Anda di halaman 1dari 35

ASB

Analisis Standar Belanja


CONTENT ANALISIS STANDAR
BELANJA

Latar Belakang, Tujuan, Dasar Hukum


Prinsip Dasar, Pendekatan, dan Azas-Azas ASB
Metode dan Tahapan ASB

Kondisi Data Dasar


Berpedoman :
Analisis Standar Belanja

MERUPAKAN SUATU INSTRUMEN UNTUK PENILAIAN


PENGERTIAN
KEWAJARAN ATAS BEBAN KERJA DAN BIAYA TERHADAP
SUATU KEGIATAN (PP 12/2019 Psl 97 ayat (5))

1. Menjamin kewajaran dan keadilan anggaran belanja antar


Perangkat Daerah, antar program dan kegiatan sejenis;
MANFAAT
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
kegiatan dan pengendalian anggaran;
3. Memberikan pedoman dalam perhitungan besaran belanja
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah
(RKA-PD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lamongan.
1. UU No. 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 298 ayat (3):”
• “Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada analisis standar
belanja dan standar harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”
2. PP No.12/2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 51 ayat (1)
Dasar (1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (5) berpedoman
pada standar harga satuan regional, analisis standar belanja, dan/atau standar
Penyusunan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan..

ASB 3. PP No.12/2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 51 ayat (6)


Kerangka Regulasi PenyusunanASB (6) Analisis standar belanja, standar harga satuan, dan/atau standar teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) digunakan untuk menyusun rencana kerja
dan anggaran dalam penyusunan rancangan Perda tentang APBD..

4 Permendagri No. 13Tahun 2006 Pasal 93 (1 ) :


• “Penyusunan RKA SKPD berdasarkan prestasi kerja, indikator kinerja, capaian atau
target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan
minimal.

5. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas


Permendagri Nomor 13Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, Pasal 86 ayat (2); Pasal 100 ayat (2)
– Tuntutan terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah
yang semakin ekonomis, efisien, efektif, akuntabel, dan
transparan.
–Adanya ketidakadilan dan ketidakwajaran anggaran belanja
Latar Belakang antar kegiatan sejenis, antar program dan antar PD, yang
Analisis Standar disebabkan oleh:
– Tidak jelasnya definisi suatukegiatan;
Belanja
– Perbedaan output kegiatan;
Permasalahan UmumPerencanaan
dan Penganggaran Pemerintah – Perbedaan lama waktu pelaksanaan;
Daerah
– Perbedaan target group;
– Perbedaan kebutuhan sumberdaya;
– Beragamnya perlakuan objek/rincian objek/itembelanja;
– Sumber pendapatan daerah terbatas;
– Terjadinya pemborosan anggaran;
KONDISI UMUM

 Setiap tahun Perangkat Daerah menganggarkan


kegiatan pengembangan SDM.

 Secara umum jenis kegiatan pengembangan SDM Dijumpai alokasi kebutuhan


yang dilaksanakan mencakup 10 kegiatan, yaitu :
1. Bimbingan Teknis dana untuk melaksanakan
2. Diklat Teknis jenis kegiatan yang sama
3. Diklat Kepemimpinan
4. Diklat Jabatan Fungsional
(dengan kapasitas jumlah
5. Sosialisasi orang dan waktu yang
6. Workshop sama/hampir sama), tetapi
7. Seminar
8. Penyuluhan besaran anggaran berbeda
9. FGD beda.
10. Pemberdayaan Masyarakat
Peranan ASB dalam penyusunan anggaranpada
Pemerintah Daerah

1. Menjamin kewajaran beban kerja dan biaya yang digunakan


Tujuan dan antar PD dalam melakukan kegiatan sejenis.
2. Mendorong terciptanya anggaran daerah yang semakin efisien dan
Manfaat ASB efektif
3. Memudahkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melakukan
– Peranan Standarisasi
Belanja dalam Sistem verifikasi total belanja yang diajukan dalam RKA PD untuk setiap
Keuangan Daerah kegiatan.
4. Memudahkan PD dan TAPD dalam menghitung besarnya anggaran
total belanja untuk setiap jenis kegiatan berdasarkan target output
yang ditetapkan dalam RKAPD.
5. Digunakan untuk menyusun rencana kerja dan anggaran dalam
penyusunan rancangan Perda tentang APBD.
Ruang Lingkup Pelaksanaan Kegiatan:
1. Mempelajari dan manganalisa pola perilaku belanja dan fungsi
belanja anggaran OPD dalam Anggaran Pemerintah Daerah.
2. Menentukan tahapan-tahapan dan tata cara penentuan Standar
Belanja.
3. Menganalisis kegiatan-kegiatan yang memiliki output sama dan
menentukan standar biaya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Ruang komponen kegiatan.
Lingkup 4. Menentukan model atau formula standar belanja sesuai dengan
kelompok kegiatan yang telah disepakati.
– Jangkauan Pekerjaan
Penyusunan ASB 5. Menentukan batas toleransi dengan menyusun batas minimum dan
batas maksimum toleransi standar belanja kegiatan.
6. Menetapkan Standar Belanja masing-masing kelompok kegiatan.
7. Melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang singkap perlu terlibat
dalam pelaksanaanAnalisis Standar Belanja.

JangkauanAnalisis Standar Belanja = Program Rutin OPD


(rekening 01-06)
H u b u n g a n ASB d e n g a n P e n g a n g g a r a n D a e r a h d a n
A n g g a r a n Berb asis Kinerja
Paradoks Perencanaan dan Penganggaran
Prinsip dan Pendekatan Penganggaran
a. Penganggaran Terpadu (unified budget): pendekatan
penganggaran yang dilakukan dengan
mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan
penganggaran di lingkungan untuk menghasilkan
dokumen RKA sesuai dengan dengan klasifikasi
anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis
belanja.
b. Penganggaran Berbasis Kinerja (performance based
budgeting): pendekatan penganggaran yang
dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian
hasil dan keluaran tersebut.
c. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (medium
term expenditure framework): pendekatan
penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan
pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi
anggaran dalam jangka waktu lebih dari satu tahun
anggaran.
 Penyederhanaan (modeling)
Penyusunan ASB bertujuan membuat model belanja untuk objek-
objek kegiatan yang menghasilkan output yang sama.
 Mudah diaplikasikan

Prinsip Dasar Model yang dibuat mudah diaplikasikan, atau tidak membuat susah
yang menggunakan modeltersebut.
Penyusunan  Mudah diup-date
ASB Model yang dibuat mudah untuk diperbaharui, dalam arti jika
–SifatASB ditambahkan data-data baru tidak merubah formula model tersebut
secara keseluruhan.
 Fleksibel
dalam hal ini model yang dibuat menggunakan konsep belanja rata-
rata dan memiliki batas minimum belanja dan batas maksimum
belanja.
Pada saat
musrenbang, ASB digunakan
Penyusunan Renja untuk menentukan
untuk menentukan batasan
pagu anggaran Pemborosan dan
EfektifitasAnggaran

ASB

ASB
Kapan ASB Tahap
Tahap Tahap
digunakan...?? Perencanaan penganggaran
Pengawasan /
Pemeriksaan
–ASB dalam SiklusAnggaran
Pemerintah Daerah

ASB
Digunakan Tim
Anggaran untuk
menganalisis /
mengevaluasi usulan
a) Satuan kerja harus mengetahui kegiatan yang akan dilaksanakan tergolong
dalam jenis ASB yang mana dari daftar ASB yang tersedia ;
b) Satuan kerja harus mengetahui apa yang menjadi pengendali belanja (cost
driver) untuk kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga mereka mampu
Bagaimana membedakan antara belanja tetap (fixed cost) dan belanja variable (variable
OPD cost);

menggunakan c) Menentukan target


dilaksanakan;
kinerja dari masing-masing kegiatan yang akan

ASB...? d) Menghitung besarnya total belanja untuk kegiatan dengan menggunakan


formula yaitu penjumlahan belanja tetap dan belanja variable. Belanja tetap
–Teknik Penggunaan ASB telah ditetapkan untuk masing-masing kegiatan sedangkan belanja variable
dalam Penyusunan Anggaran harus dihitung oleh penyusun anggaran dengan menggunakan rumus yang
disediakan menyesuaikan dengan target kinerja yang direncanakan.
e) Setelah diperoleh besarnya total belanja untuk suatu kegiatan,selanjutnya total
belanja dialokasikan menurut proporsi belanja yang telah ditentukan pada
masing-masing ASB.Perhitungan alokasi proporsi belanja dapat menggunakan
proporsi rata-rata atau angka diantara batas bawah dan batas atas.
Azas-azas Penyusunan ASB dan Tahapan Penyusunan
ASB
–Besar kecilnya anggaran dipengaruhi oleh beban kerja. Asumsi
ini menandaskan bahwa penyusunan Analisis Standar Belanja
harus berprinsip pada anggaran berbasis kinerja, yaitu semakin
besar kinerja yang dihasilkan maka semakin besar pula
anggarannya.
AsumsiDasar – ‘Standar’ adalah instrumen yang diciptakan agar terdapat
keseragaman praktek di masa yang akan datang.
Penyusunan
– Pendekatan penyusunan ASB adalah dengan pendekatan
ASB demokrasi (bukan otoriter). Yang dimaksud dengan demokrasi
adalah, semua aspirasi OPD ‘didengar’ dan ‘dipertimbangkan’
–Membangun kesepahaman dalam kapasitas yangsama.
dari semuaOPD
– Data DPA OPD dianggap benar dan valid, karena (Dokumen
Pengguna Anggaran) DPA merupakan kesepakatan antara
eksekutif dan legislatif. Lebih jauh lagi DPA memiliki dasar
hukum yang kuat yaitu berupa perda dan telah dimasukkan ke
dalam lembaran daerah.
 ABC
• Mengelompokkan kegiatan
• Menentukan aktifitas yang
timbul dalamkegiatan
• Menentukan cost driver 
Pendekatan faktoryang mempunyai efek
perubahan level biaya
ABC
(Activity Based
Regresi
Sederhana
Penyusunan  Regresi Sederhana
• Menyusun Persamaan
Costing) (pemodelan)

ASB • Menentukan formula FGD


• Menentukan biaya tetap, biaya
–Memenuhi unsur-unsur Adil, variable dan batas (Focused
Transparan, Demokratis dan Group
minimum/maksimum Discussion)
Imliah
 FGD
• Memperoleh masukanOPD:
aktivitas dan satuan output
kegiatan; kesepakatan cost
driver
Pendekatan Penyusunan ASB
- Hitung fixed dan variable cost
- Kelompokkan kegiatan dalam satu kelompok,
Activity based
tentukan aktivitas yang menyebabkan
costing
timbulnya biaya dalam kegiatan, menentukan
Pendekatan
cost driver
Penyusunan
ASB
- Menghubungkan dependent dan independent
Ordinary least variable
square - Belanja rata-rata, batas atas dan batas bawah,
persentase alokasi belanja

Pengelompokan (clustering) aktivitas


Aplikasi ASB
dalam SIMDA Penentuan cost driver (dan derivative-nya) untuk tiap
Perencanaan aktivitas
mengadopsi
Fixed cost, Dependent/Independent variable cost
pada rincian komponen aktivitas
Pendekatan ASB dalam Aplikasi

Rincian
Kegiatan Aktivitas Komponen SSH
Komponen

Fixed Cost /
Dependent /
Rekening Independent
Cost Driver
Belanja
Input
Koefisien SSH
Volume

Aplikasi ASB dalam SIMDA Perencanaan mengadopsi:


• Pengelompokan (clustering) aktivitas,
• Penentuan cost driver (dan derivative-nya) untuk tiap aktivitas
• Fixed cost, Independent variable cost, mixed variable cost pada rincian komponen aktivitas
• Dikaitkan dengan Standar Satuan Harga
COST DRIVER DAN SIFAT BIAYA
- Rincian kegiatan yang cost driver dan biaya tetap-nya sama
AKTIVITAS
- Satu aktivitas dapat digunakan oleh beberapa kegiatan

- Satuan yang merubah besarnya biaya dalam suatu aktivitas; Misal: cost driver
aktivitas pelatihan adalah peserta
COST DRIVER
- Dapat memiliki derivative (turunan cost driver); Misal: turunan cost driver peserta
pelatihan adalah kelas

Tidak dipengaruhi oleh cost driver


FIXED COST Misal: jumlah ketua panitia tidak dipengaruhi oleh
cost driver

Dipengaruhi oleh cost driver


INDEPENDENT
SIFAT Misal: jumlah modul pelatihan dipengaruhi oleh cost
VARIABLE
BIAYA driver peserta

Dipengaruhi oleh range pada cost driver


MIXED Misal: jumlah kelas untuk pelatihan dipengaruhi
VARIABLE range pada cost driver peserta; karena setiap kelas
hanya dapat diisi 30 orang peserta pelatihan
Formula ASB

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + b4(X1/r) ....

Fixed Cost Independent Variable Mixed Variable

Y total biaya suatu aktivitas


a biaya tetap (fixed cost)
X pemicu biaya (cost driver)
b koefisien biaya variabel atas cost driver
r cakupan (range)

Y = a (Honorarium Panitia) + b1X1 (Biaya modul x jumlah peserta) + b2X2 (Honor Narasumber x Jumlah Hari + b3X1X2
Biaya Konsumsi Peserta x Jumlah Peserta x Jumlah Hari + b4(X1/r) biaya sewa per kelas x (jumlah per peserta/range
daya tampung per kelas)
CONTOH
No URAIAN Harga Satuan Satuan Formula
1 Honorarium Panitia a
- Ketua 1 Orang Rp500.000 1 OK
- Bendahara 1 Orang Rp400.000 1 OK
- Anggota 2 Orang Rp300.000 2 OK
2 Honorarium Narasumber Rp500.000 3 OH b2
3 Biaya Konsumsi Peserta Rp50.000 Peserta/Hari b3
4 Belanja Modul Rp500.000 Modul/Peserta b1
5 Biaya Sewa Kelas Rp500.000 Kelas b4
6 Peserta 120 Orang X1
7 Lama Pelaksanaan 3 Hari X2
8 Range/Daya Tampung Kelas 30 Peserta/Kelas r
ASB
Perkada dan Struktur ASB

Identitas Perkada Perkada No. 01/ASB/2020 Tgl 1 April 2020 tentang Perkada ASB

Kelompok ASB Non Konstruksi

Sub Kelompok ASB Bimbingan Teknis/Pelatihan

Sub-Sub Kelompok ASB Gerakan Masyarakat Bidang Pertanian

UNTUK MUSRENBANG
Aktivitas ASB Germas Pengendalian Hama Terpadu  Cost Drivers, Range dan Aktivitas

Komponen Aktivitas Belanja Alat Tulis Kantor  Rekening Komponen

Kertas F4, Detail Tarif


Rincian Komponen Kertas Folio  Koefisien Item SSH
120g Item SSH
Contoh Clustering ASB
Langkah-Langkah Penyusunan ASB

Tentukan apakah atas aktivitas tersebut ASB dapat dirumuskan

Prioritaskan untuk aktivitas yang akan dilaksanakan pada tahun yang


akan datang (bertahap)

PEMETAAN
ASB Identifikasi aktivitas yang sejenis/berulang
(AKTIVITAS)

Identifikasi adanya regulasi yang sudah mengatur perhitungan standar


komponen aktivitas

Identifikasi adanya model yang dapat diacu/diadopsi untuk


perhitungan standar komponen aktivitas
Langkah-Langkah Penyusunan ASB

ASB Tidak Disusun,


Tidak Dapat Disusun ASB menggunakan SSH yang Berlaku,
(Misal Belanja Tidak Langsung) atau perhitungan secara manual
(Misal Gaji, Bantuan Sosial)

Tidak Dapat Dirinci sampai ASB Disusun sampai dengan


PEMETAAN Komponen Biaya Terkecilnya Komponen Biaya yang dapat
ASB (Misal: Belanja Langsung yang dirinci
(AKTIVITAS) sudah memiliki standar khusus per (Misal: Konstruksi dengan
unitnya) spesifikasi khusus)

ASB Disusun sampai dengan


Dapat Dirinci Komponen Biaya Komponen Biaya rinci
Terkecilnya (Misal: Pelatihan, Konstruksi
tanpa spesifikasi khusus)
Langkah-Langkah Penyusunan ASB

Tentukan Tentukan
Inventarisir Tetapkan
Komponen Rincian
Kegiatan Cost Drivers
Aktivitas Komponen

• Identifikasi Aktivitas yang • Tentukan Cost Driver • Kelompokkan berdasar • Tentukan rincian biaya
berulang Aktivitas rekening belanja • Tentukan besaran
• Kelompokkan/ Clustering • Tentukan Turunan Cost • Kaitkan ke rekening koefisien dan sifat biaya
Aktivitas Driver belanja • Tentukan kaitan dengan
• Identifikasi Regulasi cost driver
yang terkait dengan • Kaitkan dengan SSH
perhitungan Biaya • Formulasikan
perhitungan
Terdapat
AKTIVITAS ASB
Terdapat Y
belanja yang
belanja yang Gunakan Pola
Mulai memiliki
memiliki Mixed Varible
Pemicu Biaya
Pemicu Biaya Y
Turunan

Volume >
Gunakan Pola Fixed Gunakan Pola
Range
Cost Independent Variable Pemicu Biaya
Derivatif

Y
Volume > T
Kapasitas Perhitungan ASB
layanan fixed Pertama
cost
Perhitungan ASB
Y Baru/Tambahan
PERHITUNGAN ASB

PEMICU BIAYA Setiap penambahan 1 volume menimbulkan biaya


Faktor yang merubah biaya setiap tambahan
terjadi perubahan volume Misal: Jumlah peserta

Volume > jumlah tertentu akan menimbulkan biaya


PEMICU BIAYA tambahan
DERIVATIF Misal: Max peserta/kelas = 30 orang, maka jika
Biaya berubah bila terjadi peserta 45 perlu tambah kelas baru (biaya sewa
perubahan dalam volume tertentu ruang bertambah )

Daya tampung maksimal yang tidak menimbulkan


RANGE biaya tambahan (terkait dengan pemicu biaya
Rentang maksimal volume yg tdk derivative)
mempengaruhi cost driver derivatif Misal: Max peserta/kelas = 30 orang , jika peserta
>30 tambah kelas baru) Perhitu-
> Maksimal ngan
Range/ ASB
KAPASITAS Jumlah maksimal dapat dilayani oleh fixed cost Kapasitas Baru
Maksimum biaya yang dapat (tidak merubah fixed cost)
dilayani oleh struktur aktivitas Misal: 1 kepanitiaan maksimal menangani 120
(tanpa merubah Fixed Cost) orang; > 120 tambah kepanitiaan
Melakukan
diskusi atas
pengelompokan Membuat
awal tentang model regresi
aktivitas, output sederhana
dan cost driver masing-masing
Mengumpul dari suatu
kelompok ASB
kan data kegiatan
sekunder

Metode
Penyusunan pengelompokan
setiap kegiatan
yang memiliki
Menghitung
nilai minimum
kesamaan output
ASB Memeriksa
kesesuai
dan costdrivernya
yang sama dan
dan
maksimum
harga satuan
menamainya belanja dari
–Tahapan Penyusunan model

Menentukan Menghitung
Mengidentifikas
i setiap jenis
kegiatan- prosentase Menyusun
kegiatan apa alokasi belanja
kegiatan saja yangperlu kepada masing-
buku ASB
tentang output dan akan masing objek secara
dan cost dibuatkanASB
drivernya.
belanja keseluruhan
(aktivitas)
1. Mengumpulkan Data (input
database)
2. Pengelompokan Kegiatan
Sejenis
3. Pembentukan Model
1. Cost Driver  Belanja
tetap/variable
2. Metode scatter plot, high-low,
kuadran tersendah
3. Analisis SPSS

4. Menentukan Batas Atas dan


Bawah objek belanja
1. Analisis SPSS

5. Perumusan ASB
Nilai Rata-rata : Total Nilai/Jumlah Data
Nilai Batas B a w a h : (Nilai Rata-rata – Standar Deviasi)/Total Nilai
Rata-rata
Nilai Batas Atas : (Nilai Rata-rata + Standar Deviasi)/Total Nilai
Rata-rata
Status? Status?
4. Penentuan Nilai Rata-rata(Mean),
1. Tahap 2. Tahap 3. Tahap
Batas Atas dan Batas Bawah
PengumpulanData Penyetaraan Pembentukan Model
untuk Masing-MasingSebaran Belanja
Kegiatan

DATA BASE SEMUA DATA BASE SEMUA Pencarian Pengendali


KEGIATAN KEGIATAN Belanja (cost driver)dari
SKPD A Jenis Kegia tan A
tiap-tiap jeniskegiatan
SKPD B
DATA BASE Data Base
Jenis Kegia tan B
Status?
SEMUA Semua
SKPD C KEGIATAN Kegiatan Jenis Kegia tan C

SKPD N
Jenis Kegiatan N Pencarian Nilai Belanja
G a m b a r 4.2 : Proses Penyetaraan Kegiatan
Tetap (fixed cost) dan
Belanja Variabel(variable
Metode Regresi cost) untuk setiap jenis
1. Tentukan satuan kinerja (jumlah penduduk yang dilayani, dll) kegiatan
2. Rekap seluruh biaya (tidak perlu dipisahkan biaya tetap atau Status?
variable)
3. Analisis pakai SPSSuntuk ketemu BiayaTetap danVariable
1. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan, Sosialisasi danBimtek;
2. Kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan Gedung Kantor/
Kendaraan Bermotor;
Contoh 3. Kegiatan Pameran;
Kegiatanatau 4. Kegiatan Pembangunan Sarpras;
Belanja yang 5. Kegiatan musrenbang di Kecamatan;
bisa di 6. Kegiatan Kunjungan;
ASBkan? 7. Kegiatan Monitoring danEvaluasi;
8. Kegiatan PenerimaanTamu;
9. Kegiatan Rehabilitasi;

Anda mungkin juga menyukai