Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN

ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KOTA BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I
PENDAHULUIAN

1.1 Latar Belakang


Analisis standar belanja dapat menjadi pedoman untuk melaksanakan
setiap aktivitas dan kegiatan yang direncanakan sebagai upaya mewujudkan
pemerintahan di daerah yang akuntabel dan transparan. Analisis Standar
Belanja sebenarnya sudah diperkenalkan kepada pemerintah daerah dalam
peraturan pemerintah no. 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah yang dikenal dengan istilah Standar
Analisa Belanja (SAB) yang mempunyai makna sebagai suatu instrumen
untuk penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya terhadap suatu
kegiatan. Dari PP tersebut, Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
menerbitkan pedoman operasional dalam bentuk Kepmendagri No. 29 Tahun
2002 tentang pedoman, pengurusan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan daerah serta tata cara penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja daerah. Pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan penyusunan
perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Namun kepmendagri
tersebut belum menunjukkan wujud atau bentuk dari standar analisa belanja.
Tahun 2004, keluar UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
yang merupakan pengganti UU no 22 tahun 1999. Dalam UU No. 32 tahun
2004 tersebut dikenalkan istilah baru yaitu istilah Analisis Standar Belanja
(ASB) yang mempunyai maksud dan istilah sama dengan Standar Analisa
Belanja (SAB) yaitu suatu instrumen untuk penilaian kewajaran atas beban
kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Istilah

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 1
ASB tersebut masih digunakan pada undang-undang Tentang Pemerintahan
Daerah yang terbaru yaitu UU No. 23 Tahu 2014. Selanjutnya, terbitlah PP
No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, yang kemudian
dijabarkan lagi dalam Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah. Kemudian terbit Permendagri No. 59 tahun
2007 sebagai penyempurnaan atas Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang
pedoman pengeloaan keuangan daerah. Dalam regulasi yang telah ditetapkan
tersebut, ASB merupakan satu instrumen pokok dalam penganggaran
berbasis kinerja. Walaupun regulasi tersebut mengamanatkan ASB, akan
tetapi belum ada regulasi yang secara operasional mengatur pelaksanaan
ASB, sehingga ASB menjadi sesuatu utopia bagi Pemerintah daerah di
Indonesia.
Tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan
daerah semakin meningkat. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut,
terutama atas tuntutan akuntabilitas dapat dilakukan dengan cara pengelolaan
keuangan daerah secara ekonomis, efisien, dan efektif. Salah satu cara yang
dapat diambil oleh pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan secara
ekonomis, efisien, dan efektif dengan menyusun standar biaya yaitu Analisis
Standar Belanja (ASB). Pentingnya dilakukan penyusunan ASB ini karena
adanya ketidakadilan dan ketidakwajaran anggaran belanja antar kegiatan
sejenis antar program dan antar SKPD.
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016, (Romawi IV) Teknis Penyusunan APBD No. 5, yang berbunyi :
“Berdasarkan KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama antara kepala
daerah dan DPRD, kepala daerah menerbitkan Surat Edaran tentang
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD kepada seluruh SKPD dan RKA-PPKD
kepada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Surat Edaran
dimaksud mencakup prioritas pembangunan daerah, program dan kegiatan
sesuai dengan indikator, tolok ukur dan target kinerja dari masing-masing
program dan kegiatan, alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 2
program dan kegiatan SKPD, batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada
PPKD, dan dilampiri dokumen KUA, PPAS, kode rekening APBD, format RKA-
SKPD dan RKA-PPKD, ASB dan standar harga regional.

Selain itu, penyusunan RKA-SKPD pada program dan kegiatan untuk urusan
pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar berpedoman pada SPM, standar
teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, sedangkan penyusunan RKA-SKPD pada program dan
kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis
standar belanja dan standar harga satuan regional.”

1.2 Dasar Hukum


1. Peraturan Pemerintah no. 105 Tahun 2000
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002
3. Undang-Undang no. 32 tahun 2004
4. Peraturan Pemerintah no. 58 tahun 2005
5. Permendagri no. 59 tahun 2007

1.3 Maksud, Tujuan, Dan Sasaran

a. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah:
1. Penyusunan Analisis Standar Belanja yang didasarkan pada kewajaran
anggaran belanja antar kegiatan sejenis antar program dan antar
SKPD.

b. Tujuan
Tujauan dari penyusunan Analisis Standar Belanja Kota Blitar adalah sebagai
berikut:

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 3
1. Penyusunan dokumen Kajian Analisis Standar Belanja Kota Blitar
dimaksudkan mampu menjawab permasalahan perencanaan
program/kegiatan yang berbasis kinerja sehingga pelaksanaan
perencanaan pembangunan di Kota Blitar dapat memenuhi standar
kewajaran, efisiensi dan efektifitas perencanaan pembangunan di Kota
Blitar.
2. Mendapatkan model analisis standar belanja sesuai dengan
karakteristik pelaksanaan program/kegiatan di Kota Blitar.
3. Sebagai panduan bagi perencana program/kegiatan daerah untuk
menentukan kewajaran anggaran khususnya untuk program/kegiatan
yang dananya berasal dari APBD Kota Blitar.

c. Sasaran
Sasaran/Output dari penyusunan Analisis Standar Belanja Kota Blitar adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai alat bantu bagi penetapan plafon anggaran khususnya pada
saat penyusunan PPAS dan RKA-SKPD bagi dasar penyusunan R-
APBD Kota Blitar.
2. Mereduksi adanya subyektifitas dalam menetapkan pagu anggaran
program/kegiatan.
3. Meminimalisir terjadinya in-efisiensi anggaran program/ kegiatan.
4. Penentuan anggaran program/kegiatan didasarkan pada tolok ukur
yang terukur.
5. Penyusunan anggaran kegiatan menjadi lebih tepat waktu.
6. Tersusunnya naskah akademik sebagai bahan masukan dalam
penyusunan regulasi tentang Analisis Standar Belanja Kota Blitar.

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 4
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan ini adalah kegiatan dengan orientasi tersusunnya dokumen Kajian
Analisis Standar Belanja Kota Blitar sebagai dokumen dasar (basic
document) dalam penyusunan kebijakan-kebijakan di bidang perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan di Kota Blitar, khususnya
dalam hal pengelolaan anggaran keuangan daerah.

2.2 Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan ini adalah di Kota Blitar yang mencakup Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) yang ada di Kota Blitar. Lokasi pemberi pekerjaan
ini adalah BPKAD Kota Blitar yang beralamat di Jl. Merdeka Nomor 105 Blitar.

2.3 Tahap penyusunan ASB


1. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini semua kegiatan dari satuan kerja pemerintah daerah
(SKPD) yang bersumber dari DPA seluruh SKPD dikumpulkan untuk
memperoleh gambaran awal atas berbagai jenis kegiatan yang terjadi di suatu
Pemerintah Daerah. Dalam tahap pengumpulan data ini, semua data SKPD
harus dilibatkan sehingga dapat memenuhi kerangka konseptual penyusunan
ASB yaitu asumsi demokrasi.

2. Tahap Penyetaraan Kegiatan


Penyetaraan kegiatan dilakukan untuk menggolongkan daftar berbagai
kegiatan yang diperoleh dari pengumpulan data ke dalam jenis atau kategori
kegiatan yang memiliki pola kegiatan, bobot kerja yang sepadan, hingga pada
output (luaran) kegiatan yang sejenis. Artinya, kegiatan yang pola kerja dan
output-nya serupa maka akan dikelompokkan pada golongan/kelompok
kegiatan yang sama. Tahap ini dilakukan untuk memenuhi kerangka

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 5
konseptual yang pertama, yaitu penyusunan ASB harus berdasarkan prinsip
anggaran berbasis kerja.

3. Tahap Pembentukan Model


Model dibentuk untuk memperoleh gambaran nilai belanja dan alokasi
yang terjadi di Pemerintah Daerah. Tahap ini mencakup tiga langkah utama
yaitu:

1. Penentuan Pengendali Belanja (cost driver) dari Tiap-Tiap Jenis


Kegiatan.
Pengendali Belanja (cost driver) adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya jumlah belanja yang terjadi dari suatu
kegiatan. Cost driver ada dua macam yaitu cost driver nyata (riil) dan
cost driver semu (pseudo). Cost driver semu adalah cost driver yang
seolah-olah mempengaruhi besar kecilnya belanja, namun sebenarnya
tidak mempengaruhi karena hanya digunakan sebagai dasar
pembenaran untuk memperbesar anggaran.

2. Penentuan Nilai Belanja Tetap (fixed cost) dan Belanja Variabel


(variable cost) untuk Setiap Jenis Kegiatan
Nilai total belanja dari tiap jenis kegiatan dipisahkan dalam nilai belanja
tetap dan nilai belanja variabel. Dengan demikian, setiap penambahan
kuantitas target kinerja akan dapat dianalisis peningkatan belanja
variabelnya dan total belanjanya. Metode yang digunakan adalah
metode regresi. Metode regresi adalah metode yang menentukan
prediksi persamaan garis terbaik berdasarkan jarak/perbedaan vertikal
terkecil antara belanja aktual dengan belanja yang diprediksi oleh
persamaan garis.

3. Penentuan nilai Rata-rata (Mean, Batas Atas, dan Batas bawah untuk
Masing-Masing Sebaran Belanja)

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 6
BAB III
PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI OUTPUT

3.1 Sistem Pelaporan


Sistem pelaporan dalam penyusunan Kajian Analisis Standar Belanja
Kota Blitar ini terdiri atas:

1. Tahap Pelaporan
Sistem pelaporan yang akan disiapkan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan, dibuat dalam rangka persiapan kerja dan
laporan awal yang berisikan program kerja, metodologi dan rincian
kegiatan yang akan dilakukan serta hasil survei pendahuluan.
b. Fakta dan Analisis, berisi data dan informasi kondisi eksiting
perencanaan penganggaran di Kota Blitar pada tahun-tahun terdahulu.
c. Laporan Akhir, yang berisi tentang Analisis Standar Belanja Kota
Blitar (ASB) sebagai dokumen bagi penyusunan anggaran
pembangunan di Kota Blitar.
2. Teknik Penyajian
Penyajian laporan berupa buku dan CD dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pengetikan 2 (dua) spasi dengan kertas HVS polos.
b. Kulit buku warna putih dengan tulisan huruf hitam.

c. Jumlah buku laporan dan CD :


1. Laporan pendahuluan berupa buku Laporan Pendahuluan
berukuran A4 dengan jumlah 5 (lima) buku.
2. Laporan Kemajuan Pertama (Interim Report) berupa buku
Laporan Fakta dan Analisis, berukuran A4 dengan jumlah 5
(lima) buku.
3. Laporan Akhir berukuran A3 dengan jumlah 15 (lima belas) buah
buku, dilengkapi dengan Executive Summary berukuran B5
dengan jumlah 15 (lima belas) buah buku.
4. Semua produk tersebut di atas dilengkapi dengan copy-file dalam
bentuk CD

3.2 Tenaga Ahli dan Kualifikasi


Konsultan harus membentuk tim untuk menyusun dokumen
Analisis Standar Biaya Kota Blitar ini dengan rincian tenaga ahli yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Team leader, dengan kualifikasi Sarjana (S-1) Ekonomi dengan
pengalaman paling sedikit 3 tahun , memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) yang masih berlaku;

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 7
2. Tenaga Ahli , dengan kualifikasi Sarjana (S-1) Ekonomi dengan
pengalaman paling sedikit 1 tahun , memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) yang masih berlaku;
3. Asisten Tenaga Ahli, dengan kualifikasi Sarjana (S-1) Ekonomi
4. Staf Administrasi, dengan kualifikasi SMU atau sederajat dengan
pengalaman 2 tahun;

3.3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Waktu yang diperlukan untuk menyusun Analisis Standar Belanja
adalah 3 bulan sejak ditandatanganinya SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja).
3.4 SUMBER PENDANAAN
Sumber dana yang digunakan untuk Penyusunan Analisis Standar
Belanja Kota Blitar berasal dari APBD Kota Blitar TA 2016 sebesar Rp.
50.000.000,00 ( lima puluh juta rupiah) termasuk PPN (Pajak
Pertambahan Nilai) .

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 8
BAB IV
PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) pelaksanaan kegiatan ini dibuat


untuk menjadi acuan bagi semua pihak termasuk pihak pelaksana
pekerjaan dalam melaksanakan kegiatan Penyusunan Analisis Standar
Belanja Pemerintah Kota Blitar.

Term Of Reference (TOR)


Analisis Standar belanja Kota Blitar Halaman - 9

Anda mungkin juga menyukai