Anda di halaman 1dari 3

Nama : A’yunur Rizqiyah

NIM : 031115286
Prodi : DIII Perpajakan

Tugas 2 Akuntansi Sektor Publik

1. Terdapat enam ragam standar yang mengatur organisasi sektor publik


a. Standar Nomenklatur
Nomenklatur disebut juga dengan istilah kode rekening. Standar nomenklatur berpedoman
pada proses perencanaan dan pertanggungjawaban yang terkait dengan pengkodean
aktivitas publik atau transaksi publik yang terjadi dan bebagai barang dan jasa yang telah
dihasilkan. Standar nomenklatur merupakan pengikat berbagai organisasi publik dengan
kegiatan, program dan wujud hasil dari semua kegiatan dan programnya.
b. Standar Harga
Standar harga dapat didefinisikan sebagai standar biaya dan harga satuan tertinggi yang
dapat dibeli atau dibayarkan dan belum termasuk pajak penghasilan serta dapat
dinegosiasikan kembali untuk memperoleh harga yang wajar sebagaimana harga yang
berlaku dipasaran apabila terdapat perubahan harga.
c. Standar Akuntansi Biaya
Standar akuntansi baia sektor publik dirancang untuk mencapai keseragaman dan
konsistensi dalam pengukuran, penetapan dan pengalokasian biaya pada organisasi sektor
publik. Standar didasarkan pada pemeriksaaan praktik akuntansi biaya umum eseluruh
industri atau usaha yang ada.
d. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar pelayanan minimal adalah suatu standard dengan batas –batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib organisasi publik yang berkaitan
dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencangkup jenis pelayanan, indikator
dan nilai.
e. Standar Akuntasi Keuangan Pemerintah (SAKP)
Standar akuntansi keuangan sektor publik adalah pedoman untuk praktik akuntansi
keuangan yang digunakan oleh organisasi sektor publik. Standar akuntansi keuangan juga
dapat diartikan sebagai suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar
terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan.
f. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
SPKN adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara. SPKN dijadikan panduan dalam proses audit di Indonesia. Standar ini akan
menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksakan tugasnya sebagai pemeriksa.
2. Tahapan perencanaan publik terbagi kedalam tahap pra-pelaksanaan dan tahap pelaksanaan
perencanaan publik.
Tahapan pra pelaksanaan perencanaan publik, terdiri dari tahapan berikut ini:
1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Tahun Lalu dan Penetapan Prosedur Perencanaan
Dengan evaluasi ini, gambaran pelaksanaan aktivitas dapat ditentukan mana yang telah
berjalan dengan baik atau yang kurang optimal sehingga perencana bias menyusun strategi
perencanaan baru yang bias meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan yang sudah
berjalan baik. Setelah melakukan evaluasi dari pelaksanaan aktivitas tahun lalu, maka
prosedur perencanaan ditetapkan.
2. Organisasi Pendukung Perencanaan
Strategi perencaan dari hasil evaluasi tahun lalu dan prosedur perencanaan akan dapat
dilaksanakan oleh organisasi pensukung perencanaan.
3. Penetapan Asumsi Perencanaan
Setelah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan tahun lalu, hasil dari evaluasi tersebut
akan digunakan sebagai dasar dalam membuat asumsi perencanaan untuk tahun berjalan
4. Kriteria evaluasi Hasil Perencanaan
Agar perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan prosedur pelaksanaan dan hasil yang
telah ditetapkan, maka sebelumnya perlu disepakati berbagai kriteria evaluasi hasil
perencanaan.
5. Penyusunan Indikator Program
Selain kriteria evaluasi hasil perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan perencanaan juga
membutuhkan indikator program. Indikator program ini kan mengkerangkai bagaimana
input, benefit, outcome, output dan impact suatu program seharusnya dijalankan.

Tahapan pelaksanaan perencanaan publik, terdiri dari tahapan berikut ini :

1. Pembuatan Kertas Kerja Perencanaan Strategi dan Program


Tahapan pelaksanaan perencanaan publik dimulai dengan pembuatan kertas kerja
perencanaan stategi dan program. Kertas kerja ini dibuat sebagai konsep awal atau usulan-
usulan terkait strategi dan program yang hendak dilakukan.
2. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanan (Musrenbang)
Tahap berikutnya setelah pembuatan kertas kerja perencanaan strategi dan program tahun
berjalan adalah pembicaraan atau permusyawarahan perencanaan bertahap. Hal ini
dilakukan untuk menjaring berbagai aspirasi masyarakat atau memberikan wadah bagi
masyarakat untuk berpartisipasi dalam menentukan program-program berdasarkan
kebutuhan riilnya.
3. Penentuan Usulan Perencanaan Strategik
Dari kertas kerja perencanaan strategi dan program yang telah dibuat dan
dimusyawarahkan, maka pada akhir musyawarah akan dihasilkan usulan-usulan
perencanaan strtegik berdasarkan keputusan bersama. Ketentuan ini menjadi dasar bagi
proses selanjutnya, baik pada penentuan program maupun terkait anggaran.
4. Penentuan Draft Skala Prioritas dan Plafon Anggaran
Tidak seluruh kebutuhan dan aspek perencanaan, dimasukkan dalam draft dokumen
perencanaan. Terkait dengan keterbatasan sumber daya yang ada, skala prioritas dan plafon
anggaran, perlu disusun dalam rangka mengakomodir kepentingan dari yang paling
mendesak dan segera membutuhkan tindakan hingga kepentingan yang paling ringan.
5. Penentuan Usulan Rencana Program Kerja
Draft dokumen perencanaan yang sudah disertai dengan skala prioritas dan plafon
anggaran, dibahas oleh legislative dan ekskutif untuk mencapai kesepakatan bersama
tentang struktur draft usulan rencana program kerja yang tepat dan sesuai kondisi
organisasi beserta lingkungannya.
6. Penyelesaian Draft Dokumen Perencanaan
Usulan rencana program kerja yang telah ditentukan kemudian dinyatakan kedalam draft
dokumen perencanaan sebelum pembahasan finasl dilakukan.
7. Pembahasan Draft Dokumen Perencanaan
Draft dokumen perencanaan yang telah dihasilkan kemudian dibahas dalam rapat paripurna
untuk menghasilkan kesepakatan akhir dokumen perencanaan.
8. Penetapan Dokumen Perencanaan
Melalui proses pembahasan dan kespakatan bersama, draft dokumen perencanaan
tersebut, ditetapkan dan di sahkan menjadi dokumen perencanaan dengan peran sebagai
pedoman dalam pelakasanaan kegiatan yang sudah direncanakan.
3. Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pasa perkiraan
kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan dimasa lalu. ZBB merupakan anggaran sebagai
jawaban untuk rasionalisasi proses pembuatan angggaran. Dalam sistem ZBB muncul apa yang
disebut sebagai unit kputusan (decision units). Decision unit menghasilkan berbagai paket
alternative anggaran yang dibuat sebagai motivasi anggaran organisasi yang lebih responsive
terhadap kebutuhan masyarakat dan terhadap fluktuasi jumlah anggaran. Dalam prakteknya,
ZBB membutuhkan banyak kertas kerja (paper work), data serta menuntut penerapan sistem
manajemen informasi yang cukup canggih.

Anda mungkin juga menyukai