Anda di halaman 1dari 24

AKUNTANSI BIAYA (BIAYA STANDAR)

Dosen : Mata Kuliah :


Susnaningsih Mu’at S.E MM Akuntansi Biaya

BIAYA STANDAR

Nama kelompok:
Badriatul Wahidah
Febri Nur Fitriani
Kherul Rohman
M. Rasyid Ridho
Nurul Femila Sari
Rizka Maulita
Saleh Rifai

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Biaya Standar”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Biaya Standar”
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun
oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan
teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung mupun tidak langsung.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 10 Mei 2017

Penulis

Daftar Isi
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 1
1.3.Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Biaya Standar 3
2.2.Manfaat Biaya Standar 3
2.3.Kelemahan Biaya Standar 3
2.4.Tujuan Penetapan Sistem Akuntansi Biaya Standar 4
2.5.Tipe-tipe Biaya Standar 4
2.6.Penentuan Harga Pokok Standar
2.6.1.      Penentuan Biaya Bahan Baku Standar 5
2.6.2.      Penentuan Biaya Tenaga Kerja 6
2.6.3.      Penentuan Biaya Overhead Pabrik 7
2.7.Analisa Variance/ Selisih
2.7.1.      Selisih Biaya Bahan Baku 12
2.7.2.      Selisih Biaya Tenaga Kerja 12
2.7.3.      Selisih Biaya Overhead Pabrik
2.7.3.1.Metode 1 Selisih 12
2.7.3.2.Metode 2 Selisih 13
2.7.3.3.Metode 3 Selisih 13
2.7.3.4.Metode 4 Selisih 13
2.8.Jurnal Biaya Standar
2.8.1.      Metode Single Plan 18
2.8.2.      Metode Partial Plan 20
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 23
3.2. Saran 23
Daftar Pustaka 24

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti
nilai suatu barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia
melakukan tukar-menukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan
pencatatan perhitungan harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan terus berkembang dari
waktu ke waktu sampai dengan kemajuan peradaban manusia. Pencatatan yang lebih
lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul dikota Venesia, Italia. Seorang
biarawan pakar Matematika yang bernama Lucas Paciolo pada tahun 1494.
Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari
system akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini.
Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.
Biaya Dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang
dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      apa pengertian dari biaya standar ?
1.2.2.      apa saja Manfaat dari Biaya Standar?
1.2.3.      apa saja Kelemahan Biaya Standar?
1.2.4.      apa saja Tujuan Penetapan Sistem Akuntansi Biaya Standar?
1.2.5.      apa saja Tipe-tipe Biaya Standar?
1.2.6.      bagaimana Penentuan Harga Pokok Standar?
1.2.7.      apa saja Analisa Variance/ Selisih?
1.2.8.      apa saja Jurnal Biaya Standar?
1.3.Tujuan penulisan
1.3.1.      Untuk mengetahui pengertian dari biaya standar
1.3.2.      Untuk mengetahui Manfaat dari Biaya Standar
1.3.3.      Untuk mengetahui Kelemahan Biaya Standar
1.3.4.      Untuk mengetahui Tujuan Penetapan Sistem Akuntansi Biaya Standar
1.3.5.      Untuk mengetahui Tipe-tipe Biaya Standar
1.3.6.      Untuk mengetahui Penentuan Harga Pokok Standar
1.3.7.      Untuk mengetahui Analisa Variance/ Selisih
1.3.8.      Untuk mengetahui Jurnal Biaya Standar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN BIAYA STANDAR
Pengertian biaya standar menurut Mulyadi (2009 ; 387) : Biaya Standar adalah biaya
yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah
asumsi bahwa kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Biaya standar adalah biaya produksi suatu unit atau sekelompok produk selama
periode tertentu yang ditentukan di muka. Biaya standar merupakan biaya yang
direncanakan untuk suatu produk pada kondisi operasi tertentu. Suatu biaya standar
mempunyai dua komponen, yaitu standar fisik dan standar harga. Standar fisik adalah
kuantitas standar masukan per unit keluaran. Standar harga adalah harga perkiraan per
unit masukan. Biaya produksi standar yang dibuat meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2.2. MANFAAT BIAYA STANDAR
System biaya standar bermanfaat untuk melakukan perencanaan, pengendalian operasi,
dan memberikan wawasan kepada manajemen dalam membuat keputusan. Biaya standar
dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini.
1.   Menyederhanakan prosedur penentuan biaya produk
2.   Memudahkan pembuatan anggaran
3.   Mengendalikan biaya
4.   Menentukan harga jual
2.3. KELEMAHAN BIAYA STANDAR
Menurut Mulyadi (2009 : 389), bahwa tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak
dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa
yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah
ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran
yang relatif sama.
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun
dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan
perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah
persediaan. Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar
tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar,
padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi
pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. 
2.4. TUJUAN PENETAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA STANDAR
1. Pengendalian biaya (cost control)
2. Penentuan harga pokok produksi (product costing)
Biaya standar bersama-sama analisis varian sangat bermanfaat karena beberapa alasan:
1. Menyediakan informasi kepada manajemen mengenai kendali suatu sistem
2. Sebagai dasar/basis suatu sistem evaluasi kinerja
3. Meyediakan informasi mengenai opportunity cost berkenaan dengan produksi suatu
produk
4. Penentuan harga produk
2.5. TIPE-TIPE BIAYA STANDARD :
1.      Berdasarkan faktor tingkat harga, terdiri dari :
a.       STANDARD IDEAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga
bahan baku, tenaga kerja, BOP yang paling rendah atau menguntungkan.
b.      STANDARD NORMAL : tingkat harga yang didasarkan pada anggapan tingkat harga
normal atau tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi di dalam siklus bisnis.
c.       STANDARD CURRENT : tingkat harga yang diharapkan akan terjadi di dalam periode
akuntansi pemakai standard.
d.      STANDARD DASAR : tingkat harga yang diharapkan didasarkan pada anggaran tingkat
harga yang diharapkan terjadi pada tahun pertama pemakaian standard.
2.      Berdasarkan faktor tingkat prestasi, terdiri dari :
1.      Standard Teoritis / Standard Ideal : Merupakan standar yang ideal yang dalam
pelaksanaanya sulit untuk dapat dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoritis ini
adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para
pelaksanaan. Kebaikan standar ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif
lama.

2. Rata-rata biaya waktu yang lalu : Rata-rata biaya yang berlaku memandang biaya-biaya yang
tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar. Tetapi jenis
ini berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem  biaya standar.

3. Standar lama : Didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi
keadaan ekonomi dan kegiatan yang norma, standar ini berguna agi manajemen dalam
perencanaan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high Performance) : standar jenis ini
banyak digunakan dan merupakan criteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan. Standar
ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan
ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.

3.      Didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan
memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
Berdasarkan faktor tingkat produksi, terdiri dari :
1.      Standard Kapasitas Teoritis
2.      Standard Kapasitas Praktis
3.      Standard Kapasitas Normal
4.      Standard Kapasitas Sesungguhnya yang diharapkan.
2.6. PENENTUAN HARGA POKOK STANDARD
STANDARD COST dapat digunakan pada :
1.      Job Order Costing
2.      Process Costing
2.6.1.      STANDAR BIAYA BAHAN, terdiri dari :
a.       Standar Harga : harga persatuan input fisik tersebut
b.      Standar Kwantitas / Fisik : input fisik yang diperlukan
Penentuan kuantitas standar bahan baku dilakukan dengan cara :
a. Penyilidikan teknis, menyangkut penetapan spesifikasi, baik bentuk, ukuran,
warna, karakteristik pengolahan maupun kualitasnya.

b. Analisa catatan masa lalu dalam bentuk :


1. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang
sama
2. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan yagn paling
baik dan yang paling buruk

Penentuan harga standar bahan baku dilakukan dengan cara melihat :


a. Daftar harga pemasok, katalog, brosur yang berkaitan dengan bahan baku

b. Informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya perubahan


harga di masa mendatang
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :
1. Harga yang diperkirakan terjadinya di masa mendatang, biasanya untuk jangka satu
tahun

