OLEH :
NIM: B1C118098
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2020
A. Pengertian Pendapatan
Penggolongan Pendapatan:
Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan dengan sinonim kata dengan biaya
(cost) , tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar
terukur dari barang atau jasa , yang kemudian dibandingkan dengan pendapatan untuk
menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan
jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh pemerintah.
Pengertian expense menurut Hendriksen dalam buku yang berjudul Accounting Theory
dapat diuraikan sebagai berikut:
“Exspense are the using or consuming of goods and services in the proses of obtaining
revenue. They are the expiration of faclor services related either directly to producing and
selling of the product to the enter prise”. (1990:187)
Kutipan diatas dapat diartikan bahwa beban (expense) adalah penggunaan atau
pemakaian barang dan jasa dalam proses mendapatkan revenue. Biaya merupakan usaha yang
menghabiskan (expiration) barang dan jasa-jasa faktor yang berkaitan langsung ataupun tidak
langsung terhadap produksi dan penjualan produk perusahaan. Dalam hal ini tersirat dua
pengertian yaitu:
“Arus kas keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain yang
merupakan operasi terbesar atau utama yang berkelanjutan dari perusahaan tersebut.”
“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”.
Dalam SFAC No. 3 dan 6 terdapat perbedaan antara biaya dan kerugian:
Expenses:
Aliran keluar atau penggunaan assets suatu entitas atau penambahan utang (kombinasi
keduanya) selama satu periode, karena entitas itu menyerahkan atau memproduksi barang,
memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan operasi pokoknya.
Losses:
Penurunan equity atau net asset akibat dari transaksi tidak biasa atau insidentalyang
bukan berasal dari expenses atau distribusi kepada pemilik. Biaya berkaitan dengan operasi
utama perusahaan, sedangkan kerugian merupakan akibat dari operasi incidental perusahaan.
Perkiraan laba rugi (profit and loss accounts) terdiri atas perkiraan pendapat operasional,
harga pokok penjualan, beban operasional, pendapatan, dan beban di luar operasional dari
pos luar biasa.
Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume. Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan
barang jika semua kondisi berikut terpenuhi.
a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan
barang kepada pembeli.
b. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik ketertiban manajerial
sampai kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun
contol efektif atas barang yang terjual.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi
akan mengalir masuk ke dalam entitas.
e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur
secara andal.
Jika hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapat kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi
masing-masing sebagai pendapat dan beban uang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian
aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai metode
persentase penyelesaian).
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi
berikut.
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir kepada entitas.
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal.
d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penylesaian transaksi dapat
diukur secara andal.
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektibilitas tagihan yang andal.
Etimasi harus menentukan tingkat (penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak
dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagaian besar pekerjaan
yang dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini.
a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang talah diselesaikan sampai
sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang
berhunbungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau
pembayaran di muka.
b. Survei atas pekerjaaan yang telah diselesaikan.
c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aser oleh
entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen atas dasar yang
ditetapkan ketika:
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam
suatu transaksi yang wajar.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
akuitas yang tidak berasa; dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi.
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang tekait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
mapa pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada
tingakat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil tranksaksi dapat
diestimasi secara andal jika seluruh kondisi beriktu dipenuhi.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
mrnghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan, jika:
Jika bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang
berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum
pembelian dan sesudah pembelian: hanya bagian setelah pembelian yang diakui
sebagai pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan
pendapatan juga umumnya diakui dengan dasar tersebut kecuali, dengan
memperhatikan substansi perjanjian, akan lebih sesuai untuk mengkui pendapatan atas
dasar sistematis dan rasional lain. Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar
manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas.
Namun, jika ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah
termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah yang
kemungkinan pemulihannya tidak esar lagi, maka jumlah tersebut diakui sebagai
beban, bukan penyalesaian terhasap jumlah yang diakui semula.
PENGUNGKAPAN
a. Jumlah bruto kontrak perjanjian yang sudah menjadi hak sebagai suatu aset;
dan
b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu
kewajiban.
2. Menurut PSAK NO. 23 (Revisi 2010) 23, 12
Entitas mengungkapkan:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pemdapatan
dan beban. Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berarti seluruh
pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam suatu metode telah/akan
diterima dan dicatat oleh perusahaan. Jika internal control atas beban cukup
kuat berarti biaya yang menjadi beban perusahaan dalam suatu periode
telah/akan dibayar dan dicatat seluruhnya oleh perusahaan, selain itu
diharapkan efisiensi bisa ditingkatkan.
Beberaoa ciri internal control yang baik atas pendapatan dan beban.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (gunakan internal
control questionnaires, flow chart, atau narrative memo).
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan agaka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review prosedures.
Buat analisis rasio dan hitung juga ROI (Return on Investement) dan ROE (Return of
Equity). Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperikasa dibandingkan dengan rasio
tahun lalu dan rasio industri. Analytical review procedures disebut juga auditing by
coparison karena selalu menggunakan perbandingan.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan
budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun
persen. Variance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari
analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan
melaporkan angka yang tidak sebenarnya dangan tujuan agar tidak terjadi
penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnya window
dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.
4. Minat rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya
yang mencamtumkan kaualitas barang yang dujual maupun nilai uangnya selama
setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan keualitas yang dijual, secara tes
basis, denga pengeluaran barang yang dicatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran wakt
pencatatan penjualan. Periksa juag cut-off pembalian, untuk mengetahui adanya
pergeseran wanktu pencatatan pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetaui kemungkinan adanya
unrecorded receivables.
7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan
bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk
membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.
Misalnya: biaya komisi penjualan, biaya entertainment, biaya sumbangan, biaya
perjalanan, professional fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan biaya
bunga, pendapatan dan biaya lain-lain, dan sebagainya.
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa
apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:
a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes
perhitungan PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungan sudah sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi
dengan SPT PPh 21;
c. Secara tes basis bandingkan data yang ada delam daftar gaji dengan
personnel file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama
atau tidak;
d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada
perusahaan yang pengawainya sangat banyak), untuk mengetahui apakah
ada pagawai yang fiktif.
10. Periksa apakah oenyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar
karena pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi,
pada beberapa entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan yang
kompleks. Sebagai contoh adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian konstruksi
jangka panjang, perjanjian jasa jangka panjang, perjanjian sewa, dan penjualan cicilan.
Dapat terjadi perselisihan antara manajemen dan auditor kapan pendapatan, beban, dan
keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus menentukan
risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.
Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi
auditor. Di samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas
sebelumnya, penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit karena
subjektivitas dalam penetapan nilainya.
Keberadaan salah saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang
baik bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.
CONTOH KERTAS KERJA
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta. Salamba Empat.