Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1

PPN DAN PPNBM


KELOMPOK 1

NATASHA DIVA M. DEA SALSABILA ANGELLE THESA


40011422650254 40011422650256 40011422650258

NAUFAL MUKHLIS M VERRY P.G.


40011422650266 40011422650332
TOPIK PEMBAHASAN
1. DEFINISI 2. DASAR
HUKUM
3. SISTEM
PEMUNGUTAN 4. METODE
PERHITUNGAN
5. PAJAK
KONSUMSI
DEFINISI
PPN DAN PPNBM
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak pertambahan nilai
yang timbul dari penggunaan faktor-faktor produksi dari
Badan Kena Pajak (PKP) yang memproduksi, memproduksi dan
menjual Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP).
Sedangkan, PPnBM merupakan pajak yang dikenakan
terhadap barang yang tergolong barang mewah. PPnBM
dikenakan kepada produsen atau PKP yang memproduksi
atau mengimpor barang mewah ke dalam negeri.
KARAKTERISTIK PPN :
1. Merupakan pajak tidak langsung. Dengan kata lain beban pajak
dialihkan kepada pihak lain, yakni. mereka yang mengkonsumsi
barang atau jasa kena pajak.
2. Ini adalah pembayaran yang obyektif. Kewajiban membayar
PPN ditentukan oleh objek pajaknya, sehingga negara wajib
pajak tidak diperhitungkan sama sekali.
3. Pajak bertingkat. Artinya seluruh rantai produksi dan distribusi
dikenakan PPN. Semua produk yang dikenakan PPN, mulai dari
produsen, pedagang besar, hingga pengecer atau retailer,
semuanya dikenakan PPN.
4. Dihitung dengan metode pengurangan tidak langsung. Pajak
yang dipungut oleh penjual PKP tidak langsung masuk ke kas.
KARAKTERISTIK PPN :
5. Ini adalah pajak konsumsi domestik secara umum.
Oleh karena itu, barang impor juga dikenakan PPN
dengan tarif yang sama dengan barang lokal.

6. Netral. Netralitas PPN terdiri dari dua faktor yaitu


bertujuan pada konsumsi barang dan jasa dan
memperhatikan asas obyektif dalam pemungutannya.

7. Tidak ada pajak berganda.


KARAKTERISTIK PPNBM :

1. Ada biaya tambahan.


2. Hanya digunakan sekali.
3. Tidak dapat dikreditkan.
4. Dalam hal ekspor, PPnBM yang telah
dibayarkan pada saat perolehan dapat
diambil kembali.
DASAR HUKUM
PPN & PPNBM
Dasar hukum PPN dan PPnBM terbaru sudah diganti
atau dicabut dengan UU No. 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Perpajakan (UU HPP). Di dalam undang-
undang tersebut diatur mengenai objek pengenaan
Pajak Penjualan atas barang mewah, ketentuan tarif
secara umum serta cara pemungutan pajak. Selain itu,
terdapat PMK No. 05/PMK.010/2022 yang mengatur
PPnBM yang ditanggung oleh pemerintah di tahun 2022.
PAJAK KONSUMSI
Pajak konsumsi adalah pajak yang dipungut atas nilai
tambah barang atau jasa yang diberikan produsen
kepada konsumen. Jika membeli makanan di toko atau
restoran, pajak restoran sebesar 10% dibayarkan
langsung. Perbedaannya adalah apakah Anda
menggunakan layanan sampel atau layanan katering.
PAJAK KONSUMSI
Contohnya, peraturan pajak konsumsi mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) no. 141/PMK.03/2015 ayat 1 ayat 6 ayat
aj yang menyebutkan bahwa jasa katering termasuk jenis jasa
menurut PPh pasal 23. Bendahara bertanggung jawab
memotong dan menyetor sejumlah 2%. sesuai dengan PPh pasal
23 dari semua jasa katering. Namun jika tidak memiliki NPWP,
potongannya mencapai 4% dari total jasa makan
1 2
PELAYANAN MAKANAN ATAU
KATERING ADALAH
DASAR HUKUM PENYAMPAIAN MAKANAN DAN
KATERING ATAU
PAJAK KONSUMSI JASA MAKANAN
MINUMAN YANG DILENGKAPI
DENGAN SUMBER DAYA DAN
MERUPAKAN PERALATAN PRODUKSI,
DALAM PERATURAN MENTERI JENIS JASA YANG PENYIMPANAN DAN PENYAJIAN
KEUANGAN REPUBLIK TIDAK DIKENAKAN KE LOKASI YANG DIINGINKAN
INDONESIA NO. PPN. PELANGGAN. PERLU
18/PMK/010/2015/PASAL 1 DIPERHATIKAN BAHWA JENIS
AYAT 2 MENGATUR: LAYANAN INI TIDAK DIKENAKAN
PPN. SELAIN ITU, LAYANAN
MAKANAN ATAU FOOD SERVICE
YANG DIUSULKAN JUGA TIDAK
DIJUAL DI TEMPAT SEPERTI
TOKO, KIOS, DAN LAIN-LAIN. UU
NO. 42/2009 TENTANG PPN
DAN PPNBM PASAL 4 A AYAT 3
Q
MEKANISME PEMUNGUTAN
PPN & PPNBM

1) Mekanisme pemungutan PPnBM oleh PKP menjual kepada


PKP pembeli. Pemungutan PPnBM yang dicoba oleh seseorang
pengusaha kena pajak ataupun PKP, dicoba pada dikala
penyerahan benda.
MEKANISME PEMUNGUTAN
PPN & PPNBM
2) Mekanisme pemungutan PPnBM oleh pemungut PPN/ PPnBM
Sedangkan, mekanisme pemungutan PPnBM oleh pemungut PPN/ PPnBM, ialah
bendaharawan Pemerintah, tubuh, ataupun lembaga pemerintah yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan buat memungut, menyetor, serta memberi tahu pajak yang
terutang oleh PKP atas penyerahan BKP kepada pemungut PPN/ PPnBM, terdiri
atas 3 ialah:

a. Mekanisme pemungutan PPN oleh bendaharawan pemerintah serta Kantor


Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN).
b. Mekanisme pemungutan PPN oleh pemegang kuasa/ izin ataupun kontraktor.
c. Mekanisme pemungutan PPN oleh Tubuh Usaha Kepunyaan Negeri( BUMN).
MEKANISME PEMUNGUTAN
PPN & PPNBM
Pihak Pemungutan PPN & PPnBM :

1) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negeri.


2) Bendahara Pemerintah Pusat serta Wilayah.
3) Direktorat Jenderal Bea serta Cukai.
METODE PERHITUNGAN
PPN & PPNBM
TARIF PAJAK X DPP
Untuk tarif PPN dan PPnBM sebagai berikut :
1. Tarif PPN adalah 10%
2. Tarif PPN sebesar 10% diterapkan atas ekspor:
A. Barang Kena Pajak (BKP) yang Berwujud;
B. Barang Kena Pajak yang Tidak Berwujud; dan
C. Jasa Kena Pajak.
3. Tarif PPnBM dengan jumlah paling rendah adalah 10% dan
jumlah paling tinggi adalah 200%.
4. Tarif PPnBM atas ekspor Barang Kena Pajak yang terhitung
mewah sebesar 0%.
METODE PERHITUNGAN
PPN & PPNBM
TARIF PAJAK X DPP
Dasar Pengenaan Pajak

Dasar Pengenaan Pajak merupakan dasar yang digunakan sebagai


landasan perhitungan pajak yang terutang. Dasar Pengenaan Pajak
berupa:
1. Penggantian,
2. Nilai Impor,
3. Jumlah Harga Jual,
4. Nilai Ekspor, dan
5. Beberapa hal lain yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
Keuangan.
CONTOH PERHITUNGAN PPN & PPNBM
1. PKP atas nama Buroq menjual dengan tunai BKP dengan Harga Jual Rp 25.000.000,00
PPN yang terutang ialah
= 10% x Rp25.000.000,00
= Rp2.500.000,00
PPN yang terutang sebesar Rp2.500.000,00 tersebut adalah Pajak Keluaran yang akan
dipungut oleh PKP buroq.

2. Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai bagian dari suatu
BKP yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10% dan PPnBM dengan tarif misalnya
35%.
Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP yang diimpor tersebut tidak dapat
dikreditkan, maka PPnBM sebesar Rp1.000.000,00 dapat ditambahkan ke dalam harga
BKP yang dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan sebagai biaya.
CONTOH PERHITUNGAN PPN & PPNBM
Misalnya PKP “D” menjual BKP yang dihasilkannya, maka penghitungan PPN dan PPn BM
yang terutang adalah :
Dasar Pengenaan Pajak = Rp50.000.000,00
PPN = 10% x Rp50.000.000,00
= Rp5.000.000,00
c. PPn BM = 35% x Rp50.000.000,00
= Rp17.500.000,00
PPN sebesar Rp500.000,00 yang dibayar pada saat impor merupakan pajak masukan
bagi PKP “D” dan PPN sebesar Rp5.000.000,00 merupakan pajak keluaran bagi PKP “D”.
Sedangkan PPnBM sebesar Rp1.000.000,00 tidak dapat dikreditkan. Begitu pun dengan
PPnBM sebesar Rp17.500.000,00 tidak dapat dikreditkan oleh PKP “X”.
KESIMPULAN
SESI
TANYA JAWAB
MOTIVATION
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai