SKRIPSI
OLEH
GUSRIANI
10572 1110016
OLEH
GUSRIANI
10572 1110016
i
PERSEMBAHAN
❖ Kedua Orang tuaku Ayah Dolle dan Ibu Sitti Remmang terimakasih yang
mengerjakan skripsi.
MOTTO
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat
waktu. Sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW serta kepada keluarga dan sahabat. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
dengan segenap kemampuan dan pengetahuan atas ilmu yang dimiliki untuk
menyajikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Kritik dan saran yang sifatnya
bimbingan serta dorongan doa dari berbagai pihak yang begitu besar
ini.
Ayahanda Dolle dan juga saudara-saudaraku tercinta yang tiada pernah putus
vi
memberikan kasih sayang, doa dan dorongan, motivasi, perhatian, kepada
penulis.
Pada kesempatan ini juga tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima
kasih banyak kepada yang terhormat Bapak Dr.Andi Jam’an, S.E., M.Si dan Ibu
pihak yang sangat mambantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
Muhammadiyah Makassar
penelitian penulis.
herawati tasman, Nanda bonita putri dan Yuliasmi yang selalu menemani
vii
7. Teman-temanku tercinta Sriwahyuni, Juliati, Mawati dan Seniorku Desi
yang selalu memberikan semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Dan semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang
Penulis,
GUSRIANI
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
The results of the study were found that by training the employees of the
Makassar City Employment Office in the good category. It is known that the value
of the sig (2-tailed) = 0,001 which means smaller than significant value = 0,05, is
thus ststed that we accept the hypothesis.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ...........................................................................................................
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................v
KATAPENGANTAR ..........................................................................................vi
ABSTRACT ......................................................................................................x
C. Tujuan Masalah......................................................................................5
xi
G. Sesudah Pelatihan .................................................................................15
K. Hipotesis ................................................................................................20
C. Pembahasan ..........................................................................................42
A. Kesimpulan ............................................................................................43
B. Saran . ...................................................................................................43
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu mengharapkan hasil yang baik serta
memuaskan sesuai apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang
tergantung pada aspek sumber daya. Sumber daya yang paling dibutuhkan dan
paling penting dalam organisasi yaitu sumber daya manusia, karena didalam
organisasi sumber daya manusia inilah yang akan berperan terhadap jalannya
melaksanakan tugas- tugas yang telah diberikan. Dengan demikian sumber daya
manusia harus digerakkan dan dikelola secara aktif agar terwujudnya efektivitas
paling utama dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Selain itu
pegawai adalah sarana yang terpenting dalam mengatur sumber daya manusia
mungkin apabila didukung dengan kinerja yang baik dari para pegawai.
1
2
Untuk mendapatkan kinerja yang baik dari pegawai maka harus diupayakan
tujuan.
tujuan yang telah ditetapkan, untuk itu para atasan harusnya memperhatikan
telah ditetapkan.
maupun pada karyawan baru. Seperti yang ditemukan Deseler (1997) bahwa
pelatihan adalah proses mengajarkaan karyawan baru atau yang ada sekarang,
mereka. Sedangkan bagi karyawan lama juga perlu belajar dan dilatih dengan
dan teknologi serta keterampilan yang baru, juga untuk menyesuaikan dengan
2007).
ketenagakerjaan kota makassar. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan rasa
percaya diri dan menumbuhkan rasa keyakinan pada diri karyawan dalam
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu Kinerja
peranan penting dan merupakan aset utama dalam setiap usaha ekonomi. Ini
dikatakan sebagai aset utama perusahaan karena manusia sebagai salah satu
kinerja yang baik. kinerja hanya akan meningkat apabila setiap bidang dalam
segala bentuk usaha perusahaan yang dilaksanakan oleh tenaga- tenaga sesuai
dilakukan kepada pimpinan sumber daya manusia (SDM) masih ada pegawai
yang sering terlambat dan tidak menghargai waktu yang telah ditetapkan jika
kurangnya arahan- arahan masih ada pekerjaan atau tugas pegawai yang belum
mampu terselesaikan dengan tepat waktu oleh karena itu disebabkan karena
rasa tanggung jawab terhadap tugasnya serta berdaya guna dan berhasil guna
makassar tidak terlepas dari kinerja pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas ketenaga
kinerja pegawai adalah dengan cara melalui pelatihan. Pelatihan secara singkat
hambatan kerja yang ada harus ditangani lebih tepat agar kredibilitas Dinas
Tenaga kerja kota Makassar tetap terjaga. Namun demikian kinerja pegawai
masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat seperti ke tidak tepatan waktu masuk
dan cepat pulang. Melihat bahwa pegawai mempunyai tanggung jawab sendiri,
pegawai sangat perlu untuk meningkatkan kinerja guna mencapai kinerja yang
B. Rumusan Masalah
adalah “Bagaimana kinerja pegawai sebelum dan sesudah pelatihan pada Dinas
C. Tujuan Penelitian
Makassar”
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
pelatihan kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak lepas dari manajemen secara umum. Menurut John B. Minerdan Mary
organisasi.
dimana secara bersama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan
perusahaan dan tujuan karyawan. Kepentingan dua tujuan tersebut tidak dapat
diri pada unsur sumberdaya manusia, yang bertugas mengelola unsur manusia
secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
Manajemen sumber daya manusia dalam hal ini berfungsi bukan hanya untuk
7
8
karena itu setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan segala fasilitas yang
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
(2004:271). Kualitas Sumber Daya Manusia dibagi dalam 2 (dua) aspek yaitu
aspek fisik (KualitasFisik) dan aspek non fisik. Untuk meningkatkan aspek fisik
sedangkan untuk aspek non fisik atau disebut dengan kemampuan, maka
pendidikan dan pelatihan adalahu paya yang paling diperlukan. Upaya inilah
(2003:4).
perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan
mengelolanya.
perusahaan. Meskipun pada saat ini merupakan abad teknologi dan kegiatan
manusia sudah digantikan dengan mesin, akan tetapi faktor sumber daya
9
manusia tetap merupakan faktor yang paling penting dalam setiap organisasi
untuk produksi tidak akan berarti tanpa adanya manusia yang mengoprasikannya
Keberadaan konflik dalam suatu perusahaan akan selalu ada dan tidak
dapat dihindarkan, dengan kata lain konflik selalu hadir. Untuk itu perlu adanya
dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih yang bertentangan dalam
aktivitas serta sifat/karakter yang berbeda-beda satu dengan yang lain, sehingga
tidak menutup kemungkinan dalam aktivitas atau dalam bekerja dapat ditemukan
indikasi adanya sesuatu yang salah dengan organisasi, dan itu berarti aturan-
salah satu amsaah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan
mengarah pada tindakan yang efektif dan efesien yang akan diambil oleh
manajemen konflik.
proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan
diinginkan. Manajemen konflik adalah cara yang dapat digunakan dari pihak
yang terlibat konflik atau pihak ketiga untuk menghadapi perselisihan antara dua
orang atau lebih atau dua kelompok atau lebih supaya menemukan titik terang
perusahaan.
stratenjik sedarmayanti(2009:43).
Istilah kinerja berasal dari kata Job performance yang artinya hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
kepadanya.
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
Menurut whitmore dalam Hamzah dan Nina (2014: 60) kinerja adalah
suatu perbuatan, suatu prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui
keterampilan nyata. King dalam Hamzah dan nina (2014: 61) menyatakan kinerja
kepadanya.
tertentu atau akivitas- aktivitas selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini
jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Pegawai inilah yang
pemerintahan.
12
or her work unit and company as a result of his her behavior and the application
yang diberikan pegawai terhadap tujuan pekerjaannya atau unit kerja dan
bahwa kinerja merupakan hasil prestasi atau hasil kerja yang menggambarkan
sejauh mana sebuah organisasi telah berhasil mencapai tujuan yang telah
C. Dimensi Kinerja
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja yaitu: a) kualitas,
b) kuantitas, c) waktu kerja d) kerja sama. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut:
tersebut.
D. Pengertian Pelatihan
yang berkembang dengan baik dan sukses diposisi yang ditemui selamakarirnya.
cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja
E. Sebelum Pelatihan
F. Manfaat Pelatihan
menguntungkan.
mereka.
15
G. Sesudah Pelatihan
Agar pengembangan dapat dilaksanakn dengan baik, harus lebih dulu ditetapkan
secara cermat dan didasarkan pada metode ilmiah serta berpedoman pada
keterampilan yang dibutuhkan perusahaan saat ini maupun untuk masa yang
terotis, konseptual dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan
mencapai hasil yang optimal. Dapat disebut sebagai suatu pelatihan, ketiga
dimaksud dalam hal ini adalah adanya empat hal yang harus diperhatikan. Yaitu
proses pelatihan, kinerja, peserta pelatiha dan pekerjaan. Harus dipahami bahwa
proses pelatihan mengacu kepada suatu perubahan yang terjadi pada peserta
[elatihan. Dalam proses pelathan, kinerja yang kurang baik dibenahi sedemikian
rupa sehingga menjadi lebih baik. Sehingga sekumpulan tugas-tugas yang telah
menenti dapat dikerjakan dengan baik oleh pekerja yang telah mengikuti
pelatihan.
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan kealian tertentu serta sikap agar
I. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
PenelitianTerdahulu
mendekati 1.
J. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir
Gambar 2.1
K. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kuantitatif yaitu, data yang berbentuk angka-angka dan secara langsung dapat
diukur, analisis kinerja pegawai sebelum dan sesudah pelatihan pada dinas
obyek yang diteliti. Dalam rangka pengumpulan data tersebut maka penulis
dalam hal ini mengadakan penelitian yang dilakukan pada kantor Dinas
diperkirakan kurang lebih dua bulan oleh peneliti dimulai dari bulan Juli sampai
a. Populasi
populasi dari penelitian ini adalah pegawai negeri sipil dan honor yang
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti
21
22
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dengan
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dengan
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Dimana :
n= jumlah sampel
𝑛 = 𝑁/(1 + (𝑁𝑥𝑒 2 ))
𝑛 = 120/(1 + (120𝑥0, 12 ))
𝑛 = 120/(1 + 120𝑥0,01)
𝑛 = 120/(1 + 1,2)
𝑛 = 120/2,2
𝑛 = 54,54
𝑛 = 55 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)
berikut:
23
1. Metode Observasi
bersangkutan.
2. Kuesioner
tersebut.
3. Wawancara
maka jenis dan sumber data yang digunakan dalam proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Data
2. Sumber Data
tujuan yang diharapkan oleh para manajer, pelatih, dan peserta pelatihan.
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
1. Analisis Deskriptif
likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur Kinerja pegawai sebelum dan
sampai 5 : Skor 1 Sangat Tidak Setuju (STS); Skor 2 Tidak Setuju (TS); Skor 3
Kurang Setuju (KS); Skor 4 Setuju (S); Skor 5 Sangat Setuju (SS).
2. Analisis Kuantitatif
kinerja mereka itu sendiri. Yang pada akhirnya akan menjadi total skor dari
3. Uji-T-Test
sample T Test ditentukan oleh nilai signifikasinya. Nilai ini kemudian menentukan
signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini menunjukkan tidak
berkembangnya.
kementrian sosial. Keadaan ini terus berlanjut sampai pada masa kabinet Syarir
III. Pergantian kabinet yang terjadi berulang kali, serta lahirnya partai-partai
dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan ketetapan mengenai
pemerintah No.3 Th. 1947 tanggal 25 Juli 1947, eksistensi tugas pokok
perburuhan personil dan mata aggarannya. Oleh karena itu, tanggal 25 Juli
27
28
Negara bagian dari RIS, sehingga pada masa itu ada menteri Perbruhan di
tampak lebih lengkap karena mencakup struktur organisasi tingkat pusat sampai
tingkat daerah dan resort dengan uraian tugas yang jelas. Ditingkat pusat
organisasi Kementrian Perburuhan terdiri dari dua Direktorat Tenaga Kerja (PMP
79 Tahun 1954).
1959 telah membuat babak baru dalam tata kehidupan kenegaraaan pada awal
Bidang Produksi dan dipimpin oleh seorang Menteri muda berubah menjadi
kenegaraan diwarnai oleh kehidupan partai yang terpusat dalam pola Nasakom
yang memberikan angin kepada PKI untuk bergerak dan berupaya untuk
Departemen Tenga Kerja yang diatur dengan keputusan Presiden pada masa
transisi yaitu masa penerbitan dan pembersihan aparatur pemerintahan dari yang
pemerintah kota Makassar dengan nama Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar.
organisasi dan Tata Kerja serta Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja
Kota Makassar
a. Visi
b. Misi
dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang membawahi 5 (lima) bagian dan staf
Makassar :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
lingkungan dinas.
akuntansi keuangan.
dinas.
tenaga kerja.
33
B. Hasil Analisis
1. Karakter Responden
telah dikembalikan dan semuanya dapat diolah lebih lanjut. Deskriptif responden
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Dari tabel 4.2 di atas di ketahui bahwa responden pria berjumlah 34 orang
persentase 38,2% hal ini menunjukkan bahwa responden pria lebih dominan jika
Tabel 4.3
Data tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden yang dijadikan
16,5%. Hal ini menunjukkan bahwa yang lebih dominan adalah pegawai yang
Tabel 4.4
Data tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden yang masa
kerjanya kurang dari <5 tahun sebanyak 26 orang dengan persentase 47,2% ,
pegawai yang masa kerjanya 5-10 tahun sebanyak 15 tahun denan persentase
27,3%, pegawai yang masa kerjanya >10 tahun dengan persentase 25,5%. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa yang lebih dominan responden memiliki masa kerja
<5 tahun.
e. Metode Pelatihan
F % F % F % F % F % F %
Dari tabel 4,5 di atas secara keseluruhan bahwa setiap item pertanyaan
yang diajukan mendapat jawaban yang positif yang bisa dilihat bahwa sebagian
pertanyaan, yaitu 56,4% untuk item 1, 56,4 % untuk item 2, 54,5% untuk item 3,
F % F % F % F % F % F %
Dari tabel 4,6 di atas secara keseluruhan bahwa setiap item pertanyaan
yang diajukan mendapat jawaban yang positif yang bisa dilihat bahwa sebagian
pertanyaan, yaitu 56,4% untuk item 1, 58,2 % untuk item 2, 54,5 untuk item 3,
1. Seluruh isi pelatihan, relevan dan sejalan dengan kebutuhan awal pelatihan.
kualifikasi pekerjaan.
3. Isi pelatihan banyak terpakai dalam praktek nyata pada pekerjaan dalam
mengerjakan tugas.
F % F % F % F % F % F %
Dari tabel 4,7 di atas secara keseluruhan bahwa setiap item pertanyaan
yang diajukan mendapat jawaban yang positif yang bisa dilihat bahwa sebagian
pertanyaan, yaitu 52,7% untuk item 1, 60,0 % untuk item 2, 56,4 untuk item 3,
pelatihan.
yang baik.
h. Variabel Kinerja
1) Sebelum Pelatihan
berikut:
39
F % F % F % F % F % F %
responden sesudah pelatihan dan hasilnya adala sebagai tabel 4.9 berikut:
F % F % F % F % F % F %
Berdasarkan tabel 4.8 dan 4.9, sangat jelas perbedaan mencolok, dimana
Kinerja pegawai sesudah pelatihan adalah lebih baik daripada sebelum pelatihan
yaitu:
Descriptive Statistics
N Minimun Maksimun Mean Std. Deviation
55 7.00 25.00 15.4364 2.37864
Variabel Kinerja
Sblm. pelatihan
55 13.00 20.00 17.2909 1.43595
Variabel Kinerja
Ssdh. Pelatihan
55
Valid N
Sumber : Data diolah SPSS (2020)
Dari hasil tabel diatas bahwa rata-rata kinerja karyawan sebelum adanya
pelatihan sebesar 15,4364 dengan standar deviasi sebesar 2,37864 dan rata-
rata sesudah dilakukannya pelatihan sebesar 17,2909 dengan standar deviasi
1,43595. Hal ini berarti ada peningkatan rata-rata kinerja sebelum dan sesudah
ada pelatihan.
i. Analisis Inferensial
1) Uji T (Perbandingan)
Untuk mengetahui hipotesis yang akan diterima maka selanjutnya
dilakukan suatu pengujian inferensial yaitu Uji T secara paired (paired
T-Test). Hasil pengujian adalah sebagai berikut:
41
T Df Sig
95% tailed)
Std. Confidence
mean Std. Error Interval of the
Deviation Mean Difference
Lower Upper
Sebelum - 3.284 443 - -967 - 54 0.001
Sesudah
Berdasarkan tabel Uji T di atas, diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) = 0,001
yang berarti lebih kecil dari nilai signifikan = 0,05, dengan demikian dinyatakan
C. Pembahasan
Ketenagakerjaan Kota Makassar dalam kategori baik. Dimana dalam hal ini
materi yang diberikan sehingga skill and knowledge para karyawan mengalami
peningkatan seperti mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dalam
baru dengan informasi. Isi pelatihan dalam kategori sangat baik dimana para
yang dilaksanakan mejadi efesien dan efektif. Demikian pula pada kemampuan
instruktur / pelatihan berada dalam kategori baik. Dimana para pegawai yang
mengikuti pelatihan merasa nyaman dan dapat memahami apa yang mereka
peroleh atau ketahui selama mengikuti pelatihan dalam melaksanakan tugas dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makassar. Bahwa terdapat perbedaan yang kuat dan signifikan antara sebelum
pelatihan sesuai dengan konsep yang telah disepakati sehingga karyawan yang
Diketahui bahwa nilai sig (2-tailed) = 0,001 yang berarti lebih kecil dari nilai
B. Saran
dan sesudah pelatihan, maka saran dari penulis yang dianggap perlu kepada
perusahaan, yaitu:
lebih memuaskan pula. Hal ini harus didukung dengan metode pelatihan yang
tepat, isi pelatihan yang relevan dengan praktek pekerjaan pegawai tersebut,
42
DAFTAR PUSTAKA
Duta W,. 2015 (Analisis Perbandingan antara Sebelum dan Setelah Pelatihan
SDM pada Lembaga Pengembangan Sumber daya Manusia). Surabaya.
Edy sutrisno. 2010. Budaya Organisasi. Edisi Pertama. Cetakan Ke-1. Jakarta:
Prenada Media Group.
Hamzah & Nina. 2014. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta
Hasibuan, Malayu Sp. 2005. Manajemen SDM. Edisi Revisi, Cetakan KeTujuh.
Jakarta : Bumi Aksara.
http://dspace.widyatama.ac.id/xmlui/bistream/handle/10364/772/content. pdf.
(diakses tanggal 10 Maret pukul 11.05 – 2020) Indonesia
43
44
Simamora Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 3), Penerbit, Stie
Ypkpn Yogyakarta. 2001.
Umar, Husein. 2005. Riset SDM Dalam Organisasi. Edisi Revisi Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
45
Wiawan, 2010. Konflik dan Manajemen Konflik. Teori, Aplikasi, dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Humanika.
N
47
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
• Pendahuluan
• Identitas Responden
• Nama
• Jenis Kelami
• Usia
• Masa Kerja
• Jabatan Terakhir
• No HP
Pernyataaan
Metode Pelatihan
Isi Pelatihan
Kemampuan Instruktur
Kinerja
Sebelum Pelatihan
Sesudah Pelatihan
1
Karyawan/pegawai hadir setiap saat sesuai jadwal
kerja untuk melaksanakan pekerjaan.
2
Karyawan/pegawai mampu menyelesaikan tugas tepat
waktu dalam melakukan pekerjaan.
3
Karyawan/pegawai dapat bekerjasama dengan rekan
kerja untuk memeberikan pelayanan terhadap Dinas
Ketenagakerjaan Kota Makassar.
4
Karyawan/pegawai dapat menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya dengan berusaha
meminimalisasi kelalaian kerja.
51
Lampiran 2
Frequency Table
JENIS KELAMIN
USIA
MASA KERJA
PENDIDIKAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Q17
Q18
Q19
Descriptive Statistics
Std.
Devi
N Minimum Maximum Mean ation
Correlations
VA
RIA
BE
L
PE
LA
Q1 TIH
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 0 Q11 AN
58
Q1 Pears
on .45 .32 .37 .50 .27 .26 .54 .57 .84
1 .629** .365**
** * ** ** * * ** **
Correl 8 6 4 4 5 8 7 7 7**
ation
Sig.
.00 .01 .00 .00 .04 .04 .00 .00 .00
(2- .000 .006
0 5 5 0 2 8 0 0 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q2 Pears
on .62 .44 .60 .64 .61 .41 .46 .73 .62 .91
1 .418**
** ** ** ** ** ** ** ** **
Correl 9 9 7 5 9 1 1 0 2 7**
ation
Sig.
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
(2- .002
0 1 0 0 0 2 0 0 0 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q3 Pears
on .45 .10 .01 .11 .79 .08 .16 .16 .55
.449** 1 .816**
** **
Correl 8 0 0 8 2 2 6 5 5**
ation
Sig.
.00 .46 .94 .39 .00 .55 .22 .22 .00
(2- .001 .000
0 7 4 1 0 0 6 9 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q4 Pears
on .32 .10 .42 .42 .02 .82 .37 .48 .60
.607** 1 .084
* ** ** ** ** **
Correl 6 0 2 8 2 2 1 0 3**
ation
Sig.
.01 .46 .00 .00 .87 .00 .00 .00 .00
(2- .000 .544
5 7 1 1 6 0 5 0 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q5 Pears
-
on .37 .01 .42 .19 .26 .85 .25 .58
.645** 1 .02 .003
Correl 4** 0 2** 0 8* 7** 6 6**
1
ation
Sig.
.00 .94 .00 .16 .87 .04 .00 .05 .00
(2- .000 .985
5 4 1 5 9 8 0 9 0
tailed)
59
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q6 Pears
on .50 .11 .42 .19 .04 .35 .29 .91 .62
.619** 1 .045
** ** ** * **
Correl 4 8 8 0 5 2 7 6 5**
ation
Sig.
.00 .39 .00 .16 .74 .00 .02 .00 .00
(2- .000 .743
0 1 1 5 6 8 8 0 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q7 Pears
- -
on .27 .79 .02 .04 .01 .16 .44
.411** .02 1 .00 .806**
Correl 5* 2** 2 5 8 4 2**
1 6
ation
Sig.
.04 .00 .87 .87 .74 .89 .23 .96 .00
(2- .002 .000
2 0 6 9 6 8 1 3 1
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q8 Pears
on .26 .08 .82 .26 .35 .01 .23 .39 .50
.461** 1 .069
* ** * ** **
Correl 8 2 2 8 2 8 9 5 4**
ation
Sig.
.04 .55 .00 .04 .00 .89 .07 .00 .00
(2- .000 .618
8 0 0 8 8 8 9 3 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q9 Pears
on .54 .16 .37 .85 .29 .16 .23 .33 .72
.730** 1 .170
** ** ** * *
Correl 7 6 1 7 7 4 9 9 3**
ation
Sig.
.00 .22 .00 .00 .02 .23 .07 .01 .00
(2- .000 .216
0 6 5 0 8 1 9 1 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q10 Pears
-
on .57 .16 .48 .25 .91 .39 .33 .67
**
.622 .00 1 .100
** ** ** ** *
Correl 7 5 0 6 6 5 9 8**
6
ation
60
Sig.
.00 .22 .00 .05 .00 .96 .00 .01 .00
(2- .000 .470
0 9 0 9 0 3 3 1 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Q11 Pears
on .36 .81 .08 .00 .04 .80 .06 .17 .10 .50
.418** 1
** ** **
Correl 5 6 4 3 5 6 9 0 0 1**
ation
Sig.
.00 .00 .54 .98 .74 .00 .61 .21 .47 .00
(2- .002
6 0 4 5 3 0 8 6 0 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Sig.
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
(2- .000 .000
0 0 0 0 0 1 0 0 0
tailed)
N 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55
Correlations
VARIABEL KINERJA
SEBELUM
Q12 Q13 Q14 Q15 PELATIHAN
Q12 Pears
on
1 .269* .100 .381** .691**
Correl
ation
Sig.
(2- .047 .466 .004 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Q13 Pears
on
.269* 1 .074 .173 .582**
Correl
ation
61
Sig.
(2- .047 .591 .207 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Q14 Pears
on
.100 .074 1 .065 .481**
Correl
ation
Sig.
(2- .466 .591 .638 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Q15 Pears
on
.381** .173 .065 1 .713**
Correl
ation
Sig.
(2- .004 .207 .638 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Sig.
(2- .000 .000 .000 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Correlations
VARIABEL
KINERJA
SESUDAH
Q16 Q17 Q18 Q19 PELATIHAN
62
Q16 Pears
on
1 .339* .027 .327* .739**
Correl
ation
Sig.
(2- .011 .844 .015 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Q17 Pears
on
.339* 1 .087 .296* .699**
Correl
ation
Sig.
(2- .011 .528 .028 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Q18 Pears
on
.027 .087 1 -.077 .411**
Correl
ation
Sig.
(2- .844 .528 .577 .002
tailed)
N 55 55 55 55 55
Q19 Pears
on
.327* .296* -.077 1 .593**
Correl
ation
Sig.
(2- .015 .028 .577 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
Sig.
(2- .000 .000 .002 .000
tailed)
N 55 55 55 55 55
N Correlation Sig.
Paired Differences
RIWAYAT HIDUP
pada tahun 2010. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di SMP
Negeri 1 Tanete Riaja Kecamatan Tanete Riaja dan tamat pada tahun 2013
pada tahun 2013 dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 Peneliti
Studi Manajemen. Peneliti menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun
2020.