0,7999 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2016:214)
47

3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi

variabel X (akuntabilitas auditor) terhadap varibel Y (kualitas audit) dengan rumus

koefisien diterminan sebagai berikut:

Kd = r2 x 100 %

Sumber: Riduwan (2014:136)

Keterangan :

Kd = Nilai koefisiensi determinasi


r = Nilai Koefisien korelasi

3.6.6 Uji t (Uji Signifikansi)

Penulis menggunakan uji signifikansi untuk mencari makna hubungan dari

variabel independen (akuntabilitas auditor) terhadap variabel dependen (kualitas

audit). Pengujian signifikan bermanfaat untuk mengetahui apakah hipotesis

diterima atau ditolak.

𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√𝑛 − 𝑟 2
Sumber: Riduwan (2014:137)

Keterangan :

thitung : Nilai t
r : Nilai koefisien korelasi
n : jumlah sampel/responden (auditor)

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria :


48

1. signifikan. Ini berarti akuntabilitas auditor mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kualitas audit.

2. Jika thitung ≤ ttabel atau signifikan > 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya

tidak signifikan. Ini berarti tidak adak pengaruh yang signifikan antara

akuntabilitas auditor dan kualitas audit.

3.6.7 Uji Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana ini digunakan untuk menguji bagaimana

pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Menurut

Sugiyono (2016), regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. yang dirumuskan

sebagai berikut :

̂ = 𝒂 + 𝒃𝑿
𝒀

Sumber: Riduwan (2014:147)

Keterangan :

Y = Kualitas Audit (Variabel dependen/terikat)


a = Nilai konstanta atau tetap
b = Parameter regresi
X = Akuntabilitas Auditor (variabel independen/bebas)

3.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis memastikan penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari beberapa etika penelitian sebagai berikut:

1. Penulis menggunakan pengutipan sumber dengan jelas dan tertera pada

daftar pustaka.
49

2. Penulis memastikan bahwa penelitian ini mendapatkan izin dari kantor

akuntan publik berdasarkan surat permohonan izin dari fakultas.

3. Penulis memastikan bahwa penelitian ini bukanlah hasil

plagiasi/penjiplakan dari tulisan lain.

4. Penulis memastikan bahwa yang didapat dari para responden terjamin

kerahasiaannya.
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Akuntabilitas Auditor pada KAP Rama Wendra

Dalam mengukur akuntabilitas auditor adalah dengan mencari rata-rata

(mean) dan standar deviasi dari setiap pernyataan kuesioner kemudian digabungkan

dan didapati rata-rata (mean) dan standar deviasai untuk satu indikator variabel.

Setelah hasil rata-rata (mean) dan standar deviasi diperoleh maka penulis

menentukan deskripsi dan interpretasi verbal dari hasil tersebut. Penulis juga

menentukan ranking dari setiap pernyataan pada suatu indikator pada variabel

independen (akuntabilitas auditor). Penentuan ranking tersebut dapat bermanfaat

bagi penulis dalam menentukan kesimpulan dan saran pada bab 5.

4.1.1 Motivasi Kerja

Motivasi kerja menjadi indikator pertama dalam mengukur akuntabilitas auditor.

Dari hasil Tabel 4.1 yang ada dibawah ini, dapat diketahui bahwa auditor yang

memiliki motivasi kerja terwujud dengan bertanggungjawabnya auditor tersebut

terhadap pekerjaan yang diberikan (M=4,7; SD=0,466). Kemudian urutan kedua

yaitu motivasi kerja ditentukan dengan memiliki cara pandang bahwa keberhasilan

pekerjaan adalah hal yang utama dibandingkan dengan kepentingan pribadi auditor

(M=4,633; SD=0,614). Urutan ketiga yaitu kesediaan auditor dalam mengerjakan

tugas tambahan (M=3,7; SD= 0,595). Dan yang terakhir adalah tidak tercapainya

target pekerjaan yang diberikan kepada auditor (M=2,9; SD=0,844).

50
51

Dengan melihat keempat pernyataan diatas, menunjukkan bahwa total mean

keseluruhan adalah (M= 3,983; SD=0,629) yang memiliki arti bahwa responden

telah berpendapat bahwa motivasi kerja menjadi salah satu faktor yang penting

dalam meningkatkan akuntabilitas auditor pada KAP Rama Wendra.

Tabel 4.1 Motivasi Kerja

Std. Interpretasi
No Pernyataan Mean Deskripsi Ranking
Deviation Verbal
Saya
bertanggung
Sangat Sangat
1. jawab penuh 4,7 0,466 1
Baik Akuntabel
atas pekerjaan
saya.
Keberhasilan
dalam pekerjaan Sangat Sangat
2. 4,633 0,614 2
merupakan hal Baik Akuntabel
yang utama.
Saya sering
Cukup
3. tidak mencapai 2,9 0,844 Akuntabel 4
Baik
target.
Saya bersedia
4. mengerjakan 3,7 0,595 Baik Akuntabel 3
tugas tambahan.
0,629
Total rata-rata 3,983 Baik Akuntabel
Sumber: Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

4.1.2 Usaha (Daya Pikir)

Indikator berikutnya yang digunakan dalam mengukur akuntabilitas auditor

ialah usaha (daya pikir). Berdasarkan jawaban dari para responden yang telah

dimasukkan pada Tabel 4.2, pernyataan keempat yaitu auditor mengusahakan

menyelesaikan tugasnya tepat waktu (M=4,03; SD=0,319) memiliki nilai tertinggi.


52

Diikuti dengan pernyataan pertama yang berada pada posisi kedua yaitu ketika

auditor mencari tau terlebih dahulu sebelum bertanya kepada auditor yang lain

(M=4,0; SD=0,00). Dan urutan terakhir yaitu menjadi tidak bersemangat

mengerjakan tugas ketika kesulitan (M=3,167; 0,592). Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa dari pernyataan mengenai usaha (daya pikir) telah

dijalankan dengan baik (M=3,644; SD= 0,4573) pada KAP Rama Wendra.

Tabel 4.2 Usaha (Daya Pikir)

Std. Interpretasi
No Pernyataan Mean Deskripsi Ranking
Deviation Verbal
Saya mencari
tahu terlebih
dahulu sebelum
1. 4,0 0,00 Baik Akuntabel 2
bertanya kepada
auditor yang
lain.
Saya merasa
kesulitan karena
pekerjaan saya
2. 3,5 0,937 Baik Akuntabel 4
tidak sesuai
dengan jurusan
saya.
Saya menjadi
tidak
bersemangat
3. 3,167 0,592 Baik Akuntabel 6
mengerjakan
tugas ketika
kesulitan.
Saya
mengusahakan
agar
4. 4,03 0,319 Baik Akuntabel 1
menyelesaikan
tugas tepat
waktu.
Saya mampu
menggunakan
informasi yang
5. 3,967 0,182 Baik Akuntabel 3
ada dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
53

Saya malu
bertanya ketika Cukup Cukup
6. 3,2 0,714 5
mengalami Baik Akuntabel
kesulitan.
Total rata-rata 3,644 0,4573 Baik Akuntabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

Berdasarkan hasil kuesioner diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha

(daya pikir) auditor diperlukan dalam meningkatkan akuntabilitas auditor.

4.1.3 Keyakinan bahwa pekerjaan akan diperiksa oleh atasan

Berikut hasil dari jawaban responden terkait dengan 5 pernyataan mengenai

keyakinan bahwa pekerjaan akan diperiksa oleh atasan pada KAP Rama Wendra.

Tabel 4.3 Keyakinan

Std. Interpretasi
No Pernyataan Mean Deskripsi Ranking
Deviation Verbal
Saya
mempertimbang
1. kan konsekuensi 3,9 0,305 Baik Akuntabel 2
dari keputusan
yang saya ambil.
Saya menunda
tugas, apabila Cukup Cukup
2. 3,13 1,105 5
saya tahu tidak Baik Akuntabel
diperiksa.
Saya selalu
memastikan
pekerjaan saya Sangat Sangat
3. 4,5 0,508 1
sudah dikerjakan Baik Akuntabel
dengan sebaik-
baiknya.
Saya sering Cukup Cukup
4. 3,2 1,03 4
memberikan Baik Akuntabel
54

respon yang
salah kepada
atasan terkait
tugas saya.
Saya menyadari
sering
melaporkan
5. 3,467 0,73 Baik Akuntabel 3
keputusan yang
tidak masuk
akal.
Total rata-rata 3,639 0,736 Baik Akuntabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

Dari hasil tabel diatas, dapat diketahui bahwa auditor yang selalu

memastikan pekerjaannya sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya memiliki nilai

tertinggi (M=4,05 ; SD=0,508). Urutan yang kedua yaitu auditor yang

mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil (M=3,9; SD=0,305).

Dan urutan terakhir ialah auditor menunda tugas, apabila tahu tidak diperiksa.

(M=3,13; SD=1,105). Dengan melihat kelima pernyataan diatas, menunjukkan

bahwa total mean keseluruhan adalah 3,639 atau diatas rata-rata yang artinya ialah

auditor pada KAP Rama Wendra memiliki keyakinan bahwa tugas yang dikerjakan

akan diperiksa oleh atasannya.

Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat diinterpretasikan bahwa usaha

(daya pikir) adalah suatu faktor yang penting dalam meningkatkan akuntablitas

auditor.
55

Berdasarkan penjelasan masing-masing indikator diatas, maka Tabel 4.4

telah menunjukkan kesimpulan perhitungan nilai rata-rata dari setiap indikator-

indikator akuntabilitas auditor di KAP Rama Wendra.

Tabel 4.4 Kesimpulan Variabel Akuntabilitas Auditor

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
1. Motivasi Kerja 3,983 0,629 Baik Akuntabel 1
Usaha (Daya 2
2. 3,644 0,4573 Baik Akuntabel
Pikir)
3. Keyakinan 3,639 0,736 Baik Akuntabel 3

Rata-rata 3,641 0,596 Baik Akuntabel


Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Berdasarkan tabel di atas, nilai mean tertinggi dari ketiga indikator tersebut

terdapat pada indikator pertama yaitu motivasi kerja (3,983). Dan nilai mean yang

paling rendah dari ketiga indikator tersebut terdapat pada indikator ketiga yaitu

keyakinan (3,639). Dengan demikian dapat diinterpretasikan jawaban responden

berada pada tingkat diatas rata-rata (M=3,641; SD=0,596) yang menunjukkan

bahwa para responden pada KAP Rama Wendra adalah auditor-auditor telah

menerapkan setiap indikator dengan baik dalam meningkatkan akuntabilitas

auditor.

4.2 Kualitas Audit pada KAP Rama Wendra

Penelitian ini didasarkan pada beberapa rumusan masalah yang kedua yaitu

untuk mengetahui bagaimanakah Kualitas Audit pada KAP Rama Wendra. Untuk

menjawab identifikasi masalah tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan

mencari rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap pernyataan kuesioner
56

kemudian digabungkan dan didapati rata-rata (mean) dan standar deviasi untuk satu

indikator variabel. Setelah hasil rata-rata (mean) dan standar deviasi diperoleh maka

penulis menentukan deskripsi dan interpretasi verbal dari hasil tersebut. Penulis

juga menentukan ranking dari setiap pernyataan pada suatu indikator pada variabel

dependen (kualitas audit). Penentuan ranking tersebut dapat bermanfaat bagi

penulis dalam menentukan kesimpulan dan saran pada bab 5.

4.1.2 Pelaporan semua kesalahan klien

Indikator pertama yang digunakan untuk mengukur kualitas audit ialah

pelaporan semua kesalahan klien. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa

semua temuan kesalahan klien akan dilaporkan sesuai dengan bukti temuan.

(M=4,167; SD=1,085) memiliki nilai tertinggi, diikuti dengan auditor takut

menyatakan kesalahan klien, apabila klien tersebut mengancamnya (M=4,1;

SD=0,607). Urutan berikutnya adalah adanya hubungan keluarga atau hubungan

pribadi dengan klien mempengaruhi keputusan auditor (M=3,867; SD=0,776)

berada pada urutan ketiga pada indikator pelaporan semua kesalahan klien. Urutan

keempat yaitu tidak memberikan toleransi terhadap pelanggaran yang dilakukan

klien (M=3,367; SD=0,718). Dan pernyataan pertama berada pada urutan terakhir

yaitu keputusan auditor tergantung pada besarnya kompensasi atau fee dari klien.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa melaporkan semua kesalahan klien telah

diterapkan dengan baik pada KAP Rama Wendra (M=3,786; SD=0,762).


57

Tabel 4.5 Pelaporan semua kesalahan klien

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
Keputusan saya
tergantung pada
1. besarnya 3,43 0,626 Baik Berkualitas 5
kompensasi atau
fee dari klien.
Saya takut
menyatakan
kesalahan klien,
2. apabila klien 4,1 0,607 Baik Berkualitas 2
tersebut
mengancam
saya.
Saya tidak
memberikan
toleransi
Cukup Cukup 4
3. terhadap 3,367 0,718
Baik Berkualitas
pelanggaran
yang dilakukan
klien.
Adanya
hubungan
keluarga atau
hubungan 3
4. 3,867 0,776 Baik Berkualitas
pribadi dengan
klien
mempengaruhi
keputusan saya.
Semua temuan
kesalahan klien
akan saya 1
5. 4,167 1,085 Baik Berkualitas
laporkan sesuai
dengan bukti
temuan.
Total rata-rata 3,786 0,762 Baik Berkualitas
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel
58

Berdasarkan hasil kuesioner diatas, dapat diinterpretasikan bahwa jawaban

responden diatas rata-rata yang berarti bahwa pelaporan semua kesalahan klien

merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas audit.

4.1.3 Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien

Pada Tabel 4.6 di bawah ini akan menjelaskan bagaimana hasil kuesioner

mengenai pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dalam menjaga

mutu kualitas audit pada KAP Rama Wendra.

Tabel 4.6 Pemahaman sistem informasi akuntansi klien

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
Saya
mengetahui 1
1. 3,967 0,182 Baik Berkualitas
sistem informasi
akuntansi.
Pemahaman
sistem informasi
2. akuntansi klien 3,73 0,639 Baik Berkualitas 4
tidaklah penting
dalam audit.
Pemahaman
sistem informasi
akuntansi
Cukup Cukup 5
3. bukanlah tahap 3,3 0,479
Baik Berkualitas
awal dalam
perencanaan
audit.
Saya mengerti
cara kerja sistem
informasi
4. akuntansi pada 3,767 0,626 Baik Berkualitas 3
klien yang
sedang saya
audit.
Saya menjadi
Cukup Cukup 6
5. bingung apabila 3,067 0,981
Baik Berkualitas
klien
59

menggunakan
sistem informasi
yang baru.
Memahami
sistem informasi
klien secara
mendalam tidak 2
6. 3,8 0,484 Baik Berkualitas
membantu
dalam
menemukan
salah saji.
Total rata-rata 3,605 0,565 Baik Berkualitas
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mengetahui sistem informasi

akuntansi memiliki nilai tertinggi (M=3,967; SD=0,182). Diikuti dengan urutan

kedua yaitu memahami sistem informasi akuntansi klien secara mendalam tidak

membantu dalam menemukan salah saji (M= 3,8; SD= 0,484). Dilanjutkan dengan

auditor mengerti cara kerja sistem informasi akuntansi pada klien yang sedang

diaudit (M=3,767; SD=0,626) di urutan ketiga. Selanjutnya ialah pemahaman

sistem informasi akuntansi klien tidaklah penting dalam audit (M=3,73; SD=0,639)

berada pada posisi keempat.

Diikuti dengan urutan kelima yaitu pemahaman sistem informasi akuntansi

bukanlah tahap awal dalam perencanaan audit (M=3,3; SD=0,626). Dan urutan

terakhir yaitu auditor menjadi bingung apabila klien menggunakan sistem informasi

yang baru (M=3,067; SD=0,981). Dari melihat keenam pernyataan tersebut,

menunjukkan bahwa total mean keseluruhan adalah 3,605 atau diatas rata-rata yang
60

artinya bahwa responden telah memahami sistem informasi akuntasi kliennya

dengan baik pada KAP Rama Wendra. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman

sistem informasi akuntansi klien merupakan sesuatu yang penting dalam

meningkatkan kualitas audit tersebut.

4.1.4 Komitmen

Berikut hasil dari jawaban responden dengan 5 pernyataan mengenai

komitmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk menjadi auditor

adalah pilihan saya (M=4,534; SD=0,628) memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh

auditor tidak perlu mendalami profesinya sebagai auditor (M=4,2; SD=0,664)

dengan nilai tertinggi kedua. Kemudian auditor kembali membaca banyak buku,

untuk menjalani profesinya sebagai auditor (M=3,967; SD=0,556) berada di urutan

keempat. Dan pernyataan di posisi terakhir yaitu auditor merasa belum memberikan

hasil kerja yang terbaik (M=2,867; SD=0,507). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa auditor pada KAP Rama Wendra memiliki komitmen yang

diatas rata-rata (M= 3,899; SD= 0,652).

Total keseluruhan rata-rata sebesar 3,899 menunjukkan bahwa auditor pada

KAP Rama Wendra memiliki komitmen yang cukup tinggi dalam mengerjakan

tugas dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai auditor.

Tabel 4.7 Komitmen


Std. Interpretasi
No Indikator Mean Deskripsi Ranking
Deviation Verbal
Saya tidak
1. menyelesaikan 3,93 0,907 Baik Berkualitas 4
tugas, apabila
belum menerima
61

gaji pada
tanggal gajian.
Saya merasa
belum
Cukup Cukup
2. memberikan 2,867 0,507 5
Baik Berkualitas
hasil kerja yang
terbaik.
Saya kembali
membaca
banyak buku,
3. 3,967 0,556 Baik Berkualitas 3
untuk menjalani
profesi saya
seabagai auditor.
Saya tidak perlu
mendalami Diatas rata-
4. 4,2 0,664 Baik 2
profesi saya rata
sebagai auditor.
Keputusan
untuk menjadi Sangat Diatas rata-
5. 4,534 0,628 1
auditor adalah Baik rata
pilihan saya.
Total rata-rata Diatas rata-
3,899 0,652 Baik
rata
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

4.1.5 Berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan penulis kepada para auditor

eksternal sebagai responden yang ada pada KAP Rama Wendra. Tabel 4.8 dibawah

ini akan menjelaskan bagaimana hasil kuesioner mengenai auditor yang

berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi.


62

Tabel 4.8 Berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
Saya tidak
paham dengan
Standar 6
1. 3,5 1,167 Baik Akuntabel
Akuntansi
Keuangan
(SAK).
Saya
berpedoman
pada Standar 3
2. 3,83 0,647 Baik Akuntabel
Akuntansi
Keuangan
(SAK).
Saya tidak
paham dengan
Sangat
Standar Sangat Tidak 5
3. 3,7 1,022 Tidak
Profesional Akuntabel
Baik
Akuntan Publik
(SPAP).
Saya
berpedoman
pada Standar Sangat Sangat 1
4. 4,3 0,595
Profesional Baik Akuntabel
Akuntan Publik
(SPAP).
Saya jarang
berpedoman
5. pada kode etik 3,7 1,087 Baik Akuntabel 4
dalam
mengaudit.
Saya mematuhi
6. peraturan kantor 4,167 0,698 Baik Akuntabel 2
yang berlaku.
Total rata-rata 3,866 0,869 Baik Akuntabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel
63

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa auditor berpedoman pada Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) (M=4,3; SD=0,595) memiliki nilai tertinggi.

Urutan kedua ialah auditor mematuhi peraturan kantor yang berlaku (M=4,167;

SD=0,698). Maka dapat disimpulkan total rata-rata dari 2 pernyataan tersebut

ditambah 4 pernyataan lainnya (M= 3,866; SD=0,869) bahwa seluruh responden

pada KAP Rama Wendra telah berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi.

Maka dapat dikatakan bahwa proses audit yang berpedoman pada prinsip auditing

dan akuntansi dapat meningkatkan kualitas audit menjadi lebih baik.

4.1.6 Sikap Skeptisme

Hasil penelitian menunjukkan auditor mengajukan pertanyaan kepada klien

untuk memperoleh alasan dan bukti yang kuat (M= 4,6; SD=0,77) memiliki nilai

tertinggi, diikuti dengan auditor mempunyai pikiran yang selalu mempertanyakan

bukti audit yang ada (M= 4,1; SD= 0,884) sebagai nilai tertinggi kedua, lalu

auditor tidak pernah melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit

(M=3,967; SD=0,964) berada pada nilai tertinggi terakhir. Dengan demikian dapat

dismpulkan bahwa sikap skeptisme telah diterapkan dengan sangat baik pada KAP

Rama Wendra (M=4,222; SD= 0,872).

Tabel 4.9 Sikap Sketipsme

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
Saya mempunyai
pikiran yang
selalu 2
1. 4,1 0,884 Baik Akuntabel
mempertanyakan
bukti audit yang
ada.
64

Saya tidak pernah


melakukan
2. evaluasi secara 3,967 0,964 Baik Akuntabel 3
kritis terhadap
bukti audit.
Saya mengajukan
pertanyaan
kepada klien
Sangat Sangat 1
3. untuk 4,6 0,77
Baik Akuntabel
memperoleh
alasan dan bukti
yang kuat.
Sangat Sangat
Total rata-rata 4,222 0,872
Baik Akuntabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

Berdasarkan mean yang sebesar 4,222 maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa auditor pada KAP Rama Wendra memiliki sikap sketipsme yang tinggi

dalam menghasilkan kualitas audit yang baik. Sehingga dari hasil kuesioner

tersebut, sikap skeptisme menjadi salah satu faktor yang dapat membantu para

auditor dalam meningkatkan kualitas audit.

4.1.7 Prinsip Kehati-hatian

Hasil penelitian menunjukkan auditor…(M=4,3; SD= 0,595) memiliki nilai

tertinggi, diikuti dengan auditor selalu mempertanyakan segala sesuatu secara kritis

(M=4,234; SD=0,678) sebagai nilai tertinggi kedua, lalu auditor sering membuat

keputusan dengan tergesa-gesa. (M=3,767; SD= 1,04) berada pada nilai tertinggi

ketiga, kemudian auditor tidak mampu menentukan kapan jumlah yang cukup

dalam mengumpulkan bukti (M=3,467; SD= 0,628) berada pada posisi keempat,
65

dan yang terakhir adalah seringkali auditor tidak mempertimbangkan semua

informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan. Dengan demikian dapat

dismpulkan bahwa prinsip kehati-hatian telah diterapkan dengan baik pada KAP

Rama Wendra (M=3,787; SD=0,876).

Berdasarkan penjelasan masing-masing indikatot di bawah, maka Tabel

4.10 menunjukkan kesimpulan perhitungan nilai rata-rata dari setiap indikator dari

kualitas audit pada KAP Rama Wendra.

Tabel 4.10 Prinsip Kehati-hatian

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
Saya sering
membuat
1. keputusan 3,767 1,04 Baik Akuntabel 3
dengan tergesa-
gesa.
Saya mengambil
keputusan Sangat Sangat 1
2. 4,3 0,595
berdasarkan Baik Akuntabel
fakta yang ada.
Seringkali saya
tidak
mempertimbang
kan semua Cukup Cukup 5
3. 3,167 1,44
informasi yang Baik Akuntabel
tersedia sebelum
membuat
keputusan.
Saya tidak
mampu
menentukan
kapan jumlah 4
4. 3,467 0,628 Baik Akuntabel
yang cukup
dalam
mengumpulkan
bukti.
Saya selalu Sangat Sangat 2
5. 4,234 0,678
mempertanyaka Baik Akuntabel
66

n segala sesuatu
secara kritis.
Total rata-rata 3,787 0,876 Baik Akuntabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel

Tabel 4.11 Kesimpulan Variabel Kualitas Audit

Std. Interpretasi Ranking


No Indikator Mean Deskripsi
Deviation Verbal
Pelaporan
1. semua kesalahan 3,786 0,762 Baik Akuntabel 5
klien
Pemahaman
terhadap sistem 6
2. 3,605 0,565 Baik Akuntabel
informasi
akuntansi klien
3. Komitmen 3,899 0,652 Baik Akuntabel 2
Berpedoman
pada prinsip 3
4. 3,866 0,869 Baik Akuntabel
auditing dan
akuntansi
Sangat Sangat 1
5. Sikap Skeptisme 4,222 0,872
Baik Akuntabel
6. Prinsip kehati- 4
3,787 0,876 Baik Akuntabel
hatian
Rata-rata 3,86 0,766 Baik Akuntabel
Sumber : Hasil kuesioner (diolah oleh penulis)

Ket : 1 = Sangat Tidak Baik, 1.00-1.80, Sangat Tidak Akuntabel


2 = Tidak Baik, 1.81-2.60, Tidak Akuntabel
3 = Cukup Baik, 2.61-3.40, Cukup Akuntabel
4 = Baik, 3.41-4.20, Akuntabel
5 = Sangat Baik, 4.21-5.00, Sangat Akuntabel
67

Berdasarkan tabel kesimpulan variabel kualitas audit maka didapatkan

rata-rata sebesar 3,86 yang berarti responden sudah menerapkan keenam indikator

dengan baik untuk meningkatkan kualitas audit pada KAP Rama Wendra.

4.2 Pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas Audit pada KAP

Rama Wendra

Untuk menjawab pertanyaan dari identifikasi masalah yang ketiga, yaitu untuk

mengetahui bagaimanakah pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap Kualitas

Audit, maka penulis melakukan uji analisis regresi sederhana menggunakan data

yang diperoleh.

Menurut Sujarweni (2015) sampel yang digunakan dalam memenuhi kriteria

penelitian yaitu 30 s/d 500 (hlm. 66). Dengan demikian penulis menyebarkan

sebanyak 30 kuesioner dan 30 kuesioner berhasil kembali dan siap untuk dijadikan

sebagai data. Sehubungan dengan judul penelitian pertanyaan untuk variabel

Akuntabilitas Auditor sebanyak 15 pernyataan sedangkan variabel Kualitas Audit

ada 30 pernyataan yang sudah melalui uji validasi dan reabilitas.

4.2.1 Analisis Koefisien Korelasi

Tujuan analisis koefisien korelasi adalah untuk melihat apakah ada

hubungan antara varaibel. Nilai koefisien adalah nilai yang digunakan untuk

mengukur kekuatan suatu hubungan variabel. Nilai korelasi antara Akuntabilitas

Auditor dengan Kualitas Audit adalah sebesar 0,471 yang berarti bahwa hubungan

antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang sedang.


68

Model Summaryb

Model R

1 .471a

a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas Auditor

b. Dependent Variable: Kualitas Audit


4.2.2 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk menganalisis seberapa besar

kontribusi dari akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit. Berikut adalah rumus

determinasi:

Kd = r2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Koefisien Korelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .471a .222 .194 12.10086

a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas Auditor

b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Jawab:

Kd = 0,4712 x 100%
Kd = 0,221841 x 100%
Kd = 22,1841 %

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus koefisien determinasi maka

dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas auditor mempunyai kontribusi terhadap

kualitas audit sebesar 22,2% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
69

4.2.3 Uji Signifikan (Uji t)

Pada uji t (parsial) data dilihat apakah hipotesis diterima atau ditolak. Mengetahui

besarnya signifikansi dapat dilihat melalui hasil uji hipotesis yang dilakukan

dengan menggunakan SPSS 16.

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 25.251 31.811 .794 .434

Akuntabilitas Auditor 1.601 .567 .471 2.825 .009


a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi menunjukkan angka 0,009.

Karena 0,009 lebih kecil (<) dari 0,05 dan diketahui bahwa thitung 2,825 > ttabel 2,048,

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa

Akuntabilitas Auditor berpengaruh signifikansi terhadap Kualitas Audit pada KAP

Rama Wendra.

4.2.4 Uji Analisis Regresi Sederhana

Untuk mengetahui adanya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain,

maka penulis menggunakan analisis regresi linear untuk mengetahui prediksi

bagaimana perubahan nilai variabel independen (var x) dinaikkan atau diturunkan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
70

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 25.251 31.811 .794 .434

Akuntabilitas Auditor 1.601 .567 .471 2.825 .009


a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari hasil tabel di atas dapat diperoleh model persamaan regresi Y= 25,251

+ 1,601X. Persamaan ini menunjukkan adanya pengaruh antara akuntabilitas

auditor terhadap kualitas audit. Dimana jika akuntabilitas auditor sebagai X adalah

0 (diabaikan), maka kualitas audit sebagai Y sebesar 25,251, yang menunjukkan,

apabila auditor tidak memiliki akuntabilitas maka kualitas audit yang dihasilkan

oleh KAP Rama Wendra pada tingkat 25,251. Begitu juga apabila variabel

akuntabilitas auditor mengalami peningkatan sebesar 1 maka kualitas audit yang

akan dihasilkan sebesar 26,852. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila

akuntabilitas auditor meningkat maka akan diikuti juga dengan peningkatan

kualitas audit yang dilakukan oleh KAP Rama Wendra. Sehingga dapat

disimpulkan juga bahwa akuntabilitas auditor memiliki pengaruh positif terhadap

kualitas audit pada KAP Rama Wendra.

Dengan 15 pernyataan kuesioner pada variabel Akuntabilitas Auditor (X)

dan 30 pernyataan kuesioner pada variabel Kualitas Audit (Y), maka penulis

membuat tabel interpretasi nilai persamaan regresi sederhana sebagai berikut:


71

Tabel 4.12 Interpretasi Nilai Persamaan Regresi Sederhana

Interpretasi Verbal
Range Range
Variabel X Variabel Y Akuntabilitas Auditor
Kualitas Audit (Y)
(X)
63 - 75 126 - 150 Sangat Akuntabel Sangat Berkualitas
51 – 62 102 – 125 Akuntabel Berkualitas
39 – 50 78 – 101 Cukup Akuntabel Cukup Berkualitas
27 - 38 54 – 77 Tidak Akuntabel Tidak Berkualitas
Sangat Tidak
15 - 26 30 – 53 Sangat Tidak Akuntabel
Berkualitas
Sumber: Penulis

Range setiap variabel diambil dari jumlah pernyataan kuesioner dikali 5.

Jumlah nilai jawaban kuesioner terendah dari variabel Akuntabilitas Auditor (X)

yaitu 15(Jumlah pernyataan) x 1 (Sangat Tidak Setuju) = 15, dan nilai jawaban

kuesioner tertinggi yaitu 15(Jumlah pernyataan) x 5 (Sangat Setuju) = 75, sehingga

range jumlah jawaban kuesioner dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu dari

angka 15 – 75. Jumlah Jarak masing - masing interval didapat dari (75 – 15) ÷ 5 =

12, sehingga jarak masing – masing interval yaitu 12, dan jarak interval yang

terakhir adalah 13, yaitu pada range 63 -75. Kemudian, jumlah nilai jawaban

kuesioner terendah dari variabel Kualitas Audit (Y) yaitu 30 (Jumlah pernyataan) x

1 (Sangat Tidak Setuju) = 30, dan nilai jawaban tertinggi yaitu 30 x 5 = 150,

sehingga range jumlah jawaban kuesioner dari yang terendah hingga yang tertinggi

yaitu dari angka 30 – 150. Jumlah Jarak masing - masing interval didapat dari (150

– 30) ÷ 5 = 24, sehingga jarak masing – masing interval yaitu 24, dan jarak interval

yang terakhir adalah 25, yaitu pada range 126 – 150.


72

Telah diketahui bahwa model persamaan regresi yang telah didapat dari

penelitian ini yaitu Y= 25,251 + 1,601X. Nilai minimum X yang dapat dimasukkan

yaitu 15 oleh karena angka tersebut adalah jumlah paling mininum dari jawaban

kuesioner pada variabel X yaitu akuntabilitas auditor. Begitu juga dengan Y, nilai

minimum yang dapat dimasukkan pada persamaan tersebut yaitu 30 oleh karena

angka tersebut adalah jumlah paling minimum dari jawaban kuesioner pada

variabel Y yaitu kualitas audit.

Rata – rata jumlah jawaban kuesioner pada penelitian ini untuk variabel

akuntabilitas auditor sebagai X adalah 56 (Akuntabel), maka kualitas audit Y

sebesar 114,907 (Berkualitas).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa auditor yang akuntabel akan

menghasilkan proses audit yang berkualitas, sehingga akuntabilitas auditor

memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit pada KAP Rama Wendra.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data penelitian tentang pengaruh

akuntabilitas auditor terhadap kualitas audit pada KAP Rama Wendra melalui

kuesioner, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Menurut persepsi responden, akuntabilitas auditor pada KAP Rama Wendra

adalah Baik yang terdiri dari Motivasi Kerja, Usaha (Daya Pikir), dan

Keyakinan.

2. Menurut persepsi responden kualitas audit pada KAP Rama Wendra adalah

Baik yang terdiri dari Pelaporan semua kesalahan klien, Pemahaman sistem

informasi akuntansi klien, Komitmen, Berpedoman pada prinsip auditing dan

akuntansi, Sikap Skeptisme, dan Prinsip kehati-hatian.

3. Berdasarkan hasil penelitian, kekuatan hubungan akuntabilitas auditor dan

kualitas audit diuji dengan analisis koefisien korelasi yang hasilnya

menunjukkan 0,471 yang berarti kekuatan hubungan kedua variabel sedang.

Sehubungan dengan hasil analisis koefisien korelasi tersebut, maka penulis

menyatakan kekuatan hubungan diantara akuntabilitas auditor dengan kualitas

audit dalam bentuk persentase melalui uji determinasi menunjukkan 22,1841%

atau dibulatkan menjadi 22,2% yang berarti akuntabilitas auditor memiliki

kontribusi terhadap kualitas audit sebesar 22,2%. Melalui uji t pada penelitian

ini didapat bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel ialah sebesar 0,009 dan

diketahui bahwa t hitung 2,825 > ttabel 2,048. Oleh karena 0,009 ≤ 0.05 dan thitung

73
74

> ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian hipotesa yang terjawab ialah hipotesa dengan parameter yang

pertama yaitu Ha, yang berarti akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas audit pada KAP Rama Wendra.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Meskipun akuntabilitas auditor pada KAP Rama Wendra dalam keadaan yang

baik, namun akan lebih baik lagi apabila para auditor lebih memperhatikan lagi

indikator yang nilainya terendah dari akuntabilitas auditor yaitu keyakinan

bahwa pekerjaan yang dikerjakan akan diperiksa melalui: lebih

mempertimbangkan lagi akan konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil,

membiasakan untuk tidak menunda-nunda tugas, selalu memastikan bahwa

pekerjaannya sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sehingga akan

memberikan respon yang tepat terkait tugas yang telah dikerjakan apabila

atasan menanyakan tugas tersebut. Dan yang terakhir adalah lebih

mempertimbangkan lagi akan setiap keputusan yang akan diambil atau yang

akan disampaikan.

2. Meskipun kualitas audit pada KAP Rama Wendra sudah baik, namun akan

lebih baik lagi apabila para auditor lebih memperhatikan lagi indikator yang

nilainya terendah pada kualitas audit yaitu pemahaman terhadap sistem

informasi akuntansi klien yang dapat dilakukan dengan mempelajari tentang

sistem informasi akuntansi, mempelajari pentingnya pemahaman sistem


75

informasi akuntansi terhadap proses audit oleh karena itu adalah salah satu

tahap awal dalam perencanaan audit, dalam setiap pengauditan untuk mencari

tahu terlebih dahulu cara kerja sistem informasi akuntansi pada klien yang akan

diaudit. Ketika sudah terbiasa untuk mempelajari sistem informasi akuntansi

klien setiap melakukan proses audit, maka auditor akan terbiasa dengan

perbedaan-perbedaan sistem informasi akuntansi yang terdapat pada setiap

klien, dan yang terakhir lebih mendalam lagi dalam memahami sistem

informasi akuntansi pada setiap klien yang diaudit untuk lebih membantu

dalam menemukan salah saji.

3. Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk menaikkan nilai dari pada kualitas

audit, maka penulis menyarankan agar para auditor lebih meningkatkan

akuntabilitas auditor yang akan meningkatkan kualitas dari pada proses audit

yang dilaksanakan.
76

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Tunggal, A. W. (2012). Pedoman Pokok Audit Internal. Jakarta: Harvarindo.

Rahayu, S. K. & Suhayati, E. (2013). Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman


Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi I, Cetakan Kedua. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Kaunang, A. F. (2012). Pedoman Audit Internal. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing & Jasa Assurance:
Pendekatan Terintegerasi. Edisi Kelimabelas, Jilid 1, Bahasa Indonesia
Language Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tandiontong, M. (2016). Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung: Penerbit


Alfabeta.

Sugiyono (2016). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Riduwan (2014). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.

Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Ghozali. I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit UNDIP.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PUSTAKA


BARUPRESS.

Internet/Website:

William J. W. & Ketut B. (2015). Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Due


Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 10, no. 1, hlm. 91-106. [Online].
Available:https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/9900/8
121 [11 September 2019]
77

Ilmiyati F. & Suhardjo Y. (2012). Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi


Auditorterhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik di Semarang). Universitas Semarang: Jurnal Akuntansi, Vol. 1 No.
1 Januari 2012. [Online]. Available: http://www.academia.
edu/download/31925129/USM_f9ae4PengaruhAkuntabilitasDanKompet
ensiAuditor.pdf [13 September 2019]

Rustiarini, N. W. (2012). Komite Audit dan Kualitas Audit: Kajian Berdasarkan


Karakteristik, Kompetensi, dan Aktivitas Komite Audit. Skripsi Universitas
Mahasaraswati Denpasar. [Online]. Available: http://sna.
akuntansi.unikal.ac.id/makalah/106-SIPE-50.pdf [15 September 2019]

Syafina D. C. (2018). OJK Jatuhkan Sanksi Kantor Akuntan Publik Auditor SNP
Finance. [Online]. Available: https://tirto.id/ojk-jatuhkan-sanksi-kantor-
akuntan-publik-auditor-snp-finance-c31F [17 September 2019]

Kusumasari, B., Dwiputrianti, S., & Allo, E. L. (2015). AKUNTABILITAS: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara. [Online]. Available: https://www.google.nl/url?sa=
t&source=web&rct=j&url=https://bpsdm.acehprov.go.id/uploads/Akunta
bilitasGolIII5.pdf&ved=2ahUKEwi3iOLrr6jlAhWC_XMBHRE6Ap0QF
jAAe gQIAxAB&usg=AOvVaw0ifjkPWva-wI8YsBAtAUD [18
September 2019]

Burhanudin, M. A. (2016). Pengaruh Akuntabilitas dan Independensi Auditor


Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Yogyakarta.
Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. [Online}.
Available: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/profita/article/
view/9837/9491 [20 Septmber 2019]

Gunawan, L. D. (2012). Pengaruh Tingkat Independensi, Kompetensi,


Obyektifitas, Dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit Yang
Dihasilkan Kantor Akuntan Publik Di Surabaya. Unika Widya Mandala
Surabaya: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 4, Juli 2012.
[Online]. Available: http://journal.wima.ac.id/index.php/ JIMA/article/
download/245/240 [06 Oktober 2019]

Permatasari I. Y. & Astuti C. D. (2018). Pengaruh Fee Audit, Rotasi Auditor, dan
Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit. Universitas Trisakti: Jurnal
Akuntansi Trisakti – Vol. 5, No. 1 Februari 2018. [Online]. Available:
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jat/article/view/4839/pdf_1 [06
Oktober 2019]

Titarsole. V, Nangoi. G. B., Kalalo. M. (2019). Analisis Dampak Electronic Data


Processing (Edp) Terhadap Pelaksanaan Audit Internal Pada Pt. Bpr Bank
Prisma Dana Manado. Universitas Sam Ratulangi.: Jurnal EMBA, Vol. 7
78

No.5 Juli 2019. [Online]. Available: https://ejournal.unsrat.ac.id/


index.php/emba/article/download/24191/23878 [07 Oktober 2019]

Muzahid. M., Maulizar, & Wijaya. I. (2018). Pengaruh Kompetensi, Independensi


Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Auditor
Pemerintah Di Kabupaten Aceh Utara. Proceeding Seminar Nasional
Politeknik Negeri Lhokseumawe - Vol.2, No.1, September 2018. [Online].
Available: http://ejurnal.pnl.ac.id/index.php/semnaspnl/
article/download/801 /787 [07 Oktober 2019]

Febriyanti, R. (2014). Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan


Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. Artikel Universitas Negeri
Padang. [Online]. Available: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.
php/akt/article /view/1043 [10 Oktober 2019].

Nandari, A. W. & Latrini M. Y. (2015). Pengaruh Sikap Skeptis, Independensi,


Penerapan Kode Etik, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. E-
jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(2), 164 & 178-179. [Online].
Available: https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/9932/
8125 [19 Okt ober 2019]

Tetlock, Philip P. & Kim, J. I. (1987). Accountability and Judgement Processes in


a Perosnality Prediction Task. Journal of Personality and Social
Psychology 1987, Vol. 52, No. 4, 700-709. [Online]. Available:
https://www.researchgate.net/publication/19588659_Accountability_and
_Judgment_Processes_in_a_Personality_Prediction_Task/link/557758dc
08ae7521586e16e3/download [20 Oktober 2019]

Mardisar, D. & Sari, N. R. (2007). Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan


Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi
X, AUEP-11, Universitas Riau, 1-25. [Online]. Available:
http://www.academia .edu/download /30927194/AUEP11.pdf [20
Oktober 2019]

Sihombing, H. (2012). Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Profesionalisme


Auditor Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Skripsi Jurusan
Akuntansi Universitas Widyatama. [Online]. Available:
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/80
75/Bab%202.pdf?sequence=10 [31 Oktober 2019]

Hendra, D. & Sunyoto, Y. (2018). Pengaruh Motivasi, Pengalaman dan Komitmen


Auditor Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Ekonomi Manajemen dan
Akuntansi. STIE Dharma Putra Semarang. [Online].
Available:http://ejurnal.stiedharmaputrasmg.ac.id/index.php/JEMA/articl
e/view/335/316 [03 November 2019]
79

Tjun-Tjun, L., Marpaung, E. I., & Setiawan, S. (2012). Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi
Vol.4No.1Mei 2012: 33-56, Universitas Maranatha. [Online]. Avalaible:
https://journal.maranatha.edu/index.php/jam/article/view/353 [05
November 2019]

Noviyanti, S. (2008). Skeptisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksi


Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vo; 5, No. 1, Juni
2008, Universitas Kristen Satya Wacana. [Online]. Available:
http://jaki.ui.ac.id/index.php/home/article/view/250 [06 November 2019]

Kustinah, S. (2018). Reds Flag Sebuah Upaya Terhadap Pendeteksian Fraud.


Portofolio Vol. 15, No. 1, Mei 2018 : 16-30, STIE STEMBI-Bandung
Business School. [Online]. Available: http://repository.fe.unjani.ac.id/
pdf/02._Draft_Penelitian_An_._Siti_kustinah_revisi_.pdf [07 November
2019]

Darayasa, I, M. & Wisadha, I. G. S (2016). Etika Auditor Sebagai Pemoderasi


Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pada Kualitas Audit di Kota
Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 15. No.1, April
2016, 142-170. [Online]. Available: https://ojs.unud.ac.id/index.php/
Akuntansi/ article/view/15917 07 November 2019]

Farida, I., Halim, A. & Wulandari, R. (2016). Pengaruh Independensi, Kompetensi,


Due Professional Care, dan Etika terhadap Kualias Audit (Studi Empiris
pada KAP di Kota Malang. Journal Riset Mahasiswa, Universitas
Kanjuruhan. [Online]. Available: https://media.neliti.com/
media/publications/190359-ID-pengaruh-independensi-kompetensi-due-
pro.pdf [16 November 2019]

Burhanudin, M. A., Rahmawati, D. (2017). Pengaruh Akuntabilitas dan


Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan
Publik di Yogyakarta. Jurnal Kajian Ilmu Akuntansi, Vol. 5, No. 6, 2017.
[Online]. Available: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/
profita/article/view/9837/9491 [17 November 2019]

Suhayati, E. (2018). Pengalaman Audit Dapat Mempengaruhi Skeptisme


Profesional Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal Politeknik
Negeri Jakarta. [Online]. Available: http://jurnal.pnj.ac.id/index.php/acc/
article/viewFile/ 1653/1046 [18 November 2019]
80

LAMPIRAN
81

Lampiran 1. Formulir Pengajuan Pembimbing


82

Lampiran 2. Surat Perjanjian Bimbingan KTI/Skripsi


83

Lampiran 3. Form Laporan Kegiatan Penulisan Skripsi 1


84

Lampiran 4. Surat Keterangan Riset dari Universitas


85

Lampiran 5. Bukti Cap dan Tanda Tangan Validasi

1. KAP Arman Eddy Ferdinand & Rekan


86

2. KAP Hertanto Grace Karunawan


87

Lampiran 6. Surat Keterangan Riset Penelitian dari KAP Rama Wendra


88

Lampiran 7. Lembar Bukti Validasi Isi Oleh Dosen UNAI


89

Lampiran 8. Form Laporan Kegiatan Penulisan Skripsi 2


90

Lampiran 9. Hasil Output SPSS

1. Mean dan Standar Deviasi Variabel Akuntabilitas Auditor

2. Mean dan Standar Deviasi Variabel Kualitas Audit


91

3. Hasil Uji Validasi Variabel Kuesioner Akuntabilitas Auditor


92

4. Hasil Uji Validasi Kuesioner Variabel Kualitas Audit


93

5. Hasil Uji Realibilitas

Variabel Akuntabilitas Auditor

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.828 17

Variabel Kualitas Audit

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.926 32
94

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di tempat

Bersama ini saya :


Nama : Yusuf Bramantika Situmorang
NIM : 1632155
Status : Mahasiswa Strata 1 (S-1), Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi,
Universitas Advent Indonesia
Dalam rangka untuk penelitian skripsi program sarjana (S-1), Fakultas
Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Advent Indonesia, saya memerlukan
informasi untuk mendukung penelitian yang saya lakukan dengan judul
“Pengaruh Akuntabilitas Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor
Akuntan Publik Rama Wendra”.
Untuk itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i berpartisipasi
dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang terlampir. Kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i mengisi keusioner ini sangat menentukan keberhasilan
penelitian yang saya lakukan.
Perlu Bapak/Ibu/Saudara/i ketahui sesuai dengan etika dalam penelitian,
data yang saya peroleh akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan semata-mata
untuk kepentingan penelitian. Saya harap Bapak/Ibu/Saudara/i dapat
mengembalikan kuesioner ini maksimal 1 minggu setelah keusioner tersebut
diterima.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi kuesioner
tersebut, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Yusuf Bramantika Situmorang


Peneliti
95

A. AKUNTABILITAS AUDITOR

PILIHAN
NO. PERNYATAAN STS TS RG S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
I. Motivasi Kerja
Saya bertanggung jawab penuh atas
1.
pekerjaan saya.

Keberhasilan dalam pekerjaan merupakan


2.
hal yang utama.

3. Saya sering tidak mencapai target.

4. Saya bersedia mengerjakan tugas tambahan.

II. Usaha (daya pikir)


Saya mencari tahu terlebih dahulu sebelum
5.
bertanya kepada auditor yang lain.

Saya merasa kesulitan karena pekerjaan saya


6.
tidak sesuai dengan jurusan saya.

Saya menjadi tidak bersemangat


7.
mengerjakan tugas ketika kesulitan.

Saya mengusahakan agar menyelesaikan


8.
tugas tepat waktu.

Saya mampu menggunakan informasi yang


9.
ada dalam menyelesaikan pekerjaan.

Saya malu bertanya ketika mengalami


10.
kesulitan.

III. Keyakinan
Saya mempertimbangkan konsekuensi dari
11.
keputusan yang saya ambil.

Saya menunda tugas, apabila saya tahu tidak


12.
diperiksa.
96

Saya selalu memastikan pekerjaan saya


13.
sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

Saya sering memberikan respon yang salah


14.
kepada atasan terkait tugas saya.

Saya menyadari sering melaporkan


15.
keputusan yang tidak masuk akal.

B. KUALITAS AUDIT
PILIHAN

NO. PERNYATAAN STS TS RG S SS


(1) (2) (3) (4) (5)
I. Pelaporan semua kesalahan klien

1. Keputusan saya tergantung pada


besarnya kompensasi atau fee dari klien.
2. Saya takut menyatakan kesalahan klien,
apabila klien tersebut mengancam saya.
Saya tidak memberikan toleransi
3. terhadap pelanggaran yang dilakukan
klien.
Adanya hubungan keluarga atau
4. hubungan pribadi dengan klien
mempengaruhi keputusan saya.
Semua temuan kesalahan klien akan
5. saya laporkan sesuai dengan bukti
temuan.
II. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien
6. Saya mengetahui sistem informasi
akuntansi.
7. Pemahaman sistem informasi akuntansi
klien tidaklah penting dalam audit.
Pemahaman sistem informasi akuntansi
8. bukanlah tahap awal dalam perencanaan
audit.
Saya mengerti cara kerja sistem
9. informasi akuntansi pada klien yang
sedang saya audit.
97

Saya menjadi bingung apabila klien


10. menggunakan sistem informasi yang
baru.
Memahami sistem informasi klien
11. secara mendalam tidak membantu dalam
menemukan salah saji.
III. Komitmen
Saya tidak menyelesaikan tugas, apabila
12. belum menerima gaji pada tanggal
gajian.
13. Saya merasa belum memberikan hasil
kerja yang terbaik.
Saya kembali membaca banyak buku,
14. untuk menjalani profesi saya seabagai
auditor.
15. Saya tidak perlu mendalami profesi saya
sebagai auditor.
16. Keputusan untuk menjadi auditor adalah
pilihan saya.
IV. Berpedoman pada prinsip auditing dan akuntansi

Saya tidak paham dengan Standar


17. Akuntansi Keuangan (SAK).

Saya berpedoman pada Standar


18. Akuntansi Keuangan (SAK).

Saya tidak paham dengan Standar


19.
Profesional Akuntan Publik (SPAP).

20. Saya berpedoman pada Standar


Profesional Akuntan Publik (SPAP).
21. Saya jarang berpedoman pada kode etik
dalam mengaudit.
22. Saya mematuhi peraturan kantor yang
berlaku.
V. Sikap Skeptisme

23. Saya mempunyai pikiran yang selalu


mempertanyakan bukti audit yang ada.
98

24. Saya tidak pernah melakukan evaluasi


secara kritis terhadap bukti audit.
Saya mengajukan pertanyaan kepada
25. klien untuk memperoleh alasan dan
bukti yang kuat.
VI. Prinsip kehati-hatian

26. Saya sering membuat keputusan dengan


tergesa-gesa.
27. Saya mengambil keputusan berdasarkan
fakta yang ada.
Seringkali saya tidak
28. mempertimbangkan semua informasi
yang tersedia sebelum membuat
keputusan.
Saya tidak mampu menentukan kapan
29. jumlah yang cukup dalam
mengumpulkan bukti.
30. Saya selalu mempertanyakan segala
sesuatu secara kritis.
99

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : Yusuf Bramantika Situmorang
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Desember 1998
Alamat : Jl. Raya Tajur, Gang Bengkel no. 35, Tajur,
Bogor Timur, Jawa Barat
Agama : Kristen Advent
No. Telepon : 0858 – 8783 -6384
E-mail : yusufbsitumorang@gmail.com
PENDIDIKAN
Tahun 2016 – 2019 : Universitas Advent Indonesia
Tahun 2013 – 2016 : SMA Swasta Advent Martoba
Tahun 2010 – 2013 : SMP Perguruan Advent Bogor
Tahun 2004 – 2010 : SD Perguruan Advent Bogor
PENGALAMAN BEKERJA
Januari 2017 – Des 2017 : Custodial Departement
Agustus 2017 – Des 2017 : Agen MOGA Laundry
Agustus 2018 – Des 2018 : Bekerja kembali di Custodial Departement
Agustus 2015 – Mei 2019 : Mengajar les piano privat
PENGALAMAN BERORGANISASI
Agustus 2016 – Agustus 2019 : Pianis Witnessing Sound Choir UNAI 3
periode
Agsutus 2016 – Agustus 2019 : Sie. Musik Staff Prayer Circle
Januari 2018 – Januari 2019 : Pianis UNAI Ensemble
Januari 2018 – Desember 2019 : Sie. Musik Staff PA 2 periode
Oktober 2018 – Maret 2019 : Divisi Humas Forum Mahasiswa
Manajemen

Anda mungkin juga menyukai