ERWIN ANTASARI
10573 03639 12
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2018
PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN ANGGARAN
RUTIN TERHADAP KELANCARAN PENERBITAN SURAT
PERINTAH MEMBAYAR (SPM) PADA DINAS
KETENAGAKERJAAN KOTA MAKASSAR
ERWIN ANTASARI
10573 03639 12
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2018
ABSTRAK
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah mendorong dan membimbing peneliti baik secara materi maupun moril.
Oleh karena itu, peneliti ini menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ini.
5. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM selaku pembimbing II atas waktu yang
diskusi yang dilakukan selama dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Orang tuaku yang saya hormati dan sayangi Bapak Ramli dan Ibu Nur
Hayati serta saudara saudariku dan semua keluarga dan kerabat yang tidak
bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas pengorbanan, perhatian, kasih
sayang, dan limpahan materi serta do’a yang selalu mengiringi langkah
perusahaan tersebut.
skripsi yang penulis lakukan. Yang senantiasa memberi semangat dan nasehat
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan tidak sempat disebutkan satu
imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah SWT.,
penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama
Peneliti.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
A. Pengertian Sistem......................................................................................... 7
B. Pengertian Prosedur ................................................................................... 13
D. Penganggaran Instansi/Lembaga................................................................ 17
A. Sejarah Perusahaan..................................................................................... 34
C. Struktur Organisasi..................................................................................... 38
B. Pembahasan ................................................................................................ 41
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 71
A. Simpulan .................................................................................................... 71
B. Saran........................................................................................................... 73
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemerintahan.
Tahun 2007, dan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
negara yang meliputi pendapatan dan belanja negara perlu ditata dalam
dengan beban pokok penjualan dan beban opeasional atau beban lainnya
sampai diperoleh laba dan rugi. Dengan kata lain, pengelolaan kas ini
tinggi berarti tinggi pada efisiensi penggunaan modal kerja (kas) yang
digunakan instansi tersebut. Adanya dana (kas) yang cukup sangat penting
yang diteliti. Yaitu, pada penelitian terdahulu dilakukan pada KPKN Kota
Makassar.
Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas kembali
dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva. Dengan demikian kas akan
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka
mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas akan
piutang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang juga
selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami
perusahaan.
hingga dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam rangka
lancar, maka dari itu perlu ditinjau sistem pembayaran anggaran rutin
tersebut.
keluar dari masalah yang dihadapi melalui penulisan ini dengan memilih
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang ingin
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk
dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk
banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
sebuah sistem :
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.
tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal
yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh
masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak
3. Proses
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna,
misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat
berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas
pembedahan pasien.
4. Keluaran
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan
ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola
gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa
o sistem tertutup.
tersendiri yang merupakan suatu kebulatan dan cara yang berbeda degan
sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada dalam perusahaan, tetapi
juga dapat dianggap sebagai suatu sub sistem yakni bagian dari sistem
pengambilan keputusan.”
untuk jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam angka atau satuan
uang.”
Anggaran
penyebabnya
situasi.
sangat berperan penting dalam suatu paket proses kerja dengan langkah-
B. Pengertian Prosedur
dan efisien agar perusahaan tidak mendapat kerugian dan konsumen tidak
dirugikan.
sedang terjadi.
Misal prosedur membuat surat pada suatu perusahaan. Dalam kegiatan ini
konsep surat, cara mengetik pada kertas surat, atau cara menakliknya yang
orang dalam suatu bagian department atau lebih, serta disusun untuk menjamin
terjadi berulang-ulang.
C. Pengertian Anggaran
4. Pengetahuan tentang tak tik, sebagai pesaing dan gerak gerik pesaing
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah
investasi dana.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana
Manfaat Anggaran
pegawai
Kelemahan Anggaran
unsur ketidakpastian.
kurang efektif.
D. Penganggaran Instansi/Lembaga
budget seperti fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat
pengawasan kerja.
anggaran.
penaksiran-penaksiran.
3. Menyusun anggaran serta menyajikannya secara sistematis.
ambil.
dan jelas:
1. Anggaran Penjualan
dalam satuan uang dan juga kuantitas penjualan. Anggaran ini disusun
Rugi-Laba.
Definisi dari anggaran penjualan adalah suatu anggaran yang
barang tersebut.
2. Anggaran Produksi
diantaranya yaitu anggaran: biaya overhead pabrik, biaya bahan baku dan
juga biaya tenaga kerja langsung. Anggaran produksi dapat juga dipakai
proses produksi, yang dinyatakan dalam satuan uang dan kuantitas bahan
baku. Lalu dari anggaran ini akan diketahui pembelian bahan baku yang
perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal 2 (dua) macam dasar
perhitungan, diantaranya upah per unit produk, serta upah per jam.
6. Anggaran Persediaaan
persediaan yang ada terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu persediaan material
Anggaran ini terdiri dari Anggaran biaya pemasaran dan juga anggaran
ini juga dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran kas dan rugi-laba.
8. Anggaran Program
program perusahaan.
jawaban ini digunakan sebagai alat pengendalian setiap manajer dan juga
Anggaran ini memuat taksiran sumber dan juga penggunaan kas selama
neraca.
dan modal) perusahaan pada awal dan akhir periode anggaran. Anggaran
neraca ini disusun dari anggaran kas dan anggaran rugi-laba, dan dipakai
anggaran neraca.
Di dalam pembagian atau klasifikasi belanja, maka belanja rutin termasuk atau
sama dengan biaya administasi dan umum. Jadi belanja rutin adalah biaya
secara efektif.”
Untuk lebih jelasnya, maka anggaran rutin dapat dibagi 4( empat) yaitu:
1. Belanja pengawai
dan menjadi penghasilan bagi pegawai baik berupa uang maupun dalam
2. Belanja Barang
pengeluaran lainnya.
3. Biaya Pemeliharaan
Biaya ini meliputi pengeluaran untuk perjalanan dinas biasa dalam rangka
umum dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu dalam anggaran rutin perlu
a. Belanja langsung
program dan kegiatan pemerintah daerah. Belanja jenis ini, pada umumnya
dibagi menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
1. Belanja pegawai
daerah.
pemerintahan daerah
3. Belanja modal
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja jenis ini, pada umumnya
1. Belanja pegawai
2. Belanja bunga
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga
3. Belanja subsidi
kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual produksi dan
4. Belanja hibah
5. Bantuan sosial
dalam bentuk uang dan barang kepada masyarakat, dengan tujuan untuk
Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang
7. Bantuan keuangan
keuangan daerah.
F. Penelitian Terdahulu
G. Kerangka Pikir
terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu sistem dan prosedur
sejumlah teori. Oleh karena itu, kerangka konseptual yang digunakan dapat
Hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
proposal ini disetujui dalam waktu kurang lebih 2 (dua) bulan. Di mulai
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah Data kuantitatif, yaitu data yang
Membayar.
2. Sumber data
pengumpulan data yang diperoleh melalui hasil penelitian. Dalam hal ini
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui para petugas atau
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari laporan tertulis dalam bentuk buku-
data primer.
penelitian, yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
pilih.
dengan cara :
a. Pengamatan (Observasi)
b. Pencatatan
c. Wawancara
Yaitu penulis melakukan sesi wawancara untuk mendapatkan
1. Sistem
sistem adalah berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini
dinegara tersebut.
2. Prosedur
operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku
(sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang
sama, semisal prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.Lebih
e. Prosedur hukum
f. Prosedur parlemen
2. Kelancaran
yang diinginkan atau direncanakan pun bisa tercapai tanpa gangguan apa
E. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
yaitu membandingkan sistem dan prosedur yang dijalankan dengan hasil yang
berkembangnya.
kementrian sosial. Keadaan ini terus berlanjut sampai pada masa kabinet Syarir
III. Pergantian kabinet yang terjadi berulang kali, serta lahirnya partai-partai
dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan ketetapan mengenai
No.3 Th. 1947 tanggal 25 Juli 1947, eksistensi tugas pokok kementrian sosial,
mata aggarannya. Oleh karena itu, tanggal 25 Juli berdasarkan keputusan menteri
tenaga kerja No.Kep.28/MEN/1992 ditetapkan sebagai “hari jadi” Departemen
Tenaga Kerja.
(RIS), Organisasi kementrian Perburuhan tidak lagi mencakup urusan social. Pada
bagian dari RIS, sehingga pada masa itu ada menteri Perbruhan di Yogyakarta.
lengkap karena mencakup struktur organisasi tingkat pusat sampai tingkat daerah
dan resort dengan uraian tugas yang jelas. Ditingkat pusat organisasi Kementrian
Perburuhan terdiri dari dua Direktorat Tenaga Kerja (PMP 79 Tahun 1954).
Juli 1959 telah membuat babak baru dalam tata kehidupan kenegaraaan pada awal
Bidang Produksi dan dipimpin oleh seorang Menteri muda berubah menjadi
diwarnai oleh kehidupan partai yang terpusat dalam pola Nasakom yang
memberikan angin kepada PKI untuk bergerak dan berupaya untuk mendominasi
Departemen Tenga Kerja yang diatur dengan keputusan Presiden pada masa
transisi yaitu masa penerbitan dan pembersihan aparatur pemerintahan dari yang
pemerintah kota Makassar dengan nama Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar.
Berdasarkan Perda Kota Makassar tahun 2004 pembentukan susunan organisasi
dan Tata Kerja serta Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar.
I. Visi
II. Misi
STRUKTUR ORGANISASI
Sekretaris
Kelompok
Jabatan Fungsional
Kepala Sub. Bagian Kepala Sub. Bagian Kepala Sub.
Umum & Kepegawaian Keuangan Perlengkapan
Kabid. Penempatan Perluasan Kabid. Pembinaan Pelatihan dan Kabid. Pembinaan Hubungan Industrial Kabid. Pengawasan
dan Perencanaan Tenaga Kerja Produktifitas Tenaga Kerja dan Syarat – syarat Kerja
Ketenagakerjaan
Kasi. Perencanaan Kepala Seksi Pembinaan Kepala Seksi Hubungan Industrial & Kepala Seksi Pengawasan dan Norma
Tenaga Kerja Lembaga Tenaga Kerja Syarat – syarat Kerja Kerja
Kepala Seksi Pelatihan dan Kepala Seksi Penyelesaian Kepala Seksi Pengawasan Keselamatan
Kepala Seksi Perluasan
Keterampilan Tenaga Kerja Perselisihan Hubungan Industrial & Kesehatan Kerja (K3)
Kerja
Rutin.
yang bersifat pengurusan lembaga publik selalu di dasari pada aturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh lembaga pijakannya, termasuk dalam hal ini Dinas
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dan sebagai implementasi dari
kepada walikota
Keputusan Peraturan yang telah diputuskan oleh Menteri Dalam Negeri Nomor
disyaratkan.
b. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, Program / kegiatan serta fungsi
Pandapatan dan Belanja Negara telah digariskan dalam prisip-prinsip yang harus
dipatuhi termasuk pada sistem dan prosedur pembayaran anggaran rutin dengan
maksud agar realisasi pengeluaran anggaran negara tersebut dapat mencapai hasil
a. Sistem Berjalan
1. Tinjauan umum
Pada bagian ini di uraikan secara detail sistem berjalan pada Dinas
nomor SPM., tanggal SPM, jenis SPM, kode program , kode kegiatan,
kode akun, nilai SPM (rupiah), potongan (pajak), dan nama Direktorat
yang telah disahkan oleh KPPN Kota Makassar mulai dari nomor
SPM, tanggal SPM, nilai SPM, jenis SPM, nama Direktorat (unit
ii. Output
Microsoft Accses.
Gambar 2
1
SPM
Bendahara Input
SPM
Kantor KPPN 2
SP2D
Kota Makassar Input
SP2D
SP2D
Laporan
Bendahara 3
Pengeluaran SP2D
Laporan
SP2D
b. Deskripsi Output
Volume : 1 lembar
Isi : nomor SPM + tgl SPM + nomor SP2D + tgl SP2D + uraian
Alias : AKUN
Volume : 1 lembar
Isi : nomor SPM + tgl SPM + nomor SP2D + tgl SP2D + uraian
Alias : Direkrorat
Volume : 1 lembar
Isi : nomor SPM + tgl SPM + nomor SP2D + tgl SP2D + uraian
Volume : 1 lembar
Isi : nomor SPM + tgl SPM + nomor SP2D + tgl SP2D + uraian
berikut :
Performance : masih kurang ideal untuk sebuah sistem bila dari segi
tampilan
kepala satuan kerja pengelolah keuangan daerah atas nama kepala daerah
otorisasi yang menjadi dasar ketersediaan dana dan pencairan dana oleh
berikut :
Laporan/doku
No Sistem dan Pihak-pihak Surat/dokumen yang
men yang
. Prosedur terkait digunakan
dihasilkan
1 Pembuatan - Kuasa BUD - Anggaran Kas Pemerintah Surat
Surat - PPKD Daerah penyediaan
Penyediaan - Pengguna - DPA-SKPD dana (SPD)
Dana (SPD) anggaran dilampiri
dengan SPD
untuk belanja
langsung dan
tidak langsung
2 Pengajuan Surat - Bendahara - Surat pengantar SPP- Surat perintah
Permintaan pengeluaran UP/TU/GU/LS pembayaran
Pembayaran - PPK_SKPD - ringkasan SPP-UP/TU/GU/LS (SPP) yang
(SPP) - PPTK - rincian SPP-UP/TU/GU/LS diajukan
- Uang - Salinan SPD kepada
Persediaan - draf surat pernyataan pengguna
(UP) - surat keterangan untuk SPP- anggaran/kuas
- Ganti Uang TU a penguasa
(GU) -lampiran lain yang diperlukan anggaran
- Tambah - lampiran SPP-LS
Uang (TU)
- Langsung
(LS)
3 Penerbitan Surat - PPK-SKPD - Register SPM- Dokumen surat
Perintah - Pengguna UP/TU/GU/LS perintah
Membayar anggaran - Register surat penolakan membayar
(SPM) penerbitan (SPM) (SPM) yang
disahkan oleh
pengguna
anggaran
4 Penerbitan Surat - Kuasa BUD - Register SP2D Dokumen
Perintah - Pengguna - Surat Penolakan SP2D SP2D untuk
Pencairan Dana anggaran - Register surat penolakan menjadi dasar
(SP2D) - Bendahara penerbitan SP2D pelaksanaan
pengeluara - Buku kas penerimaan dan belanja
n SKPKD pengeluaran masing-masing
SKPD
5 Pelaksanaan - Pejabat - Nota pencairan dana (NPD) Surat
belanja untuk Pengelolah - Buku kas umum pengeluaran pertanggungja
penggunaan Teknis - Buku pembantu waban (SPJ)
Uang Persediaan Kegiatan simpanan/bank bendahara
(UP) (PPTK) - Buku pembantu pajak pengeluaran
- Bendahara - Buku pembantu panjar kepada
pengeluara - Rekapitulasi pengeluaran pengguna
n perincian objek anggaran
- PPK-SKPD melalui PPK-
- Penggunaa SKPD
n anggaran
6 Pembuatan surat - Bendahara -
Surat pengesahan LPJ bendahara
pertanggungjaw pengeluara pertanggungjawaban pengeluaran
aban (SPJ) n bendahara pengeluaran (SPJ kepada
pengeluaran - PPK-SKPD belanja) PA/KPA
- Pengguna- Register penerimaan laporan melalui PPK-
anggaran pertanggungjawaban SKPD
pengeluaran
- Register pengesahan laporan
pertanggungjawaban
pengeluaran
- Register penolakan laporan
pertanggungjawaban
pengeluaran
Sumber : Pemendagri No. 13/2006 dan SE BAKD No. 900/316/BAKD
dokumen dan pihak terkait pada sistem dan prosedur tersebut dapat dibuat
1. PPKD menyerahkan
Anggaran kas Anggaran kas
dokumen anggaran pemerintah pemerintah
kas pemerintah daerah daerah
daerah dan DPA-
SKPD kepada BUD
DPA-SKPD DPA-SKPD
1. Berdasarkan 2 (dua)
dokumen tersebut.
Rancangan
Kuasa BUD SPD
menyiapkan
rancangan SPD
2. Kuasa BUD
menyerahkan Rancangan
rancangan SPD SPD
kepada PPKD
Organisasi
3. PPKD
mengototrisasi
rancangan SPD dan
menyerahkan SPD SPD
kepada Pengguna
Anggaran/ ketua
pengguna anggaran
Anggaran Rutin adalah merupakan upaya penataan atau pengaturan secara tertib
dan teratur mengenai cara pelaksanaan seluruh tugas dan fungsi dalam berbagai
bidang kegiatan pemerintah merupakan salah satu aspek yang penting dalam
pemerintah dapat terlaksana secara berdaya guna, dalam arti dapat mencegah
penyelesaian kegiatan.
anggaran belanja di Dinas Ketenaga Kejaan Kota Makassar yang berisih tugas
a. SKO atau DIK/DIP atau dokumen yang dipersamakan yang diterima dari
lambatnya dua hari kerja untuk anggaran rutin dan satu hari kerja untuk
yang memenuhi syarat sebagaiman dimaksud dalam pasal 18, dan SPM
SPPR/SPPP. (Kepres. No.16 Thn. 1994 yang disempunakan pada tahun 2009
melakukan pembayaran atas dasar SKO atau DIK/DIP atau dokumen yang
dipersamakan dengan SKO atau DIK/DIP tersebut, yang diterima dari Menteri
Keuangan yang dalam hal ini adalah Direktur Jenderal Anggaran Departemen
Keuangan RI.
dengan SPPR (Surat Perintah Pembayaran Rutin) dan oleh bendaharawan proyek
dengan SPPP (Surat Perintah Pembayaran Proyek) yang isi harus sesuai dengan
maksud dan jumlah dana yang disediakan dalam SKO atau DIK/DIP ataupun
rutin atau bendaharawan proyek yang telah disertai dengan bahan-bahan yang
2. Kuitansi.
SPM. Penerbitan SPM oleh KPKN ini dilakukan selambat-lambatnya dua hari
kerja setelah diterimanya SPPR untuk anggaran ruitin dan satu hari kerja
oleh karena satu dan lain sebab, maka penolakan KPKN harus dinyatakan /
kerja setelah diterimanya SPPR atau SPPP yang disertai alasan penolakannya.
pembayaran anggaran belanja rutin pada kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
DIK sesuai dengan contoh dan petunjuk pengisian yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
dan Lembaga-Lembaga harus mengisi DIK. Pengisian DIK tersebut harus sesuai
agung.
rutin ini telah disahkan oleh Menteri Keuangan, ditetapkan sebagai berikut :
a. Departemen/Lembaga;
kepada Direktorat Jenderal dan satuan kerjanya serta Inspektorat Jenderal dan
dan Lembaga serta KPKN yang dalam hal ini KPKN Makassar, maka realisasi
anggaran rutin.
anggaran belanja rutin untuk keperluan belanja pegawai, baik pegawai di dalam
negeri, maupun pegawai di luar negeri, yang harus disahkan oleh Menteri Negara
di luar negeri di dengar pula pertimbangan dari Menteri Luar Negeri. Pengesahan
harian/ tenaga honorer, apabila untuk keperluan tersebut telah tersedia dana dalam
DIK/SKO yang bersangkutan (Keppres. No.16 Thn. 1994 yang disempurnakan,
Jadi bagi pegawai harian maupun tenaga honorer, tidak dapat dibayarkan
upah oleh KPKN termasuk dalam hal ini KPKN Makassar, kecuali apabila untuk
bekerja.
diatas, maka yang termasuk pula dalam pelaksanaan anggaran belanja rutin ini
adalah:
2. Biaya untuk pakaian seragam atau pakaian kerja hanya dapat dibebankan pada
1. Belanja Pegawai
2. Upah pegawai harian/tenaga honorer sepanjang telah tersedia dananya dalam
3. Belanja Barang
4. Belanja Pemeliharaan
Menteri Keuangan.
Dinas, Subsidi dan bantuan serta biaya untuk Pakaian Seragam/Pakaian Kerja
Kota Makassar dalam hal ini termasuk Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar,
didasarkan atas SKO atau DIK/DIP ataupun dokumen yang dipersamakan yang
diterimanya dari Menteri Keuangan, yang dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal
Anggaran.
(Keppres. No.16 Thn.1994 yang disempurnakan pada tahun 2009, Penjelasan Psl.
19 : Ayat (1).
(SPPP) yang harus sesuai dengan jumlah dan maksud dari dana yang disediakan
dalam SKO atau DIK/DIP atau dokumen yang dipersamakan sebagaimana telah
disebut di atas.
waktu satu hari kerja untuk pembayaran anggaran pembangunan dan dua hari
Jika di masa lalu terdapat dua jenis SPM atas beban anggaran yaitu SPM
beban tetap, dan SPM beban sementara, maka untuk selanjutnya hanya ada
satu jenis SPM yaitu SPM yang bersifat sama dengan beban SPM tetap gaya
lama.
muka kerja semacam UUDP gaya lama, yang dalam sistem baru disebut Uang
Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) dengan sifat-sifat sebagai
berikut :
c. Untuk membayar dengan nilai yang relatif besar, dilakukan dengan SPM biasa
(SPM beban tetapgaya lama), yaitu SPM Langsung (SPM-LSP). (SE. Ditjen
sebagai berikut :
bendaharawan atas beban mata anggaran khusus sebagai penyedian dana UYHD
(SPM-DU). Dana UYHD dapat digunakan untuk berbagai jenis belanja (kecuali
dengan ketentuan dan UYHD rutin terpisah dari dana UYHD pembangunan.
disahkan oleh Kepala Kantor / satuan Kerja / Pimpinan Proyek / Bagian Proyek /
beban dari mata anggaran pengeluaran (MAK ) sesuai dengan bukti pengeluaran
mengenai posisi kredit anggaran dan komposisi dana UYHD dengan melampirkan
Pemeliharaan.
pada Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar yaitu adalah sebagai berikut:
Bila SPPR tersebut tidak/belum memenuhi persyaratan, maka pada saat itu
bersangkutan dengan :
bersangkutan.
tanggal…)
Kepala Korpel Pembantu, yang dalam hal ini pada Seksi Perbendaharaan
mengenai:
Kepala Korpel, yang dalam hal ini pada Seksi Perbendaharaan II.
Kepala Korpel JARIAH, ST, yang dalam hal ini pada Seksi
Unit Komputer pada Seksi Umum, setelah terlebih dahulu mencatat dalam
proses penyelesaian penerbitan SPM ini, adalah pada Kepala Seksi yang
Keuangan, yang dalam hal ini adalah Kepala Seksi Perbendaharaan II, dengan
Unit Komputer pada Seksi Umum setelah terlebih dahulu mencatat dalam
penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM), yang dalam hal ini ketenaga
Surat Perintah Membayar (SPM) pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
Makassar tidak berjalan dengan baik, buktinya dimana Kantor Perbendaharaan
dan Kas Negara Makassar tidak melaksanakan peraturan sistem dan prosedur
lain :
d. Surat Edaran Dirjen Anggaran No. SE-39/a/1990 Tgl 14 Maret 1990 tentang
Gambar 3
waktu :
dasar :
Anggaran
dipersamakan.
dimaksud dalam pasal 18, dan Surat Perintah Membayar (SPM) berlaku
SPPR/SPPP.
Keuangan
(2) DIK berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran belanja rutin setelah
dikuasakan.
Dan juga didukung dengan fasilitas peralatan kantor seperti komputer dan
Perintah Membayar (SPM), dimana sarana komputer yang ada terhitung mulai
tanggal 27 Desember 1999 yang lalu Dinas Ketenaga Kerjaan Kota Makassar
merekam secara langsung Surat Perintah Membayar (SPM), sehingga beban kerja
kerusakan selama pekerjaan itu dilaksanakan. Untuk itu perlu dibuat suatu
prosedur tetap yang bersifat standar, sehingga siapa saja dan dimana saja
dinamika yang ada. Prosedur yang bersifat standar itu juga sebagai
tindakan antisipasi agar sumber daya manusia (karyawan) baik yang baru
bisnis, keseragan pola kerja dan keseragaman kualitas dari sebuah proses
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kerja atau kondisi tertentu dan
tertentu.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja
dan supervisor.
melaksanakan pekerjaan.
5. Untuk lebuh menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya manusia secara
yang bersangkutan.
bilamana terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan
9. Sebagai dokumen sejarah bilamana telah dibuat revisi SOP yang baru.
bekerja.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerjaan Kota Makassar mengenai sistem dan prosedur pembayaran anggaran rutin
berlaku, diperlukan ketaatan dan disiplin yang tinggi dari aparat pelaksana
dan para bendaharawan, serta ditunjang pula dengan sarana dan fasilitas
2. Dalam hal sarana dan prasarana agar diadakan penambahan atas sarana yang
ada seperti komputer printer dan Ac, sedangkan untuk sarana yang dalam
pengurusan SPP/SPM.
DAFTAR PUSTAKA
Arthika, 2011. Evaluasi Prosedur Pengeluaran Kas Belanja Langsung Pada Dinas
Kebersihan Kota Bitung. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi
Universitas Sam Ratulangi. Manado.(jurnal)
Indrayani, Dwi. 2010. Tinjauan Sistem dan Prodesur Anggaran Rutin Terhadap
Kelancaran Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) pada Kantor
Perbendahaaran dan Kas Negara Kota Makassar. Skripsi tidak
dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Hasanuddin,
Makassar.
Surat Edaran Dirjen Anggaran No. SE-39/a/1990 Tgl 14 Maret 1990 tentang
skema arus penyelesaian SPP/SPM dalam suatu prosedur, Jakarta.
hhtp://www.ilmu-ekonomi.com/2011/09/pengertian-kas.html
hhtp://www.ilmu-ekonomi.com/2011/06/pengertian-sistem.html
http://www.ilmu-ekonomi.com/2009/11/pengertian-prosedur.html
RIWAYAT HIDUP
Negeri Kassi Makassar, pada Tahun 2003. Pada tahun itu juga peneliti melanjutka
pendidikan di SMP Negeri 17 Makasar, dan Tamat pada Tahun 2006, kemudian
melajutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Neger 10 Makassar pada tahun 2006
dan selesai pada tahun 2009. Pada tahun 2012 peneliti melanjutkan pendidikan di