Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

PEMERIKSAAN PENDAPATAN DAN BEBAN

OLEH :

NAMA: WAWAN IRAWAN

NIM: B1C118098

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2020

PENGERTIAN PENDAPATAN DAN BEBAN

A. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah kenaikan/pertambahan laba yang berasal dari kegiatan utama


perusahaan. Biasanya dinyatakan dalam satuan moneter. Secara garis besar konsep
pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

a. Menurut ilmu ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat


dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang
sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan
pada totalkuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata
lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan
hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

b. Menurut ilmu akuntansi

Ada beberapa pandangan diantaranya:

1. Paton, pendapatan merupakan produk dari suatu perusahaan.


2. Committee on Accounting Concept and Standart of the American
Accounting Association, Pendapatan adalah pernyataan moneter dari
keseluruhan produk dan jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan
kepada pelanggannya selama periode tertentu.
3. FASB No.6, Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya
pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajiban
(kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman atau produksi barang,
pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan
utama. Definisi lebih sempit menurut FASB, Pendapatan dihasilkan
dari kegiatan utama.
4. APB statement No.4, Pendapatan adalah kenaikan bruto dalam aktiva
atau penurunan bruto dalam kewajiban yang diakui dan diukur sesuai
dengan PABU yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan yang mencari
laba dari suatu perusahaan yang dapat merubah ekuitas pemilik.
5. PSAK 23, Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.

Terdapat 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:

a. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva


sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini
menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
b. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan
barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi
pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and
services.

Penggolongan Pendapatan:

a. Pendapatan arti Luas


b. Pendapatan arti sempit
c. Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada
kenaikan aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut.
B. Pengertian Beban

Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan dengan sinonim kata dengan biaya
(cost) , tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar
terukur dari barang atau jasa , yang kemudian dibandingkan dengan pendapatan untuk
menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan
jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh pemerintah.

Pengertian expense menurut Hendriksen dalam buku yang berjudul Accounting Theory
dapat diuraikan sebagai berikut:

“Exspense are the using or consuming of goods and services in the proses of obtaining
revenue. They are the expiration of faclor services related either directly to producing and
selling of the product to the enter prise”. (1990:187)

Kutipan diatas dapat diartikan bahwa beban (expense) adalah penggunaan atau
pemakaian barang dan jasa dalam proses mendapatkan revenue. Biaya merupakan usaha yang
menghabiskan (expiration) barang dan jasa-jasa faktor yang berkaitan langsung ataupun tidak
langsung terhadap produksi dan penjualan produk perusahaan. Dalam hal ini tersirat dua
pengertian yaitu:

a. Adanya pemakaian atau penghabisan barang dan jasa,atau disebut juga


expiration,
b. nilai-nilai barang dan jasa ini menjadi habis pada saat produk ditransfer ke
pembeli.

Beban menunjukkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya


perusahaan, yaitu penurunan dalam laba. Beban menggunakan atau mengkonsumsikan
barang dan jasa dalam proses perolehan pendapatan. Beban diukur sebesar nilai barang atau
jasa yang digunakan. Contoh beban yaitu harga pokok penjualan barang, beban sewa, beban
gaji, beban listrik, dan sebagainya.

FASB mendefinisikan biaya sebagai:

“Arus kas keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain yang
merupakan operasi terbesar atau utama yang berkelanjutan dari perusahaan tersebut.”

Sedangkan menurut SAK (1994)

“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”.

Dalam SFAC No. 3 dan 6 terdapat perbedaan antara biaya dan kerugian:

 Expenses:

Aliran keluar atau penggunaan assets suatu entitas atau penambahan utang (kombinasi
keduanya) selama satu periode, karena entitas itu menyerahkan atau memproduksi barang,
memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan operasi pokoknya.

 Losses:
Penurunan equity atau net asset akibat dari transaksi tidak biasa atau insidentalyang
bukan berasal dari expenses atau distribusi kepada pemilik. Biaya berkaitan dengan operasi
utama perusahaan, sedangkan kerugian merupakan akibat dari operasi incidental perusahaan.

SIFAT DAN CONTOH

Perkiraan laba rugi (profit and loss accounts) terdiri atas perkiraan pendapat operasional,
harga pokok penjualan, beban operasional, pendapatan, dan beban di luar operasional dari
pos luar biasa.

1. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 114)[2]

Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon
penjualan dan potongan volume. Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan
barang jika semua kondisi berikut terpenuhi.

a. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan
barang kepada pembeli.
b. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik ketertiban manajerial
sampai kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun
contol efektif atas barang yang terjual.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
d. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi
akan mengalir masuk ke dalam entitas.
e. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur
secara andal.

Jika hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapat kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi
masing-masing sebagai pendapat dan beban uang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian
aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai metode
persentase penyelesaian).

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi
berikut.
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
b. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir kepada entitas.
c. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal.
d. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penylesaian transaksi dapat
diukur secara andal.

Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat
penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (sering kali dimaksudkan sebagai
metode persentase penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektibilitas tagihan yang andal.

Etimasi harus menentukan tingkat (penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak
dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagaian besar pekerjaan
yang dilaksanakan. Metode yang mungkin meliputi berikut ini.

a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang talah diselesaikan sampai
sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang
berhunbungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau
pembayaran di muka.
b. Survei atas pekerjaaan yang telah diselesaikan.
c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.

2. SAK ETAP (IAI, 2009: 121)[3]

Bunga, Royalti, dan Dividen

Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aser oleh
entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen atas dasar yang
ditetapkan ketika:

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi


akan mengalir kepada entitas; dan
b. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.

Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar:

a. Bunga harus diakui secara akrual;


b. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan
substansi dari perjanjian yang relevan; dan
c. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima
pembiayaan talah terjadi.

3. Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) 23,1[4]

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


Keuangan sebagai kenaikan manfaat ekonomi selam satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan
meliputi pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul
dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang brbeda,
sperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti dan sewa.

Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam
suatu transaksi yang wajar.

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
akuitas yang tidak berasa; dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.

Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi.

a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemiikan secara signifikan


kepada pembeli.
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang maupun melakukan pengendalian afektif atas barang
yang dijual.
c. Jumlah pendaptan dapat dukur secara andal.
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomu yang tekait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas.
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjasi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara andal.

Penjualan Jasa

Jika hasil transaksi yang tekait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
mapa pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada
tingakat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil tranksaksi dapat
diestimasi secara andal jika seluruh kondisi beriktu dipenuhi.

a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.


b) Kemungkinan besar menfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas.
c) Tingakat penyrelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal.
d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaiakan transaksi
tersebut dapat diukur secara andal.

Menurut PSAK No. 23 (Revisi 2010) 23, 11[5]

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
mrnghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan, jika:

a. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubingan dengan transaksi tersebut


akan mengalir ke entitas; dan
b. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

Pendapatan diakui fengan dasar sebagai berikut.

a. Bungan diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang


dijelaskan di PSAK 55 (Revisi 2006): instrumen Keuangan: Pwngkuan dan
Pengukuran.
b. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan.
c. Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.

Jika bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang
berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum
pembelian dan sesudah pembelian: hanya bagian setelah pembelian yang diakui
sebagai pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan
pendapatan juga umumnya diakui dengan dasar tersebut kecuali, dengan
memperhatikan substansi perjanjian, akan lebih sesuai untuk mengkui pendapatan atas
dasar sistematis dan rasional lain. Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar
manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas.
Namun, jika ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah
termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah yang
kemungkinan pemulihannya tidak esar lagi, maka jumlah tersebut diakui sebagai
beban, bukan penyalesaian terhasap jumlah yang diakui semula.

PENGUNGKAPAN

1. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 122)

Entitas harus mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan sebagai dasar pengakuan pendapatan,


termasuk metode yang diterapkan untuk menentukan tingkat penyelesaian
transaksi yang melibatkan penyediaan jasa;
b. Jumlah setiap kategori pendapatan yagn diakui selama periode, termasuk
pendapatan yaang timbul dari:
 Penjualan baranag;
 Penyediaan jasa;
 Bunga;
 Royalti;
 Dividen;
 Jenis pendapatan signifikan lainnya.

Entitas harus mengungkapkan:


a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode
pelaporan;
b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapaatan kontrak yang diakui
dalam periode pelaporan;
c. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak yang
sedang berjalan.

Entitas harus menyajikan:

a. Jumlah bruto kontrak perjanjian yang sudah menjadi hak sebagai suatu aset;
dan
b. Jumlah bruto kontrak kerja yang terutang kepada pelanggan sebagai suatu
kewajiban.
2. Menurut PSAK NO. 23 (Revisi 2010) 23, 12

Entitas mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengakui pendapatan, termasuk


metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa;
b. Jumlah setiap kategoru signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
 Penjualan barang;
 Penualan jasa;
 Bunga;
 Royalti;
 Dividen; dan
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang
tercangkup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PERKIRAAN LABA RUGI


(PENDAPATAN DAN BEBAN)
1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan
dan beban, termasuk apakah perusahaan menggunakan accrual basis untuk
mencatat pendapatan maupun beban.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang terjadi hak perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul-betul
merupakan hak perusahaan, dengan menggunakan sut-off yang tepat.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biya yang sicatat betul-beryil
merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelimnya maupun
jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran
pendapatan dan beban
5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dari beban telah dilaporkan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pemdapatan
dan beban. Jika internal control atas pendapatan cukup kuat berarti seluruh
pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam suatu metode telah/akan
diterima dan dicatat oleh perusahaan. Jika internal control atas beban cukup
kuat berarti biaya yang menjadi beban perusahaan dalam suatu periode
telah/akan dibayar dan dicatat seluruhnya oleh perusahaan, selain itu
diharapkan efisiensi bisa ditingkatkan.

Beberaoa ciri internal control yang baik atas pendapatan dan beban.

a. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered, seperti purchase


requisition, purchase order, recerving report, official receipt, sales order,
delivery order, sales invoice, dan lain-lain.
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab antara fungsi-fungsi di
dalam perusahaan.
c. Digunakannya anggaran pendapatan dan biaya (bugdet) dan setiap akhir
bulan dibuat perbandingan antara budget dangan realisasinya dan
kemudian dianalisis variance yang terjadi.
d. Adanya sistem otoritas yang dipegang oleh beberapa orang berdasarkan
jenjang jebatannya.
e. Digunakan program komputer untuk menghitung gaji dan PPh 21.
f. Digunakannya time card untuk mengontrol jumlah jam kerja dari masing-
masing pegawai.
g. Adanya personal file untuk masing-masing pegawai yang antara lain
memuat surat pengangkatan sebagai pegawai, kenaikan gaji, jenjang
jabatan, status keluarga dan data penting lainnya untuk masing-masing
pegawai.
h. Adanya bagian internal audit yang berfungsi antara lain untuk men-check
keandalan dan keakuratan data akuntansi.
2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan
telah dicatat dengan menggunakan cut-off yang tepat.

Maksudnya auditor harus yakin dengan:

a. Semua pendapatan, dari kegiatan operasional maupun di luar kegiatan


operasional (misalnya pendapatan bunga, penjualan barang-barang scrap),
seluruhnya sudah dicatat dalam buku perusahaan san uangnya telah/akan
diterima oleh perusahaan. Jangan sampai ada pendapatan yang masuk ke
kantong keryawan, direksi atau pemegang sahal yang merupakan pemilik
perusahaan.
b. Semua pendapatan dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode
terjadinya, dan tidak terjasi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan
window dressing.
c. Tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaanm misalnya
pendapatan dari bisnis peribadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai
pendapatan perusahaan untuk tujuan window dressing.
3. Untuk memeriksa apakah semua biaya menjadi beban perusahaan telah
dicatatdengan menggunakan cut-off yang tepat.

Maksudnya auditor harus yakin bahwa:


a. Semua biaya, dari kegiatan operasional maupun diluar kegiatan
operasional (misalnya biaya bunga, kerugian penarikan aset tetap),
seluruhnya sudah dicatat dalam buku perusahaan, baik yang uangnya
sudah dibayar maupun baru akan dibayarkan dalam periode berikutnya;
b. Semua biaya dicatat dalam periode yang tepat, yaitu periode terjadinya,
dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan untuk tujuan window
dressing;
c. Tidak ada biaya yang bukan menjadi beban perusahaan, misalnya biaya
peibadi pemegang saham/pemilik, dicatat sebagai biaya perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan
pendapatan dan beban jika dibandingkan bulan per bulan atau jika
dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban.

Jika terlihat adanya fluktuasi yang besar, auditor harus memeriksa


alasam kenaikan atau penurunan yang besar tersebut, apakah masuk akal atau
tidak. Ada kemungkinan klien melakukan kesalahan pencatatan, misalnya
seharusnya masuk ke biaya penjualan tetapi dicatat sebagai biaya umum dan
administrasi. Kemungkinan lain ada pergeseran raktu pencatatan, misalnya
penjualan tahun 2012 dicatat sebagai penjualan tahun 2011. Untuk memeriksa
apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

Dalam catatan atas laporan keuangan harus dijelaskan beberapa


kebijakan akuntansi yang penting, misalnya:

a. Apakah perusahaan menggunakan metode akrual dalam pencatatan beban


dan pendapatan;
b. Bagaimana metode pengakuan pendapaatan yang digunakan;
c. Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (rapairs), dan penyempurnaan-
penambahan (improvement);
d. Laba-rugi penjualan aset tetap.

PROSEDUR AUDIT YANG DISARANKAN


Prosedur audit yang disarankan adalah sebagai berikut.

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (gunakan internal
control questionnaires, flow chart, atau narrative memo).
2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan agaka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review prosedures.
Buat analisis rasio dan hitung juga ROI (Return on Investement) dan ROE (Return of
Equity). Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperikasa dibandingkan dengan rasio
tahun lalu dan rasio industri. Analytical review procedures disebut juga auditing by
coparison karena selalu menggunakan perbandingan.
3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan
budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun
persen. Variance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari
analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan
melaporkan angka yang tidak sebenarnya dangan tujuan agar tidak terjadi
penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnya window
dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.
4. Minat rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya
yang mencamtumkan kaualitas barang yang dujual maupun nilai uangnya selama
setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan keualitas yang dijual, secara tes
basis, denga pengeluaran barang yang dicatat pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran wakt
pencatatan penjualan. Periksa juag cut-off pembalian, untuk mengetahui adanya
pergeseran wanktu pencatatan pembelian.
6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetaui kemungkinan adanya
unrecorded receivables.
7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan
bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk
membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.
Misalnya: biaya komisi penjualan, biaya entertainment, biaya sumbangan, biaya
perjalanan, professional fees, laba rugi penjualan aset tetap, pendapatan dan biaya
bunga, pendapatan dan biaya lain-lain, dan sebagainya.
8. Untuk biaya-biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa
apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.
9. Khusus untuk biaya gaji:
a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes
perhitungan PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungan sudah sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi
dengan SPT PPh 21;

Perhatikan apakah PPh 21 ditanggung keryawan atau perusahaaan;

c. Secara tes basis bandingkan data yang ada delam daftar gaji dengan
personnel file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama
atau tidak;
d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada
perusahaan yang pengawainya sangat banyak), untuk mengetahui apakah
ada pagawai yang fiktif.
10. Periksa apakah oenyajian pos-pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

PENENTUAN RISIKO BAWAAN

  Pada saat memeriksa proses pendapatan, auditor harus memperrtimbangkan factor


risiko bawaan yang dapat mempengaruhi baik transaksi pendapatan maupun penerimaan
kas dan akun laporan keuangan yang dipengaruhi oleh kedua transaksi tersebut. Keempat
factor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi proses pendapatan adalah sebagai berikut:

 Faktor-faktor yang terkait dengan industry


 Kompleksitas dan perdebatan atas persoalan pengakuan pendapatan
 Kesulitan audit atas transaksi dan saldo akun
 Salah saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya.

a. Faktor-faktor yang terkait dengan industry

            Faktor-faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri di mana perusahaan


beroperasi, tingkat kompetensi dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi industri
mempengaruhi potensi salah-saji dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika industri
mengalami penurunan permintaan atas produk, entitas dapat menghadapi penurunan
volume penjualan yang dapat menyebabkan kerugian operasi dan arus kas yang rendah.
Sama halnya, kompetisi dalam industri dapat mempengaruhi kebijakan penetapan harga
entitas, persyaratan kredit, dan garansi produk. Jika factor yang terkait dengan industri
seperti di atas ada, maka manajemen bisa terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan
salah saji.

b. Kompleksitas dan Perdebatan atas Persoalan Pengakuan Pendapatan

            Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar
karena pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi,
pada beberapa entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan yang
kompleks. Sebagai contoh adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian konstruksi
jangka panjang, perjanjian jasa jangka panjang, perjanjian sewa, dan penjualan cicilan.
Dapat terjadi perselisihan antara manajemen dan auditor kapan pendapatan, beban, dan
keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus menentukan
risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.

c. Kesulitan Audit atas transaksi dan saldo akun

            Akun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi
auditor. Di samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas
sebelumnya, penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit karena
subjektivitas dalam penetapan nilainya.

d. Salah-saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya.

            Keberadaan salah saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang
baik bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.
CONTOH KERTAS KERJA

No Prosedur audit Dikerjakan oleh


Indeks Paraf
1 Siapkan skedul utama AA ANI
2 Minta daftar beban operasi dan cocokkan dengan buku besar AB ANI
3 Lakukan uji kewajaran (reasonable test) untuk melihat kewajaran AC ANI
fluktuasi setiap beban dengan membandingkan data tahun lalu atau
bulan sebelumnya.
4 Apabila ada kenaikan atau penurunan yang mencolok, mintalah AD ANI
penjelasan dari pihak manajemen, kemudian cocokkan antara
penjelasan tersebut dengan bukti-bukti lain yang mendukung
pembiayaannya (misalnya beban pemasaran promosi yang didukung
dengan penjualan yang meningkat juga, atau beban gaji meningkat
adanya penyesuaian gaji atau peningkatan jumlah karyawan akibat
kegiatan operasi yang bertambah.
5 Lakukan pencarian untuk mengetahui apakah ada beban yang belum AE ANI
tercatat untuk tahun berjalan (hubungkan sewaktu memeriksa akun
utang beban) dengan melihat pembayaran setelah tanggal neraca,
melihat kontrak perjanjian lainnya, serta minta penjelasan pihak
manajemen.
6 Yakinkan bahwa semua beban operasi yang dibebankan merupakan AF ANI
beban perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
7 Perhatikan Beban-beban yang seharusnya dikapitulasi. AG ANI
8 Lakukan pisah Batas (cut-off) yang tepat atas beban operasi yang AH ANI
dibebankan pada periode berjalan atau yang menjadi beban periode
yang berikutnya.
9 Periksa klasifikasi atas beban operasi sehubungan dengan kelayakan AI ANI
penyajian dalam laporan keuangan, termasuk hubungannya dengan
usaha perusahaan serta kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
10 Yakinkan bahwa semua beban operasi yang mempunyai kewajiban AJ ANI
perpajakan telah ditaati sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
11 Untuk beban yang berhubungan dengan amortisasi/ penyusutan dari AK ANI
suatu asset, lakukan cross check dengan akun asset tersebut dilakukan
bersamaan pada saat memeriksa akun asset tersebut).
12 Untuk beban dan pendapatan lain-lain, yakinkan bahwa pendapatan AL ANI
dan beban tersebut benar-benar terjadi di luar operasi perusahaan.
Selain itu yakinkan juga bahwa semua beban dan pendapatan tersebut
telah dibukukan dan dilakukan pisah batas yang tepat.
13 Perhatikan hal-hal apakah yang perlu diungkapkan dalamlaporan AM ANI
akuntan, telah diperoleh informasi yang memadai.
14 Buat daftar koreksi serta saran perbaikan yang diperlukan untuk pihak AN ANI
manajemen yang merupakan salah satu patokan dalam menilai mutu
audit.
15 Tulis kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan yang informative AO ANI
pada setiap kertas kerja pemeriksaan.

KLIEN: DIBUAT DIPERIKSA INDEKS


PT MENTARI ANI ADIKA -
SKEDUL: TANGGAL TANGGAL PERIODE
PENDAPATAN DAN 2/1/2018 31/1/18 31/12/17
BEBAN
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta. Salamba Empat.

Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.


2004.

Greuning, Hennie V. 2006. International Financial Reporting Standards: A Practical Guide.


Washington: The World Bank.

Hendriksen, Eldon S. 1997. Accounting Theory. Jakarta: Erlangga.


Kieso, dkk 2009, Intermediate Accounting Jilid Satu, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai