Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2021/2022

Mata Kuliah : Ekonomi Moneter


Dosen : Dr. Ani Pinayani, M.M.
Waktu : 90 Menit

Nama : Nuke Maulidia


NIM ; 2001288
Kelas :A

1. Coba sdr sebutkan dan jelaskan tentang Tugas Bank Indonesia ? Bagaimana tantangan
kebijakan sistem pembayaran digital Indonesia 2025, jelaskan ?
Jawaban :
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek,yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta
batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank
Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tiga pilar tersebut
adalah :
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c) Stabilitas sistem keuangan
Bank Indonesia merupakan otoritas moneter di Indonesia. Tugas utama Bank Indonesia dalam
sistem pembayaran adalah menjamin kelancaran dan keamanan sistem pembayaran Indonesia.
Sistem pembayaran Indonesia sepenuhnya diatur/ditetapkan oleh BI, karena adanya keterkaitan
yang erat antara kebijakan-kebijakan di bidang sistem pembayaran dengan sistem moneter dan
perbankan. Keterkaitan kebijakan moneter dengan perbankan tersebut terjadi melalui dua tahap
transmisi moneter dalam proses perputaran uang. Pertama, interaksi antara bank sentral dengan
perbankan dalam berbagai transaksi di pasar uang yang berkaitan dengan operasi moneter bank
sentral dan manajemen likuiditas oleh perbankan. Dengan interaksi ini, kebijakan
moneterberpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, volume dana masyarakat yang
disimpan dibank, kredit yang disalurkan bank kepada dunia usaha, dan perkembangan transaksi
pasaruang yang dilakukan oleh perbankan. Kedua, interaksi antara perbankan dengan para
pelaku ekonomi di sektor riil dalam proses intermediasi keuangan dalam berbagai aktivitas
ekonomibaik dalam bentuk penerimaan simpanan dari masyarakat maupun penyaluran kredit
kepada dunia usaha. Perkembangan ini akan menentukan pengaruh kebijakan moneter
terhadapperkembangan permintaan agregat di sektor riil, baik konsumsi maupun investasi, dan
pada akhirnya akan menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang merupakan
sasaran akhir kebijakan moneter. Tantangan kebijakan sistem pembayaran digital Indonesia
2025 :
 Siklus teknologi yang semakin pendek menjadi tantangan tersendiri bagi regulator
untuk bisa mengikuti perkembangan di tengah variasi, inovasi, dan kompleksitas sistem
pembayaran.
 Tantangan kebijakan bagi otoritas ekonomi dan keuangan di era digital, khususnya
Bank Indonesia adalah mencari titik keseimbangan antara upaya mengoptimalkan
peluang yang diusung oleh inovasi digital dengan upaya untuk memitigasi risiko.
Otoritas perlu mengidentifikasi solusi integrative untuk membawa masuk (inklusi) 91,3
juta penduduk desawa unbanked dan 62,9 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) ke dalam ekonomi dan keuangan formal dengan memanfaatkan peluang yang
dibawa oleh arus digitalisasi.
 Digitalisasi perlu bergerak selaras dengan upaya menjaga stabilitas moneter dan
stabilitas sistem keuangan serta kelancaran sistem pembayaran. Di satu sisi, perbankan
perlu didorong untuk bertransformasi digital secara end to end agar mampu menjaga
daya saingnya di era digital. Disisi lain, interlink antara bank dengan fintech perlu
dibangun dalam sebuah standard an mekanisme kontraktual yang jelas. Kerangka
regulasi, entry-policy, pelaporan dan pengawasan perlu diselaraskan dengan tuntutan
era digital, termasuk aspek pengendalian risikonya.

2. Saat ini dan di masa datang, masyarakat punya berbagai alternatif uang sebagai alat
pembayaran. Jelaskan inovasi uang sebagai alat pembayaran dan manfaat transaksi non tunai ?
Jawaban:
Di tahun-tahun terakhir, inovasi pada instrumen pembayaran elektronis dengan menggunakan
kartu telah berkembang menjadi bentuk yang lebih praktis. Saat ini di Indonesia sedang
berkembang suatu instrumen pembayaran yang dikenal dengan uang elektronik. Walaupun
memuat karakteristik yang sedikit berbeda dengan instrumen pembayaran lainnya seperti kartu
kredit dan kartu ATM/Debit, namun penggunaan instrumen ini tetap sama dengan kartu kredit
dan kartu ATM/Debit yaitu ditujukan untuk pembayaran. Secara sederhana, uang elektronik
didefinisikan sebagai alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uangnya disimpan
dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu
kepada penerbit dan disimpan dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk
keperluan bertransaksi. Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media
elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi dan setelahnya dapat mengisi kembali (top-
up). Media elektronik untuk menyimpan nilai uang elektronik dapat berupa chip atau server.
Penggunaan uang elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan
dapat membantu kelancaran pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan
mikro, sehingga perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol, di bidang
transportasi seperti kereta api maupun angkutan umum lainnya atau transaksi di minimarket,
food court, atau parkir. Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
 Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi
pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai.
 Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen) akibat
padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
 Sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya
tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dll

3. Benarkah bahwa tingkat bunga merupakan suatu variabel yang dapat menghubungkan
antara sektor moneter dengan sektor riil, jelaskan dan gambarkan ?
Jawaban : Ada dua sektor dalam perekonomian, sektor rill dan sektor moneter. Sektor moneter
muncul sejak dipakainya uang sebagai alat tukar dalam transaksi. Suku bunga merupakan
penghubung kedua sektor perekonomian tersebut. Bila keseimbangan yang terjadi di sektor
moneter (permintaan uang sama dengan penawaran uang) menghasilkan 'harga uang' (yaitu
suku bunga) yang tinggi, maka investasi di sektor riil akan turn. Bila investasi turn, maka output
nasional akan turn pula, dan terjadilah inflasi, sebab laju kenaikan output yang diproduksi lebih
rendah dibandingkan dengan laju kenaikan pasokan uang. Sehingga menurut mekanisme
tersebut, untuk mengatasi inflasi dilaksanakanlah kebijakan yang mengurangi jumlah pasokan
uang. Sebagai efek sampingnya adalah naiknya suku bunga. Instrumen suku bunga in pula yang
digunakan oleh otoritas moneter di Indonesia untuk meredam perekonomian Indonesia sat
terjadi 'overheated' di tahun 1990, sehingga kemudian laju inflasi melambat (Prasetiantono,
1996). Mekanisme transmisi inilah yang lebih dikenal oleh kalangan ekonom. Gambar 2
menguraikan mekanisme transmisi yang dimaksud.

4. Suatu perekonomian yang berdasarkan pada interest rate akan menyebabkan


ketidakstabilan dan disequlibirum dalam perekonomian, termasuk timbulnya krisis
moneter/ekonomi. Coba sdr jelaskan dan apa solusinya untuk mengatasi masalah krisis
moneter/ekonomi tersebut ?
Jawaban :
Dengan menerapkan kebijakan politik diskonto, Politik/kebijakan diskonto adalah kebijakan
krusial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu,
biasanya Bank Indonesia melakukan perhitungan matang dan mendalam dulu sebelum
memutuskan politik diskonto.
 Peningkatan BI Repo Rate
Contoh kebijakan diskonto berikutnya adalah peningkatan BI 7 Day Reverse Repo Rate
(BI7DRR), atau disebut juga dengan BI Repo Rate/BI Rate. BI7DRR adalah suku
bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia selaku bank sentral dan wajib dipatuhi
seluruh bank umum beroperasi di Indonesia. Saat BI Rate naik, maka tingkat bunga
bank juga akan naik. Dengan harapan mendapat bunga tinggi, masyarakat pun akhirnya
beramai-ramai menaruh dana di bank. Akhirnya, tingkat inflasi pun turun.
 Penurunan BI Repo Rate
Contoh terakhir kebijakan diskonto adalah kebalikan dari peningkatan BI Rate, yaitu
penurunannya. Ada berbagai tujuan dibalik penurunan BI rate, seperti misalnya
meningkatkan perputaran uang di masyarakat, mendistribusikan uang ke sektor-sektor
lebih produktif, dan sebagainya.Saat BI menurunkan acuan bunga, umumnya
masyarakat akan menarik dana dari bank dan menggunakannya untuk bertransaksi di
pasar. Selain itu, saat suku bunga turun biasanya harga barang akan meningkat (inflasi),
kurs Rupiah turun, dan masyarakat jadi makin konsumtif.

5. Coba sdr sebutkan dan jelaskan beberapa instrumen kebijakan moneter ? Instrumen
kebijakan moneter apa yang dapat digunakan apabila perekonomian mengalami inflasi,
mengapa dan gambarkan ?
Jawaban :
 Instrumen Kebijakan Moneter
Seperti diketahui, kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol
peredaran uang dan pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel
makroekonomi yaitu tingkat pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada
instrumen kebijakan moneter lainnya, diantaranya sebagai berikut.

 Kebijakan Diskonto (Discount Rate)


Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui
tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana kepada
bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur. Ketika
peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku bunga
pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran uang
harus dikurangi.

 Operasi Pasar Terbuka


Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-
surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter
adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka
pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang harus
ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.

 Kebijakan Rasio Cadangan Wajib


Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank
Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah,
uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga tabungan.

 Penetapan Suku Bunga Acuan


Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki wewenang
dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang
ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh Indonesia
dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah
penetapan suku bunga acuan.

 Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank
Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman

6. Mungkinkah EURO dapat menggantikan Dollar AS sebagai standar moneter internasional


(International Monetary Standars), mengapa ? menurut anda alternatif apa yang dapat
digunakan sebagai standar moneter internasional
Jawaban :
Dolar Amerika Serikat (AS) saat ini praktis menjadi mata uang yang menguat sendirian. Hal
ini karena The Federal Reserve/The Fed bisa dibilang adalah satu-satunya bank sentral negara
maju yang berani bicara, bahkan mengeksekusi kebijakan moneter ketat.
Namun ke depan, takhta dolar AS sebagai mata uang terkuat bisa hilang setelah ada bank
sentral lain yang mulai mengikuti jejak The Fed. Paling dekat adalah Bank Sentral Uni Eropa
(European Central Bank/ECB). Jika ECB mulai melakukan pengurangan stimulus moneter,
kemudian suku bunga Eropa akan naik, dollar as the only king bisa saja ada pesaing baru atau
digantikan oleh EURO dolar akan mendapat 'lawan' sepadan sehingga tekanan terhadap mata
uang global berkurang

Alternatif yang perlu dilakukan yaitu BI untuk menjaga stabilitas rupiah dari tekanan
penguatan greenback, BI harus selalu berada di pasar. BI harus terus melakukan upaya
stabilisasi kurs di pasar valas maupun obligasi negara.

Anda mungkin juga menyukai