Anda di halaman 1dari 18

“TUGAS REVIEW”

AKUNTANSI PUBLIK
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Andi Mattulada Amir SE.,M.SI.,AK

Disusun oleh :
Nama : Irene Patongloan Tambing
NIM : C30122080
Kelompok : 6

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2022/2023
KELOMPOK 1
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1.1 Latar Belakang
Akuntansi sektor publik merupakan salah satu bidang yang sangat penting
dalam dunia keuangan dan pemerintahan.Akuntansi sektor publik adalah sistem
pencatatan,pelaporan,dan analisis transaksi keuangan yang berkaitan dengan
entitas sektor publik,seperti pemerintahan,lembaga pemerintah daerah,badan
usaha milik negara,serta organisasi nirlaba yang mendapatkan dana publik.
Selama beberapa tahun terakhir,isu-isu seperti peningkatan utang
publik,pertumbuhan populasi,perubahan iklim,dan tuntutan untuk meningkatkan
layanan publik telah menimbulkan tantangan yang semakin kompleks bagi para
pembuat kebijakan.Oleh karena itu,penting bagi pemerintah dan organisasi sektor
publik memiliki sistem akuntansi yang kuat dan transparan yang memungkinkan
mereka mengukur,mengelola,dan bertanggung jawab atas keuangan mereka
dengan baik.

PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Manfaat Standar Akuntansi
Standar Akuntansi adalah seperangkat pedoman,prinsip,dan prosedur yang
digunakan oleh para profesional akuntansi untuk mengukur,merekam,melaporkan
dan menganalisis informasi keuangan suatu entitas.Standar Akuntansi ini
bertujuan untuk menciptakan konsistensi,transparansi,dan keandalan dalam
penyusunan laporan keuangan,sehingga memungkinkan pihak-pihak
terkait,seperti pemangku kepentingan dan regulator,untuk memahami dengan baik
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memiliki banyak manfaat bagi
perusahaan dan pengguna laporan keuangan,antara lain :
1. Keseragaman
2. Transparansi
3. Kredibilitas
4. Perbandingan
5. Pengambilan Keputusan
6. Kepatuhan Hukum
7. Perlindungan Investor
Dengan adanya SAK,perusahaan dapat menyajikan informasi keuangan
yang lebih transparan,konsistensi,dan terstandarisasi.Hal ini dapat membantu
perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan membantu
pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
2.2 International Public Sector Accounting Standars
International Public Sector Accounting Standars (IPSAS) adalah
seperangkat standar dan pedoman akuntansi yang dikembangkan untuk digunakan
oleh pemerintah dan entitas sektor publik di seluruh dunia.Panduan ini dirancang
untuk meningkatkan kualitas dan transparansi pelaporan keuangan di sektor
publik,sehingga memudahkan para pemangku kepentingan untuk memahami dan
membandingkan informasi keuangan di berbagai entitas pemerintah.
IPSAS didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan International (IFRS)
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi International (IASB).Standar-
standar ini mencakup berbagai topik pelaporan keuangan,termasuk :
1. Penyajian Laporan Keuangan
2. Pengakuan Pendapatan
3. Properti,Pabrik, dan Peralatan
4. Instrumen Keuangan
5. Sewa
6. Imbalan Kerja
7. Pelaporan Anggaran

2.3 Standar Akuntnasi Pemerintahan


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintahan. SAP ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP dinyatakan
dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi
dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Manfaat SAP antara lain:
 Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan keuangan pemerintahan.
 Meningkatkan kinerja keuangan pemerintahan.
 Mengusahakan harmonisasi antara laporan keuangan pemerintahan.
 Memastikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan
pemerintahan.
 Memudahkan penyusunan laporan keuangan pemerintahan.
 Mempermudah auditor dan pembaca laporan keuangan untuk memahami
informasi keuangan pemerintahan.

Prinsip-prinsip dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagaimana


tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dalam (Mentu &
Sondakh, 2016) mengemukakan delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi
dan pelaporan keuangan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
 Basis Akuntansi
 Nilai Historis (Historical Cost)
 Realisasi (Realization)
 Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance over Form)

2.4 Standar Akuntansi Nonlaba (Non Pemerintahan)


Entitas nirlaba merupakan entitas yang bergerak dalam bidang pelayanan
masyarakat yang tidak bertujuan untuk mencari laba. Entitas nirlaba ini biasanya
didirikan oleh masyarakat atau dikelola oleh swasta. Sumber dana yang didapat
oleh entitas nirlaba biasanya berasal dari para donator atau penyumbang yang
tidak mengharapkan imbal balik atas dana yang diberikan.

Organisasi nirlaba semenjak tahun 1997 diatur dengan Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) 45. Namun mulai tahun 2019 PSAK 45 diganti
dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35. Dengan keluarnya
peraturan baru ini maka organisasi nirlaba menyusun laporan keuangannya sesuai
dengan ISAK 35. Tapi munculnya peraturan baru ini, terasa sulit untuk diterapkan
oleh organisasi nirlaba karena banyak organisasi nirlaba yang tidak memiliki latar
belakang ilmu akuntansi sehingga sulit untuk melaksanakannya. Organisasi Non
Pemerintah mencakupi antara lain :

 Yayasan
 Koperasi
 Partai Politik
 LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
KELOMPOK 2
AKTIVITAS DAN BENTUK LAYANAN PUBLIK
1.1 Latar Belakang

Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-
lembaga publik sebagai salah satu pertanggungjawaban kepada publik.Sekarang
terdapat perhatian yang semakin besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga publik,baik akuntansi sektor pemerintahan maupun
lembaga publik nonpemerintah.Lembaga publik mendapat tuntutan dari
masyarakat untuk dikelola secara akuntabilitas,transparan dan bertanggung
jawab.
Organisasi sektor publik memiliki arah sesuai dengan misi yang ditetapkan
berdasarkan UU,peraturan pemerintah yang berlaku.Akuntansi sektor publik
bertujuan untuk menciptakan transparansi,akuntabilitas
publik,efisiensi,efektivitas,dan ekonomis.Efektivitas yaitu tingkat pencapaian
hasil program dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan,termasuk visi
misi organisasi.

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pelayanan Publik
2.1.1 Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau
lembaga publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara yang
efisien,adil,transparan,dan bertanggung jawab.Pelayanan publik juga harus
mengacu dan didukung oleh Undang-Undang atau regulasi yang berlaku sehingga
dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Konsep pelayanan publik mencakup beberapa prinsip utama;
 Kepuasan Pelanggan
 Keterbukaan dan Transparansi
 Efisiensi dan Efektivitas
 Partisipasi Masyarakat
 Keadilan
 Akuntabilitas
 Inovasi

2.2 Sustainable Development Goals (SDGs)


Sustainable Development Goals (SDGs) adalah serangkaian tujuan global
yang ditetapkan oleh PBB untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di seluruh
dunia.Dalam konteks akuntansi publik,SDGs dapat memainkan peran penting
dalam beberapa cara :
1 Pengelolaan : Organisasi sektor publik dapat mengintegrasikan SDGs
kedalam laporan berkelanjutan mereka.
2 Anggaran dan Pengeluaran Publik : Pemerintah dapat memprioritaskan
alokasi anggaran untuk program-program yang mendukung SDGs.
3 Pengukuran Kinerja : Akuntansi publik dapat digunakan untuk
mengukur kinerja pemerintah dalam mencapai tujuan SDGs.
4 Transparansi dan Akuntabilitas : Akuntansi publik dapat digunakan
untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan
dana publik untuk program-program yang berhubungan dengan SDGs.
5 Kemitraan dan Kolaborasi : Organisasi akuntansi publik dapat
berperan dalam memfasilitasi kemitraan dan kolaborasi antara sektor
publik,swasta,dan masyarakat sipil untuk mencapai tujuan SDGs
bersama-sama.

2.3 Bentuk Pelaksanaan dan Kerjasama dalam pelayanan publik


Pelaksanaan dan kerjasama dalam pelayanan publik dapat berbagai macam
bentuknya,tergantung pada konteks dan tujuan dari pelayanan tersebut.Berikut
beberapa bentuk pelaksanaan dan kerjasama dalam pelayanan publik ;
1. Outsourcing : Pemerintah dapat mengontrak pihak swasta atau organisasi
nirlaba untuk menyediakan layanan publik tertentu
2. Kemitraan Publik-Swasta : Ini adalah bentuk kerjasama antara sektor
publik dan swasta untuk membangun,mengelola,atau menyediakan
layanan publik.
3. Kerjasama Antar-Pemerintah : Pemerintah daerah atau negara bagian
dapat bekerja sama dalam penyediaan layanan publik.
4. Kerjasama Internasional : Negara-Negara dapat bekerja sama melalui
organisasi internasional untuk mengatasi masalah global atau regional.
5. Kerjasama dengan Organisasi Nirlaba : Pemerintah sering bermitra dengan
organisasi nirlaba untuk menyediakan layanan sosial,kemanusiaan,atau
lingkungan.
6. Kerjasama dengan Masyarakat Sipil : Pemerintah dapat bekerjasama
dengan organisasi masyarakat sipil,kelompok advokasi,atau komunitas
dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pelayanan publik.
7. Kerjasama antar-Lembaga Pemerintah : Berbagai departemen atau
lembaga pemerintah dapat berkolaborasi untuk menyediakan layanan yang
lebih efisien dan terkoordinasi.
8. Kerjasama dengan Sektor Pendidikan dan Riset : Pemerintah dapat bekerja
sama dengan universitas,institusi riset,dan lembaga pendidikan untuk
mengembangkan inovasi dalam layanan publik atau untuk meningkatkan
kapasitas pegawai pemerintah.
2.4 Keterkaitan pelayanan publik dengan akuntansi sektor publik
Keterkaitan antara pelayanan publik dan akuntansi sektor publik sangat erat
dan penting.Akuntansi sektor publik memiliki peran kunci dalam pengelolaan dan
pengawasan dana publik serta pengukuran kinerja dalam penyediaan pelayanan
publik.Berikut adalah beberapa espek keterkaitan antara keduanya.
1. Pengelolaan Keuangan : Akuntansi sektor publik
mencatat,melaporkan,dan mengelola seluruh transaksi publik.
2. Pelaporan Keuangan : Akuntansi sektor publik menghasilkan laporan
keuangan pemerintah yang memberikan gambaran tentang bagaimana
dana publik digunakan dalam penyediaan pelayanan publik.
3. Pengukuran Kinerja : Akuntansi sektor publik dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam penyediaan pelayanan publik.
4. Pengendalian Keuangan : Akuntansi sektor publik membantu dalam
pengendalian keuangan dan pencegahan penyalahgunaan dana publik.
5. Perencanaan Anggaran : Proses perencanaan anggaran yang baik
melibatkan akuntansi sektor publik dalam menentukan alokasi dana untuk
berbagai program pelayanan publik.
6. Pengambilan Kepututsan : Informasi keuangan yang dihasilkan oleh
akuntansi sektor publik digunakan oleh pemimpin pemerintahan untuk
pengambilan keputusan strategis terkait dengan kebijakan dan program
pelayanan publik.
7. Evaluasi dan Perbaikan : Akuntansi sektor publik membantu dalam
evaluasi berkelanjutan terhadap pelayanan publik.
8. Pengawasan Hukum : Akuntansi sektor publik harus mematuhi peraturan
dan hukum yang mengatur pengelolaan dana publik.
KELOMPOK 3
TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK
1.1 Latar Belakang
Tata kelola sektor publik mengacu pada cara pemerintah atau lembaga publik
mengelola sumber daya dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Ini mencakup proses pengambilan keputusan, pengelolaan risiko,
akuntabilitas, transparansi, dan integritas dalam menjalankan urusan pemerintah.
Berbagai prinsip dan praktik tata kelola yang baik telah diidentifikasi dan
digunakan sebagai panduan untuk meningkatkan kinerja sektor publik. Termasuk
di antaranya adalah prinsip akuntabilitas, partisipasi masyarakat, transparansi,
efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya publik.
Peran dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swasta, dan
masyarakat sipil, penting dalam mempromosikan dan memperbaiki tata kelola
sektor publik. Dengan tata kelola yang baik, diharapkan bahwa sektor publik dapat
memberikan pelayanan publik yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan
masyarakat.

PEMBAHASAN
2.1 Peran dan Definisi Tata Kelola Entitas Sektor Publik
Tata kelola sektor publik adalah seperangkat ketentuan, baik yang bersifat
formal maupun informal, yang menentukan proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang berhubungan dengan kebutuhan publik, dengan tujuan untuk
memelihara nilai-nilai konstitusional sebuah negara dalam menghadapi berbagai
perubahan dalam permasalahan serta lingkungan sosial ekonomi global.
Proses pengambilan keputusan serta tindakan bagi kepentingan publik
secara normatif harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sektor
publik, yaitu :
 Akuntable
 Transparan
 Efisien
 Efektif
 Responsif
 mengacu pada ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Saat ini, tantangan terbesar dari tata kelola sektor publik adalah
memelihara keseimbangan antara pemeliharaan nilai-nilai konstitusional suatu
negara di satu pihak dan tuntutan untuk beradaptasi dengan perubahan sosial yang
terjadi dalam ekonomi global. Dalam hal ini, negara diharapkan untuk
menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel dalam merancang dan menerapkan
tata kelola sektor publik. Dengan pendekatan yang fleksibel, nilai-nilai
konstitusional suatu negara dapat tetap terpelihara, tetapi juga dapat beradaptasi
dengan perubahan sosial ekonomi di tingkat global.
Tujuan tata kelola sektor publik adalah memelihara nilai-nilai
konstitusional sebuah negara dalam menghadapi berbagai perubahan dalam
permasalahan serta lingkungan sosial ekonomi global.

2.2 Perkembangan Tata Kelola Sektor Publik (New Public Management)


Salah satu fungsi dari pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pemerintahan di seluruh dunia
perlu untuk selalu berusaha memperbaiki kualitas pelayanan publik. Dalam upaya
tersebut, beberapa negara telah melakukan reformasi dalam sektor publik selama
beberapa dekade terkahir. Reformasi tersebut diasosiasikan dengan penerapan
New Publik Management (NPM).
New Public Management (NPM) adalah suatu sistem manajemen
desentralisasi dengan perangkat manajemen seperti pengawasan (controlling) dan
perbandingan (benchmarking) yang menerapkan praktik kerja sektor privat ke
sektor publik untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas kinerja pemerintah
daerah yang baik (Good Governance) sehingga akan tercipta kesejahteraan
masyarakat.
Perkembangan New Public Management telah mengalami sejumlah perubahan
dan perkembangan sejak awal konsep ini muncul pada tahun 1980-an. Berikut
beberapa perkembangan terkini dalam manajemen publik:
- E-Government
- Good Governance
- Collaborative Governance
- Performance Management
- Inovasi Publik
- Respons terhadap Krisis
- Kepemimpinan Transformasional

2.3 Prinsip-Prinsip Tata Kelola Sektor Publik


Lima prinsip dasar yaitu Keterbukaan (transparency), Akuntabilitas
(accountability), Pertanggungjawaban (responsibility), Kemandirian
(independency) dan Kesetaraan dan kewajaran (fairness).
1 Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan;
2 Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif;
3 Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat;
4 Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
5 Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-
hak Pemangku Kepentingan(stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-undangan.

2.4 Keterkaitan Tata Kelola Dengan Akuntansi Sektor Publik


Tata kelola (governance) dan akuntansi sektor publik memiliki keterkaitan
yang erat dalam konteks pemerintahan dan organisasi sektor publik. Berikut
beberapa poin penting mengenai keterkaitan keduanya:
-Transparansi dan Akuntabilitas: Tata kelola yang baik dalam sektor publik
mencakup prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Akuntansi sektor
publik memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa informasi
keuangan dan operasional organisasi pemerintah tersedia secara transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan pemangku
kepentingan.
- Pengelolaan Keuangan: Akuntansi sektor publik digunakan untuk
mencatat, melacak, dan mengelola sumber daya keuangan pemerintah,
termasuk penerimaan, pengeluaran, dan aset.
- Penyusunan Anggaran: Akuntansi sektor publik digunakan untuk
memantau pelaksanaan anggaran dan memastikan bahwa dana digunakan
sesuai dengan rencana.
- Pengendalian Intern: Akuntansi sektor publik membantu dalam
mengevaluasi efektivitas pengendalian ini melalui audit internal dan
eksternal.
- Pelaporan Keuangan: . Akuntansi sektor publik menyediakan kerangka
kerja dan standar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini.
- Pemantauan Kinerja: Tata kelola yang baik juga melibatkan pemantauan
kinerja organisasi pemerintah. Akuntansi sektor publik membantu dalam
pengukuran dan pelaporan kinerja keuangan dan non-keuangan, yang
membantu pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan yang
tepat.
Dengan demikian, tata kelola yang baik dan akuntansi sektor publik saling
mendukung untuk memastikan bahwa organisasi dan pemerintahan sektor publik
beroperasi dengan integritas, efisiensi, dan akuntabilitas
KELOMPOK 4
AKUNTANSI PUBLIK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
SEKTOR PUBLIK
1.1 Latar Belakang
Sektor publik adalah bagian penting dalam ekonomi suatu negara yang
memiliki tanggung jawab besar terhadap penyediaan layanan publik dan
pengelolaan sumber daya yang diberikan oleh warga negara. Untuk mencapai
tujuan ini dengan baik, diperlukan sistem pengendalian manajemen yang efektif.

PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Manfaat SPM Sektor Publik
Sistem pengendalian manajemen akuntansi sektor publik adalah sebuah
sistem dalam menentukan strategi yang diterapkan dan upaya mencapai tujuan
organisasi melalui fungsi pengendalian setiap aktivitas yang terjadi.Sistem
pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan efisien.
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas,yaitu
Perencanaan,Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi,Komunikasi
informasi, Pengambilan keputusan,Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi,Pengendalian dan Penilaian kinerja.
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) di sektor publik memiliki beberapa
manfaat penting,termasuk
 Meningkatkan Akuntabilitas
 Mningkatkan Transparansi
 Memungkinkan Pengukuran Kinerja yang Tepat
 Memfasilitasi Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
 Mendorong Inovasi dan Peningkatan Kinerja
 Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
 Meningkatkan Tanggung Jawab Kepemimpinan
2.2 Tipe SPM Sektor Publik
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok
,yaitu :
1. Pengendalian preventif.Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait
dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan
dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional.Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran.
3. Pengendalian kinerja.Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa
analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah
ditetapkan
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik.Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggungjawaban.Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi
yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan
kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya pusat-
pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer
dan unit organisasi yang dipimpinnya
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban, karena
pusat pertanggungjawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan
program-program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategik. Pada
dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
a) Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan.
b) Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh
pusat pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen
Pemasaran.
c) Pusat laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan
input (expense) dengan output (revenue) dalam satuan moneter.
d) Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya
banyak diketahui oleh bagian departemen anggaran. Departemen anggaran
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggaran;
b. Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran
c. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi;
d. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada
budgetee (budget holder) dan manajer pusat pertanggungjawaban;
e. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, mengintepretasikan
hasil, dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat
pertanggungjawaban; dan
f. Menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan

2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


1. Perumusan Strategi (strategy formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,
target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi
merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management).
Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis
SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Analisis SWOT dikembangkan
dengan menganalisis faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan organisasi (core competence) dan memperhitungkan faktor eksternal
berupa ancaman dan peluang.
2. Perencanaan Strategik (strategic planning)
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program–program, aktivitas,
atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah
alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Perbedaannya dengan perumusan
strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan strategi,
sedangkan perencanaan strategik adalah proses menentukan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut.Tujuan utama perencanaan strategik
adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan manajer
level bawahnya..
3. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor
publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada
sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam
proses penganggaran.
4. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen
yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen
melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme
reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman
(punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Sistem
penilaian kinerja dan mekanisme reward & punishment harus didukung dengan
manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan
mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai
tujuan organisasi.
KELOMPOK 5
TEORI DAN KONSEP PENGANGGRAN SEKTOR PUBLIK
1.1 Latar Belakang
Penganggaran sektor publik adalah proses perencanaan, pengelolaan, dan
pengalokasian sumber daya finansial oleh pemerintah atau lembaga publik untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal ini merupakan instrumen penting dalam
kebijakan ekonomi suatu negara, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, distribusi pendapatan, dan pelayanan public.

Teori dan konsep penganggaran sektor publik terus berkembang seiring


perubahan tuntutan sosial, ekonomi, dan politik. Penerapan prinsip-prinsip ini
memainkan peran krusial dalam memastikan pemerintah dapat mencapai tujuan
ekonomi dan sosial yang diinginkan sambil mempertahankan keseimbangan fiskal
dan keadilan dalam masyarakat.

PEMBAHASAN
2.1 Tujuan dan Manfaat Penganggaran Sektor Publik
Penganggaran sektor publik adalah proses perencanaan, alokasi, dan
pengelolaan sumber daya finansial oleh pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
Berikut adalah tujuan dari penganggaran sektor publik:
- Perencanaan Finansial: Tujuan utama dari penganggaran adalah
merencanakan dan mengatur penggunaan dana publik secara terorganisir.
- Pencapaian Tujuan Strategis: Penganggaran membantu pemerintah dalam
mengalokasikan sumber daya ke program dan proyek yang mendukung
pencapaian tujuan-tujuan strategis negara
- Pengendalian Pengeluaran: Melalui penganggaran, pemerintah dapat
memantau dan mengendalikan pengeluaran publik.
- Kontrol Inflasi dan Stabilitas Ekonomi: Dengan mengelola tingkat
pengeluaran dan pendapatan, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat
inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi
- Keadilan Sosial dan Ekonomi: Penganggaran dapat digunakan untuk
mendukung kebijakan redistribusi pendapatan, sehingga mengurangi
kesenjangan sosial dan ekonomi antar kelompok masyarakat
Manfaat Penganggaran Sektor Publik:
- Akuntabilitas dan Transparansi
- Pengambilan Keputusan yang Terinformasi
- Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat
- Pengurangan Ketimpangan Sosial dan Ekonomi
- Stabilitas Ekonomi dan Pertumbuhan Berkelanjutan
- Mendorong Investasi dan Perekonomian
- Respon Terhadap Krisis dan Keadaan Darurat

2.2 Metode Penganggaran Sektor Publik


Metode penganggaran sektor publik merujuk pada pendekatan atau teknik
yang digunakan oleh pemerintah atau lembaga publik untuk merencanakan,
mengalokasikan, dan mengelola sumber daya finansial dalam pelaksanaan
kebijakan dan program-program publik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci
mengenai beberapa metode penganggaran sektor publik yang umum digunakan:
1. Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based Budgeting): Metode
ini menempatkan penekanan pada pencapaian hasil dan kinerja dari
program atau kegiatan. Setiap program dievaluasi berdasarkan
efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Penganggaran Partisipatif (Participatory Budgeting): Metode ini


melibatkan partisipasi aktif masyarakat atau kelompok-kelompok
pemangku kepentingan dalam proses penganggaran.

3. Penganggaran Fleksibel (Flexible Budgeting): Metode ini mengakui


bahwa beberapa program atau kegiatan mungkin membutuhkan tingkat
pengeluaran yang dapat berubah sesuai dengan kebutuhan atau perubahan
situasi.

4. Penganggaran Nol (Zero-Based Budgeting): Dalam penganggaran nol,


setiap program atau kegiatan dievaluasi dari awal tanpa
mempertimbangkan anggaran tahun sebelumnya.

5. Penganggaran Berbasis Hasil (Outcome-Based Budgeting): Penganggaran


berbasis hasil menitik beratkan pada mencapai hasil atau dampak yang
diinginkan dari program atau kegiatan.

6. Penganggaran Incremental (Incremental Budgeting): Metode ini


melibatkan penyesuaian anggaran berdasarkan pada tingkat pertumbuhan
atau penurunan tertentu dari tahun sebelumnya.

7. Penganggaran Program (Program Budgeting): Penganggaran program


membagi pengeluaran berdasarkan program atau proyek spesifik. Setiap
program diberikan alokasi dana yang khusus, dan kinerja program
dievaluasi berdasarkan hasil yang dicapai.

2.3 Proses Penganggaran

Proses penganggaran merujuk pada serangkaian langkah atau tahapan


yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga publik untuk merencanakan,
mengalokasikan, dan mengelola sumber daya finansial guna memenuhi kebutuhan
dan tujuan tertentu. Berikut adalah proses penganggaran:
 Perencanaan Anggaran (Budget Planning)

 Pengumpulan Data dan Informasi (Data Collection and Information


Gathering):

 Penyusunan Rancangan Anggaran (Budget Drafting):

 Pengajuan Anggaran (Budget Submission):

 Pengkajian dan Pembahasan (Budget Review and Discussion):

 Pengesahan Anggaran (Budget Approval):

 Pelaksanaan dan Pemantauan (Budget Execution and Monitoring):


 Evaluasi dan Laporan (Budget Evaluation and Reporting):

 Revisi dan Penyesuaian (Budget Revision and Adjustment):

 Pengakhiran Anggaran (Budget Closure):

2.4 Akuntansi Anggaran


Akuntansi anggaran adalah sistem pencatatan, pengklasifikasian, dan
pelaporan keuangan yang digunakan oleh pemerintah atau lembaga publik untuk
memantau dan mengendalikan penggunaan sumber daya finansial sesuai dengan
anggaran yang telah disetujui. Berikut adalah akuntansi anggaran:
1. Pencatatan Transaksi Keuangan
2. Pengklasifikasian Transaksi
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pelacakan Anggaran
5. Evaluasi dan Analisis Kinerja Keuangan
6. Penyusunan Anggaran Revisi
7. Pelaporan dan Transparansi
8. Audit dan Verifikasi
9. Penyusunan Laporan Akhir Anggaran
10. Penyusunan Rencana Anggaran Tahun Berikutnya

Anda mungkin juga menyukai