OLEH
RICARDO
NIM. 0802165929
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mengikuti
Ujian Skripsi dan Oral Comprehensive Sarjana Lengkap Pada
Fakultas Ekonomi Universitas
Riau Pekanbaru
OLEH
RICARDO
NIM. 0802165929
JURUSAN AKUNTANSI
: RICARDO
: EKONOMI
JURUSAN
: AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI
MODAL
PADA
PEMERINTAH
PEMBIMBING II
NIP. 195611071987021001
KETUA PROGRAM
NAMA
: RICARDO
: EKONOMI
JURUSAN
: AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI
MODAL
PADA
PEMERINTAH
SEKRETARIS
NIP. 195611071987021001
NAMA
: RICARDO
: EKONOMI
JURUSAN
: AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI
MODAL
PADA
PEMERINTAH
Menyatakan bahwa skripsi tersebut diatas adalah benar hasil karya sendiri
atau tidak plagiat dan saya bersedia dibatalkan gelas kesarjanaan saya jika skripsi
saya plagiat.
Pekanbaru,
Juni 2012
RICARDO
0802165929
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang terindah, tiada kalimat yang mengandung berkah kecuali
ucapan Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia_Nya, salawat dan salam kepada pemimpin umat, pemegang
title habibullah yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik walaupun belum dalam bentuk yang
sempurna dengan judul :
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA
ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA
PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA DI PROPINSI RIAU
Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi
Universitas Riau.
Dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, dalam penyusuan Skripsi
ini, Penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan
semangat dari berbagai pihak, untuk itu tiada kata yang lebih pantas untuk
diucapkan selain ucapan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis juga mengharapkan
koreksi ilmiah dari pembaca terhadap Skripsi ini, sehingga dapat memperoleh
kemajuan yang lebih baik dan bermanfaat. Dan akhir kata semoga laporan ini
dapat menjadi setitik air di tengah lautan ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimah kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Sang Khalik dan penjaga Alam Raya Allah SWT dan junjungan Umat Nabi
Besar Muhammad SAW.
2. Kepada orang tua Ayahanda Zalyadden (alm) dan Ibunda tercinta Hj.
Yarnawati. Yang telah memberikan Doa, dukungan, cinta dan kasih
sayangnya hingga Penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini.
3. Bapak Drs Kennedy, MM, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Riau.
4. Bapak Drs. HM. Rasuli, M.Si Selaku ketua Program Ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Riau.
5. Bapak Drs. Zirman, MM, Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Non Reguler Universitas Riau.
6. Bapak Drs. Zulbahridar, Msi, Ak Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Al Azhar L, MM, Ak Selaku dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, nasehat, arahan serta
motivasi terhadap penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak / Ibu Dosen serta staf Tata Usaha Program S1 Non Reguler Fakultas
Ekonomi Universitas Riau.
9. Buat Keluarga besarku, adik-adik ku tersayang Nora Listihana, SE dan Desi
Lestari yang selalu memberikan doa, dukungan motivasi dan semangat yang
luar biasa terhadapku. Rial Gursa, Ira Sesmita dan Oktopindo, om dan tante ku
terima kasih atas segala ketabahan hati serta penuh pengertian dari seluruh
keluarga besarku yang telah mendukung dalam menuntut ilmu pengetahuan
selama ini sehingga dapat meyelesaikan skripsi ini.
10. Buat Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2009 Jurusan Akuntansi
Program Eskstensi Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
11. Buat Rekan, Teman-Teman di TAPD, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
Kota Pemerintah Kota Pekanbaru.
Semoga Segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan bapak dan ibu
serta rekan-rekan sahabat mendapatkan balasan dari Allah Swt. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Pekanbaru,
Juni 2012
RICARDO
ABTRAKSI
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
ABSTRAKSI..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI..........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
17
19
2.4 Hipotesis......................................................................................
20
21
21
21
22
24
32
32
36
37
39
43
46
50
5.1 Kesimpulan.................................................................................
50
51
51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...............................................................
