Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 10 (2), 2018, 189-197

Published every June and December

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)


ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset

Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi dalam


Penatausahaan Asset/ Barang Milik Daerah

Rima Rachmawati1. Dini Arwati2. Shinta Dewi Herawati3. Sendi Gusnandar Arnan4
Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, Bandung, Indonesia

Abstract. The purpose of this study is to find out the effect of the use of information technology in the
administration of Assets. Asset management is not just administrative but more than an asset manager's effort to
improve efficiency, effectiveness and increase asset added value assets itself. Government regulations regulate
asset management through the use of information technology in the administration of assets, including
bookkeeping, inventory and reporting activities. This research was conducted in the regional government work
unit of Garut Regency which has implemented the Regional Goods Cycle Information Technology Application
(ATISISBADA). The results of the study concluded that the optimal use of information technology in the
ATISISBADA application was able to increase the effectiveness of assets administration activities. The
implications of the results of this study are efforts to solve the problems that occur, namely optimizing the use of
ATISISBADA in asset management activities in regional government.

Keywords: administration of asset; bookkeeping; information technology; inventory; regional property.

Abstrak. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi dalam
penatausahaan Asset/ Barang Milik Daerah (BMD). Penatausahaan asset/ BMD tidak hanya sekedar
administratif tetapi lebih dari upaya pengelola asset untuk meningkatkan efesiensi, efektivitas dan meningkatkan
nilai tambah asset/ BMD itu sendiri. Peraturan pemerintah mengatur pengelolaan asset/ BMD melalui
penggunakan teknologi informasi dalam kegiatan penatausahaan asset/ BMD antara lain kegiatan pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan. Penelitian ini dilakukan di SKPD Kabupaten Garut yang telah menerapkan Aplikasi
Teknologi Informasi Siklus Barang Daerah (ATISISBADA). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan
teknologi informasi secara optimal dalam aplikasi ATISISBADA mampu meningkatkan keefektivan kegiatan
penatausahaan asset/ BMD. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah upaya untuk memecahkan permasalahan
yang terjadi yaitu mengoptimalkan penggunakan ATISISBADA dalam kegiatan pengelolaan asset/ BMD di
pemerintahan daerah.

Kata Kunci: penatausahaan asset; pembukuan; inventarisasi; teknologi informasi; barang milik daerah.

Corresponding author. rima.rachmawati@widyatama.ac.id

How to cite this article. R, Rima, A Dini. , D, H, Shinta. S, A, Sendi (2018). Optimalisasi Penggunaan Teknologi
Informasi dalam Penatausahaan Asset/ Barah Milik Daerah. Jurnal ASET (Akuntansi Riset). Program Studi
Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 10(2), 189–197.
History of article. Received:Juli 2018, Revision: September 2017, Published: Desember 2018
Online ISSN: 2541-0342. Print ISSN: 2086-2563.
Copyright©2018. Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Program Studi Akuntansi FPEB UPI
.

189 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


RIMA RACHMAWATI1. DINI ARWATI2. SHINTA DEWI HERAWATI3. SENDI GUSNANDAR ARNAN4/
Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi dalam Penatausahaan Asset/ Barang Milik Daerah

PENDAHULUAN yang menyatakan hasil pemeriksaan BPK RI


tahun 2013 asset pemerintah daerah dinilai
Asset/ Barang Milik daerah (BMD)
tidak wajar, diantaranya Penyajian Asset
merupakan faktor terpenting yang dibutuhkan
Tetap Tanah sebesar Rp22,8 miliar, Penyajian
oleh suatu perusahaan maupun pemerintahan
Asset Tetap, Peralatan dan Mesin pada Dinas
untuk kelangsungan operasional perusahaan
Pendidikan di (Disdik) Pemda Garut sebesar
dan pemerintahan itu sendiri. Asset
Rp120,9 miliar, Dinkes sebesar Rp48,8 miliar
didefiniskan sebagai sumber daya atau
dan Dinas SDAP senilai Rp3,2 miliar.
kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas/
perusahaan/ organisasi. Oleh karena itu, asset
Selain itu, Penyajian Asset Tetap Gedung dan
harus dijaga, dilindungi dan dikelola secara
Bangunan yang juga tidak dapat diyakini
profesional agar memiliki usia lebih panjang
kebenarannya mencapai Rp141,5 miliar,
dan tidak menyebabkan turunnya nilai jual.
Penyajian asset tetap Jalan, Irigasi serta
Jaringan sebesar Rp249,9 miliar dan Belanja
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 jo,
modal minimal sebesar Rp5,5 miliar belum
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008
dapat diakui sebagai asset tetap (Ferdiansyah,
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan
2013).
atau Daerah dan ditetapkannya Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007
Menurut Praktisi Hukum Garut, Cecep
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Suhardiman, pemeriksaan BPK ada
Milik Daerah serta ditetapkannya Peraturan
kelemahan karena setiap item pemeriksaannya
Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang
tidak dilakukan secara detail, namun
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
dilakukan secara sampling (pengambilan
untuk menggantikan Peraturan Pemerintah
sebagian). Baik untuk pendapatan, belanja
No. 6 Tahun 2006 jo Peraturan Pemerintah
maupun penerimaan. Sehingga, tidak menutup
No. 38 Tahun 2008, terakhir ditetapkannya
kemungkinan kendati sudah meraih WTP
Peraturan Menteri dalam Negeri No. 19
namun ada persoalan yang terjadi. Dari
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
sebelas Pemda di Provinsi Jawa Barat yang
Barang Milik Daerah sebagai bukti perhatian
mendapatkan Predikat opini WTP, Pemda
pemerintah untuk pengelolaan barang milik
(Kabupaten) Garut merupakan salah satu
negara/daerah yang profesional.
penerimanya. LHP BPK atas laporan
keuangan Pemda Garut Tahun Anggaran 2015
Pemerintah Daerah (Pemda) Garut berdiri
memberikan opini WTP yang merupakan
sebagai wilayah/ daerah yang berpotensi
harapan semua institusi. Mendapatkan opini
menjadi daerah yang tangguh dan mandiri
WTP lanjut Cecep, bukan membuat bangga
dengan rasa kedaerahannya hal ini
warga Garut, justru malah
diwujudkan oleh pengelolaan keuangan yang
mempertanyakannya karena ternyata masih
memiliki akuntabilitas publik yang baik
ada beberapa temuan terutama pada pos
terbukti dengan mendapatkannya opini Wajar
belanja atau tata kelola administrasinya yang
Tanpa Pengecualian (WTP) yang sekarang
belum diselesaikan. Semisal untuk
menjadi opini Wajar Tanpa Modifikasi dari
pengelolaan asset masih belum beres
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
(amburadul). Sebagai contoh, permasalahan
tanah Pasar Wanaraja yang di klaim milik
Seiring wangi harum WTP namun masih ada
Pemda, tanpa menunjukan bukti kepemilikan
terdengar suara sumbang yang merasa belum
yang sah berupa sertifikat atas nama Pemda
puas, seperti yang disampaikan beberapa
Garut cq Dinas Perindustrian, Perdagangan
pakar yang menyatakan masih adanya
dan Pengelolaan Pasar (Disperindag PP).
kekurangan dan kelemahan dalam
(Suhardiman, n.d.).
pengelolaan asset daerah di Kabupaten Garut.
Pengelolaan BMD berdasarkan Peraturan
Seperti yang disampaikan oleh Mantan
Bupati Garut dijelaskan bahwa pengelolaan
Anggota DPRD Garut periode 1998-2009

190 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 10 (2), 2018, 189-197

keuangan termasuk pengelolaan asset optimal dengan cara mengintegrasikan bagian


digunakan teknologi informasi dengan satu dengan bagian lain atau SKPD dengan
aplikasi yang diberinama ATISISBADA yaitu SKPD lainnya. Berdasarkan latar belakang,
suatu software didalamnya mencatat, penelitian ini akan menguji pengaruh
mengkalsifikasikan, melaporkan prihal asset teknologi informasi pada efektifitas
yang dimiliki pemerintah daerah. penatausahaan asset/ BMD.
ATISISBADA juga digunakan untuk
merencanakan,mengadakan, menatausahakan,
memanfaatkan asset sampai ganti rugi asset. KAJIAN LITERATUR
Dengan diterapkannya teknologi informasi
Penatausahaan asset/ BMD
diharapkan administrasi keuangan dan
Penatausahaan merupakan suatu konsep untuk
pengelolaan asset milik daerah dapat tertib
membuat prosedur atau langkah-langkah
sehingga membantu pengelola asset dalam
kegiatan pengelolaan asser/ BMD. Prosedur
melaporakan asset dengan akuntanbel (Noor,
tersebut mulai dari pembukuan, inventarisasi,
2017).
dan pelaporan asset/ BMD. Prosedur tersebut
Strategi harus diterapkan agar pengelolaan
diatur dengan Undang-undang dan peraturan
dan pengurusan kekayaan asset/ BMD yang
pemerintah serta pelaksanaannya didasarkan
dimiliki setiap Pemda dapat optimal.
pada asas fungsional, kepastian hukum,
Beberapa strategi untuk mengoptimalkan
transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan
pengelolaan kekayaan daerah sebagai berikut:
kepastian nilai.
1. Melakukan identifikasi dan inventarisasi
nilai dan potensi asset/ BMD;
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Tahun
2. Menerapkan sistem informasi manajemen
2015 pada Pasal 4 menyebutkan yang di
asset/ BMD;
maksud asset/ BMD adalah asset/ BMD
3. Melaksanakan pengawasan dan
dimana pembeliannya menggunakan anggaran
pengendalian pemanfaatan asset/ BMD;
pendapatan daerah atau dapat melalui
4. Melibatkan pihak lain yang memiliki
pemberian/ hibah dari phak lain.
keahlian dan profesionalisme di bidang
Penatausahaan asset/ BMD merupakan bagian
penilaian asset (Mahmud, 2016).
dari penatausahaan keuangan suatu daerah.
Penatausahaan keuangan daerah itu sendiri
Penyebab masih amburadulnya pengelolaan
bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
asset adalah belum optimalnya penggunaan
pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
ATISISBADA disinyalir sampai saat ini
Bagian yang perlu diperhatikan saat
pengelolaan asset pada di beberapa
melakukan penatausahan keuangan daerah
Pemerintah Daerah belum memanfaatkan
bagaimana memahami asas dalam
teknologi informasi secara maksimal.
penatausahaan, bagaimana melaksanakan
Penerapan teknologi informasi terkendala
penatausahaan dan bagaimana implementasi
antara lain oleh sumber daya manusia,
penerimaan/ pengeluaran penatausahaan.
jaringan, dan keterbatasan dana. Sehingga
masih banyak SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Penatausahaan asset disebut juga dengan
Daerah) yang belum memanfaatkan
istilah administrasi pada penelitian-penelitian
ATISISBADA untuk melakukan kegiatan
luar negeri. Administrasi memiliki
pengelolaan asset daerah secara menyeluruh
karakteristik perilaku pengorbanan diri,
dan terintegrasi (Iis, 2016).
menyadari kepentingan public dan alturisme
(Vandenabeele, 2007). Penatausahaan
Nilai asset yang cukup besar dan tersebar,
diinterpretasikan sebagai konsep dalam
Pemerintah Kabupaten Garut perlu
merancang pelayanan kepada publik dengan
mengupayakan untuk mengoptimalkan
prilaku pengorbanan diri, kesadaran perannya
penggunaan teknologi informasi/
sebagai pelayan publik dan alturisme.
ATISISBADA dengan penggunaan yang
Alturisme diartikan sebagai cara

191 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


RIMA RACHMAWATI1. DINI ARWATI2. SHINTA DEWI HERAWATI3. SENDI GUSNANDAR ARNAN4/
Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi dalam Penatausahaan Asset/ Barang Milik Daerah

mengutamakan perhatian pelayan publik pada integrasi teknologi informasi pada


kesejahteraan orang lain dengan pelaksanaan tugas-tugas.
mengesampingkan kepentingan sendiri.
Penatausahaan asset/ BMD dilaksanakan Hal ini juga senada dengan pernyataan
berdasarkan tugas dan wewenang pelaku (Jogiyanto, 2005) yang menjelaskan bahwa
bisnis, di pemerintahan daerah penatausahaan teknologi informasi memiliki fungsi/ peran
meliputi kegiatan pencatatan transaksi penting di dalam organisasi antara lain untuk
keuangan di pemerintahan daerah, meningkatkan efisiensi dan efektivitas;
inventarisasi asset/ BMD dan pelaporan asset/ komunikasi; dan kompetitif dalam pekerjaan/
BMD. operasional perusahaan.

Pemanfaatan Teknologi Informasi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut


Teknologi informasi didefinisikan sebagai menggunakan ATISISBADA sebagai
sarana yang digunakan oleh manusia untuk software untuk melaksanakan kegiatan
mempercepat pengolahan data menjadi penatausahaan asset/ BMD. ATISISBADA ini
informasi. Teknologi informasi sering disebut memiliki beberapa aplikasi siklus antara lain
juga teknologi komputer (computing aplikasi untuk merencanakan kegiatan,
technology) dan teknologi jaringan atau mengadakan barang, menerima dan
teknologi computer. Teknologi ini digunakan mengeluarkan kas, penatausahaan asset/
tidak hanya mengubah data menjadi informasi BMD, memanfaatkan asset/ BMD,
tapi juga digunakan untuk menyebarkan mengamankan dan memelihara asset/BMD,
informasi kepada setiap pengguna yang menilai asset/ BMD, menghapuskan asset/
dituju, informasi tersebut dapat berupa BMD, memindahtanganan, siklus
informasi keuangan maupun non keuangan pembiayaan, mencatat ganti rugi, membina,
(Bodnar, William, & Hopwood, 1995). mengawasi dan mengendalikan

Tujuan perusahaan/ organisasi menggunakan Pemanfaatan Penggunaan Teknologi


teknologi informasi antara lain untuk Informasi terhadap Efektifitas
mempercepat menemukan solusi, Penatausahaan Asset/ BMD
menciptakan kreativitas, efektivitas dan
efesiensi dalam pekerjaan. Pendapat Penggunaan teknologi informasi untuk
(Thompson, Higgins, & Howell, 1991) kebutuhan operasional perusahaan di era ini
mendefinisikan pemanfaatan teknologi sangat mempengaruhi kinerja perusahaan baik
informasi adalah sebagai pilihan individu komersial maupun pemerintahan. Kinerja
untuk menggunakan teknologi informasi yang dimaksud adalah kualitas informasi yang
dalam mendukung pelaksanaan tugasnya. dihasilkan oleh teknologi/sistem informasi
Pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dalam hal ini ATISISBADA, berbeda dengan
menunjukkan bahwa individu telah tanpa penggunaan teknologi, kualitas
memutuskan untuk menggunakan teknologi informasi yang dihasilkan akan lambat dan
informasi dalam menyelesaikan setiap tugas- kurang memiliki keakurasian informasi.
tugasnya atau dengan kata lain ATISISBADA saat ini di pakai sebagai solusi
diterapkannya teknologi informasi pada
Hal senada juga didefinisikan (Teddy & akuntansi pemerintahan daerah khususnya
Supomo, 2002) bahwa penggunaan teknologi untuk melaksanakan penatausahaan asset/
informasi merupakan perilaku untuk dalam BMD. Banyak kelebihan yang diperoleh dari
menggunakan teknologi tersebut dalam penggunakan ATISISBADA tersebut antara
rangka untuk mendukung pelaksanaan lain menghasilkan informasi keberadaan,
tugasnya, atau dengan kata lain pemanfaatan jumlah, jenis, volume asset/ BMD yang jelas
teknologi informasi merupakan tingkat dan akurat dan diharapkan dengan informasi
yang jelas dan akurat tersebut dapat

192 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 10 (2), 2018, 189-197

mendukung pengambilan keputusan yang informasi menggunakan variabel penelitian


tepat selanjutnya dapat meningkatkan kinerja (Teddy & Supomo, 2002) terdiri dari
manajemen pemerintahan daerah. indikator: perangkat, pengelolaan data dan
perawatan. Sedangkan variabel penatausahaan
Pendapat (Nelson, Todd, & Wixom, 2005) asset/ BMD diukur dengan indikator
menyatakan bahwa teknologi informasi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan.
mempengaruhi kualitas informasi yang
dihasilkan. Hal senada dengan, (Stair & Unit analisis dalam penelitian ini adalah
Reynolds, 2010) menambahkan bahwa pengurus barang pada SKPD Pemda
teknologi informasi berpengaruh terhadap Kabupaten Garut. Populasi yang digunakan
informasi sistem akuntansi (teknologi adalah pengurus barang pada SKPD pada
informasi) menyediakan semua jenis Pemda Kabupaten Garut sejumlah 75 orang
informasi manajemen untuk mendukung yang melaksanakan kegiatan penatausahaan
peran manajemen dalam mengarahkan seluruh asset tetap. Teknik pengambilan sampel
kegiatan organisasi. menggunakan pendekatan purposive
sampling, dengan jumlah sampel 63.
Penelitian tentang penggunaan teknologi
informasi di pemerintahan daerah sudah Keabsahan data menggunakan uji validitas
banyak dilakukan antara lain (Rizki, Domai, dan reliabilitas data. Uji validitas,
& Wachid, 2006), (Wahyuni, Fadah, & menggunakan pendekatan construct item-item
Sulianti, 2018), (Salamah, 2015), (Lantemona, dengan koefisien korelasi product-moment
Ilat, & Manossoh, n.d.), (Supit, Tinangon, & dari pearson, Jika rhitung ≥ rtabel maka
Mawikere, 2017) dengan penggunaan dikatakan valid. Uji Reliabilitas menggunakan
teknologi informasi dapat meningkatkan alpha cronbach. Jika nilai alpha cronbach >
efektifitas penatausahaan asset/ BMD. Senada 0,6 artinya variabel dinyatakan reliabel
dengan penelitian (Istiqomah, 2010) bahwa (Nazir, 2013).
teknologi informasi mampu mempengaruhi
kinerja individu unit analisis Dinas Persamaan untuk uji analisis yang digunakan
Pendapatan Daerah di Kota Mojokerto. dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat Keterangan:


pengaruh teknologi informasi terhadap Y = efektivitas penatausahaan asset tetap.
efektifitas penatausahaan asset/ BMD. X = pemanfaatan teknologi informasi
. = koefisien regresi
a = konstanta
METODOLOGI PENELITIAN = error estimation
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
explanatory dengan Subjek penelitian pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Uji Statistik t (t-test), membandingkan thitung
Pemda Kabupaten Garut. Tujuan penelitian dengan ttabel. Saat thitung lebih besar daripada
adalah untuk memperoleh informasi tentang ttabel maka H0 (H null) ditolak. Selain
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas menggunakan uji t dapat juga digunakan uji
penatausahaan asset tetap pada SKPD dengan nilai angka probabilitas. Jika angka
Pemerintah Kabupaten Garut. Variabel yang probabilitas lebih kecil dari angka signifikan
digunakan dalam penelitian ini yaitu ; variabel 0,05, maka variabel pemanfaatan teknologi
independen dan variable dependen. informasi berpengaruh terhadap variabel
Pemanfaatan teknologi informasi disebut efektivitas penatausahaan asset/ BMD, dengan
variable independen dan efektivitas kata lain H0 ditolak dan Ha diterima.
penatausahaan asset/ BMD disebut variabel
dependen. Variabel pemanfaatan teknologi

193 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


RIMA RACHMAWATI1. DINI ARWATI2. SHINTA DEWI HERAWATI3. SENDI GUSNANDAR ARNAN4/
Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi dalam Penatausahaan Asset/ Barang Milik Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji t dengan tingkat kepercayaan 95%, nilai t


statistik > t table serta p-value < 0,05 dapat
Hasil uji keabsahan data melalui uji validitas
diinterpretasikan bahwa H0 di tolak, artinya
dan reliabilitas.
pemanfaatan teknologi informasi di
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa
pemerintah daerah Kabupaten Garut
seluruh item pernyataan pada kuesioner valid
mempengaruhi efektivitas penatausahaan
karena nilai r hitung lebih besar dari rtabel. .Hasil
asset.
uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh
Nilai adjusted R square sebesar 0,1079
variable reliabel dengan nilai alpha
artinya variabilitas efektivitas penatausahaan
cronbach’s lebih besar dari titik kritis 0,6
asset pemerintah daerah Garut dibangun/
(Nazir, 2013).
dibentuk oleh variabilitas pemanfaatan
teknologi informasi sebesar 10,79%.
Analisis Deskriptif
Hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel
Pembahasan
pemanfaatan teknologi informasi dalam
Hasil penelitian menyatakan bahwa
kategori kriteria cukup. Hal tersebut
penggunaan teknologi informasi
mengindikasikan bahwa masih kurangnya
mempengaruhi kegiatan penatausahan asset
kapasitas komputer yang dipergunakan belum
daerah di Kabupaten Garut dengan besarnya
menunjang tupoksi pengurus barang
variabilitas teknologi informasi 10,79%
walaupun pemanfaatan komputer juga telah
terhadap variabilitas penatausahaan asset
didukung dengan tersedianya jaringan internet
daerah.
di setiap unit kerja SKPD Pemerintah Daerah
Kegiatan pada prosedur penatausahaan asset
Kabupaten Garut.
yang terjadi di Kabupaten Garut dijelaskan
sebagai berikut:
Hasil analisis data dengan menggunakan
1. Dimulai dari petugas yaitu staf sub Bidang
regresi sederhana dijelaskan sebagai berikut:
perencanaan dan Penatausahaan BMD
Regression Statistics menerima laporan hasil pencatatan dan
Multiple R 0.349724582 pembukuan dari masing-masing SKPD.
R Square 0.122307283 Dokumen yang diterima antara lain; surat
Adjusted R Square 0.107918878 pengantar, Daftar Hasil Pengadaan Barang
Standard Error 0.40999848 Kartu Inventaris Barang KIB A sampai
Observations 63 KIB F, Buku Inventaris, Laporan Mutasi
Barang, Rekap Laporan Mutasi Barang.
Sekaligus, staf ini akan mencatat laporan
ini ke dalam buku agenda.
2. Staf sub Bidang Perencanaan dan
Persamaan ini menjelaskan bahwa :
Penatausahaan BMD merekap dan
Konstanta: α = 2,2078 adalah nilai matematis
menggabungkan dengan laporan dari
dari efektivitas penatausahaan asset jika tidak
SKPD lainnya, selanjutnya diserahkan
ada pemanfaatan teknologi informasi.
kepada Kepala Sub Bidang Perencanaan
Koefisien regresi bernilai positif
dan Penatausahaan BMD untuk
menunjukkan semakin baik pemanfaatan
diverifikasi.
teknologi informasi maka penatausahaan asset
3. Hasil verifikasi diserahkan ke Kepala
akan semakin efektif.
Bidang Pengelolaan Asset untuk disetujui
Standard atas data laporan dari SKPD. Setelah
Coefficients Error t Stat P-value disetujui Laporan diserahkan kepada
Intercept 2.207865308 0.516252 4.276722 6.79E-05 Bupati melalui Sekretaris Daerah.
X Variable Berikut contoh dokumen yang dimaksud pada
1 0.4033921 0.138359 2.915546 0.004961
prosedur di atas:
Pengujian Hipotesis

194 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 10 (2), 2018, 189-197

1. Daftar Hasil Pengadaan Barang Kartu


Inventaris Barang (KIB) A sampai KIB F.
2. Buku/ Catatan Inventaris
3. Laporan Mutasi (perpindahan) Barang
4. Rekap Laporan Mutasi Barang

Diinterpretasikan bahwa penatausahaan


daerah menurut Permendagri No 17 Tahun
2007, kegiatannya meliputi; pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan asset/ BMD.
Masing-masing kegiatan akan dijelaskan
sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):
1. Pembukuan BMD
2. Inventarisasi BMD. Kegiatan inventarisasi
dilakukan untuk memutakhirkan kakayaan
yang dimiliki pemerintahan daerah.
Inventarisasi dilakukan dengan
menggunakan Buku Inventaris yang akan
195 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018
RIMA RACHMAWATI1. DINI ARWATI2. SHINTA DEWI HERAWATI3. SENDI GUSNANDAR ARNAN4/
Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi dalam Penatausahaan Asset/ Barang Milik Daerah

meninventalisir kekayaan pemerintahan Adapaun variabilitas efektifitas penatausahaan


daerah, baik asset yang bergerak maupun asset/ BMD dibentuk oleh variabilitas
asset yang tidak bergerak. Buku penggunaan teknologi informasi sebesar
Inventalisir berisi data lokasi kekayaan/ 10.77%.
BMD, jenis/merk type, jumlah, ukuran,
harga, tahun pembelian, asal barang,
DAFTAR PUSTAKA
keadaan barang dan sebagainya.
3. Pelaporan BMD. Pelaporan BMD Bodnar, William, & Hopwood. (1995).
adalah kegiatan langkah-langkah Accounting Information System. New
penyusunan laporan barang setiap Jersey: Prentice Hall.
semester dan setiap tahun setelah Ferdiansyah, F. (2013). Dana pengelolaan aset
dilakuka inventalisir dan pencatatan. Pemkab Garut diselewengkan. Retrieved
Laporan penggunaan barang from
disampaikan oleh pengguna BMD https://daerah.sindonews.com/read/7738
dilaporkan kepada Kepala Daerah 57/21/dana-pengelolaan-aset-pemkab-
melalui Pengelola. garut-diselewengkan-1377081812
Iis Rahmawati. (2016). Pengaruh Komitmen
SIMPULAN Pimpinan, Kompetensi Pengurus Barang
dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
Amanah Permendagri Nomor 19 Tahun 2016,
terhadap Efektivitas Penatausahaan Aset
Perda Nomor 2 tahun 2015 dan Perhub
Tetap pada Satuan Kerja Pemerintahan
Nomor 14 tahun 2016 tentang Sistem dan
Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten
Prosedur Pengelolaan BMD menyatakan
Garut. Bandung: Tesis Magister
bahwa penatausahaan merupakan ruhnya
Akuntansi Universitas Widyatama.
pengelolaan keuangan daerah. Implementasi
Istiqomah, I. (2010). Faktor-faktor yang
peraturan tersebut harus diperhatikan oleh
Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi
Pengelola set. Pengelola asset harus dapat
Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan
menjaga amanah peraturan tersebut dan
Teknologi Informasi terhadap Kinerja
menjalankan tupoksinya. ATISISBADA salah
Individual. Jurnal Aset (Akuntansi Riset),
satu upaya pengelolaan asset dengan
2(1).
pendekatan penggunaan teknologi sebagai
Lantemona, I., Ilat, V., & Manossoh, H.
solusi banyaknya aktivitas yang harus
(n.d.). Analisis penatausahaan barang
dijalankan oleh pengelola asset.
milik daerah di kabupaten kepulauan
Dalam prakteknya tidak mudah juga teknologi
talaud.
informasi tersebut dilakukan, membutuhkan
Mahmud. (2016). Aset Daerah Pilar Utama
waktu dan tenaga kerja yang handal yang
Pendapatan Asli Daerah - Garut News.
mana tenaga kerja yang handal pun masih
Retrieved October 28, 2018, from
minim keberadaannya.
http://garutnews.com/aset-daerah-pilar-
Namun demikian, upaya implementasi
utama-pendapatan-asli-daerah.html
ATISISBADA tetap harus dijalankan agar
Nelson, R.R., Todd, P.A., & Wixom, B.H.
akuntabilitas public tetap jadi acuannya.
(2005). Antecedents of Information and
Pemerintah Daerah Garut salah satu
Systems Quality: an empirical
Kabupaten yang telah menerapkan
examination within the context of data.
ATISISBADA dan masih terus memerlukan
Journal of Management Information
pengembangan karena masih belum
Systems, 199-235.
optimalnya penggunaan software tersebut.
Noor, W. (2017). Kabid BMD DPKAD Kab.
Berdasarkan uni analisis menyatakan
Retrieved October 28, 2018, from
optimalisasi penggunaan Sim dapat
http://news.juggala.co.id/kabid-bmd-
mempengaruhi efektifitas penatausahaan
dpkad-kab-garut-asep-herdiana-s-sos-m-
asset/ BMD.
si-penata-usahaan-adalah-ruh-

196 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 10 (2), 2018, 189-197

pengelolaan-barang-milik/ Thompson, R., Higgins, C., & Howell, J.


Rizki, L., Domai, T., & Wachid, A. (2006). (1991). Personal Computing: Toward a
Penatausahaan Asset Pemerintah Daerah Conceptual Model of Utilization.
Melalui Sistem Informasi Manajemen Management Information Systems, 15(1),
Barang Daerah ( Simbada ) Di 125-143.
Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Vandenabeele, W. (2007). Toward a Public
Publik, 1(1), 93–101. Administration Theory of Public Service
Salamah, U. (2015). Pemanfaatan SABDA Motivation. Public Management Review,
dalam Inventarisasi Aset Daerah Guna 9(4), 546–556.
Mendukung Penerapatan E-Government https://doi.org/10.1080/14719030701726
di Badan Pengelolaan Keuangan dan 697
Aset Daerah Kabupaten Lamongan. Wahyuni, S., Fadah, I., & Sulianti, D. (2018).
Surabaya. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Suhardiman, C. (n.d.). Berita Garut Terima Manusia dan Pemanfaatan Teknologi
Opini WTP Disaat Pengelolaan Aset Informasi terhadap Kualitas Laporan
Amburadul_. Retrieved October 28, Keuangan melalui Pengelolaan Barang
2018, from http://fokusjabar.com/berita- Milik Daera. Jurnal Bisnis Dan
priangan/garut-terima-opini-wtp-disaat- Manajemen, 12(1), 66–80.
pengelolaan-aset-amburadul-
h48937.html Undang-undang
Supit, P., Tinangon, J., & Mawikere, L. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
(2017). Evaluasi Penatausahaan Barang tentang Pengelolaan Barang Milik
Milik Daerah Menurut PP No. 27 Tahun Negara/ Daerah.
2014 pada Badan Pengelola Keuangan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
dan Aset Daerah Kota Manado. Jurnal Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Riset Akuntansi Going Concern, 12(2), Pengelolaan Barang Milik Daerah.
276–285. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Stair, R., & Reynolds, G. (2010). Principle of tentang Pengelolaan Barang Milik
Information Systems. New York: Negara/Daerah
Cengage Learning. Penatausahaan.
Teddy, J., & Supomo, B. (2002). Pengaruh Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 19
Faktor Kesesuaian Tugas Teknologi dan Tahun 2016 tentang Pedoman
Pemanfaatan TI terhadap Kinerja Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Akuntansi Publik. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 5(2), 214-228. .

197 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.10 | No.2 | 2018

Anda mungkin juga menyukai