Anda di halaman 1dari 97

SKRIPSI

FAKTOR KUALITAS AUDIT DAN PENGALAMAN AUDITOR


DALAM MENILAI KASUS KECURANGAN DI KANTOR
AKUNTAN PUBLIK USMAN DAN REKAN

NURFADILLAH UTAMI ALVAD


105730501814

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO HIDUP

“Ikhlas adalah kunci jawaban dari segala permasalahan. Dengan

bermodalkan ikhlas maka masalah sebesar apapun yang kita hadapi akan

terasa lebih ringan. Ingat, ada Allah yang slalu bersama kita.”

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk Kedua Orang Tuaku tersayang,

Ayahandaku Alimuddin Dan Ibundaku Fatimah Hasyim Serta Kakak-

Kakakku, Serta Orang-Orang Yang Sudah Banyak Membantu Baik Dalam

Menyemangati, Mendorong Serta Mendokan Kesuksesanku Dari Segi

Materi Maupun No-Materi.

iii
ABSTRAK

NURFADILLAH UTAMI ALVAD. 2019. Faktor Kualitas Audit dan


Pengalaman Auditor dalam Menilai Kasus Kecurangan di Kantor Usman dan
Rekan. Skripsi Akuntansi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Jamaluddin M dan
Pembimbing II Ramly.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kualitas Audit dan


Pengalaman Auditor Terhadap Penilaian Kasus Kecurangan di Kantor Akuntan
Publik Usman Dan Rekan. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak
32 responden. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik
yang digunakan dalam pegambilan sampel yaitu Teknik Simple Random
Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif responden, uji
deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas
audit dan pengalaman auditor dalam penilaian kasus kecurangan di Kantor
Akuntan Publik Usman dan Rekan.

Kata Kunci : Kualitas Audit, Pengalam Auditor, Kecurangan

vii
ABSTRACT

NURFADILLAH UTAMI ALVAD. 2019. Audit Quality Factor and


Auditors Experience’ to Assess a Case of Fraud in Usmans’ Office and Friends.
Under the thesis of Accountancy Department, the Facualty of Economics and
Business, Muhammadiyah University of Makassar, guided by Jamaluddin M and
Ramly.

This research aimed to find out the Incluence of the audit quality and
auditors’ experience to assess a case of fraud in Usmans’ office nd friends of
public accountant. In this research, the sample consisted of 32 respondents. In
the this study, using quantitative descriptive research. The sampling technique in
this research was taken by using Simple Random Sampling Technique.
Technique of collecting data used questionnaire. Technique of data analysis that
used in this research was respondents descriptive, descriptive test, data qulity
test, classic assumption test, hypothesis testing. The results of this research
shows that there are a significant and positve effect to the audit quality and
auditors’ exprerience to assess a case of fraud in Usmans’ office and friends.

Keywords : Audit Quality, Auditors’ Experience, Fraud.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah

SWT karena limpahan Rahmat Dan Karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul

”Faktor Kualitas Audit Dan Pengalaman Auditor Dalam Menilai Kasus

Kecurangan Di Kantor Akuntan Publik (KAP) Usman Dan Rekan” dapat

diselesaikan. Pelaksanaan penelitian skripsi ini sedikit mengalami kesulitan dan

hambatan, namun berkat kerja keras penulis dan adanya bimbingan dan bantuan

dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan seperti sekarang

ini berkat bantuan dari orang-orang yang selama ini telah membantu,

mendukung dan membimbing penulis. Untuk itu penulis tak lupa menyampaikan

banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H.Abd Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rosulong, SE.,MM selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.,Si.,Ak.,CA.,CSP selaku Ketua Prodi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Bapak Jamaluddin M, SE.,M.,Si dan Bapak Ramly, SE.,M.,Si selaku Dosen

Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu

dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk dan pengarahan sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

ix
5. Bapak dan Ibu Dosen jurusan akuntansi atas segala jerih payahnya

membimbing dan memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Seluruh pegawai akademik dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar atas perhatian dan pelayanan yang

baik untuk kelancaran skripsi ini.

7. Bapak Alimuddin, S.Pd dan Ibu Fatimah Hasyim S.Pd kedua orang tua saya

atas segala kasih sayang, bimbingan, nasehat, doa yang tak putus-

putusnya, menjadi motivator, memberikan dukungan dan semangat kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Saudara-Saudari saya Alvian Alfad, S.Pd , Dian Risanti Alfad, S.Keb dan

Nurul Qhaidah Alfad, S.Pd yang telah memberi doa, dukungan, semangat

dan motivasi kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Edar Iskandar S.Farm yang selalu memberikan doa, kesabaran,

dukungan, dan semangat serta bantuannya kepada saya.

10. Sahabat-sahabat saya, Ayu Haslinda, Nur Indah Kartikasari, Dwi Puspa Sari,

Ulfa Dwi Sholeha, Risky Setianingsih, Anita S, Andi Dwi Nurul Annisa yang

telah memberikan dukungan, semangan serta bantuan kepada penulis

hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2014 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.

12. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

x
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh

dari unsur kesempurnaan, masih banyak terdapat kekeliruan dan

kekuranganyang disebabkan oleh keterbatasan ilmu maupun minimnya

pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan tugas akhir ini.

Semoga segala bentuk bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak

dibalas oleh Allah SWT dan semoga tugas akhir ini dinilai ibadah di sisi-Nya dan

bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru

Universitas Muhammadiyah Makassar. Akhir kata, semoga segenap aktivitas

yang kita lakukan mendapat bimbingan dan Ridho dari-Nya. Aamiin.

Makassar, September 2019

Penulis

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ........................................................... vii

ABTRACT ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Maanfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5

A. Landasan Teori ............................................................................... 5


1. Teori Kepatuhan........................................................................ 5
B. Kualitas Audit .................................................................................. 7

xii
C. Pengalaman Auditor ..................................................................... 13
D. Pendeteksian Fraud ...................................................................... 16
E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 20
F. Kerangka Pikir............................................................................... 23
G. Hipotesis ....................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 26

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 26


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................... 26
C. Populasi Dan Sampel.................................................................... 27
D. Metode Pengumpulan Data........................................................... 27
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel............................. 28
F. Teknik Analisis Data...................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39

A. Gambaran Umum Perusahaan...................................................... 39


B. Hasil Penelitian ............................................................................. 44
C. Pembahasan................................................................................. 57

BAB V PENUTUP .................................................................................... 60

A. Kesimpulan ................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 62

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................. 46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.................... 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas .................................................................... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji t................................................................................... 52

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................ 55

Tebel 4.8 Hasil Uji F ................................................................................. 56

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir....................................................................... 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep.................................................................. 23

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KAP Usman & Rekan............................. 40

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas............................................................... 50

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas................................................... 51

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 6 Uji SPSS

Lampiran 7 Distribusi Nilai T

Lampiran 8 Distribusi Nilai F

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang kompleks membuat kemajuan,

dibidang ekonomi disertai dengan kemunculan kecurangan oleh pihak yang

tak bertanggung jawab. Hal ini memaksa para auditor untuk memahami

kecurangan yang ada. Kecurangan yang di maksud disini adalah kecurangan

yang melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak yang

tidak bertanggung jawab untuk mengasilkan suatu keuntungan sehingga

dapat merugikan berbagai pihak.

Seorang auditor dituntut untuk memiliki kualitas yang baik sehingga

dapat mengetahui kecurangan yang terjadi, sehingga dapat menyelesaikan

masalah yang ada. Pengalaman auditor sangat diperlukan dalam hal menilai

kecurangan yang ada karena auditor yang sudah lama mengaudit kasus

kecurangan akan lebih tahu tindakan yang akan dia lakukan. Dalam

melaksanakan tugasnya auditor juga memerlukan kualitas audit yang baik,

akan tetapi kualitas audit yang baik tidak menjamin auditor dalam

menghasilkan pengauditan yang baik. Kualitas audit sangat penting bagi

akuntan. Seorang auditor akan menghasilkan kualitas audit yang baik, ketika

seorang auditor menjalankan tugasnya lebih memperhatikan standar

keuangan yang berlaku, kode etik akuntan dan standar profesi yang ada.

Banyaknya skandal laporan keuangan yang telah terjadi dimana-

mana akan memberi hal negatif terhadap kepercayaan masyarakat atau

bahkan publik sekalipun. Seorang auditor akan diukur dalam hasil

1
2

pekerjaannya. Setiap auditor harus mempertahankan hasil kerjanya yang

baik dalam menyelesaikan tugasnya sehingga bijak dalam pengambilan

keputusan tanpa permintaan pihak lain dan tanpa tekanan siapapun.

Pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan dalam pelaporan

keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang

pernah ditangani, memperlihatkan bahwa seseorang yang lebih banyak

pengalaman dalam suatu bidang substansif memiliki lebih banyak hal yang

tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman

yang baik mengenai peristiwa-peristiwa, penerapan dan pengembangan

penelitian masalah pengalaman ini dalam bidang auditing juga

mengungkapkan hasil yang serupa (Suraida, 2012:35).

Sikap independensi adalah sikap yang tanpa tekan, tidak dapat di

kendalikaan serta tidak bergantungpihak lain. Seorang auditor harus memiliki

sikap intelektual yakni objektif (tidak memihak) dan jujur dalam

mempertimbangkan opini dan fakta (Mulyadi, 2012). Dalam hal ini sikap

independensi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap auditor dalam

melakukan pengauditan laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan

kualiatas audit yang baik.

Seorang auditor dapat dikatakan memiliki kualitas jika auditor tersebut

profesional dalam menjalankan tugasnya. Seorang auditor dapat dikatakan

memiliki kualitas ketika memenuhi standar pengauditan, standar pengauditan

yang dimaksud adalahindependensi, mutu profesionalaudit dan penyusunan

laporan audit.
3

Pengalaman auditor akan terbentuk ketika mendapatkan masalah-

masalah dalam menjalankan tugasnya, sehingga akan menambah

pengetahuanya. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang kurang

berpengalaman akan lebih mudah keliru dalam mengambil keputusan

dibandingkan auditor yang lebih berpengalaman. Pengalamanyang banyak

ditemukan oleh seorang auditor menghasilkan kualitas audit yang baik.

Menurut penelitian Ayuni dan Dwi (2012) menunjukkan bahwa

pengalaman berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit

atas sistem informasi berbasis komputer. Independensi dan kualitas audit

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan

menurut Susiana dan Herawati (2011). Namun dalam penelitian Nizarul, dkk

(2012) menemukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit, selanjutkan interaksi independensi dan etika auditor sebagai

variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini

berarti kualitas audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu

bertahan dari tekanan kliendisertai dengan perilaku etis yang dimiliki.Rizman,

dkk (2012) menunjukkan bahwa faktor pengalaman audit berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini memutuskan

mengambil judul“Faktor Kualitas Audit dan Pengalaman Auditor dalam

Menilai Kasus Kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan”.


4

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh faktorkualitas audit terhadap penilaian kasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan?

2. Apakah pengaruh pengalaman auditor terhadap penilaian kasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah pengaruh faktor kualitas audit terhadap

penilaian kasus kecurangan di Kantor Akuntan PublikUsman dan Rekan?

2. Untuk mengetahui apakah pengaruh pengalaman auditor terhadap kasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai suatu hasil yang dapat dikembangkan dalam penelitian

selanjutnya.

2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas audit dan pengalaman auditor

dalam menilai kecurangan yang terdapat di Kantor Akuntan Publik Usman

dan Rekan.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Kepatuhan berarti sifat patuh, ketaatan, menurut Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Patuh berasal dari kata kepatuhan. Patuh artinya suka

menurut, taat pada perintah, aturan.

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketetapan waktu dalam

penyampaian pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah

diatur dalam surat keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM) Nomor: Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian

laporan keuangan berkala. Peraturan tersebut sesuai dengan teori

kepatuhan (compliance theory) yang dikemukakan oleh Tyler

(Saleh,2014).

Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya

dibidang psikologis yang lebih menekankan pada pentingnya proses

sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu.

Menurut Tyler (Saleh, 2014) terdapat dua perspektif dalam literatur

sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yang disebut instrumental

dan normatif.

Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh

didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-

perubahan yang berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai

moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.

5
6

Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka

anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka.

Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment

through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut

dianggap sebagai suatu keharusan, sedangkan komitmen normatif

melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti

mematuhi peraturan karena otoritas penyusunan hukum tersebut memiliki

hak untuk mendikte perilaku.

Kepatuhan akan terbentuk di dalam diri seorang pemimpin dalam

mengambil keputusan. Kepatuhan dapan menilai suatu audit jika telah

melakukan standar, prosedur, dan aturan yang telah ditetapkan oleh

pihak yang berwajib. Kepatuhan bertujuan untuk mengetahui apakah

audit yang telah dilakukan seuai dengan peraturan dan undang-undang

tertentu.

Dalam suatu organisasi kepatuhan sangat berperan penting, hal

ini yang dapat menjadi roda penggerak untuk dapat mencapai visi dan

misi yang diinginkan. Kepatuhan akan berjalan jika anggota organisasi

dapat melakukan beberapa aturan, taat tertib, budaya dalam organisasi

sehingga akan memberi petunjuk dan arahan untuk bertindak dan

berperilaku dengan baik.

Setiap anggota organisasi tidak akan terlepas dari faktor

kepatuhan. Dalam hal ini yang membedakan kualitas ketaatan atau

kepatuhan terhadap aturan dalam tiga jenis, yaitu:


7

a. Ketaatan yang bersifat pemenuhan,

Adalahketika seseorang hanya menaati suatu aturan

disebabkan karena ia takut diberikan sanksi.

b. Ketaatan yang bersifat identifikasi,

Adalah ketika seseorang hanya menaati suatu aturan pada

saat ia takut hubungan baiknya rusak dangan orang lain.

c. Ketaatan yang bersifat internalisasi,

Adalah ketika seseorang menaati aturan pada saat ia merasa

bahwa aturan yang dianutnya merupakan spirit dan materi yang

sesuai dengan nilai-nilai intrinsik.

B. Kualitas Audit

1. Pengertian Kualitas Audit

Menurut De Angelo (1981) dalam Ardini (2010) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Temuan

pelanggaran mengukur kualitas audit berkaitan dengan pengetahuan dan

keahlian auditor. Sedangkan pelaporan pelanggaran tergantung kepada

dorong auditor untuk mengungkapkan pelanggarn tersebut. Dorongan ini

akan tergantung pada independensi yang dimiliki auditor tersebut.

Menurut Lee, dkk (1999) menurut dalam Tjun dkk (2012)

mendefinisikan kualitas audit menurutmereka adalah probabilitas bahwa

auditor tidak akan melaporkan laporanaudit dengan opini wajar tanpa

pengecualian untuk laporan keuanganyang mengandung kekeliruan

material.
8

Menurut Krinsky dan Rotenberg(1989) menurut Tjun dkk (2012).

Menurut mereka, kualitas auditdiukur dari akurasi informasi yang

dilaporkan oleh auditor.

Menurut Wallace (1980) dalam kisnawati (2012), mendefinisikan

kualitas audit ditentukan darikemampuan audit untuk mengurangi noise

dan bias dan meningkatkankemurnian (fineness) pada data akuntansi.

Menurut Simanjuntak (2010), mendefinisikan kualitas audit adalah

suatu hasil yang telah dicapai oleh seorang subjek atau objek untuk

tingkat kepuasan, menjadikan akan memunculkan hasrat subjek/objek

untuk menilai suatu kegiatan tersebut

Menurut Mulyadi (2012: 24), pengertian audit adalah Suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

ekonomis, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan

serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan.

Kualitas auditKualitas audit adalah adalah karakteristik atau

gambaran praktik dan hasil audit berdasarkan standar auditing dan

standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab profesi seorang auditor. Kualitas audit berhubungan

dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari pemeriksaan auditor yang melaksanakan audit, pada

dasarnya audit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu audit pihak

dalam/internal audit dan audit pihak luar/eksternal auditor. Audit internal


9

merupakan pengendalian manajerial yang fungsinya mengukur dan

mengevaluasi keefektifan sistem pengendalian lain. Tujuan audit internal

adlah untuk membantu semua anggota manajemen dalam mengelola

secara efektif pertanggung jawabannya dengan cara menyediakan

analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar yang

berhubungan dengan kegiatan yang ditelaah. Sedangkan audit eksternal

adalah suatu proses audit yang sistematis dan obyektif terhadap laporan

keuangan suatu perusahaan atau unit organisasi lain dengan tujuan untuk

memberikan pendapat mengenai kewajaran keadaan keuangan dan hasil

usaha perusahaan atau unit organisasi tersebut.

Pemeriksaan eksternal berstatus sebagai karyawan atau pegawai

kesatuan orgnisasi yang mereka periksa, namun audit yang dilakukan

harus bersifat obyektif dan independen karena jika sifat ini tidak dapat

dipenuhi maka berakibat informasi yang mereka sajikan tidak

memberikan manfaat bagi manajemen. Meskipun perlu disadari bahwa

derajat independensi pemeriksaan internal jelas berbeda dengan akuntan

internal.

AAA Financial Accounting Standard Committee dalam

Chiristiawan (2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2

hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi, kedua hal

tersebutberpengaruh langsung terhadap kaitan dan secara potensial

saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan

atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas

independensi dan keahlian auditor.


10

Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan

dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan

melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam

melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar

auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit

Seiring berkembangnya ilmu akuntansi profesi akuntan publik di

suatu negara yang sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan

berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut, maka

pemerintahpun membutuhkan dana yang cukup besar dalam pegelolaan

negara tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pengawasan

yang cukup handal dalam pertanggung jawaban atas penggunaan dana

untuk penyelenggaraan pemerintah dan dapat menjamin pendistribusian

dana yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan

efisiensi penggunaan dana bisa dipertanggung jawabkan.

Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik harus di dukung audit

sektor publik yang berkualitas, karena jika kualitas audit sektor publik

rendah akn memberikan kesempatan lembaga pemerintah untuk

melakukan penyimpangan penggunaan anggaran. Selain itu,

mengkibatkan resiko tuntutan hukum terhadap aparatur pemerintah yang

melaksanakannya. Auditor pemerintah terdiri dari Inspektorat Jendral

Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) Dilingkungan Lembaga

Negara Dan BUMN/BUMD, Inspektorat Wilayah Propinsi, Inspektorat


11

Wilayah Kabupaten/Kota, Badan Pengawas Keuangan Dan

Pembangunan (BPKP) Serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah,

sebagai berikut:

a. Pengalaman kerja

Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah

jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas

audit yang lebih baik daripada seorang auditor yang baru memulai

karirnya. Atau dengan kata lain auditor yang berpengalaman

diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik

dibandingkan dengan auditir yang belum berpengalaman.

b. Independensi

Independensi merupakan suatu keadaan atau posisi dimana

kita tidak terikat dengan pihak manapun. Artinya keberadaan kita

adalah mandiri, tidak mengusung kepentingan pihak tertentu atau

organisasi tertentu. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas

auditnya, seorang auditor tidak hanya dituntut untuk memiliki

keahliansaja, tetapi juga dituntut untuk bersikap independen.

Walaupun seorang auditor mempunyai keahlian tinggi, tetapi tidak

independen maka pengguna laporan keuangan tidak yakin bahwa

informasi yang disajikan itu kredibel.


12

c. Obyektifitas

Obyektifitas merupakan bagian dari prinsip-prinsip perilku yang

harus dipatuhi seorang auditor. “Auditor harus menjunjung tinggi

ketidak berpihakan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi,

dan memproses data atau informasi audit. Auditor APIP membuat

penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak

dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam

mengambil keputusan.” Kebijakan menjaga obyektifitas dapat

dituangakn dalam bentuk ketentuan seperti, tidak di perkenankannya

seorang auditor sektor publik melakukan audit pada audit tertentu

selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, dilakukannya rotasi atau mutasi

penugasab audit, larangan seorang auditor melakukan audit pada

audit yang pejabatnya memiliki hubungan keluarga, dan sebagainya.

d. Integritas

Integritas merupakan perwujudan dari kejujuran auditor dalam

melakukan penugasan profesionalnya. Integritas berarti bertindak

konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta

kode etik profesi. Auditor yang tinggi integritasnya adalah yang dapat

menerima kesalahan yang tidak di sengaja attau di sebabkan oleh

kelalaian manusia (human error) dan perbedaan pendapat yang jujur,

tetapi tidak dapat menerima kecurngan atau peniadaan prinsip.

Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian dilandasi oleh sikap jujur,

berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun

kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan


13

yang handal. Semakin tinggi integritas auditor dalam penugasan audit

maka akan meningkatkan kualitas hasil audit.

e. Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan atau wawasan,

dan sikap yang dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan

tanggung jawab pekerjaan. Kompetensi auditor sektor publik diatur

dalam kode etik APIP yang terdapat dalam Peraturan Mentri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) No.

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP. Prinsip kompetensi

menekankan auditor sektor publik memiliki pengetahuan, keahlian,

pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas. Perilaku kompetensi auditor sektor publik antara lain: tugas

pengawasan sesuai dengan standar audit, selalu meningkatkan

kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan, menolak

untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan

pengetahuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

C. Pengalaman Auditor

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian

tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor

lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman.

Menurut Suraida (2012:9) menyatakan tentang pengalaman audit

bahwa: “Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan

audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani.”


14

Knoers dan Hadinoto (1999) dalam Singgih dan Bawono (2010)

menyatakan bahwa: “Pengalaman auditor dalam melakukan audit atas

laporan keuangan dapat dilihat dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan pernah ditangani. Semakin banyak pengalaman, auditor semakin

dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan

audit, sehingga turut mempengaruhi kualitas audit.”

Menurut Libby dan Frederick (1990) dalam Erick Afriansyah (2014)

menyatakan bahwa: “Pengalaman yang dimiliki auditor akan mempengaruhi

kualitas auditnya, mereka menemukan bahwa semakin banyak pengalaman

auditor semakin dapat menghasilkan berbagai dugaan dalam menjelasakan

temuan audit.”

Berdasarkan pemaparan para ahli dan peneliti tersebut pengalaman

berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan auditor.Pengalaman dapat

berdampak positif dalam pelaksanaan tugas selama auditor yang

bersangkutan dapat 27 mencurahkan segala kemampuan dan keahliannya

selama melaksanakan pemeriksaan. Pengalaman akan tidak bermanfaat

dikala para senior auditor tidak mampu dan sungkan dalam memperbaharui

pengetahuannya dalam bidang pemeriksaan khususnya dan pengetahuan

objek yang diaudit pada umumnya.

Banyak orang yang memahami bahwa ketika seorang auditor

memiliki banyak jam kerja, maka auditor tersebut memiliki kualitas audit yang

yang baik daripada auditor yang baru memulai menjadi seorang auditor. Hal

ini terjadi dengan berjalannya pengalaman tersebut maka akan membentuk

diri seorang auditor menjadi lebih berkualitas.


15

Dengan demikian, semakin banyak jam kerja yang dimiliki seorang

auditor akan semakin banyak pula tugas yang dia akan kerjakan sehingga itu

membuat auditor semakin menambah keahlianya dalam hal menemukan

suatu kekeliruan yang ada pada saat melakukan pengauditan. Hal ini

membuat seorang auditor akan lebih mudah danberhati-hati dalam

menyelesaikan masalahnya, sehingga auditor akan belajar dari kesalahan-

kesalahan yang telah terjadi dari berbagai macam hambatan dalam

pekerjaan yang telah dijalaninya.

Dengan banyaknya pengalaman akan membentuk karakter seseorang,

sehingga akan membuat seseorang lebih berhati-hati dan bijaksana dalam

berpikir maupun bertindak dalam pengambilan keputusan. Ketika seseorang

sedang berada pada dalam keadaan baik atau buruk, seseorang akan

belajar dari pengalamannya sehingga akan semakin berhati-hati dalam hal

bertindak dan akan merasa bahagia dan bangga ketika dia berhasil

memecahkan atau menyelesaikan masalahnya dan mendapatkan imbalan

dari hasil kerjanya sendiri.

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit

laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya

penugasan yang pernah ditangani. Suraida (2012) menemukan bahwa

semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai

macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit dan audit yang

berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih

mampu member penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan

dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan


16

berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari system akuntansi yang

mendasari.

D. Pendeteksian Fraud

Dalam konteks audit laporan keuangan, fraud merupakan suatu

penyajian laporan keuangan yang dengan sengaja dibuat keliru

(mengandung salah saji). Ada dua jenis fraud yang utama, yaitu

pelaporan keuangan yang menyesatkan (mengandung kecurangan) dan

penyalahgunaan (perlakuan tidak semestinya) terhadap aset.Pelaporan

keuangan yang menyesatkan merupakan kesalahan penyajian atau

penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara sengaja dengan

tujuan untuk menipu para pemakai laporan keuangan.

Kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang mengandung

kecurangan berkaitan dengan suatu usaha untuk melaporkan lebih saji

pendapatan, baik dengan cara membuat lebih saji aset dan pendapatan,,

atau dengan menghilangkan pendapatan diterima dimuka (liabilitas) dan

menggantikannya dengan pendapatan. Dalam beberapa kasus, pernah

juga dijumpai kondisi sebaliknya, dimana perusahaan dengan sengaja

melaporkan kurang saji pendapatan dengan tujuan yntuk memperkecil

laba dan pajak penghasilan.

Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan biasanya dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Manipulasi, pemalsuan, atau mengubah catatan akuntansi atau

dokumen pendukung yang menjadi dasar penyusunan laporan

keuangan.
17

b. Kesalahan pengungkapan, atau penghilangan secara sengaja

peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan lain dalam laporan

keuangan.

c. Kesalahan yang disengaja atas penerapan prinsip akuntansi,

khususnya yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian, atau

pengungkapan.

Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan seringkali

melibatkan pengabaian pengadilan oleh manajemen. Berikut adalah

beberapa teknik kecurangan pelaporan keuangan yang biasanya

dilakukan melalui pengabaian pengendalian oleh manajemen:

a. Mencatat jurnal fiktif, terutama menjelang akhir priode akuntansi

untuk memanipulasi hasil operasi atau untuk mencapai tujuan

lainnya.

b. Menyesuaikan asumsi secara cepat tidak tepat, mengubah

pertimbangan yang telah digunakan dalam mengestimasi saldo

utang.

c. Menghilangkan, mengakui lebih dahulu, atau menunda pengakuan

didalam laporan keuangan atas peristiwa dan transksi yang telah

terjadi sepanjang priode perjalanan.

d. Menyembunyikan atau tidak mengungkapkan fakta yang dapat

mempengaruhi suatu jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan.

e. Menggunakan transaksi yang kompleks untuk menyajikan posisi atau

kinerja keuangan entitas yang tidak semestinya.

f. Mengubah catatan dan ketentuan yang terkait denga transaksi

signifikan dan tidak biasa.


18

Sementara itu, penyalahgunaan (perlakuan tidak semestinya)

terhadap aset adalah kecurangan yang menyangkut pencurian terhadap

aset entitas. Pencurian ini pada umumnya dilakukan oleh karyawan dalam

jumlah yang relatif kecil dan tidak material. Namun, hal tersebut juga

dapat melibatkan manajemen yang biasanya lebih dapat melibatkan

manajemen yang biasanya yang lebih dapat menutupi atau

menyembunyikan kecurangan dengan cara yang lebih sulit untuk

dideteksi. Dalam dunia bisnis, penggelapan aset yang melibatkan

manajemen puncak juga pernah dijumpai, bahkan mencakup jumlah yang

sangat signifikan, mengingat bahwa manajemen puncak memiliki otoritas

dan pengendalian yang lebih besar terhadap aset entitas.

Penyalahgunaan aset seringkali disetai dengan pemalsuan catatan atau

dokumen untuk menyembunyikan fakta bahwa aset tersebut telah hilang

(dicuri) atau telah dijamin untuk kepentingan pribadi. Penyalahgunaan

atau perlakuan tidak semestinya terhadap aset biasanya dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Penyelewengan hasil penerimaan kas perusahaan, dengan

menyalahgunakan hasil penagihan piutang usaha dari pelanggan,

atau mengalihkan penerimaan kas entitas ke rekening bank pribadi.

b. Mencuri aset entitas untuk kepentingan pribadi dijual, seperti

misalnya mengambil persediaan barang dagang, atau mencuri aset

tetap perusahaan.

c. Mengambil uang kas perusahaan melalui pembayaran kepada

pemasok fiktif atau karyawan fiktif.


19

d. Menerima uang suap dari pemasok, sebagai tanda balas jasa karena

telah meninggikan harga beli.

e. Menggunakan aset entitas untuk keprntingan pribadi, dengan

dijadikan sebagai jaminan ke kreditor dalam rangka mendapatkan

pinjaman pribadi.

f. Mengambil uang kas perusahaan berupa potongan pembelian yang

diperoleh dari pemasok.

Menurut standar audit, ada tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya

kecurangan. Ketiga kondisi tersebut adalah:

a. Intensif atau tekanan

Manajemen maupun karyawan memiliki insentif, dorongan, atau

tekan untuk melakukan kecurangan.

b. Peluang

Keadaan yang memberikan peluang atau kesempatan bagi

manajemen maupun karyawan untuk melakukan kecurangan.

c. Perilaku atau pembenaran atas tindakan

Suatu perilaku atau karakter yang membuat manajemen

maupun karyawan melakukan tindakan yang tidak jujur, atau

lingkungan yang membuat mereka menjadi bertindak tidak jujur dan

membenarkan tindak tidak jujur tersebut.


20

E. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan mengenai penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Menurut Suraida (2005), penelitiannya bertujuan untuk mengetahui

pengaruh etika, kompetensi, pengalaman audit dan resiko audit terhadap

skeptisisme profesional auditor dan ketepatan pemberian opini akuntan

publik. Hasilpengujian hipotesis menunjukkan bahwa etika, kompetensi,

pengalaman auditor secara parsial maupun simultan berpengaruh positif

terhadap ketepatan pemberian opini akuntan.Berdasarkan dari penelitian –

penelitian sebelumnya mendorong penelitian untuk menguji kembali apakah

variabel pengalaman audit berpengaruh terhadap pencegahan dan

pendeteksian kecurangan laporan keuangan.

Menurut Elfarini (2007), penelitiannya bertujuan untuk mengetahui

kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. Berdasarkan

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi dan independensi

auditor secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

Oleh karena itu baik auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) diharap

dapat meningkatkan kualitas auditnya. Adapun untuk meningkatkan kualitas

audit diperlukan adanya peningkatan kompetensi para auditor yakni dengan

pemberian pelatihan-pelatihan serta diberikan kesempatan kepada para

auditor untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi.

Sedangkan untuk meningkatkan independensi, auditor yang mendapat tugas

dari kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak mendapat tekanan

dari klien dan tidak memiliki perasaan sungkan dengan kliennya sehingga

dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat


21

menghasilkan audit yang berkualitas. Adanya perhatian terhadap kualitas

audit dari auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut maka akan

dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar

pengambilan keputusan yang berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya

mendorong penelitian untuk menguji kembali apakah variabel independensi

berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan laporan

keuangan.

Herawati dan Yulius Kurnia Susanto (2008), penelitiannya bertujuan

untuk mengetahui mengenai profesionalisme, pengetahuan akuntan publik

dalam mendeteksi kekeliruan, etika profesi dan pertimbangan tingkat

materialitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme,

pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi

berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialisme

akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksian kekeliruan dan

ketaatannya akan kode etik semakin baik pula pertimbangan tingkat

materialitasnya dalam melaksanakan audit laporan keuangan.Hasil

penelitian dapat memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan Publik dalam

meningkatkan kinerja KAP secara keseluruhan dengan meningkatkan

profesionalisme akuntan publik, memberikan pengetahuan yang memadai

bagi akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan meningkatkan rasa

kepatuhan terhadap etika profesi dalam setiap pelaksanaan proses audit

atas laporan keuangan sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan auditan

yang berkualitas.Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya

mendorong peneliti untuk menguji apakah variabel keahlian profesional


22

berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan laporan

keuangan.

Liliek Purwanti (2008), penelitiannya bertujuan untuk menmbuktikan

bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini

berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi

yang baik dimana kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu

pengalaman dan pengetahuan.

Restu Agusti dan Nastia Putri Pertiwi (2013), penelitiannya bertujuan

untuk mengetahui mengenai variabel Kompetensi, Independensi, dan

Profesionalisme memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Hasil pengujian

koefisien determinasi ( ) sebesar 0.570 memberi pengertian bahwa 57%

kualitas audit dipengaruhi oleh kompetensi, independensi dan

profesionalisme. Jumlah koefisien determinasi sebesar 57% memberi

gambaran bahwa masih ada sekitar 43% variabel lain yang mempengaruhi

kualitas audit

Dari keseluruhan hasil penelitian terdahulu maka dapat diambil

kesimpulan bahwa perilaku seorang auditor dan teknik pemeriksaan yang

digunakan sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap kualitas audit

yang dihasilkan. Aspek pendukung penelitian lainnya adalah definisi

variabel-variabel penelitian dan metode penelitian lainya seperti pengukuran

variabel dan pengujian variabel-variabel terkait.


23

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan dukungan landasan teoritik yang diperoleh dari eksplorasi

teori yang dijadikan rujukan konsepsional variabel penelitian, maka dapat

disusun Kerangka Pemikiran sebagai berikut:

Kualitas Audit

Pengalaman Auditor

Kasus Kecurangan di KAP Usman


& Rekan

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


(

KualitasAudit

Kecurangan

Pengalaman
Auditor

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


24

Keterangan :

Y1= Kualitas Audit

Y2= Pengalaman Auditor

X = Kecurangan

Kerangka Pemikiran yang tergambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kualitas audit adalah adalah karakteristik atau gambaran praktik dan

hasil audit berdasarkan standar auditing dan standar pengendalian mutu

yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab profesi

seorang auditor.

2. Pengalaman adalah peristiwa yang benar-benar pernah dialami

seseorang setelah mengerjakan sesuatu.

3. Selanjutnya, dengan adanya kualitas audit dan pengalaman auditor di

Kantor Akuntan Publik (KAP) Usman & Rekan dapat mengetahui apabila

terjadi kasus kecurangan dan penyelewengan yang melanggar hukum.

G. Hipotesis

Dalam hal faktor kualitas audit, setiap audit dituntut harus memiliki

kualitas, pengetahuan, keahlian dan mengikuti beberapa faktor kualitas audit.

Menurut Tubbs (dalam Ratnasari, 2015) menyatakan bahwa dalam

menilaikausus kecurangan, seorang auditor harus didukung dengan

pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.

Berdasarkan penjelasan hepotesis diatas maka hipotesis yang dibangun

adalah:
25

H1: kualitas audit berpengaruh positif terhadap penilaian kasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman Dan Rekan.

Pengalaman auditor digunakan untuk mengetahui apakah seorang

auditor memiliki penetahuan dari banyaknya pengalaman audit yang telah di

kerjakan. Kualitas audit dilihat dari pengalaman dan ilmu yang dilakukan oleh

para auditor. Hasil penelitian Sukriah, dkk (dalam Ratnasari, 2015:53)

menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas

hasil pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman

kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil

pemeriksaannya Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang

diajukan adalah:

H2: Pengalamankerja auditor berpengaruhpositif terhadap penilaian

kasus kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan.


26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakuakan adalah penelitian kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif, yaitu salah satu jenis metode yang dilakukan dengan

memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan hubungan antar

variabel. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (dalam Narubi, 2015:44)

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi/sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif atau

statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian di lakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP)

Usman & RekanJln.Maccini Tengah No.21 Makassar Sulawesi Selatan Telp.

(0411)-447147, 449060 Fax. (0411)-447148.Waktu penelitian di rencanakan

kurang lebih 2 bulan lamanya.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80) yang dimaksud dengan populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Kantor

26
27

Akuntan Publik (KAP)Usman & Rekan Jln. Maccini Tengah No.21

Makassar Sulawesi Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut Sugiyono (2013:18). Sampel yang digunakan

dalam penelitian sejumlah 32 Auditor. Metode penetapan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, yaitu

pemilihan sampel secara acak sederhana yang memberikan kesempatan

yang sama dan tak terbatas pada setiap anggota populasi untuk dipilih

sebagai sampel.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan adalah data primer. Data

primer adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang

dikumpulkan secara langsung dan berhubungan langsung dengan

permasalahan yang diteliti. Data ini diperoleh dari hasil wawancara.

2. Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi

Melakukan observasi yaitu pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti

dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya.


28

b) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar ke wilayah yang luas.

Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau

terbuka, dan diberikan kepada responden secara langsung atau

dikirim melalui pos atau internet.

E. Defenisi Operasional Variabel

Dalam suatu penelitian diperlukan mengidentifikasikan variabel

independen (variabel bebas/berpengaruh) maupun variabel dependen

(variabel terikat). Defenisi operasional variabel merupakan defenisi yang

mampu memberikan arti mengspesifikasikan kegiatan agar dapat diukur

berdasarkan variabelnya masing-masing. Dalam penelitian ini yang berperan

sebagai X1 yaitu Kualitas Audit, X2 yaitu Pengalaman Auditor dan Y yaitu

Kecurangan/Faund.

1. Kualitas Audit

Kualitas audit adalah adalah karakteristik atau gambaran praktik

dan hasil audit berdasarkan standar auditing dan standar pengendalian

mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

profesi seorang auditor. Kualitas audit berhubungan dengan seberapa


29

baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang

telah ditetapkan.

Ditinjau dari pemeriksaan auditor yang melaksanakan audit, pada

dasarnya audit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu audit pihak

dalam/internal audit dan audit pihak luar/eksternal auditor. Audit internal

merupakan pengendalian manajerial yang fungsinya mengukur dan

mengevaluasi keefektifan sistem pengendalian lain. Sedangkan audit

eksternal adalah suatu proses audit yang sistematis dan obyektif

terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau unit organisasi lain

dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran

keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan ayau unit organisasi

tersebut.

2. Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor adalah ilmu, pengetahuan dan keterampilan

yang terbentuk setelah melakukan beberapa hal penting. Pengalaman

auditor diperhatikan dari lamanya dia bekerja dalam mengaudit dan dilihat

dari ilmu yang dimiliki seorang auditor. Seorang auditor merupakan salah

satu jasa akuntan publik yang dipercaya untuk mengambil sebuah

keputusan dan memberikan infotmasu yang akurat. Setiap kualitas audit

yang dihasilkan oleh auditor harus memperhatikan kualitasnya. Pada

dasarnya kualitas audit terbentuk oleh adanya ilmu, pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki seorang auditor.

Definisi pengalaman menurut Nasution (dalam Putri, 2015: 40)

adalah pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa

melalui pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam peristiwa


30

tersebut.Variabel pengalaman akan diukur dengan menggunakan

indikator lamanya bekerja, frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah

dilakukan, seperti yang digunakan oleh Aji (dalam Alvionita, 2014) serta

ditambah dengan satu indikator yang juga dapat memproksikan

pengalaman seorang auditor yaitu banyaknya pelatihan yang telah

diikutinya, yang diambil dari aspek-aspek kompetensi yang

dikembangkan Mansur (2007) yang telah direplikasi oleh Rahman (dalam

Alvionita, 2014).

3. Kecurangan/Fraud

Dalam konteks audit laporan keuangan, fraud merupakan suatu

penyajian laporan keuangan yang dengan sengaja dibuat keliru

(mengandung salah saji). Ada dua jenis fraud yang utama, yaitu

pelaporan keuangan yang menyesatkan (mengandung kecurangan) dan

penyalahgunaan (perlakuan tidak semestinya) terhadap aset.

Pelaporan keuangan yang menyesatkan merupakan kesalahan

penyajian atau penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara

sengaja dengan tujuan untuk menipu para pemakai laporan keuangan.

Kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang mengandung

kecurangan berkaitan dengan suatu usaha untuk melaporkan lebih saji

pendapatan, baik dengan cara membuat lebih saji aset dan pendapatan,,

atau dengan menghilangkan pendapatan diterima dimuka (liabilitas) dan

menggantikannya dengan pendapatan. Dalam beberapa kasus, pernah

juga dijumpai kondisi sebaliknya, dimana perusahaan dengan sengaja

melaporkan kurang saji pendapatan dengan tujuan yntuk memperkecil

laba dan pajak penghasilan.


31

Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan biasanya dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Manipulasi, pemalsuan, atau mengubah catatan akuntansi atau

dokumen pendukung yang menjadi dasar penyusunan laporan

keuangan.

b. Kesalahan pengungkapan, atau penghilangan secara sengaja

peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan lain dalam laporan

keuangan.

c. Kesalahan yang disengaja atas penerapan prinsip akuntansi,

khususnya yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian, atau

pengungkapan.

Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan seringkali

melibatkan pengabaian pengadilan oleh manajemen. Berikut adalah

beberapa teknik kecurangan pelaporan keuangan yang biasanya

dilakukan melalui pengabaian pengendalian oleh manajemen:

a. Mencatat jurnal fiktif, terutama menjelang akhir priode akuntansi

untuk memanipulasi hasil operasi atau untuk mencapai tujuan

lainnya.

b. Menyesuaikan asumsi secara cepat tidak tepat, mengubah

pertimbangan yang telah digunakan dalam mengestimasi saldo

utang.

c. Menghilangkan, mengakui lebih dahulu, atau menunda pengakuan

didalam laporan keuangan atas peristiwa dan transksi yang telah

terjadi sepanjang priode perjalanan.


32

d. Menyembunyikan atau tidak mengungkapkan fakta yang dapat

memppengaruhi suatu jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan.

e. Menggunakan transaksi yang kompleks untuk menyajikan posisi atau

kinerja keuangan entitas yang tidak semestinya.

f. Mengubah catatan dan ketentuan yang terkait denga transaksi

signifikan dan tidak biasa.

Menurut standar audit, ada tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya

kecurangan. Ketiga kondisi tersebut adalah:

a. Intensif atau tekanan

Manajemen maupun karyawan memiliki insentif, dorongan, atau

tekan untuk melakukan kecurangan.

b. Peluang

Keadaan yang memberikan peluang atau kesempatan bagi

manajemen maupun karyawan untuk melakukan kecurangan.

c. Perilaku atau pembenaran atas tindakan

Suatu perilaku atau karakter yang membuat manajemen

maupun karyawan melakukan tindakan yang tidak jujur, atau

lingkungan yang membuat mereka menjadi bertindak tidak jujur dan

membenarkan tindak tidak jujur tersebut.

Pelaporan keuangan yang menyesatkan (mengandung kecurangan) dan

penyalagunaan (perlakuan tidak semestinya) terhadap aset sama-sama

dipengaruhi oleh ketiga kondisi diatas, meskipun faktor risikonya berbeda-

beda.
33

Kecurangan menurut Singleton (dalam Setianingsih, 2015) adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencurangi perusahaan

organisasi atau pemerintah untuk mendapatkan keuntungan pribadi

dengan menyalahgunakan pekerjaan (jabatan) atau mencuri aset

(sumber daya) organisasi penerima maupun si pemberi.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkantelah terlebih dahulu dilakukan tabulasi

dandiberikan nilai sesuai dengan sistem penilaian yang ditetapkan. Nilai

yang diperoleh adalah indikator untuk pasangan variabel independent (X),

yaitu kualitas audit dan pengalaman auditor, dan variabel dependent (Y),

yaitu kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan,

Dalam analisis dan pengolaan data, dilakukan beberapa pengujian

yang meliputi uji deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan pengujian

hipotesis.

1. Uji Deskriptif

Uji deskripsi didesain untuk mengidentifikasi dan mengukur sifat-

sifat sensori. Dalam kelompok pengujian ini dimasukkan rating atribut

mutu dimana suatu atribut mutu dikategorikan dengan suatu kategori

skala (suatu uraian yang menggambarkan intensitas dari suatu atribut

mutu) atau dapat juga besarnya suatu atribut mutu diperkirakan

berdasarkan salah satu sampel, dengan menggunakan metode skala

rasio.

Ujideskriptif merupakan uji yang membutuhkan keahlian khusus

dalam penilaiannya karena dalam uji ini panelis harus dapat


34

menjelaskan perbedaan antara produk-produk yang diuji.Untuk

melakukan uji ini,dibutuhkan penguji yang terlatih. Uji deskriptif terdiri

atas Uji Pemberian skor atau pemberian skala.Kedua uji ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan

dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk.Dalam sistem

pemberian skor, angka digunakan untuk menilai intensitas produk

dengan susunan meningkat atau menurun.

Uji deskripsi digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh

tentang karakteristik suatu produk.Oleh sebab itu, pada uji ini banyak

sifat yang sensorik yang dinilai dan dianalisis secara keseluruhan.Sifat-

sifat sensorik yang dipilih adalah terutama yang paling relevan terhadap

mutu atau yang paling peka terhadap perubahan mutu suatu

komoditi.Sifat-sifat sensorik mutu ini disebut atribut mutu.Misalnya

ketengikan, warna, bau dan lain-lain.

Kekurangan atau kelemahan dari uji deskripsi di antaranya adalah

membutuhkan panelis yang memiliki konsentrasi tinggi dan juga

kepekaannya. Biasanya sudut antara dua garis radial sama dengan

ditetapkan dengan cara membagi sudut keliling dengan jumlah atribut

mutu.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validasi digunakan mengetahui sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung dengan nilai r tabel, jika r hitung > r tabel danbernilai

positif, maka variabel tersebut tidak valid.


35

b. Uji Reabilitas

Uji Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataannya adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu.

Reabilitas tidak sama dengan validasi. Artinya pengukuran

yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum

tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian,

reabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap

konsisten setelah dilakukan berulang ulang terhadap subjek dan

dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalakan

bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang

sama. Tidak bisa di andalkan bila pengukuran yang berulang itu

memberikan hasil yang berbeda-beda.

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian gejala asumsi klasik dilakukan agar hasil analisis

regresi memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator). Uji

asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residul memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

penyebaran data statistik pada sumbu dialog dari grafik distribusi

normal.
36

b. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Heterokedastisitas. Jika titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak

terjadi Heterokedastisitas.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefenisikan dengan baik

mengenai karakteristik populasi. Pengujian hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji t (persial) dan uji Determinasi.

a. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuaan untuk memastikan apakah variabel

independen secara parsial yang terdapat dalam persamaan

tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel independen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel.

Untuk menentukan t tabel ditentukan dengan signifikansi 5%

dan 2 sisidengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah

jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen.

Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah:

1) Menentukan hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung

dengan nilai tabel.

Jika t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

Jika t hitung > dari t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak


37

2) Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi

menggunakan alpa 5% (0,05). Signifikansi 5% artinya penelitian

ini menentukanresiko kesalahan dalam mengambil keputusan

untuk menolak atau menerima hipotesis yang benar sebanyak-

banyaknya 5% dan besar mengambil keputusan sedikitnya

95% (tingkat kepercayaan).

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

b. Uji Regresi Linear Berganda

Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan

melibatkan lebih dari satu variabel bebas atau predictor. Dalam

bahasa inggris, istilah ini disebut dengan multiple linear

regressional.

c. Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar persentase dari variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen

dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2) atau R Square

menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan

dalam peneliyian ini mampu menjelaskan variabel dependen.

d. Uji F (Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen tau variabel bebas yang di masukkan dalam madel

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau variabel terikat. Ada dua cara yang paling

umumdigunakan untuk menguji hipotesis, yang pertama adalah


38

dengan membandingkan F hitung (dari hasil yang kita dapat melalui

SPSS) dengan F tabel dapat dilihat untuk pengujiannya seperti

berikut:

a) Apabila F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima

b) Apabila F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Yang kedua ialah dengan membandingkan Signifikan (Sig) dengan

α, untuk pengujian ialah sebagai berikut:

a) Apabila Sig ≤ dari α maka Ho diterima

b) Apabila Sig ≥ dari α maka Ho ditolak dan Ha diterima


39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik (KAP) Usman Dan Rekan

Kantor Akuntan Publik (KAP) Usman dan Rekan di dirikan pada

tahun 1987 dan telah memperoleh izin untuk memberikan jasa

profesional dalam praktik Akuntan Publik dari Direktorat Jenderal

Moneter Dalam Negeri dengan surat izin No. 52-3386/MR/1985

tertanggal 31 Mei 1985 dan surat izin menjalankan praktek Akuntan

Publik No. SI-817/MK.11/1987 tanggal 20 Oktober 1987, di perbaharui

dengan Nomor: KEP.766/KM17/1998 tanggal 23 September 1998

(Kantor Pusat Jakarta) dan No. Kep.992/KM 17/1998 tanggal 26

Oktober 1998 (Cabang Makassar).

Sejak tahun 1997, KAP Usman dan Rekan juga sudah terdaftar di

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai pemeriksa

perusahaan publik Nomor: 224/STTD-AP/PM/1997. KAP Usman dan

Rekan juga sudah terdaftar di Bank Indonesia dengan Nomor:

28/1036/UPPB/AdP tahun 1995 dan PT Bank Rakyat Indonesia

No.B.75-KUM/1987, serta terdaftar di Badan Pemeriksaan Keuangan

(BPK) Nomor:012/STT/II/2009 pada tanggal 6 Februari 2009.

Selanjutnya, pada tanggal 12 Februari 1999 KAP Usman dan Rekan

terdaftar sebagai rekanan jasa profesi di PT. Bank BNI (persero) Tbk

Nomor: PKR/3/316, serta pada tanggal 15 Februari 2002 KAP Usman

dan Rekan terdaftar pula sebagai Rekanan Khusus Bidang Akuntan

39
40

Publik pada PT Bank Mandiri (persero) Tbk Nomor:

RMN.PRA/CPP.025/2002.

2. Visi dan Misi

Menjadi Kantor Akuntan Publik (KAP) yang Amanah dan Profesinal.

3. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan

Berikut adalah susunan struktur organisasi dari Kantor Akuntan

Publik Usman dan Rekan:

KAP
Usman dan Rekan

Supervisor Assistant Accounting


Audit Tax Service

Senior
Auditor

Junior
Auditor

Intership

Gambar 4.1 Struktur organisasi KAP Usman dan Rekan

Sumber: Company Profile KAP Usman dan Rekan


41

Dibawah ini adalah deskripsi pekerjaan berdasarkan masing-

masing jabatan atau divisi :

a. Managing Partner dan Partner

Managing partner merupakan seorang yang ditunjuk sebagai

pemimpin dari suatu persekutuan Kantor Akuntan Publik (KAP).

Sedangkan Partner adalah sekutu-sekutu lainnya yang juga

memiliki kepentingan atas kepemilikan KAP tersebut. Tugas-tugas

Managing Partner dan Partner diantaranya adalah :

a) Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan

tugas-tugas KAP.

b) Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultansi.

c) Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan

pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultansi.

b. Supervisor Audit

Supervisor Audit merupakan seseorang yang mengawasi staf

audit selama audit dan konsultasi kontrol keterlibatanyang

mengevaluasi manajemen dan operasi praktik perusahaan. Tugas-

tugas Supervisor Audit diantaranya adalah :

a) Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.

b) Merencanakan dan menyusun program audit.

c) Mengawasi dan melaksanakan proses audit.

d) Membagi tugas pekerjaan harian dan formulir pekerjaan.

e) Mengawasi pelaksanaan tugas oleh para auditor.

f) Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit

yang disiapkan oleh Chief Auditor (Ketua Tim).


42

g) Menyelenggarakan administrasi audit.

h) Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil

pekerjaanaudit dan permasalahan yang ditemukan.

c. Assistant Tax

Assistant Tax merupakan seseorang yang bertugas untuk

mengurus dan memeriksa hal-hal yang berhubungan dengan pajak,

baik pajak Kantor Akuntan Publik Usman & Rekan itu sendiri

maupun pajak klien yang sedang dalam proses audit. Tugas-tugas

Assistant Tax diantaranya adalah :

a) Mengurus dan memeriksa hal-hal yang berhubungan dengan

pajak.

b) Mengurus surat menyurat dan pengirimannya.

c) Menerima dan mengirim telpon/faksimili.

d) Membantu manajemen dalam menyelesaikan masalah dibidang

kesekretariatan dan rumah-tangga kantor.

d. Accounting Service

Accounting Service merupakan seseorang yang membantu

perusahaan mengolah data-data yang diberikan oleh klien sehingga

menjadi data yang dapat membantu proses audit. Tugas-tugas

Accounting Service diantaranya adalah :

a) Menerima data-data mentah dari klien.

b) Membuat summary dari data-data yang dikumpulkan.

c) Membuat trial balance dan balance sheet.


43

e. Senior Auditor

Senior Auditor merupakan seseorang yang terjun langsung

melakukan proses audit kepada klien. Tugas-tugas Senior Auditor

diantaranya adalah:

a) Melaksanakan proses audit.

b) Bertanggung jawab untuk mengusahakan waktu audit sesuai

dengan rencana.

c) Bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor

junior.

f. Junior Auditor

Junior Auditor merupakan seseorang yang membantu Senior

Auditor melakukan proses audit kepada klien. Tugas-tugas Junior

Auditordiantaranya adalah :

a) Junior Auditor melaksanakan prosedur audit secara rinci.

b) Membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan

audit yang telah dilaksanakan.

g. Internship

Internship merupakan seseorang yang membantu tugas auditor

senior dan auditor junior.


44

B. Hasil Penelitian

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mengantar langsung ke

lokasi penelitian yaitu pada Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan.

Adapun jumlah responden yang dibagikan yaitu sebanyak40 (rangkap)

kuesioner, sedangkan jumlah kuesioner yang kembali adalah 32 (rangkap)

kuesioner.

1. Analisis Deskriptif

a. Karakteristik Responden

Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh melalui

kuesioner yang diberikan kepada auditor pada Kantor Akuntan

Publik Usman dan Rekan sebagai responden, maka dapat diketahui

karakteristik setiap responden. Hal ini dilakukan dengan harapan

bahwa informasi tersebut dapat menjadi masukan bagi Kantor

Akuntan Publik Usman dan Rekan dalam mengetahui pengaruh

kualitas audit dan pengalaman auditor dalam menilai kasus

kecurangan.

Karakteristik atau identitas responden dapat dilihat pada

penjelasan dibawah ini:

1) Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin yang ada pada Kantor Akuntan Publik Usman dan

Rekan dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini:


45

Tabel 4.1
KarakteristikResponden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Jumlah Responden Persentase

Kelamin (Orang) (%)

Laki-laki 20 62,5

Perempuan 12 37,5

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan table 4.1 diatas, maka diperoleh data dari 32

orang responden bahwa jumlah reponden berdasarkan jenis

kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak

20 orang responden atau sebesar 62,5% dan responden

perempuan sebanyak 12 orang atau sebesar 37,5%. Hal ini

dapat dikatakan bahwa jenis kelamin auditorpada Kantor

Akuntan Publik Usman dan Rekan didominasi oleh laki-laki

yaitu sebanyak 20 orang (total 62,5% dari jumlah responden).

2) Karakteristik Berdasarkan Usia

Tingkat usiaresponden merupakan salah satu yang paling

penting dalam penelitian, karena umur responden akan

mempengaruhi pendapat mereka mengenai suatu pengambilan

keputusan. Hal ini penting jika dikaitkan dengan penilaian suatu

pendapat, dimana semakin tinggi umur responden maka

pengalaman yang dimiliki semakin banyak. Karakteristik

responden yang ada pada Kantor Akuntan Publik Usman dan

Rekan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:


46

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase

(Tahun) (Orang) (%)

20-30 10 31,2

31-40 15 46,8

41-50 7 21,8

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, maka dapat dilihat bahwa

komposisi tingkat usia responden terbanyak adalahberada

pada tingkat usia 31-40 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar

46,8%, usia 20-30 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 31%

dan usia 41-50 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 21,8%.

Hal ini dapat dikatakan bahwa usia auditor pada Kantor

Akuntan Publik Usman dan Rekan di dominasi oleh auditor

yang berusia 31-40 tahun sebanyak 15 orang (total 46,8% dari

jumlah responden).

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi

Tingkat profesi responden pada Kantor Akuntan Publik

Usman dan Rekan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:


47

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Profesi Jumlah Resonden Persentase

(Orang) (%)

Supervisor Audit 4 12,5

Senior Auditor 8 25

Junior Auditor 7 21,8

Intrenship 5 15,6

Assistant Tax 4 12,5

Accounting Service 4 12,5

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, maka dapat dilihat bahwa

tingkat profesi responden yang terbanyak adalah tingkat

profesiSenior Auditor yakni sebanyak 8 orang responden atau

sebesar 25%, responden Junior Audit yakni sebanyak 7 orang

responden atau sebesar 21,8%, Intership yakni sebanyak 5

orang responden atau sebesar 15,6%, Supervisor

Auditsebanyak 4 orang responden atau 12,5%, Assistant

Taxsebanyak 4 orang responden atau 12,5%, Accounting

Service sebanyak 4 orang responden atau 12,5%. Hal ini dapat

dikatakan bahwa profesi auditor pada Kantor Akuntan Publik

Usman dan Rekan di dominasi oleh auditor yang berprofesi

Senior Auditor yaitu sebanyak 8 orang (total 25% dari jumlah

responden).
48

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada Kantor Akuntan

Publik Usman dan Rekan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Resonden Persentase

(Orang) (%)

S1 5 15,6

S2 20 62,5

S3 7 21,8

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, maka dapat dilihat bahwa

tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah tingkat

pendidikan S2 yakni sebanyak 20 orang responden atau

sebesar 62,5%, disusul oleh responden yang berpendidikan S3

yakni sebanyak 7 orang responden atau sebesar 21,8% dan

yang berpendidikan S1 yakni sebanyak 5 orang atau sebesar

15,6%. Hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan auditor pada

Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan di dominasi oleh

auditor yang berpendidikan S2 yaitu sebanyak 20 orang (total

62,5% dari jumlah responden).


49

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah suatu

alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dan

bertujuan untuk mengetahui validitas instrumen-instrumen yang

dipakai untuk mengukur variabel. Adapun hasil uji validitas akan

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas

Item R Hitung R Tabel Keterangan


Variabel

X1.1 0,349 0,661 Valid

X1.2 0,349 0,406 Valid

X1.3 0,349 0,531 Valid

X1.4 0,349 0,423 Valid

Kualitas X1.5 0,349 0,724 Valid

Audit (X1) X1.6 0,349 0,461 Valid

X1.7 0,349 0,686 Valid

X2.1 0,349 0,614 Valid

Pengalaman X2.2 0,349 0,356 Valid

Auditor (X2) X2.3 0,349 0,491 Valid

X2.4 0,349 0,409 Valid

Y1.1 0,349 0,618 Valid

Y1.2 0,349 0,477 Valid

Y1.3 0,349 0,510 Valid


50

Kecurangan Y1.4 0,349 0,444 Valid

(Y) Y1.5 0,349 0,461 Valid

Y1.6 0,349 0,461 Valid

Y1.7 0,349 0,500 Valid

Sumber pengolahan data spss 20, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji validitas diatas, diketahui

bahwa dari 32 pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini

untuk mengukur variabel faktor kualitas audit dan pengalaman

auditor dalam menilai kasus kecurangan sebanyak 32 pernyataan

dikatakan valid dikarenakan nilai r tabel lebih besar dari r hitung.

Dimana nilai r hitung yang digunakan dalam uji validitas ini yaitu

sebesar 0,349 dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS

versi 20.

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas data dilakukan dengan menggunakan metode

Cronbach’s Alpha dimana suatu instrumen dikatakan reliabel bila

memiliki koefisen keandalan reabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Hasil

pengujian reabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Realibilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,756 21
Sumber pengolahan data spss 20, 2019
51

Berdasarkan tabel 4.6 uji reabilitas dilakukan terhadap item

pernyataan yang dinyatakan valid. Suatu variabel dikatakan reliabel

atauhandal jika jawaban terhadap pernyataan selalu konsisten. Jadi

hasil koefisien reliabilitas instrumen variabel kualitas audit,

pengalaman auditor dan kecurangan adalah sebesar rll = 0,756,

ternyata memiliki nilai “Alpha Cronbach” lebih besar dari 0,600, yang

berarti kualitas audit, pengalaman auditor, dan kecurangan dinyatakan

reliabel atau memenuhi persyaratan.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian Normalitas data dilakukan untuk memenuhi

persyaratan model regresi bahwa data yang diperoleh memiliki sifat

normal. Suatu data dikatakan terdistribusi normal jika sebaran data

yang ada menyebar merata ke sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal yang ditunjukkan pada gambar Normal Probility

Plot. Hasil dari pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar

berikut:
52

Sumber pengolahan data spss 20, 2019

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga

model data ini memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu

pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola

tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedes tisitas. Berikut hasil

uji heterokedastisitas:
53

Sumber pengolahan data spss 20, 2019

Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas

Pada grafik di atas tampak titik-titik menyebar di atas dan

dibawah sumbu Y, tidak terjadi pola tertentu. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui apakah secara

parsial variabel kualitas audit dan pengalaman auditor berpengaruh

dalam menilai kasus kecurangan. Kriteria pengujian yang digunakan

adalah dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel

berdasarkan tingkat signifikan 0,05 dan 2 sisi derajat kebebasan df

(n-k-1) = (32-2-1) = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah

variabel independen) sehingga t-tabel yang diperoleh dari tabel


54

statistik adalah sebesar 2,045. Apabila t-hitung ≤ t-tabel maka Ho

diterima, sedangkan apabila t-hitung ≥ t-tabel maka Ho ditolak.

Tabel 4.7
Hasil Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Beta
Error
(Constant) 22,676 6,671 3,399 ,002
KUALITAS
,074 ,311 ,042 ,238 ,814
1AUDIT
PENGALAMAN
,272 ,143 ,337 1,908 ,066
AUDITOR
a. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN
Sumber pengolahan data spss 20, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji t, maka dapat ditentukan

pengaruh kualitas audit dan pengalaman auditor dalam menilai

kasus kecurangan dan persamaan regresi linear berganda serta

pengujian hipotesis sebagai berikut:

1) Faktor kualitas audit dan pengalaman auditor dalam menilai

kasus kecurangan.

Y = 22,676 + 0,074 + e

Angka-angka tersebut dapat di interprestasikan sebagai berikut:

a) Nilai koefisien regresi variabel kualitas audit (X1) bernilai

positif sebesar 0,074; artinya setiap partisipasi auditor

dalam proses kualitas audit akan meningkatkan kinerja


55

kualitas audit sebesar 0,074 dengan asumsi variabel lain

bernilai tetap.

2) Persamaan Regresi Linear Berganda

Y = 22,676 + 0,074 + 0,272 + e

Angka-angka tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta (α) sebesar 22,676 artinya jika variabel

kualitas audit dan pengalaman auditor diasumsikan bernilai

nol, maka variabel kecurangan akan bernilai positif sebesar

22,676.

b) Nilai koefisien regresi variabel kualitas audit (X1) bernilai

positif sebesar 0,074; artinya setiap partisipasi auditor

dalam proses kualitas audit akan meningkatkan kinerja

kualitas audit sebesar 0,074 dengan asumsi variabel lain

bernilai tetap.

c) Nilai koefisien regresi variabel pengalaman auditor (X2)

bernilai positif sebesar 0,272; artinya setiap pengalaman

auditor dalam proseskualitas audit akan meningkatkan

kinerja kualitas audit sebesar 0,074 dengan asumsi

variabel lain bernilai tetap.

3) Pengujian Hipotesis

a) Pengujian Hipotesis Pertama (H1),

Dari hasil pengujian, terlihat nilai sig pada kualitas

audit adalah 0,814 > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima.

Variabel X1 mempunya t-hitung yakni 0,238 dengan t-tabel

1,699. Jadi t-hitung < t-tabel dapat disimpulkan bahwa


56

variabel X1 tidak memiliki konstribusi terhadap Y. Jadidapat

disimpulkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh

signifikan terhadap penilaian kasus kecurangan di Kantor

Akuntan Publik Usman dan Rekan.

b) Pengujian Hipotesis Kedua (H2),

Dari hasil pengujian, terlihat nilai sig pada

pengalaman auditor adalah 0,066 > 0,05 maka H1ditolak

dan H0diterima. Variabel X2 mempunyai t-hitung yakni

1,908 dengan t-tabel 1,699. Jadi t-hitung > t-tabel dapat

simpulkan bahwa variabelX2 memiliki konstribusi terhadap

Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman auditor

tidakberpengaruh signifikan terhadap penilaian kasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan.

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) merujuk pada kemampuan variabel

independen (X) dalam menerangkan variabel dependen (Y). Nilai R

koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu.

Komponen-komponen yang terkait dengan koefisien determinasi

dapat dilihat pada tabel model summary dibawah ini:


57

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of the
Square Square Estimate
1 ,345a ,119 ,059 1,59449
a. Predictors: (Constant), KUALITAS AUDIT, PENGALAMAN
AUDITOR
b. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN
Sumber pengolahan data spss 20, 2019

Hasil uji koefisien determinasi dari tabel 4.8 nilai R Square

sebesar 0,119 atau 11,9%. Dengan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

kecurangan tidak mampu dijelaskan oleh variabel kualitas audit dan

pengalaman auditor sebesar 11,9% sedangkan sisanya 88,1%

dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.9
Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 9,989 2 4,995 1,965 ,158b
1Residual 73,729 29 2,542
Total 83,719 31
a. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN
b. Predictors: (Constant), KUALITAS AUDIT, PENGALAMAN
AUDITOR
Sumber pengolahan data spss 20, 2019
58

Hasil uji F dilakukan dengan membandingkan antara F hitung

dengan F tabel. Jika F hitung < F tabel pada taraf signifikansi 0,05,

maka H1 ditolak dan sebaliknya bila F hitung > F tabel pada taraf

signifikan 0,05, maka H1 diterima.Berdasarkan hasil uji F pada tabel

diatas, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 1,965 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,158, sedangkan F tabel terlebih dahulu

dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu mencari nilai df1 dan df2.

Dengan jumlah sampel (n)=32 dan jumlah variabel (k)=2 serta

à=0,05 diperoleh df1 (k-1=2-1) dan df2 (n-k-1= 32-2-1= 29).

Berdasarkan hasildari df1dan df2 maka diperoleh nilai F tabel

sebesar 4,183.Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa

secara simultan variabel kualitas audit tidak berpengaruh signifikan

terhadap kasus kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan

Rekan karena tidak berjalannya salah satu faktor kualitas audit

(pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas, dan

kompetensi) sehingga faktor kualitas audit tidak dapat menemukan

kekeliruan dan ketidakberesan dalam laporan keuangan yang

diaudit. Sedangkan, pengalaman auditor tidak berpengaruh dalam

menilai kasus kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan

Rekan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki auditor yang tanpa disadari akan cenderung berfokus pada

informasi yang negatif daripada informasi yang positif, sehingga

dalam melakukan tugasnya pemeriksaan auditor akan merasa was-

was kalau nantinya akan membuat suatu judgement yang salah. Hal

ini bisa dilihat dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel


59

dimana Fhitung < F tabel (1,965< 4,183) dan signifikansi lebih besar

dari 0,05 (0,158 > 0,05).

C. Pembahasan

1. Pengaruh Faktor Kualitas Audit Dalam Menilai Kasus Kecurangan.

Pengujian Hipotesis Yang Pertama (H1), kualitas audittidak

berpengaruh signifikan terhadap penilaian kasus kecurangan yang

artinya segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat

mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang

terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan

keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut

auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik

yang relevan. Serta semakin menurun dan kecilnya peluang kecurangan

yang terjadi apabila auditor telah memahami standar operasional

prosedurdari sistem pengendalian intern yang telah di tetapkan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dijelaskan pada hasil

penelitian, menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh

signifikan dalam penilaian kasus kecurangan yang diperkuat dan

didukung oleh uji t yang menghasilkan sig t sebesar 0,238 < 1,699 yang

diperoleh dari pengolahan data melalui aplikasi SPSS 20 lebih kecil

dibandingkan dengan t tabel.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh

Solichin (2015) dengan judul Pengaruh Fraud Risk Assessment dan

Kecakapan Auditor TerhadapKualitas Audit Dalam Pengawasan

Keuangan Daerah”(Studi pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi


60

Tenggara) yang menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh

terhadap kecurangan.

2. Pengaruh Pengalaman Auditor Dalam Menilai Kasus Kecurangan.

Pengujian Hipotesis Kedua (H2), pengalaman auditortidak

berpengaruhsignifikan dalam penilaian kasus kecurangan yang artinya

semakin banyak pengalaman seorang auditor maka semakin baik

penilaian auditor atas kecurangandan semakin sedikit pengalaman

auditor maka semakin kurang baik penilaian auditor ataskecurangan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dijelaskan pada hasil

penelitian, menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh

signifikan dalam penilaian kasus kecurangan yang diperkuat dan

didukung olehuji t yang menghasilkan sig t sebesar 1,908> 1,699 yang

diperoleh dari pengolahan data melalui aplikasi SPSS 20 lebih besar

dibandingkan dengan t tabel.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati dan Usman (2014) dengan judul Pengaruh Beban Kerja dan

Pengalaman Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan yang menunjukkan

bahwa tidak berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurangan.
61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanmengenai Faktor

Kualitas Audit dan Pengalaman Auditor dalam Menilai Kasus Kecurangan di

Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan, maka penulis dapat

mengambilkesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor kualitas audit tidak berpengaruh signifikan dalam menilaikasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan yang

dipengaruhi oleh salah satu faktor kualitas audit yakni kompetensi teknis

yang terkendala. Kompetensi teknis yang terkendala dikarenakan tingkat

pengetahuan, pengalaman, dan independensi auditor yang masih lemah.

Sehinggafaktor kualitas audit yang ada tidak mampu menemukan

kekeliruan dan ketidakberesan dalam laporan keuangan yang diaudit.

2. Pengalamanauditortidak berpengaruh signifikan dalam menilai kasus

kecurangan di Kantor Akuntan Publik Usman dan Rekan dipengaruhi

karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki auditor

yang tanpa disadari akan cenderung berfokus pada informasi yang

negatif daripada informasi yang positif, sehingga dalam melakukan

tugasnya pemeriksaan auditor akan merasa was-was kalau nantinya

akan membuat suatu judgement yang salah.

61
62

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

penulismemberi saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan dan

bagi penulis selanjutnya,yaknisebagai berikut:

1. Bagi Akuntan Publik

Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk dapat senantiasa menjaga dan

meningkatkan profesinalisme yang dimiliki para personilnya sehingga

dapat melakukan auditnya secara profesional dan kompleks. Oleh

karena itu perlu dilakukanpelatihan maupun pendidikan profesional bagi

tim audit untuk dapat meningkatkan kualitas dari tim audit tersebut.

Dalampelaksanaan audit dan pemberian opini audit, auditor harus

menggunakan kemahiranprofesionalnya dengan cermat dan seksama,

hal tersebut penerapannya diwujudkan dalam pertimbangan tingkat

materialitasnya, sehingga penentuan ketetapan akan tingkat

materialitasnya akan semakin baik dan menghasilkan laporan audit yang

berkualitas.

2. Bagi pengembangan Ilmu

Bagi peneliti lain yng tertarikuntuk meneliti topik ini ada beberapa hal

yang perlu di perhatikan antara lain:

1) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menghasilkan hasil yang

lebih baik lagi mengenai faktor kualitas audit dan pengalaman auditor

dalam menilai kasus kecurangan.

2) Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah responden yang

diteliti dan memperluas ruang lingkup penelitian sehingga diharapkan

tingkat generalisasi dari analisis lebih akurat.


63

3) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-

variabel lainnya yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap

kemampuan auditor dalam menilai kasus kecurangan.

4) Jika akan menyebarkan kuesioner kepada KAP hendaknya melihat

jadwal dimana KAP tidak dalam bulan-bulan sibuk atau sedang

dalam low season agar tidak membuang waktu.


62

DAFTAR PUSTAKA

Aji, P.S. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Ditinjau dari
Persepsi Auditor atas Independensi, Pengalaman, dan Akuntabulitas. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwakerto.
http://www.akuntansiku.com. Diakses tanggal 28 Desember 2017.
Antika Putri, Dessi. (2015). Pengaruh Pengalaman Dan Time Budget
Pressure Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik di wilayah Jakarta). Universitas Pamulang: Skripsi yang tidak
diterbitkan.
Arens, A.A. dan Loebbecke. 2008. Auditing Pendekatan Terpadu. Salemba Empat.
Jakarta.
Asih, D. A. T..(2011). Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor
dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Ayuni, Nurul Dwi. 2008. Skripsi: “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman
Auditor Terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”,
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Dani.(2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit (Studi


Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta). Universitas
Pamulang: Skripsi yang tidak diterbitkan

Davidson, R.A., dan D. Neu. 1993. A Note on The Association Between Audit Firm
Size and Audit Quality. Contemporary Accounting Research. 9 (Spring). Pp.
479-488.
De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, Low Balling, and Disclosure
Regulation. Journal of Accounting and Economics.
Effendy, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan
Daerah (Studo Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo). Skripsi. Program
Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarja. Universitas Diponegoro:
Jawa Barat.
Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawona. (2010). Pengaruh Pengalaman
Kerja, Kualitas Audit Terhadap Laporan Keuangan. Jakarta.
Erick Afriansyah. (2014). Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Financial Reporting Council (FRC). (2006). Discussion Paper. Promoting Audit
Quality. Diunduh 25 Januari 2018. https://www.questia.com/magazine/1P3-
1220276791/promoting-audit-quality-u-k-financial-reporting.

62
63

Gusti Ayu Yupin Nia Ranu, Luh Komang Merawati. 2017. Kemampuan Mendeteksi
Fraud Berdasarkan Skeptisme Profesional, Beban Kerja, Pengalaman Audit,
dan Tipe Kepribadian Auditor. Jurnal.
Hasni, Yusrianti. (2015). Pengaruh Kualitas Audit, Pengalaman Auditor Dan Beban
Kerja Terhadap Pendeteksian Kecurangan. Jurnal Akuntansi.
Herliansyah, Yudi, dan Mifida Ilyas. 2008. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap
Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Audit Judgment. Simposium Nasional
Akuntansi IX, Padang.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2004. “Standar Profesi Akuntan Publik”. Jakarta.
Krinsky, I, dan W. Rotenberg. 1989. The Valuation of Initial Publik Offerings.
Contemporary Accounting Research. 5. Pp. 501-515.
Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independens Terhadap
Pendapat Audit: Sebuah Kuasiexperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Vol 6, 1 Hal 1-22.
Mulyadi. 2008. Auditing. Buku Satu, Edisi Ke-6. Universitas Gaja Mada, Jakarta:
Salemba Empat.
Nizarul Alim, M., Trisni Hapsari dan Liliek Purnawati. 2007. “Pengaruh Kompetensi
dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi”. SNA X Makassar.
Pamudji, Sugeng. (2011). “Pengaruh Kualitas Audit Dan Auditor Baru serta
Pengalaman Bagian Akuntansi Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Klien”.
Jurnal Volume 13 No 2. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Purba, Bona P. (2015). Fraud dan Korupsi. Jakarta:Lestari Kiranatama

Rahman, A. T. (2010). “Persepsi Auditor Mengenai Pengaruh Kompetensi,


Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Rahmawati dan Usman, H. (2014). Pengaruh Beban Kerja dan Pengalaman Auditor
dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi.

Rizmah, Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti. 2004. “Analisis Faktor-Faktor Penentu


Kualitas Audit”. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, Jakarta.
Saleh, R. (2004). Studi Empiris Ketetapan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi Vii. Pp.897-
910.
64

Setianingsih, Yuli. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraud atas


Pengadaan Barang atau Jasa (Studi Empiris pada Kecamatan Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Jakarta). Universitas Pamulang: Skripsi yang tidak diterbitkan.
Solichin, D.A. (2015). Pengaruh Fraud Risk Assessment dan Kecakapan Auditor
Terhadap Kualitas Audit Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi pada
Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara). Jurnal Akuntansi.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


Penerbit Alfabet.
Sukriah, I. dkk. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas,
Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium
Nasional Akuntansi XII. Palembang.
Suraida. 2005. Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit
Terhadap Spektisisme Profesional Auditor. Jurnal Akuntasi.
Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corparate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan
Keungan”. SNA X Makassar.
Tirta, Rio, Mahfud Sholihin. (2010). “The Effects of Experience and Task- Spesific
Knowledge on Auditors Performance in Assessing a Fraud Case”. Jurnal
Volume 8 No 1, Juni 2004. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Umar, H. (2012). Metode Penelitian untuk Skripsi danTesis Bisnis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Wallace, Watkins Ann L. dkk. 1980. The Economics Role of the Audit in Free and
Regulated Markets. Touch Ross & Co. Aid To Education Program Dalam
Watkins Ann L, Hillison, William, Microsoft, Susan E. 2004. Audit Quality: A
Synthesis of Theory and Empirical Evidance. Journal of Accounting Literature,
Vol.23. pp.153-193.
DISTRIBUSI NILAI T TABEL
KUESIONER PENELITIAN

 Pendahuluan
Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi respon dalam penelitian ini. Daftar
pernyataan ini dibuat dengan maksud mengumpulkan data dalam rangka
penyusunan Skripsi yang berjudul : “Faktor Kualitas Audit dan Pengalaman
Auditor dalam Menilai Kasus Kecurangan di KAP Usman dan Rekan”,
dengan melakukan penelitian pada KAP Usman & Rekan di Kota Makassar.

 Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Usia :
Jabatan : Auditor Junior Auditor Senior

Supervisor Manager

Partner

Pangkat/Golongan :

Masa Kerja : < 1tahun 1–5 tahun

6-10 tahun 11-20 tahun

21 tahun atau lebih

Pendidikan Terakhir : D1 S1

D2 S2

D3 S3
 Petunjuk pengisian:

Berikut ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang mewakili pendapat-


pendapat umum mengenai kondisi di dalam Instansi Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri berdinas/
bertugas. Kami ingin mengetahui seberapa jauh Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri setuju atau
tidak setuju terhadap pertanyaan tersebut, dengan member tanda checklist (√) pada
pilihan lingkaran yang tersedia dengan tingkatan skala penilaian sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
N : Netral

PENGALAMAN AUDITOR
No. Pertanyaan STS TS N S SS
1. Saya melakukan audit lebih dari 2 tahun,
sehingga audit yang saya lakukan lebih
baik.
2. Semakin lama menjadi auditor, semakin
dapat mendeteksi kesalahan yang
dilakukan objek pemeriksaan.
3. Saya sudah pernah mengaudit pada Go
Public sehingga saya dapat mengaudit
perusahaan yang belum Go Public lebih
baik.
4. Auditor eksternal dalam pelaksanaan
kegiatan audit selalu mempertimbangkan
berbagai tenaga yang diperlakukan untuk
melaksanakan audit meliputi: jumlah dan
tungkat pengalaman staf auditor,
pertimbangan pengetahuan, kecakapan
dan disiplin ilmu.

(Sumber: Safirah Wardina I: 2015)


KUALITAS AUDIT
No. Pertanyaan STS TS N S SS
1. Dalam semua pekerjaan saya harus di-
review oleh atasan secara berjenjang
sebelum laporan hasil audit dibuat.
2. Proses pengumpulan dan penyajian bukti
harus dilakukan dengan maksimal untuk
mendukung kesimpulan, temuan audit
serta rekomendasi yang terkait.
3. Auditor menatausahakan dokumen audit
dalam bentuk kertas kerja audit dan
disimpan dengan baik agar dapat secara
efektif diambil, dirujuk, dan dianalisis.
4. Dalam melakukan tugas, auditor
merencanakan materialitas atas laporan
keuangan berdasarkan standar auditing
yang berlaku umum di Indonesia.
5. Laporan hasil audit memuat temuan dan
simpulan hasil audit secara obyektif, serta
rekomendasi yang konstruktif.
6. Laporan yang dihasilkan harus akurat,
lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas,
ringkas, serta tepat waktu agar informasi
yang diberikan bermanfaat secara
maksimal.
7. Laporan harus dapat mengemukakan
pengakuan atas suatu prestasi
keberhasilan atau suatu tindakan
perbaikan yang telah dilaksanakan obyek
audit.

(Sumber: Safirah Wardina I: 2015)

KASUS KECURANGAN
No. Pertanyaan STS TS N S SS
1. Lingkungan pengendalian menerapkan
corak suatu organisasi.
2. Identifikasi entitas dan analisis terhadap
resiko yang relevan.566
3. Kebijakan dari prosedur yang membantu
menjamin bahwa manajemen
dilaksanakan.
4. Pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk
dari waktu yang memungkinkan orang
melaksanakantanggung jawab.
5. Pemantauan mencakup penentuan disain
dan operasi pengendalian yang tepat
waktu dan pengembalian tindakan
koreksi.
6. Review atas kinerja atas aktivitas
anggaran, prakiraan, dan kinerja periode
sebelumnya.
7. Pengendalian membantu menerapkan
bahwa transksi adalah sah, diotorisasi
semestinya, dan diolah secara lengkap
dan akurat.
(Sumber: Jordan Matondang: 2010)
UJI SPSS

Correlations

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 KUALITAS

AUDIT

Pearson
* ** **
1 -,049 ,252 ,071 ,365 ,216 ,727 ,661
Correlation
X2.1
Sig. (2-tailed) ,788 ,164 ,699 ,040 ,234 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
*
-,049 1 -,056 ,221 ,289 -,011 ,103 ,406
Correlation
X2.2
Sig. (2-tailed) ,788 ,761 ,224 ,108 ,954 ,573 ,021

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
** **
,252 -,056 1 ,063 ,504 ,191 ,168 ,531
Correlation
X2.3
Sig. (2-tailed) ,164 ,761 ,733 ,003 ,295 ,358 ,002

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
*
,071 ,221 ,063 1 ,071 ,116 ,116 ,423
Correlation
X2.4
Sig. (2-tailed) ,699 ,224 ,733 ,699 ,529 ,528 ,016

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
* ** * **
,365 ,289 ,504 ,071 1 ,216 ,388 ,724
Correlation
X2.5
Sig. (2-tailed) ,040 ,108 ,003 ,699 ,234 ,028 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32
Pearson
**
,216 -,011 ,191 ,116 ,216 1 ,125 ,461
Correlation
X2.6
Sig. (2-tailed) ,234 ,954 ,295 ,529 ,234 ,497 ,008

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
** * **
,727 ,103 ,168 ,116 ,388 ,125 1 ,686
Correlation
X2.7
Sig. (2-tailed) ,000 ,573 ,358 ,528 ,028 ,497 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
** * ** * ** ** **
,661 ,406 ,531 ,423 ,724 ,461 ,686 1
Correlation
KUALITAS

AUDIT Sig. (2-tailed) ,000 ,021 ,002 ,016 ,000 ,008 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

CORRELATIONS

/VARIABLES=Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 KK

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 PENGALAMAN

AUDITOR

**
Pearson Correlation 1 -,070 ,063 ,125 ,614
X1.1
Sig. (2-tailed) ,705 ,733 ,495 ,000
N 32 32 32 32 32
*
Pearson Correlation -,070 1 ,030 -,209 ,356

X1.2 Sig. (2-tailed) ,705 ,869 ,252 ,046

N 32 32 32 32 32
**
Pearson Correlation ,063 ,030 1 -,188 ,491

X1.3 Sig. (2-tailed) ,733 ,869 ,303 ,004

N 32 32 32 32 32
*
Pearson Correlation ,125 -,209 -,188 1 ,409

X1.4 Sig. (2-tailed) ,495 ,252 ,303 ,020

N 32 32 32 32 32
** * ** *
Pearson Correlation ,614 ,356 ,491 ,409 1
PENGALAMAN
Sig. (2-tailed) ,000 ,046 ,004 ,020
AUDITOR
N 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

CORRELATIONS

/VARIABLES=X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 KA

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.
Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 KASUS

KECURANGAN

Pearson
**
1 ,345 ,339 ,190 ,093 ,223 -,036 ,618
Correlation
Y1.1
Sig. (2-tailed) ,053 ,058 ,297 ,612 ,221 ,843 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
**
,345 1 ,232 -,078 ,170 ,170 -,005 ,477
Correlation
Y1.2
Sig. (2-tailed) ,053 ,201 ,672 ,353 ,353 ,976 ,006

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
**
,339 ,232 1 -,014 ,071 ,205 -,063 ,510
Correlation
Y1.3
Sig. (2-tailed) ,058 ,201 ,941 ,699 ,260 ,733 ,003

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
*
,190 -,078 -,014 1 ,190 -,093 ,332 ,444
Correlation
Y1.4
Sig. (2-tailed) ,297 ,672 ,941 ,297 ,613 ,064 ,011

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
**
,093 ,170 ,071 ,190 1 -,166 ,223 ,461
Correlation
Y1.5
Sig. (2-tailed) ,612 ,353 ,699 ,297 ,364 ,221 ,008

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
**
,223 ,170 ,205 -,093 -,166 1 ,223 ,461
Correlation
Y1.6
Sig. (2-tailed) ,221 ,353 ,260 ,613 ,364 ,221 ,008

N 32 32 32 32 32 32 32 32
Pearson
**
-,036 -,005 -,063 ,332 ,223 ,223 1 ,500
Correlation
Y1.7
Sig. (2-tailed) ,843 ,976 ,733 ,064 ,221 ,221 ,004

N 32 32 32 32 32 32 32 32

Pearson
** ** ** * ** ** **
,618 ,477 ,510 ,444 ,461 ,461 ,500 1
Correlation
KASUS

KECURANGAN Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,003 ,011 ,008 ,008 ,004

N 32 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY

/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 PA X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 KA

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 KK

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

,756 21
Regression
b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

a
1 ,345 ,119 ,059 1,59449

a. Predictors: (Constant), KUALITAS AUDIT, PENGALAMAN

AUDITOR

b. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

b
Regression 9,989 2 4,995 1,965 ,158

1 Residual 73,729 29 2,542

Total 83,719 31

a. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN

b. Predictors: (Constant), KUALITAS AUDIT, PENGALAMAN AUDITOR

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 22,676 6,671 3,399 ,002

1 PENGALAMAN AUDITOR ,074 ,311 ,042 ,238 ,814

KUALITAS AUDIT ,272 ,143 ,337 1,908 ,066

a. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN


a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 31,5534 33,6803 32,5937 ,56766 32

Std. Predicted Value -1,833 1,914 ,000 1,000 32

Standard Error of Predicted


,294 ,749 ,472 ,126 32
Value

Adjusted Predicted Value 31,6594 33,6864 32,5750 ,56113 32

Residual -3,33421 2,90231 ,00000 1,54220 32

Std. Residual -2,091 1,820 ,000 ,967 32

Stud. Residual -2,199 1,912 ,006 1,016 32

Deleted Residual -3,68636 3,20147 ,01877 1,70445 32

Stud. Deleted Residual -2,367 2,009 -,001 1,046 32

Mahal. Distance ,088 5,865 1,937 1,499 32

Cook's Distance ,000 ,170 ,035 ,045 32

Centered Leverage Value ,003 ,189 ,063 ,048 32

a. Dependent Variable: KASUS KECURANGAN


RIWAYAT HIDUP
Nurfadillah Utami Alvad, lahir di Sinjai pada tanggal 14

Juli 1996, penulis adalah anak keempat dari empat

bersaudara dari pasangan bapak Alimuddin M, S.Pd

dan ibu Fatimah Hasyim, S.Pd. Penulis menyelesaikan

pendidikan taman kanak-kanak di TK Pertiwi I pada

tahun 2002. Dilanjutkan dengan pendidikan dasar di

SD Negeri 24 Biringere Kabupaten Sinjai dan lulus

pada tahun 2008. Kemudian, penulis menyelesaikan

pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Sinjai Kabupaten Sinjai pada

tahun 2011, lalu dilanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri

1 Sinjai Utara Kabupaten Sinjai hingga lulus pada tahun 2014 dan pada tahun

2014 penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswi Perguruan Tinggi Swasta di

Makassar, mengambil Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat lindungan Allah SWT dan iringan do’a kedua orang tua serta

perjuangan saudara penulis, juga berkat bimbingan para dosen dan support dari

teman-teman seperjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sehingga

penulis dapat berkarya dalam bentuk tulisan yakni menyusun skripsi yang

berjudul: “Faktor Kualitas Audit dan Pengalaman Auditor dalam Menilai Kasus

Kecurangan di Kantor Usman dan Rekan”.

Anda mungkin juga menyukai