Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM BIAYA STANDAR METODE FULL COSTING


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
AKUNTANSI BIAYA2

Dosen Pengampu:

Gandy Wahyu Maulana Zulma, S.Pd.,M.S.,Ak

Disusun Oleh:

Yunita Pratiwi (C1C019001)


Putri Anggraini (C1C019037)
Ferry Yolanda (C1C019073)
Nana Sefitasari (C1C019109)
Suci Rahmatul Felisya(C1C019145)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul” SISTEM
BIAYA STANDAR METODE FULL COSTING” ini tepat pada waktunya.Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat memahami materi mengenai
sistem biaya standar dari mata kuliah AKUNTANSI BIAYA 2, dan menambah
wawasan baik bagi pembaca maupun penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
AKUNTANSI BIAYA 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan dalam mata kuliah ini.Makalah yang kami buat ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
pembaca guna menjadi acuan bagi penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa
mendatang.

Jambi, 4 April 2021

i
ABSTRAK
Latar belakang : Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan
produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi
ekonomi,efisiensi,dan faktor-faktor lain tertentu.
Metode : Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa
biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga
memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode
produksi,pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain. Metode biaya standar antara
metode tunggal dan ganda terdiri atas Metode Tunggal (single plan). Pencatatan
Biaya Overhead Pabrik terdiri atas Metode Dua Selisih, Metode Tiga Selisih dan
Metode Empat Selisih.
Hasil :Pengkungkapan, pengkuran, dan penentuan anggaran fleksibel dan penentuan
tarif biaya overhead pabrik standar sudah menetapkan standar yang berlaku.
Pengukuran perhitungan metode full costing yang dilakukan tarif biaya overhead
yang didapat tinggi karena metode yang dimasukkan komponen-komponen biaya
lebih rinci yang digunakan dalam penentuan anggaran fleksibel.
Kata kunci :Sistem biaya standar, Metode full costing

DAFTAR ISI

ii
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Abstrak .................................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3


2.1 Pengertian biaya standar ............................................................................. 3
2.2 Manfaat biaya standar ................................................................................. 3
2.3 Kelemahan biaya standar ............................................................................ 4
2.4 Pusat pertanggungjawaban .......................................................................... 5
2.5 Prosedur penentuan biaya standar ............................................................... 7
2.6 Jenis biaya standar....................................................................................... 11
2.7 Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya standar ................. 13
2.8 Analisis selisih biaya overhead pabrik ........................................................ 15
2.9 Metode biaya standar antara metode tunggal dan metode ganda ................ 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 23


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 23
3.2 Saran ............................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:04) : “Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”
Menurut Supriyono (2011:16) : “Biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue)
dan akan dipakai sebagai pengulang penghasilan.”
Menurut Siregar dkk (2013:23) : “Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan member
manfaat sekarang atau masa yang akan datang.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan ekonomis yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh
barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini maupun akan
datang
Menurut Mulyadi (2014:17) : Pengertian metode full costing adalah
metode penentuan harga pokok produksi kedalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga
pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan biaya standar ?
2. Apa manfaat dari biaya standar ?
3. Apa kelemahan didalam biaya standar ?
4. Apakah pusat pertanggung jawaban biaya standar ?
5. Bagaimana prosedur penentuan biaya standar ?
6. Apa saja jenis biaya standar ?
7. Bagaimana analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan biaya
standar ?
8. Bagaimana selisih biaya overhead pabrik ?
9. Bagaimana metode biaya standar antara metode tunggal dan metode
ganda ?
10. Apa pengertian dari selisih komposisi ?

1
11. Bagaimana perlakuan terhadap selisih ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari biaya standar
2. Untuk mengetahui manfaat dari biaya standar
3. Untuk mengetahui kelemahan didalam biaya standar
4. Untuk mengetahui pusat pertanggungjawaban biaya standar
5. Untuk mengetahui prosedur penentuan biaya standar
6. Untuk mengetahui jenis biaya standar
7. Untuk mengetahui analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan
biaya standar
8. Untuk mengetahui analisis selisih biaya overhead pabrik
9. Untuk mengetahui metode biaya standar antara metode tunggal dan
metode ganda
10. Untuk mengetahui selisih komposisi
11. Untuk mengetahui perlakuan terhadap selisih

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya Standar


Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi
ekonomi,efisiensi,dan faktor-faktor lain tertentu.
Biaya standar (standart cost) adalah biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk
selama satu periode tertentu. Biaya standar adalah biaya yang direncanakan
untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi
(Carter, 2009). Garrison. Noreen dan Brewer (2006) yang telah diterjemahkan
oleh Hinduan dan tanujaya menyatakan bahwa standar adalah tolok ukur atau
norma dalam pengukuran kinerja. Standar atau lengkapnya standar teknis
adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen
formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau
teknis yang seragam.
Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang
mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat
mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang
dari biaya standar yang ditentukan.Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya
yang seharusnya dikeluarkan dan biayan yang sesungguhnya terjadi, dan
menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta
menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.

2.2 Manfaat Sistem Biaya Standar


Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.Biaya
standar merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan
realistis, hal ini akan merangsang pelaksanaan dalam melaksanakan
pekerjaannya dengan efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana
pekerjaan seharusnya dilaksanakan,dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan
tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa
biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga
memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan
metode produksi,pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain (Mulyadi,

3
1991 : 416). Manfaat sistem biaya standar adalah menyajikan analisis
penyimpangan biaya standar dan biaya aktual.Sehingga memungkinkan
manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan prinsip kelainan
(exception principle).Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap
keadaan-keadaan yang menyimpang dari keadaan yang
seharusnya.Manajemen diperlengkapi dengan alat yang efektif untuk
mengendalikan kegiatan perusahaan.

Pemakaian system harga pokok standar memberikan manfaat kepada


perusahaan untuk (Abdul Halim, 1995:207) :
1) Perencanaan dan penyusunan anggaran
2) Pengambilan keputusan tentang harga jual produk,strategi
pengembangan produk dan lain sebagainya
3) Pengendalian biaya
4) Menilai hasil pelaksanaan
5) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya
6) Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)
7) Membedakan biaya yang telah dikeluarkan keproduksi selesai,
persediaan produk dalan proses dan lain sebagainya
8) Menekan biaya administrasi
9) Menyajikan laporan biaya dengan cepat
2.3 Kelemahan Sistem Biaya Standar
Tingkat kekekatan dan kelonggaran biaya standar tidak dapat dihitung
dengan tepat. Meskipun sudah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Tapi tidak ada jaminan bahwa standar telah
ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan ketetatan dan
kelonggaran yang relatif sama. Seringkali standar cenderung untuk menjadi
kaku atau tidak fleksibel, mesikpun dalam jangka waktu pendek.Keadaan
produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang
dilakukan.Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan.

Perhatikan contoh ini :

Suatu perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap


persediaan.Tidak saja terhadap pesediaan bahan baku tapi juga persediaan
produk dalam proses dan produk jadi yang berisi bahan baku tersebut.Jika
standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar
tersebut sebagai alat pengukur pelaksanaan.Tapi jika tidak diadakan perbaikan
standar, padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka
akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis

4
2.4 Pusat Pertanggungjawaban
Di perusahaan biasanya terdapat pusat pertanggungjawaban yang tidak
semua biayanya dapt dikendalikan dengan sistem biaya standar.Pusat
pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.
Secara umum, aktivitas tiap pusat pertanggungjawaban di dalam
perusahaan adalah mengolah masukan menjadi keluaran. Jika masukan suatu
pusat pertanggungjawaban dikalikan dengan harganya, maka akan diperoleh
biaya. Sedangkan jika keluarannya dikalikan dengan harganya, maka akan
diperoleh pendapatan (revenue) pusat pertanggungjawaban tersebut.
Semua pusat pertanggungjawaban dapat diukur masukannya.Tapi
tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara
kuantitatif.Dengan mudah kita menentukan satuan ukuran bagi keluaran
Departemen Pembangkit Listrik (yaitu kilowatt hour) Tapi tidak demikian
dengan penentuan satuan ukuran keluaran Pepartemen Personalia.
Berdasarkan atas masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban di
dalam perusahaan secara garis besar dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
1. Pusat Biaya (Expense Center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan masukannya. Pusat biaya dapat dibagi
lagi menurut sifat biaya yang dikeluarkan oleh pusat
pertanggungjawaban tersebut, yaitu:
a. Engineered Expense Center
Adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya
berupa engineered expense yaitu biaya yang masukan dan
keluarannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat
Sebagai contoh: Departemen Produksi
Sebagian besar biaya departemen ini memiliki
hubungan yang erat dan nyata dengan keluarannya. Jika
masukan (biaya produksi) ditambah, maka keluaran
departemen tersebut juga akan mengalami kenaikan. Berarti
masukan departemen ini memiliki hubungan yang erat dengan
keluarannya.Di lain pihak, jika keluaran Departemen Produksi
ini ditambah, akan menyebabkan bertambahnya masukan
departemen tersebut.Berarti masukan departemen ini memiliki
hubungan yang nyata dengan keluarannya.

5
b. Discretionary Expense Center
Adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya
berupa berupa discretionary expense, yaitu biaya yang antra
masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang erat
dan nyata.
Sebagai contoh: Departemen Pemasaran.
Sebagian besar biaya departemen departemen ini tidak
memiliki hubungan yang erat dan nyata dengan
keluarannya.Biaya promosi tidak memiliki hubungan yang erat
dengan volume penjualan yang merupakan keluaran
Departemen Pemasaran.Jika biaya promosi ditambah, volume
penjualan belum tentu bertambah.Jika Departemen Pemasaran
menetapkan biaya sebesar 2% dari hasil penjualan, biaya iklan
ini seolah-olah memiliki hubungan yang erat dengan keluaran
Departemen Pemasaran.Tapi kenyataannya biaya iklan tersebut
hanya memiliki hubungan yang artifisial (tidak nyata) dengan
keluaran departemen tersebut.Berarti, jika keluaran bertambah,
biaya iklan bertambah.Tapi jika biaya iklan bertambah belum
tentu mengakibatkan bertambahnya keluaran departemen
tersebut.
2. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur berdasarkan keluarannya.
3. Pusat Laba (Profit Center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan selisih antara keluaran dan masukan.
4. Pusat Investasi
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang
diperoleh dengan investasi di dalam pusat pertanggungjawaban
tersebut.Sistem biaya standar hanya dapat diterapkan sebagai alat
pengendali biaya yang efektif pada engineered expense center.Atau
pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar biayanya
adalah engineered expense.Di pusat pertanggungjawaban ini rasio
antara masukan dengan keluaran dapat diukur secara
kuantitatif.Sehingga dapat ditentukan tingkat efisiensinya, dan

6
memungkinkan diterapkannya pengendalian biaya dengan
menggunakan sistem biaya standar.
2.5 Prosedur Penentuan Biaya Standar
2.1 Biaya Bahan Baku Standar
Biaya bahan baku standar terdiri dari:

 Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran


fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
 Harga per satuan masukan fisik tersebut atau disebut harga standar
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penerapan
spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik
pengolahan produk, maupun mutunya.Dari spesifkasi ini, kemudian dibuat
kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan
baku yang akan diolah menjadi produk selesai.
A. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan:
a. Penyelidikan teknis
b. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk:
 Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
 Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam
pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk
di masa lalu.
 Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam
pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.
Pada kartu bahan baku ini, dapat pula meliputi kelonggaran
standar untu pemborosan atau kerugian yang normal terjadi.Tapi
bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih dari
standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik.Sehingga
kuantitas standar bahan baku tidak termasuk di dalamnya unsur
pemborosan bahan baku.Untuk mengubah kuantitas standar bahan
baku menjadi biaya bahan baku standar, perlu ditentukan harga
standar bahan baku.
Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar
harga pemasok, katalog atau informasi yang sejenis.Dan informasi
lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan
perubahan harga-harga tersebut di masa depan.Jika biaya angkut
dan biaya pengurusan dibebankan pada bahan baku, maka harga
standar tersebut harus juga memperhitungkan biaya-biaya

7
tersebut.Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan
diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga beli bruto
dalam penetapan harga standar.
Perhatikan contoh berikut ini:

 Harga beli per satuan = Rp 345


 Biaya angkut = Rp 40
 Potongan pembelian = Rp 10
 Harga standar bahan baku :
= (a) + (b) - (c)
= ( Rp 345 + Rp 40 ) – Rp 10
= Rp 370

B. Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa:


a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang,
biasanya jangka waktu satu tahun.
b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam
jangka panjang.
Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari
jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan
biaya standar tersebut.Jika fluktuasi harga cenderung untuk
berulangkali terjadi dan tidak dapat dipastikan mempunyai
kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat
situasi ini.Di lain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang
akan datang dapat diperkirakan dengan baik.Maka harga yang
tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana
biaya standar tersebut akan dipakai.
C. Harga standar bahan baku digunakan untuk:
a. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian.
b. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba
perusahaan.
Pada umumnya, harga standar bahan baku ditentukan pada
akhir tahun dan digunakan selama tahun berikutnya.Tetapi harga
standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga
yang bersifat luar biasa.
2.2 Biaya Tenaga Kerja Standar

8
Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar, biaya tenaga
kerja standar terdiri dari dua unsur, yaitu:
A. Jam Kerja Standar
Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah:

 Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan


yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang
maksimum dengan biaya yang minimum.
 Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling,
dan dispatching, agar aliran proses produksi lancar, tanpa
terjadi penundaan dan kesimpangsiuran.
 Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga
tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi.
 Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan
instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan,
sehingga proses produksi dapat dilakukan di bawah kondisi
yang paling baik.

a. Jam tenaga kerja dapat ditentukan dengan cara:


 Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu
pekerjaan dan kartu harga pokok periode yang lalu.
 Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal
yang diharapkan.
 Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.
 Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.
Jam kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan
kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa
dihindari, seperti: menunggu bahan baku, reparasi dan
pemeliharaan mesin.Dan faktor-faktor kelelahan kerja.Tidaklah
mungkin seorang pekerja memiliki tingkat kecepatan yang sama
dalam setiap menit selama 8 jam kerja.
B. Tarif Upah Standar
Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai
aktivitas yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan
dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar,
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:

9
a. Perjanjian dengan organisasi karyawan
b. Data upah masa lalu, yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar
adalah:
 Rata-rata hitung
 Rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa
lalu.
 Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

C. Biaya Overhead Pabrik Standar


Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar
dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead pabrik yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.Manfaat
utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead
pabrik variabel dan tetap adalah untuk menentukan harga pokok
produksi dan perencanaan.Agar tarif overhead standar ini dapat
bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan
ke dalam tetap dan variabel.
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya
standar, maka perlu dibuat anggaran fleksibel.Yaitu anggaran biaya
untuk beberapa kisaran (range) kapasitas.Ada perbedaan pokok antara
tarif biaya overhead standar untuk penentuan harga pokok produk
dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran
fleksibel.
Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan
biaya variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat aktivitas
tertentu.Sebagai akibatnya, dalam tarif biaya overhead pabrik ini,
semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel.
Di lain pihak, anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor
biaya tetap dan variabel.Dan memperlakukan biaya overhead tetap
sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu.

Perhatikan contoh anggaran fleksibel dan penentuan tarif biaya overhead pabrik
standar berikut ini:

10
Tabel: Anggaran fleksibel biaya overhead pabrik.

Tarif tersebut terdiri dari:


Tarif overhead pabrik variabel : Rp 1.000.000 : 4.500 = Rp 222,22 per jam
Tarif overhead pabrik tetap : Rp 1.500.000 : 4.500 = Rp333,34
Tarif overhead pabrik standar kapasitas normal :
Rp 222,22 + Rp 333,34 = Rp 555,56
Misalkan kapasitas normal Departemen A adalah 80% dari tarif biaya overhead
didasarkan pada jam tenaga kerja.
Maka tarif biaya overhead pabrik standar dihitung sebaga berikut:
= Rp 2.500.000 : 4.500
= Rp 555,56 per jam tenaga kerja

2.6 Jenis Standar Biaya


Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ke-ketatan atau kelonggaran
sebagaI berikut:
A. Standar teoritis
B. Rata-rata biaya waktu yang lalu
C. Standar normal
D. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai
A. Standar Teoritis

11
Standar teoritis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar
yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai.Pada
awalnya akuntansi biaya standar menjadi terkenal dan ada tendensi
bagi sebagian manajemen untuk menggunakan standar teoritis.Asumsi
yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar adalah
tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana.
Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar tersebut dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.Tetapi pelaksanaan
yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin jarang dapat
dicapai sehingga standar ini seringkali menimbulkan frustasi.Jenis
standar ini sekarang jarang dipakai.
B. Rata-rata Biaya Waktu yang Lalu
Jika biaya standar adalah ditentukan dengan menghitung rata-
rata biaya periode yang telah lampau, standar ini cenderung
merupakan standar yang sifatnya longgar,Rata-rata biaya waktu yang
lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang
seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai komponen biaya
standar.Tapi, jenis standar ini terkadang berguna pada saat permulaan
perusahaan menerapkan sistem biaya standar.Dan terhadap jenis biaya
standar ini secara berangsur-angsur selanjutnya diganti dengan biaya
yang benar-benar menunjukkan efisiensi.
C. Standar Normal
Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang
akan datang di bawah asumsi kondisi ekonomi dan aktivitas yang
normal.Kenyataannya, standar normal didasarkan pada rata-rata biaya
di masa yan lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di
masa yang akan datang.
Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan
kegiatan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang
bersifat jangka panjang.Standar normal tidak begitu bermanfaat
ditinjau dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan
keputusan jangka pendek.

D. Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai

12
Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria
yang paling baik untuk menilai pelaksanaan.Standar ini didasarkan
pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan
memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapt dihindari
terjadinya.

2.7 Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar


Mulyadi (2001: 307) menyatakan penyimpangan biaya yang
sesungguhnya dari biaya standar disebut sebagai selisih (variance).Selisih
biaya yang sesungguhnyadengan biaya standar yang dianalisis, dan dari
analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk
mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Analisis selisih biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung berbeda dengan selisih biaya overhead pabrik.
Terdapat dua macam kapasitas dalam analisis selisih biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung yaitu: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas
standar. Sedangkan dalam analisis biaya overhead pabrik dikenal tiga macam
kapasitas:

 kapasitas sesungguhnya
 kapasitas standar dan
 kapasitas normal.

Kapasitas yang terakhir inidigunakan untuk menghitung tarif biaya overhead


pabrik. Oleh karena itu pembahasan analisis ini dibedakan menjadi dua
analisis yaitu analisis selisih biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung) dan biaya overhead pabrik.
Analisis Biaya Produksi Langsung Menurut Mulyadi (2001: 307) ada tiga
model analisi biaya produksi langsung:
1) Model satu selisih (the one way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
tidak dipecahkan ke dalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada
satu macam selisih harga dan selisih kuantitas. Jadi dalam analisis biaya
produksi hanya akan dijumpai tiga selisih: selisih biaya bahan baku, selisih
biaya tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik. Analisis dalam
model ini dapat digamarkan dengan rumus sebagai berikut: St = Hst x Kst –
Hs x Ks

Dimana:

13
St = Total selisih;
Hst = Harga standar;
Kst = Kuantitas standar;
Hs = Harga sesungguhnya;
Ks = Kuantitas sesungguhnya.
2) Model dua selisih (the two way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
dipecahkan menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih
kuantitas atau efisiensi. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut ini:
Sh= (Hst-Hs) x Ks dan Sk = (Kst-Ks) x Hst.
Dimana : Sh = selisih harga;
Hst = hargastandar;
Hs = Harga sesungguhnya;
Sk = Selisih kuantitas;
Ks = kuantitas sesungguhnya;
Kst = kuantita standar.
3) Model tiga selisih (the three way model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
dipecahkan menjadi tiga macam selisih: selisih harga, selisih kuantitas dan
selisih efisiensi. Masing-masing selisih tersebut dapat digambarkan dengan
rumus sebagai berikut:
Sh = (Hst-Hs) x Ks; Sk = (Kst-Ks) x Hst dan Shk = (Hst-Hs) x (Kst- Ks)

14
2.8 Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Perhitungan biaya overhead pabrik berbeda dengan perhitungan selisih
biaya produksi langsung.Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah
menggunakan kapasitas sesungguhnya yang ingin dicapai.Dalam perusahaan
yang menggunakan system biaya standar, analisis selisih biaya overhead
pabrik dipengaruhi oleh kapasitas standar. Menurut Mulayadi (2001:311) ada
4 model selisih biaya overhead pabrik:
1) Model satu selisih
Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara
mengurangi biaya overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar
dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
2) Model dua selisih
Selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecahkan
menjadi dua macam selisih: selisih terkendali dan selisih volume. Selisih
terkendali adalah perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP yang
dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah
perbedaan antara biaya overhead pabrik yangdianggarkan pada jam standar
dengan BOP yang dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan tarif
standar)
3) Model tiga selisih
Selisih BOP yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecahkan
menjadi tiga selisih: selisih pengeluaran, selisih kapasitas dan selisih efisiensi.
Selisih pengeluaran adalah perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP yang
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Selisih efisiensi adalah tarif BOP
dikali dengan selisih antara kapsitas standar dengan kapasitas sesungguhnya
4) Model empat selisih
Model empat selisih merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini
selisih efisiensi dalam model tiga selisih dipecahkan lebih lanjut menjadi dua
selisih berikut: selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.

15
2.9 Metode biaya standar antara metode tunggal dan ganda

1) Metode Tunggal (single plan)


 Rekening Produk Dalam Proses (PDP) didebit dan dikredit
sebesar harga pokok standarnya.
 Selisih Biaya merupakan bagian dari pemubukuan
(incomtable), yang berarti setiap selisih biaya dibuatkan
rekening tersendiri dan dicatat saat terjadinya, sehingga pada
metode ini selisih biaya dapat dianalisis setiap saat.

1. Pencatatan bahan baku


Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat
pencatatan selisih harga bahan baku.Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan
baku dalam metode tunggal dibagi menjadi 3 (tiga), yatiu:

 Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.

Dalam metode pencatatan ini, rekening persediaan bahan baku didebit


sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan
harga standar bahan baku per satuan.Rekening utang dagang dikredit
sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga
sesungguhnya bahan baku per satuan.Selisih antara pendebitan rekening
persediaan bahan baku dengan pengkreditan rekening utang dagang
dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku.

 Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.

Dalam metode ini, pada saat bahan baku dibeli, rekening persediaan bahan
baku didebit sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dibeli dengan
harga aktual bahan baku per satuan.Dan rekening utang dagang dikredit
dengan jumlah yang sama.Dengan demikian pada saat pembelian, tidak
diadakan pencatatan selisih harga yang terjadi.Pada saat bahan baku
dipakai, rekening barang dalam proses didebit sebesar hasil kali kuantitas
standar bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per satuan.

Sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas


sesungguhnya bahan baku yang dipakai, dikalikan dengan harga
sesungguhnya per satuan bahan baku.Selisih yang timbul dari pendebitan
rekening barang dalam proses dan pengkreditan rekening persediaan
bahan baku adalah selisih harga dan selisih kuantitas.Selisih harga dicatat

16
dalam rekening selisih harga bahan baku yang dipakai.Sedangkan seilisih
kuantitas dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

 Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan
dipakai.

Metode ketiga ini adalah kombinasi antara metode 1 dan metode 2 yang
telah diuraikan di atas.Pada saat baha baku dibeli, selisih harga yang
terjadi dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku.Pada
saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada
bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening selisih harga bahan baku
yang dipakai.Dalam metode ini, rekening persediaan bahan baku didebit
dan dikredit dengan harga standar bahan baku.

2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung

Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:

a. Pencatatan utang upah langsung

b. Pencatatan distribusi upah langsung

c. Pencatatan pembayaran upah langsung

3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal dipengaruhi oleh


metode analisis selisih biaya overhead yang digunakan.Ada 3 metode analisis
selisih biaya overhead pabrik, yaitu:

 Metode Dua Selisih.

 Metode Tiga Selisih.

 Metode Empat Selisih.

Untuk memberikan gambaran penggunaan metode tunggal, berikut ini


disajikan akuntansi biaya standar, yang dibagi menjadi tiga bagian:

17
2) Metode Ganda (partial plan)
Karakteristik metode ganda adalah:

a) Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya


sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar.Dalam
metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya aktual
dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok
standar.Harga pokok penjualan (HPP) dicatat pada harga
pokok standar

b) Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada


akhir periode akuntansi.Setelah harga pokok persediaan produk
dalam proses ditentukan.Dan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam
Proses.

c) Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar adalah jumlah


total perbedaan antara biaya standar dan biaya aktual.Analisis
terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.

18
Perhatikan rekening barang dalam proses dalam metode ganda berikut ini:

2.10 Selisih Komposisi


Bahan baku yang dipakai dalam perusahaan seringkali terdisi atas
berbagai macam jenis dan mutu. Dalam perusahaan-perusahaan tertentu,
sering kali terdapat kemungkinan untuk mengubah komposisi bahan baku
yang dipakai dengan tujuan untuk merendahkan biaya, dengan mutu dan
kuantitas hasil produk yang tetap memuaskan. Penurunan biaya juga dapat
dilakukan dengan perbaikan hasil bahan baku yang dipakai. Dalam
perusahaan semacam ini, manajemen memerlukan analisis selisih komposisi
dan hasil bahan baku.
1) Selisih Komposisi Bahan Baku

Jika spesifikasi bahan baku menurut standar telah ditentukan dan


komposisi jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi telah
ditetapkan, maka bila terjadi penyimpangan antara komposisi standar dengan
komposisi sesungguhnya bahan yang dipakai, penyimpangan ini disebut
selisih komposisi. Dalam perusahaan tertentu, seperti perusahaan tekstil,
karet dan perusahaan kimia, yang produknya harus memenuhi mutu fisik dan
kimia tertentu, terdapat kemungkinan untuk menggunakan berbagai
kombinasi bahan baku yang berbeda, dengan hasil produk yang tetap
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Dalam banyak hal komposisi
bahan baku yang baru akan diikuti dengan timbulnya selisih hasil yang
menguntungkan atau merugikan.

19
2) Selisih Hasil

Hasil dapat didefinisikan sebagai jumlah produk utama yang


dihasilkan dari pengolahan sejumlah bahan baku tertentu. Jika untuk
menghasilkan 10 satuan produk dibutuhkan 20 kg bahan baku, maka
persentase hasil dalam hal ini adalah 50% (10/20 x 100%). Jika persentase
hasil sesungguhnya menyimpang dari standar, maka penyimpangan ini
disebut selisih hasil

Contoh perhitungan selisih komposisi:


Untuk mengisi 5 unit produk A dibutuhkan bahan baku menurut komposisi
standar sebagai berikut:

Jenis Kuantitas Harga per Kg Biaya BB


Bahan untuk %
Baku Jumlah % unit
Produk
X 6 Kg 60 Rp. 15 Rp. 90
Y 4 Kg 40 Rp. 20 Rp. 80
10 Kg 100 Rp. 170

Misalkan Produk A yang dihasilkan dalam periode tertentu berjumlah 4.550


unit dengan pemakaian bahan baku X = 5.200 Kg dan Y = 3.800 Kg
Selisih Komposisi bahan dihitung sbb:

Jen Komp Kuantitas segungguhnya BB Selisih Harga Selisih


is osisi yg dipakai Komp Standar komp
BB standa Menurut komp Menurut BB dlm BB per BB
r sesungguhnya komp standar Kg Kg
(1) (2) (3) (4) = (2) x 9.000 (5) = (4) – (3) (6) (7) = (5) x (6)
X 60% 5.200 kg 5.400 kg 200 kg Rp. 15 Rp. 3.000
L
Y 40% 3.800 kg 3.600 kg 200 kg Rp.20 Rp. 4.000
R
9.000 kg Rp. 1.000
R

20
Jadi selisih komposisi dalam satuan Kg adalah:
X = 200 Kg (L)
Y = 200 Kg (R)
Jadi selisih komposisi dalam Rp adalah:
X = Rp. 3.000 (L)
Y = Rp. 4.000 (R)
= Rp. 1.000 (R)

Contoh perhitungan selisih hasil:


Menurut standar untuk menghasilkan 5 unit produk dibutuhkan bahan baku
10 kg (yi 6 kg + 4 kg) atau persentasenya 50%.
Dalam periode itu bahan baku yg diolah = 9.000 kg. Menurut persentase
hasil standar maka mestinya menghasilkan = 50% x 9.000 = 4.500 unit
produk A. Padahal hasil sesungguhnya adalah 4.550 unit produk A
Perhitungan selisih hasil dpt diringkas sbb :
Hasil Sesungguhnya = 4.550 unit
Hasil menurut standar 50% x 9.000 = 4.500 unit
Selisih hasil dlm kuantitas 50 unit

2.11 Perlakuan terhadap selisih


Selisih yang terjadi dapat diperlakukan dengan cara:
a) Ditutup ke rekening laba rugi
b) Dipakai untuk menyesuaikan rekening-rekening harga pokok penjualan dan
persediaan produk jadi dan persediaan barang dalam proses.

21
Perlakuan terhadap selisih yang terjadi tergantung pada:

1) Jenis selisih: selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerja, biaya
overhead pabrik.
2) Besarnya selisih jika jumlah selisih relatif kecil, disajikan langsung dalam
laporan laba rugi, sedangkan jika jumlahnya relatif besar, diperlakukan
sebagaiadjustment terhadap persediaan dan harga pokok penjualan.
3) Pengalaman penggunaan biaya standar
4) Sebab-sebab terjadinya selisih (misalnya: apakah selisih terjadi karena
kesalahan dalam penentuan standar).
5) Waktu terjadinya selisih (misalnya: apakah selisih yang terjadi merupakan
tidak biasa, yang disebabkan karena fluktuasi musim).

Selisih ditutup ke rekening laba rugi

Dari contoh prosedur akuntansi biaya standar dengan metode ganda (partial plan)
dapat dibuat ringkasan jenis dan jumlah selisih sebagai berikut:

Jenis Selisih Jumlah

 Selisih harga bahan baku Rp. 105.000 R


 Selisih kuantitas bahan baku Rp. 200.000 L
 Selisih tariff upah Rp. 127.500 L
 Selisih efisiensi upah Rp. 50.000 R
 Selisih pengeluaran Rp. 50.000 R
 Selisih kapasitas Rp. 30.000 R
 Selisih efisiensi overhead Rp. 70.000 R

Jurnal untuk menutup selisih-selisih tersebut ke dalam rekening laba rugi adalah
sebagai berikut:

Selisih kuantitas bahan baku Rp. 200.000


Selisih tarif upah Rp. 127.500
Selisih harga bahan baku Rp. 105.000
Selisih efisiensi upah Rp. 50.000
Selisih pengeluaran Rp. 50.000
Selisih kapasitas Rp. 30.000
Selisih efisiensi overhead Rp. 70.000
Rugi-Laba Rp. 22.500

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang
merupakan biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk.Atau
untuk membiayai aktivitas tertentu, dengan asumsi keadaan ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.Sistem biaya standar suatu alat
pengendalian manajerial terhadap biaya.
Sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua, yaitu:
 Metode Ganda
 Metode Tunggal
Dalam metode ganda, rekening barang dalam proses dicatat dua macam
biaya, yaitu:
 Biaya sesungguhnya
 Biaya standar
Dalam metode ganda, selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar
baru dapat ditentukan pada akhir periode akuntansi.Karena dalam metode
selisih dihitung berdasarkan keluaran.Dalam metode tunggal, rekening Barang
dalam Proses dicatat pada satu macam biaya, yaitu biaya standar.Dalam
metode ini, selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ditentukan
sepanjang periode akuntansinya, pada saat selisih tersebut terjadi.

3.2 Saran

Diharapkan pada para pembaca agar mudah memahami penjelasan


yang telah penulis sajikan dalam makalah ini.Diharapkan pula kepada penulis
agar lebih terperinci lagi dalam menjelaskan serta menambah sumber bacaan
sebagai bahan pembuatan makalah selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta
https://manajemenkeuangan.net/biaya-standar-adalah/
https://www.kompasiana.com/nuzuliara/565af43e357b6186048b4569/apa-saja-
manfaat-biaya-standar-dan-bagaimana-menentukan-biaya-standar?page=all
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-akuntansi-biaya-standar/14100

24

Anda mungkin juga menyukai