Anda di halaman 1dari 15

PAPER

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Publik

Dosen Pengampu:
Sierfi Rahayu, S.Sos, M.AP.

Kelompok 1:

1. Adinda (6661210108)
2. Devi Pratiwi (6661210025)
3. Muhammad Nur Fauzan (6661210106)
4. Syallum Ludwina Yuvani (6661210143)
5. Ta’aqif Andros S.M (6661210068)

ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022

1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merupakan kegiatan untuk
memberikan informasi keuangan yang disusun dalam kerangka baku sehingga
mudah dalam menyamakan isi informasi keuangan. Kerangka konseptual ini
merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus
akuntansi sektor publik yang meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi
anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, serta
pertanggungjawaban organisasi sektor publik seperti pemerintahan pusat,
pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga peribadatan.
Akuntansi sektor publik merupakan akuntansi yang digunakan untuk
mencatat transaksi ekonomi pada organisasi non profit/nirlaba (Muindro
Renyowijoyo, 2008). Partai politik; masjid; puskesmas; rumah sakit;
sekolah/universitas; lembaga swadaya masyarakat/LSM dan instansi
pemerintahan adalah organisasi sektor publik yang menggunakan serta
menerapkan akuntansi sektor publik. Dalam pengelolaan entitas ekonomi pada
organisasi sektor publik perlu memiliki keahlian akuntansi sektor publik supaya
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Karena SAP inilah yang dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan akuntansi sektor publik. Secara garis besar,
akuntansi sektor publik dibedakan atas akuntansi pemerintahan dan akuntansi
sosial.

1.2 Tinjauan Pustaka


Di USA dikenal adanya Conceptual Framework yang diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia menjadi kerangka acuan konseptual atau rerangka konseptual
yang dapat dijadikan pengarah dalam penyusunan standar akuntansi.
Suwardjono (1989) menganjurkan terjemahan framework dengan rerangka
bukan kerangka. Rerangka konseptual diperlukan keberadaannya dengan fungsi
utama adanya adalah sebagai acuan bagi pihak penyusun standar akuntansi

2
(accounting standard committee) dalam menyusun Standar Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting Standard).
Secara pengertian Rerangka Acuan Konseptual adalah hasil suatu proses
penalaran dan pemikiran akuntansi yang diharapkan berlaku dalam lingkungan
dan kondisi tertentu yang merupakan hasil pemilihan faktor-faktor dan konsep-
konsep yang dianggap relevan, terpadu dan saling berkaitan.
Sedangkan FAB (1987) mendefinisikan kerangka Acuan Konseptual seperti
berikut: suatu sistem yang koheren tentang tujuan dasar yang saling berkaitan,
yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan
member pedoman tentang jenis, fungi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan
pelaporan keuangan.
Belkaouli (1973) memandang kerangka konseptual sebagai teori akuntansi
yang terstruktur. Hal ini disebabkan bahwa struktur rerangka konseptual sama
dengan struktur akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran yang logis
(logical reasoning). Jadi dalam konteks ini Rerangka Acuan Konseptual
mendasari dalam penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Di Indonesia prinsip akuntansi atau standar akuntansi atau standar akuntansi
sampai dengan tahun 1994 dikenal dengan sebutan Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI). Standar akuntansi atau PAl tersebut disusun dengan tidak mendasarkan
pada Rerangka Acuan Konseptual. Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia mulai tahun 1995 terkodifikasi dalam buku Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dan terbit pertama kali tahun 1994 dan telah beberapa kali
mengalami cetak ulang.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini standar akuntansi
keuangan maupun rerangka acuan konseptual yang berlaku di Indonesia tidak
murni mendasarkan pada kondisi lingkungan Indonesia tetapi merupakan
adopsi dari standar akuntansi keuangan maupun rerangka acuan yang telah ada,
yaitu dari IASC.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kerangka konseptual akuntansi sektor publik?

3
2. Apa saja tujuan dan peranan kerangka konseptual akuntansi sektor
publik?
3. Bagaimana lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik?
4. Apa saja asumsi akuntansi sektor publik?
5. Bagaimana implementasi karakteristik kualitatif akuntansi sektor
publik?
6. Bagaimana pengakuan dan pengukuran transaksi publik?

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merupakan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep
ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang
dan jasa, pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sektor publik
seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga
swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.
Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut.
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi,
ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang
terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat
diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.

2.2 Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik.


Kerangka konseptual ini disusun dengan tujuan:
1. Sebagai kerangka kerja yang akan dijadikan dasar untuk pembentukan
standar dan aturan akuntansi yang koheren.
2. Sebagai referensi dasar teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-
masalah praktik pelaporan keuangan yang muncul.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun sebagai acuan bagi:

4
• Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik untuk
melaksanakan tugasnya, termasuk tim penyusun standar akuntansi
pemerintahan.
• Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi
menurut prinsip akuntansi yang diterima umum dan standar akuntansi
keuangan sektor publik.
• Auditor seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai
apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang
diterima umum.
• Para pengguna laporan keuangan sektor publik untuk menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di sektor publik.

2.3 Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Ruang lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik.
1. Perencanaan Publik
Perencanaan publik merupakan proses pertama dan sangat
menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Perencanaan
(planning) merupakan proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan dan
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengoordinasikan seluruh pekerjaan sehingga tercapainya tujuan
organisasi.
2. Penganggaran Publik
Proses Penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika
perumusan strategi dan perencanaan dilakukan. Tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak
efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan
perencanaan yang telah disusun. Jadi, proses penganggaran yang
baik dan berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan serta
akuntabilitas program.

5
3. Realisasi Anggaran Publik
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya,
dibutuhkan mekanisme bagaimana agar proses realisasi anggaran
dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan realisasi
anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa
publik, sehingga dan jasa publik, sehingga proses ini merupakan
pembahasan dalam kerangka konseptual.
4. Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Proses pengadaan barang dan jasa publik ini diwujudkan
setelah adanya pelaksanaan realisasi anggaran publik. Pengadaan
barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/atau jasa
dengan total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam
kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu dan tempat dari
sumber yang tepat, dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh
manfaat secara langsung. Proses pengadaan barang dan jasa yang
baik akan berdampak terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi
program.
5. Pelaporan Sektor Publik
Terdiri dari pelaporan keuangan sektor publik termasuk
pelaporan keuangan konsolidasi dan pelaporan kinerja. Laporan
keuangan dan laporan kinerja organisasi sektor publik disusun serta
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi
kepentingan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan sektor
publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam organisasi-
organisasi sektor publik.
6. Audit Sektor Publik
Audit sektor publik merupakan jasa penyelidikan bagi
masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka
bayar. Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa
telah mematuhi prinsip akuntansi berterima umum, peraturan

6
perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi
entitas sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis dan
relatif. Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang
sesuai dengan standar yang berlaku.
7. Pertanggungjawaban Publik
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi
utama organisasi, inisiatif utama untuk membawa misi, dan kinerja
pelaksanaan yang menjadi tanggungjawabnya dan menjadi
kewajiban bagi kepala atau pengelola organisasi publik untuk
menjelaskan kinerja penyelenggaraan organisasi kepada
masyarakat. Karena itu, pertanggungjawaban publik tidak semata-
mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan
pelaksanaan pengelola organisasi, melainkan juga untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan akuntabilitas
penyelenggaraan organisasi publik.

2.4 Asumsi Akuntansi Sektor Publik


Asumsi akuntansi sektor publik meliputi:
1. Kebutuhan Masyarakat
Artinya berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan
yang kuat untuk dapat memenuhi segala harapan dalam hidupnya.
Karena manusia disebut juga sebagai makhluk ekonomi dan
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Kenyataan inilah yang
mendorong manusia hidup berkelompok dan mendirikan sebuah negara
atau organisasi publik. Kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam
era reformasi ini sekarang menuntut pemerintah dan organisasi sektor
publik lainnya untuk mengelola pelayanan publik secara lebih
transparan serta partisipatif agar pelayanan menjadi lebih efektif dan
akuntabel.
2. Alokasi Sumber Daya

7
Alokasi sumber daya dilakukan dengan mekanisme penganggaran.
Pengalokasian sumber daya dapat berupa sumber dana, sumber daya
manusia, dan sumber daya alam. Sumber daya organisasi sektor publik
dapat memperoleh dari hasil pajak, retribusi, hibah dari donor,
sumbangan dari para donator, atau iuran warga (swadaya masyarakat).
Sedangkan sumber daya manusia adalah para pegawai, pengurus
organisasi, sukarelawan, atau pekerja social. Sedangkan yang termasuk
sumber daya alam adalah hasil tambang, sungai, hasil pertanian, serta
ataupun yang dihasilkan oleh bumi, dimana organisasi sektor publik ini
berada.
3. Ketaatan Hukum atau Peraturan Sumber daya
Mekanisme pengelola yang dimaksud adalah perangkat aturan yang
menjadi pedoman dan mengarahkan pengelolaan sumber daya pada
tujuan serta sasarannya. Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan
dalam rangka mengukur kebutuhan publik dan alokasi sumber daya
yang hendak dilakukan.
Dengan kata lain, proses pengukuran kebutuhan dan alokasi sumber
daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi
yang memadai sehingga mendorong berlakunya praktik yang baik,
tertib, dan akuntabel.
4. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik
adalah dasar akrual, dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui
pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar) dan akan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Dasar akrual
telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan dalam proses organisasi
publik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
5. Kelangsungan Usaha atau Organisasi
Demi keberlangsungan hidupnya, organisasi menetapkan dasar-
dasar hukum atau aturan organisasi sebagai pedoman dalam

8
menjalankan organisasi tersebut. Organisasi juga harus memenuhi
tuntutan-tuntutan dalam dasar hukum agar proses berjalan sesuai dengan
dikehendaki. Dengan dilaksanakannya dasar hukum ini, organisasi
dapat mempertahankan keberlangsungan hidupnya sesuai dengan visi
dan misi dalam organisasi publik.
6. Akuntabilitas kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu dari kunci dari
terwujudnya good governance dalam pengelolaan pada organisasi
publik. Jadi, tidak salah jika siklus akuntansi sektor publik diakhiri
dengan proses pertanggungjawaban. Proses inilah yang menentukan
penilaian keberhasilan dari sebuah organisasi publik dalam tercapainya
sebuah tujuan.
Organisasi diwajibkan secara hukum untuk memenuhi akuntabilitas
organisasinya dengan sebuah kinerjanya yang diperoleh. Kinerja dari
sebuah organisasi dapat diraih dengan mengefektifkan dan
mengefisienkan hasil dari sebuah proses organisasi yakni perencanaan,
penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan
keuangan, audit serta pertanggungjawaban dari sebuah publik.

2.5 Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik


Karakteristik kualitatif adalah suatu ciri-ciri yang khusus dari sebuah hal
yang bermutu. Jika dijadikan implementasi pada akuntansi sektor publik,
karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi
akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan
kualitas setiap produk pada setiap unsur akuntansi sektor publik.
• Relevan
Hal-hal yang relevan atau hal-hal yang menjadi acuan pada kemampuan
informasi untuk mempengaruhi keputusan pengelola organisasi, dengan
mengubah atau menginformasikan harapan mereka tentang hasil, atau
konsekuensi Tindakan atau kejadian. Dalam konsep kerangka konseptual
akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu investor, kreditor, dan

9
pengguna lainnya untuk mengevaluasi kejadian masa lalu, saat ini dan masa
depan atau untuk menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik atau
feedback agar relevan.
• Keandalan dan Reabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan
para penggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna satu dengan
pengguna lainnya dengan bergantung pada keluasan pengetahuan tentang
aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan kata lain,
antara pengguna yang berbeda, informasi dengan keandalan yang berbeda
ditemukan. Dalam kerangka konseptual, agar menjadi ahli informasi dapat
diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.
• Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal dengan keterbatasan pervasif.
Informasi akuntansi keuangan yang dicari jika manfaat yang diperoleh dari
informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh karenanya, sebelum
mempersiapkan dan mendiseminasikan informasi keuangan, manfaat serta
biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
• Materialitas
Materialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnya
materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang
informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang
diambil.
Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik:
1) Kualitas Perencanaan Publik
Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen
perencanaan yang sangat penting dan menentukan dalam menghasilkan
outcome. Jadi, melalui sistem kualitas perencanaan diharapkan dapat
dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang dimaksud dengan kualitas
perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefinisikan kualitas terkait
dengan tugas ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas
yang disyaratkan.

10
Outcome dari proses perencanaan publik adalah dokumen
perencanaan yang mayoritas terbagi menjadi dokumen perencanaan jangka
pendek (satu tahun), dokumen perencanaan jangka menengah (lima tahun),
dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahun).
2) Kualitas Penganggaran Publik
Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas
anggaran adalah pemikiran manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah
bagi kualitas organisasi manajemen tidak mempertimbangkan
permasalahan organisasi yang ada jika tidak ada kualitas anggaran.
Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi kewenangan organisasi
didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja organisasi.
Outcome penganggaran publik, yaitu Rencana Kerja Anggaran, Raperda
RAPBD, Nota RAPBD, Pera APBD, Surat Keputusan Kepala Daerah
Tentang penjabaran APBD.
3) Kualitas Realisasi Anggaran Publik
Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk
dan layanan yang harus diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi
anggaran diperoleh pada saat produk organisasi telah secara tuntas
dikembangkan atau dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan dialihkan
menjadi kinerja organisasi. Pada saat itu, proses pencatatan dilaksanakan
secara akurat. Kualitas realisasi anggaran merupakan hasil pencapaian
kinerja organisasi.
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat
menjadi penentu kualitas pelaksanaan realisasi anggaran publik, yaitu
pengembangan kasus usaha; menentukan prioritas; menyediakan
pembenaran biaya; menemukan manfaat; mengukur kinerja untuk
perbaikan yang sedang berlangsung; dua karakteristik kualitatif dari kualitas
output realisasi anggaran publik, yaitu dapat dipahami dan terandalkan.
4) Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa
dengan total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas

11
dan kualitas yang benar, pada waktu yang tepat, dan dari sumber yang tepat
untuk memperoleh manfaat secara langsung.
5) Kualitas Pelaporan Sektor Publik
Fokus pada hal-hal seperti pengelolaan pendapatan, uraian
keuangan, dan kecurangan yang secara jelas menjadi penghalang tercapai
laporan keuangan yang berkualitas serta telah menggunakan factor-faktor
tersebut sebagai bukti penurunan konsep dalam proses pelaporan keuangan.
Secara khusus, pustaka-pustaka sebelumnya telah memeriksa peran
berbagai pelaku dalam jajaran tata pemerintahan (seperti dewan, komite
audit, serta auditor internal dan eksternal) dan jangkauan yang baik secara
individu maupun kolektif telah berpengaruh terhadap pencapaian laporan
keuangan yang lepas dari salah ungkap dan salah saji. Outcome pelaporan
akuntansi sektor public, yaitu laporan posisi keuangan (neraca); laporan
kinerja keuangan; laporan perubahan aktiva; laporan arus kas; kebijakan
akuntansi dan catatan atas laporan keuangan; karakteristik kualitatif
pelaporan sektor public; dapat diperbandingkan; keseimbangan antara biaya
dan manfaat.
6) Kualitas audit sektor public
Ditujukan untuk menguji efektivitas sistem pengelolaan kualitas
Outcome audit akuntansi sektor publik yaitu, Pendekatan yang diambil oleh
manajemen; kontribusi dibuat oleh komite audit; peranan ”Stakeholder” dan
komentator; peranan yang mengajukan perkara; pendekatan pada regulasi;
tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan; karakteristik kualitatif
output audit pada sektor public; mudah dipahami; dapat dibandingkan.
7) Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utama
organisasi, inisiatif utama membawa misi dan kinerja pada pelaksanaan
yang menjadi tanggung jawabnya.
Outcome pertanggungjawaban publik yaitu, Mempersiapkan dan
menyusun pada rencana strategis; merumuskan visi, misi, dan faktor-faktor
keberhasilan, tujuan, sasaran, strategi pada organisasi public; merumuskan

12
pada indikator kinerja organisasi publik dengan pedoman pada sebuah
kegiatan yang dominan, menjadikan isu global dan kritis bagi pencapaian
sebuah visi dan misi organisasi sektor public; memantau dan mengamati
pelaksanaan sebuah tugas pokok dan fungsi dengan seksama mengukur
sebuah pencapaian kerja; karakteristik kualitatif kualitas output pada
pertanggungjawaban pada sektor public.

2.6 Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang harus
diakui dan dimasukkan dalam setiap elemen laporan keuangan sektor
publik dalam neraca dan laporan kinerja keuangan. Metrik yang berbeda
digabungkan ke berbagai tingkat dalam laporan keuangan sektor publik.
Berbagai dasar pengakuan adalah;
1. Biaya historis (historical cost)
2. Biaya saat ini (current cost)
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value)
4. Nilai sekarang (present value)
Faktor yang berpengaruh dalam pengakuan dan pengukuran transaksi publik:
a) Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Standar pengakuan pendapatan menggunakan konsep probabilitas untuk
tingkat ketidakpastian. Manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan aliran
barang ke atau dari organisasi. Konsep ini dirancang untuk mengatasi
ketidakpastian lingkungan operasional organisasi.
b) Kendala pengukuran
Kriteria untuk item kedua adalah apakah ada (dengan pasti) biaya atau nilai
yang dapat diukur pada beberapa tingkat kendala. Namun, piutang tidak diakui
sebagai aset atau pendapatan kecuali jika dapat dinilai dengan tingkat kelayakan
tertentu. Keberadaan hak harus didokumentasikan dalam lampiran rencana
tambahan.
c) Aktiva

13
Suatu aset diakui dalam posisi keuangannya ketika besar kemungkinan
bahwa manfaat ekonomi masa depan atau jasa potensial akan mengalir ke dalam
organisasi dan aset tersebut memiliki nilai terukur yang andal.
d) Kewajiban
Kewajiban diakui di neraca jika besar kemungkinan bahwa arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada dan jumlah penyelesaiannya dapat
ditentukan dengan andal.
e) Ekuitas
Ekuitas dapat diklasifikasikan pada neraca di mana klasifikasi relevan jika
item tersebut mengungkapkan batasan hukum atau lainnya pada kapasitas
organisasi.
f) Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi ketika peningkatan manfaat
ekonomi masa depan yang terkait dengan peningkatan aset atau penurunan
liabilitas telah terjadi dan dapat ditentukan dengan pasti.
g) Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan jika penurunan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
kerangka konseptual pada akuntansi sangatlah penting dikarenakan akuntansi
sektor publik memiliki banyak lingkup yang dapat membantu perencanaan
dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya kerangka konseptual akuntansi sektor
publik ini maka kita dapat merumuskan konsep yang mendasari penyusunan
dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.
Sampai saat ini standar akuntansi keuangan maupun rerangka acuan
konseptual yang berlaku di Indonesia tidak murni mendasarkan pada kondisi

14
lingkungan Indonesia tetapi merupakan adopsi dari standar akuntansi keuangan
maupun rerangka acuan yang telah ada, yaitu dari IASC.

DAFTAR PUSTAKA
Anjilni, R. Q., Handayani, A., & Pratiwi, A. P. (2022). Akuntansi Sektor Publik.
Tangerang Selatan: Unpam Press.
Bastian, Indra. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketika. Yogyakarta:
Penerbit Erlangga.
Biduri, S. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Sidoarjo: Umsida Press.
Putri, R. F., & Putri, R. F. (2019, October). Faktor Yang Mempengaruhi
Kerangka Konseptual Dalam Akuntansi Keuangan. In Prosiding Seminar
Nasional Hasil Penelitian (Vol. 2, No. 2, pp. 1489-1499).

15

Anda mungkin juga menyukai