OLEH :
ANITA G SARAGIH
140503130
Anita G Saragih
NIM : 140503130
ii
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Tahun 2014-2016”.
bimbingan, dorongan, semangat, saran, dan doa dari berbagai pihak . Oleh karena
Purba serta kakak saya Reza Maulana Saragih, dan adik saya Via Nela Vania
berupa moril dan materiil dan juga buat semua pengorbanan yang diberikan untuk
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA. selaku Ketua
3. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, SE., MSi., Ak. sebagai dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta senantiasa ikhlas dalam
iv
Demikian juga kepada Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, MSi., Ak. selaku
dosen penguji saya dan Bapak Drs. Firman Syarif, MSi., Ak. selaku dosen
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
di FEB Universitas Sumatera Utara. Dan juga kepada Staf Tata Usaha dan
khusus kepada Riska Anjani Sembiring, Ita Purnama Sari, Milpa Suriani
HTG, Tata Tarigan, dan Hanifa Yasmin. Begitu pula dengan Mareta
Hutajulu, Suci Azzura dan Aryanti Lubis yang sudah banyak membantu
Purba dan Diana Octavia. Terima kasih atas waktu, bantuan, perhatian,
terhadap penulis. Demikian juga kepada semua pihak yang tidak dapat
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaa. Oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Anita G Saragih
NIM : 140503130
vi
vii
viii
ix
xi
PENDAHULUAN
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
akuntabilitas atau atas setiap dana yang dikelola oleh para pemangku kekuasaan
kepada masyarakat.
pengelolaan keuangan yang ditandai dengan makin kuatnya Kapasitas Fiskal atau
PAD suatu daerah sehingga daerah tidak bergantung kepada pemerintah pusat
daerah dibagi menjadi dua, yaitu Belanja daerah langsung dan tidak langsung.
Belanja daerah langsung adalah belanja kegiatan belanja daerah yang dianggarkan
belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Sedangkan Belanja daerah tidak
langsung ialah kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan tidak memiliki
Belanja tidak langsung dibagi menjadi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan akan memiliki daya
modal untuk menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada
kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan
ditunjukkan pada grafik di bawah ini, proporsi Belanja Modal di Sumatera Utara
belanja modal Sumatera Utara dari tahun ke tahun masih termasuk rendah.
Gambar 1.1
Dalam jutaan
1.400.000
1.200.000
1.145.972
1.000.000
1.019.855
932.244
800.000
803.608
760.722
600.000 Belanja Modal
400.000
200.000
-
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 1.1
Proporsi Belanja Modal
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2016
daerah yang dilihat dari rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas, dan
rasio efisiensi keuangan daerah (Ardhini, 2011:2). Analisis rasio keuangan daerah
(Halim, 2008:116).
suatu daerah yang diukur dengan besarnya PAD terhadap jumlah total pendapatan
membandingkan jumlah realisasi PAD dan target PAD yang dihitung berdasarkan
alokasi PAD tahun bersangkutan, sehingga suatu daerah dapat dikatakan efektif
apabila jumlah realisasi pendapatan lebih tinggi daripada target yang ditetapkan
efisien jika pengeluaran daerah kecil dan total pendapatannya tinggi. Suatu
tersebut telah mencapai hasil (output) dengan biaya (input) yang terendah atau
dengan biaya minimal diperoleh hasil yang diinginkan, jika nilai efisiensi tinggi
dilakukan oleh Sularso (2011:113) bahwa rasio kemandirian dan efektivitas PAD
Asli Daerah dan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah terhadap Belanja Modal
2016”.
PAD dan rasio efisiensi keuangan daerah secara simultan dan parsial terhadap
rasio efisiensi keuangan daerah secara simultan dan parsial terhadap belanja
PAD, Rasio Efisiensi Keuangan Daerah adalah manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
sama
TINJAUAN PUSTAKA
dianggarkan pada belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa. Aset
anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya
berasal dari sumber lain (pendapatan transfer) antara lain : bagi hasil pajak,
bagi hasil pajakbukan pajak sumber daya alam, dana alokasi umum dan
pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan dengan demikian pula
10
berikut.
Tabel 2.1
Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah
2008:188).
11
12
a. Pajak Provinsi
b. Pajak Kota/Kabupaten
2. Retribusi Daerah
13
dibawah ini.
daerah
negara
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
14
berikut ini.
15
atau sebaliknya.
Tabel 2.2
Kategori Tingkat Efektivitas Daerah
Keterangan :
1) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100% ) berarti sangat efektif.
2) Jika diperoleh nilai 90% sampai dengan 100% ( 90% < x > 100% )
berarti efektif.
3) Jika diperoleh nilai 80% sampai dengan 90% ( 80% < x > 90%) berarti
cukup efektif.
4) Jika diperoleh nilai 60% sampai dengan 80% ( 60% < x > 80%) berarti
kurang efektif.
5) Jika diperoleh nilai kurang dari 60% ( x < 60% ) berarti tidak efektif
16
dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau
dibawah 100%. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah
sebagai berikut :
atau tidak. Hal itu perlu dilakukan karena meskipun pemerintah daerah
17
Keterangan :
1) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100% ) berarti Tidak Efisien.
18
19
2. Hafidh (2013)
sebesar 0,38. Artinya kinerja keuangan yang diproksi dari PAD tidak
20
35 persen.
3. Assyurriani (2015)
4. Indratno (2016)
21
modal.
kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas pad dan rasio efisiensi keuangan
daerah, satu variable dependen yaitu belanja modal. Adapun yang menjadi
Gambar 2.1
Rasio Kemandirian Keuangan
Daerah H1
( X1)
( X3)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
22
23
tinggi.
yang diduga secara logis antar dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi
yang dapat diuji secara empiris. Berikut ini hipotesis dalam penelitian ini.
pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai
tingkat kemandirian keuangan daerah tinggi maka alokasi belanja modal dapat
terealisasi dengan lancar.. Hal ini bisa dilihat pula pada penelitian Hafidh
24
direncanakan sesuai dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah
dengan efektif Hal ini bisa dilihat pula pada penelitian Ardhini (2011:8) yang
telah melakukan efisiensi anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100%.
anggaran. Daerah yang memiliki Efiensi yang baik akan mengalokasikan Belanja
Modalnya dengan baik. Hal ini bisa dilihat pula pada penelitian Indratno
terhadap Belanja Modal. Maka, dapat disimpulkan bahwa Hipotesis saya Rasio
25
dependen yakni belanja modal. Dengan demikian, hipotesis ini akan menjelaskan
kinerja keuangan daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara periode
26
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2016:2). Penelitian ini dilakukan
masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini melihat Pengaruh
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
27
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
data yang disajikan dalam bentuk angka. Sumber data penelitian yang akan
digunakan adalah data sekunder dari dokumen laporan APBD dan laporan realiasi
APBD Provinsi Sumatera Utara yang diperoleh dari situs Direktorat Jendral
tahun 2014-2016.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan
menggunakan software SPSS. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahap
sebagai berikut : Statistik Desktiptif, Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji
Hipotesis
28
autokolerasi.
“data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang
datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Alat uji asumsi yang
jika signifikansi atau nilai probalititas (α) < 0,05, maka distribusi tidak
29
factor (VIF) dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang
dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari
multikolinieritas.
2013:10).
30
penting untuk dilakukan tidak hanya pada data yang bersifat time series,
akan tetapi semua data yang diperoleh perlu diuji terlebih dahulu
dapat diketahui melalui uji Durbin-Watson (DW test). Jika d lebih kecil
pengaruh atau hubungan secara linear antara 2 atau lebih variabel independen
31
sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Belanja Modal
A = Konstanta
e = Error
32
a. Jika probabilitas < 0,05 atau nilai Fhitung > Ftabel pada taraf
b. Jika probabilitas > 0,05 atau Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi
Belanja Modal.
33
sebagai berikut:
a. Jika probabilitas < 0,05 atau nilai t hitung > ttabel pada taraf
b. Jika probabilitas > 0,05 atau thitung < ttabel pada taraf signifikansi
Belanja modal.
34
Sumatera Utara. Sedangkan objek pada penelitian ini adalah laporan realisasi
maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
adapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai”. Nilai bisa
berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu
yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Variabel yang digunakan dalam
daerah, Rasio Efektivitas PAD dan Rasio Efisiensi Keuangan daerah serta variabel
melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan
35
berikut ini.
efisiensi keuangan daerah pada kabupaten dan kota yang ada di Provinsi
36
diterima.
37
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
38
luas daratan 72.981,23 km² serta memiliki jumlah 419 pulau. Letak provinsi ini
internasional dan berdekatan dengan negara tetangga yaitu Negara Malaysia dan
a. Pesisir Timur
b. Pegungungan Bukit
d. Kepulauan Nias
Indonesia merdeka pada tahun 1945. Pada tahun 1950 Provinsi Sumatera dibentuk
39
di Indonesia, yang dihuni oleh penduduk dari berbagai suku seperti Melayu,
dari 237.641.326 jiwa penduduk Indonesia) dengan pertumbuhan 1,36% per tahun
sejak 2010. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 2015 adalah 191 jiwa per
km².
Pendapatan dan Belanja Daerah serta Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan
pada tahun 2014 – 2016, sehingga jumlah sampel menjadi 99. Dari laporan
keuangan daerah, Rasio Efektivitas PAD dan Rasio Efisiensi Keuangan daerah
Metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik dengan menggunakan model regresi linear berganda yang bertujuan untuk
40
tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang
telah ditentukan. Terdapat 33 kabupaten dan kota yang dijadikan sampel dan
generalisasi.
dari Belanja Modal (Y), rasio kemandirian keuangan daerah (RKKD), rasio
(REKD), maka dapat dijelaskan dengan analisis deskriptif yang meliputi nilai
minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Berikut ini akan dijelaskan
analisis desktiptif yaitu menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang
akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
41
Descriptive Statistics
Berdasarkan tabel diatas yang berasal dari hasil Output SPSS Versi 22.0
menunjukkan bahwa jumlah sampel atau N data valid yang akan diteliti adalah 99
sampel. Hasil uji statistik deskritif menunjukkan variabel dependen yaitu variabel
Belanja Modal (Y) memiliki skor terendah (minimum) adalah 2,27 dan skor
tertinggi (maximum) adalah 3,72. Dengan melihat nilai rata-rata (mean) Belanja
Modal (Y) sebesar 3,13. Untuk melihat tingkat penyimpangan data dapat dilihat
dari nilai standar deviasi. Standar deviasi (σ) menunjukkan seberapa jauh
kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Pada
variabel Belanja Modal (Y) dapat diketahui standar deviasi sebesar 0,29. Hal ini
diartikan bahwa data variabel Belanja Modal (Y) dapat dikatakan baik karena nilai
terendah (minimum) adalah 0,71 dan skor tertinggi (maximum) adalah 4,58.
Dengan melihat nilai rata-rata (mean) RKKD sebesar 2,24 dan standar deviasi
42
karena nilai standar deviasinya lebih kecil daripada nilai rata-ratanya (mean).
(minimum) adalah 3,03 dan skor tertinggi (maximum) adalah 5,39. Dengan melihat
nilai rata-rata (mean) RKKD sebesar 4,60 dan standar deviasi sebesar 0,41. Hal ini
diartikan bahwa data variabel RKKD dapat dikatakan baik karena nilai standar
terendah (minimum) adalah 4,39 dan skor tertinggi (maximum) adalah 4,91.
Dengan melihat nilai rata-rata (mean) RKKD sebesar 4,59 dan standar deviasi
sebesar 0,08. Hal ini diartikan bahwa data variabel RKKD dapat dikatakan baik
karena nilai standar deviasinya lebih kecil daripada nilai rata-ratanya (mean).
dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan
efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program statistik. Asumsi Klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk
43
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi
distribusi yang mendekati normal. Selain itu uji normalitas dapat juga dilakukan
distribusi kumulatif dari data yang distribusi normal. Pengujian dilakukan dengan
Gambar 4.1
44
data laporan anggaran dan realisasi APBD. Dapat dilihat dari grafik tersebut
bahwa residual secara normal dan berbentuk simetri, tidak melenceng ke kanan
atau kiri. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.0. uji normalitas
Gambar 4.2
Gambar 4.2
P-Plot
Sumber data : Output SPSS 22.0, data yang diolah, 2018
penyebaran mengikuti arah garis diagonal dan menunjukkan pola yang tidak
45
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 99
a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation .22067716
Absolute .051
Most Extreme Differences Positive .032
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .509
Asymp. Sig. (2-tailed) .958
sebesar 0,958 yang nilainya lebih besar dari nilai signifikansi yang diharapkan
yaitu 0,05 (0.958 > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BM RKKD REPAD REKD
N 99 99 99 99
a,b
Mean 3.1309 2.1426 4.6099 4.5940
Normal Parameters
Std. Deviation .29932 .58752 .37680 .08285
Absolute .072 .051 .126 .116
Most Extreme Differences Positive .028 .039 .082 .112
Negative -.072 -.051 -.126 -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .714 .504 1.251 1.154
Asymp. Sig. (2-tailed) .689 .961 .088 .140
46
Modal sebesar 0,689, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah sebesar 0,961, Rasio
Efektivitas PAD sebesar 0,088 dan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah sebesar
0,140 yang nilainya lebih besar dari nilai signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05,
melalui tolerance value yang mendekati angka 1 atau Variance Inflation Factor
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
a. Dependent Variable: BM
47
itu Varianve Inflation Factor (VIF) mempunyai nilai dibawah 10. Kesimpulan
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak ditemukan adanya
penelitian ini adalah uji korelasi sperman dan uji scatter plot. Pengujian dilakukan
Tabel 4.5
Uji Korelasi Spearman
Correlations
N 99 99 99 99
N 99 99 99 99
Spearman's rho
Correlation Coefficient .039 .174 1.000 -.023
N 99 99 99 99
N 99 99 99 99
48
PAD sebesar 0,922 dan Rasio Efisiensi Keuangan Daerah sebesar 0,817. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya
heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Gambar 4.3
Diagram Scatterplot
Sumber data : Output SPSS 22.0, data yang diolah, 2018
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
49
berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
(dU < dw < 4 – dU). Berdasarkan tabel diperoleh nilai dU = 1,809 sehingga 4 –
1,736 = 2,264. Berdasarkan hasil diperoleh nilai dW = 1,904 nilai tersebut berada
Atas dasar hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah
dalam menaksir nilai aktual yang diukur secara statistik melalui uji adjutes R
50
persamaan atau model yang akan diteliti. Nilai koefisien determinasi adalah antara
Tabel 4.7
Uji Adjusted R²
b
Model Summary
Berdasarkan hasil uji adjusted R² pada tabel 4.7, besarnya nilai adjusted
R² dalam model regresi diperoleh sebesar 0,439. Hal ini menunjukkan bahwa
43,9% variasi variabel dependen Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variabel
efisiensi keuangan daerah), sedangkan sisanya 56,1% dijelaskan oleh variabel atau
51
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen atau secara parsial
Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka hipotesis
alternatif dapat diterima yang berarti suatu variabel independen secara parsial
Kriteria uji :
hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan (Ha ditolak
52
Tabel 4.8
Hasil Uji t
a
Coefficients
a. Dependent Variable: BM
sebagai berikut :
belanja modal.
53
belanja modal.
belanja modal.
Dari perhitungan uji t (parsial) diperoleh nilai t hitung rasio efektivitas PAD
modal.
Dari perhitungan uji t (parsial) diperoleh nilai thitung rasio efisiensi keuangan
54
Tabel 4.9
Hasil Uji F
a
ANOVA
Total 8.780 98
a. Dependent Variable: BM
b. Predictors: (Constant), REKD, RKKD, REPAD
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh nilai Fhitung sebesar 26,590 dengan nilai
probabilitas (sig.) = 0,000. Nilai sig. lebih kecil dari 0,05 atau nilai p= 0,000 <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variable independen yaitu rasio kemandirian
keuangan daerah, rasio efektivitas Pendapatan asli daerah, dan rasio efisiensi
55
kemandirian keuangan, rasio efektivitas Pendapatan asli daerah, dan rasio efisiensi
berganda dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 dan hasil dari analisis
Tabel 4.10
Uji Regresi Linear Berganda
a
Coefficients
a. Dependent Variable: BM
Sumber : Hasil Output SPSS 22.0
56
22.0 pada tabel 4.9 di atas, maka dapat disusun suatu persamaan regresi linear
57
diketahui nilai thitung dari variabel rasio kemandirian keuangan daerah adalah
menunjukkan nilai di atas 0,05 (0,585 < 0,05), berarti tidak terdapat pengaruh
Hasil pengujian hipotesis diketahui nilai thitung dari variabel rasio efektivitas PAD
menunjukkan nilai dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) berarti terdapat pengaruh
58
kabupaten dan kota di daerah Provinsi Sumatera Utara jika dilihat dari rasio
efektivitas PAD tergolong sangat efektif. Hal ini terlihat dari nilai persentase yang
diperoleh dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti. Rata-rata persentase
efektivitas PAD selama periode 2014 sampai dengan 2016 yang diperoleh adalah
Modal. Hasil pengujian hipotesis diketahui nilai t hitung dari variabel rasio efisiensi
keuangan daerah adalah sebesar 4,991 dengan signifikansi 0.000. Karena tingkat
pengaruh signifikan dari variabel rasio efisiensi keuangan daerah terhadap Belanja
dilihat dari rasio efisiensi keuangan daerah tergolong efisien. Hal ini terlihat dari
nilai persentase yang diperoleh dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh
sampai dengan 2016 yang diperoleh adalah sebesar 94.802%. Sesuai dengan
59
bahwa kriteria efisiensi keuangan daerah <100% termasuk dalam kategori efisien.
Penelitian ini sama dengan Novianto (2016:8) yang menyatakan bahwa rasio
Belanja Modal
independen yakni rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas PAD, rasio
Hasil uji F yang menunjukkan bahwa nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 yaitu sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Dengan demikian hal ini menjelaskan
bahwa rasio kemandirian keuangan daerah, rasio efektivitas PAD, dan rasio
Belanja Modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Utara periode 2014
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Novianto (2016:8) yang
60
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil
terhadap Belanja Modal. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t yang
Utara dari tahun 2014 sampai dengan 2016 tergolong sangat rendah
Hal ini dibuktikan dari hasil uji t yang menunjukkan nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Penelitian ini berbeda dengan
61
PAD selama periode 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh adalah
0,05 (0,000 < 0,05) berarti terdapat pengaruh signifikan dari variabel
62
ditolak
5.2 Saran
1. Bagi Pemerintah
63
Bhuono Agung, Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI.
Erlina. 2008. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi
Kedua. Medan: USU Press.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
64
Nugroho, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS:
Andi Yogyakarta, Yogyakarta
65
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta:
Salemba Empat.
66
67
1. Belanja Modal
Nama Kabupaten/Kota 2014 2015 2016
Kab. Asahan 424,188,251,104 227,438,269,630 237,676,952,256
Kab. Dairi 155,712,106,277 180,098,060,210 217,941,187,120
Kab. Deli Serdang 553,705,889,983 491,710,226,083 561,285,600,327
Kab. Tanah Karo 155,665,020,656 300,098,182,224 231,098,360,315
Kab. Labuhan Batu 209,025,598,008 185,515,383,315 285,089,741,793
Kab. Langkat 329,542,794,732 497,257,525,402 626,295,461,427
Kab. Mandailing Natal 181,768,173,957 238,677,824,662 248,898,511,516
Kab. Nias 158,098,310,646 194,330,739,832 227,559,502,344
Kab. Simalungun 226,370,774,680 185,676,905,078 210,953,244,334
Kab. Tapanuli Selatan 222,350,225,386 303,915,012,639 307,152,296,664
Kab. Tapanuli Tengah 102,210,555,843 223,714,622,144 169,402,708,868
Kab. Tapanuli Utara 146,464,311,063 240,549,906,381 238,928,406,088
Kab. Toba Samosir 156,147,145,528 154,106,801,573 181,212,965,236
Kota Binjai 153,284,846,162 174,972,076,727 202,943,191,598
Kota Medan 783,883,177,722 916,888,037,908 936,599,131,961
Kota Pematang Siantar 112,533,368,893 152,228,322,901 199,557,080,622
Kota Sibolga 105,880,982,815 126,724,781,839 185,382,143,913
Kota Tanjung Balai 140,251,264,228 106,723,068,954 131,747,679,415
Kota Tebing Tinggi 163,582,124,045 158,487,242,001 203,355,262,407
Kota Padang Sidempuan 104,032,327,870 121,667,415,160 159,508,881,421
Kab. Pakpak Bharat 144,433,402,509 156,407,389,643 164,178,919,569
Kab. Nias Selatan 198,944,304,991 184,978,091,040 122,786,141,237
Kab. Humbang Hasundutan 223,948,003,511 196,275,196,973 223,630,077,622
Kab. Serdang Bedagai 183,438,585,022 198,977,836,649 291,118,162,785
Kab. Samosir 167,757,876,129 181,611,818,940 235,234,249,682
Kab. Batu Bara 210,018,299,450 227,967,032,209 320,423,994,640
Kab. Padang Lawas 103,210,294,314 226,709,432,657 218,859,096,616
Kab. Padang Lawas Utara 171,951,494,868 170,639,984,392 228,440,427,691
Kab. Labuhanbatu Selatan 244,955,647,450 262,030,817,625 294,626,135,833
Kab. Labuhanbatu Utara 213,674,388,745 217,437,966,471 256,257,019,320
Kab. Nias Utara 219,043,273,818 233,739,122,399
Kab. Nias Barat 153,329,905,708 186,499,821,897 156,180,257,609
Kota Gunung Sitoli 179,745,680,182 209,493,626,276 260,138,208,349
Rata-rata 236,031,898,472
68
69
70
71
72
a. Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 99
a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation .22067716
Absolute .051
Most Extreme Differences Positive .032
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .509
Asymp. Sig. (2-tailed) .958
N 99 99 99 99
a,b
Mean 3.1309 2.1426 4.6099 4.5940
Normal Parameters
Std. Deviation .29932 .58752 .37680 .08285
Absolute .072 .051 .126 .116
Most Extreme Differences Positive .028 .039 .082 .112
Negative -.072 -.051 -.126 -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .714 .504 1.251 1.154
Asymp. Sig. (2-tailed) .689 .961 .088 .140
73
a. Dependent Variable: BM
c. Uji Heteroskedastisitas
Correlations
N 99 99 99 99
N 99 99 99 99
Spearman's rho
Correlation Coefficient .039 .174 1.000 -.023
N 99 99 99 99
N 99 99 99 99
d. Uji Autokorelasi
b
Model Summary
74
b. Uji t
a
Coefficients
a. Dependent Variable: BM
c. Uji F
a
ANOVA
Total 8.780 98
a. Dependent Variable: BM
b. Predictors: (Constant), REKD, RKKD, REPAD
75