2. Harga yang berlaku saat penyusunan standar

2.6.2.      STANDAR BIAYA TENAGA KERJA, terdiri dari :


1.            Standar Tarif
2.            Standar Waktu / Efisiensi
Penentuan jam kerja standar dilakukan dengan cara :
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan yang
sama di masa yang lalu

b. Membuat test run operasi produksi (sample)


c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan

d. Mengadakan taksiran yang reasonable didasarkan pengalaman dan pengetahuan


Penentuan tarif upah standar dilakukan dengan cara melihat :
a. Kontrak kerja
b. Rata-rata hitung dan rata-rata tertimbang dari upah karyawan di masa lalu untuk
pekerjaan yang sama
c. Penghitungan tarif upah dalam operasi normal
2.6.3. STANDAR BIAYA OVERHEAD PABRIK :

Penentuan
biaya overhead pabrik standar : dilakukan dengan cara menggunakan tarif overhead
standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan kapasitas normal ( untuk jelasnya lihat materi sebelumnya ).
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik diperlukan flexible budget, yaitu budget
biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas
CONTOH :
Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode
tertentu yaitu:
Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,- = Rp. 20.000,- / unit output
T.K. langsung 2 jam @ Rp. 8.000,- = Rp. 16.000,- / unit output
Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi
yaitu :
- Unit barang yang diproduksi 10.000 unit
- Biaya bahan baku Rp. 270.000,-
- Bahan baku yang dibeli dan digunakan 50.000 kg
- Harga bahan baku / kg Rp. 5.000,-
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 171.600,-
- Jam Kerja sesungguhnya 22.000 jam
- Biaya tenaga kerja per jam Rp. 7.800,-
- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya 55.000 kg
Diminta :
Hitunglah : 1. Selisih biaya bahan baku
2. Selisih biaya tenaga kerja
3. Jurnal
a. Untuk mencatat pembelian bahan baku
b. Mencatat penggunaan bahan baku
c. Mencatat upah gaji
JAWAB :
1.A.Selisih harga = (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg
= Rp.20.000.000,- (TM/UF).
B.Selisih Kwantitas
= {50.000 kg – (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,-
2. Selisih Tenaga Kerja :
A. Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam
= Rp.4.400.000,- (M/F).
B. Selisih Efisiensi
= (22.000 Jam – 20.000 Jam) x Rp. 8.000,-
= Rp.16.000.000,- (TM).
3. Jurnal :
a. Mencatat pembelian bahan baku
Bahan Baku Rp.275.000.000,-
Selisih Harga Rp 32.000.000,- (dari yang dibeli)
Hitung Dagang Rp.297.000.000,-
b. Mencatat penggunan bahan baku
B.D.P Rp.200.000.000,-
Selisih Efisiensi Rp. 16.000.000,-
Bahan Baku Rp.250.000.000,-
c. Mencatat upah dan gaji
B.D.P Rp.160.000.000,-
Selisih efisiensi tenaga kerja Rp. 16.000.000,-
Selisih tarif tenaga kerja Rp. 4.400.000,-
Hitung upah / gaji Rp.171.600.000,-
Buku Besar

B
AHAN BAKU
Kwantitas pembelian ssg X Harga STD/Unit Kwantitas pengguna ssg X Harga
STD/ unit
Rp. 275.000.000,- Rp. 250.000.000,-

B.D.P

 
Kwantitas STD yg dipakai X Harga STD/Unit
Rp. 200.000.000,-
Rp. 160.000.000,-
Selisih harga bahan baku

 
Kwantitas pembelian ssg X Harga/Unit
Rp. 22.000.000,-
Selisih efisiensi bahan baku

 
Selisih kwantitas yang dipakai X Harga STD/
Unit Rp. 50.000.000,-
Selisih efisiensi tenaga kerja

 
Selisih jam kerja X tarif STD/Unit
Rp. 16.000.000,-
Selisih tarif tenaga kerja

 
Jam kerja ssg X selisih per unit
Rp. 4.400.000,-
2.7. ANALISA VARIANCE / SELISIH
Pada standar cost (harga pokok standard) variance (selisih) dihitung untuk tiap elemen
biaya yaitu :
a.       Selisih bahan
b.      Selisih tenaga kerja
c.       Selisih BOP
Dengan cara membandingkan antara standard dengan sesungguhnya.
SELISIH pada umumnya terdapat 2 jenis :
1.      Selisih menguntung (favorable)
Standard > sesungguhnya
2.      Selisih tidak menguntungkan (unfavorable)
Standard < sesungguhnya
(PROSEDUR PENCATATAN SELISIH)

REKENING SELISIH
 

DEBIT

KREDIT

Unfavorable Favorable
(tidak menguntungka) (menguntungkan)
2.7.1. SELISIH BIAYA BAHAN BAKU

a. Biaya standard bahan baku yang dibebankan ke rekening BOP.


b. Persediaan bahan baku dicatat dengan standard dan pencatatan selisih dengan
harga pada saat bahan baku diterima.
c. Persediaan bahan baku dicatat sebesar harga sesungguhnya (actual cost) dan
variance dicatat pada saat bahan baku dimasukkan ke dalam produksi.
2.7.2. SELISIH UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG

a. Dalam sistem biay standard, biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke


perkiraan BOP dengan menggunakan jam standard yang ditentukan dengan
tarif standard.
b. Selisih terjadi oleh perbedaan antara gaji / unit (jam kerja sesungguhnya x tarif
sesungguhnya) dengan biaya standard.
c. Selisih biaya tenaga kerja diakui pada saat terjadinya.
2.7.3. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal,
sedangkan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk menggunakan kasitas
sesungguhnya yang dicapai. Dalam perusahaan yang menggunakan system biaya
standar, analisis selisih biaya overhead pabrik dipengaruhi pula oleh kapasitas standar.
Oleh karena itu, ada 4 model analisis selisih biaya overhead pabrik: model satu selisih,
model dua selisih, model tiga selisih, dan model empat selisih.

2.7.3.1. Model Satu Selisih


Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi
biaya overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya
overhead pabrik sesungguhnya.
2.7.3.2. Model Dua Selisih
selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah
menjadi dua macam selisih: selisih terkendalikan, dan selisih volume. Selisih
terkendalikan adalah perbedaan biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead
yang dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan selisih volume adalah perbedaan
antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam standar dengan biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk (kapasitas standar dengan tarif standar)
2.7.3.3. Model Tiga Selisih
selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah
menjadi tiga macam selisih: selisih pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih efisiensi.
Selisih pengeluaran adalah perbedaan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan
biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya. Selisih kapasitas
adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang pabrik yang dibebankan kepada
produk pada kapasitas sesungguhnnya (kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar ).
Selisih efisiensi adalah tarif biaya overhead pabrik dikalikan dengan selisih antara
kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.
2.7.3.4. Model Empat Selisih
Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini,
selisih efisiensi dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut
ini : selisih efisiensi variable dan selisih efisiensi tetap.
Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar
disajikan sebagai berikut:
Biaya bahan baku 5 kg @Rp1.000 Rp 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @Rp500 10.000
Biaya overhead pabrik
Variable 20 jam @Rp400 8.000
Tetap *) 20 jam @Rp300 6.000
Total Rp 29.000
Transaksi yang terjadi dalam bulan januari 19X1 adalah sebagai berikut:
1.      Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @Rp1.100
2.      Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan januari 19X1
adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut:
a.       Biaya bahan baku 1.050 kg @Rp1.100 = Rp 1.155.000
b.      Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp475 = 2.422.500
c.       Biaya overhead pabrik = 3.650.000
Atas dasar data di atas, berikut ini disajikan analisis selisih biaya produksi langsung
dan biaya overhead pabrik:
Biaya Bahan Baku
1.      Model Satu Selisih
(HSt x KSt) – (HS x KS)
(Rp1000 x 1.250) – (Rp1.100 x 1.050) = Rp 95.000 L
2.      Model Dua Selisih
Selisih harga bahan baku
(HSt - HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 kg = Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1.050) x Rp1.000 = Rp200.000 L
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L
3.      Model Tiga Selisih
Selisih harga bahan baku
(HSt – HS) x KS
(Rp1.000 – Rp1.100) x 1.050 = Rp105.000 R
Selisih kuantitas bahan baku
(KSt - KS) x HSt
(1.250 – 1..050) x Rp1.000 = Rp200.000 L
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas= 0
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L
Biaya Tenaga Kerja
1.      Model Satu Selisih
Selisih biaya tenaga kerja
(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
(Rp500 x 5.000) – (Rp475 x 5.100) = Rp 77.500 L
2.      Model Dua Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt - TUS) x JKS
(Rp500 – Rp475) x 5.100 jam = Rp127.500 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUSt
(5.000 – 5.100) x Rp500 = Rp 50.000 R
Total selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500 L
3.      Model Tiga Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKSt
(Rp500 – Rp475) x 5.000jam = Rp125.000 L
Selisih efisiensi upah
(JKSt - JKS) x TUS
(5.000 – 5.100) x Rp475 = Rp 47.500 R
Selisih harga/kuantitas bahan baku
Tidak terdapat selisih harga/kuantitas= 0
Total selisih harga/efisiensi upah Rp 77.500 L

Selisih Biaya Overhead Pabrik


1.      Model Satu Selisih
Selisih total biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan:
250 x 20 jam x Rp700 = Rp3.500.000
Selisih total biaya overhead pabrik Rp 150.000 R

2.      Model Dua Selisih


Selisih tersebut dipecah menjadi dua macam selisih sebagai berikut:
Selisih terkendalikan
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
5.200 x Rp300 = 1.560.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable pada jam standar
5.000 jam x Rp400 = 2.000.000
Selisih terkendalikan Rp 90.000 R

Selisih volume
Jam tenaga kerja pada kapasitas normal 5.200 jam
Jam tenaga kerja standar 5.000 jam
Selisih volume 200 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x

Selisih volume Rp60.000 R

3.      Model Tiga Selisih


Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp150.000 tersebut dapat dipecah menjadi tiga
macam selisih berikut ini:
Selisih pengeluaran
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik tetap pada kapasitas normal
5.200 jam x Rp300 = 1.560.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp2.090.000
Biaya overhead pabrik variable yang dianggarkan
Pada jam yang sesungguhnya dicapai
5.100 jam x Rp400 2.040.000
Selisih pengeluaran Rp 50.000 R

Selisih kapasitas
Kapasitas normal 5.200 jam
Kapasitas sesungguhnya 5.100 jam
Kapasitas yang tidak terpakai 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp300 per jam x

Selisih kapasitas Rp30.000 R

Selisih efisiensi
Jam standar 5.000 jam
Jam sesungguhnya 5.100 jam
Selisih efisiensi 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik Rp700 per jam x

Selisih efisiensi Rp70.000 R

4.      Model Empat Selisih


Seperti telah disebutkan diatas, model empat selisih ini merupakan perluasan model
tiga selisih. Selisih dalam model tiga selisih tersebut dipecah menjadi: selisih efisiensi
variable dan selisih efisiensi tetap dalam model empat selisih ini. Selisih biaya overhead
pabrik dalam contoh sebesar Rp150.000 R tersebut dipecah menjadi empat macam
selisih sebagai berikut:
Selisih pengeluaran Rp 50.000 R
Selisih kapasitas 30.000 R
Selisih efisiensi yang dipecah lebih lanjut menjadi:
Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp400 40.000 R
Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp300 30.000 R
Total selisih biaya overhead pabrik Rp150.000 R

2.8. JURNAL BIAYA STANDAR


Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi dua metode yaitu:
2.8.1. Metode Tunggal (SINGLE PLAN)
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang dibuat untuk
mencatat biaya bahan baku, mencatat biaya tenaga kerja langsung dan mencatat biaya
overhead pabrik
.1. Mencatat Biaya bahan baku
a. Mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp. 1.650.000
Hutang dagang Rp. 1.650.000
b. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP bahan baku Rp. 1.250.000
Selisih Harga bahan baku Rp. 105.000
Persediaan bahan baku Rp . 1.155.000
Selisih Kuantitas Rp 200.000
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
BDP Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.500.000
Selisih efisiensi Rp. 50.000
Gaji dan upah Rp. 2.422.500
Selisih tarif Rp. 127.500
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
a.Metode dua selisih
Jika metode dua selisih digunakan untuk analisis selisih biaya overhead pabrik maka
prosedur pencatatan sbb:
1. Mencatat pembebanan BOP
BDP BOP Rp. 3.500.000*
BOP yang dibebankan Rp.3.500.000
*250 unit x 20 jam x Rp.700=Rp.3.500.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai rek.dikredit Rp 3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP
sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.500.000
BOP sesungguhnya Rp.3.500.00
4. Mencatat selisih BOP yaitu:
Selisih terkendali Rp. 90.000
Selisih volume Rp. 60.000
BOP sesungguhnya Rp. 150.000
b. Metode tiga selisih
1. Pencatatan pembebanan BOP kepada produk:
BDP BOP ( 5.000JamxRp.700) Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi .RP 70.000
BOP yang dibebankan Rp 3.570.000*
*5.100 jam x Rp.700 = Rp.3.570.000
2. Mencatat BOP sesungguhnya :
BOP sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai rek. dkredit Rp.3.650.000
3. Mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan kerekening BOP
sesungguhnya:
BOP yang dibebankan Rp. 3.570.000
BOP sesungguhnya Rp.3.570.000
4. Mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran Rp.50.000
Selisih kapasitas Rp.30.000
BOP sesungguhnya Rp.80.000
c. Metode Empat Selisih:
Perbedaan metode empat selisih denhan metode tiga selisih terletak pada selisih
efisiensi, maka pencatatan BOP dalam metode 4 selisih dilakukan bengan membentuk
rekening selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.
BDP BOP Rp. 3.500.000
Selisih efisiensi variabel Rp. 40.000
Selisih efisiensi tetap Rp. 30.000
BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
4. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang dilakukan dengan
mengkredit rekening BDP dan mendebet rekening persediaan produk jadi. Jadi sebesar
= produk jadi yang di transfer x harga pokok standar per satuan.
Persedian produkjadi Rp. 7.250.000 *
BDP BBB Rp. 1.250.000
BDP TKL Rp. 2.500.000
BDP BOP Rp. 3.500.000
*250 unit x Rp. 29.000 = Rp. 7.250.000

2.8.2. Metode Ganda (Partial Plan)


Karakteristik metode ganda adalah:
1. Rekening Barang Dalam Proses dengan biaya   sesunggunya dan dikredit dengan biaya
standar. Metode ini persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan
persediaan produk jadi dicatat pada harga harga pokok standar. Harga pokok
penjualan dicatat pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi,
setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan dan harga pokok
produk jadinyang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar merupakan jumlah total perbedaan
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih tersebut
merupakan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku
besar.
Aliran Biaya Standar Dalam Metode Ganda:
Berdasarkan data dalam contoh, berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang  dibuat
untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya, biata produksi standar dan selisih.
1. Pencatatan biaya bahan baku
     BDP biaya bahan baku              Rp. 1.155.000
               Persediaan bahan baku                       Rp.1.155.000
(Pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050kg @   Rp1.000 = Rp1.155.000)
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
     BDP biaya tenaga kerja langsung       Rp. 2.422.500
                                    Gaji dan upah                                  Rp.2.422.500
       (Pembebanan biaya tenaga kerja sesungguhnya   5.100jam @ Rp 475 = Rp.
2.422.500) 
3. Pencatatan Biaya overhead pabrik
       Dalam metode ganda, BOP dicatat dengan   menggunakan salah satu metode
berikut ini:
Metode  1. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dalam periode akuntansi tertentu dan dikredit dengan biaya
standarnya. Dengan demikian, selisih biaya overhead pabrik dihitung dari saldo
rekening barang dalam proses-biaya overhead pabrik. Jurnal pencatatan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam contoh 8 adalah
sebagai berikut:
a. Pencatatan BOP sesungguhnya terjadi
       BOP sesungguhnya   Rp3.650.000  
                 Berbagai Rek. Yang dikredit   Rp3.650.000
b. Pembebanab BOP sesungguhya ke rekening BDP
       BDP BOP                                         Rp.3.650.000 
            BOP sesungguhnya                             Rp.3.650.000
Metode  2. Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik atas
dasar tariff standar. Dalam metode ini selisih biaya overhead pabrik dihitung dari saldo
rekening barang dalam proses-biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jurnal pencatatan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam contoh 8
adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan BOP sesungguhnya
     BOP sesungguhnya              Rp.3.650.000
                  Berbagai rek. Dikredit       Rp.3.650.000
b. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif tandar (5.100 jam x Rp700  =
Rp.3.570.000)
  BDP BOP                             Rp. 3.570.000
               BOP yang dibebankan         Rp.3.570.000
c. Penutupan rekening BOP yang dibebankan
      BOP yang dibebankan Rp.3.570.000
               BOP yang sesungguhnya     Rp.3.570.000
3.      Pencatatan harga pokok produk jadi
     Persediaan produk jadi       Rp.7.250.000
               BDP  BBB                                       Rp.1.250.000
            BDP  BTK                                      Rp.2.500.000
          BDP  BOP                                        Rp.3.500.000
-     Biaya bahan baku =Rp5.000x250 un=Rp.1.250.000
Biaya tenagakerja=Rp10.000 x 250u = Rp.2.500.000
-  BOP (Rp8.000 + Rp6.000) x 250 u = Rp.3.500.000
5. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya    dengan biaya standar.
a. Selisih bahan baku
    Selisih harga bahan baku                 Rp. 105.000
    BDP biaya bahan baku                   RP.   95.000
               Selisih kuantitas bahan baku               Rp.200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
     Selisih efisiensi upah                                  Rp. 50.000
     BDP biaya tenaga kerja                             Rp. 77.500
                 Selisih tarip upah                            Rp.127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik
      1. Jika pencatatan BOP menggunakan metode I
             Selisih pengeluaran                             Rp. 50.000
             Selisih kapasitas                                 Rp. 30.000
             Selisih efisiensi                                   Rp. 70.000
                          BDP  BOP                                        Rp.150.000
       2. Jika pencatatan BOP menggunakan metode 2
                Dengan model tiga selisih dicatat sebagai berikut:
            -  Selisih efisiensi                                 Rp. 70.000
                       BDP BOP                                           Rp. 70.000
            -   Selisih pengeluaran             Rp. 50.000
                 Selisih kapasitas                 Rp. 30.000
                       BOP sesungguhnya                  Rp. 80.000

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan biaya yang
seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk mmbiayai kegiatan
tertentu, dibawah kondisi asumsi ekonomi, efisiensi dan faktor lain tertentu. Sistem
biaya standar dirancang untuk pengendalian biaya. Sistem ini hanya cocok digunakan
dalam pusat pertanggung jawaban yang sebagian besar biayanya berupa engineered
expanse.
                 Sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua: metode gada dan metode
tunggal. Dalam metode ganda, rekening Barang Dalam Proses dicatat dua macam yaitu
biaya sesungguhnya dan biaya standar. Dalam metode ganda, selisih biaya
sesungguhnya dan biaya standar baru dapat ditentukan pada akhir akuntansi, karena
dalam metode ini selisih dihitung berdasarkan keluaran. Dalam metode tunggal,
rekening Barang Dalam Proses dicatat pada satu macam biaya, yaitu biaya standar.
Dalam metode ini selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar  ditentukan sepanjang
periode akuntansi pada saat selisih tersebut terjadi.   

3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai