Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 STATEMENT KEUANGAN
Laporan keuangan adalah output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Ini akan
menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Laporan keungan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan posisi keuangan disebut neraca, melaporkan aset, liabilitas, dan modal entitas pada
tanggal tertentu. Berikut merupakan hubungan yang mendasari laporan keuangan:
- Pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif mengakibatkan
perubahan dalam aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan.
- Laba bersih mengalir ke dalam laporan perubahan ekuitas dan mengakibatkan determining
- Saldo akhir tahun ekuitas memberikan konstribusi dalam laporan ekuitas sesuai dengan
jumlah pemegang saham bagian ekuitas
- Saldo akhir dari laba ditahan
- Saldo akhir kas dalam laporan arus kas
- Arus kas dari aktivitas operasi
- Aktivitas operasi yang mencerminkan arus kas positif dan negative dari perubahan aset
- Pembiayaan kegiatan dalam laporan arus kas
2.2 ASET
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
perusahaan biasanya memperoleh aset melalui pengeluaran berupa pembelian atau produksi
sendiri. Jika tidak adanya pengeluaran, tidak mengecualikan suatu barang/jasa memenuhi definisi
aset, misalnya barang/jasa yang telah didonasikan kepada perusahaan dapat dianggap sebagai
aset. Definisi aset memiliki tiga karakteristik utama yaitu,
1. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
2. Dikuasai oleh suatu unit usaha
3. Hasil dari transaksi masa lalu
Beberapa manfaat ekonomi aset di masa depan, misalnya aset dapat :

a. Digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual
oleh perusahaan
b. Dipertukarkan dengan aset lain
c. Digunakan untuk menyelesaikan liabilitas
d. Dibagikan kepada para pemilik perusahaan

Penilian aset dalam akuntansi adalah proses penentuan jumlah rupiah untuk menentukan makna
ekonomi dari suatu aktiva yang akan disajikan dalam neraca. Tujuan penilaian aset :

 Salah satu langkah dalam pengukuran laba


 Salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan
 Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai pelaporan keuangan
 Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian untuk kepentingan
manajemen.

Penilaian aset

Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu pos aset pada
saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada tanggal tertentu. Tujuan
penilaian aset adalah mempresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan
keuangan dengan menggunakan basis yang sesuai. Penilaian dapat didasarkan pada nilai
masukan atau keluaran bergantung pada tujuan menreprsentasi aset. Sedangkan tujuan pelaporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam
menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. FASB
mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar
penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:

a. Historical cost
Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas
dasar cost, historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperolehnya. cost historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah
didepresiasi atau diamortisasi.
b. Current (replacement) cost (biaya pengganti)

Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau aset tertentu diperoleh sekarang. Biaya
penggantian dapat berfluktuasi, tergantung pada faktor-faktor seperti nilai pasar komponen yang
digunakan untuk merekonstruksi atau membeli kembali aset dan biaya yang terkait dengan
penyiapan aset untuk digunakan. Perusahaan asuransi secara rutin menggunakan biaya
penggantian untuk menentukan nilai barang yang diasuransikan. Biaya penggantian juga
digunakan secara ritual oleh akuntan, yang mengandalkan penyusutan untuk membebankan
biaya aset selama masa manfaatnya. Praktik menghitung biaya penggantian dikenal sebagai
“penilaian penggantian”.

c. Current market value

Market value juga adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan market capitalization
atau kapitalisasi pasar dari sebuah perusahaan publik. Beberapa jenis investasi dalam surat
berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang
normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk aset yang
kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.

d. Net realizable value

Nilai realisasi bersih, atau net realizable value (NRV), adalah jumlah uang tunai yang
diharapkan diterima oleh perusahaan berdasarkan penjualan atau pelepasan suatu barang setelah
dikurangi biaya terkait. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan
sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima (tanpa
didiskon) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (biaya) yang diperlukan untuk
mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya biaya yang mungkin diperlukan untuk
mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan dan kewajiban aset biasanya ditentukan dalam standar akuntansi yang mengatur
tiap pos aset. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan
masalah apakah suatu cost atau jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi, kejadian, atau
keadaan tertentu dapat diasetkan.

KONSEP PENILAIAN SUATU ASET

1. Nilai Likuidasi (Liquidity Value) Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aktiva atau
sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi operasionalnya.
2. Nilai berkesinambungan (Going Concern Value) Sejumlah uang yang dapat direalisasikan
jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis operasi yang berkesinambungan.
3. Nilai buku dari aktiva (Book Value) Nilai akuntansi dari aktiva dikurangi akumulasi
penyusutan. Terdapat dua jenis nilai buku, yaitu:
 Nilai buku dari perusahaan
Total aktiva perusahaan dikurangi kewajiban dan saham preferen yang tertera dalam
neraca
 Nilai pasar dari aktiva
Harga pasar dimana aktiva diperdagangkan pada dasar pasar bebas. Bagi perusahaan,
nilai pasar terkadang dipandang sebagai nilai tertinggi dibandingkan nilai likuiditas atau
nilai berkesinambungan. 4.
4. Nilai intrinsik sekuritas Harga sekuritas yang seharusnya, jika dihargai secara benar
berdasarkan faktor-faktor penunjang penilaian aktiva, pendapatan, prospek masa depan,
manajemen, dll atau berdasarkan fakta - fakta yaitu nilai sekarang (Present Value) dari arus
kas yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang
ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya.

2.3 LIABILITAS
Liabilitas adalah kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaian
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi. Ada dua komponen utama, yaitu :
1. Adanya kewajiban sekarang dalam bentuk pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang
dari penyerahan barang/jasa
2. Berasal dari transaksi/peristiwa masa lalu

Pengakuan

Kewajiban dapat diakuai atas dasar kriteria pengakuan yaitu : definisi, keterukuran, keterandalan,
dan keberpautan. Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan adalah prosedur aplikasi untuk
menandai bahwa kewajiban telah mengikat. Sehingga suatu kewajiban dapat dibukukan (dicatat).
empat kaidah pengakuan untuk menunjukkan pengakuan kewajiban yaitu :

- Ketersediaan Dasar Hukum

Dalam hal ini, Faktur pembelian (invoice) dan tanda penerimaan barang (receiving report)
adalah dasar hukum yang cukup menyakinkan untuk mengakui kewajiban. Jadi, kaidah ini
tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif adanya
keharusan konstruktif atau demi keadilan.

- Penerapan Konsep Dasar Konservatisme

Prinsip Konservatisme Prinsip konservatisme adalah konsep yang mengakui beban dan
kewajiban sesegera mungkin meskipun ada ketidakpastian tentang hasilnya, namun hanya
mengakui pendapatan dan aset ketika sudah yakin akan diterima. Contohnya kewajiban jaminan
suku cadang sudah dapat diakui meskipun belum terjadi.

- Substansi Ekonomi Transaksi

Kewajiban dapat atau bahkan harus diakui jika secara substantif sewa guna tersebut sebenarnya
adalah pembelian angsuran. Contohnya Utang sewa guna (lease obligations) dapat diakui pada
saat transaksi meskipun tidak ada transfer hak milik dalam transaksi sewa guna tersebut.

- Keterukuran Nilai

Keterukuran nilai kewajiban maksudnya adalah kewajiban tersebut datang secara pasti dan nilai
rupiahnya dapat diukur.
Pengukuran

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran:

 Kewajiban dalam pembelian kredit. Dalam pembelian aset pengukuran yang objektif adalah
kos tunai atau kos tunai implisit. Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset.
 Diskon atau premium utang obligasi, Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan bunga
periodik pengukuran yang tepat adalah kos tunai implisit.
 Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurang nilai nominal dalam obligasi di neraca.
 Premium obligasi apabila belum diamortisasi merupakan utang.
 Kewajiban moneter dan non moneter. Kewajiban sendiri dapat bersifat moneter maupun non
moneter.
 Kewajiban moneter merupakan kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa yang
akan datang berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat yang pasti.
 Kewajiban non moneter Kewajiban non moneter adalah kewajiban untuk menyediakan barang
dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan
pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut

Penilaian

Penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara
terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai
kewajiban akan makin mendekati nilai nominal kewajiban. Dengan kata lain, penilaian adalah
penentuan nilai sekarang kewajiban. Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan
jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
Dengan kata lain, penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Untuk kewajiban
moneter, nilai sekarangnya biasanya ditentukan atas dasar aliran kas keluar dimasa dtang
didiskonan dengan tingkat bunga pasar sebagai tarif diskon. Dasar penilaian kewajiban:

 Harga pasar sekarang : berbagai kewajiban yang melibatkan komoditas dan surat-surat
berharga.
 Nilai Pelunasan Neto : berbagai kewajiban yang melibatkan jumlah rupiah yang cukup pasti
tetapi waktu pelunasannya tidak cukup pasti.
 Nilai Diskonan Aliran Kas Masa Datang : kewajiban moneter jangka panjang jumlah rupiah
maupun saat pembayaran cukup pasti.

Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

a. Pembayaran kas
b. Penyerahan aset lain
c. Pemberian jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas

2.4 EKUITAS
Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Jumlah
ekuitas yang ditampilakn dalam laporan posisi keuangan tergantung pada pengukuran aset dan
liabilitas. Ada dua karakteristik ekuitas :
1. Ekuitas sama dengan aset neto, selisih antara aset perusahaan dengan utang perusahaan
2. Ekuitas dapat bertambah/berkurang karena kenaikan/penurunan aset neto baik yang berasal
dari sumber bukan pemilik maupun investasi
Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam
akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Teori ini membahas
pihak yang dianggap paling dominan dan menjadi sudut pandang dalam pelaporan keuangan.
Pemakaian sudut pandang yang berbeda dapat menghasilkan format laporan keuangan yang
berbeda pula.
 Teori proprietary
Konsep ini mengganggap bahwa entity sebagai agen, perwakilan dari pengusaha atau pemilik,
sehingga proprietor/ pemilik merupakan pusat perhatian yang akan dilayani oleh informasi akuntansi.
Intinya teori yang memusatkan perhatian kepada pemilik. Pemilik memiliki aset sekaligus
mempunyai kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi
dengan kewajiban perusahaan. Teori ini cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan
perorangan dan firma karena ada hubungan personal antara menejemen dengan pemilik
perusahaan.
 Teori ekuitas
Entity dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menanamkan
modal ke dalam perusahaan dan unit usaha itulah yang menjadi pusat perhatian yang harus
dilayani, bukan pemilik. Muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori propietary,
terdapat pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan. Dengan
demikian, transaksi/kejadian yang dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi yang
melibatkan perusahaan. Perusahaan dianggap bertindak atas nama dan kepentingannya sendiri
terpisah dari pemilik. Persamaan akuntansinya

Asset = Liabilities+ Stockholder’s Equity

Teori entitas cocok diterapkan untuk organisasi yang berbentuk perseroan terbatas,tetapi juga
relevan untuk perusahaan lain yang memiliki eksistensi yang terpisah dari individu pemilik.

 Teori ekuitas residual


Teori Ekuitas menyatakan bahwa ekuitas residual merupakan salah satu jenis ekuitas dalam
kerangka teori entitas. Pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang

ekuitas lainnya, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik . Yang menjadi perhatian
adalah residual equity dari pemegang saham biasa(Common Stock) bukan semua pemilik.
Tujuan teori ini dalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa
dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Persamaan akuntansinya

Asset - Liabilities- Preferent Equities =Residual Equity

 Teori enterprise
Dalam teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung berkepentingan dengan perusahaan. Perusahaan dipandang sebagai
lembaga sosial yang dioperasikan dalam rangka memberikan manfaat bagi banyak pihak yang
berkepentingan (pemegang saham, kreditur, pegawai, dll). Teori ini cocok diterapkan untuk
perusahaan skala besar, modern, dan memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan pengaruh
secara keseluruhan.
 Teori dana

Teori dana memandang unit usaha terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) dan kewajiban yang
ditetapkan sebagai pembatasan2 terhadap penggunaan aset atau fund tersebut. Teori dana ini
terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba.

 Commander Theory
Teori yang menjadikan Commander atau mereka yang memiliki kekuatan atau wewenang untuk
melakukan kontrol ekonomis atas resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga. Penekanan
informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau stewardship. Teori pengendalian
lebih mengarah pada manajemen perusahaan memperoleh informasi untuk pengambilan
keputusan.
 Teori investor
Teori yang memusatkan perhatiannya pada investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik
specific equities (kreditor) dan residual equities (pemegang saham). Teori ini hampir sama
dengan residual equity teori, yang membedakannya adalah residual equity teori hanya
memusatkan pada pemegang saham biasa. Sedangkan teori ini yang menjadi perhatiannya adalah
pemegang saham dan kreditur, pemegang saham disini meliputi pemegang saham preferen dan
pemegang saham biasa. Teori ini bertujuan untuk memberikan informasindan pengukuran
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dimasa yang akan datang.

2.5 PENDAPATAN
Pada dasarnya, pengertian pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat ditelusuri dari dua sudut
pandang yaitu :
1) Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus kas masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari
kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2) Konsep pendapatan yang memusatkan kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran
konsumen atau produsen lainnya. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of
good and service.
Pengertian pendapatan menurut M. Munandar yaitu suatu pertambahan aset yang
mengakibatkan bertambahnya owner’s equity, tetapi bukan karena penambahan modal dari
pemiliknya dan bukan pula pertambahan aset oleh bertambahnya liabilities. Pengertian
pendapatn menurut M. Munandar ini hampir sama dengan pengertian pendapatan menurut ilmu
ekonomi.
Sementara itu, pendapatan menurut Zaki Baridwan yaitu aliran masuk atau kenaikan lain
aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode
yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain
yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Pendapatan menurut Zaki Baridwan ini hampir
sama dengan pengertian pendapatan menurut ilmu akuntansi.

Klasifikasi pendapatan

Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Pendapatan Operasional
Pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode
tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan perusahaan yang berhubungan
langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan sifatnya
normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama
perusahaan melangsungkan kegiatannya.

Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha
yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan
yang bersumber dari penjualan.Penjualan ini berupa penjualan barang dan jasa yang menjadi
objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan.

Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk :

a. Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun jasa
sebelum dikurangi dengan berbagai potongan- potongan atau pengurangan lainnya untuk
dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya.

b. Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau
dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang menjadi hak pihak pembeli.

Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu:

a. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan


sendiri oleh perusahaan tersebut.

b. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya

hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.

c. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor.

Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Penjualan Barang dalam hal ini meliputi barang yang diproduksi

perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagangan
yang dibeli pengecer atau tanah dan property lain yang dibeli untuk dijual kembali.

b. Penjualan Jasa, biasayanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah
disepakati untuk dilaksanakan.

2) Pendapatan non operasional

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari
kegiatan operasional utama perusahaan. Adapun jenis dari pendapatan ini dapat dibedakan
sebagai berikut:

a. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh
pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalty dan lain-lain.

b. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi.
Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud.

2.6 BEBAN
Secara dasar hukum definisi beban menurut PMK Nomor 234 Tahun 2020, adalah manfaat
ekonomi yang menurun atau potensi jasa atau biaya yang timbul akibat dari transaksi yang
dilakukan pada masa periode pelaporan seperti mengonsumsi aset, melakukan pengeluaran atau
timbulnya kewajiban, di mana berdampak pada penurunan ekuitas. definisi biaya menurut
Standar Akuntansi Keuangan adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Jadi beban dan biaya sama-sama berhubungan dengan berkurangnya arus kas tetapi yang
membedakannya adalah beban tidak bersangkutan dengan penanam modal, sedangkan biaya
sangat berkaitan erat dengan penanam modal.
Beberapa ahli akuntansi mencoba menjabarkan definisi beban yang dituangkan melalui tulisan
ataupun hasil penelitian :
 Sodikin dan Riyono (2012), mengartikan beban sebagai kas keluar atau pengurangan nilai aset
atau terjadinya kewajiban yang dapat menurunkan ekuitas dan tidak berhubungan dengan
pembagian kepada penanam modal.
 Hanafi dan Halim (2009) juga menyatakan bahwa beban operasional adalah keluarnya aset
atau pemanfaatan aset baik yang dimanfaatkan sendiri maupun pihak lain atau timbulnya utang
selama periode pelaporan di mana sebagai dampak dari aktivitas operasi pokok perusahaan.
 Kieso et.al (2016), beban adalah kegiatan menggunakan aset atau melakukan perjanjian utang
guna memperlancar kegiatan operasional sebuah organisasi.
Berdasarkan definisi beban menurut dasar hukum dan para ahli di atas, secara garis besar
beban adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat berupa aset fisik atau jasa yang menurunkan
ekuitas. Beban mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan atau dianggarkan agar pelaksanaan
atas operasi suatu perusahaan atau entitas pemerintah dapat berjalan dengan lancar.

Pengakuan Beban
a. Adanya konsumsi aset
Konsumsi aset yaitu pemakaian sumber daya berupa aset kas maupun non kas untuk
dibayarkan kepada pihak ketiga atau pihak yang berhak menerima tanpa menimbulkan
kewajiban terdahulu. Contoh transaksi yang diakui adanya konsumsi aset, diantaranya
pemanfaatan persediaan untuk pemenuhan kebutuhan pelaksanaan operasi entitas selama satu
tahun berjalan, pembayaran subsidi maupun hibah, pembayaran atas gaji pegawai untuk jangka
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, dan membayar kebutuhan terkait perjalanan dinas
kepada pegawai yang bersangkutan.
b. Munculnya kewajiban
Kewajiban identik muncul ketika terjadi perpindahan hak dari pihak di luar pemerintah ke
pihak pemerintah tetapi tidak diikuti pengeluaran uang dari kas umum negara atau belum ada
pembayaran secara kas. Atas perpindahan hak tersebut, maka pemerintah akan menerima
manfaat ekonomi. Selain itu, kewajiban juga terjadi ketika ada sebuah perjanjian yang mengikat
pemerintah dengan pihak yang bersangkutan yang dapat berbentuk kontrak tertulis maupun
tidak. Contoh transaksi yang memunculkan kewajiban adalah ketika pemerintah menerima
tagihan pembayaran air dari PT. PDAM atas pemakaian air saat bulan berkenaan.
c. Adanya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa timbul saat adanya pemanfaatan aset dalam
rangka pelaksanaan kegiatan operasi pemerintah yang menyebabkan nilai aset tersebut turun.
Contohnya dapat berupa penyusutan dan amortisasi, serta penyisihan piutang tak tertagih.
Apabila salah satu transaksi di atas atau kombinasi ketiganya terjadi, maka saat itulah dapat
diakui beban dan dilakukan pencatatan menurut jenis beban yang bersangkutan.

2.7 KERUNCINGAN KURVA

Kurtosis/keruncingan adalah derajat kepuncakan suatu distribusi, biasanya diambil relative


terhadap distribusi normal. Ukuran keruncingan adalah suatu besaran yang digunakan untuk
menentukan apakah sekumpulan data derajat kepuncakan leptokutik (lancip), nominal, atau
platikurtik (tumpul).

Di bidang keuangan, kurtosis digunakan sebagai ukuran risiko keuangan. Kurtosis besar
dikaitkan dengan tingkat risiko investasi yang tinggi karena ini menunjukkan bahwa ada
probabilitas tinggi pengembalian yang sangat besar dan sangat kecil. Di sisi lain, kurtosis kecil
menandakan tingkat risiko yang moderat karena probabilitas pengembalian ekstrim
relativerendah.
a. Mesokurtic
Data yang mengikuti distribusi mesokurtic menunjukkan kelebihan kurtosis no atau
mendekati nol. Ini berarti bahwa jika data mengikuti distribusi normal, itu mengikuti distribusi
mesokurtic.
b. Leptokurtic
Leptokurtic menunjukkan kelebihan kurtosis. Distribusi leptokurtic menunjukkan ekor yang
berat di kedua sisi, emnunjukkan bahwa pengembalian investasi cenderung rentan terhadap nilai
ekstrem di kedua sisi. Oleh karena itu, investasi yang pengembaliannya mengikuti distribusi
leptokurtic dianggap berisiko.
c. Platikurtik
Distribusi platikurtik menunjukkan kelebihan kurtosis. Kurtosis menunjukkan distribusi
dengan ekor rata. Ekor datar menunjukkan outlier kecil dalam suatu distribusi. Dalam konteks
keuangan, distribusi platykurtic dari pengembalian investasi diinginkan untuk investor karena
ada kemungkinan kecil bahwa investasi akan mengalami pengembalian ekstrem.
DAFTAR PUSTAKA

Arfan, Ikhsan dan Herkulanus, Bambang Suprasto. 2008. Teori Akuntansi dan Riset Multi
Paradigma. Yogyakarta: Graha Ilmu

Indrawati, Novita. 2016. Teori Akuntansi Edisi IFRS. Pekanbaru: Jurusan Akuntansi FE UR
2016

Anda mungkin juga menyukai