Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA

BIAYA STANDAR, KAIZEN COSTING, DAN TARGET COSTING

DISUSUN OLEH :
ABDUL RACHMAT (01031381621150)
MAHARANI AYU WULANDARI (01031381621155)
MUTHIAH DINI SALAMAH (01031381621223)
RM. ILHAM ARSYAD (01031381621148)
SARAH RIZKA FEBRIANA (01031181621052)
SUCI RAHMAWATI (01031381621201)

DOSEN PEMBIMBING :
ERMADIANI, S.E, M.M, AK
DR. YULIA SAFTIANA, S.E, M.SI, AK
DR. E. YUSNAINI, S.E, M.SI, AK
EFVA DONATA GHOZALI, S.E, M.SI, AK

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas
mata kuliah Manajemen Biaya yang berjudul “Biaya Standar, Kaizen Costing, dan Target
Costing”.
Tim penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada ibu ERMADIANI, S.E, M.M,
AK, ibu DR. YULIA SAFTIANA, S.E, M.SI, AK, ibu DR. E. YUSNAINI, S.E, M.SI, AK,
dan ibu EFVA DONATA GHOZALI, S.E, M.SI, AK. Selaku dosen mata Kuliah Manajemen
Biaya yang telah membimbing dalam membuka wawasan kami dan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi kepada pembaca, penulis, dan terutama seluruh civitas akademika Universitas
Sriwijaya.

Palembang, 8 Maret 2019

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Pengendalian biaya yang memadai memerlukan perbandingan biaya aktual dengan
target atau jumlah yang ditentukan terlebih dahulu. Karena data historis tidak dapat
memenuhi kebutuhan untuk menentukan kinerja yang dapat diterima, akuntan
mengembangkan biaya standar. Biaya standar menyatakan berapa biaya yang seharusnya
dicapai dan dapat diterima, tetapi dengan kinerja yang tidak sempurna. Biaya standar
ditentukan secara ilmiah dengan menggunkan studi waktu dan estimasi rancangan teknik.
             Kebanyakan perusahaan tradisional telah menggunkan sistem biaya standar sebagai
pengendalian biaya utamanya. Walaupun demikian, ketika mereka mempebaiki sistem
manajemen biaya, mereka menemukan kekurangan pada sistem kalkulasi biaya standar
konvensionalnya.

1.2  Rumusan Masalah
 Apa kegunaan Standard Costing?
 Bagaimana hubungan antara Standard Costing dan Anggaran?
 Bagaimana menentukan Jenis-jenis standard?
 Apa pengertian Biaya Standar, Target costing dan Kaizen Costing?
 Apa perbedaan Target Costing, Kaizen Costing dan Biaya Standar ?

1.3 Tujuan
 Mengetahui kegunaan Biaya Standar
 Mengetahui hubungan antara Biaya Standar dan Anggaran
 Mengetahui cara menentukan Jenis-jenis standard
 Mengetahui pengertian Biaya Standar, Kaizen Costing dan TargetCosting
 Mengetahui perbedaan Biaya Standar, Kaizen Costing, danTarget Costing
BAB II
PEMBAHASAN
           
2.1  Pengertian Standard Costing (Biaya Standar)
Merupakan biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, dibawah kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
Biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan
dimuka merupakan pedoman didalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Apabila terjadi
penyimpangan maka yang dianggap benar adalah biaya standar sepanjang asumsi yang
mendasari penentuannya tidak berubah. Penentuan biaya standar harus dilakukan
penyelidikan terlebih dahulu dengan rancangan produk menggunakan bahan dan proses
produksi yang paling efisien.
Biaya standar merupakan sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa
tertentu yang ditentukan dimuka dengan cara menentukan besarnya biaya dari Material,
Direct Labor dan FOH untuk mengolah satu satuan produk/jasa tertentu.

Kelebihan Standar Costing:
1. Alat penting dalam menilai pelaksanaan kebijaksanaan sebelumnya
2. Pedoman untuk melakukan efisiensi
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan

Kelemahan :
1. Tidak flexible, dimana keadaan produksi selalu mengalami perubahan
2. Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tetap

Biaya standar ini dapat digunakan dalam metode harga pokok pesanan maupun
metode hargapokok proses, untuk perusahaan yang aktivitas produksinya bersifat rutin dan
berulang-ulang serta produknya telah distandarisasikan. Biaya standar tidak dapat digunakan
perusahaan yang sejumlah besar produksinya berbeda dalam jangka waktu yang relatif
pendek.

3    Aktivitas dalam sistem harga pokok standar :


-          Penentuan Standar
-          Pengumpulan Biaya yang sesungguhnya terjadi
-          Analisa Varian biaya standar dengan biaya sesungguhnya

2.2       Kegunaan Standar Costing (Biaya Standar)


Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Sehingga bermanfaat :
•         Merupakan alat yang penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
•         Memberikan pedoman bagi manajemen dalam pengendalian biaya dengan cara
perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.

2.3       Hubungan Standar Costing dengan Anggaran


Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakikatnya sama tujuannya
dengan suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, suatu anggaran dikaitkan dengan
jumlah biaya secara keseluruhan bukan dari jumlah biaya per unit.
Anggaran dan standar costing keduanya merupakan penentuan biaya yang dilakukan dimuka
sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.
  Beberapa perbedaan antara anggaran dengan Standar Costing antara lain :
1. Tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar
2. Anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar adalah
biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana
3. Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya
standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar kinerja lebih
baik.
4. Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian dalam perusahaan (pemasaran, produksi,
dan adm & umum) sedangkan biaya standar umumnya hanya untuk biaya produksi saja.
5. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa) penyebabnya
dengan teliti, sedangkan anggaran tidak didasarkan atas biaya standar, hanya menekan
penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya tidak diperiksa lebih lanjut.

2.4       Jenis-jenis Standar Costing


a. Standar Kapasitas Teoritis (theoretical capacity standard)
Standar ini mendasar kepada kemampuan produksi suatu departemen atau
pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya hambatan
atau penghentian proses produksi yang tidak dapat dihindari baik karena factor
internal maupun factor eksternal. Seringkali disebut sebagai standar pada kapasitas
penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai karena tidak mungkin dicapai.
  b. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)
Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang didasarkan
kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan yang tidak bisa
dihindari karena factor internal.

c. Standar Kapasitas Normal (normal capacity standar)


Merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan produksi
dihitung dari standar kegiatan teoritis dikkurangi hambatan-hambatan internal dan eksternal.

d. Standar Kapasitas yang diharapkan (expected capacity standar)


Menggunakan pendekatan jangka pendek. Biasanya tingkat produksi yang diharapkan
dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan
persediaan produk yang dikehendaki.

2.5  Harga Pokok Standar dan Unit Ekuivalen


     Penentuan Harga Pokok Standar dibagi menjadi 3 bagian :
-    Biaya Bahan Baku Standar
-    Biaya Tenaga Kerja Standar
-    Biaya Overhead Pabrik Standar
     
1.      Biaya Bahan Baku Standar
Terdiri dari :
-  Kuantitas Standar : Input fisik yang diperlukan
-  Harga Standar : Harga per satuan input fisik tersebut

Penentuan Kuantitas Standar Bahan Baku :


a.  Penyelidikan teknis, menyangkut penetapan spesifikasi, baik bentuk, ukuran, warna,
karakteristik pengolahan maupun kualitasnya.
b.   Analisa catatan masa lalu meliputi :
o   Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk dan pekerjaan yang sama.
o   Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan yang paling baik dan
yang paling buruk.
c. Penentuan harga standar bahan baku dengan cara melihat :
o   Daftar harga pemasok, catalog, brosur yang berkaitan dengan baha baku
o   Informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya perubahan harga dimasa
mendatang
d.   Harga yang dipakai sebagai harga standar, dapat berupa :
o   Harga yang diperkirakan terjadinya dimasa mendatang, biasanya untuk jangka waktu 1
tahun.

2.      Biaya Tenaga Kerja Standar


Terdiri dari :
-    Jam Tenaga Kerja Standar
-    Tarif Upah Standar

a.  Penentuan Jam Tenaga Kerja Standar


o   Menghitung rata-rata jam kerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan yang sama di masa
yang lalu
o   Membuat test run operasi produksi
o   Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan
o   Mengadakan taksiran yang reasonable didasarkan pengalaman dan pengetahuan

b.  Penentuan Tarif  Upah Standar


o   Kontrak kerja
o   Rata-rata hitung dan rata-rata tertimbang dari upah karyawan dimasa lalu untuk pekerjaan
yang sama
o   Penghitungan tarif upah dalam operasi normal

3.  Biaya Overhead Pabrik Standar


Penentuan Biaya Overhead Pabrik Standar dilakukan dengan cara menggunakan tarif
overhead standar yang dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead pabrik yang
dianggarkan pada kapasitas normal.

2.6   Analisa Variance/ Selisih


Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen biaya
yaitu :
a. Selisih bahan
b. Selisih tenaga kerja
c. Selisih BOP

Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnya.


Selisih pada umumnya terdapat 2 jenis :
1.       Selisih menguntung (favorable)
Standard > sesungguhnya
2.       Selisih tidak menguntungkan (unfavorable)
Standard < sesungguhnya

 PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS SELISIH (PROSEDUR PENCATATAN SELISIH)

REKENING SELISIH

                                    DEBIT                                 KREDIT

                                Unfavorable                                          Favorable


                        (tidak menguntungkan)                             (menguntungkan)

 KETENTUAN-KETENTUAN DALAM MENCATAT SELISIH


-BAHAN BAKU LANGSUNG
Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP. Persediaan bahan baku
dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan harga pada saat bahan baku diterima.
Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan variance dicatat
pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.

-UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG


Dalam sistem biaya standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke perkiraan BOP
dengan menggunakan jam standard yang ditentukan dengan tarif standard.
Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif
sesungguhnya) dengan biaya standard.
Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.

JURNAL : METODE I
A.  Untuk mencatat pembelian bahan baku.
Persediaan bahan baku (harga STD X Kwantitas ssg)            xxx
Variance harga bahan baku (unfavorable)                               xxx
                 Hutang                                                                                                  xxx

B.  Untuk mencatat pemakaian bahan baku.


B.D.P (tarif STD X STD Kwant)                                                        xxx
                  Selisih Kwantitas (favorable)                                                                   xxx
                  Persediaan bahan baku (tarif STD X Kwant ssg)                          xxx

CONTOH UNTUK TENAGA KERJA LANGSUNG


A.  Mencatat upah / gaji harus dibayar :
Upah / gaji (jam kerja ssg X tarif ssg)                                                xxx
                  Hutang upah / gaji                                                                                  xxx

B.  Mencatat alokasi upah / gaji dan selisih :


B.D.P (jam STD X tarif STD)                                                         xxx
Selisih tarif (UF)                                                                              xxx
Selisih efisiensi (UF)                                                                        xxx
                  Upah / gaji                                                                                            xxx

- BIAYA STANDARD OVERHEAD PABRIK DAN ANALISA VARIANCE


Selisih BOP terdiri dari :
a.       Metode 2 selisih
1.       Selisih Terkendali (Controllable Variance))
2.       Selisih Volume (Volume Variance)
Metode 2 selisih :
a.       Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + Sel. Eff. Variable
b.       Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap

b.  Metode 3 Selisih :


     1. Selisih Pengeluaran (Spending Variance)
     2. Selisih Kapasitas Menggangur (idle Capacity Variance)
     3. Selisih Kapasitas Menggangur (Efficiency Variance)
c.   Metode 4 Selisih
metode 4 selisih terdiri dari semua komponen yang ada dalam metode 3 selisih, hanya saja
selisih efisiensi dianalisa lebih rinci (detail), selisih pengeluaran atau selisih kapasitas
menganggur adalah sama dalam kedua metode tersebut.

Pada metode 4 variance, selisih efisiensi dianalisa berdasarkan komponen biaya tetap dan
komponen biaya variable.

3.   Selisih Efisiensi Biaya Tetap (Fixed Eff. Variance)


4.       Selisih Eff. Biaya Tidak Tetap (Variable Eff. Variance)
Metode 2 Selisih :
Selisih terkendali = sel. Pengeluaran + sel. Eff. Variable
Selisih volume = sel. Kapasitas + sel. Eff. Tetap

Total selisih (metode 1 selisih) :


Sel. Pengeluaran + sel. Kapasitas + sel. Efisiensi (tetap / variable).
2.7   Pengertian Target Costing dan Kaizen Costing
A. Target Costing
Target biaya atau target costing adalah metode penentuan biaya produksi dimana
perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan
harga kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang diharapkan.
Target biaya = harga jual – laba yang diharapkan.
Target costing merupakan  metode perencanaan laba dan manajemen laba yang
difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufacturing sehingga target
costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan proses desain dilakukan untuk
mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya manufaktur produk di masa depan.
Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk
serta proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya
yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima. Target costing juga
memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan, dan tingkat fungsionalitas.

Metode dalam penetapan target costing:


1.  Memperoleh target cost dari perencanaan laba. Artinya, target cost berasal dari penjualan
dan target profit. Tidak ada pemakaian pada target cost berasal dari manajemen yang lebih
rendah dalam metode ini, yang digolongkan sebagai metode “atas ke bawah”.
2. Memperoleh target cost dari perencanaan teknik. Dalam metode ini, para insinyur
memperkirakan target cost bergantung pada keahlian atau pengalaman saat ini dan
ketersediaan sarana produksi. Metode ini dapat digolongkan sebagai metode “bawah ke atas”.
3. Menggabungkan dua metode. Manajemen tertinggi tahu tentang target profit, tapi sejak
kerja sama karyawan dibutuhkan untuk membuat penetapan target cost bekerja, para ahli
mengenai penetapan target cost percaya bahwa kombinasi metode “atas ke bawah” dan
“bawah ke atas” adalah metode terbaik untuk digunakan.

Terdapat dua alasan mengapa target costing sebaiknya digunakan perusahaan didalam situasi


pasar yang sangat kompetitif:
1. Perusahaan tidak dapat menentukan dan mengendalikan harga jual produknya secara
sepihak.
2. Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap design.

Pengimplementasian target costing


Untuk mengimplementasikan metode target biaya didalam perusahaan terdapat serangkaian
fase yang harus dilalui oleh perusahaan antara lain:
1. Menentukan harga pasar
2.  Menetukan laba yang diharapkan
3.  Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
4.   Menggunakan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara yang dapat digunakan untuk
menurunkan biaya produk.
5.   Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional untuk terus
menurunkan biaya.

B. Kaizen Costing
Penganggaran Kaizen merupakan pendekatan penganggaran yang menyertakan
harapan perbaikan berkelanjutan dalam anggaran. Pendekatan penganggaran kaizen
menyesuaikan permintaan dari sumber daya yang dibutuhkan berdasarkan manfaat efisiensi
dan produktivitas yang ditargetkan. Sistem tersebut adalah pelengkap yang unggul pada
sistem penganggaran tradisional dan penganggaran berdasarkan aktivitas.
Anggaran kaizen yang menurun tidak sama dengan pemotongan anggaran yang sering
kita lihat, yakni perusahaan atau pemerintah melakukannya ketika menghadapi benturan
anggaran karena laba yang berkurang, penjualan yang menurun, atau pendapatan pajak yang
menurun. Pemotongan anggaran seringkali merupakan respons pasif yang enggan terhadap
perintah yang dicapai melalui pengurangan aktivitas atau jasa yang produktif. Sebaliknya,
penganggaran kaizen meningkatkan keterlibatan aktif dalam mereformasi atau merubah
praktik. Penurunan biaya pada anggaran kaizen merupakan hasil dari melakukan aktivitas
yang sama secara lebih efisien dan dengan kualitas yang lebih tinggi; itu bukan merupakan
hasil dari penghapusan sewenang-wenang.
Penganggaran kaizen tidak terbatas pada perbaikan internal. Banyak perusahaan
mengharapkan dan meminta perbaikan berkelanjutan dari pemasok mereka dan menyertakan
implikasi pengaruh secara eksplisit pada anggaran biaya produksi dan jadwal produksi.
Contohnya, Citizen Watch meminta pemasoknya untuk menurunkan biaya minimum sebesar
3 persen pertahun dan memasukkan penurunan biaya tersebut kedalam anggarannya.
Pemasok memperoleh penghematan biaya di atas 3 persen.
Kaizen costing menurut Mulyadi (2003:422 - 423) merupakan: “sistem akuntansi
biaya yang secara efektif dapat digunakan oleh manajemen di dalam mengelola biaya pada
tahap produksi produk”. Kaizen costing menurut Supriyono (2002:152) adalah: perbaikan
secara terus-menerus yang didukung proses pengurangan biaya dalam tahap pemanufakturan
produk yang sudah ada.”
Kaizen costing menurut Cooper (2005:239) : Perusahaan yang menerapkan kaizen
costing dengan melakukan perubahan secara bertahap dan berkesinambungan, biasa disebut
dengan continuous improvement. “Kata improvement di sini menurut Cooper adalah
pengembangan terus-menerus untuk menyempurnakan keadaan yang telah ada, tanpa
menciptakan sesuatu yang baru.”
Target Kaizen Costing = Biaya Aktual Periode Sebelumnya x Target Rasio Pengurangan Biaya
Jadi, Kaizen costing digunakan untuk menjamin terlaksananya improvement
berkelanjutan sejak saat produk selesai didesain dan dikembangkan sampai saat produk
dihentikan produksinya sebagai discontinued produk.
Berdasarkan paradigma continous improvement, setiap tahun anggran, produsen
merencanakan improvement yang akan dilakukan selama tahun anggaran terhadap sistem dan
proses pembuatan produk. Rencana improvement tersebut dinyatakan dalam cost reduction
target yang akan dicapai dalam tahun anggaran, yang didukung dengan rencana pengurangan
dan penghilangan berbagai aktivitas bukan penambah nilai (non-value added activities) dan
pemilihan dan pembagian aktivitas penambah nilai (value-added activities). Fokus perhatian
produsen diarahkan kepada cost reduction target yang merupakan selisih antara target cost
dengan estimated actual costs yang diperkirakan akan terjadi selama tahun anggaran.

Hubungan antara perhitungan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah harga
diasumsikan stabil atau menurun pada perusahaan-perusahaan yang sesuai menggunakan
perhitungan biaya berdasarkan target karena persaingan yang ketat dalam hal harga, kualitas,
dan fungsionalitas produk. Perusahaan ini merespons tekanan persaingan dengan melakukan
desain ulang produk secara periodik, menggunakan perhitungan biaya berdasarkan target
secara simultan menurunkan harga produk dan meningkatkan nilai mereka.

Pada waktu antara desain ulang produk, perusahaan manggunakan kaizen untuk
mengurangi biaya produk dalam proses produksi dengan cara mempersingkat rantai nilai
pemasok dan meningkatkan metode-metode produksi serta program produktivitas. Sehingga
perhitungan biaya berdasarkan target dan kaizen adalah metode yang saling melengkapi yang
digunakan secara berkelanjutan menurunkan biaya dan meningkatkan nilai.

Dasar Penetapan Penerapan Kaizen Costing


Menurut Supriyono (2002:168), penetapan biaya kaizen digolongkan menjadi 2 jenis:
1.      Aktivitas-aktivitas yang diimplementasikan pada kinerja sesungguhnya kaizen jika
terjadi perbedaan antara biaya sesungguhnya dan biaya target cukup besar setelah produk
baru diproduksi selama tiga bulan.
2.      Aktivitas-aktivitas lainnya yang diimplementasikan secara berkesinambungan setiap
periode untuk mengurangi perbedaan antara laba target dan laba taksiran dan dengan
demikian untuk mencapai biaya yang diperkenankan.”

Sasaran Penerapan Kaizen Costing


Menurut Amin (2002:41), sasaran kaizen costing yaitu: “dengan berusaha secara
berkesinambungan menghasilkan produk dengan mutu yang lebih baik dengan harga yang
lebih rendah.”
Contoh Kasus:

Pada akhir tahun 2010, Indosat mengalami peningkatan jumlah pelanggan seluler,
yaitu sebesar 34,3%. Hal ini bisa terjadi karena Indosat terus meningkatkan kualitas dan
pelayanan kepada pelanggan. Indosat mencurahkan dana dan sumber daya dalam jumlah
yang besar untuk memodernisasi dan melakukan perluasan seluler di tahun 2010. Pada tahun
2010, Indosat mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 12,1% dan peningkatan EBITDA
yang bertumbuh pesat sebesar 9,7%. Peningkatan marjin EBITDA ini menunjukkan
kemajuan Indosat dalam program efisiensi biaya yang mencakup penyesuaian struktur
insentif penjualan pulsa isi ulang untuk distributor dan pengecer, sehingga biaya pemasaran
dan penjualan lebih efisien.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, Indosat melakukan beberapa strategi penting,
diantaranya adalah melakukan pengefisiensian biaya atau Kaizen Costing. Di awal tahun
2010, Indosat berusaha untuk mengevaluasi seluruh pengeluaran perusahaan dan mencoba
untuk memperketat pengeluaran perusahaan. Pengeluaran yang dianggap tidak terlalu
penting, ditekan semaksimal mungkin.
Di bidang Procurement, Indosat menerapkan suatu strategi baru dengan pihak
pemasok, sehingga Indosat memperoleh harga peralatan yang lebih kompetitif. Kemudian
Indosat juga menetapkan prioritas yang lebih ketat untuk pembelanjaan modal (CAPEX),
melalui pengkajian apakah proposal investasi yang diajukan akan menguntungkan secara
komesial. Tanpa mengurangi kualitas jaringan dan pengembangan, Indosat mampu
mengurangi rasio CAPEX-to-sales secara signifikan, yaitu mengalami penurunan sebesar
Rp11.584 miliar dari tahun 2009.

2.8  Perbedaan Target Costing, Standar Costing dan Kaizen Costing


            Biaya target lebihkecil dari biaya yang dapat dicapai sekarang yang didasarkan atas
prosesdan teknologi standar. Standar berperan sebagai benhmarks (ukuran perbandingan)
yang mengukur tambahan kemajuan dalam proses pencapaian biaya target.
1)      Biaya target menunjukkan standar penggerak pasar
Harga pasar kompetitif –markup yang diinginkan = biaya yang diperkenankan
2)      Biaya standar menunjukkan standar penggerak teknis
Biaya standar yang ditentuksn secara teknis + markup yang diinginkan = harga pasar uang
diinginksn
            Perbedaan lainnya adalah kalkulasi niaya target menunjukkan metode perencanaan
biaya yang menekankan pada pengendalian spesifikassi rancangan dan teknik produksi. Dan
biaya target ditentukan oleh pasar dasn berasal dari sumber eksternal, ssedangkan biaya
standar ditentukan terlebih dahulu dari analisis internal atas proses produksi
Perbedaan biaya standar dan biaya kazien adalah sebagai berikut :
Biaya Standar Biaya kazien
a.       Konsep sistem pengendalian biaya a.Konsep sistem pengurangan biaya
b.      Asumsi kondisi proses produksi sekarang b.Asumsi perbaikan proses produksi yang berkesinambungan
c.       Memenuhi standar biaya kinerja c.Mencapai target pengurangan biaya
d.      Standar ditetapkan secara tahunan atau d.Target penurunan biaya ditetapkan dan dibebankan setiap bulan
setengah tahunan
e.Analisis varians biaya mencakup target biaya kaizen dan jumla
e.       Analisis varians biaya mencakup biaya pengurangan biaya aktual
standar dan biaya aktual
f.Menyelidiki dan menanggapi apabila jumlah target kaizen apabil
f.       Menyelidiki dan menaggapi apabila tidak tercapai
standar tidak terpenuhi
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu.
Manfaat biaya standar yaitu:
1.Merupakan alat yang penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya
2.Memberikan pedoman bagi manajemen dalam pengendalian biaya dengan memperbaiki
metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain
Target Costing atau target biaya adalah metode penentuan biaya produksi dimana
perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan
harga kompetetif,dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang diharapkan.
Kaizen Costing atau penganggaran kaizen merupakan pendekatan penganggaran yang
menyertakan harapan perbaikan berkelanjutan dalam anggaran. Pendekatan ini menyesuaikan
permintaan dari sumber daya yang dibutuhkan berdasarkan manfaat efisiensi dan
produktivitas yang ditargetkan.

3.2 Saran
Penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Stout, Cokins.2011.Manajemen Biaya. Salemba Empat: Jakarta


http://greatariana.blogspot.com/2013/07/standarcosting-target-costing-dankazien.html diakses
pada tanggal 8 Maret 2019 pukul 19: 15
CONTOH SOAL

1. Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode tertentu
yaitu :
Harga bahan baku standar = 5400
Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,-  = Rp. 20.000,- / unit output
T.K. langsung 2 jam  @ Rp. 8.000,-  = Rp. 16.000,- / unit output

Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi yaitu :
- Unit barang yang diproduksi                                    10.000 unit
- Biaya bahan baku                                                                 Rp. 270.000,-
- Bahan baku yang dibeli dan digunakan                   50.000 kg
- Harga bahan baku / kg                                                                      Rp. 5.000,-
- Biaya tenaga kerja langsung                                                 Rp. 171.600,-
- Jam Kerja sesungguhnya                                          22.000 jam
- Biaya tenaga kerja per jam                                                    Rp.     7.800,-
- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya                     55.000 kg
Diminta :
Hitunglah :  
1. Selisih biaya bahan baku
2. Selisih biaya tenaga kerja
 
 Selisih Harga Bahan Baku :
a.  Selisih harga bahan baku = (Harga standar/unit - Harga sesungguhnya/unit) x Kuantitas
sesungguhnya dibeli
Selisih harga bahan baku= (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg
= Rp.20.000.000,- (TM/UF).

b. Selisih efisiensi bahan baku = (Kuantitas standar - Kuantitas dipakai sesungguhnya) x


Harga standar/unit
Selisih Kwantitas = {50.000 kg – (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,-

2. Selisih Tenaga Kerja :


a. Selisih tarif upah langsung = (Tarif standar/jam - Tarif sesungguhnya/jam) x Jam kerja
sesungguhnya
Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam
         = Rp.4.400.000,- (M/F).

b.      Selisih efesiensi tenaga kerja langsung = (Jam kerja standar - Jam kerja sesungguhnya)
x Tarip standar/jam
Selisih Efisiensi= (22.000 Jam – 20.000 Jam) x Rp. 8.000,-
 = Rp.16.000.000,- (TM).

2. Siverdo parts, Inc. Memproduksi berbagai produk elektronik yang siklus hidupnya singkat.
Pengembangan haruslah cepat, dan profitabilitas produk sangat terkait dengan kemampuan
menemukan berbagai desain yang membuat biaya produksi serta biaya logistik rendah. Baru-
baru ini, pihak manajemen perusahaan juga memustuskan biaya pasca pembelian adalah
biaya yang penting dalam keputusan desain. Bulan lau, sebuah proposal mengenai produk
baru dipresentasikan sebesar 200.000 unit (untuk 2 tahun). Harga jual yang diusulkan adalah
$130 per unit. Biaya produksi dan logistik diperkirakan mencapai $120 per unit. Biaya
pengembangan sebesar $100.000. pemilik silverado menginginkan pengembalian per unit
sebesar $15.
Diminta : Hitunglah biaya target!
Jawaban
Biaya target = harga jual – laba yang diharapkan
                    = $130-$15
                    = $15

3.Akuntasi biaya standar dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode ganda dan metode tunggal.
Jelaskan perbedaan antara kedua metodetersebut !

Jawab :
 Metodeganda :

 Rekening BDP dicatat 2 macam biaya :biaya sesungguhnyadan biaya standar


 Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar baru dapatditentukan pada akhir
perhitungan akuntansi, karena dalam metode ini selisih dihitung berdasarkan
keluaran.
 Metodetunggal :

 Rekening BDP dicatat pada 1 macambiaya, yaitu biaya standar


 Selisih biaya sesungguhnya dan biaya standar ditentukan sepanjang periode
akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi

4.Sebutkan dan jelaskan berbagai jenis standar !

Jawab :

 Standar Teoritis:Standar yang ideal yang dalam pelaksanaany a sulit untuk


dapat dicapai
 Rata-rata biayawaktu yang lalu : Rata-rata biayawaktu yang lalu yang
mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh
dimasukkan sebagai unsur biaya standar
 Standar normal :standar yang didasarkanatastaksiranbiayadimasa yang akan
datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal
 Pelaksanaan terbaik yang dapatdicapai (Attainable high performance) :standar
yang didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan
memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari
terjadinya

5.Jelaskanmanfaatbiayasistemstandar !

Jawab :

1. Mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang


dan biayastandar yang ditentukan
2. Mengendalikan biaya
3. Merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan dengan efektif, karena
pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan
dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebutseharusnyadiaksanakan

6.Apa tujuan penerapan keizen costing !

Jawab :

Tujuan setelah menerapkan Aktivitas Strategi Kaizen antara lain :

1. Menghindari biaya yang tersembunyi yang berasal dari 7 pemborosan (seven


waste) dalam proses Produksi
2. Memberikan nilai tambah pada operasional produk sisehingga dapat
meningkatkan kualitas produk dengan biaya terendah dan memperpendek waktu
pengiriman kepada pelanggan.
3. Dapat melakukan perubahan dalam waktu yang relatif singkat dan biaya yang
rendah.

Kaizen bukan hanya meng-identifikasikan proses-proses yang perlu diperbaiki atau


ditingkatkan, tetapi juga melakukan evaluasi terhadap prosedur dan standarisasi pekerjaan
yang telah ada ataupun menetapkan Standar baru dalam pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai