Anda di halaman 1dari 3

Konsep Penyusunan Analisis Standar Belanja (ASB)

Dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas standar pelayanan minimal, maka pemerintah
daerah hendaknya mampu menetapkan analisis standar belanja yang akurat. Hal tersebut dilakukan
dalam rangka untuk meningkatkan kinerja anggaran yang baik. Selama ini sering terjadi
overfinancing dan underfinancing dengan kata lain terjadi ketidakakuratan dan ketidakwajaran
dalam menetapkan biaya dalam anggaran.
Saat ini, banyak pemerintah daerah yang mencoba mencari formula untuk menetapkan standar
biaya dalam anggaran. Salah satu pendekatan yang dikembangkan sebagai dasar untuk
menetapkan standar biaya yaitu pendekatan berbasis aktivitas (activity based costing).
Activity Based Costing (ABC) merupakan penetapan harga pokok atau biaya anggaran yang
didasarkan aktivitas. Artinya aktivitas menjadi pemicu biaya (cost driver) dalam pendekatan ABC.
Pendekatan ABC merupakan suatu teknik untuk mengukur secara kuantitatif biaya dan kinerja
suatu kegiatan (the cost and performance of activities) serta alokasi penggunaan sumber daya dan
biaya, baik by operasional maupun by administratif.
Pendekatan ABC bertujuan untuk meningkatan akurasi biaya penyediaan barang dan jasa yang
dihasilkan dengan menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sehingga
dapat dikatakan bahwa:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Proses evaluasi dan penilaian didasarkan atas biaya-biaya per kegiatan dan bukan didasarkan
atas alokasi bruto (gross allocations) pada suatu organisasi atau unit kerja. Memasukkan biaya
overhead (overhead cost) ke dalam kegiatan yang secara aktual digunakan untuk menghasilkan
output.
Terdapat beberapa alasan mengapa pendekatan ABC digunakan dalam penetapan biaya
anggaran yaitu:
1) Tuntutan terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah yang semakin ekonomis. efisien.
efektif. akuntabel. dan transparan.
2) Adanya ketidakadilan dan ketidakwajaran anggaran belanja antar kegiatan sejenis, antar
program dan antar SKPD yg disebabkan oleh:

Tidak jelasnya definisi suatu kegiatan.

Perbedaan output kegiatan.


Perbedaan lama waktu pelaksanaan.

Perbedaan target group.


Perbedaan kebutuhan sumberdaya.
Beragamnya perlakuan objek/rincian objek/item belanja.
Terjadinya pemborosan anggaran.
Analisis Standar Belanja merupakan kewenangan pemerintah daerah masing-masing. Karena
untuk menetapkan standar belanja antara masing-masing pemerintah daerah memiliki dasar
penetapan yang berbeda-beda tergantung pada kondisi ekonomi masing-masing daerah. Untuk itu
dasar legal dari pendekatan activity based costing juga didasarkan pada kepentingan pemerintah
daerah masing-masing.
Berdasarkan ketentuan tersebut yang berkaitan dengan penggunaan pendekatan dalam
penentuan analisis standar belanja, maka pemerintah menciptakan dan menyusun berbagai macam
pendekatan yang lebih efisien dan efektif. Metode-metode yang dapat digunakan dalam
pendekatan ASB yaitu:
a. Metode Regresi Sederhana/Ordinary Least Square (OLS)
Metode Regresi Sederhana adalah suatu teknik atau analisis yang digunakan untuk menyusun
suatu persamaan belanja yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel
bebas (X) sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Dalam regresi sederhana
ini, variabel tidak bebas merupakan total biaya dari suatu kegiatan, sedangkan variabel bebas
merupakan cost driver dari kegiatan tersebut. Penggunaan regresi sederhana dalam menyusun
ASB berguna untuk membuat model (persamaan) regresi untuk peramalan belanja dari suatu
kegiatan. Peramalan belanja dengan model regresi ini dengan cara menghitung belanja rata-

rata, menghitung batas minimum belanja, dan batas maksimum belanja, serta menghitung

prosentase alokasi kepada masing-masing objek belanja.

Persamaan Regresi Sederhana: Y = a + bX

Dimana:

Y = Total Belanja
a = Belanja Tetap

b = Belanja variable/unit
X = Target Kinerja kegiatan

b. Metode Analisis Statistik


Kemudian dilakukan analisis statistic untuk mengetahui:

1) Nilai Rata-rata;

2) Nilai batas bawah dan batas atas; dan

3) Presentase alokasi jenis belanja masing masing.


Analisis statistik dapat dilakukan dengan mudah menggunakan software statistik seperti SPSS.
c. Metode Diskusi Focussed Group Disscussion (FGD)
Metode diskusi dalam penyusunan ASB digunakan untuk memperoleh masukan dari SKPD
tentang aktivitas dan output dari suatu kegiatan, dan juga masukan-masukan tentang cost driver
dari suatu kegiatan. Hasil yang diharapkan dari pendekatan metode diskusi ini adalah
kesepahaman tentang aktivitas, output dan cost driver dari suatu kegiatan antara penyusun dan
SKPD dalam penyusunan ASB.
Ketiga metode di atas tidak dilakukan secara terpisah tetapi menjadi serangkaian metode dalam
penentuan Analisis Standar Belanja (ASB) dengan pendekatan activity based costing (ABC).

Anda mungkin juga menyukai