16
21
31
33
34
35
39
40
43
44
45
47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data ............................................................
37
38
BAB I
PENDAHULUAN
Modal
adalah
pengeluaran
yang
dilakukan
dalam
rangka
sumber-sumber pajak dan retribusi daerah yang merupakan salah satu komponen
dari PAD masih belum memberikan konstribusi signifikan terhadap penerimaan
daerah secara keseluruhan.
daerah
untuk
mendanai
kebutuhan
daerah
dalam
rangka
pelaksanaan
daerah serta sebagai ajang ilmiah yang menerapkan berbagai teori yang
diperoleh selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan
yang ada.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah
daerah untuk memanfaatkan dana transfer dari pemerintah pusat dan
pendapatan asli daerah secara proporsional dan disajikan secara transparan
sehingga dapat terwujud good governance.
3. Bagi Pembaca dan Almamater
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dalam rangka
pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam Menambah
khasanah
ilmu
pengetahuan
khususnya
tentang
belanja
daerah
dipemerintah daerah.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Aset tetap yang dimiliki sebagai akibat adanya belanja modal merupakan
prasayarat utama dalam memberikan pelayanan publik oleh pemerintah daerah.
Untuk menambah aset tetap, pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam
bentuk anggaran belanja modal dalam APBD. Alokasi belanja modal ini
didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik.
Biasanya setiap tahun diadakan pengadaan aset tetap oleh pemerintahan daerah,
sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang memberikan dampak
jangka panjang secara finansial.
Belanja modal dimaksudkan untuk mendapatakan aset tetap pemerintah
daerah, yakni peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Secara
teoretis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni dengan
membangun sendiri, menukarkan dengan aset tetap lain, dan membeli. Namun,
untuk kasus di pemerintahan, biasanya cara yang dilakukan adalah dengan cara
membeli. Proses pembelian yang dilakukan umumnya dilakukan melalui sebuah
proses lelang atau tender yang cukup rumit.
Belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun
anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan
konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan
(Halim, 2004). Belanja modal memiliki karakteristik spesifik yang menunjukkan
adanya berbagai pertimbangan dalam penegalokasiannya (Munir, 2003).
Pemerolehan aset tetap juga memiliki konsekuensi pada beban operasional dan
pemeliharaan pada masa yang akan datang (Bland & Nunn, 1992).
untuk
membiayai
penyelenggaraan
pemerintah
daerah
dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b. Retribusi jasa usaha, adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada
dasarnya dapat pula disediakan oleh se ktor swasta.
c. Retribusi perizinan tertentu, adalah retribusi atas kegiatan tertentu
pemerintahan daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi
atau
badan
yang
dimaksudkan
untuk
pembinaan,
pengaturan,
b.
Jasa giro
c.
Pendapatan Bunga
d.
e.
f.
g.
Dan lain-lain.
yang mempunyai pendapatan asli daerah tinggi akan mendapatkan dana alokasi
umum yang rendah.
Menurut UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah, jumlah keseluruhan dana alokasi umum ditetapkan
sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana alokasi umum
suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Celah fiskal
dihitung berdasarkan kebutuhan fiskal daerah dikurangi dengan kapasitas fiskal
daerah, sementara alokasi dasar dihitung berdasar jumlah pegawai negeri sipil
daerah . Proporsi dana alokasi umum antara daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota
ditetapkan
berdasarkan
imbangan
kewenangan
antara
Propinsi
dan
Kabupaten/Kota. Penyaluran dana alokasi umum dilaksanakan tiap bulan masingmasing sebesar 1/12 dari dana alokasi umum.
Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
membiayai kebutuhan pembelanjaan.
2.1.4. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO
Peneliti
Tahun
Variabel
Model
Hasil
Analisis
1
Jacob Junian
Endiartia
2008
Pengaruh
pertumbuhan
ekonomi,
pendapatan
asli
Regresi
Hasil
analisis
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
secara
Bernanda Gatot
Tri Bawono
2008
Anjar Setiawan
2010
Nur Indah
Rahmawati
2010
terpisah,
Pertumbuhan
ekonomi,
Pendapatan Asli
daerah dan Dana
alokasi umum
berpengaruh
signifikan
terhadap alokasi
belanja modal
Pengaruh
dana
alokasi
umum
(DAU)
dan
Pendapatan
asli
daerah
(PAD)
terhadap belanja
Pemerintah daerah
pada
kabupaten/kota Di
Jawa barat dan
Banten
Pengaruh
Dana
Alokasi
Umum
(DAU)
dan
Pendapatan Asli
Daerah
(PAD)
Terhadap Belanja
Daerah
Pada
Provinsi
Jawa
Tengah
Regresi
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
dan
Dana
Alokasi Umum
(DAU)
berpengaruh
secara
signifikan
terhada belanja
daerah
Regresi
Pengaruh
pendapatan
asli
daerah (PAD) dan
dana
alokasi
umum
(DAU)
Terhadap alokasi
belanja
daerah
Pada
Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah
Regresi
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
dan
Dana
Alokasi Umum
(DAU)
Berpengaruh
positif Terhadap
Belanja daerah.
pelaksanaan
otonomi
daerah
guna
mencapai
tujuan
utama
terima terhadap pengalokasian belanja modal (Besar kecilnya Belanja modal akan
ditentukan dari besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah). Sehinggan jika
Pemerintah Daerah ingin meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat dengan jalan meningkatkan belanja modal maka Pemerintah daerah
harus berusaha keras untuk menggali Penpatan Asli Daerah yang sebesarbesarnya.
2.2.2 Hubungan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan Belanja Modal
Pendapatan Asli daerah Merupakan Andalan utama bagi Daerah untuk
mendukung
Penyelenggaraan
Pemerintahan
dan
Pembangunan,
Tetapi
Pemnerimaan daerah dari Unsur Pendapatan Asli daerah (PAD) saja belum
mampu memenuhi Kebutuhan daerah apalagi dengan penambahan wewenang
daerah jelas akan membutuhkan dana tambahan bagi daerah sehinggan daerah
masih tetap membutuhkan bantuan keungan yang berasal dari pusat yang disebut
dengan Dana Alokasi Umum (DAU).
Peningkatan dan penurunan jumlah dana transfer ini juga dapat
berpengaruh terhadap Alokasi pengeluaran daerah dalam hal ini juga dapat
terhadapa belanja modal. Karena pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan publik yang di realisasikan melalui belanja modal
juga ikut di biayai oleh Dana Alokasi Umum (DAU). Bahkan pendapatan dari
pemerinyah pusat berupa dana perimbangan di Pemerintah daerah di Indonesia
merupakan sumber pemdapatan utama dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pendapat sementara sebelum dilakukan penelitian yang
sesungguhnya. Pendapat tersebut merupakan dasar kerja atau panduan dalam
suatu fenomena yang diidentifikas
H0 : Tidak terdapat pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal.
H1 : Terdapat Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja
Modal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Kota Pekanbaru
2.
Kota Dumai
3.
Kabupaten Bengkalis
4.
5.
6.
7.
Kabupaten Kampar
8.
Sumber : http://www.riau.go.id
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah
Kabupaten/Kota di Propinsi Riau tahun 2008-2010 yang berupa realisasi Belanja
Modal (BM), realisasi Dana Alokasi Umum (DAU), realisasi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Dari masing-masing pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di
Propinsi Riau yang diperoleh dari Biro Keuangan Sekretariat Daerah Propinsi
Riau.
Y = + b1X1+ b2X2 + e
dimana :
Y = Belanja Modal
a = Konstanta
X1 = PAD
X2 = DAU
b1b2 = koefisien regresi untuk masing-masing variabel X
e = Error term
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi dan nilai statistik F.
3.4.2 Uji F (Simultan)
Uji simultan dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel,
dengan tingkat keyakinan 95%.
Adapun kriteria keputusan yang di ambil sebagai berikut :
1.
2.
dependen
amat
terbatas.
Nilai
yang
mendekati
satu
berarti
dikatakan normal jika data atau titik-titk terbesar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal
atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis
diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006).
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil
Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual
terdistribusi
dengan
normal.
Sedangkan
jika
hasil
Kolmogrov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak
normal (Ghozali,2006).
3.4.5 Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari
penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal,
tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum
melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu
pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari:
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak
terdapat heteroskedastisitas .
3.4.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dengan
parsial (uji t). untuk menguji pengaruh variabel independent yaitu Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal Di propinsi Riau.
1. Pengujian hipotesis Pertama.
Pengujian hipotesis pertama digunakan untuk mengetehui apakah variable
independent mempunya pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen
yaitu antara Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal.
H0 : Tidak ada pengaruh antara Pendapatan Asli daerah (PAD) Terhadap
Belanja modal
H1 : Terdapat Pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
Belanja modal.
Analisa ini menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel atau melihat Pvalue masing
masing variable sehingga dapat ditentukan apakah hipotesis yang telah dibuat
signifikan atau tidak signifikan.
Jika Thitung > Ttabel atau Pvalue < , maka koofisien regresi adalah
signifikan dan H2 Penelitian diterima artinya variable independent (Pendapatan
Asli Daerah) berpengaruh terhadap variable dependen (Belanja Modal).
Sebaliknya jika Thitung < Ttabel atau Pvalue > , artinya variable independen
(Pendapatan Asli Daerah) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable
dependen (Belanja Modal).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Asli
Daerah),
terhadap
Belanja
Modal
(BM)
pemerintah
Tabel 4.1
Data Belanja Modal Kota/ Kabupaten Propinsi Riau Tahun 2007-2009
Dana Alokasi Umum (DAU)
Kota/
No
Kabupaten
Kota
2007
2008
2009
317.253.246.485
173.777.043.523
225.166.525.89
1.
Pekanbaru
Kota Dumai
0
57.255.102.568
172.463.391.113
191.532.988.75
2.
3
Kabupaten
39.153.204.834
20.481.332.936
22.870.154.244
302.483.421.784
272.377.480.170
254.637.809.90
3.
Kampar
4.
Kabupaten
Kuantan
Singingi
5.
Kabupaten
979.277.164.354
Bengkalis
6.
Kabupaten
326.337.863.972
1.084.259.452.74
1.028.118.450.6
01
279.042.288.516
247.857.006.77
Rokan Hulu
7.
Kabupaten
6
929.066.302.674
Rokan hilir
8.
Kabupaten
214.964.776.945
1.058.968.536.73
1.547.630.712.6
30
230.985.343.947
152.101.887.00
Indragiri Hilir
Kota/
No
Kabupaten
Kota
2007
2008
2009
109.039.133.688
118.745.167.703
129.859.965.94
1.
Pekanbaru
2.
Kota Dumai
5
42.910.260.750
41.301.302.955
43.279.006.444
Kabupaten
893.821.862.591
1.151.957839.637 1.034.499.825.3
3.
Kampar
4.
Kabupaten
97
25.394.974.137
25.003.062.270
30.734.825.397
108. 048.762.960
121.215.430.259
117.509.145.47
Kuantan
Singingi
5.
Kabupaten
Bengkalis
6.
Kabupaten
3
22.599.453.448
22.841.571.662
30.273.406.142
59.037.263.089
102.224.793.611
105.792.793.61
Rokan Hulu
7.
Kabupaten
Rokan hilir
8.
Kabupaten
1
44.000.337.195
37.827.194.409
47.706.000.000
Indragiri Hilir
Sumber : Biro Keuangan Propinsi Riau dan BPS
Berdasarkan data dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi
Pendapatan asli daerah (PAD) terbesar selama Tahun 2007 2009 yaitu di
Kabupten Kampar. Terjadi Peningkatan Pendapatan Asli daerah dari tahun 2007
sampai tahun 2009 dikabupaten Kampar, Yaitu 893.821.862.591 (Tahun 2007),
1.151.957839.637 (Tahun 2008) dan pada tahun 2009 terjadi penurunan dari tahun
2008 dengan realisasi 1.034.499.825.397. sedangkan realisasi Pendapatan Asli
Daerah terendah selama periode tahun 2007 2009 ada di kabupaten Rokan Hulu,
dapat dilihat dari tabel diatas bahwa Realisasi Pendapatan Asli Daerah di tahun
Kota/
No
Kabupaten
Kota
2007
2008
2009
327.161.000.000
351.339.422.800
340.970.891.00
1.
Pekanbaru
Kota Dumai
0
93.479.000.000
94.441.796.000
113.529.596.00
2.
0
Kabupaten
241.850.000.000
244.763.763.000
217.218.055.00
3.
Kampar
4.
Kabupaten
0
272.524.000.000
291.388.945.000
Kuantan
273.037.374.00
0
Singingi
5.
Kabupaten
Bengkalis
206.723.000.000
51.680.750.000
6.
Kabupaten
198.648.672.230
201.064.732.000
Rokan Hulu
7.
Kabupaten
239.214.656.00
0
91.848.000.000
39.969.000.000
32.436.000.000
368.790.000.000
389.699.955.000
399.637.979.00
Rokan hilir
8.
Kabupaten
Indragiri Hilir
Mean
Belanja Modal
Std.
Deviation
Minimum
Maximum
4.2200E1
1
4.24779E11
24
Pendapatan Asli
Daerah
1.8608E1
1
3.28931E11 22599453448.0
0 1151957839637.0
0
24
2.2488E1
1
1.29422E11
24
20481332936.0 1547630712630.0
0
0
0
399637979000.00
Untuk Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai rata-rata (mean) selama tiga
tahun sebesar 1.8608. Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai standar deviasi
sebesar 3.28931. Dana Alokasi Umum memiliki nilai rata-rata (mean) selama tiga
tahun sebesar Rp 2.2488. Dana Alokasi Umum memiliki nilai standar deviasi
sebesar 1.29422 lebih kecil dari mean menunjukkan bahwa distribusi data
cenderung normal. Belanja Modal memiliki nilai rata-rata (mean) selama tiga
tahun sebesar 4.2200 Belanja Modal memiliki nilai standar deviasi sebesar Rp
4.24779.
4.3. Uji Normalitas
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat
histogram, hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Dan jika data
tersebut jauh menyebar di sekitar garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(Independen).
Uji
Model
1
(Constant)
Std.
Error
9.401E1 1.310E1
1
1
Beta
Collinearity
Statistics
T
7.175
Sig.
.000
Tolera
nce
VIF
Pendapatan Asli
Daerah
Dana Alokasi
Umum
-.103
.211
-.080 -.490
.629
.899 1.112
-2.219
.535
-.676 -4.145
.000
.899 1.112
periode yang diujikan dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi harus dilihat nilai uji D-W.
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R Square
.705a
Adjusted R
Square
.498
.450
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
3.15091E11
1.933
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
Heteroskedisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedasitas atau tidak
terjadi Heteroskedisitas karena data crossection mengandung berbagai ukuran
(kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2006).
Model
1
df
Mean Square
Regression
2.065E24
1.033E24
Residual
2.085E24
21
9.928E22
Total
4.150E24
23
F
10.400
Sig.
.001a
Dari Tabel di atas, diperoleh nilai uji F sebesar 10,400 dan signifikan pada
0,001 < 0,05. Dengan demikian H0 di tolak dan Ha di terima yang berarti semua
variabel independen ( Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum) secara
simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Belanja
Modal).
4.5.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukan
persentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.
Persentase tersebut menunjukan seberapa besar variable independent (Pendapatan
Asli Daerah dan Dana alokasi Umum) dapat menjelaskan variable dependen nya
(Belanja Modal). Semakin besar koefisien determinasinya semakin baik variable
dependen
dalammenjelaskan
variable
independennya.
Dengan
demikian
Model
1
R
.705a
R Square
.498
Adjusted R
Square
.450
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
3.15091E11
.933
Model Summaryb
Model
1
R Square
.705a
Adjusted R
Square
.498
Std. Error of
the Estimate
.450
Durbin-Watson
3.15091E11
.933
Berdasarkan perhitungan
Model
Sig.
(Constant)
7.175
.000
-.490
.629
Dari hasil uji hipotesis pada tabel 4.9 di atas di peroleh nilai Thitung
sebesar 490 dan Ttabel Sebesar - 1.717 (Thitung < Ttabel) dan Pvalue sebesar
629 > 0.05. maka hasil penelitian ini menyatakan maka H0 diterima dan H1
ditolak. Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Asli
Daerah terhadap Belanja Modal.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bernanda Gatot Tri Bawono (2008) dan Nur Indah Rahmawati (2010), yang
menemukan bahwa PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
Dengan pemahaman bahwa peningkatan atau penurunan tingkat Pendapatan asli
daerah tidak atau belum tentu terjasi peningkatan dalam belanja modal karena
belanja modal termasuk bagian dari belanja daerah (Belanja Modal termasuk
komponen dari Belanja Daerah).
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
daerah itu sendiri, misalnya Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Pendapatan dari Laba
Perusahaan Daerah dan lain-lain Pendapatan Yang Sah (Mardiasmo, 2002).
Seperti yang di ketahui bahwa Belanja modal termasuk dari bagian kelompok
belanja langsung merupakan bagian dari balanja daerah. Sesuai dengan hasil
penelitian diatas, maka semakin besar Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh
maka akan semakin besar pula dana yang harus di salurkan lewat belanja langsung
untuk melakukan aktivitas pemerintah dan program-program pembangunan
daerah. Namun hal itu belum tentu sepenuhnya terjadi kenaikan pada belanja
modal karena belanja modal hanya bagian dari kelompok belanja langsung dari
belanja daerah.
4.6.2 Pengujian hasil penelitian hipotesis kedua.
Pengujian hipotesis kedua digunakan untuk mengetehui apakah variable
independent mempunya pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen
yaitu antara Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal.
Model
(Constant)
Dana Alokasi Umum
Sig.
7.175
.000
-4.145
.000
Dari hasil uji hipotesis pada tabel 4.10 di atas di peroleh nilai Thitung
sebesar 4.145 dan Ttabel Sebesar - 1.717 (Thitung > Ttabel) dan Pvalue sebesar
0.000 < 0.05. maka hasil penelitian ini menyatakan maka H0 ditolak dan H2
diterima. Artinya, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Dana Alokasi umum
terhadap Belanja Modal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
oleh oleh Bernanda Gatot Tri Bawono (2008) dan Nur Indah Rahmawati (2010),
yang menemukan bahwa secara parsial DAU mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap belanja Daerah. Dengan pemahaman bahwa apabila belanja
modal menurun maka dapat dipastikan bahwa belanja langsung juga akan
menurun karena belanja modal merupakan kelompok dari belanja langsung dari
pada belanja Daerah.
Hal ini pun juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Holtz Eakin
(1985) dalam Syukriy Abdullah&Abdul Halim (2003) menyatakan bahwa
terdapat keterikatan yang sangat erat antara transfer dari pemerintah pusat dengan
belanja
daerah.
Penelitian
Gamkhar&Oates
(1996)
dalam
Syukriy
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan :
a. Rata-rata realisasi Pendapatan Asli Daerah di Propinsi Riau periode 20072009 adalah Rp 186.079.982.367,94 dan Rata rata realisasi Dana Alokasi
Umum di Propinsi Riau Periode tahun 2007- 2009 adalah Rp.
211.725.691.126,25. dan untuk Rata-rata realisasi belanja modal di
Propinsi
Riau
periode
tahun
2007-2009
adalah
sebesar
Rp.
422.002.562.045,90.
b. Dari Hasi uji hipotesis pertama di peroleh di peroleh nilai Thitung sebesar
490 dan Ttabel Sebesar - 1.717 (Thitung < Ttabel) dan Pvalue sebesar
629 > 0.05. maka hasil penelitian ini menyatakan maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah
Kabupaten/ kota di Propinsi Riau.
c. Dari hasil uji hipotesis kedua di peroleh nilai Thitung sebesar 4.145 dan
Ttabel Sebesar - 1.717 (Thitung > Ttabel) dan Pvalue sebesar 0.000 <
0.05. maka hasil penelitian ini menyatakan maka H0 ditolak dan H2
diterima. Artinya, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Dana Alokasi
umum terhadap Belanja Modal pada kabupaten/ kota di Propinsi Riau.
d. Dari hasil uji Koefisien Determinasi (R2) diperoleh nilai koefisien
Determinasi
sebesar
sebesar
0.498.
Hal
ini
menujukan
bahwa
5.3 SARAN
a. Bagi pemerintah daerah agar dapat berusaha untuk mengoptimalkan
tingkat pendapatan asli daerah misalnya dengan membentuk peraturan
daerah tentang pajak dan retribusi daerah secara jelas dan tegas ataupun
dengan memberikan kesempatan bagi putra -putra daerah untuk
mengelola/bekerjasama dengan pihak -pihak yang mampu mengelola
sumber daya yang dimiliki daerah , sehingga sumber-sumber pendapatan
daerah mampu dimanfaatkan sebaik mungkin dan hal ini berarti bahwa
pendapatan
asli
daerah
akan
semakin
meningkat
dan
tingkat
DAFTAR PUSTAKA
UU RI. 2004. Undang-Undang Ripublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
UU RI. 2004. Undang-Undang Ripublik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
PP RI 24. 2005, Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
PP RI 58. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jacob Junian Endiartia, Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli Daerah,
dan dana alokasi umum terhadap Pengalokasian anggaran belanja modal
pada Kabupaten dan kota di jawa barat dan jawa tengah, 2008
Bernanda Gatot Tri Bawono, Pengaruh dana alokasi umum (DAU) dan
Pendapatan asli daerah (PAD) terhadap belanja Pemerintah daerah pada
kabupaten/kota Di Jawa barat dan Banten, 2008.
Anjar Setiawan, Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah Pada Provinsi Jawa Tengah, 2010
Abdullah, Syukriy & Abdul Halim, Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah :
Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali, 2003.
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah , Andi, Yogyakarta,
2002.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Prakosa, Kesit Bambang, Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah ; Studi
Empirik di Wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY, JAAI Vol 08 No 2,
Desember, 2004.
Ghozali, Imam, Arifin Sabeni. 1997. Pokok-pokok Akuntansi Pemerintahan. Edisi
4. Penerbit BPFE: Yogyakarta.
Kawedar, Warsito, Abdul Rohman, dan Sri Handayani. 2007. Akuntansi Sektor
Publik: Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan
Daerah. Penerbit UNDIP: Semarang.
Nur Indah Rahmawati, Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan dana alokasi
umum (DAU) Terhadap alokasi belanja daerah Pada Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah, 2010.
Badan Pusat Statistik. (2011). Riau dalam Angka 2011. Pekanbaru.
http://www.riau.go.id
http://birokeuangan.riau.go.id/
http://riau.bps.go.id/