Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RISIKO

MENGIDENTIFIKASIKAN RISIKO

OLEH :
KELOMPOK 3
1. LIDYA STEFANY MOI BAY (1810030150)
2. HADIDJAH AINUN ZULKIFLI (1810030247)
3. PRATIWI RAGA (1810030225)
4. VIRLY ATALIA A. HINGMADI (1810030108)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
bertema “Mengidentifikasikan Risiko” . Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Risiko.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kupang, September 2020


Penulis
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................
2.1 Survei Risiko...........................................................................................................................
2.2 Metode Identifikasi Risiko.......................................................................................................
2.3 Penggunaan Pihak Luar untuk Mengidentifikasikan Risiko.....................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum memanajemeni risiko maka harus dapat diketahui adanya risiko itu, yang
berarti membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya terhadap
aktivitas perusahaan. Pengidentifikasian risiko sering pula disebut mendiagnosis risiko.
Apabila semua kerugian potensial yang mungkin menimpa suatu perusahaan tidak
diketahui maka tidak mungkin memanajemeni risiko perusahaan yang bersangkutan. Dalam
keadaan tidak diidentifikasikannya semua risiko, berarti perusahaan yang bersangkutan tidak
menanggung sendiri risiko tersebut secara tak sadar.
Proses manajemen risiko dimulai dengan identifikasi risiko, yaitu menemukan semua
risiko kerugian dan potensi kerugian secara berhati-hati dan sistematis. Proses ini dimulai
dengan melaksanakan survei. Artinya, pengidentifikasian dikaitkan dengan cara penanganan
risiko yang tersedia atau yang sedang dipakai untuk masing-masing kerugian atau kerugian
potensial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu survei risiko ?
2. Apa saja metode-metode yang dipakai untuk mengidentifikasi risiko ?
3. Bagaimana cara penggunaan pihak luar untuk mengidentifikasikan risiko ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang survei risiko.
2. Untuk mengetahui metode dalam mengidentifikasikan risiko.
3. Untuk mengetahui penggunaan pihak luar untuk mengidentifikasikan risiko.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Survei Risiko


Survei risiko dan survei asuransi dikenal dengan berbagai nama, seperti perencanaan
risiko, audit risiko, dan analisis risiko. Dalam praktiknya, survei ini didesain untuk
menemukan risiko dan peril sambil memperkirakan metode untuk mengantisipasinya.
2.2 Metode Identifikasi Risiko
Metode identifikasi risiko bervariasi sesuai dengan bervariasinya informasi yang
tersedia, jenis perusahaan, dan keinginan manajer risiko. Secara umum ada 5 (lima) metode
yang efektif untuk mengidentifikasikan risiko, yaitu :
1. Peta eksposur kerugian,
2. Analisis laporan keuangan,
3. Analisis peta-aliran fungsi dan operasi perusahaan,
4. Analisis sistem, serta
5. Inspeksi perorangan.

1. Peta Eksposur Kerugian


Salah satu metode paling umum dilakukan adalah membuat daftar yang terperinci dari
eksposur kerugian. Daftar itu terkadang digambarkan berupa sebuah peta yang dikenal
dengan sebutan peta eksposur kerugian.
Perusahaan asuransi ada yang menerbitkan formulir survei ini, yang diberi nama
cheklist, yang dapat dipakai oleh perusahaan sebagai titik permulaan untuk melakukan
analisis. Untuk menggunakan checklist itu, di perlukan suatu pendekatan yang sistematis
dalam menentukan mana dari kerugian potensi yang tercantum dalam checklist itu yang di
hadapi oleh perusahaan yang sedang di analisis.
Manajer risiko seharusnya menjalankan sendiri kedua langkah itu, kalau tidak, ia harus
percaya saja pada jasa agen asuransi, broker, atau konsultan. Selain dari checklist yang di
publikasikan, manajer risiko harus punya checklist-nya sendiri. Hal itu di perlukan agar
manajer dapat menambahkan potensi kerugian yang tidak dapat di dalamnya karena
biasanya checklist yang di terbitkan perusahaan asuransi hanya menyangkut risiko yang
dapat di asuransikan.
2. Klasifikasi kerugian
Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist sebagai
berikut:
a. Kerugian hak milik (priperty losses)
1. Kerugian langsung yang di hubungkan degan kebutuhan untuk menganti atau
reparasi kehilangan harta.
2. Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang
rusak akibat kerugian langsung.
3. Kerugian pendapatan (net income), seperti penghentian kegiatan sementara yang di
sebabkan oleh suatu kerugian di mana tidak boleh di tempatinya rung kerja.
b. Kewajiban mengganti kerugian orang lain (liablity losses), Kewajiban mengganti
kerugian orang lain (liablity losses) terjadi karena rusaknya hak milik orang lain.
c. Kerugian personalia (personnel losses)
1. Kerugian bagi perusahaan karena kematian, cacat, atau mengundurkan dirinya
pegawai, langganan, atau pemilik.
2. Kerugian bagi keluarga pegawai, yang di sebabkan oleh kematian, cacat, atau
pemberhentian.
Berdasarkan penjelasan di atas, pengidentifikasian risiko adalah menggunakan checklist
yang di bangun dalam langkah pertama untuk menemukan risiko dan menjelaskan jenis-
jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam hal-hal tertentu, orang yang
memakai checklist sudah begitu menguasai tentang seluk-beluk harta, operasi, dan personil
perusahaan yang bersangkutan sehingga ia dapat mengidentifikasikan risikonya degan
mengambil tiap item dalam checklist itu, tanpa banyak menemui kesulitan.
Kebanyakan perusahaan sifat operasinya sifat kompleks, berdiversifikasi, dan dinamis
sehingga di perlukan penggabungan berbagai metode yang lebih sistematis untuk
mengeksplorasi semua segi dari sebuah perusahaan tertentu. Metode yang di anjurkan
untuk di pergunakan antara lain:
a) Questionnaire analisis risiko (risk analysis questionnaire),
b) Metode laporan keuangan (financial statement method),
c) Metode peta aliran (flow-chart)
d) Inspeksi langsung pada objek,
e) Interaksi yang terencana degan bagian-bagian perusahaan,
f) Catatan statistik dari kerugian masa lalu,
g) Analisa lingkungan, dan
h) Analisis sistem
Sebelum memakai metode-metode tersebut perlu ditekankan tiga hal berikut.
Pertama: masing-masing metode itu saling melengkapi. Oleh karena itu, jangan percaya
pada hasil satu metode saja
Kedua: risiko yang di hadapi mungkin berubah-ubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
pengidentifikasi risiko merupakan satu proses yang berkesinambungan.
Ketiga: gap yang mungkin terdapat dalam checklist sebaiknya di koreksi.
3. Analisis Kuesioner
Analisis ini menjuruskan manajer risiko untuk memastikan bahwa informasi yang di
perlukan berkenaan degan harta operasi perusahaan tidak ada yang di perlukan. Untuk
memperkuat informasi ini, manajer risiko akan mempertimbangkan semua informasi yang
di gunakan dalam metode-metode lainya bedanya adalah pertanyaan dalam kuesioner
tersebut menjuruskan penyelidikan itu.
4. Metode Laporan Keuangan
Dengan menganalisis neraca, laporan laba rugi dan catatan lain yang menyokongnya,
manajer risiko bisa mengidentifikasi semua risiko bisa mengidentifikasikan semua risiko
yang berkenaan degan harta, utang, dan personalia perusahaan. Apabila menggabungkan
laporan keuangan ini degan ramalan keuangan dan anggaran maka manajer dapat
menemukan risiko yang akan di hadapi, sebab setiap akhir dari transaksi bisnis menyangkut
baik uang maupun hak milik. Berdasarkan metode ini, setiap rekening (account) di pelajari
secara mendalam mengenai kerugian potensial yang bisa diciptakan oleh account itu
selanjutnya, dapat diketahui bahwa laporan keuangan berguna pula dalam mengukur risiko.
Contohnya: pengidentifikasian risiko berhubungan degan invertory yang terdapat dalam
laporan keuangan.
Tabel contoh identifikasi risiko inventory
Nama Pemilikan, Personil atau Kerugian Potensial Peril
Barang Kegiatan Tertentu
Inventory Bahan Mentah : Kerugian harta Kebakaran, angin
Dalam tangan suplier. langsung. topan, meledak dan
Dalam perjalanan menuju Tidak langsung. bahaya fisik.
gudang dalam truk milik Pendapatan neto. Vandalisme,
suplier. perampokan,
bahaya yang
disebabkan
kealpaan manusia.
Gudang : Kerugian yang bersifat Pelanggaran
Dalam perjalanan ke tanggung jawab : bergaransi.
pabrik dengan truk milik disebabkan oleh truk, Kecelakaan badan
sendiri atau truk pabrik. bangunan, produk, bagi pegawai.
kecelakaan yang Kecelakaan lalu
menimpa pegawai. lintas.
Barang Jadi : Kerugian personil Kematian,
Pabrik. terhadap perusahaan kesehatan yang
Dalam perjalanan ke dan keluarga buruk,
gudang pemberhentian
Truk sendiri pensiun.
Angkutan umum
Gudang
Dalam perjalanan ke
pengecer
Truk sendiri
Angkutan umum
Dalam tangan pengecer
independen

5. Metode Peta Aliran


Suatu peta aliran menggambarkan seluruh operasi dari perusahaan yang bersangkutan,
yang dimulai dari bahan mentah, listrik, dan input yang lain-lain pada lokasi supplier dan
berakhir dengan produk jadi dalam tangan langganan. Checklist dari kerugian potensial
dipakaikan pada masing-masing milik dan operasi yang terlihat dalam peta aliran itu, untuk
menentukan kerugian yang mana yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.
Pemasok A Gudang 1 Pabrik 1 Gudang 3 Pengecer 1

Pengecer 2
Pemasok B
Konsumen

Pemasok C Gudang 2 Pabrik 2 Gudang 4 Pengecer 3

Pengecer 4

Dengan mempergunakan Checklist dan peta aliran di atas, dapat dilakukan analisis sebagai
berikut :
a. Kerugian yang berkenaan dengan harta
Penggantian atau reparasi truk, pabrik, mesin, bahan mentah , barang dalam proses,
barang jadi, yang bisa disebabkan oleh bencana fisik atau bencana yang disebabkan
oleh manusia, baik dalam bangunan perusahaan maupun dalam perjalanan. Penutupan
maupun mengurangi operasi perusahaan disebarkan oleh kerugian langsung harta milik.
b. Kerugian yang berkenaan tanggung jawab
Tanggung jawab mengganti kerugian terhadap kerusakan badan maupun harta pihak
langganan sebab produk yang defektif, terhadap pengunjung karena bangunan yang
rusak, terhadap yang lain-lain disebabkan kelengahan sopir truk perusahaan. Tanggung
jawab menurut undang-undang berkenaan dengan kecelakaan pegawai yang sedang
bekerja.
c. Kerugian personil.
Kerugian bagi perusahaan karena kematian atau cacat (tidak bias bekerja lagi) pegawai-
pegawai penting (yang menentukan). Kerugian bagi keluarga pegawai yang
bersangkutan karena kematian, kesehatan yang buruk, pensiun, atau pemberhentian.
Selanjutnya, setiap bagian operasi perusahaan dapat dibuatkan peta tersendiri yang
lebih terperinci.
6. Inspeksi Langsung pada Objek
Seorang manajer risiko dengan mengamati secara langsung operasional, seperti
bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, dan kebiasaan kerja pegawai, sehingga ia
dapat mempelajari lebih banyak dan meyakinkan tentang Hazard yang mungkin tidak
pernah ditemukan dalam laporan tertulis. Untuk itu infeksi langsung ke objek ini
merupakan suatu keharusan.
7. Interaksi dengan Bagian Lain
Keberhasilan manajer risiko mengidentifikasi risiko terutama bergantung pada kerja sama
yang erat dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan. Manajer bagian-bagian ini secara
konstan menjadi awas terhadap risiko yang dihadapinya. Interaksi ini meliputi :
a. Memperoleh pemahaman yang sempurna dari kegiatan suatu bagian, mengidentifikasi
kerugian potensial yang ditimbulkan oleh kegiatan itu maka manajer risiko sering
mengunjungi manajer bagian tersebut, serta dapat mengadakan Tanya jawab langsung
dengan pegawai.
b. Laporan lisan ataupun tertulis dari bagian-bagian perusahaan itu, baik atas inisiatif
mereka, maupun sebagai laporan rutin yang memberi informasi yang up to date
mengenai perkembangan yang relevan.
8. Catatan Statistik dari Kerugian
Pendekatan ini dapat memberikan petunjuk tentang kerugian yang telah lalu dan yang
telah terjadi.
9. Analisis Lingkungan
Lingkungan yang relevan adalah langganan, pemasok, saingan, undang-undang, dan
ketentuan-ketentuan lainnya. Dalam menganalisis masing-masing komponen,
pertimbangan yang penting adalah sifat hubungannya, keanekaannya, dan kestabilannya.
Misalnya, apakah produksi didistribusikan langsung kepada suatu grup pembeli ataukah
secara tidak langsung melalui grosir, pengecer, dan kepada orang banyak? Apakah
langganan itu keluarga, perusahaan, ataukah pemerintah? Manakah servis yang penting,
pemasok tunggal atau pemasok majemuk?
Kontrak apakah yang telah dibuat dengan pemasok? Apakah persaingan memerlukan
kampanye melalui iklan dan berkemungkinan membangkitkan klaim terhadap produk yang
tidak memenuhi syarat? Kewajiban apakah yang palingb penting yang dibebankan oleh
pemerintah, konsumen dan asosiasi?
2.3 Penggunaan Pihak Luar untuk Mengidentifikasikan Risiko
Manajer risiko boleh percaya pada agen asuransi, Broker, atau konsultan manajemen
risiko untuk melakukan pekerjaan yang terperinci mengidentifikasikan risiko. Akan tetapi,
mempercayai sepenuhnya pihak luar untuk pengidentifikasian pada suatu ketika bisa
mengandung kelemahan. Pertama, walaupun banyak dari agen asuransi dan broker
berpengalaman tetap saja menemukan risiko pada berbagai perusahaan, tetapi kebanyakan
mereka membatasi bagi risiko yang diasuransikan saja. Kedua, disebabkan oleh waktu dan
energi yang dikerahkan dalam mempersiapkan survei menyeluruh, terutama bagi perusahaan
besar sehingga kebanyakan agen asuransi dan broker yang penghasilannya tergantung pada
komisi yang diberikan oleh perusahaan asuransi. Hal ini dapat dimengerti, mereka menolak
melakukan survei menyeluruh.
Akan tetapi, kelemahan ini sudah berangsur hilang karena semakin banyak konsultan
manajemen risiko yang berpraktik atas dasar kontrak kerja dengan perusahaan yang
bersangkutan, dan tidak ada hubungannya dengan perusahaan asuransi yang ingin
memasarkan asuransinya. Untuk melaksanakan survei sendiri memang memakan waktu,
tetapi lebih baik manajer risiko untuk mengamati dari dekat sumber risiko yang melekat pada
hak milik, operasi, dan management philoshophy karena manajer risiko akan mengambil
keputusan dengan hasil yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identifikasi Risiko adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko
yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan yang
dilakukan oleh manajer perusahaan untuk perusahaannya
Secara umum ada lima metode yang melaksanakannya.
1) Peta eksposur kerugian
2) Analisis laporan keuangan,
3) Analisis peta-aliran fungsi dan operasi perusahaan,
4) Analisis sistem, serta
5) Inspeksi perorangan.
Penggunaan pihak luar merupakan cara manajer risiko untuk membantunya
mengidentifikasi risiko perusahaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Herman. 2016.Manajemen Risiko edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai