Anda di halaman 1dari 8

PERPAJAKAN

MATERI : PPN dan PPnBM

MUH. AHZAN ASRIB ADITHYA (1196601441)


ANDI JUMAENA (1196601517)
MIFTA FLORENCIA TARIBUKA (196601518)
AMALIA NUR UTAMI
SUKRIWANTO (1206601401)
SRIWAHYUNI DWIKI
MUQHLIS RIFQI
SRY ASTUTI (196601006)
LATAR BELAKANG

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap
pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari
produsen ke konsumen. PPN termasuk jenis pajak tidak langsung,
maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang bukan
penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen
akhir) tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.
Definisi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas
setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya
PPN dari produsen ke konsumen

1. Pajak tidak langsung


2. Pajak Objektif
Karakteristik 3. Multistage Tax
4. Nonkumulatif 5
PPN 5. Tarif Tunggal
6. Credit Method/Invoice Method/Indirect Substraction Method
7. Pajak Atas Konsumsi Dalam Negeri
1. Penyerahan BKP
Objek 2.
3.
Impor BKP
Penyerahan JKP
PPN 4.
5.
Pemanfaatan BKP
Pemanfaatan JKP
6. Ekspor BKP

1. Barang hasil pertambangan, penggalian, dan pengeboran yang


diambil langsung dari sumbernya
BKP 2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
( Barang rakyat banyak
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
Kena Pajak ) makan, warung, dan sejenisnya
4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga

Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan


berdasarkan suatau perikatan atau perbuatan hukum yang
JKP ( Jasa menyebabkan suatau barang atau fasilitas atau kemudahan atau
Kena Pajak ) hak tersedia unutk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan unutk
menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan
bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN.
SUBJEK PAJAK
Dari ketentuan yang mengatur tentang objek PPN dalam pasal 4, 16C, dan 16D UU
PPN 1984 dapat diketahui bahwa subjek PPN dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu : 1. Pengusaha Kena Pajak
2. Bukan Pengusaha Kena Pajak

DEFINISI PPnBM OBJEK PPnBM

PPnBM merupakan pungutan tambahan 1. Penyerahan BKP yang tergolong mewah yang
disamping PPN. PPnBM hanya dikenakan dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan
satu kali pada waktu penyerahan BKP barang tersebut didalam Daerah Pabean
yang tergolong mewah oleh pengusaha dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
yang menghasilka atau pada waktu
impor BKP yang tergolong mewah. 2. Impor BKP yang tergolong mewah.
Tidak Dikenakan PPnBM

1. Kendaraan dalam bentuk CKD;


2. Kendaraan berupa sasis;
3. Kendaraan pengangkutan barang;
4. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas silinder sampai
dengan 250cc.
5. Kendaraan umum untuk pengangkutan 16 (enam belas) orang atau
lebih termasuk pengemudi.
KESIMPULAN
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
lebih menunjukan sebagai identitas dari suatu system pemungutan pajak atas
konsumsi daripada nama suatu jenis pajak, mengenakan pajak atas nilai tambah
yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi. Namun sebelum
barang atau jasa tersebut sampai pada tingkat konsumen, PPN telah dikenakan
pada setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi. Meskipun demikian,
pemungutan pajak secara bertingkat ini tidak menimbulkan efek ganda karena
adanya metode perolehan kembali pajak yang telah dibayar (kredit bayar) oleh
Pengusaha Kena Pajak sehingga persentase beban pajak yang dipikul oleh
konsumen tetap sama dengan tariff pajak yang berlaku. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa panjang pendek jalur produksi atau distribusi tidak mempengaruhi
persentase beban pajak yang dipikul oleh konsumen.
TERIMA KASIH
Any Question???

Anda mungkin juga menyukai