Silakan jawaban soal review ini ditulis tangan pada kertas, kemudian disimpan dalam format
pdf dan dikumpulkan melalui GCR maskimum hari minggu 18 April 2021 jam 23
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset, atau dibayarkan
untuk mengalihan liabilitas, dalam transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran. Nilai wajar mencerminkan perspektif pelaku pasar—pelaku di
pasar di mana entitas memiliki akses. Aset atau liabilitas diukur dengan menggunakan
asumsi yang sama dengan yang akan digunakan oleh pelaku pasar saat menentukan
harga aset atau liabilitas jika para pelaku pasar bertindak demi kepentingan ekonomik
terbaiknya.
Dalam beberapa kasus, nilai wajar dapat ditentukan secara langsung dengan
mengobservasi harga di pasar aktif. Dalam kasus lain, nilai wajar ditentukan secara
tidak langsung menggunakan teknik pengukuran, misalnya, teknik pengukuran
berdasarkan arus kas (lihat paragraf 6.91-6.95), yang mencerminkan seluruh faktor
berikut:
a) estimasi arus kas masa depan.
b) kemungkinan variasi dalam estimasi jumlah atau waktu arus kas masa depan
atas aset atau liabilitas yang diukur, yang disebabkan oleh ketidakpastian yang
melekat pada arus kas.
c) nilai waktu uang.
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada arus kas (premi
risiko atau diskon risiko). Harga untuk menanggung ketidakpastian tersebut
bergantung pada jangkauan ketidakpastian tersebut. Hal ini juga
mencerminkan fakta bahwa investor umumnya akan membayar lebih sedikit
untuk aset (dan umumnya mensyaratkan lebih banyak untuk mengambil alih
liabilitas) yang memiliki arus kas yang tidak pasti daripada untuk aset (atau
liabilitas) yang arus kasnya pasti.
e) faktor lain, misalnya, likuiditas, jika pelaku pasar akan mempertimbangkan
faktor dalam keadaan tersebut.
Faktor yang disebutkan dalam paragraf 6.14(b) dan 6.14(d) termasuk kemungkinan
bahwa pihak lawan dapat gagal untuk memenuhi liabilitasnya kepada entitas (risiko
kredit), atau bahwa entitas dapat gagal untuk memenuhi liabilitasnya (risiko kredit
sendiri).
Karena nilai wajar tidak diperoleh , bahkan sebagian, dari harga transaksi atau
peristiwa lain yang menimbulkan aset atau liabilitas, nilai wajar tidak ditambah dengan
biaya transaksi yang terjadi ketika memperoleh aset dan tidak dikurangi dengan biaya
transaksi yang terjadi ketika liabilitas tersebut terjadi atau diambil alih. Selain itu, nilai
wajar tidak mencerminkan biaya transaksi yang akan terjadi pada pelepasan akhir aset
atau saat mengalihkan atau menyelesaikan liabilitas.
Contoh Sedangkan, apabila PT ABC menggunakan metode Fair Value, maka PT ABC
akan melihat bagaimana kondisi nilai pasar saat itu, misalnya sparepart kendaraan
tersebut sudah tidak diproduksi lagi atau langka, sehingga PT ABC tidak bisa menjual
dengan harga Rp 120.000.000, melainkan Rp 100.000.000 dengan mengacu kepada
bagaimana keadaan sparepart kendaraan yang sudah langka.
1. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
Perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan prinsip transparansi adalah pengungkapan informasi oleh
Perusahaan dilakukan dengan:
a) Mematuhi Anggaran Dasar, peraturan perundang- undangan yang
berlaku, Peraturan Perusahaan dan prinsip-prinsip GCG.
b) Menyediakan informasi baik informasi yang wajib, sukarela tetapi menjadi
nilai tambah bagi Perusahaan dan tidak mengurangi kewajiban
Perusahaan untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan kepada Pemegang
Saham dan stakeholders secara akurat dan tepat waktu, serta mudah
diakses sesuai dengan batasan yang ditetapka Perusahaan.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ Perseroan maupun pegawai sehingga pengelolaan perusahaan dapat
dilaksanakan secara efektif. Pada prinsip ini, terdapat 3 (tiga) jenis tingkatan
akuntabilitas dalam setiap aktivitas Perseroan, yang meliputi:
a) Akuntabilitas Individual
Akuntabilitas individual merujuk kepada hubungan akuntabilitas dalam
konteks atasan bawahan. Akuntabilitas berlaku kepada para pihak, baik
yang mempunyai wewenang maupun yang mendapatkan penugasan dari
pemegang wewenang (pelimpahan tugas). Pemegang wewenang
bertanggungjawab untuk memberikan arahan, bimbingan dan
sumberdaya yang diperlukan serta membantu menghilangkan kendala
yang dapat mempengaruhi kinerja. Pelaksana tugas bertanggungjawab
terhadap penyelesaian hasil atau sasaran atas penugasan dan atau
pelimpahan kewenangan yang diperolehnya. Dalam konteks ini kedua
belah pihak mempunyai akuntabilitas masing- masing.
b) Akuntabilitas Unit Kerja/Tim
Akuntabilitas Unit Kerja/Tim merujuk kepada adanya akuntabilitas yang
ditanggung bersama oleh suatu Unit Kerja/Tim atas pencapaian/tidak
tercapainya tugas yang diterima. Dalam hal Unit Kerja/Tim
menyampaikan laporan, maka harus dibedakan antara akuntabilitas
individu dan Unit Kerja/Tim.
c) Akuntabilitas Korporasi
Akuntabilitas korporasi merujuk kepada akuntabilitas Perusahaan. Dalam
menjalankan peranan sebagai entitas usaha, PT
SUCOFINDO bertanggungjawab atas aktivitas bisnis yang dijalankannya.
Setiap Organ Perusahaan dapat dimintai akuntabilitas masing-masing
sesuai tugas dan tanggungjawabnya dengan mengacu kepada peraturan
perundang-undangan, kebijakan Perusahaan, peraturan-peraturan
Perusahaan dan ketentuan lainnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan prinsip Akuntabilitas
adalah:
1. Menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing Insan
perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi Perusahaan termasuk
kebijakan yang mendukung pelaksanaan tugas dan kewajiban sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan tugas dan kewajiban untuk kepentingan Perusahaan baik
secara individu, unit kerja /tim dan korporasi. Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas berdasarkan ukuran kinerja yang telah ditetapkan
Perusahaan dengan tepat waktu.
3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah kesesuaian pengelolaan Perusahaan terhadap
peraturan perundang- undangan yang berlaku termasuk peraturan dan kebijakan
Perusahaan, dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pertanggungjawaban juga
diikuti dengan komitmen untuk menjalankan aktivitas bisnis sesuai dengan
standar etika (kode etik). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
prinsip pertanggungjawaban adalah menjadikan Perusahaan sebagai good
corporate citizen yang antara lain diwujudkan dengan:
4. Kemandirian
Kemandirian adalah suatu keadaan dimana Perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan atau pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan prinsip kemandirian adalah:
5. Kewajaran
Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian perundang-undangan,
kebijakan Perusahaan, peraturanperaturan Perusahaan dan ketentuan lainnya
serta prinsipprinsip korporasi yang sehat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan prinsip kewajaran adalah:
b. Apakah biaya penyusutan masa depan harus diukur dengan mengacu pada nilai
tercatat setelah dikurangi kerugian penurunan nilai.
Jawaban
Betul, karena pengakuan kerugian penurunan nilai telah mengurangi akumulasi
penyusutan yang diakui oleh perusahaan
4. PSAK 25
Draf laporan keuangan entitas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X7
telah disiapkan. Penelaahan akhir atas draf tersebut mengungkapkan penilaian yang
berlebihan dari persediaan penutupan sebesar Rp200.000 pada tanggal 31 Desember
20X6. Investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa pada 31 Desember 20X5 terjadi
overvaluasi sebesar Rp120.000. Sesuai dengan PSAK 25 Kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi dan kesalahan akuntansi, penyesuaian apa yang harus dilakukan
terhadap laba untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X6 yang disajikan
sebagai angka komparatif dalam laporan keuangan 20X7?
Jawaban
PSAK 25 Paragraf 5
Paragraf 42
entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan
dengan:
a) menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya yang
disajikan dimana kesalahan terjadi; atau
b) jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal,maka menyajikan
kembali saldo awal aset, liabilitas,dan ekuitas untuk periode sajian paling awal
sebelumnya.
Sehingga entitas dapat menyajikan kembali angka laba-rugi tahun 20X6 sebagai angka
komparatif di LK 20X7, dengan mengurangi sebesar 200.000 dan overvaluasi 20X5
akan dijadikan beginning balance untuk 20X6
5. SEWA
Apa yang membedakan sewa pembiayaan dengan sewa operasi
Jawaban
Sewa operasi:
Sewa Jangka Pendek
Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset dimiliki oleh pihak yang
menyewakan.
Tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa.
Pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan
Penyajian dalam laporan keuangan
Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi (off balance sheet)
Sewa Pembiayaan:
6. INSTRUMEN KEUANGAN
Bagaimana penyajian dan pengukuran instrument kewajiban atau instrument ekuitas
berdasar PSAK 50 dan 55 tentang instrument keuangan
Jawaban
Penyajian :
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,
atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan,dan instrumen ekuitas.
Ketika menentukan apakah instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas, dan
bukan merupakan liabilitas keuangan, maka instrumen tersebut merupakan
instrumen ekuitas jika :
instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual
jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas.
Pengukuran
a) Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajar
ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen yang diukur
dengan menggunakan nilai wajar.
b) Penghapusan (dererecognition) aset keuangan didasarkanatas kombinasi
“risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi atas risk and
reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer pengendalian
c) Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas keuangan
ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term) yang berbeda
dengan utang lama.
d) Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term dapat
menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.