Kuis Moneter Dan Kebijakan Fiskal
Kuis Moneter Dan Kebijakan Fiskal
Kuis Moneter Dan Kebijakan Fiskal
Inflasi pada dasarnya merupakan indikator, dari perubahan yang terjadi karena
harga-harga barang yang terus meningkat, atau turunnya nilai uang. Inflasi dalam
suatu negara perlu dikontrol. Jika tidak, akan terjadi ketidakseimbangan ekonomi
yang mengancam stabilitas negara.
Umumnya, inflasi dapat terjadi karena empat faktor. Keempat faktor tersebut
adalah tingginya permintaan, bertambahnya uang yang beredar, kenaikan biaya
produksi, serta adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Sekilas dari penjelasan tersebut, uang elektronik tak dapat disebut menjadi
penyebab inflasi secara langsung,
Uang elektronik sebenarnya termasuk dalam kategori uang giral. Jumlah uang yang
beredar di masyarakat tidak akan terpengaruh oleh uang elektronik apabila ada
regulasi yang baik dari pemerintah. Karena regulasi yang baik akan mencegah
adanya penurunan atau peningkatan nilai barang yang dibeli dengan uang
elektronik.
Meskipun sekilas sama saja dengan uang tunai, faktanya e-money cenderung
membuat orang mudah melakukan transaksi. Tanpa perlu membawa uang banyak
atau takut kehabisan uang tunai, kini orang bisa berbelanja dengan hanya melalui
e-wallet. Ini tentu meningkatkan kecepatan perputaran uang.
Jika dulu untuk belanja lewat marketplace orang harus melakukan transfer di atm,
sekarang Anda bisa melakukannya dimanapun, lewat e-money. Apalagi banyak e-
money yang menerapkan bebas biaya administrasi untuk transfer ke rekening
bank. Jadi, penjual dan pembeli barang via online akan semakin mudah dalam
melakukan transaksi, meski hanya senilai Rp10.000,00 saja.
4. Dampak Uang Elektronik Terhadap Permintaan Uang Tunai
Dampak Positif
Bagi pengguna uang elektronik, akan banyak efisiensi yang dilakukan. Misalnya
waktu tunggu untuk menghitung uang tunai, waktu untuk menghitung kembalian,
dan sebagainya. Selain itu, saat akan bepergian semuanya bisa lebih praktis, tanpa
membawa banyak uang tunai. Kadang, tersedia diskon dan potongan khusus bagi
pengguna uang elektronik.
Bagi perekonomian nasional, tentu uang elektronik membawa dampak yang baik.
Dengan proses transaksi yang semakin cepat dan mudah, tingkat konsumsi
masyarakat akan naik. Perputaran uang semakin cepat dan memicu perkembangan
sektor riil. Semakin banyak usaha di sektor riil yang menarik investor.
Dampak Negatif
Kebijakan moneter yang stabil dan berdampak baik pada kondisi ekonomi negara
merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai. Untuk mengetahui kestabilan
keuangan dan keberhasilan dalam melaksanakan kebijakan tersebut, ada beberapa
hal yang perlu disediakan untuk mengukur keberhasilan tujuan kebijakan tersebut.
Beberapa Instrumen kebijakan moneter tersebut antara lain:
Merupakan instrumen kebijakan moneter yang diambil oleh bank Sentral dengan
menambah atau mengurangi peredaran jumlah uang.
b. Kebijakan Diskonto
Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral
kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral
meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat.
Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada
pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan
meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
Bank sentral biasanya mengatur jumlah giro wajib minimum yang harus dipegang
oleh bank komersial. Giro Wajib Minimum (GWM) sendiri adalah simpanan
minimum yang wajib diperlihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi
semua bank.
Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga yang diterbitkan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Misalnya, bank sentral
dapat membeli obligasi pemerintah . Akibatnya, bank akan memperoleh lebih
banyak uang untuk meningkatkan pinjaman dan uang beredar dalam pasar.
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk bukan tanpa tugas dan wewenang. Secara garis
besar, lembaga independen ini memiliki tugas mengerjakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap seluruh kegiatan yang terdapat pada
sektor jasa keuangan. Dalam Pasal 6 UU No. 21 Tahun 2011, OJK memiliki tugas
utama melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap:
Lantas, apa wewenang OJK terkait dengan tugas-tugasnya dalam fungsi pengaturan
dan pengawasan seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan baik bank maupun non-
bank? Wewenang OJK berkenaan dengan fungsi tugas-tugasnya tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga.
3. Terkait dengan tugas pengawasan lembaga jasa keuangan bank dan non-
bank, wewenang OJK meliputi:
Dalam tugas pengawasan bank terdapat koordinasi antara bank Indonesia dengan
OJK. Bank Indonesia melakukan kewenangannya di bidang macroprudential, dan
OJK di bidang microprudential.OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam
membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan antara lain: kewajiban
pemenuhan modal minimum bank, sistem informasi perbankan yang terpadu,
kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan
pinjam komersial luar negeri, produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan
usaha bank lainnya, penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically
important bank, dan data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang
kerahasiaan informasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dapat
melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap bank dengan menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada OJK.
Jika OJK mengindikasikan bank tertentu mengalami kesulitan likuiditas dan/atau
kondisi kesehatan semakin memburuk, OJK segera menginformasikan ke Bank
Indonesiauntuk melakukan langkah-langkah sesuai kewenangan Bank Indonesia.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pemberian
fasilitas pembiayaan jangka pendek dan pembiayaan darurat dalam mejalankan
fungsi Bank Indonesia sebagai lender of the last resort.Sistem koordinasi antara
Bank Indonesia dan OJK dalam pengawasan bank masih belum terwujud karena
sampai saat ini belum tersedia perangkat hukum yang mengatur mengenai
kerangka kerja formal (baik di level pembuat kebijakan umum maupun di
levelteknis) dalam rangka mendukung tugas ini
SOAL HITUNGAN WAJIB DIKERJAKAN
1. PT. Bank Ina mempunyai Asset sebesar Rp 1.750 Milyar dan mempunayi data-data sbb :
Kredit kepada PT. Makmur Jaya yang dijamin Pemerintah sebesar Rp 475 Juta.
Kredit kepada PT. Mas Indah dan di jamin oleh PT. Bank Pijar terang sebesar Rp
175 juta.
Kredit sebesar Rp 575 juta dan selama ini PT. Cemerlang dapat memenuhi
kewajibannya dengan baik/ kredit lancar.
Kredit sebesar Rp 275 juta dan saat ini PT. Buram belum dapat menepati
janjinya/wanprestasi untuk pelunasan pinjamannya/kredit macet.
Alat Angkut Rp 250 Juta.
Ditanya :
a. Jika PT. Bank Ina mempunyai modal Rp 125 Juta, hitunglah ATMR dan CAR
Bank Tersebut.
b. Jika PT. Bank Ina memperoleh total dana uang diperoleh dari pihak ke tiga
sebesar Rp 1.3 Milyar. Hitunglah LDR Bank tersebut.
c. Dari pertanyaan a dan b tersebut bagai mana kondisi CAR & LDR PT. Bank Ina
menurut BIS Tahun 2002.
2. Seperti halnya Bank Sentral, Bank Umumpun dapat mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
(JUM) dalam perekonomian melalui jumlah uang giral (Demand Deposit). Jika diketahui
JF Morgan Bank menerima dari Tn. Ronaldo berupa uang giral (Demand Deposit)
sebesar 150 juta $AS . Dan Bank Sentral Amerika (FED) menetapkan Giro Wajib
Minimum atau Legal Reserve Reqruitmen (L.R.R) sebesar 7,5%, maka anda diminta.
a. Menghitung jumlah uang giral yang tercipta oleh Bank Umum sampai dengan
rekening Bank Umum yang ke 5 (lima) atau sampai dengan neraca yang ke 5 (lima)
b. Berapa jumlah seluruh uang giral.
c. Berapa jumlah seluruh uang giral yang tercipta.
3. Berdasarkan soal diatas jika diasumsikan bahwa ternyata penerima uang giral (Demand
Deposit) berikutnya Tn. Pane hanya menyimpan 90% dari yang diterima ke bank umum
kedua, 80% ke bank umum ketiga, 70% ke bank umum ke empat dan 60% ke bank umum
ke lima. Anda diminta :
a. Menghitung jumlah uang giral yang tercipta oleh bank umum sampai dengan
rekening bank umum ke 5 (lima) atau neraca ke 5 (lima).
b. Berapa seluruh jumlah uang giral yang tercipta.
c. Berapa jumlah kebocoran uang tunai pada jumlah uang beredar tersebut.