Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

Tentang

Standar Belanja

OLEH:

KELOMPOK 9

SUCI AYU WANDANA 17133095

SEPRIDA INRIRI 17133085

BIMA MAYCANDRA 17133108

D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengendalian belanja ini salah satu instrumennya adalah melalui penerapan


standard biaya yang dalam hal ini mencakup dua hal yaitu biaya standard per unit
input dan biaya standard per kegiatan. Dalam sistem anggaran kinerja yang diterapkan
pada era otonomi sekarang ini, biaya standar per unit input disebut Standar Satuan
Harga (SSH) dan biaya standar per kegiatan disebut Analisis Standar Belanja (ASB).

Penetapan biaya standar atau standar belanja ini sangat penting kaitannya
untuk pengendalian APBD dari aspek pengeluaran. Biaya standar atau biaya belanja
harus sudah sesuai dengan yang distandarkan sebelumnya atau tidak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Biaya Standar?

2. Bagaimana manfaat biaya standar?

3. Bagaimana Jenis Biaya Standar ?

4. Bagaimana biaya standar dan anggaran?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui penjelasan tentang biaya standar

2. Untuk mengetahui Manfaat Biaya Standar.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis Biaya Standar.

4. Untuk mengetahui tentang biaya standar dan anggaran.


BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BIAYA STANDAR


Biaya standar adalah pengukuran dari dua elemen –elemen biaya yang
seharusnya terjadi untuk melakukan suatu kegiatan atau membuat suatu unit produk.
Standar mempunyai arti patokan, pacuan, pedoman, benchmark atau tolak ukur.
Dengan demikian biaya standar dapat diartikan sebagai patokan atau acuan biaya
yang ditentukan di tahap perencanaan untuk mengukur pelaksanaan (implementasi)
biaya sesungguhnya.
Biaya standar harus disusun secara cermat dengan memperhitungkan semua
faktor internal maupun eksternal. Penyusunan biaya standar yang terlalu ketat dapat
megurangi fleksibilitas anggaran pada saat implementasi apabila terjadi perubahan
signifikan terkait dengan perubahan lingkungan makro dan asumsi anggaran. Namun
sebaliknya, biaya standar yang terlalu longgar juga kurang sesuai dengan tujuan
efisiensi anggaran dan mendorong terjadinya moral hazard pegawai untuk
memboroskan anggaran.

2. MANFAAT BIAYA STANDAR

Manfaat dari penetapan biaya standar adalah sebagai berikut:

1. BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ANGGARAN


Biaya standar memiliki peran penting dalam perencanaan anggaran, yaitu
sebagai pedoman bagi setiap satuan kerja untuk mengisi rencana kerja dan
anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD), terutama RKA-SKPD 2.1
dan RKA-SPKD 2.2.1 RKA-SKPD 2.1 adalah rincian anggaran belanja tidak
langsung satuan kerja perangkat daerah, sedangkan RKA-SKPD 2.2.1 adalah
rincian anggaran biaya langsung menurut program dan perkegiatan satuan kerja
perangkta daerah.

2. BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PELAKSANAAN


ANGGARAN
Biaya standar juga dapat digunakan sebagai alat pengawasan pelaksanaan
anggaran, yaitu untuk memastikan bahwa pelaksanaan anggaran telah sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Auditor berkepentingan untuk memeriksa
apakah entitas yang diaudit telah ditetapkan, apakah terajdi penyimpangan atau
mark up biaya.

3. BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA


Biaya standar dapat digunakan sebagai alat untuk pengukuran kinerja, yaitu
dengan cara membandingkan biaya standar yang dianggarkan dengan realisasinya
atau lebih populer disebut analisis varians. Secara umum, dalam arti tidak terdapat
kejadian yang luar biasa, jika realisasi biaya ternyata lebih rendah dibandingkan
biaya yang dianggarkan maka kinerjanya dinilai baik karena berarti mampu
melakukan efesiensi. Sebaliknya jika realisasi biaya lebih tinggi dari biaya
dianggarkan maka kinerjanya dinilai kurang lebih baik karena dimungkinkan
terjadi pemborosan anggaran. Setidak-tidaknya setiap SKPD harus berupaya agar
realisasi biaya tidak melampaui biaya standar yand ditetapkan dlam anggaran.

3. JENIS BIAYA STANDAR

Beberapa jenis biaya standar yang dapat digunakan dalam menyusun APBD
adalah sebagai berikut:

a. Standar satuan harga (SSH), yaitu biaya standar per unit input. Standar satuan
harga digunakan sebagai biaya standar dalam penyusunan dan pelaksanaan
anggaran. SSH dapat digunakan untuk penetapan biaya standar pada:
- Belanja sewa peralatan, kendaraan. Dan gedung
- Belanja bahan pakai habis
- Belanja gaji, honorarium, upah, uang lembur, dan tunjangan
- Belanja bahan/ material
- Belanja cetak dana penggandaan
- Belanja makan dan minum
- Belanja perjalanan dinas
- Belanja pakaian seragam kerja
- Belanja beasiswa pendidikan PNS

Untuk penentuan standar satuan harga dapat digunakan beberapa metode,


antara lain survei harga pasar, studi banding, wawancara, browsing via internet,
dan sebagainya. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perubahan harga
nanti pada saat implementasi anggaran perlu juga ditambahkan faktor penyesuaian
dari harga paling ekonomis yang diperoleh.

b. Analisis standar belanja (ASB), yaitu biaya standar untuk setiap jenis kegiatan,
misalnya biaya standarpenyelenggaraan kegiatan workshop, sosialisais, bimbingan
teknis, penyusunan laporan keuangan, penyediaan atau pengadaan barang dan
jasa, dan sebagainya. ASB digunakan sebagai landasan penyusunan dan
pelaksanaan aanggaran suatu kegiatan. ASB dihitung dengan cara mengalikan
standar volume per rincian objek belanja suaut kegiatan dengan standar kegiatan
dengan standar satuan harga yang ditetapkan.
c. Biaya/tarif standar nasional, yaitu biaya standar yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah pusat melalui peraturan perundangan yang harus diikuti daerah,
misalnya standar gaji dan tunjangan PNS, belanja perjalanan dinas luar daerah
atau luar negeri, standar harga satuan bangunan gedung negara, standar harga
satuan bangunan jalan dan jembatan, dan sebagainya.
d. Harga perkiraan sendiri (HPS) atau owners estimate (OE), yaitu perkiraan biaya
atau harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan atas kegitan pengadaan
barang/jasa pada instansi pemerintahan. HPS memberikan beberapa manfaat bagi
pemerintah daeerah yaitu:
- Sebagai dasar untuk menilai kewajaran harga penawaran yang disampaikan
pihak penyedia.
- Sebagai dasar bagi penetapan nilai nominal jaminan penawaran
- Sebagai patokan dalam hal seluruh penawaran diatas pagu anggaran
- Seabgai alalt untuk menghindari korupsi dalam pengadaan barang dan jasa
- Sebgai bahan perhitungan penyesuaian harga
- Sebagia acauan dalam negosiasi harga pada proses penunjukan langsung atas
pengaadaan jasa dan konsultasi

Cara membuat HPS dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan secara jenis-jenis pekerjaan yang akan dibuat OE/HPS


2. Menentukan asumsi-asumsi
3. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan:
a. DPA-SKPD (dokumen pelaksanaan anggaran SKPD)
b. Analisis harga satuan (rencana anggaran biaya/RAB) bersangkutan
sewaktu pengajuan anggarna
c. Harga satuan dasar upah setempat
d. Harga satuan dasar bahan dan sewa alat setempat
e. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
pemerintah darah, asosiasi tekait, pabrikan, dan dari instansi
berwenang serta sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan
f. Daftar biaya/tarif barang/jasa yang ditetapkan pemerintah
g. Survei kondisi lapangan
h. Harga satuan paket kontrak sejenis sebelumnya yang sedang berjalan
dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya
i. Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/engineers estimate (EE)
j. Harga satuan kontrak terdekat
k. Daftar biaya standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
seperti:
o Harga satuan umum dan harga satuan jasa konsultasi yang dikelurakan
departemen keuangan
o Harga satuan pokok kegiatan ditingakt pusat yang diterbitkan
departemen terakit
o Harga satuan pokok kegiatan diitngakt provinsi/kabupaten/kota yang
diterbitkan pemda
o Harga satuan bangunan gedung negara oleh pemerintah kabupaten/kota

4. BIAYA STANDAR DAN ANGGARAN


Biaya standar dan anggaran merupakan dua hal yang saling terkait. Biaya
standar digunakan untuk mementukan biaya per unit, sedangkan anggaran digunakan
untuk menentukan seluruh belanja yang akan terjadi selama satu periode tertentu.
Manfaat Anggaran :
Sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat untuk suatu
organisasi.
1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.
2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
pengambilan keputusan.
3. Menyediakan standar evaluasi kinerja.
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.
Dengan demikian biaya standar merupakan salah satu rincian dari anggaran.
Oleh karena itu, idealnya biaya standar baik berupa SSH,ASB atau biaya standar dari
pusat harus ditetapkan terlebih dahulu sebagai pedoman untuk penyusunan anggaran.
Tanpa adanya biaya standar tersebut penyusunan anggaran kurang mencerminkan
prinsip value for money (ekonomis, efisien, dan efektif), dan bisa terjebak pada
praktik mark up anggaran.

Ada beberapa selisih yang terajdi pad unsur belanja dan sebab-sebab terjadinya:

a. Selisih pada belanja tidak langsung, meliputi


o Selisih belanja pegawai
o Selisih belanja bunga
o Selisih belanja subisidi
o Selisih belanja bantuan sosial
o Selisih belanja bantuan keuangan
o Selisih belanja tidak terduga
b. Selisih pada belanja langsung, meliputi:
o Selisih belanja pegawai
o Selisih belanja barang
o Selisih belanja modal

PENYESUAIAN BIAYA STANDAR

Idealnya penyusunan biaya standar sudah didasarkan pada perhitungan dan


estimasi-estimasi yang tepat, realitas dan rasional dengan memperhitungkan semua
faktor yang mempengaruhi seperti kenaikan harga-harga barang, tarif upah dan biaya-
biaya lain dimasa yang akan datang. Dalam menyusun perkiraan biaya terlebih dahulu
perlu dilakukan pengakajian atas baiya masa lalu sebagai pertimbangan, serta
memperhitungkan dan memperkirakan hal-hal yang akan atau mungkin terjadi dimasa
depan.

Anda mungkin juga menyukai