Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

“KONSEP BIAYA STANDAR DAN ANALISA SELISIH”

DOSEN PENGAMPU : HJ. MARDIANA, SE., MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

1. AMIALIA SHOLEHA 20050111185


2. JALALUDDIN ‘IRFAN FUADI 20050111195
3. AS-SYAFAA ZAKIA N. I. 200501110208
4. NAININ NAHDIYAH I. D. 20050111229

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah terhadap kehadirat-Nya yang sudah memberi segala rahmat


serta anugrah sehingga tim penulis bisa menyelesaikan makalah Akuntansi Biaya dengan
judul “Konsep Biaya Standar dan Analisa Selisih” sesuai pada waktunya. Tujuan penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas remidi dari Ibu Hj. Mardiana, SE., MM selaku pengampu
mata kuliah Akuntansi Biaya. Di samping itu, tulisan ini juga ditujukan untuk memperluas
pengetahuan serta wawasan bagi penulis dan para pembaca. Tim penyusun mengucapkan
beribu ucapan terima kasih kepada Ibu Hj. Mardiana, SE., MM, yang sudah menugaskan
makalah ini sehingga dapat menambah nilai serta pengetahuan dan wawasan mengenai
Akuntansi Biaya.
Penulis sadar bahwa tulisan ini masih terlampau jauh dari kesempurnaan. Oleh dari
itu, tim penulis mengharap adanya saran serta kritik dari semua pihak yang bersifat
membentuk dan membangun agar tulisan ini dapat lebih sempurna. Harapan kami, semoga
dengan selesainya tulisan ini dapat berguna serta bermanfaat bagi tim penulis serta bagi para
pembaca.

Malang, 7 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring kemajuan zaman, perdagangan menjadi lebih bebas karena lebih
mudah mengekspor barang jadi dan bahan mentah yang diimpor, yang memacu daya
saing bisnis. Perusahaan yang mengikuti tantangan ini harus bersiap-siap agar bisa
menang. Bisnis akan melakukan upaya untuk meningkatkan profitabilitas. Perusahaan
dapat meningkatkan keuntungan dengan meningkatkan kapasitas produksi atau
menurunkan biaya produksi, tetapi biaya tetap dan variabel tetap berlaku untuk
strategi ini. Aktivitas utama dan krusial untuk bisnis manufaktur adalah produksi.
Biaya untuk unit yang diproduksi, persediaan langsung, dan overhead merupakan
bagian dari proses produksi itu sendiri dan mewakili biaya yang cukup besar bagi
perusahaan. Pengeluaran ini berfungsi sebagai standar untuk mengetahui biaya
produksi.
Biaya produksi didefinisikan sebagai keseluruhan biaya produksi, yang
meliputi biaya langsung untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik, dan persediaan produk pada awal dan akhir proses, menurut Bustami &
Nurlela (2010:49). Kegiatan produksi sangat penting untuk operasi perusahaan, oleh
karena itu perencanaan dan pengendalian biaya diperlukan. Biasanya, tahap pertama
dalam proses produksi adalah memilih hasil akhir, dalam hal ini jenis berita dan
informasi yang akan dihasilkan. Perusahaan media informasi terus-menerus
mempertimbangkan berbagai elemen biaya selama operasi manufaktur, seperti biaya
artikel, biaya operasional, dan pengeluaran tak terduga. Namun, dalam bisnis media
cetak, harga pembuatan surat kabar sangat menentukan karena membutuhkan
penggunaan barang mentah yang harganya selalu berfluktuasi.
Biaya produksi didefinisikan sebagai keseluruhan biaya produksi, yang
meliputi biaya langsung untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik, dan persediaan produk pada awal dan akhir proses, menurut Bustami &
Nurlela (2010:49). Kegiatan produksi sangat penting untuk operasi perusahaan, oleh
karena itu perencanaan dan pengendalian biaya diperlukan. Biasanya, tahap pertama
dalam proses produksi adalah memilih hasil akhir, dalam hal ini jenis berita dan
informasi yang akan dihasilkan.
Salah satu manfaat menggunakan sistem biaya standar untuk pengendalian
biaya adalah kemampuan untuk menilai bagaimana aturan yang ditetapkan telah
berkembang. Manajemen dapat mengurangi biaya dan membuat penilaian yang lebih
baik tentang tenaga kerja, teknik manufaktur, dan hal-hal lain dengan menggunakan
biaya standar ini untuk memberi tahu mereka tentang biaya yang diantisipasi untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian biaya standar?
2. Apakah tujuan penetapan biaya standar?
3. Apa manfaat penetapan biaya standar?
4. Bagaimanakah prosedur penentuan biaya standar?
5. Bagaimanakah cara menganalisis biaya sesungghnya dengan biaya standar?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian biaya standart.
2. Mengetahui tujuan penetapan biaya standart.
3. Mengetahui manfaat penetapan biaya standart.
4. Mengetahui prosedur penentuan biaya standart.
5. Mengetahui cara menganalisis biaya sebenarnya dengan biaya standart.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Standar


Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan, berdasarkan asumsi tentang status
ekonomi, produktivitas, dan faktor lainnya, yang mencerminkan total yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit komoditas atau untuk mendanai aktivitas
tertentu. Semua biaya standar telah ditentukan sebelumnya. Memanfaatkan efisiensi,
teori ekonomi, dan pertimbangan lain, perkiraan total biaya produksi satu unit produk
dibuat di muka. Jumlah ini disebut sebagai biaya umum. Biaya standar bekerja paling
baik ketika proses pembuatan relatif konsisten dan barang yang dihasilkan homogen,
dengan asumsi keadaan ekonomi, efisiensi, dan pertimbangan lainnya (Mulyadi 2009:
387). Ketika teknik manufaktur agak konstan dan barang yang dihasilkan homogen,
biaya standar adalah yang paling tepat (Mulyadi 2009:387).
Menetapkan biaya standar dapat digunakan untuk mengelola harga produksi.
Sebelum penjualan dilakukan, biaya manufaktur dan keuntungan yang diharapkan
dapat diproyeksikan menggunakan biaya standar perusahaan. Standar produk
perusahaan berfungsi sebagai panduan untuk menetapkan standar manufaktur, yang
mencakup biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead.
Menurut Carter dan Usry, biaya standar adalah biaya yang ditentukan untuk
pembuatan satu unit atau lebih selama periode waktu tertentu (2011; 158).
Pengeluaran standar dibebankan pada kondisi operasi yang diharapkan atau aktual
dari produk. Dua bagian dari biaya standar adalah standar fisik, atau harga input
minimum per unit output, dan data harga, atau jumlah input standar per unit output.

B. Tujuan Penetapan Biaya Standar


Menurut Carter dan Usry (2009:154), penetapan biaya standar sangat
bermanfaat untuk mengelola aktivitas perusahaan karena metode penetapan biaya
menguntungkan untuk:
1. Penganggaran.
2. Pantau pengeluaran dan efisiensi.
3. Mendukung potensi inisiatif pemotongan biaya.
4. Mempermudah pencatatan dan pembuatan laporan pengeluaran.
5. Menghitung biaya persediaan barang jadi, barang dalam proses, dan bahan baku.
6. Sebagai patokan untuk menentukan harga penawaran dalam tender suatu proyek
atau kontrak tertentu.

C. Manfaaat Penetapan Biaya Standar


Menurut Mulyadi (2009:388), struktur biaya reguler memiliki keuntungan
sebagai berikut:
a. Alat untuk mengevaluasi penerapan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Mendorong para pelaksana untuk menyelesaikan tugasnya secara efisien.
c. Berikan rekomendasi manajemen tentang berapa banyak yang harus
diinvestasikan pada upaya tertentu sehingga mereka dapat meningkatkan prosedur
perekrutan dan produksi.
Menurut William K. Carter dan Milton F. Usry (2002:154), manfaat biaya
standar digunakan untuk:
1. Buat anggaran.
2. Manajemen biaya melalui keterlibatan staf dan evaluasi efektivitas operasional.
3. Menyederhanakan dan mempercepat proses yang digunakan untuk menghitung
biaya.
4. Stok bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi semuanya harus termasuk
biaya.
5. Menetapkan harga jual dan penawaran kontrak.

D. Prosedur Penentuan Biaya Standar


Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk
memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa
datang.
1. Prosedur Penentuan Biaya Bahan Baku Standar
a. Harga Bahan Baku Langsung Standar
Taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku standar
biasanya di tentukan dari daftar harga pamasok (supplier), catalog, atau
informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga
di masa yang akan datang. Harga bahan baku Menurut Ibnu Subiyanto (1993)
“Biaya bahan baku standar adalah harga yang harus dibayar untuk memperoleh
satu. satuan bahan Harga standar ditetapkan untuk semua bahan yang
digunakan dalam :
 Ramalan penjualan menentukan kuantitas
 Diproduksi, membutuhkan pengaturan kualitas dan standar
pengiriman.
 Penyuplai biasanya menetapkan harga berdasarkan kuantitas, kualitas,
dan jangka waktu pengiriman.
b. Kuantitas Bahan Baku langsung Standar
Ditetapkan sendiri oleh pemilik dengan menghitung pemakaian standar
jumlah bahan baku per produksi.
Perubahan harga dapat dihitung dengan menggunakan metode mengubah
harga satuan rata-rata atau harga satuan standar dari waktu ke waktu. Standar
kuantitas bahan (efisiensi) adalah jumlah bahan yang harus digunakan untuk
menghasilkan satu produk akhir.Studi teknik, pengalaman masa lalu, dan pengujian
berguna dalam menentukan standar kuantitas.
Harga standar ini ditentukan berdasarkan katalog atau informasi serupa
lainnya dari pemasok dan informasi lain yang tersedia terkait dengan kemungkinan
perubahan harga tersebut di masa mendatang. Apabila biaya pengangkutan dan
biaya pengolahan bahan mentah lainnya diperhitungkan sebagai bahan baku, maka
biaya tersebut harus diperhitungkan juga dalam harga standar. Demikian pula,
dalam harga standar, diskon pembelian yang diharapkan dari pemasok harus
dikurangkan dari harga pembelian kotor. Harga berikut dapat digunakan sebagai
harga standar:
a. Harga yang diharapkan berlaku di masa mendatang, biasanya tahunan.
b. Harga berlaku saat produksi standar.
c. Harga yang diharapkan adalah harga normal dalam jangka panjang.
Harga dipilih sebagian tergantung pada jenis fluktuasi harga yang diharapkan
dan tujuan penggunaan biaya standar. Jika fluktuasi harga cenderung terjadi
berulang kali dan tidak cenderung turun atau naik, maka harga standar sudah tepat
untuk keadaan tersebut. Di sisi lain, jika arah perubahan harga di masa depan dapat
diprediksi dengan andal, harga yang sesuai untuk situasi ini adalah harga rata-rata
selama periode biaya standar. Harga standar bahan baku digunakan:
a. Mengontrol aktivitas departemen pembelian.
b. Mengukur pengaruh kenaikan atau penurunan harga.
Standar harga bahan baku biasanya ditetapkan pada akhir tahun dan biasanya
digunakan pada tahun berikutnya. Namun harga reguler ini bisa berubah jika harga
turun atau naik secara luar biasa.
2. Prosedur Penentuan Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Upah tenaga kerja langsung standar (harga) adalah tingkat upah yang telah
ditentukan sebelumnya untuk tenaga kerja langsung dalam satu periode. Tingkat
gaji dipengaruhi jenis pekerjaan, pengalaman, kontrak kerja dan upah minimum.
Perubahan tingkat upah berkala dapat dihitung sebagai berikut: Menggunakan upah
rata-rata dari upah standar per jam atau membuat perubahan reguler pada upah
standar per jam (metode ini lebih baik).
Jam tenaga kerja langsung normal (efisiensi) merupakan studi waktu dan
gerak sangat berguna dalam menetapkan standar kinerja. Perubahan metode kerja,
kondisi atau produk mempengaruhi efisiensi, sehingga perlu ditetapkan standar
efisiensi yang baru. Penetapan jam kerja normal mensyaratkan syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Tempat produksi yang efisien dan modern, sehingga produksi dapat dilakukan
sesedikit mungkin.
b. Pengembangan perencanaan produksi, perutean, penjadwalan, dan pengiriman
personel sehingga proses produksi berjalan lancar tanpa penundaan atau
kebingungan.
c. Pengadaan bahan baku terencana dengan baik sehingga tersedia untuk
produksi pada saat dibutuhkan.
d. Penyesuaian kebiasaan kerja dan kebiasaan kerja pekerja dengan pengawasan
dan pelatihan pekerja yang memadai agar proses produksi dapat dilaksanakan
dengan baik.
Pada saat yang sama, jam kerja normal dapat ditentukan sebagai berikut:
a. Menghitung jam kerja rata-rata yang dihabiskan untuk bekerja pada periode
yang lalu dari tabel biaya.
b. Melakukan uji coba operasi produksi di bawah kondisi normal yang
diharapkan Studi gerak dan waktu dari berbagai tempat kerja di bawah kondisi
aktual yang diharapkan.
c. Membuat penilaian yang baik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
manufaktur dan operasi produksi.
3. Prosedur Penentuan Biaya Overhead Pabrik Standar
Menentukan biaya overhead pabrik standar lebih rumit karena terdiri dari
beberapa unsur biaya. Menentukan biaya overhead pabrik memerlukan analisis
masa lalu, perkiraan kondisi ekonomi dan informasi relevan lainnya. Biaya
produksi normal biasanya dibagi menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Overhead
manufaktur normal dihitung berdasarkan kriteria tertentu seperti: jam tenaga kerja
langsung, jam mesin atau biaya tenaga kerja langsung, dan lain-lain.

E. Analisis Biaya Sebenarnya dengan Biaya Standar


Terdapat dua jenis analisis selisih, di antaranya adalah :
1. Analis Slisih Biaya Produksi Langsung
Analisis slisih (BPL) Biaya Produksi Langsung merupakan analisis yang
memuat biaya bahan baku dan biaya TKL. Dalam analisis tersebut dikenal istilah
kapasitas Sebenarnya dan kapasitas Standart. Terdapat 3 pola analis slisih biaya
produksi langsung, yaitu pola 1 slisih, pola 2 slisih, dan pola 3 slisih.
a. Analis Selisih Biaya BB
Analisa ini mengukur berapa cost yang harus dikeluarkan utuk bahan
baku dan berapa yang dibayar sesuai realita. Adapun rumus atau cara untuk
menentukan selisih biaya bahan baku adalah sebagai berikut.
 Pola Satu Selisih
Selisih Total = (Harga Standart x Quantitas Standart) – (Harga
Sebenarnya – Quantitas Sebenarnya)
 Pola Dua Selisih
 Selisih Harga = (Harga Standart - Harga Sebenarnya) x
Quantitas Sebenarnya
 Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya - Quantitas
Standart) x Harga Standart
 Pola Tiga Selisih
Pada pola tiga selisih, terdapat empat kondisi antara biaya
Standart dengan biaya sebenarnya.
o Harga dan Quantitas Standart lebih kecil dibanding harga dan
Quantitas sebenarnya.
 Selisih Harga = (Harga Standart - Harga
Sebenarnya) x Quantitas Standart
 Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya -
Quantitas Standart) x Harga Standart
 Selisih Gabungan = (Harga Standart – Harga
Sebenarnya) x (Quantitas Standart – Quantitas
Sebenarnya)
o Harga dan Quantitas Standart lebih besar dibanding harga dan
Quantitas Sebenarnya.
 Selisih Harga = (Harga Standart - Harga
Sebenarnya) x Quantitas Sebenarnya
 Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya -
Quantitas Standart) x Harga Sebenarnya
 Selisih Gabungan = (Harga Standart – Harga
Sebenarnya) x (Quantitas Standart – Quantitas
Sebenarnya)
o Harga Standart lebih kecil di banding harga sebenarnya dan
Quantitas Standart lebih besar di banding Quantitas
Sebenarnya.
 Selisih Harga = (Harga Standart - Harga
Sebenarnya) x Quantitas Sebenarnya
 Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya -
Quantitas Standart) x Harga Standart
o Harga Standart lebih besar di banding harga sebenarnya dan
Quantitas Standart lebih kecil di banding Quantitas
Sebenarnya.
 Selisih Harga = (Harga Standart - Harga
Sebenarnya) x Quantitas Standart
 Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya -
Quantitas Standart) x Harga Sebenarnya

Contoh :

PT Pelita menggunakan bahan baku X untuk memproduksi suatu


produk jadi. PT Pelita menentukan Standart bahwa untuk satu unit produk
jadi memerlukan 100 kg bahan baku X dengan harga Standartnya sebesar
Rp 50 rupiah. Pada realitanya, untuk membuat satu unit produk jadi
membutuhkan 120 kg bahan baku X dengan harga Rp 70 rupiah.
Identifikasilah selisih biaya bahan bakunya!

Harga Standart = Rp 50

Quantitas Standart = 1 x 100 kg = 100 kg

Harga Sebenarnya = Rp 70

Quantitas Sebenarnya = 120 kg

Jawab :

 Pola Satu Selisih


Selisih Total = (Harga Standart x Quantitas Standart) – (Harga
Sebenarnya – Quantitas Sebenarnya)
ST = (50 x 100) – (70 x 120) = 5.000 – 8.400 = 3.400
 Pola Dua Selisih
Selisih Harga = (Harga Standart - Harga Sebenarnya) x Quantitas
Sebenarnya
SH = (50 – 70) x 120 = 20 x 120 = 2.400
Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya - Quantitas Standart) x
Harga Standart
SK = (120-100) x 50 = 20 x 50 = 1.000
ST = SH + SK = 3.400
 Pola Tiga Selisih
Selisih Harga = (Harga Standart - Harga Sebenarnya) x Quantitas
Standart
SH = (50 – 70) x 100 = 20 x 100 = 2.000
Selisih Quantitas = (Quantitas Sebenarnya - Quantitas Standart) x
Harga Standart
SK = (120-100) x 50 = 20 x 50 = 1.000
Selisih Gabungan = (Harga Standart – Harga Sebenarnya) x
(Quantitas Standart – Quantitas Sebenarnya)
SG = (50 – 70) x (100 – 120) = 20 x 20 = 400
ST = SH + SK + SG = 2.000 + 1.000 + 400 = 3.400
b. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
2. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Dalam analisis BOP dikenal istilah kapasitas sebenarnya, kapasitas standart,
dan kapasitas nomal. Terdapat 4 pola analis slisih biaya produksi langsung, yaitu
pola 1 slisih, pola 2 slisih, pola 3 slisih, dan pola 4 slisih.
a. Pola Satu Slisih
BOP aktual dapat dikurangkan dengan BOP pada tarif standar pada
kapasitas standar untuk mendapatkan analisis BOP pola satu selisih.

b. Pola Dua Slisih


Ada dua jenis slisih dalam pola ini, yaitu selisih terkendalikan dan
selisih volume. Perbedaan antara biaya overhead yang sebenarnya dan biaya
overhead yang dibebankan pada kapasitas normal adalah selisih
terkendalikan. Sementara itu, selisih volume merupakan perbedaan antara
biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk (kapasitas standar dengan
tarif standar) dan biaya overhead yang dialokasikan untuk jam standar.
c. Pola Tiga Slisih
Ada tiga jenis selisih dalam pola ini, yaitu selisih pengeluaran, selisih
kapasitas, dan selisih efisiensi. Biaya overhead yang direncanakan pada
kapasitas riil dikurangkan dari BOP aktual untuk menentukan selisih
pengeluaran. Selisih kapasitas adalah selisih antara biaya overhead pabrik
yang kapasitas sebenarnya dan biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas aktual (kapasitas aktual dengan tarif standar). Sedangkan tarif BOP
dikalikan selisih kapasitas standar dengan kapasitas aktual sama dengan
selisih efisiensi.
d. Pola Empat Slisih
Pengeluaran, kapasitas, efisiensi variabel, dan efisiensi tetap
merupakan jenis-jenis selisih dalam pola empat slisih. Selisih efisiensi
variabel dihitung dengan mengalikan tarif BOP variabel dengan selisih
efisiensi. Sedangkan efisiensi tetap dihitung dengan mengalikan tarif BOP
yang ditetapkan dengan selisih efisiensi.
Contoh :

DAFTAR PUSTAKA

Mardiana. PPT Sistem Biaya Standar (Full Costing)


Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 5. UGM. STIM YKPN. Yogyakarta
Sinurat, Mangasa dkk. Akuntansi Biaya. Edisi 1. Universitas HKBP Nommense. Medan.
Usry, Milton F., Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 13. Salemba Empat.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai