Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH STANDAR BELANJA

MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

KELOMPOK 5

NAMA NIM
1. RAYHANIL VEBRIAN 17043148
2. SILVIA WULANDARI 17043156
3. MIA FAADHILAH 17043172

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang kami
haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Standar Biaya.

Adapun makalah tentang Standar Biaya ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Standar Biaya ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 5 november 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu fungsi APBD adalah sebagai alat perencanaan bagi eksekutif untuk mengendalikan
belanja. Pengendalian belanja ini salah satu instrumennya adalah melalui penerapan standard biaya
yang dalam hal ini mencakup dua hal yaitu biaya standard per unit input dan biaya standard per
kegiatan. Dalam sistem anggaran kinerja yang diterapkan pada era otonomi sekarang ini, biaya
standar per unit input disebut Standar Satuan Harga (SSH) dan biaya standar per kegiatan disebut
Analisis Standar Belanja (ASB). Penetapan biaya standar atau standar belanja ini sangat penting
kaitannya untuk pengendalian APBD dari aspek pengeluaran. Biaya standar atau biaya belanja harus
sudah sesuai dengan yang distandarkan sebelumnya atau tidak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Manfaat Biaya Standar ?

2. Bagaimana Jenis Biaya Standar ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Memahami Manfaat Biaya Standar.

2. Memahami enis Biaya Standar.


BAB II

PEMBAHASAN

BIAYA STANDAR (STANDARD COST)

Biaya standar adalah pengukuran dari dua elemen –elemen biaya yang seharusnya terjadi untuk
melakukan suatu kegiatan atau membuat suatu unit produk. Standar mempunyai arti patokan,
pacuan, pedoman, benchmark atau tolak ukur. Dengan demikian biaya standar dapat diartikan
sebagai patokan atau acuan biaya yang ditentukan di tahap perencanaan untuk mengukur
pelaksanaan (implementasi) biaya sesungguhnya. Biaya standar harus disusun secara cermat dengan
memperhitungkan semua faktor internal maupun eksternal. Penyusunan biaya standar yang terlalu
ketat dapat megurangi fleksibilitas anggaran pada saat implementasi apabila terjadi perubahan
signifikan terkait dengan perubahan lingkungan makro dan asumsi anggaran. Namun sebaliknya,
biaya standar yang terlalu longgar juga kurang sesuai dengan tujuan efisiensi anggaran dan
mendorong terjadinya moral hazard pegawai untuk memboroskan anggaran.

MANFAAT BIAYA STANDAR

Manfaat dari penetapan biaya standar adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat perencanaan anggaran


2. Sebagai alat pengawasan pelaksanaan anggaran
3. Sebagai alat pengukuran kinerja

1.BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ANGGARAN

Biaya standar memiliki peran penting dalam perencanaan anggaran, yaitu sebagai pedoman bagi
setiap satuan kerja untuk mengisi rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-
SKPD), terutama RKA-SKPD 2.1 dan RKA-SPKD 2.2.1 RKA-SKPD 2.1 adalah rincian anggaran belanja
tidak langsung satuan kerja perangkat daerah, sedangkan RKA-SKPD 2.2.1 adalah rincian anggaran
biaya langsung menurut program dan perkegiatan satuan kerja perangkta daerah.

2.BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Biaya standar juga dapat digunakan sebagai alat pengawasan pelaksanaan anggaran, yaitu untuk
memastikan bahwa pelaksanaan anggaran telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Auditor
berkepentingan untuk memeriksa apakah entitas yang diaudit telah ditetapkan, apakah terajdi
penyimpangan atau mark up biaya.

3.BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA

Biaya standar dapat digunakan sebagai alat untuk pengukuran kinerja, yaitu dengan cara
membandingkan biaya standar yang dianggarkan dengan realisasinya atau lebih populer disebut
analisis varians. Secara umum, dalam arti tidak terdapat kejadian yang luar biasa, jika realisasi biaya
ternyata lebih rendah dibandingkan biaya yang dianggarkan maka kinerjanya dinilai baik karena
berarti mampu melakukan efesiensi. Sebaliknya jika realisasi biaya lebih tinggi dari biaya dianggarkan
maka kinerjanya dinilai kurang lebih baik karena dimungkinkan terjadi pemborosan anggaran.
Setidak-tidaknya setiap SKPD harus berupaya agar realisasi biaya tidak melampaui biaya standar
yand ditetapkan dlam anggaran.

JENIS BIAYA STANDAR

Beberapa jenis biaya standar yang dapat digunakan dalam menyusun APBD adalah sebagai berikut:

a. Standar satuan harga (SSH), yaitu biaya standar per unit input. Standar satuan harga
digunakan sebagai biaya standar dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran. SSH dapat
digunakan untuk penetapan biaya standar pada:
- Belanja sewa peralatan, kendaraan. Dan gedung
- Belanja bahan pakai habis
- Belanja gaji, honorarium, upah, uang lembur, dan tunjangan
- Belanja bahan/ material
- Belanja cetak dana penggandaan
- Belanja makan dan minum
- Belanja perjalanan dinas
- Belanja pakaian seragam kerja
- Belanja beasiswa pendidikan PNS

Untuk penentuan standar satuan harga dapat digunakan beberapa metode, antara lain survei harga
pasar, studi banding, wawancara, browsing via internet, dan sebagainya. Untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya perubahan harga nanti pada saat implementasi anggaran perlu juga
ditambahkan faktor penyesuaian dari harga paling ekonomis yang diperoleh.

b. Analisis standar belanja (ASB), yaitu biaya standar untuk setiap jenis kegiatan, misalnya biaya
standarpenyelenggaraan kegiatan workshop, sosialisais, bimbingan teknis, penyusunan
laporan keuangan, penyediaan atau pengadaan barang dan jasa, dan sebagainya. ASB
digunakan sebagai landasan penyusunan dan pelaksanaan aanggaran suatu kegiatan. ASB
dihitung dengan cara mengalikan standar volume per rincian objek belanja suaut kegiatan
dengan standar kegiatan dengan standar satuan harga yang ditetapkan.
c. Biaya/tarif standar nasional, yaitu biaya standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
pusat melalui peraturan perundangan yang harus diikuti daerah, misalnya standar gaji dan
tunjangan PNS, belanja perjalanan dinas luar daerah atau luar negeri, standar harga satuan
bangunan gedung negara, standar harga satuan bangunan jalan dan jembatan, dan
sebagainya.
d. Harga perkiraan sendiri (HPS) atau owners estimate (OE), yaitu perkiraan biaya atau harga
yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan atas kegitan pengadaan barang/jasa pada
instansi pemerintahan. HPS memberikan beberapa manfaat bagi pemerintah daeerah yaitu:
- Sebagai dasar untuk menilai kewajaran harga penawaran yang disampaikan pihak
penyedia.
- Sebagai dasar bagi penetapan nilai nominal jaminan penawaran
- Sebagai patokan dalam hal seluruh penawaran diatas pagu anggaran
- Seabgai alalt untuk menghindari korupsi dalam pengadaan barang dan jasa
- Sebgai bahan perhitungan penyesuaian harga
- Sebagia acauan dalam negosiasi harga pada proses penunjukan langsung atas
pengaadaan jasa dan konsultasi

Cara membuat HPS dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan secara jenis-jenis pekerjaan yang akan dibuat OE/HPS


2. Menentukan asumsi-asumsi
3. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan:
a. DPA-SKPD (dokumen pelaksanaan anggaran SKPD)
b. Analisis harga satuan (rencana anggaran biaya/RAB) bersangkutan sewaktu pengajuan
anggarna
c. Harga satuan dasar upah setempat
d. Harga satuan dasar bahan dan sewa alat setempat
e. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh pemerintah darah, asosiasi
tekait, pabrikan, dan dari instansi berwenang serta sumber data yang dapat
dipertanggungjawabkan
f. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang ditetapkan pemerintah
g. Survei kondisi lapangan
h. Harga satuan paket kontrak sejenis sebelumnya yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya
i. Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/engineers estimate (EE)
j. Harga satuan kontrak terdekat
k. Daftar biaya standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti:
- Harga satuan umum dan harga satuan jasa konsultasi yang dikelurakan departemen
keuangan
- Harga satuan pokok kegiatan ditingakt pusat yang diterbitkan departemen terakit
- Harga satuan pokok kegiatan diitngakt provinsi/kabupaten/kota yang diterbitkan pemda
- Harga satuan bangunan gedung negara oleh pemerintah kabupaten/kota

BIAYA STANDAR DAN ANGGARAN

Biaya standar dan anggaran merupakan dua hal yang saling terkait. Biaya standar digunakan untuk
mementukan biaya per unit, sedangkan anggaran digunakan untuk menentukan seluruh belanja
yang akan terjadi selama satu periode tertentu. Dengan demikian biaya standar merupakan salah
satu rincian dari anggaran. Oleh karena itu, idealnya biaya standar baik berupa SSH,ASB atau biaya
standar dari pusat harus ditetapkan terlebih dahulu sebagai pedoman untuk penyusunan anggaran.
Tanpa adanya biaya standar tersebut penyusunan anggaran kurang mencerminkan prinsip value for
money (ekonomis, efisien, dan efektif), dan bisa terjebak pada praktik mark up anggaran.

SELISIH (VARIANS)
Perbedaan biaya standar dengan biaya sesungguhnya disebut selisih (varians). Terdapat dua jenis
selisih anggaran , yaitu selisih menguntungakan (favorable variance) dan selisih merugikan
(unfavorable variance), selisih menguntungkan terjadi apabila biaya sesungguhnya lebih rendah
daripada biaya standar, sedangkan selisih merugikan apabila biaya sesungguhnya harus dievaluasi
kaitannya dengan faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya selisih tsb dan apakah selisih
tsb signifikan ataukah dapat ditoleransi. Terjadinya selisih belanja bisa disebabkan karena adanya
selisih harga atuapun selisih volume (kuantitas).

Ada beberapa selisih yang terajdi pad unsur belanja dan sebab-sebab terjadinya:

a. Selisih pada belanja tidak langsung, meliputi


- Selisih belanja pegawai
- Selisih belanja bunga
- Selisih belanja subisidi
- Selisih belanja bantuan sosial
- Selisih belanja bantuan keuangan
- Selisih belanja tidak terduga
b. Selisih pada belanja langsung, meliputi:
- Selisih belanja pegawai
- Selisih belanja barang
- Selisih belanja modal

PENYESUAIAN BIAYA STANDAR

Idealnya penyusunan biaya standar sudah didasarkan pada perhitungan dan estimasi-estimasi yang
tepat, realitas dan rasional dengan memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi seperti
kenaikan harga-harga barang, tarif upah dan biaya-biaya lain dimasa yang akan datang. Dalam
menyusun perkiraan biaya terlebih dahulu perlu dilakukan pengakajian atas baiya masa lalu sebagai
pertimbangan, serta memperhitungkan dan memperkirakan hal-hal yang akan atau mungkin terjadi
dimasa depan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Biaya standar dapat diartikan sebagai patokan atau acuan biaya yang ditentukan di tahap
perencanaan untuk mengukur pelaksanaan (implementasi) biaya sesungguhnya. Biaya standar harus
disusun secara cermat dengan memperhitungkan semua faktor internal maupun eksternal.

Biaya standar dan anggaran merupakan dua hal yang saling terkait. Biaya standar digunakan untuk
mementukan biaya per unit, sedangkan anggaran digunakan untuk menentukan seluruh belanja
yang akan terjadi selama satu periode tertentu. Dengan demikian biaya standar merupakan salah
satu rincian dari anggaran.

Anda mungkin juga menyukai