Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI KULIAH

BAB 13

DESAIN EKSPERIMENTAL

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Yang diampu oleh
Prof. Dr. Sutrisno T., S.E., Ak., M.Si.

Oleh:
Prajna Pramita K. 145020300111025

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
OKTOBER 2017
BAB 10
DESAIN EKSPERIMEN

Desain ekperimen (experimental design) merupakan desain studi dimana


peneliti dapat menciptakan lingkungan/ kondisi tiruan, mengontrol beberapa
variabel dan memanipulasi variabel bebas untuk membuktikan hubungan sebab
akibat. Desain experiment terbagi atas dua kategori yaitu: eksperimen lab (lab
experiments), dan eksperimen lapangan (fields experiments). Eksperimen lab (lab
experiments) merupakan desain eksperimen yang diatur dalam suatu lingkungan
tiruan dimana kontrol dan manipulasi diberikan untuk membuktikan hubungan
sebab akibat di antara variabel yang diminati peneliti. Sementara eksperimen
lapangan (fields experiments) merupakan eksperimen yang dilakukan untuk
mendeteksi hubungan sebab akibat dalam lingkungan alami dimana peristiwa
terjadi secara normal.
Tujuan chapter ini adalah untuk membedakan antara analisis kausal dan
analisis korelasional. Chapter ini juga menjelaskan tentang perbedaan antara
eksperimen laboratiorium dan eksperimen lapangan. Materi tentang variabel
pengganggu, manipulasi, kelompok eksperimen dan kontrol, efek pengobatan,
pencocokan, dan pengacakan. Pada bagian diskusi dijelaskan apa maksud dari
validitas internal dan eksternal dalam desain eksperimental serta ancaman-ancaman
validitasnya Jenis dari desain eksperimental juga disebutkan secara lengkap pada
bagian akhir chapter.

Eksperimen Laboratorium
Ketika hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan variabel
dependen, maka semua variabel lain yang mungkin mencemari atau mengacaukan
hubungan antara kedua variabel tersebut harus dikontrol ketat. Dengan kata lain,
kemungkinan efek variabel lainnya terhadap variabel dependen harus
diperhitungkan dengan beberapa cara, sehingga efek kausal variabel independen
sebenarnya pada variabel dependen dapat ditentukan. Hal ini juga diperlukan untuk
memanipulasi variabel independen sehingga luasan efek kausal dapat dibentuk.
Kontrol dan manipulasi terbaik yang dapat dilakukan ada dalam pengaturan
buatan (laboratorium), di mana efek kausal dapat diuji. Ketika kontrol dan
manipulasi diciptakan untuk membangun hubungan sebab-akibat dalam pengaturan
buatan (laboratorium), kita menggunakan eksperimen laboratorium sebagai desain
eksperimental, yang juga dikenal sebagai percobaan laboratorium.

Kontrol
Ketika kita merumuskan hubungan sebab-akibat antara dua variabel X dan
Y, adalah mungkin bahwa suatu faktor, misalnya A, juga mempengaruhi variabel
terikat Y. Dalam hal tersebut, adalah mustahil untuk menentukkan tingkat di mana
Y hanya terjadi karena X, karena kita mengetahui seberapa besar total variasi Y
disebabkan oleh kehadiran faktor A.

Manipulasi Variabel Bebas


Dalam menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap variabel
terikat, diperlukan menipulasi data. Manipulasi secara sederhana berarti bahwa kita
membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai dampak pada
variabel terikat. Menipulasi variabel bebas juga disebut perlakuan (treatment), dan
hasil perlakuan disebut pengaruh perlakukan (treatment effect).

Mengontrol Variabel Pengganggu


Dalam mengontrol variabel pengganggu yang mencemari suatu penelitian
dapat dilakukan dua cara berikut, yatu:
a. Memadankan Kelompok
Memadankan atau menjodohkan (matching) merupakan metode dalam
mengontrol faktor yang diketahui mencemari dalam suatu studi ekperimen,
dengan secara sengaja menyebarkannya bersama-sama di seluruh kelompok
eksperimental dan kontrol agar tidak mengacaukan hubungan sebab akibat.
Dalam metode ini, berbagai karakteristik yang mengacaukan di kelompokkan
dan secara sengaja disebarkan kedalam semua kelompok. Karena faktor yang
diduga mencemari disebarkan ke semua kelompok, dapat dikatakan bahwa
variabel X sendirian menyebabakan variabel Y. Namun, dalam hal ini kita tidak
yakin bahwa kita telah mengontrol semua faktor pengganggu, karena kita
mungkin tidak menyadarai semuanya sehingga taruhan yang lebih aman adalah
randomisasi.
b. Randomisasi
Randomisasi merupakan proses mengontrol variabel pengganggu (nuisance
variable) dengan secara acak menempatkan anggota di antara beberapa
kelompok ekperimen dan kontrol, sehingga variabel yang mengacaukan secara
acak dibagi ke seluruh kelompok. Dalam randomisasi, proses di mana orang
yang ditarik (yaitu, setiap orang mempunyai peluang yang diketahui dan sama
untuk ditarik) dan penempatan mereka dalam kelompok mana pun (tiap orang
bisa ditempatkan ke dalam kelompok manapun) adalah acak. Dengan
menempatkan anggota ke dalam kelompok secara acak, kita akan
mendistribusikan variabel pengacau di antara kelompok secara sama.

Perbedaan antara pemadanan dan randomisasi adalah bahwa dalam kasus


pertama individu secara sengaja dan sadar disesuaikan untuk mengontrol perbedaan
di antara anggota kelompok., sedangan dalam kasus terakhir, kita berhaarap bahwa
proses randomisasi akan mendistribusiakn ketdaksamaan anatara kelompok
berdasarkan hukum distribusi normal. Dengan demikian, kita tidak perlu secara
khusus merisaukan faktor pencemar apa pun yang diketahui atau tidak diketahui.

Dibandingkan dengan randomisasi, pemadaman mungkin kurang efektif


karena kita mungkin tidak mengetahui semua faktor yang mungkin dapat
mencemari hubungan sebab akibat dalam situasi yang dihadapi, dan karena itu
kegagalan dalam memadankan beberapa faktor penting diseluruh kelompok ketika
mengadakan eksperimen. Tetapi, randomisasi akan menyelesaikan masalah
tersebut., karena semua faktor pencemar akan disebarkan ke seluruh kelompok.
Selain itu, jika kita mengetahui variabel yang mengacaukan, kita mungkin tidak
mampu menemukan suatu kecocokan untuk semua variabel tersebut. Dengan
demikian desain eksperimen lab melibatkan control terhadap variabel pencemar
melalui proses pemadanan atau randomisasi dan manipulasi perlakuan.

Eksperimen lapangan
Eksperimen lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan
alami di mana pekerjaan dilakuan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih
kelompok diberikan perlakuan tertentu. Dalam eksperimen lapangan meskipun
mungkin mustahil untuk mengontrol semua variabel penganggu karena anggota
tidak dapat ditempatkan dalam kelompok secara acak, atau cocok, perlakuan tetap
dapat dimanipulasi. Kelompok kontrol bisa diatur dalam eksperimen lapangan.
Kelompok eksperimen dan kontrol dalam eksperimen lapangan bisa terdiri dari
orang-orang yang bekerja di beberapa pabrik dalam radius yang sama, atau lainnya.

Validitas Eksternal dan Validitas Internal


Validitas internal merupakan validitas yang mengacu pada tingakt
keyakinan kita tentang pegnaruh kausal yaitu, bahwa variabel X menyebabkan
variabel Y) sementara validitas eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari
hasil sebuah studi kausal pada situasi, orang, atau validitas lain.
Ekperimen lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi
(karena hasilnya lebih dapat digeneralisasi pada situasi organisasi lainnya), namun
mempunyai validitas internal yang lebih rendah (karena kita tidak bisa yakin
mengenai sampai tingkat apa variabel X sendirian menyebabkan variabel Y).
Berbanding terbalik dengan eksperimen lapangan, eksperimen lab memiliki
validitas internal yang lebih tinggi dan validitas eksternal rendah. Dalam
eksperimen lab kita bisa yakin bahwa variabel X menyebabkan variabel Y karena
kita dapat mengontrol variabel asing lain yang mencemari, namun mempunyai
beberapa variabel yang dikontrol dengan sangat ketat untuk membuktikan
hubungan sabab akibat sehingga tidak mengetahui sampai tingat apa hasil studi
dapat digeneralisasikan pada situasi lapangan. Karena situasi lab tidak dapat
mencerminkan dunia nyata kita tidak dapat mengetahui sampai tingkat apa
temuan lab secara valid mewakili realitas dunia luar.

Tedapat trade off antara validitas internal dan eksternal. Bila peneliti
menginginkan validitas internal yang tinggi maka sebaiknya bersedia menetukan
validitas eksternal yang lebih rendah dan sebaliknya. Untuk memastikan kedua
jenis validitas, peneliti biasanya mencoba menguji hubungan kausal dalam suatu
situasi lab atau buatan yang dikontrol secara ketat dan setelah hubungan dibuktikan
dengan mencoba menguji hubungan kausal dalam eksperimen lapangan.
Desain eksperimen lab dalam bidang manajemen sejauh ini dilakukan untuk
menilai, diantaranya perbedaan gender dalam gaya kepemimpinan, bakat
manajerial dan sebagainya. Tetapi meskipun demikian, perbedaan gender dan
faktor lain yang ditemukan dalam situasi lab sering kali tidak ditemukan dalam
studi lapang (Osborn & Vicars, 1976). Maslah validitas ekternal biasanya
membatasi penggunaan eksperimen lab dalam bidang manajemen sehingga
eksperimen lapangan pun jarang dilakukan karena munculnya konsekuensi yang
tidak diharapkan, misalnya karyawan menjadi curiga, adanya persaingan, dan
kecemburuan yang timbul antardepartemen dan sebagainya.

Faktor yang mempengaruhi validitas eksperimen


Terdapat tujuh faktor pencemar yang dapat memengaruhi validitas internal
desain eksperimen. Faktor tersebut adalah pengaruh sejarah, maturasi, pengujian,
instrumentasi, seleksi, regresi startistik, dan mortalitas. Tetapi, adalah mungkin
untuk mengurangi bias tersebut dengan meningkatkan kecanggihan desain
eksperimen. Meskipun sejumlah desain yang lebih canggih, yang di bahas di bawah
ini akan meningkatkan validitas internal dari hasil eksperimen, hal tersebut juga
mahal dan memakan waktu.
Ancaman terhadap validitas eksternal bisa diatasi dengan menciptakan
kondisi eksperimen sedekat mungkin dengan situasi da mana hasil eksperimen akan
digeneralisasikan. Untuk pembahasan lebih jauh mengenei validitas.

Anda mungkin juga menyukai