Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH GENDER, PENGALAMAN, KEAHLIAN

AUDITOR DAN TEKANAN KETAATAN TERHADAP


AUDITOR JUDGEMENT DENGAN KOMPLEKSITAS
TUGAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA
BPK RI JAWA TENGAH

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro

Disusun oleh:
ADITYA PURBA NUGRAHA
NIM. C2C009234

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : ADITYA PURBA NUGRAHA

NomorInduk Mahasiswa : C2C009234

Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH GENDER, PENGALAMAN,


KEAHLIAN AUDITOR DAN TEKANAN
KETAATAN TERHADAP AUDITOR
JUDGEMENT DENGAN KOMPLEKSITAS
TUGAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PADA BPK RI JAWA TENGAH

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Indira Januarti, SE., MSi., Akt.

Semarang, 1 Juni 2015

Dosen Pembimbing,

(Dra. Hj. Indira Januarti, SE., MSi., Akt.)

NIP. 196401011992022001

ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : ADITYA PURBA NUGRAHA

Nomor Induk Mahasiswa : C2C009234

Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Akuntansi

Judul Skripsi :PENGARUH GENDER, PENGALAMAN,


KEAHLIAN AUDITOR DAN TEKANAN
KETAATAN TERHADAP AUDITOR
JUDGEMENT DENGAN KOMPLEKSITAS
TUGAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PADA BPK RI JAWA TENGAH

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal …. Agustus 2015

Tim Penguji

1. Dra. Hj. Indira Januarti, SE., MSi., Akt. (...........................................)

2.
(...........................................)

3.
(...........................................)

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini saya, ADITYA PURBA NUGRAHA,


menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH GENDER,
PENGALAMAN, KEAHLIAN AUDITOR DAN TEKANAN KETAATAN
TERHADAP AUDITOR JUDGEMENT DENGAN KOMPLEKSITAS
TUGAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA BPK RI JAWA
TENGAH”, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru
dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau
pendapat atau pemikiran orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut


diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila dikemudian terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-
olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan
oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 01 Juni 2015

Aditya Purba Nugraha

C2C009234

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar (Khalifah

‘Umar)

Waktu itu bagaikan sebilah pedang, kalau engkau tidak memanfaatkannya, maka

ia akan memotongmu (Ali bin Abu Thalib)"

Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap

malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap

kesempatan (Nabi Muhammad SAW)

Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari

yang haram, perkayalah aku dengan karunia-Mu (supaya aku tidak meminta)

kepada selain-Mu” (HR.Tirmidzi)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa cinta dan kasih, kupersembahkan skripsi ini untuk

papa dan mama atas limpahan kasing sayang, dukungan moral, motivasi,

dan doa yang selalu menyebut namaku untuk keberhasilanku. Serta untuk

ketiga adikku tersayang atas semangat dan doanya

v
ABSTRACT
Audit judgment is one way of looking auditors in response to information
that affects decision-making documentation of evidence and the auditor's opinion
on the financial statements of an entity. Judgement is an activity that is always
used auditors in any audit process, the auditor must continue to hone their
judgment. Proper judgment whether or not an auditor will determine the quality
of audit results and opinions to be issued by the auditor. The purpose of this study
was to analyze the factors that affect the auditor's judgment on BPK Central Java.
The study population was auditor at BPK RI Central Java. The sampling
method used in this research is purposive sampling method. The sample used in
this study were 120 people at the BPK auditors Central Java. The data used are
primary data using questionnaires. The analysis technique used is multiple linear
regression analysis.
Based on the results of the study, gender and experience do not affect the
Auditor's judgment, while the expertise of auditors and pressure obedience
positive effect on auditor judgment. The complexity of the task can be concluded
not moderate influence between the variables of gender, experience, expertise and
pressure auditor adherence to auditor judgment.

Key words: gender, experience, expertise auditor, obedience pressure, the


complexity of the task, the auditor's judgment.

vi
ABSTRAK
Audit judgement merupakan salah satu cara pandang auditor dalam
menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan
keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Judgement
merupakan kegiatan yang selalu digunakan auditor dalam setiap proses audit,
untuk itu auditor harus terus mengasah judgement mereka. Tepat atau tidaknya
judgement seorang auditor akan sangat menentukan kualitas dari hasil audit dan
juga opini yang akan dikeluarkan oleh auditor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor judgement pada BPK RI
Jawa Tengah .
Populasi penelitian ini adalah auditor pada BPK RI Jawa Tengah . Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 120 orang auditor
pada BPK RI Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data primer dengan
menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian, gender dan pengalaman tidak berpengaruh
terhadap Auditor judgement sedangkan keahlian auditor dan tekanan ketaatan
berpengaruh positif terhadap Auditor judgement. Kompleksitas tugas dapat
disimpulkan tidak memoderasi pengaruh antara variabel gender, pengalaman,
keahlian auditor dan tekanan ketaatan terhadap auditor judgement.

Kata kunci : gender, pengalaman, keahlian auditor, tekanan ketaatan,


kompleksitas tugas, auditor judgement.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdullilahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga

penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan kemudahanNya, serta Rasulullah SAW yang telah menjadi teladan yang baik

bagi penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Gender, Pengalaman,

Keahlian Auditor dan Tekanan Ketaatan Terhadap Auditor Judgement

dengan Kompleksitas Tugas sebagai Variabel Moderasi Pada BPK RI Jawa

Tengah” ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah

satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak memberikan dukungan,

bimbingan, bantuan, dan doanya yang tulus sehingga penelitian ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta yaitu papaku Ir. H. Martono dan mamaku Dra. Hj.

Purbowati, Akt yang selalu memberi semangat, dorongan moral dan

mental, kasih sayang dan doa tulus yang tiada pernah henti kepada penulis.

viii
2. Bapak Dr. Suharnomo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

3. Bapak Anis Chariri, SE., M.Com., Ph.D., Akt. selaku Pembantu Dekan I

atas ijin penelitian yang telah diberikan sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian di organisasi pemerintahan yang diinginkan.

4. Prof. Dr. H. Muchamad Syafruddin, M.Si., Akt.,selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

5. Ibu Dr. Hj. Indira Januarti, SE., MSi., Akt. selaku dosen pembimbing atas

kesabaran beliau dalam membimbing, memberikan masukan dan

semangat, serta keramahan beliau kepada penulis selama menjadi anak

bimbingan beliau.

6. Ibu Dr. Etna Nur Afri Yuyetta, SE., M.Si., Akt. selaku dosen wali yang

telah membimbing dan membantu penulis selama proses perkuliahan

maupun skripsi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Semarang.

7. Bapak Suhartoyo, SH., M.Hum

8. Semua dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Semarang, yang telah memberikan bekal ilmu yang berharga selama

penulis belajar di Jurusan Akuntansi.

9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro Semarang. Terima kasih atas keramahan dan bantuan yang

telah diberikan selama ini.

ix
10. Bapak Gempur dari BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah atas ijin

penelitian yang telah diberikan, dan Mas Muhibul atas kesabaran,

keramahan dan bantuannya demi kelancaran data pada skripsi ini.

11. Bapak dan Ibu Pemeriksa di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah

atas kesediaan waktunya mengisi kuesioner penelitian sehingga penulis

dapat memperoleh data dengan lancar.

12. Adikku, dr. Dyah Anugrah Kirana, drg. Ayu Fitria Kurnianingrum dan

Imam Rahardyan Syafi’i yang selalu memberiku dorongan semangat dan

motivasi selama penyelesaian skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat ku genkgong, Luky, Temmy, Yudha, Sika, Kania, Iput,

Sinta yang selalu memberikan semangat, selalu mengerti dan menemani

dalam suka dan duka.

14. Teman-teman corner, Rino, David, Hemi, Luanda, Wibi, Dimas, Galih,

Dedi, Cahyo, Bima yang selalu menyemangati, membantu, dan memberi

dukungan kepada penulis.

15. Teman-teman Akuntansi tahun 2009, terutama untuk teman-teman kelas B

yang telah empat tahun menempuh kuliah bersama. Terima kasih atas

kenangan terindahnya teman-teman.

16. Teman-teman KKN Desa Dringo Fajryn, Adriant, Andreas, Nina, Nuri,

Cahya, Fia, Isti, atas kebersamaan dan solidaritas selama masa KKN dan

kenangannya.

17. Semua pihak lain yang telah membantu penyelesaian skripsi, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan yang diberikan.

x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan yang dimiliki. Namun besar harapan penulis semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Semarang, 01 Juni 2015

Penulis

ADITYA PURBA NUGRAHA

C2C009234

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 8
1.3 Tujuan .................................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 11
2.1 Landasan Teori .................................................................... 11
2.1.1 Teori Penetapan Tujuan ................................................. 11
2.1.2 Teori Kognitif ............................................................... 12
2.1.3 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) ......... 13
2.1.4 Kode Etik Pemeriksa .................................................... 14
2.1.5 Audit Judgement ........................................................... 16
2.1.6 Kompleksitas Tugas...................................................... 19
2.1.7 Gender........................................................................... 21
2.1.8 Pengalaman Audit ......................................................... 23
2.1.9 Keahlian Audit .............................................................. 24
2.1.10 Tekanan Ketaatan ......................................................... 25
2.2 Penelitian Sebelumnya ......................................................... 27
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................ 29
2.4 Hipotesis ............................................................................. 32
2.4.1 Pengaruh Gender Terhadap AuditJudgement ............... 32
2.4.2 Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Audit
Judgement ..................................................................... 33
2.4.3 Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Audit Judgement.. 34
2.4.4 Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit
Judgement ..................................................................... 35
2.4.5 Pengaruh Moderasi Kompleksitas Tugas ..................... 36
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 39
3.1 Variabel Penelitian.............................................................. 39
3.1.1 Klasifikasi Variabel Penelitian .................................... 39

xii
3.1.2 Definisi dan Pengukuran Variabel .............................. 39
3.1.3 Ringkasan Variabel Dan Indikator Pengukuran ........... 42
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................ 45
3.3 Metode Pengumpulan Data.................................................. 45
3.3.1 Jenis Data ...................................................................... 46
3.3.2 Sumber Data ................................................................. 46
3.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 47
3.4 Metode Analisis Data .......................................................... 48
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 48
3.4.2 Moderated Regression Analysis ................................... 50
3.4.3 Pengujian Hipotesis ...................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 53
4.1 Gambaran Umum Responden .............................................. 53
4.2 Analisis Kuantitatif .............................................................. 56
4.2.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 56
4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi .................................... 59
4.2.3 Pengujian Model (Goodness of Fit).............................. 60
4.2.4 Pengujian Variabel Moderator dengan
Moderated Regression Analysis ................................... 61
4.2.5 Pengujian Hipotesis ...................................................... 63
4.3 Pembahasan ......................................................................... 66
4.3.1 Pengaruh Gender Terhadap Auditor judgement ........... 66
4.3.2 Pengaruh Pengalaman Terhadap Auditor judgement .... 67
4.3.3 Pengaruh Keahlian auditor Terhadap Auditor
judgement ...................................................................... 68
4.3.4 Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Auditor
judgement ...................................................................... 69
4.3.5 Pengaruh Kompleksitas tugas sebagai Variabel
Moderator ..................................................................... 70
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 73
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 73
5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 75
5.3 Saran .................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76


LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 78

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 29


Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel dan Indikator Pengukuran ........ 42
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ..................................................................... 45
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif .................................................................... 53
Tabel 4.2 Data responden ......................................................................... 55
Tabel 4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov ........................................................ 57
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 58
Tabel 4.5 Uji Heterokedastisitas ............................................................... 59
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi .............................................................. 59
Tabel 4.7 Uji F Regresi Linier Berganda ................................................. 60
Tabel 4.8 Goodness of Fit Moderated Regression Analysis ..................... 61
Tabel 4.9 Koefisien DeterminasiModerated Regression Analysis ........... 62
Tabel 4.10 Hasil Uji t ................................................................................. 63
Tabel 4.11 Hasil Hipotesis.......................................................................... 66

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................... 31

xv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Surat Ijin Penelitian ............................................................... 78

LAMPIRAN B Surat Bukti Penelitian ............................................................ 80

LAMPIRAN C Kuesioner Responden ............................................................. 82

LAMPIRAN D Tabulasi Data Mentah ............................................................ 88

LAMPIRAN E Hasil olah data SPSS .............................................................. 92

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Profesi auditor sangat dibutuhkan di publik dan dipandang sebagai pihak

yang independen dalam melaksanakan audit. Dalam melakukan tugas audit,

auditor harus mengevaluasi berbagai alternatif informasi dalam jumlah yang

relatif banyak untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan yaitu bukti audit

kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan

keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan yang diaudit (PSAK, 2012). Seorang auditor

dalam proses audit memberikan opini dengan judgement yang didasarkan pada

kejadian-kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang (Purwanto, 2011).

Akuntan adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah

melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah

disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip

akuntansi yang berlaku umum dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara

konsisten (Purwanto, 2011). Dalam proses audit, auditor dihadapkan pada

pertimbangan atas suatu bukti.

Judgement merupakan kegiatan yang selalu digunakan auditor dalam

setiap proses audit, untuk itu auditor harus terus mengasah judgement mereka.

1
2

Tepat atau tidaknya judgement seorang auditor akan sangat menentukan kualitas

dari hasil audit dan juga opini yang akan dikeluarkan oleh auditor.

Audit judgement merupakan salah satu cara pandang auditor dalam

menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan

keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Audit judgement

diperlukan karena audit tidak semuanya dilakukan terhadap seluruh bukti.

Akuntan publik mempunyai tiga sumber informasi yang potensial untuk membuat

suatu pilihan yaitu: teknik manual, referensi yang lebih detail dan teknik keahlian.

Berdasarkan proses informasi dari ketiga sumber tersebut, akuntan mungkin akan

melihat sumber yang pertama, bergantung pada keadaan perlu tidaknya diperluas

dengan sumber informasi kedua, atau dengan sumber informasi yang ketiga, tetapi

jarang memakai keduanya (Nadhiroh, 2010).

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam pembuatan

audit judgement, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Secara teknis,

faktor pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan

mengevaluasi informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta

kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgement

auditor (Praditaningrum dan Januarti, 2011). Sedangkan faktor nonteknis yang

mempengaruhi auditor dalam membuat judgement adalah perbedaan gender

auditor (Praditaningrum dan Januarti, 2011). Beberapa hasil penelitian dalam

bidang audit menunjukkan bahwa perilaku individual adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi pembuatan judgement dalam melaksanakan proses audit.

Dari literatur cognitive psychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa


3

gender sebagai faktor individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang

memerlukan judgement dalam berbagai kompleksitas tugas (Praditaningrum dan

Januarti, 2011). Dalam literatur tersebut juga dinyatakan bahwa wanita lebih

efisien dan efektif dalam memproses informasi pada saat ada kompleksitas tugas

dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Hal ini dikarenakan

wanita memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan pria untuk membedakan

dan mengintegrasikan kunci keputusan. Praditaningrum dan Januarti (2011)

menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih

tinggi daripada pria. Praditaningrum dan Januarti (2011) juga menyatakan bahwa

gender memiliki pengaruh terhadap perbedaan persepsi etika pada saat proses

pengambilan keputusan.

Selain gender, faktor yang dapat mempengaruhi audit judgement yaitu

pengalaman yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan akuntansi. Susetyo

(2009) menemukan bukti bahwa berdasarkan pengalaman audit masing-masing

responden terhadap audit judgement memberikan hasil yang sangat bervariasi. Hal

ini karena setiap responden dihadapkan pada beberapa kasus yang berbeda,

sehingga judgement masing-masing responden juga bervariasi tergantung

pengetahuan, intuisi, dan persepsinya masing-masing. Dari pengalaman, auditor

dapat belajar bagaimana cara yang tepat dalam melakukan suatu penilaian atau

judgement. Auditor yang berpengalaman dalam membuat suatu judgement tidak

mudah dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan (Praditaningrum

dan Januarti, 2011). Dimana pada saat auditor berhadapan dengan ketidakpastian,

auditor dituntut untuk bisa membuat asumsi yang bisa digunakan untuk membuat
4

judgement atau mengevaluasi judgement. Hal ini menunjukkan bahwa auditor

yang tidak berpengalaman akan mempunyai tingkat kesalahan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman .

Keahlian audit juga mempengaruhi auditor untuk mengambil keputusan

dalam suatu penilaian atau judgement. Auditor untuk menyelesaikan sebuah

pekerjaan penilaian audit dituntut untuk memiliki keahlian (expertise). Dalam

Standar pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Tentang Standar Umum pada

paragraph 11 menyebutkan bahwa keahlian yang dibutuhkan dalam tugas

pemeriksaan keuangan adalah keahlian di bidang akuntansi dan auditing,

memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas

yang diperiksa, dan memiliki sertifikasi. Secara kolektif pemeriksa harus

membagi tugas pemeriksaan sesuai keahlian masing-masing dan mendapatkan

komitmen dari anggota pemeriksa akan peran mereka dalam penyelesaian tugas

dan memenuhi harapan pemberi tugas agar dapat dilaksanakan pemeriksaan yang

efektif dan efisien (Margaret, 2014).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi audit judgement yaitu tekanan

ketaatan. Dalam melaksanakan proses audit tidak jarang auditor akan mengalami

tekanan kerja, seperti adanya tekanan ketaatan dari atasan maupun entitas yang

diperiksanya. Bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi dan

berpegang teguh pada etika profesi dan standar auditing. Namun tidak jarang

muncul potensi konflik ketika auditor berusaha untuk memenuhi tanggung jawab

profesionalnya tetapi disisi lain dituntut pula untuk memenuhi perintah dari atasan

maupun entitas yang diperiksa. Situasi konflik seperti inilah yang dapat membuat
5

auditor mengalami kebimbangan dalam mempertahankan independensinya.

Hartanto dan Kusuma (2001) melihat adanya pengaruh tekanan atasan pada

konsekuensi yang memerlukan biaya, seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya

profesionalisme, dan hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Hal

tersebut mengindikasikan adanya pengaruh dari tekanan atasan pada judgement

yang diambil auditor. Menurut Jamilah et al (2007) tentang teori paradigm

ketaatan dan kekuasaan bahwa bawahan yang mengalami tekanan ketaatan dari

atasan akan mengalami perubahan psikologis dari seseorang yang berperilaku

autonomis menjadi perilaku agen. Perubahan dari perilaku ini terjadi karena

bawahan merasa menjadi perantara dari sumber kekuasaan, dan dirinya terlepas

dari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi audit judgement yaitu

kompleksitas tugas. Jamilah et al. (2007) mengemukakan ada tiga alasan yang

cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah

situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh

signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan

keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika

para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga,

pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim

manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas

audit. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk

dipahami dan ambigu (Puspitasari, 2010). Lebih lanjut, Restuningdiah dan

Indriantoro (2000) menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan


6

struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas yang lain.

Pengujian terhadap kompleksitas tugas dalam audit juga bersifat penting karena

kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak

menghadapi persoalan kompleks (Irwanti, 2011). Kompleksitas tugas dapat

membuat seorang auditor menjadi tidak konsistensi dan tidak akuntanbilitas.

Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat merusak judgement yang dibuat

oleh auditor sehingga dalam hal ini variabel kompleksitas tugas berperan sebagai

variabel moderasi.

Terdapat beberapa penelitian tentang audit judgement diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti (2011) yang

menyatakan bahwa gender, pengalaman audit, keahlian audit dan tekanan

ketaatan berpengaruh terhadap audit judgement sedangkan kompleksitas tugas

tidak berpengaruh terhadap audit judgement. Penelitian Jamilah et al (2007)

memiliki hasil berbeda dimana tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit

judgement, sedangkan gender, dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh

signifikan terhadap audit judgement. Lain dengan penelitian Astriningrum (2011)

yang memiliki hasil penelitian tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit

judgement, namun gender, pengalaman dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh

terhadap audit judgement. Hasil berbeda juga ditunjukkan dalam penelitian

Fitriani dan Daljono (2012) dimana keahlian auditor berpengaruh terhadap audit

judgement sementara tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh

terhadap audit judgement. Sedangkan penelitian Yuliani (2010) memiliki hasil

tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan pengalaman auditor berpengaruh


7

terhadap audit judgement sedangkan independensi dan keahlian auditor tidak

berpengaruh terhadap audit judgement. Penelitian-penelitian terdahulu ini

menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga membutuhkan pengujian lebih

lanjut terhadap faktor yang mempengaruhi audit judgement.

Untuk ini pengetahuan dan persepsi etis memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penilaian audit yang di ambil oleh auditor. Setelah

mempelajari beberapa penelitian terdahulu, penelitian ini akan memodifikasi dari

penelitian Praditaningrum dan Januarti (2012). Modifikasi model dari penelitian

Praditaningrum dan Januarti (2012) dengan meletakkan kompleksitas tugas

sebagai variabel pemoderasi karena kompleksitas tugas merupakan tugas yang

tidak terstruktur, sulit untuk dipahami dan ambigu sehingga adanya kompleksitas

tugas yang tinggi dapat mempersulit judgement yang dibuat oleh auditor.

Obyek penelitian dilakukan pada BPK RI Jawa Tengah, hal ini dilakukan

karena BPK bertujuan untuk menjamin kewajaran informasi keuangan yang

disajikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Alasan pengambilan obyek

penelitian pada BPK RI Jawa Tengah karena pengalaman audit, dan jumlah

penugasan audit cukup tinggi, sedangkan tekanan ketaatan dan kompleksitas

rendah, namun auditor judgement yang dibuat oleh responden kurang optimal

(Praditaningrum, 2011). Sehingga hal ini menarik untuk diteliti. Penyajian laporan

keuangan ini membutuhkan auditor dalam menentukan kewajarannya, sehingga

peran auditor pada BPK RI dalam membuat judgement sangat penting untuk

diteliti.
8

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan adanya research gap maka

peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gender,

Pengalaman, Keahlian Auditor dan Tekanan Ketaatan Terhadap Auditor

Judgement dengan Kompleksitas Tugas sebagai Variabel Moderasi Pada

BPK RI Jawa Tengah ”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam proposal penelitian ini dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah gender berpengaruh terhadap auditor judgement pada BPK RI

Jawa Tengah ?

2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap auditor judgement pada BPK

RI Jawa Tengah ?

3. Apakah keahlian auditor berpengaruh terhadap auditor judgement pada

BPK RI Jawa Tengah ?

4. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap auditor judgement pada

BPK RI Jawa Tengah ?

5. Apakah kompleksitas tugas memoderasi pengaruh gender, pengalaman,

keahlian auditor dan tekanan ketaatan terhadap auditor judgement pada

BPK RI Jawa Tengah ?


9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh gender terhadap auditor judgement pada BPK RI

Jawa Tengah .

2. Menganalisis pengaruh pengalaman terhadap auditor judgement pada BPK

RI Jawa Tengah .

3. Menganalisis pengaruh keahlian auditor terhadap auditor judgement pada

BPK RI Jawa Tengah .

4. Menganalisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap auditor judgement pada

BPK RI Jawa Tengah .

5. Menganalisis pengaruh moderasi kompleksitas tugas terhadap pengaruh

gender, pengalaman, keahlian auditor dan tekanan ketaatan terhadap

auditor judgement pada BPK RI Jawa Tengah .

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

wawasan tentang auditing yang berkaitan dengan gender, pengalaman,

keahlian auditor, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap audit

judgement pada BPK RI Jawa Tengah, serta sebagai tambahan

dokumentasi di lingkungan akademis sehingga dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


10

2. Bagi auditor diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka

meningkatkan profesionalisme profesi khususnya dalam membuat audit

judgement.

3. Memberikan tambahan informasi terhadap auditor untuk meningkatkan

kualitas kinerjanya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikemukakan oleh Locke pada tahun 1978. Teori ini

menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Teori ini

menjelaskan bahwa karyawan yang memahami tujuan yang diharapkan organisasi

terhadapnya maka akan berpengaruh terhadap perilaku kerjanya (Nadhiroh, 2010).

Locke menjelaskan bahwa tujuan yang sulit menghasilkan prestasi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan yang mudah. Demikian halnya tujuan

yang spesifik (jelas) dan menantang akan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan tujuan yang bersifat abstrak. Teori ini mengasumsikan

bahwa ada suatu hubungan langsung antara definisi dari tujuan yang spesifik dan

terukur dengan kinerja yaitu jika manajer tahu apa sebenarnya tujuan yang ingin

dicapai oleh mereka, maka mereka akan lebih termotivasi untuk mengerahkan

usaha yang dapat meningkatkan kinerja mereka (Nadhiroh, 2010). Teori ini

berpendapat bahwa melibatkan karyawan dalam menetapkan tujuan dapat

menumbuhkan motivasi kerja, dan pencapaian prestasi kerja maksimal.

Tujuan yang memiliki tantangan biasanya diimplementasikan dalam

output dengan level spesifik yang harus dicapai. Auditor yang memahami tujuan

dan apa yang dia harapkan atas hasil kinerjanya, tidak akan bersikap menyimpang

ketika mendapat tekanan dari atasan atau entitas yang diperiksa dan tugas audit

11
12

yang kompleks. Pemahaman mengenai tujuannya dapat membantu auditor

membuat suatu audit judgement yang baik. Auditor seharusnya memahami bahwa

tugas auditor adalah memberikan jasa profesional untuk menilai kewajaran

informasi keuangan yang disajikan manajemen kepada masyarakat yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Melalui pemahaman ini

auditor akan tetap bersikap profesional sesuai dengan etika profesi dan standar

profesional yang berlaku meskipun menghadapi rintangan dalam tugas auditnya.

2.1.2 Teori Kognitif

Teori kognitif memandang belajar sebagai proses yang memberi fungsi

unsur-unsur kognisi terutama pikiran untuk mengenal dan memahami stimulus

yang datang dari luar (Winarto, 2011). Teori ini lebih menekankan bagaimana

proses atau upaya mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh

orang lain. Menurut Piaget ada tiga prinsip utama pembelajaran bagi manusia

yaitu belajar aktif (pengembangan unsur pengetahuan, kemampuan, dan inisiatif

dari individu), belajar melalui interaksi sosial (pengembangan kognitif mengarah

pada banyak pandangan), dan belajar melalui pengalaman sendiri (Winarto,

2011).

Pertimbangan auditor sangat tergantung dari persepsi mengenai suatu

situasi. Aplikasi teori kognitif dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana auditor

mengambil suatu pertimbangan berdasarkan pengalaman dan keahliannya dalam

melaksanakan tugas audit. Jamilah, dkk (2007) mengartikan judgement sebagai

proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgement

merupakan dasar dari sikap profesional, dapat dibentuk berdasarkan pengalaman


13

dan keahlian. Setiap kali auditor melakukan audit maka auditor akan belajar dari

pengalaman sebelumnya, memahami serta meningkatkan kecermatan dalam

pelaksanaan audit. Auditor akan mengintegrasikan pengalaman auditnya dengan

pengetahuan yang telah dimilikinya. Proses memahami dan belajar inilah yang

menjadi proses peningkatan keahlian auditor seperti bertambahnya pengetahuan

audit dan meningkatnya kemampuan auditor dalam membuat judgement audit.

2.1.3 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

Standar Pemeriksaan merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam

melakukan tugas pemeriksaannya. SPKN ini ditetapkan dengan peraturan BPK

Nomor 01 Tahun 2007 sebagaimana amanat UU yang ada. Sejak ditetapkannya

Peraturan BPK ini dan dimuatnya dalam Lembaran Negara, SPKN akan mengikat

BPK, akuntan publik dan pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK.

Tujuan dari SPKN adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan

organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara, sehingga diharapkan hasil pemeriksaan BPK

dapat lebih berkualitas yaitu memberikan nilai tambah yang positif bagi

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan akan berdampak pada

peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.

Dalam Pasal 1 peraturan tersebut disebutkan SPKN merupakan patokan

untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara.

Peraturan yang hanya memuat 12 pasal itu diantaranya berisikan pendahuluan

standar pemeriksaan yang memuat persyaratan profesional pemeriksa, mutu


14

pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang professional

bagi para pemeriksa, serta organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan

atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

SPKN juga memuat tujuh pernyataan standar pemeriksaan (PSP) yakni

standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan keuangan dan standar pelaporan

pemeriksaan keuangan. Empat standar lainnya yakni standar pelaksana

pemeriksaan kinerja, standar pelaporan pemeriksaan kinerja, standar pelaksanaan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, serta standar pelaporan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu.

Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada standar pemeriksaan akan

meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh dari entitas

yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara objektif. Hasil

pemeriksaan akan mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan tanggungjawab

keuangan negara, serta pengambilan keputusan apabila pemeriksa melaksanakan

pemeriksaan dan melaporkan hasilnya sesuai dengan standar pemeriksaan, yakni

SPKN.

2.1.4 Kode Etik Pemeriksa

Peraturan BPK RI Nomor 02 Tahun 2011 tentang kode etik BPK RI mulai

diberlakukan sejak tanggal 7 Oktober 2011. Kode Etik bertujuan untuk

memberikan pedoman yang wajib ditaati oleh Anggota BPK, Pemeriksa, dan

Pelaksana BPK lainnya untuk mewujudkan BPK yang berintegritas, independen,

dan profesional demi kepentingan negara. Kode Etik harus diwujudkan dalam

sikap, ucapan, dan perbuatan Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK
15

Lainnya selaku Aparatur Negara/Pejabat Negara dalam melaksanakan

pemeriksaan dan dalam kehidupan sehari-hari, baik selaku individu dan anggota

masyarakat, maupun selaku warga Negara.

Di dalam kode etik tersebut mengatur mengenai apa yang di perbolehkan

dan tidak di perbolehkan bagi pemeriksa selama dalam pemeriksaan. Pemeriksa

dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara wajib:

a. Bersikap jujur, tegas, bertanggung jawab, obyektif, dan konsisten dalam

mengemukakan pendapat berdasarkan fakta pemeriksaan;

b. Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tidak

berkepentingan;

c. Mampu mengendalikan diri dan bertingkah laku sopan, serta saling

mempercayai untuk mewujudkan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan

tugas;

d. Menunjukkan sikap kemandirian dalam melaksanakan tugas pemeriksaan,

menghindari terjadinya benturan kepentingan;

e. Menyampaikan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur pidana sesuai

dengan prosedur kepada Pimpinan BPK;

f. Melaksanakan tugas pemeriksaan secara cermat, teliti, dan akurat sesuai

dengan standar dan pedoman yang telah ditetapkan;

g. Memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi

temuan dan kesimpulan pemeriksaan serta mencantumkannya dalam

laporan hasil pemeriksaan;

h. Meningkatkan pengetahuan dan keahliannya; dan


16

i. Melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar dan pedoman

pemeriksaan.

Apabila anggota BPK melanggar kode etik, jenis hukuman dapat berupa

peringatan tertulis atau pemberhentian dari anggota BPK. Dan hukuman atas

pelanggaran Kode Etik bagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya ialah tidak

membebaskan dari tuntutan atas pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.

2.1.5 Audit Judgement

Audit judgement merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang

auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta

pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas.

Menurut Jamilah, dkk (2007) audit judgement adalah kebijakan auditor dalam

menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan

suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau

jenis peristiwa lainnya. Proses judgement tergantung pada kedatangan informasi

yang terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan

tersebut dibuat. Setiap langkah dalam proses incremental judgement, jika

informasi terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan

atau pilihan baru.

Judgement sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit atas

laporan keuangan suatu entitas (Zulaikha, 2006). Audit judgement melekat pada

setiap tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu penerimaan perikatan

audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit.

Contoh penggunaan audit dalam pengambilan keputusan audit berkait dengan


17

penetapan materialitas, penilaian sistem pengendalian internal, penetapan tingkat

risiko, penetapan strategi audit yang digunakan, penentuan prosedur audit,

evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going concern perusahaan, dan sampai

pada opini yang akan diberikan oleh auditor. American Institute of Certified

Public Accountant (AICPA) menyatakan bahwa judgement merupakan faktor

penting dalam semua tahap pengauditan, tetapi dalam banyak situasi adalah tidak

mungkin secara praktikal untuk menetapkan standar mengenai bagaimana

pertimbangan diterapkan oleh auditor.

Audit judgement diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh

bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgement ikut

menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Rochmawati (2009) menjelaskan

tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan audit judgement yaitu

merumuskan persoalan, mengumpulkan informasi yang relevan, mencari alternatif

tindakan, menganalisis alternatif yang fleksibel, memilih alternatif yang terbaik,

kemudian pelaksanaan dan evaluasi hasilnya.

Judgement adalah perilaku yang paling dipengaruhi oleh persepsi situasi

(Mutmainah, 2006). Puspitasari (2010) menjelaskan judgement sebagai perilaku

paling berpengaruh dalam mempersiapkan situasi, dimana faktor utama yang

mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang diyakini sebagai kebenaran.


18

1. Materialitas

Dalam auditing materialitas sangat penting, signifikan dan esensial tapi

dalam konsepnya tidak terdapat aturan pengukurannya sehingga

tergantung pada pertimbangan auditor (Mutmainah, 2006).

2. The Faith Syndrome

Satu persepsi kondisi yang dapat mengarah pada berubahnya perilaku

auditor yaitu halo effect, efek yang positif tapi terkadang merupakan

persepsi yang keliru tentang orang lain (Mutmainah, 2006). Simpulan

audit biasanya didasarkan pada siapa yang telah melakukan pekerjaan

audit sebelumnya. Jika auditor memiliki keyakinan tentang orang tersebut,

halo effect diterapkan pada auditor lama dan pekerjaan mereka. Judgement

audit cenderung dipengaruhi oleh persepsi aktivitas sebelumnya.

Dalam standar pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dijelaskan bahwa

pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan

hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan

keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

(Mutmainah, 2006). Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan

dengan gangguan terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan

sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan

pemeriksaan yang dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur

pemeriksaan yang dirancang untuk menilai salah saji material dan

mempertimbangkan pengendalian intern dari entitas yang diperiksa (Mutmainah,

2006).
19

2.1.6 Kompleksitas Tugas

Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai fungsi dari tugas itu

sendiri (Sanusi dan Iskandar, 2007). Kompleksitas tugas merupakan tugas yang

tidak terstruktur, sulit untuk dipahami dan ambigu (Puspitasari, 2010).

Kompleksitas dapat muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam

tugas-tugas utama maupun tugas-tugas yang lain (Restuningdiah dan Indriantoro,

2000). Pada tugas yang membingungkan, ambigu, dan tidak terstruktur, alternatif-

alternatif yang ada menjadi tidak dapat diidentifikasi sehingga tidak dapat

memperoleh data dan tidak bisa memprediksi output dari data tersebut. Menurut

Wood, kompleksitas tugas memiliki tiga dimensi, yaitu kompleksitas komponen

(jumlah dari isyarat informasi dan tindakan yang berbeda), kompleksitas

koordinatif (jenis dan jumlah hubungan antara tindakan dan isyarat), dan

kompleksitas dinamis (perubahan dalam tindakan dan isyarat dan hubungan di

antaranya) (Nadhiroh, 2010).

Tugas melakukan audit cenderung merupakan tugas yang banyak

menghadapi persoalan kompleks. Auditor dihadapkan dengan tugas-tugas yang

kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya.

Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu

tugas audit (Prasinta, 2010). Ada auditor yang mempersepsikan tugas audit

sebagai tugas dengan kompleksitas tinggi dan sulit, sementara auditor lain ada

yang mempersepsikan sebagai tugas yang mudah. Bonner mengemukakan ada

tiga alasan mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk


20

sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kedua, sarana dan teknik

pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian

rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit.

Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim

manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas

audit (Jamilah, dkk, 2007).

Chung dan Monroe (2001) mengemukakan bahwa kompleksitas dalam

pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut

tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan.

2. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya hasil yang diharapkan

oleh entitas yang diperiksa dari kegiatan pengauditan.

Restuningdiah dan Indriantoro (2000) menyatakan bahwa peningkatan

kompleksitas tugas dapat menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Terkait

dengan kegiatan pengauditan, tingginya kompleksitas audit ini dapat

menyebabkan akuntan berperilaku disfungsional sehingga menyebabkan seorang

auditor menjadi tidak konsistensi dan tidak akuntanbilitas. Adanya kompleksitas

tugas yang tinggi dapat merusak judgement yang dibuat oleh auditor.
21

2.1.7 Gender

Marzuki (2002) menjelaskan bahwa secara umum jenis kelamin digunakan

untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi

biologis, sedangkan gender lebih mengarah kepada aspek sosial, budaya, dan

aspek nonbiologis lainnya. Secara etimologis kata gender berasal dari bahasa

Inggris yang berarti jenis kelamin. Gender dapat diartikan sebagai pembedaan

peran antara laki-laki dan wanita yang tidak hanya mengacu pada perbedaan

biologis atau seksualnya, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya

(Berninghausen dan Kerstan dalam Zulaikha, 2006).

Dalam Webster’s New World Dictionary gender diartikan sebagai

perbedaan yang tampak antara laki-laki dan wanita dilihat dari segi nilai dan

tingkah laku. Dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender

adalah konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran,

perilaku, mentalis, dan karakteristik emosional laki-laki dan wanita yang

berkembang dalam masyarakat (Fitrianingsih, 2011). Gender muncul akibat

pengaruh sosial budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam

masyarakat setempat. Gender adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat, bukannya

suatu yang sifatnya kodrat (Puspitasari, 2007).

Perbedaan peran dan perilaku antara laki-laki dan perempuan dapat

disebabkan oleh beberapa hal, seperti sosialisasi, budaya yang berlaku, serta

kebiasaan yang ada. Pandangan tentang gender dapat diklasifikasikan ke dalam

dua stereotipe, yaitu Sex Role Stereotypes dan Managerial Stereotypes. Pengertian

klasifikasi stereotypes merupakan proses pengelompokan individu kedalam suatu


22

kelompok, dan pemberian atribut karakteristik pada individu berdasarkan anggota

kelompok (Ulfa, 2011). Berdasarkan Sex Role Stereotypes, laki-laki dipandang

lebih berorientasi pada pekerjaan, mampu bersikap obyektif, independen, dan

pada umumnya mempunyai kemampuan yang lebih dalam pertanggungjawaban

manajerial jika dibandingkan dengan wanita. Sedangkan wanita dipandang lebih

pasif, lemah lembut, memiliki orientasi pada pertimbangan dan posisinya pada

pertanggungjawaban dalam organisasi lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Managerial Stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses adalah

seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan temperamen, dimana sikap ini pada

umumnya lebih dimiliki oleh laki-laki.

Dalam literatur psikologis kognitif dan pemasaran dinyatakan bahwa

wanita dikenal lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya

kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria.

Selain itu, laki-laki relatif kurang mendalam dalam menganalisis inti dari suatu

keputusan. Wanita pada umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang

lebih tinggi daripada laki-laki, sehingga membuat adanya perbedaan persepsi etika

pada saat proses pengambilan keputusan. Pada sebagian besar organisasi

perbedaan gender masih mempengaruhi kesempatan (opportunity) dan kekuasaan

(power). Perbedaan tersebut dapat menyebabkan diskriminasi gender dalam

pekerjaan. Hal ini dapat menurunkan kinerja serta prospek karier seorang wanita

karena adanya kesempatan yang terbatas dalam peningkatan kemampuan dan

pengembangan hubungan kerja.


23

2.1.8 Pengalaman Audit

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi bertingkah laku (Asih, 2006). Pengalaman seseorang dapat

diartikan sebagai suatu proses yang dapat membawa seseorang kepada suatu pola

tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman dapat memberikan peluang bagi

seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Semakin luas

pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin

sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (Puspaningsih, 2004).

Pengalaman pada umumnya dikaitkan dengan masa kerja. Masa kerja

merupakan hasil penyerapan dari berbagai aktivitas manusia, sehingga mampu

menumbuhkan keterampilan yang muncul dalam tindakan yang dilakukan

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan (Ulfa, 2011). Seseorang yang telah

lama bekerja pada perusahaan tertentu telah terbiasa melaksanakan pekerjaannya

sehari-hari dan memperoleh banyak pengalaman yang dapat menunjang

peningkatan kinerjanya. Penelitian di bidang psikologi menunjukkan bahwa

seseorang yang berpengalaman dalam bidang substantif memiliki lebih banyak hal

yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman

yang baik mengenai suatu peristiwa.

Di bidang audit, pengalaman auditor merupakan faktor penting yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengalaman audit adalah

pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor dalam melakukan audit atas

laporan keuangan suatu entitas. Semakin berpengalaman seorang auditor maka dia
24

akan semakin mampu dalam menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-

tugas yang kompleks, termasuk dalam melakukan pemeriksaan.

Akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan membuat judgement yang

relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesional dibanding dengan akuntan

pemeriksa yang belum berpengalaman (Butts dalam Herliansyah dan Meifida,

2006). Seorang auditor yang berpengalaman akan semakin peka dalam memahami

setiap informasi yang relevan sehubungan dengan judgement yang akan

diambilnya. Selain itu, auditor juga semakin peka dengan kesalahan penyajian

laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan

yang ditemukan tersebut.

2.1.9 Keahlian Audit

Sampai saat ini belum terdapat definisi operasional yang tepat untuk

keahlian. Hayes-Roth mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari

pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah

yang timbul dari lingkungan tersebut dan ketrampilan untuk memecahkan

masalah tersebut (Asih, 2006). Menurut Trotter, keahlian adalah mengerjakan

pekerjaan secara mudah, cepat, intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah

membuat kesalahan (Mayangsari, 2003).

Menurut Tan dan Libby, keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam

dua golongan yaitu: keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis

adalah kemampuan mendasar dari seorang auditor yang berupa pengetahuan

prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing

secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam
25

diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor personal dan

pengalaman (Mayangsari, 2003).

Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang

auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional (Asih, 2006).

Keahlian audit mencakup antara lain: merencanakan pemeriksaan, melaksanakan

program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja, menyusun berita

pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan. Keahlian auditor dalam melakukan

audit menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki auditor.

Kemampuan dan pengetahuan auditor di bidang auditing dapat diperoleh melalui

pendidikan formal maupun keikutsertaan dalam pelatihan atau seminar. Keahlian

auditor juga dapat bertambah seiring dengan pengalaman kerja maupun praktek

audit yang telah dilakukannya.

2.1.10 Tekanan Ketaatan

Tekanan ketaatan pada umumnya dihasilkan oleh individu yang memiliki

kekuasaan. Dalam hal ini tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang

diterima oleh auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang

diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan

profesionalisme. Intruksi atasan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi

perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas (Grediani dan Slamet, 2007).

Teori ketaatan menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan

suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang dengan perintah yang

diberikannya (Jamilah, dkk., 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan

kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power.


26

Milgram mengatakan bahwa bawahan yang mendapat tekanan ketaatan

dari atasan dapat mengalami perubahan psikologis dari seseorang yang

berperilaku autonomis, dimana dia yang biasanya berperilaku mandiri, menjadi

perilaku agen. Perubahan perilaku seperti ini dapat terjadi karena bawahan

tersebut merasa menjadi agen dari sumber kekuasaan atasan, dan dirinya

beranggapan bahwa dia terlepas dari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Dia akan kehilangan kebebasannya sebagai seorang manusia untuk mengambil

keputusan sesuai dengan hati nuraninya, dimana kesimpulan yang dibuat tersebut

didasarkan pada sikap, nilai, dan kepercayaan yang mewakili tingkat pergeseran

pertanggungjawaban (Hartanto, 2001).

Tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa juga dapat

memberikan pengaruh yang buruk seperti hilangnya profesionalisme dan

hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Tekanan ketaatan dapat

semakin kompleks ketika auditor dihadapkan pada situasi konflik. Di satu sisi

auditor harus bersikap independen dalam memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan, akan tetapi di sisi lain auditor juga harus bisa

memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh entitas yang diperiksa agar entitas yang

diperiksa puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasa auditor yang

sama di waktu yang akan datang.

Pengaruh dari tekanan ketaatan biasanya dialami oleh auditor pemula,

karena mereka biasanya masih cenderung untuk menaati perintah atasan maupun

entitas yang diperiksa meskipun perintah tersebut tidak benar bahkan dapat

melanggar standar profesional. Tekanan ketaatan dapat menghasilkan variasi pada


27

judgement auditor dan memperbesar kemungkinan pelanggaran standar etika dan

profesional.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian Jamilah et al (2007) meneliti tentang pengaruh variabel bebas

gender, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap variabel terikat

audit judgement. Sampel yang digunakan adalah 47 auditor yang bekerja

pada KAP di Jawa Timur yang terdaftar pada Direktori Kantor Akuntan

Publik. Hasil penelitiannya adalah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap

audit judgement sedangkan gender dan kompleksitas tugas tidak

berpengaruh terhadap audit judgement.

2. Penelitian Yuliani (2010) meneliti tentang pengaruh variabel bebas

tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, independensi, pengetahuan dan

pengalaman auditor terhadap variabel terikat audit judgement. Sampel

yang digunakan adalah 95 auditor yang bekerja pada KAP di Semarang,

DIY dan Surakarta yang terdaftar pada Direktori Kantor Akuntan Publik.

Hasil penelitiannya adalah tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan

pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgement sedangkan

independensi dan pengetahuan atau keahlian tidak berpengaruh terhadap

audit judgement.
28

3. Penelitian Astriningrum (2011) meneliti tentang pengaruh variabel bebas

gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan pengalaman audit

terhadap variabel terikat audit judgement. Sampel yang digunakan adalah

92 auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta. Hasil penelitiannya adalah

tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgement sedangkan gender,

kompleksitas tugas dan pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap

audit judgement.

4. Penelitian Praditaningrum (2011) meneliti tentang pengaruh variabel

bebas gender, pengalaman audit, keahlian audit, tekanan ketaatan dan

kompleksitas tugas terhadap variabel terikat audit judgement. Sampel yang

digunakan adalah 67 auditor yang bekerja pada BPK RI Jawa Tengah.

Hasil penelitiannya adalah gender, pengalaman audit, keahlian audit, dan

tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgement sedangkan

kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement.

5. Penelitian Fitriani dan Daljono (2012) meneliti tentang pengaruh variabel

bebas tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan dan persepsi etis

terhadap variabel terikat audit judgement. Sampel yang digunakan adalah

61 auditor yang bekerja pada BPKP Jakarta. Hasil penelitiannya adalah

keahlian dan persepsi etis berpengaruh terhadap audit judgement

sedangkan tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh

terhadap audit judgement.

6. Penelitian Raiyani dan Suputra (2013) meneliti tentang pengaruh variabel

bebas kompetensi, kompleksitas tugas dan locus of control terhadap


29

variabel terikat audit judgement. Sampel yang digunakan adalah 48 auditor

yang bekerja pada KAP di Bali. Hasil penelitiannya adalah kompetensi,

kompleksitas tugas dan locus of control berpengaruh terhadap audit

judgement.

7. Penelitian Ariyantini et al (2014) meneliti tentang pengaruh variabel bebas

pengalaman auditor, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas terhadap

audit judgement. Sampel yang digunakan adalah 56 auditor yang bekerja

pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali. Hasil penelitiannya adalah

pengalaman auditor, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas berpengaruh

terhadap audit judgement.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Variabel Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun dan Metode Analisis
Variabel Bebas
Gender
Tekanan ketaatan Tekanan ketaatan berpengaruh
Pengaruh Gender,
Kompleksitas tugas terhadap audit judgement
Tekanan ketaatan dan
Jamilah et al Variabel Terikat sedangkan gender dan
Kompleksitas Tugas
(2007) Audit kompleksitas tugas tidak
Terhadap Audit
judgementMetode berpengaruh terhadap audit
judgement
Analisis judgement.
Regresi linier
berganda
Variabel Bebas
Tekanan ketaatan
Tekanan Ketaatan, Kompleksitas tugas Tekanan ketaatan, kompleksitas
Kompleksitas Tugas, Independensi tugas dan pengalaman auditor
Independensi, Pengetahuan berpengaruh terhadap audit
Yuliani (2010) Pengetahuan dan Pengalaman auditor judgement sedangkan
Pengalaman Auditor Variabel Terikat independensi dan pengetahuan
Terhadap Audit Audit judgement atau keahlian tidak berpengaruh
judgement Metode Analisis terhadap audit judgement.
Regresi linier
berganda
Pengaruh Gender, Variabel Bebas Tekanan ketaatan berpengaruh
Astriningrum
Kompleksitas Tugas, Gender terhadap audit judgement
(2011)
Tekanan Ketaatan Kompleksitas tugas sedangkan gender, kompleksitas
30

dan Pengalaman Tekanan ketaatan tugas dan pengalaman audit


Audit Terhadap Audit Pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit
judgement Variabel Terikat judgement.
Audit judgement
Metode Analisis
Regresi linier
berganda
Variabel Bebas
Gender
Analisis Faktor-
Pengalaman audit Gender, pengalaman audit,
Faktor Yang
Keahlian audit keahlian audit, dan tekanan
Berpengaruh
Tekanan ketaatan ketaatan berpengaruh terhadap
Praditaningrum Terhadap Audit
Kompleksitas tugas audit judgement sedangkan
(2011) judgement(Studi pada
Variabel Terikat kompleksitas tugas tidak
BPK RI Perwakilan
Audit judgement berpengaruh terhadap audit
Provinsi Jawa
Metode Analisis judgement.
Tengah)
Regresi linier
berganda
Variabel Bebas
Tekanan ketaatan
Pengaruh Tekanan
Kompleksitas tugas Keahlian dan persepsi etis
Ketaatan,
Pengetahuan/keahlian berpengaruh terhadap audit
Kompleksitas Tugas,
Fitriani dan Pesepsi etis judgement sedangkan tekanan
Pengetahuan dan
Daljono (2012) Variabel Terikat ketaatan dan kompleksitas tugas
Persepsi Etis
Audit judgement tidak berpengaruh terhadap audit
Terhadap Audit
Metode Analisis judgement.
judgement
Regresi linier
berganda
Variabel Bebas
Kompetensi
Pengaruh
Kompleksitas tugas
Kompetensi,
Locus of Control Kompetensi, kompleksitas tugas
Raiyani dan Kompleksitas Tugas
Variabel Terikat dan locus of control berpengaruh
Suputra (2013) dan Locus of Control
Audit judgement terhadap audit judgement.
Terhadap Audit
Metode Analisis
judgement
Regresi linier
berganda
Pengaruh Pengalaman Variabel Bebas
Auditor, Tekanan Pengalaman auditor
Ketaatan dan Tekanan ketaatan
Pengalaman auditor, tekanan
Kompleksitas Tugas Kompleksitas tugas
Ariyantini et al ketaatan dan kompleksitas tugas
Terhadap Audit Variabel Terikat
(2014) berpengaruh terhadap audit
judgement(Studi Audit judgement
judgement.
Empiris Pada BPKP Metode Analisis
Perwakilan Provinsi Regresi linier
Bali) berganda
31

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan hipotesis, maka dapat digambarkan skema

kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Kompleksitas Tugas
(M)

Gender (X1) H5

Pengalaman Auditor H6
(X2) H1
H2
Audit Judgement (Y)
H3
H7
Keahlian Auditor (X3) H4
H8

Tekanan Ketaatan (X4)


32

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Gender Terhadap Audit Judgement

Dalam mengambil suatu judgement, auditor memerlukan informasi yang

relevan dan memadai. Berdasarkan teori kognitif yang menekankan bagaimana

proses atau upaya mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh

orang lain terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam melakukan

pengambilan keputusan dan persepsi mengenai suatu situasi (Winarto, 2011).

Pengambilan judgement seorang auditor pastinya berbeda antara pria dan wanita

mengingat adanya perbedaan secara psikologis. Kaum pria pada umumnya tidak

menggunakan seluruh informasi yang tersedia dalam mengolah suatu informasi,

sehingga keputusan yang diambil menjadi kurang komprehensif (Jamilah, 2007).

Sedangkan kaum wanita dalam mengolah suatu informasi cenderung lebih teliti

dan menggunakan informasi yang lebih lengkap. Mereka memiliki daya ingat

yang tajam terhadap suatu informasi yang baru serta memiliki pertimbangan

moral yang lebih tinggi daripada pria.

Hal ini sesuai dengan temuan literatur psikologis kognitif dan pemasaran

bahwa wanita lebih efisien dan efektif dalam memproses suatu informasi ketika

menghadapi kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan.Pendapat ini

didukung dengan penelitian Praditaningrum (2011) yang menyatakan bahwa

gender berpengaruh terhadap audit judgement. Berdasarkan uraian diatas, maka

hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

H1 : Gender berpengaruh terhadap audit judgement.


33

2.4.2 Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgement

Pengalaman membentuk seorang auditor menjadi terbiasa dengan situasi

dan keadaan dalam setiap penugasan. Kusharyanti (2003) menemukan bahwa

auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik.

Berdasarkan teori kognitif, ada tiga prinsip utama pembelajaran bagi manusia

yaitu belajar aktif (pengembangan unsur pengetahuan, kemampuan, dan inisiatif

dari individu), belajar melalui interaksi sosial (pengembangan kognitif mengarah

pada banyak pandangan), dan belajar melalui pengalaman sendiri (Winarto,

2011). Nadhiroh (2010) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat

diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau

tugas. Seperti diungkapkan Mulyadi (2002) bahwa pemerintah mensyaratkan

pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi

baik di bidang audit bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam

profesi akuntan publik.

Kenyataan menunjukkan semakin lama seseorang bekerja maka semakin

banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Sebaliknya,

semakin singkat masa kerja seseorang biasanya semakin sedikit pula pengalaman

yang diperolehnya. Pengalaman bekerja memberikan keahlian dan ketrampilan

dalam kerja, sedangkan keterbatasan pengalaman kerja mengakibatkan tingkat

ketrampilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah. Ini biasanya terbukti dari

kesalahan yang dilakukan dalam bekerja dan hasil kerja yang belum maksimal.

Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliani (2010), Praditaningrum (2011)

dan Ariyantini et al (2014) yang menyatakan bahwa pengalaman audit


34

berpengaruh terhadap audit judgement. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis

yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

H2 : Pengalaman audit berpengaruh positif terhadap audit judgement.

2.4.3 Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Audit Judgement

Mayangsari (2003) menjelaskan bahwa auditor yang mempunyai

pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik atas laporan keuangan, akan lebih

mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam

laporan keuangan. SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam

melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang

cukup. Berdasarkan teori kognitif, salah satu bentuk pembelajaran bagi manusia

yaitu belajar aktif (pengembangan unsur pengetahuan, kemampuan, dan inisiatif

dari individu) (Winarto, 2011). Hal ini dilakukan untuk menambah pengetahuan

dan kemampuan individu dalam melakukan suatu hal.

Keahlian adalah kemahiran seseorang dalam suatu ilmu “pengetahuan”.

Keahlian auditor dalam melakukan audit menunjukkan tingkat kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Dengan semakin banyaknya sertifikat dan

semakin sering mengikuti pelatihan atau seminar, auditor diharapkan akan

semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya. Dengan semakin banyak

pengetahuan yang dimiliki oleh auditor mengenai bidang yang digelutinya maka

auditor akan semakin mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam

Hal ini sesuai dengan penelitian Fitriani dan Daljono (2012) yang

menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh terhadap audit judgement.


35

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini

adalah:

H3 : Keahlian audit berpengaruh positif terhadap audit judgement.

2.4.4 Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit Judgement

Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang

melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Sesuai dengan teori

penetapan tujuan, karyawan yang memahami tujuan yang diharapkan organisasi

terhadapnya maka akan berpengaruh terhadap perilaku kerjanya (Nadhiroh, 2010).

Seorang auditor yang memahami tujuan dan apa yang dia harapkan atas hasil

kinerjanya, tidak akan bersikap menyimpang ketika mendapat tekanan dari atasan

atau entitas yang diperiksa dan tugas audit yang kompleks (Nadhiroh, 2010).

Dalam keadaan ini, klien dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang

dilakukan oleh auditor (Jamilah, dkk., 2007). Klien dapat menekan auditor untuk

mengambil tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Dimana kebebasan

dan kemandirian seorang pemeriksa dibatasi oleh suatu tekanan. Situasi ini yang

membawa auditor dalam situasi konflik, dimana auditor berusaha untuk

memenuhi tanggung jawab profesionalnya yang harus dilandasi oleh keterbukaan,

kejujuran, integritas, dan menjunjung praktik yang fair dan bermoral tetapi disisi

lain dituntut pula untuk mematuhi perintah dari entitas yang diperiksa maupun

dari atasannya.

Adanya tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada judgement yang

diambil oleh auditor. Semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh auditor maka

judgement yang diambil oleh auditor cenderung kurang tepat. Berdasarkan teori
36

penetapan tujuan, auditor yang tidak mengetahui dengan pasti tujuannya biasanya

cenderung mudah berperilaku menyimpang dengan menuruti perintah dari atasan

dan entitas yang diperiksa untuk berperilaku menyimpang dari standar etika dan

profesional. Hal ini akan mengakibatkan auditor tidak mampu membuat

judgement yang baik dan tepat.

Hal ini sesuai dengan penelitian Jamilah et al (2007), Yuliani (2010),

Astriningrum (2011), Praditaningrum (2011) dan Ariyantini et al (2014) yang

menyatakan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgement.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil dalam penelitian ini

adalah:

H4 : Tekanan ketaatan berpengaruh positif terhadap audit judgement.

2.4.5 Pengaruh Moderasi Kompleksitas Tugas terhadap Pengaruh Gender,

Pengalaman Audit, Keahlian Audit dan Tekanan Ketaatan Terhadap Audit

Judgement

Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak, berbeda-beda,

dan saling terkait satu sama lainnya. Restuningdiah dan Indriantoro (2000)

menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang

lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Kompleksitas

tugas telah menjadi variabel penting dalam penelitian tentang penetapan tujuan,

pengambilan keputusan, dan kinerja (Sanusi, 2007). Jamilah, dkk. (2007)

menjelaskan terdapat dua aspek penyusun dari kompleksitas tugas, yaitu tingkat

kesulitan tugas dan stuktur tugas. Tingkat sulitnya tugas selalu dikaitkan dengan
37

banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur tugas terkait

dengan kejelasan informasi (information clarity).

Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat mempersulit judgement yang

dibuat oleh auditor. Teori penetapan tujuan oleh Edwin Locke juga menjelaskan

bahwa auditor yang tidak mengetahui tujuan dan maksud dari tugasnya juga akan

mengalami kesulitan ketika harus dihadapkan pada suatu tugas yang kompleks.

Auditor tersebut tidak mengetahui sasaran apa yang harus dia capai dalam

pelaksanaan tugasnya sehingga dapat mempengaruhi keakuratan dari judgement

yang diambilnya. Auditor merasa bahwa tugas audit yang dihadapinya merupakan

tugas yang kompleks sehingga auditor mengalami kesulitan dalam melakukan

tugas dan tidak dapat membuat judgement profesional.

Dalam kasus lingkungan audit, penting untuk mempelajari kompleksitas

tugas karena kompleksitas tugas dapat berdampak pada kinerja audit judgement,

dan pemahaman mengenai kompleksitas tugas-tugas audit yang berbeda dapat

membantu para manajer membuat tugas lebih baik dalam pelatihan pengambilan

keputusan. Hal ini mengganggu pengaruh antara gender, pengalaman audit,

keahlian audit dan tekanan ketaatan terhadap audit judgement.

Kompleksitas tugas yang tinggi dapat mengganggu auditor. Seorang

wanita secara psikologis lebih mudah teralihkan perhatiannya apabila

dibandingkan seorang laki-laki terutama dalam hal multitasking. Adanya

kompleksitas tugas ini membuat auditor wanita dapat menjadi terganggu dalam

melaksanakan tugasnya.
38

Seorang auditor yang belum berpengalaman biasanya akan mudah

membuat kesalahan apabila mendapatkan beban tugas yang berlebih. Hal ini

karena auditor tersebut belum pernah merasakan adanya tugas yang sedemikian

kompleks yang menuntut kemampuan auditor untuk melakukan beberapa tugas

sekaligus.

Keahlian audit seorang auditor merupakan suatu skill yang sangat

diperlukan oleh auditor. Jika seorang auditor masih belum memiliki keahlian yang

memadai, adanya kompleksitas tugas ini akan dapat mengganggu judgement dari

auditor tersebut.

Adanya tekanan ketaatan dari atasan merupakan beban tersendiri bagi

auditor. Tambahan tugas yang kompleks akan membuat auditor dapat merasa

semakin bingung dalam mengerjakan tugasnya sehingga dapat mempengaruhi

judgement dari auditor.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil dalam

penelitian ini adalah:

H5 : Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh gender terhadap audit

judgement.

H6 : Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh pengalaman audit terhadap

audit judgement.

H7 : Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh keahlian audit terhadap audit

judgement.

H8 : Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh tekanan ketaatan terhadap

audit judgement.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang menghubungkan antara

konsep-konsep khusus yang akan diteliti dan merupakan suatu yang bersifat

abstrak dari gejala tersebut. Gejala ini biasanya dinamakan fakta, sedangkan

konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan – hubungan dalam fakta

tersebut.

3.1.1. Klasifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan klasifikasi variabel, maka variabel penelitian

yang digunakan sebagai variabel independen adalah gender,

pengalaman auditor, keahlian auditor dan tekanan ketaatan. Variabel

dependen pada penelitian ini adalah audit judgement. Sedangkan

variabel moderator dalam penelitian ini adalah kompleksitas tugas.

3.1.2. Definisi dan Pengukuran Variabel

a. Variabel Independen

Pada penelitian ini variabel independennya adalah :

Gender (X1) adalah konsep kultural yang berupaya

membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalis, dan

karakteristik emosional laki-laki dan wanita yang berkembang

dalam masyarakat (Fitrianingsih, 2011). Pengukuran gender

39
40

dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk responden laki-laki

dan nilai 0 untuk responden wanita.

Pengalaman auditor (X2) merupakan suatu proses

pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah

laku auditor (Asih, 2006). Pengalaman auditor diukur dengan

lamanya bekerja sebagai auditor BPK.

Keahlian auditor (X3) adalah pengetahuan tentang suatu

lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul

dari lingkungan tersebut dan ketrampilan untuk memecahkan

masalah tersebut (Asih, 2006). Keahlian auditor diukur dengan

kuesioner dari Jamilah et al (2007) diukur dengan skala likert 1-5.

Nilai terkecil adalah 1 yaitu sangat tidak setuju dan nilai terbesar

adalah nilai 5 yaitu sangat setuju. Indikator keahlian auditor yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan auditor

2. Kemampuan melakukan audit

3. Keterampilan berkomunikasi

4. Sertifikasi atau pengakuan keahlian

Tekanan ketaatan (X4) adalah tekanan yang diterima oleh

auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang

diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar

etika dan profesionalisme (Jamilah et al, 2007). Tekanan ketaatan

diukur dengan kuesioner dari Jamilah et al (2007) diukur dengan


41

skala likert 1-5. Nilai terkecil adalah 1 yaitu sangat tidak setuju dan

nilai terbesar adalah nilai 5 yaitu sangat setuju. Indikator tekanan

ketaatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Ketaatan kepada pimpinan

2. Ketaatan pada standar professional

3. Profesionalisme

4. Moral

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah sejumlah gejala atau faktor unsur

yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya

variabel bebas. Pada penelitian ini variabel dependennya adalah

Audit judgement. Audit judgment adalah kebijakan auditor dalam

menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada

pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu

objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya (Jamilah et al,

2007). Audit judgment diukur dengan kuesioner dari Jamilah et al

(2007) diukur dengan skala likert 1-5. Nilai terkecil adalah 1 yaitu

sangat tidak setuju dan nilai terbesar adalah nilai 5 yaitu sangat

setuju. Indikator audit judgment yang dipergunakan untuk

membuat kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penentuan tingkat materialitas

2. Upaya perekayasaan transaksi oleh entitas yang diperiksa


42

c. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah yang memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pada penelitian ini variabel moderatornya adalah kompleksitas

tugas. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,

sulit untuk dipahami dan ambigu (Puspitasari, 2010). Kompleksitas

tugas diukur dengan kuesioner dari Jamilah et al (2007) diukur

dengan skala likert 1-5. Nilai terkecil adalah 1 yaitu sangat tidak

setuju dan nilai terbesar adalah nilai 5 yaitu sangat setuju. Indikator

kompleksitas tugas yang dipergunakan untuk membuat kuesioner

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kesulitan tugas

2. Keterbatasan kapabilitas

3. Keterbatasan daya ingat

4. Kemampuan mengintegrasikan masalah

3.1.3. Ringkasan Variabel Dan Indikator Pengukuran

Berikut ini disajikan ringkasan dari variabel penelitian dan indikator

yang akan digunakan untuk pembuatan kuesioner.

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel dan Indikator Pengukuran
No Nama Variabel Indikator Skala Sumber
Pengukuran Indikator
1 Gender a. 1 = Pria Variabel Praditaningrum,
Gender adalah konsep b. 0 = Wanita Dummy 2011
cultural yang berupaya 1 dan 0 Jamilah et al
membuat perbedaan (2007)
dalam hal peran,
perilaku, mentalis, dan
43

karakteristik emosional
laki-laki dan wanita
yang berkembang dalam
masyarakat
(Fitrianingsih, 2011).
2 Pengalaman auditor Lamanya bekerja Skala Praditaningrum,
Pengalaman auditor sebagai auditor Likert 1-5 2011
merupakan suatu proses BPK Susetyo (2009)
pembelajaran dan
pertambahan
perkembangan potensi
bertingkah laku auditor
(Asih, 2006).
3 Keahlian auditor Kemampuan Skala Praditaningrum,
Keahlian auditor adalah melakukan audit Likert 1-5 2011
keberadaan dari Effendy (2010)
pengetahuan tentang
suatu lingkungan
tertentu, pemahaman
terhadap masalah yang
timbul dari lingkungan
tersebut dan ketrampilan
untuk memecahkan
masalah tersebut (Asih,
2006).
4 Tekanan ketaatan a. Ketaatan Skala Jamilah et al,
Tekanan ketaatan adalah kepada Likert 1-5 2007
tekanan yang diterima pimpinan
oleh auditor junior dari b. Ketaatan pada
auditor senior atau standar
atasan dan entitas yang professional
diperiksa untuk c. Profesionalisme
melakukan tindakan d. Moral
yang menyimpang dari
standar etika dan
profesionalisme
(Jamilah et al, 2007).
5 Kompleksitas tugas a. Kesulitan tugas Skala Fitriani dan
Kompleksitas tugas b. Keterbatasan Likert 1-5 Daljono, 2012
merupakan tugas yang kapabilitas Jamilah et al
tidak terstruktur, sulit c. Keterbatasan (2007)
untuk dipahami dan daya ingat
ambigu (Puspitasari, d. Kemampuan
2010). mengintegrasik
an masalah
6 Audit judgement a. Penentuan Skala Jamilah et al,
44

Audit judgment adalah tingkat Likert 1-5 2007


kebijakan auditor dalam materialitas
menentukan pendapat b. Upaya
mengenai hasil auditnya perekayasaan
yang mengacu pada transaksi oleh
pembentukan suatu entitas yanbg
gagasan, pendapat atau diperiksa
perkiraan tentang suatu
objek, peristiwa, status,
atau jenis peristiwa
lainnya (Jamilah et al,
2007).

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan / individu-

individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto Ps, dkk, 1986:95).

Adapun populasi dari penelitian ini adalah auditor pada BPK RI Jawa Tengah .

Sampel adalah sejumlah individu yang merupakan perwakilan dari

populasi. Untuk lebih memberikan arahan atau lebih memfokuskan pemilihan

sampel yang benar-benar dapat mewakili jumlah populasi, maka digunakan teknik

pengambilan sampel dengan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian

(Sugiyono, 2007). Purposive sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang

menjadi sampel karena mereka mempunyai kriteria - kriteria. Dalam penelitian

ini, kriteria yang dipakai yaitu

1. Auditor yang telah bekerja lebih dari satu tahun

2. Auditor yang sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan

Berdasarkan kriteria di atas, jumlah sampel yang diperoleh adalah

sebanyak 120 orang auditor yang bekerja pada BPK RI Jawa Tengah . Alasan

pengambilan obyek penelitian pada BPK RI Jawa Tengah karena pengalaman


45

audit, dan jumlah penugasan audit pada BPK RI Jawa Tengah cukup tinggi,

sedangkan tekanan ketaatan dan kompleksitas pada BPK RI Jawa Tengah rendah,

namun auditor judgement yang dibuat oleh auditor pada BPK RI Jawa Tengah

kurang optimal (Praditaningrum, 2011).

Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Jumlah seluruh auditor pada BPK RI Jawa Tengah 134
Auditor yang bekerja kurang dari satu tahun (9)
Auditor yang belum pernah melakukan tugas (5)
pemeriksaan
Jumlah Sampel Penelitian 120
Sumber : BPK RI Jawa Tengah , 2014

3.3.Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Yaitu cara memperoleh data dengan cara melakukan tanya jawab langsung

dengan responden yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

2. Observasi

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan dan pencatatan langsung

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Kuesioner (pertanyaan)

Yaitu memperoleh data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang

akan diisi atau dijawab oleh para responden.

4. Kepustakaan

Yaitu memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku-

buku literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.


46

3.3.1. Jenis Data

Pada penelitian ini berdasarkan jenisnya, data dibedakan menjadi dua:

a. Data kualitatif : adalah data yang tidak berbentuk angka

b. Data kuantitatif : adalah data yang berbentuk angka

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden dengan menggunakan kuesioner yang disusun

berdasarkan variabel-variabel yang diteliti. Data tersebut berupa

persepsi atau tanggapan karyawan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari luar data

primer yang mendukung dalam penelitian.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari buku-buku /

literature-literatur atau dari sumber lain yang mempunyai

hubungan yang erat dengan masalah penelitian. Data yang

diperoleh berupa data mengenai sejarah dan struktur organisasi

atau gambaran umum perusahaan, dan teori-teori yang ada

hubungannya dengan penelitian.


47

3.3.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid atau

sahih jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) > r tabel (Ghozali, 2011).

Suatu instrumen dikatakan valid apabila taraf probabilitas

kesalahan (sig)  0,05 dan r hitung > r tabel, sebaliknya suatu

instrumen dikatakan tidak valid apabila taraf probabilitas kesalahan

(sig)  0,05 dan r hitung < r tabel (Ghozali, 2011). Perhitungan

validitas ini, penulis lakukan dengan menggunakan program statistik

IBM SPSS 19.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika nilai Alpha ()  0,6. (Ghozali, 2011).

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha.

Dalam melakukan uji reliabilitas ini digunakan alat bantu program

statistik IBM SPSS 19. Berdasarkan pengujian reliabilitas akan

diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat besaran alpha dari


48

masing-masing variabel lebih besar dari 0,6, maka semua variabel

pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

3.4. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan dan pengaruh

antara variabel dependen terhadap variabel independen dalam penelitian dengan

menggunakan perhitungan statistik. Pada penelitian ini digunakan alat bantu

program IBM SPSS 19.

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah

linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan

dilakukan pengujian asumsi normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi

normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2011). Cara untuk

mengetahui apakah data terdistribusi normal adalah dengan melakukan Uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan memasukkan nilai

residual dalam pengujian non parametrik. Jika nilai signifikansi signifikan,

yaitu < 0,05 dan Z > 1,96, maka data tidak terdistribusi secara normal.

Data akan terdistribusi normal jika Z > 1,96 dan signifikansi > 0,05.
49

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinearitas dapat

dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor

(VIF). kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang

tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,10 atau

sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011).

Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di

atas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari

multikolinearitas, dan demikian pula sebaliknya.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians


50

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan

dengan cara meregresikan nilai absolute dari unstandardized residual

sebagai variabel dependen dengan variabel bebas. Syarat model dikatakan

tidak terjadi heteroskedastisitas adalah jika signifikansi seluruh variabel

bebas > 0,05.

3.4.2. Moderated Regression Analysis

Analisa ini menggunakan persamaan untuk menganalisis pengaruh antara

variabel independen (X1-X4) dan moderasi (X5) terhadap variabel dependen (Y).

Model penelitian yang digunakan adalah :

Y  a  b1 X 1  b2 X 2  b3 X 3  b4 X 4  b5 X 5  b6 X 1 X 5  b7 X 2 X 5  b8 X 3 X 5  b9 X 4 X 5  e

Dimana :
Y = Audit judgement
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9 = Koefisien regresi berganda
X1 = Gender
X2 = Pengalaman auditor
X3 = Keahlian auditor
X4 = Tekanan ketaatan
X5 = Kompleksitas Tugas
e = Error
51

3.4.3. Pengujian Hipotesis

1. Uji Kelayakan Model ( Uji Statistik F )

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat

siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Dalam penelitian

ini, hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

Ha : Variabel-variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2011) adalah dengan

menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

b. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

2. Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara

variabel X dan Y, apakah variabel independen (X) benar-benar

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah atau parsial

(Ghozali, 2005). Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:


52

Ho : Variabel-variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Ha : Variabel-variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011) adalah dengan

menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

dan Ha ditolak.

b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

dan Ha diterima

3. Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,

2011). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R²

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (X) dalam

menjelaskan variasi variabel dependen (Y) amat terbatas. Begitu pula

sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel terikat.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor

eskternal pemerintah, dalam hal ini adalah pemeriksa yang bekerja pada Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah dan memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan dalam purposive sampling. Kriteria objek penelitian

adalah auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah dan

sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan. Data penelitian dikumpulkan dengan

membagikan 120 kuesioner secara langsung kepada para auditor yang menjadi

objek penelitian. Penelitian dilakukan sejak tanggal pembagian dan pengumpulan

data yang berlangsung selama kurang lebih 1 bulan. Semua kuesioner yang

berhasil dikumpulkan memenuhi syarat untuk diolah. Jadi tingkat pengembalian

kuesioner adalah sebesar 100%. Berikut tabel mengenai pembagian dan

pengembalian kuesioner dalam penelitian ini.

Tabel 4.1
Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Prosentase
Total kuesioner yang dibagikan 120 100%
Total kuesioner yang kembali 120 100%
Total kuesioner yang dapat digunakan 120 100%

Berdasarkan hasil kuesioner, gambaran umum mengenai profil responden

yang telah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner dijelaskan pada tabel 4.2.

53
54

Tabel 4.2
Data Demografi Responden

Kriteria Jenis Jumlah %


Laki-Laki 64 76,67%
Jenis Kelamin Perempuan 21 23,33%
Total 120 100%
21-24 9 7.50%
25-28 22 18.33%
29-32 26 21.67%
33-36 24 20.00%
Umur 37-40 19 15.83%
41-44 11 9.17%
45-48 6 5.00%
49-54 3 2.50%
Total 120 100%
1-4 10 8.33
5-8 10 8.33
9-12 13 10.83
13-16 28 23.33
Lama Bekerja 17-20 26 21.67
21-24 18 15.00
25-28 11 9.17
>28 4 3.33
Total 120 100%

Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebanyak 120 responden,

76,67% berjenis kelamin laki-laki yaitu 92 responden dan 28 responden atau

23,33% berjenis kelamin perempuan. Penjelasan tersebut di atas sebenarnya

bukan mendiskriminasikan terhadap responden, akan tetapi dalam penelitian ini

sebagian besar responden yang merupakan auditor pada BPK RI Jawa Tengah

laki-laki.

Penjelasan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berumur antara 29 tahun hingga 32 tahun yaitu sebesar 26 orang atau 21,67%.

Penjelasan di atas memberikan indikasi bahwa responden yang merupakan auditor


55

pada BPK RI Jawa Tengah yang bekerja berada dalam usia yang sudah cukup

matang.

Penjelasan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

telah bekerja selama 13 tahun hingga 16 tahun yaitu sebesar 28 orang atau

23,33%. Menurut Zoraifi (2005), auditor dikatakan berpengalaman jika telah

bekerja lebih dari 4 tahun dan dikatakan kurang berpengalaman jika masa kerja

berada di bawah 4 tahun.

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada BPK RI Jawa

Tengah. Sampel adalah sejumlah individu yang merupakan perwakilan dari

populasi. Untuk lebih memberikan arahan atau lebih memfokuskan pemilihan

sampel yang benar-benar dapat mewakili jumlah populasi, maka digunakan teknik

pengambilan sampel dengan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian

(Sugiyono, 2007). Purposive sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang

menjadi sampel karena mereka mempunyai kriteria - kriteria. Dalam penelitian

ini, kriteria yang dipakai yaitu

1. Auditor yang telah bekerja lebih dari satu tahun

2. Auditor yang sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan

Dengan statistik deskriptif, dapat memberikan deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi (Ghozali, 2011)
56

Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengalaman 120 1.00 29.00 14.10 6.67


Keahlian Auditor 120 14.00 25.00 21.94 2.58
Tekanan Ketaatan 120 8.00 20.00 15.27 2.61
Kompleksitas Tugas 120 12.00 20.00 16.84 1.86
Auditor Judgement 120 11.00 25.00 20.85 3.00
Valid N (listwise) 120

Berdasarkan table 4.3 di atas, terlihat rata-rata pengalaman responden

adalah 14 tahun kerja. Pengalaman bekerja paling rendah adalah 1 tahun dan

paling lama adalah 29 tahun. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai mean

menyatakan bahwa variasi variable pengalaman responden tidak terlalu besar.

Perhitungan hasil jawaban kuesioner untuk indikator keahlian auditor

menunjukkan bahwa responden merasa keahlian auditor pada auditor pada BPK

RI Jawa Tengah sangat tinggi. Indikator terendah dari keahlian auditor ini adalah

sertifikasi atau pengakuan resmi atas keahlian audit dapat menunjukkan tingkat

keahlian audit auditor.

Perhitungan hasil jawaban kuesioner untuk indikator tekanan ketaatan

menunjukkan bahwa responden merasa tekanan ketaatan auditor pada BPK RI

Jawa Tengah tinggi. Indikator terendah dari tekanan ketaatan ini adalah auditor

akan menentang perintah atasan meskipun itu menyimpang dari standar profesi.

Perhitungan hasil jawaban kuesioner untuk indikator kompleksitas tugas

menunjukkan bahwa responden merasa kompleksitas tugas auditor pada BPK RI

Jawa Tengah tinggi. Indikator terendah dari kompleksitas auditor ini adalah
57

auditor merasa mampu mengintegrasikan masalah-masalah yang ada dalam tugas

auditor.

Perhitungan hasil jawaban kuesioner untuk indikator auditor judgement

menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa bahwa auditor judgement

auditor pada BPK RI Jawa Tengah tinggi, hal ini terlihat dari rata-rata skor yang

menunjukkan bahwa responden menilai tinggi auditor judgement. Indikator

terendah adalah auditor tidak akan merekomendasikan kepada entitas yang

diperiksa untuk melakukan koreksi terhadap perbedaan harga kontrak yang

disepakati dengan harga perhitungan sendiri (HPS).

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka

didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 4.4
Data responden
Auditor
Judgement
Jenis Kelamin
Laki-Laki 20,78
Perempuan 21,12
Pengalaman
Auditor
Berpengalaman 20,76
Kurang 20,93
berpengalaman
Keahlian Auditor
Ahli 22,15
Kurang ahli 18,76
Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan 18,82
rendah
Tekanan ketaatan 22,03
tinggi
Kompleksitas
Tugas
Kompleks 19,34
Tidak kompleks 21,72
58

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa auditor perempuan dan laki-laki

memiliki auditor judgement yang tidak berbeda, terbukti dari hasil uji beda

menunjukkan nilai signifikansi (0,118) > 0,05.

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa auditor yang berpengalaman dan

kurang berpengalaman memiliki auditor judgement yang tidak berbeda, terbukti

dari hasil uji beda menunjukkan nilai signifikansi (0,756) > 0,05.

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa dari auditor yang kurang memiliki

keahlian auditor dengan auditor yang ahli dengan auditor yang kurang ahli

memiliki auditor judgement yang berbeda, terbukti dari hasil uji beda

menunjukkan nilai signifikansi (0,000) < 0,05.

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa dari auditor yang mengalami tekanan

ketaatan tidak tinggi, dengan auditor yang mengalami tekanan ketaatan tinggi,

memiliki auditor judgement yang berbeda, terbukti dari hasil uji beda

menunjukkan nilai signifikansi (0,000) < 0,05.

Berdasarkan tabel 4.4, terlihat bahwa dari auditor yang memiliki tugas

tidak kompleks dengan auditor yang memiliki tugas kompleks, memiliki auditor

judgement yang berbeda, terbukti dari hasil uji beda menunjukkan nilai

signifikansi (0,000) < 0,05.


59

4.2 Analisis Kuantitatif

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak

(Ghozali, 2011:83). Model regresi yang tinggi adalah memiliki distribusi normal

atau mendekati normal. Untuk mengetahui secara detail apakah data tersebut

berdistribusi normal, maka dapat dipergunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan

cara menguji hasil residual dari analisis regresi.

Tabel 4.5
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 120
a,b
Normal Parameters Mean .000
Std. Deviation 1.92
Most Extreme Differences Absolute .12
Positive .07
Negative -.12
Kolmogorov-Smirnov Z 1.33
Asymp. Sig. (2-tailed) .06

Dari tabel di atas, terlihat bahwa Asymp Sig (0,06) > 0,05, sehingga tidak

ada variabel yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi

normal.
60

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilaksanakan untuk menguji model regresi

apakah ada atau tidak korelasi antar variabel bebas. Default SPSS bagi angka

tolerance adalah di atas 0,10, artinya bahwa semua variabel yang akan

dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai tolerance di atas

0,10. Apabila ternyata lebih rendah dari 0,10 maka dapat dikatakan terjadi

multikolinieritas. Sedangkan pada variance inflation factor (VIF), pada umumnya

ditemukan kurang dari 10. Artinya apabila variabel tersebut lebih dari 10 maka

mempunyai persoalan multikolinieritas (korelasi yang besar di antara variabel

bebas) dengan variabel bebas yang lainnya (Ghozali, 2011:57). Berikut tabel

multikolinieritas sebagai berikut :

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


Gender .94 1.05
1
Pengalaman .92 1.08
Keahlian auditor .79 1.25
Tekanan ketaatan .81 1.22

a. Dependent Variable: Auditor judgement

Berdasarkan tabel hasil uji multikolinieritas di atas menunjukkan bahwa

pada pengaruh Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan

terhadap Auditor judgement, nilai toleransi lebih besar dari nilai default yang

ditentukan sebesar 0,10. Sedangkan untuk nilai VIF juga menunjukkan di bawah

angka 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah memenuhi

persyaratan ambang toleransi dan nilai VIF, artinya bahwa Gender, Pengalaman,
61

Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan terhadap Auditor judgement tidak terjadi

problem multikolinieritas, sehingga dapat dilakukan pada pengujian selanjutnya.

c. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dilakukannya uji heterokedastisitas adalah agar model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residul satu pengamatan ke pengamatan yang lain,

sehingga dapat dilakukan ke uji selanjutnya. Berikut hasil pengujian

heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejser:

Tabel 4.7
Uji Heterokedastisitas
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.


1 (Constant) 3.74 .93 3.98 .00

Gender .06 .24 .02 .25 .79


Pengalaman -.02 .01 -.17 -1.83 .06

Keahlian Auditor -.11 .14 -.27 -.81 .20


Tekanan Ketaatan .04 .04 .11 1.16 .24

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa signifikansi semua

variable bebas > 0,05, sehingga disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terjadi

problem heterokedastisitas.

4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan mampu

menjelaskan terhadap Auditor judgement, dimana ditunjukkan dengan nilai

Adjusted R Square. Untuk mengetahui seberapa besar Auditor judgement mampu

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan
62

tekanan ketaatan, maka berikut hasil pengujian yang dibantu dengan program

SPSS adalah :

Tabel 4.8
Koefisien Determinasi

Change Statistics

Adjusted R Std. Error of R Square Sig. F

Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Change

a
1 .76 .59 .57 1.95 .59 41.45 4 115 .00

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai koefisien

determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,57, hal ini

berarti bahwa variasi Auditor judgement mampu dijelaskan oleh variabel bebas

yaitu Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan, sebesar 57%

sedangkan sisanya sebesar 43% (100% - 57%) dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.3 Pengujian Model (Goodness of Fit)

Uji hipotesis secara bersama-sama yaitu suatu uji untuk mengetahui

pengaruh antara Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan, dan

tekanan ketaatanterhadap Auditor judgement. Berikut output SPSS Uji F :

Tabel 4.9
Uji F Regresi Linier Berganda
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 633.74 4 158.43 41.45 .00
Residual 439.55 115 3.82
Total 1073.30 119

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan

yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 41,45 dengan hasil
63

signifikansinya sebesar 0,00, sedangkan degree of freedom pada angka 4 dan 119

dalam tabel, F tabel diperoleh nilai sebesar 2,45 sehingga F hitung sebesar 41,45>

nilai F tabel = 2,45 (signifikan) dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 yang

menunjukkan Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

model fit untuk memprediksi auditor judgement.

4.2.4 Pengujian Variabel Moderator dengan Moderated Regression Analysis

4.2.4.1 Pengujian Model (Goodness of Fit)

Uji hipotesis secara bersama-sama yaitu suatu uji untuk mengetahui

pengaruh antara Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan, dan

tekanan ketaatan terhadap Auditor judgement. Berikut output Goodness of Fit:

Tabel 4.10
Goodness of Fit Moderated Regression Analysis
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 653.99 9 72.66 19.06 .00
Residual 419.30 110 3.81
Total 1073.30 119

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil

perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 19,06 dengan

hasil signifikansinya sebesar 0,000, sedangkan degree of freedom pada angka 9

dan 119 dalam tabel, F tabel diperoleh nilai sebesar 1,96 sehingga F hitung

sebesar 19,06> nilai F tabel = 1,96 (signifikan) dengan nilai signifikansi 0,000 <
64

0,05 yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa model fit untuk memprediksi auditor judgement.

4.2.4.2 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan dengan

dimoderasi oleh kompleksitas tugas mampu menjelaskan terhadap Auditor

judgement, dimana ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square. Untuk

mengetahui seberapa besar Auditor judgement mampu dijelaskan oleh variabel

bebas yaitu Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan dengan

dimoderasi oleh kompleksitas tugas, maka berikut hasil pengujian yang dibantu

dengan program SPSS adalah :

Tabel 4.11
Koefisien DeterminasiModerated Regression Analysis
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .78 .60 .58 1.95

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai koefisien

determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,58, hal ini

berarti bahwa variasi Auditor judgement mampu dijelaskan oleh variabel bebas

yaitu Gender, Pengalaman, Keahlian auditor, dan tekanan ketaatan dengan

dimoderasi oleh kompleksitas tugas, sebesar 58% sedangkan sisanya sebesar 42%

(100% - 58%) dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
65

4.2.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis tentang koefisien

regresi, yaitu untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh tersebut

dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.

Tabel 4.12
Hasil Uji t
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .36 1.72 .21 .83


Gender -.14 .44 -.01 -.31 .75
Pengalaman .02 .02 .04 .79 .42
Keahlian Auditor .64 .07 .55 8.24 .00**
Tekanan Ketaatan .40 .07 .35 5.37 .00**
KTG -.03 .26 -.07 -.11 .90
KTP -.01 .01 -.20 -.28 .77
KTK -.03 .04 -.76 -.73 .46
KTT .08 .04 1.61 1.77 .07*

a. Uji hipotesis Gender terhadap Auditor judgement

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,75 > 0,05. Hal ini menunjukkan Gender tidak

berpengaruh terhadap Auditor judgement. Penjelasan tersebut dapat

diartikan bahwa jika Gender baik laki-laki maupun perempuan tidak

membawa perubahan pada auditor judgement. Signifikansi sebesar 0,75 >

0,05 menunjukkan bahwa H1 ditolak.


66

b. Uji hipotesis Pengalaman terhadap Auditor judgement

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,42 > 0,05. Hal ini menunjukkan Pengalaman tidak

berpengaruh terhadap Auditor judgement. Penjelasan tersebut dapat

diartikan bahwa jika Pengalaman meningkat maka auditor judgement

belum tentu akan semakin baik juga. Signifikansi sebesar 0,42 > 0,05

menunjukkan bahwa H2 ditolak.

c. Uji hipotesis Keahlian auditor terhadap Auditor judgement

Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil signifikansi sebesar

0,00 < 0,05. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengujian

tersebut menunjukkan Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap

Auditor judgement. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika

Keahlian auditor semakin meningkat, maka Auditor judgement akan

menjadi lebih baik. Signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 menunjukkan bahwa

H3 diterima.

d. Uji hipotesis Tekanan ketaatan terhadap Auditor judgement

Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil signifikansi sebesar

0,00 < 0,05. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengujian

tersebut menunjukkan tekanan ketaatan berpengaruh positif terhadap

Auditor judgement. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika tekanan

ketaatan meningkat, maka Auditor judgement akan menjadi lebih baik.

Signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 menunjukkan bahwa H4 diterima.


67

e. Pengaruh Gender terhadap auditor judgement dengan Kompleksitas

tugas sebagai Variabel Moderator.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengujian tersebut tidak mampu menerima H5, karena signifikansi pada

variabel KTG adalah 0,90 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

kompleksitas tugas tidak memoderasi pengaruh antara Gender terhadap

Auditor judgement.

f. Pengaruh Pengalaman terhadap Auditor judgement dengan

Kompleksitas tugas sebagai Variabel Moderator.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengujian tersebut tidak mampu menerima H6, karena signifikansi pada

variabel KTP adalah 0,77 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

kompleksitas tugas tidak memoderasi pengaruh antara Pengalaman

terhadap Auditor judgement.

g. Pengaruh Keahlian auditor terhadap Auditor judgement dengan

Kompleksitas tugas sebagai Variabel Moderator.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengujian tersebut tidak mampu menerima H7, karena signifikansi pada

variabel KTK adalah 0,46 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa

kompleksitas tugas tidak memoderasi pengaruh antara Keahlian auditor

terhadap Auditor judgement.


68

h. Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Auditor judgement dengan

Kompleksitas tugas sebagai Variabel Moderator.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengujian tersebut mampu menerima H8, karena signifikansi pada variabel

KTT adalah 0,07 < 0,10 yaitu signifikan pada tingkat kepercayaan 90%,

sehingga dapat dikatakan bahwa kompleksitas tugas memoderasi pengaruh

antara tekanan ketaatan terhadap Auditor judgement.

Tabel 4.13
Hasil Hipotesis
Hipotesis Keterangan Hasil
H1 Gender berpengaruh positif terhadap auditor judgement Ditolak
H2 Pengalaman berpengaruh positif terhadap auditor Ditolak
judgement
H3 Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap auditor Diterima
judgement
H4 Tekanan ketaatan berpengaruh positif terhadap auditor Diterima
judgement
H5 Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh Gender Ditolak
terhadap auditor judgement
H6 Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh Pengalaman Ditolak
terhadap auditor judgement
H7 Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh Keahlian Ditolak
auditor terhadap auditor judgement
H8 Kompleksitas tugas memoderasi pengaruh Tekanan Diterima
ketaatan terhadap auditor judgement

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Gender Terhadap Auditor judgement.

Hasil penelitian menunjukkan gender tidak berpengaruh terhadap Auditor

judgement. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin antara pria dan

wanita dengan perbedaan berbagai sifat dan karakter individu masing-masing

tidak berpengaruh terhadap audit judgement yang diambil oleh auditor pria dan
69

wanita. Hal ini menunjukkan, auditor pria dan wanita memiliki penilaian serta

keputusan sama ketika menghadapi pertimbangan audit. Hasil ini juga terlihat dari

tabel 4.2 dimana persentase auditor pria dan wanita yang memiliki auditor

judgement baik memiliki persentase yang hampir sama yaitu 57,7% dan 54,3%.

Pertimbangan audit seseorang tidak dipengaruhi oleh perbedaan perilaku, peran,

mentalitas, dan tingkat emosional. Hal ini dapat terjadi karena auditor tersebut

merupakan auditor yang profesional dan mampu membuat keputusan audit yang

profesional pula. Pada BPK RI Jawa Tengah tidak terdapat perbedaan antara

auditor laki-laki dan perempuan dikarenakan auditor pada BPK RI Jawa Tengah

harus memenuhi syarat tertentu sebelum dapat lolos sebagai auditor. Hal ini

berarti bahwa kemampuan auditor laki-laki dengan auditor perempuan tidak

berbeda jauh.

Teori kognitif memandang belajar sebagai proses yang memberi fungsi

unsur-unsur kognisi terutama pikiran untuk mengenal dan memahami stimulus

yang datang dari luar (Winarto, 2011). Berdasarkan teori ini, Jamilah, dkk (2007)

mengartikan judgement sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku

pemilihan keputusan. Judgement merupakan dasar dari sikap professional yang

tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal apapun termasuk gender. Hal ini sesuai

dengan penelitian Jamilah et al (2007), dan Astriningrum (2011) yang

menyatakan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap auditor judgement.

4.3.2 Pengaruh Pengalaman Terhadap Auditor judgement.

Hasil penelitian menunjukkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap

Auditor judgement. Hal ini membuktikan bahwa seberapa lama auditor


70

berpengalaman, tidak akan berpengaruh pada judgement yang diambil. Auditor

dengan pengalaman yang banyak maupun auditor yang memiliki pengalaman

kurang banyak akan memiliki pertimbangan audit yang sama ketika memperoleh

bukti serta informasi yang sama pula. Hasil ini juga terlihat dari tabel 4.2 dimana

persentase auditor yang berpengalaman dan tidak berpengalaman yang memiliki

auditor judgement baik memiliki persentase yang hampir sama yaitu 57,4% dan

52,5%. Hal ini dapat terjadi karena auditor tersebut memiliki dasar pelatihan yang

sama dan di BPK, auditor yang sudah berpengalaman sering memberikan

pelatihan bagi auditor-auditor yunior tentang pengalaman auditor senior dalam

melakukan audit, kesulitan serta solusinya, sehingga auditor dengan pengalaman

sedikit juga pernah mendengar dan mengetahui tentang apa saja yang diperlukan

dalam menyelesaikan masalah audit. Rata-rata auditor pada BPK RI Jawa Tengah

merupakan auditor yang sudah berpengalaman sehingga telah teruji dan terasah

dalam melakukan tugas-tugasnya.

Pengalaman dapat memberikan peluang bagi seseorang untuk melakukan

pekerjaan dengan lebih baik.Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin

trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap

dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Puspaningsih,

2004). Pengalaman tidak hanya merupakan sesuatu yang dialami sendiri, namun

pengalaman juga dapat dipelajari dari pengalaman orang lain yang sudah pernah

melakukannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Astriningrum (2011)

yang menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap auditor

judgement.
71

4.3.3 Pengaruh Keahlian auditor Terhadap Auditor judgement.

Hasil penelitian menunjukkan keahlian auditor berpengaruh positif

terhadap Auditor judgement. Auditor yang mempunyai pemahaman dan

pengetahuan yang lebih baik atas laporan keuangan, akan lebih mampu memberi

penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan.

Hasil ini juga terlihat dari tabel 4.2 dimana persentase auditor yang memiliki

keahlian yang baik juga memiliki auditor judgement yang baik juga. SPAP 2001

tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus

memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Keahlian adalah

kemahiran seseorang dalam suatu ilmu “pengetahuan”. Keahlian auditor dalam

melakukan audit menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki oleh auditor. Dengan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh

auditor mengenai bidang yang digelutinya maka auditor akan semakin mengetahui

berbagai masalah secara lebih mendalam. Keahlian auditor pada BPK RI Jawa

Tengah dapat dikatakan baik, dimana keahlian ini menunjang pekerjaan auditor

dalam melakukan auditnya.

Menurut Trotter, keahlian adalah mengerjakan pekerjaan secara mudah,

cepat, intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan

(Mayangsari, 2003). Hayes-Roth mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan

dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah

yang timbul dari lingkungan tersebut dan ketrampilan untuk memecahkan

masalah tersebut (Asih, 2006). Keahlian merupakan unsur penting yang harus

dimiliki oleh seorang auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional
72

(Asih, 2006). Kemampuan dan pengetahuan auditor di bidang auditing dapat

diperoleh melalui pendidikan formal maupun keikutsertaan dalam pelatihan atau

seminar. Keahlian auditor juga dapat bertambah seiring dengan pengalaman kerja

maupun praktek audit yang telah dilakukannya. Hasil ini sesuai dengan penelitian

Fitriani dan Daljono (2012) yang menyatakan bahwa keahlian auditor

berpengaruh terhadap auditor judgement.

4.3.4 Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Auditor judgement.

Hasil penelitian menunjukkan tekanan ketaatan berpengaruh positif

terhadap Auditor judgement. Seorang auditor yang memahami tujuan dan apa

yang dia harapkan atas hasil kinerjanya, tidak akan bersikap menyimpang ketika

mendapat tekanan dari atasan atau entitas yang diperiksa dan tugas audit yang

kompleks. Adanya tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada judgement

yang diambil oleh auditor. Semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh auditor

maka judgement yang diambil oleh auditor cenderung kurang tepat. Berdasarkan

teori penetapan tujuan, auditor yang tidak mengetahui dengan pasti tujuannya

biasanya cenderung mudah berperilaku menyimpang dengan menuruti perintah

dari atasan dan entitas yang diperiksa untuk berperilaku menyimpang dari standar

etika dan profesional. Hal ini akan mengakibatkan auditor tidak mampu membuat

judgement yang baik dan tepat. Auditor yang mendapatkan tekanan dari atasan

biasanya kurang baik dalam melakukan judgement. Namun yang terjadi pada

BPK RI Jawa Tengah justru kebalikannya dimana auditor baru akan

melaksanakan tugas-tugasnya ketika mendapatkan teguran atau tekanan dari

atasannya.
73

Dalam hal ini tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang diterima oleh

auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang diperiksa untuk

melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan profesionalisme.

Intruksi atasan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi perilaku bawahan

karena atasan memiliki otoritas (Grediani dan Slamet, 2007). Teori ketaatan

menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber

yang dapat mempengaruhi perilaku orang dengan perintah yang diberikannya

(Jamilah,dkk., 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau

otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Jamilah et al (2007), Yuliani (2010), Astriningrum (2011),

Praditaningrum (2011) dan Ariyantini et al (2014) yang menyatakan bahwa

tekanan ketaatan berpengaruh terhadap auditor judgement.

4.3.5 Pengaruh Gender, Pengalaman, Keahlian auditor dan Tekanan

Ketaatan terhadap Auditor judgement dengan Kompleksitas tugas sebagai

Variabel Moderator

Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat mempersulit judgement yang

dibuat oleh auditor. Teori penetapan tujuan oleh Edwin Locke juga menjelaskan

bahwa auditor yang tidak mengetahui tujuan dan maksud dari tugasnya juga akan

mengalami kesulitan ketika harus dihadapkan pada suatu tugas yang kompleks.

Auditor tersebut tidak mengetahui sasaran apa yang harus dia capai dalam

pelaksanaan tugasnya sehingga dapat mempengaruhi keakuratan dari judgement

yang diambilnya. Auditor merasa bahwa tugas audit yang dihadapinya merupakan
74

tugas yang kompleks sehingga auditor mengalami kesulitan dalam melakukan

tugas dan tidak dapat membuat judgement professional.

Berdasarkan hasil MRA (Multiple Regression Analysis), Kompleksitas

tugas dapat disimpulkan tidak memoderasi pengaruh antara variabel gender,

pengalaman, keahlian auditor dan tekanan ketaatan terhadap auditor judgement.

Dalam hal ini kompleksitas tugas merupakan moderasi homologizer dimana

kompleksitas tugas tidak berinteraksi dengan variabel gender, pengalaman,

keahlian auditor dan tekanan ketaatan dan tidak berhubungan dengan variabel

gender, pengalaman, keahlian auditor, tekanan ketaatan dan auditor judgement

namun mempengaruhi kekuatan hubungan terbukti dari nilai koefisien determinasi

yang bertambah dari 57% menjadi 58%. Kompleksitas tugas tidak memoderasi

pengaruh variabel bebas terhadap auditor judgement auditor BPK, karena Auditor

merasa bahwa tugas audit yang dihadapinya sampai saat ini bukan merupakan

tugas yang kompleks sehingga auditor tidak mengalami kesulitan dalam

melakukan tugas dan dapat membuat judgement yang profesional. Kompleksitas

tugas memoderasi pengaruh tekanan ketaatan terhadap auditor judgement. Tugas

auditor yang semakin kompleks akan membuat tekanan ketaatan terhadap auditor

menjadi semakin berat, dimana auditor merasa bahwa adanya tugas yang

kompleks membuat auditor yang telah tertekan dengan atasannya menjadi

semakin tidak obyektif dalam melakukan judgementnya.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

1. Dari sebanyak 120 responden, 78,3% berjenis kelamin laki-laki yaitu 94

responden dan 26 responden atau 21,7% berjenis kelamin perempuan.

Sebagian besar responden berumur antara 29 tahun hingga 32 tahun yaitu

sebesar 27 orang atau 22,50%. Rata-rata pengalaman responden adalah 14

tahun kerja. Pengalaman bekerja paling rendah adalah 1 tahun dan paling

lama adalah 29 tahun. Responden merasa keahlian auditor pada auditor

pada BPK RI Jawa Tengah sangat tinggi. Responden merasa tekanan

ketaatan auditor pada BPK RI Jawa Tengah tinggi. Responden merasa

kompleksitas tugas auditor pada BPK RI Jawa Tengah tinggi. Sebagian

besar responden merasa bahwa auditor judgement auditor pada BPK RI

Jawa Tengah tinggi.

2. Gender tidak berpengaruh terhadap Auditor judgement. Hal ini

menunjukkan, perempuan dan laki-laki memiliki penilaian serta keputusan

sama ketika menghadapi pertimbangan audit. Hal ini dapat terjadi karena

auditor tersebut merupakan auditor yang profesional dan mampu membuat

keputusan audit yang profesional pula.

75
76

3. Pengalaman tidak berpengaruh terhadap Auditor judgement. Hal ini dapat

terjadi karena auditor tersebut memiliki dasar pelatihan yang sama dan di

BPK, auditor yang sudah berpengalaman sering memberikan pelatihan bagi

auditor-auditor yunior tentang pengalaman auditor senior dalam melakukan

audit, kesulitan serta solusinya, sehingga auditor dengan pengalaman

sedikit juga pernah mendengar dan mengetahui tentang apa saja yang

diperlukan dalam menyelesaikan masalah audit.

4. Keahlian auditor berpengaruh positif terhadap Auditor judgement. Auditor

yang mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik atas

laporan keuangan, akan lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal

atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan. Dengan semakin

banyak pengetahuan yang dimiliki oleh auditor mengenai bidang yang

digelutinya maka auditor akan semakin mengetahui berbagai masalah

secara lebih mendalam.

5. Tekanan ketaatan berpengaruh positif terhadap Auditor judgement. Adanya

tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada judgement yang diambil

oleh auditor. Semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh auditor maka

judgement yang diambil oleh auditor cenderung kurang tepat

6. Berdasarkan hasil MRA (Multiple Regression Analysis), Kompleksitas

tugas dapat disimpulkan tidak memoderasi pengaruh antara variabel

gender, pengalaman, keahlian auditor dan tekanan ketaatan terhadap

auditor judgement.
77

5.2 Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian yang

adalah berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R²) menunjukkan nilai dari

Adjusted R Square sebesar 57,6% dan walaupun setelah variable moderasi

mempengaruhi kekuatan hubungan terbukti dari nilai koefisien determinasi yang

bertambah dari 57,6% menjadi 57,7%, yang berarti bahwa masih ada faktor lain

yang memiliki kontribusi sebesar 42,3%, dapat dijelaskan oleh variabel yang

lainyang dapat mempengaruhi auditor judgement auditor BPK.

5.3 Saran

Saran yang dapat penyusun berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini

untuk perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Bagi BPK, berdasarkan hasil penelitian untuk meningkatkan auditor

judgement auditor BPK, factor utama yang harus dipersiapkan adalah

keahlian auditor. BPK sebaiknya meningkatkan keahlian auditornya

dengan lebih sering mengadakan pelatihan, dan diklat.

2. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat nilai Adjusted R Squareyang masih

sebesar 57,7%, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat

menggunakan variable independen tambahan misalnya kode etik,

teknologi informasi dan peraturan perundangan.


DAFTAR PUSTAKA

Ariyantini, Kadek Evi, Edy Sujana dan Nyoman Ari Surya Darmawan. 2014.
Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas
Tugas Terhadap Audit judgement (Studi Empiris Pada BPKP Perwakilan
Provinsi Bali). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal
Akuntansi Vol. 2, No.1
Asih, D. A. T. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor
dalam Bidang Auditing. Skripsi. Universitas Islam Indonesia, 2006.
Astriningrum, Rutiyana Trisanti. 2011. Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas,
Tekanan Ketaatan Dan Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgement.
Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol 2, No.3.
BPK RI Jawa Tengah , 2014.
Chung, J. and Monroe, G.S. 2001. A Research Note on The Effects of Gender and
Task Complexity on An Audit Judgment. Behavioral Research in
Accounting, 13.
Djarwanto PS. 1986. Statistik Nonparametrik. Edisi 3. Yogyakarta. BPFE.
Fitriani, Seni dan Daljono. 2012. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas
Tugas, Pengetahuan dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgement.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, Nomor 1.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Jamilah, Siti, Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment.
Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar.
Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap
Pendapat Audit: Sebuah Kuasi Eksperimen. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol. 6 No.1 Januari, hal 1-22.
Mutmainah, Siti. 2006. Studi tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis
(Ethical Intention) dan Orientasi Etis Dilihat dari Gender dan Disiplin
Ilmu : Potensi Rekruitmen Staf Profesional pada Kantor Akuntan Publik.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 10 (1), 43 - 67.
Nadhiroh, S.A. 2010. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan, Dan
Selfefficacy Terhadap Kinerja Auditor Dalam Pembuatan Audit
Judgement, Universitas Diponegoro, Semarang.
Peraturan BPK RI Nomor 02 Tahun 2011 tentang kode etik BPK RI.
Praditaningrum, A.S. dan Januarti, I. 2011. Analisis Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap Audit Judgement. (online),
(http://sna.akuntansi.unikal.ac.id/ diakses 12 Desember 2012)

78
79

PSAK. 2012.
Purwanto, Agus. 2011. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Terhadap Corporate Social Responsibility. Vol. 8 No. 1,
November 2011: 1-94.
Puspaningsih, A., & Enggar, D. 2004. Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien
Dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor Dalam
Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal Manajemen dan Bisnis Universitas
Padjajaran, Bandung Vol. 1(6).
Puspitasari, R.A. 2010. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas
Tugas, Dan Pengalaman Terhadap Kinerja Auditor Dalam Pembuatan
Audit Judgement. Universitas Diponegoro, Semarang.
Raiyani, Ni Luh Kadek Puput dan I.D.G. Dharma Suputra. 2013. Pengaruh
Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Locus of Control Terhadap Audit
judgement. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 6(3). ISSN 2302-
8556.
Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro. 2000. Pengaruh Partisipasi Terhadap
Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan
Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai
Sebagai Moderating Variable. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3,
No. 2, hal 119-133.
Rochmawati, Vivi Devi. 2009. Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan
dan Pengalaman Audit Terhadap Auditor Judgment. Thesis tidak
dipublikasikan, Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro
Semarang.
Sanusi,M., Zuraidah dan Takiah Mohd Iskandar. 2007. Audit Judgment
Performance: Assessing The Effect Of Performance Incentives, Effort and
Task Complexity. Managerial Auditing Journal. Vol. 22, No. 1, pp 34-52.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.
Bandung.
Winarto, Joko. 2011. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piegat dan
Implementasinya Dalam Pendidikan. http://edukasi.kompasiana.com
diakses tanggal 23 Oktober 2011.
Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan
Pengalaman Auditor terhadap Audit Judgment (Sebuah Kajian
Eksperimental dalam Audit Saldo Akun Persediaan). Simposium Nasional
Akuntansi IX, 1-22.
80

LAMPIRAN A
SURAT IJIN PENELITIAN
81
82

LAMPIRAN B
SURAT BUKTI PENELITIAN
83
84

LAMPIRAN C
KUESIONER RESPONDEN
85

KUESIONER

PENGARUH GENDER, PENGALAMAN, KEAHLIAN


AUDITOR DAN TEKANAN KETAATAN TERHADAP
AUDITOR JUDGMENT DENGAN KOMPLEKSITAS TUGAS
SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA BPK RI JAWA
TENGAH DAN DIY

Identitas Responden

1. N a m a (boleh tidak diisi) : …………………………


2. U m u r : ………………... Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan
4. Lama Bekerja Sebagai Auditor : …………………Tahun
5. Jumlah Penugasan s/d th 2013 : ………………… Penugasan
6. Sertifikasi yang dimiliki :

Petunjuk Pengisian.
1. Mohon bantuan bapak / ibu / saudara / saudari untuk menjawab seluruh
pertanyaan yang ada dengan jujur.
2. Berilah tanda (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
3. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Bapak/ibu cukup menjawab
sesuai yang bapak/ibu alami dan rasakan dalam menjalankan tugasnya.
Jawaban bapak/ibu dijamin kerahasiaannya. Selamat mengisi kuesioner.
Keterangan Skala Jawaban :
1 : Sangat Tidak Setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Cukup Setuju
4 : Setuju
5 :Sangat Setuju
Pernyataan Penelitian

STS TS CS S SS
VARIABEL NO PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Keahlian Auditor 1. Melalui pendidikan formal saya memperoleh pengetahuan
yang sangat berguna dalam proses audit
2. Saya memahami Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
Standar Pemeriksaan BPK, dan Kode Etik BPK
3. Semakin banyak pelatihan yang saya ikuti, maka keahlian
auditing saya pun juga bertambah.
4. Saya merasa mampu berkomunikasi secara efektif dengan
pihak yang diperiksa sehingga menunjang keahlian audit.
5. Sertifikasi atau pengakuan resmi atas keahlian audit dapat
menunjukkan tingkat keahlian audit saya
Tekanan Ketaatan 6. Saya akan menentang perintah atasan meskipun itu
menyimpang dari standar profesi
7. Saya akan menentang keinginan instansi yang diperiksa
karena saya tidak ingin menyimpang dari standar profesi
8. Saya akan menentang perintah atasan dan memilih keluar

86
dari pekerjaan saya jika saya dipaksa untuk melakukan hal
yang bertentangan dengan standar profesi
9. Saya akan menentang perintah atasan karena saya ingin
menegakkan profesionalitas
Kompleksitas Tugas 10. Saya merasa tidak ada tugas yang membingungkan dan
tidak jelas
11. Saya merasa bisa mengerjakan semua tugas yang diberikan
kepada saya secara bersamaan
12. Saya merasa mampu mengingat semua tugas yang diberikan
kepada saya
13. Saya merasa mampu mengintegrasikan masalah-masalah
yang ada dalam tugas saya
Audit Judgement 14. Saya merasa tidak ingin untuk mengikuti permintaan
instansi yang saya periksa
15. Saya merasa tidak ingin untuk memperluas sampel bukti
audit yang akan dievaluasi untuk akun persediaan
16. Saya tidak akan merekomendasikan kepada entitas yang
diperiksa untuk membuat penyesuaian persediaan barang

87
dalam laporan keuangannya
17. Saya merasa tidak ingin memperluas pengujian atas indikasi
perekayasaan transaksi tersebut
18. Saya tidak akan merekomendasikan kepada entitas yang
diperiksa untuk melakukan koreksi terhadap perbedaan
harga kontrak yang disepakati dengan harga perhitungan
sendiri (HPS)

Kasus :
Petunjuk: Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut,
dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu/Saudara/i tidak ada jawaban yang tepat,
maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati.

Skor: 1. Rendah Sekali (RS) 4. Tinggi (T)


2. Rendah (R) 5. Tinggi Sekali (TS)
3. Netral (N)

Instansi yang Anda periksa telah melakukan pengadaan alat percetakan. Anda sebagai auditor melakukan pemeriksaan terhadap
proses pengadaan mesin cetak tersebut. Dalam pemeriksaan, Anda menemukan bahwa ternyata proses pengadaan barang tersebut
tidak sesuai ketentuan. Menurut Anda, kewajaran kualitas dan harganya diragukan, serta ada perbedaan harga kontrak yang
disepakati dengan harga perhitungan sendiri (HPS) sebesar Rp 7 juta. Ketika dikonfirmasi kepada instansi terkait, mereka
beralasan bahwa mesin cetak yang diadakan merupakan produk baru dan dijamin kualitasnya. Mereka juga beralasan bahwa
prosedur telah dilaksanakan dengan sesuai dan persetujuan kontrak pengadaan juga didasari dengan pertimbangan HPS.

88
Sebelum membuat suatu judgment atas review bukti tersebut, instansi yang Anda periksa meyakinkan Anda
bahwa hal tersebut tidak berdampak besar terhadap kinerja keuangan mereka dan meminta Anda untuk tidak perlu
melakukan konfirmasi ke penyedia barang/jasa.

Anda diminta memberikan pertimbangan berdasarkan situasi yang diuraikan di atas:


1. Seberapa besar keinginan Anda untuk mengikuti permintaan instansi yang diperiksa?

1 2 3 4 5
RS R N T TS

2. Seberapa besar keinginan Anda untuk memperluas pengujian atas indikasi perekayasaan transaksi tersebut?

1 2 3 4 5
RS R N T TS

3. Seberapa besar keinginan Anda merekomendasikan kepada entitas yang diperiksa untuk melakukan koreksi terhadap
perbedaan harga kontrak yang disepakati dengan harga perhitungan sendiri (HPS)?

1 2 3 4 5
RS R N T TS

89
90

LAMPIRAN D
TABULASI DATA MENTAH
91

Keahlian Auditor Tekanan Kompleksitas Auditor Judgement Variabel


No X1 X2
1 2 3 4 5 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 X3 X4 M Y
1 1 25 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 16 16 15 20
2 1 17 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 24 16 16 19
3 1 17 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
4 1 16 5 5 5 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 5 5 5 4 23 12 16 22
5 1 16 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
6 0 19 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
7 1 16 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 4 3 3 3 21 13 17 18
8 1 16 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 24 18 17 23
9 0 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 23 17 17 24
10 1 7 5 5 5 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 24 13 20 22
11 0 2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 25 17 20 24
12 1 8 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 25 15 18 23
13 1 8 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 23 14 18 22
14 0 17 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 23 16 19 24
15 1 1 4 4 5 5 4 4 3 3 3 5 5 5 4 4 3 3 3 3 22 13 19 16
16 0 27 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 3 3 21 19 17 18
17 0 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 23 16 17 20
18 0 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 21 13 16 22
19 1 7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 21 16 16 18
20 0 4 4 4 5 5 5 3 2 2 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 23 11 17 18
21 0 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
22 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 20 16 17 22
23 1 14 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 23 18 17 22
24 1 14 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 21 15 12 20
25 1 7 5 5 5 5 4 3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 24 12 20 20
26 1 22 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 23 16 16 18
27 1 14 4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 23 13 14 22
28 0 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 21 16 17 22
29 1 7 5 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 20 15 15 17
30 1 11 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 22 20 16 25
31 1 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 23 16 17 20
32 1 1 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 21 17 17 23
33 0 1 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
34 0 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
35 1 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 14 15 20
36 1 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
37 1 14 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
38 1 19 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 5 4 18 11 15 20
39 0 18 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 18 16 20
40 1 19 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 16 16 20
41 1 14 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 20 17 17 23
42 1 13 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 23 15 15 21
43 1 14 4 4 4 4 4 3 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 12 16 20
44 1 15 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 25 18 18 25
45 0 22 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 15 16 20
46 1 22 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 17 20 25
47 1 19 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 22 20 17 24
48 1 20 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 24 18 16 22
49 1 13 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 23 16 20 22
50 1 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 25 20 20 25
51 1 15 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 22 18 18 20
92

52 0 20 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 25 17 20 20
53 0 15 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 14 12 14 14
54 1 14 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 16 13 12 16
55 1 19 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 5 3 3 4 4 18 13 17 19
56 1 19 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 23 18 17 24
57 1 18 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 24 20 16 24
58 1 8 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 22 17 17 23
59 1 17 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 24 16 17 25
60 1 19 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 23 16 19 21
61 0 19 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 20 16 17 21
62 0 18 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 21 13 17 21
63 1 16 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
64 1 14 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 21 18 14 18
65 1 23 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 24 16 20 22
66 1 19 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 25 16 20 23
67 1 14 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 25 17 18 23
68 1 15 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 25 16 19 21
69 1 12 5 5 5 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 5 3 3 3 3 23 12 17 17
70 1 7 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
71 1 8 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 20 18 17 16
72 0 14 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 22 17 17 22
73 1 7 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 18 19 17 22
74 0 11 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
75 1 25 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5 4 5 5 5 4 25 16 19 23
76 1 16 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
77 1 25 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 25 17 20 22
78 1 29 5 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 25 14 19 25
79 1 22 4 4 3 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 19 13 17 20
80 1 17 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 17 10 12 15
81 1 22 4 5 5 5 5 2 2 3 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 24 12 18 21
82 1 23 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 22 19 19 25
83 1 24 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 22 19 16 23
84 1 23 4 4 4 5 3 2 3 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 20 13 16 19
85 1 24 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 19 20 15 23
86 1 22 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 3 22 16 17 20
87 1 21 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 22 16 16 18
88 1 19 4 1 4 4 4 2 2 2 2 5 4 4 4 3 2 2 2 2 17 8 17 11
89 1 14 3 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 18 8 14 16
90 1 14 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 16 16 20
91 1 14 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 23 16 18 23
92 1 15 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 18 13 12 16
93 1 18 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 13 16 20
94 0 19 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 3 23 15 15 20
95 1 23 5 5 3 4 4 2 2 3 3 4 5 3 3 4 4 4 3 3 21 10 15 18
96 1 23 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 21 17 16 21
97 1 18 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 17 13 12 15
98 1 20 4 4 3 3 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 18 13 17 19
99 0 15 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 19 12 16 19
100 1 20 5 4 5 5 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 24 13 15 22
101 1 20 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 20 16 17 21
102 1 14 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 21 13 17 21
103 1 14 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
104 1 13 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 21 18 14 18
93

105 1 12 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 3 22 16 17 20
106 1 14 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 22 16 16 18
107 1 14 4 1 4 4 4 2 2 2 2 5 4 4 4 3 2 2 2 2 17 8 17 11
108 1 20 3 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 18 8 14 16
109 1 20 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 16 16 20
110 1 8 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 23 16 18 23
111 0 12 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 18 13 12 16
112 0 7 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 25 16 18 24
113 1 8 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 5 4 18 11 15 20
114 1 6 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 18 16 20
115 1 8 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 23 14 18 22
116 1 9 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 23 16 19 24
117 1 2 4 4 5 5 4 4 3 3 3 5 5 5 4 4 3 3 3 3 22 13 19 16
118 0 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 3 3 21 19 17 18
119 1 8 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 23 16 17 20
120 1 7 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 24 16 17 25
94

LAMPIRAN E
HASIL OLAH DATA SPSS
95

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gender 120 .00 1.00 .7833 .41370
Pengalaman 120 1.00 29.00 14.1083 6.67719
Keahlian Auditor 120 14.00 25.00 21.9417 2.58404
Tekanan Ketaatan 120 8.00 20.00 15.2750 2.61849
Kompleksitas Tugas 120 12.00 20.00 16.8417 1.86068
Auditor Judgement 120 11.00 25.00 20.8500 3.00322
Valid N (listwise) 120

Analisis Regresi Berganda dan Uji Asumsi Klasik

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Auditor Judgement 20.8500 3.00322 120
Gender .7833 .41370 120
Pengalaman 14.1083 6.67719 120
Keahlian Auditor 21.9417 2.58404 120
Tekanan Ketaatan 15.2750 2.61849 120

Correlations
Auditor Keahlian Tekanan
Judgement Gender Pengalaman Auditor Ketaatan
Pearson Auditor 1.000 -.047 -.042 .694 .589
Correlation Judgement
Gender -.047 1.000 .225 -.036 -.053
Pengalaman -.042 .225 1.000 -.155 -.007
Keahlian .694 -.036 -.155 1.000 .422
Auditor
Tekanan .589 -.053 -.007 .422 1.000
Ketaatan
Sig. (1-tailed) Auditor . .306 .323 .000 .000
Judgement
Gender .306 . .007 .350 .282
Pengalaman .323 .007 . .046 .472
Keahlian .000 .350 .046 . .000
Auditor
Tekanan .000 .282 .472 .000 .
Ketaatan
N Auditor 120 120 120 120 120
Judgement
Gender 120 120 120 120 120
Pengalaman 120 120 120 120 120
Keahlian 120 120 120 120 120
Auditor
Tekanan 120 120 120 120 120
Ketaatan
96

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Tekanan . Enter
Ketaatan,
Pengalaman,
Gender,
Keahlian
Auditor

Model Summaryb
Std. Error Change Statistics
R Adjusted R of the R Square F Sig. F Durbin-
Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .768a .590 .576 1.95506 .590 41.451 4 115 .000 1.878

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 633.741 4 158.435 41.451 .000a
Residual 439.559 115 3.822
Total 1073.300 119

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) .369 1.726 .214 .831

Gender -.140 .445 -.019 -.315 .753 -.047 -.029 -.019 .946 1.057
Pengalaman .022 .028 .049 .796 .428 -.042 .074 .047 .923 1.084
Keahlian .640 .078 .551 8.249 .000 .694 .610 .492 .798 1.253
Auditor
Tekanan .408 .076 .355 5.379 .000 .589 .448 .321 .815 1.226
Ketaatan

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Tekana
Keahlia n
Mode Dimensio Eigenvalu Conditio (Constant Gende Pengalama n Ketaata
l n e n Index ) r n Auditor n
1 1 4.655 1.000 .00 .01 .01 .00 .00
2 .178 5.121 .00 .83 .01 .01 .01
3 .146 5.641 .00 .13 .91 .00 .01
4 .015 17.420 .15 .02 .00 .10 .96
5 .006 27.473 .84 .01 .07 .89 .02
97

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 14.5594 24.6351 20.8500 2.30772 120
Std. Predicted Value -2.726 1.640 .000 1.000 120
Standard Error of Predicted .212 .682 .386 .101 120
Value
Adjusted Predicted Value 14.6368 24.6186 20.8520 2.30531 120
Residual -4.55141 3.58294 .00000 1.92192 120
Std. Residual -2.328 1.833 .000 .983 120
Stud. Residual -2.387 1.882 .000 1.007 120
Deleted Residual -4.78525 3.77928 -.00201 2.01856 120
Stud. Deleted Residual -2.438 1.904 -.003 1.014 120
Mahal. Distance .401 13.473 3.967 2.596 120
Cook's Distance .000 .120 .010 .018 120
Centered Leverage Value .003 .113 .033 .022 120

Uji Normalitas-Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 120
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.92191927
Most Extreme Differences Absolute .122
Positive .072
Negative -.122
Kolmogorov-Smirnov Z 1.335
Asymp. Sig. (2-tailed) .057

Uji Heteroskedastisitas-Uji Glejser

Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Tekanan . Enter
Ketaatan,
Pengalaman,
Gender,
Keahlian
Auditor

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .277a .076 .044 1.06290
98

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10.761 4 2.690 2.381 .056a
Residual 129.923 115 1.130
Total 140.684 119

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.741 .938 3.987 .000
Gender .062 .242 .024 .256 .799
Pengalaman -.028 .015 -.171 -1.835 .069
Keahlian Auditor -.116 .142 -.276 -.816 .207
Tekanan Ketaatan .048 .041 .115 1.160 .249

Moderated Regression Analysis

Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 X4M, Pengalaman, X1M, Keahlian Auditor, Kompleksitas . Enter
Tugas, Tekanan Ketaatan, Gender, X2M, X3M

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .781a .609 .577 1.95240

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 653.993 9 72.666 19.063 .000a
Residual 419.307 110 3.812
Total 1073.300 119
99

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.754 13.687 .493 .623
Gender .454 4.541 .062 .100 .921
Pengalaman .110 .327 .245 .337 .737
Keahlian Auditor 1.062 .696 .914 1.527 .130
Tekanan Ketaatan -.981 .787 -.855 -1.247 .215
Kompleksitas Tugas -.297 .840 -.184 -.353 .725
X1M -.031 .267 -.074 -.117 .907
X2M -.005 .019 -.207 -.283 .777
X3M -.031 .042 -.762 -.734 .464
X4M .085 .048 1.610 1.773 .079

Anda mungkin juga menyukai