Anda di halaman 1dari 7

Akuntansi Kewajiban

1. Menjelaskan mengenai kewajiban


Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang
cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha
untuk mentransfer aset atau menyediakan menyerahkan jasa kepada
kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu. Secara umum dapat dikatakan bahwa kewajiban mempunyai tiga
karakteristik utama yaitu: (a) pengorbanan manfaat ekonomik, (b)
keharusan sekarang untuk mentransfer aset, dan (e) timbul akibat transaksi
masa lalu.

2. Menjelaskan Pengakuan, pengukuran dan penilaian kewajiban


a. Pengakuan : Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan
telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi.
Mengikatnya suatu keharusan harus dievaluasi atas dasar kaidah
pengakuan (recognition rules), kriteria pengakuan lebih berkaitan
dengan pedoman umum dalam rangka memenuhi karakteristik
kualitatif informasi sehingga elemen statemen keuangan hanya dapat
diakui bila kriteria definisi, keberpautan, keterandalan, dan
keterukuran dipenuhi.
b. Pengukuran : pengukur yang paling objektif untuk menentuka kos
kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan
(measured considerations) dalam transaksi-transaksi tersebut dan
bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang
c. Penilaian : Kalau pengukuran mengacu pada penentuan nilai
keharusan sekarang (the value of current obligation) pada saat
terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan
sekarang pada setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai
dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai
kewajiban akan makin mendekati nilai nominal (face value)
kewajiban. Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah
penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat
tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan kata lain, penilaian adalah
penentuan nilai sekarang kewajiban.
3. Menjelaskan pelunasan dan penyajian kewajiban
a. Pelunasaan : Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang segaja dilakukan
oleh kesatuan usaha untuk memenuhi (to satisfy) kewajiban pada saatnya
dan dalam kondisi normal usaha (in due course of business) sehingga
bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya merupakan pemenuhan
secara langsung kepada pihak yang berpiutang. Pelunasan menjadikan
kewajiban tersebut hapus, tiada, atau lenyap (extinguished) secara
langsung (kewajiban langsung didebit).
b. Penyajian : Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar
urutan kelancarannya sejalan dengan penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal
39) menggariskan bahwa aset lancer disajikan urut menurut urutan
likuidiats sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo, Ini
berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada
kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan PSAK No. I
menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi criteria
sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang

Akuntansi Pendapatan
1. Menjelaskan pengakuan pendapatan dan pembentukan pendapatan
a. Pengakuan : Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi
ke dalam sistem akun- tansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam
statemen keuangan. pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa
yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima.
Dengan demikian, suatu jumlah yang memenuhi definisi pendapatan
tidak dengan sendirinya jumlah tersebut diakui (dicatat secara resmi)
sebagai pendapatan.
b. Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu
timbul atau menjadi ada. Dengan kata lain, apakah pendapatan itu
timbul karena kegiatan produktif atau karena kejadian tertentu
(misalnya penjualan). Konsep pembentukan pendapatan menyatakan
bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak (to be earned)
bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses
berlangsung- nya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi
tertentu. Dengan kata lain, sebelum penjualan terjadi, pendapatan
dianggap sudah terbentuk seiring dengan berjalannya operasi
perusahaan.
2. Menjelaskan realisasi pendapatan dan kriteria pengakuan pendapatan
a. Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau
terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak
independen (pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali.
b. Kriteria pengakuan pendapatan 1. Terrealisasi atau cukup pasti
terrealisasi 2. Terbentuk/terhak

Akuntansi Biaya
1. Menjelaskan Pengertian Biaya, Pengakuan Biaya
Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset
dan juga rugi (loss). Biaya (cost) adalah nilai kas atau ekuivalen kas yang
digunakan untuk barang atau jasa yang diperkirakan untuk membawa
manfaat di masa sekarang atau masa depan pada organisasi
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan
menyangkut masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa
yang harus dipenuhi agar penurunan nilai aset yang memenuhi definisi
biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan (recognition
rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa
kriteria pengakuan telah dipenuhi. Kriteria pengakuan biaya 1. Konsumsi
manfaat 2. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang

2. Menjelaskan Proses dan Konsep Penandingan


Proses penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara mengukur
atau menakar dahulu pendapatan untuk suatu perioda dan barulah
kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Konsep atau prinsip penandingan adalah dasar pemikiran untuk
menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang & hasilkan
bermakna.
3. Menjelaskan Basis Asosiasi
Asosiasi Sebab dan Akibat
konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya
dalam rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada
hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, basis
penandingan yang paling masuk akal adalah sebab-akibat walaupun basis
ini lebih merupakan asumsi daripada kenyataan karena dalam banyak hal
sulit untuk dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya menyebabkan
pendapatan
4. Menjelaskan Penandingan dan pos biaya sediaan

Akuntansi Laba
1. Menjelaskan tujuan pelaporan laba
a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of return
on invested capital).
b. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
public
f. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
i. Dasar pembagian dividen.
2. Menjelaskan konsep laba konvensional, dan konsep laba dalam tataran
semantik
a. laba konvensional
 Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga
laba tesebut secara intuitif dan ekonomik bermakna.
 Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang
saham biasa atau residual.
 Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) sebagai pedoman
pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya
ketaktaatasasan (inkonsistensi) antarperusahaan
 Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara
umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan
harga."
 Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan
kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat
atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum
menjadi tuntutan yang mendesak
b. Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna
apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau
elemen laba sehingga laba bermanfaat (useful) dan bermakna
(meaningful) sebagai informasi. Pada tataran ini, teori berusaha untuk
menjawab pertanyaan apakah yang harus direpresentasi oleh laba.
Seperti teori tentang aset, realitas atau kegiatan entitas apa yang harus
direpresentasi oleh angka laba. Makna yang dikandung dalam laba
akhirnya harus diinterpretasi oleh pemakai. Ada 3 pemaknaan konsep
laba dalam tataran semantic yaitu pengukuran kinerja, konfirmasi
harapan investor dan estimator laba ekonomik.
3. Menjelaskan konsep laba dalam tataran sintaktik
Pada tataran sintaktik atau lebih jelasnya adalah secara struktur, konsep
laba digambarkan dalam prosedur akuntansi sebagai hasil penandingan
(matching) antara penghasilan dan beban. Konsep ini dirasionalkan dalam
bentuk standar dan prosedur akuntansi yang objektif sehingga angka laba
dapat diukur dan disajikan dalam laporan keuangan.
4. Menjelaskan konsep laba dalam tataran pragmatic
Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk
menentuka apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi
perilaku sebagaimana diarah. Pragmatik memusatkan perhatiannya pada
pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi
akuntansi. Informasi diharapkan mempunyai pengaruh kalau informasi
tersebut benar-benar digunakan oleh para pemakai karena menurut
persepsi pemakai (atau model pengambilan keputusannya) informasi
tersebut mempunyai manfaat, kualitas, atau nilai informasi.

5. Makna laba Laba dapat didefenisikan secara umum: “laba adalah


tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan capital
dalam satu periode yang berasal dalam kegiatan produktif dalam arti yang
luas yang dapat dikonsumsi atau ditolak oleh entitas tanpa mengurangi
kemampuan ekonomik mula mula.”
Ekuitas
1. Menjelaskan komponen ekuitas pemegang saham
a. Modal setoran
b. Modal bentukan atau laba ditahan
2. Menjelaskan tujuan penyajian ekuitas
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham
adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang
efisiensi dan kepengurusan (stewardship)manajemen.
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat
dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai
statemen keuangan
3. Menjelaskan Pembedaan modal setoran dan laba ditahan
a. Modal Setoran: Modal setoran, juga dikenal sebagai modal disetor atau
modal saham, merujuk pada jumlah uang yang diinvestasikan oleh
pemilik atau pemegang saham perusahaan pada saat pendirian
perusahaan atau selama penawaran umum perdana (IPO). Modal
setoran ini menjadi bagian dari struktur modal perusahaan dan
mencerminkan kontribusi pemilik atau pemegang saham dalam bentuk
uang tunai, aset, atau properti lainnya. Modal setoran merupakan
sumber dana awal perusahaan yang digunakan untuk memulai
operasional dan membiayai kegiatan bisnis.
b. Laba Ditahan: Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan
yang tidak dibagikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam
bentuk dividen. Sebagai gantinya, laba tersebut ditahan oleh
perusahaan untuk digunakan kembali dalam kegiatan operasional atau
investasi masa depan. Laba ditahan mencerminkan akumulasi laba
yang dihasilkan oleh perusahaan sejak awal pendirian dan dapat
digunakan untuk memperkuat struktur modal, membiayai ekspansi
bisnis, membayar hutang, atau sebagai cadangan keuangan.
4. Menjelaskan Modal Setoran Lain
Akuntansi Sosial Ekonomi
1. Menjelaskan pendorong dan Timbulnya Akuntansi Sosial Ekonomi
Literatur dalam ilmu sosial, ilmu sosiologi, dan khususnya kegiatan-kegi-
atan sosial merupakan saksi dan penyebab yang mendorong timbulnya
SEA. Seperti perubahan sikap para ahli dan pengambil keputusan terhadap
peranan bisnis dan unit pemerintahan dalam kaitannya dengan efek sosial
yang ditimbulkannya. Adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada
kesejahteraan individu ke arah kesejateraan sosial. Kecenderungan yang
bergerak dari kegiatan mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa melihat
efek sampingnya ke arah mencari laba yang berwawasan lingkungan.
Timbulnya Kementerian atau departemen (unit) pemerintahan yang
mengurus lingkungan hidup, juga sejalan dengan kemunculan SEA.
2. Menjelaskan konsep Akuntansi Sosial Ekonomi
Konsep pengukuran, penilaian dalam SEA ini masih dalam proses
pembahasan para ahli. Dan FSAB sendiri pun belum mengambil sikap
yang tegas dalam persoalan ini. Namun SEA, khususnya tentang polusi
telah mewajibkan perusahaan untuk menyajikan pengungkapan. Di pihak
lain AAA, AICPA telah membentuk komite dan telah mengeluarkan
laporan yang lumayan lengkap tentang SEA. Di USA kantor akuntan Ernst
& Ernst telah melakukan penelitian sejak 1971 tentang keterlibatan sosial
perusahaan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan.
Beberapa hal yang diungkapkan adalah sebagai berikut.
 
• Lingkungan
• Energi
• Praktik usaha yang fair
• Sumber tenaga manusia
• Keterlibatan terhadap masyarakat
• Produksi

3. Menjelaskan keterlibatan perusahaan dalam Akuntansi Sosial Ekonomi


Model klasik, model manajemen, model lingkungan sosial dan ke arah
eksistensi etika dan tanggung jawab sosial perusahaan
4. Menjelaskan Pro-kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Persoalan apakah perusahaan perlu mempunyai tanggung jawab sosial atau
tidak, masih terus merupakan perdebatan ilmiah. Masing-masing
mengemukakan pendapat dan dukungannya dan mengklaim bahwa
idenyalah yang benar. Berikut ini adalah alasan para pendukung agar
perusahaan memilikietika dan tanggung jawab sosial.
● Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan
masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini
sangat menguntungkan perusahaan.
● Keterlibatan sosial mungkin akan memengaruhi perbaikan lingku- ngan,
masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.
● Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati
langganan, simpati karyawan, investor, dan lain-lain.
● Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.
Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan.
Sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat
menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.
● Dapat menunjukkan respons positif perusahaan terhadap norma dan nilai
yang berlaku dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masyarakat.

Akuntansi Sumber Daya Manusia


1. Menjelaskan manajemen akuntansi Sumber Daya Manusia
Tujuan utama akuntansi sumber daya manusia untuk membantu para manajer
perusahaan dalam mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi sumber daya
manusia. Hal ini semakin penting terutama dalam dunia bisnis yang semakin
kompetitif sehingga diperlukan management strategy yang tepat dalam
mengelola SDM ini. Untuk mengelola SDM secara baik, diperlukan informasi
tentang SDM yang akurat dan relevan. Akuntansi SDM memberikan informasi
kuantitatif maupun kualitatif kepada manajemen mengenai pemenuhan,
pengembangan, pengalokasian, kapitalisasi, evaluasi, dan penghargaan atas
sumber daya manusia. Dalam kaitan inilah diperlukan pengukuran mengenai
biaya dan nilai sumber daya manusia.
2. Menjelaskan perkembangan akuntansi Sumber Daya manusia
3. Menjelaskan pengukuran nilai Sumber Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai