INVESTOR ASING
MAKALAH
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Dari Mata Kuliah
Hukum Pajak
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat, Karunia, Taufik, beserta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok ini. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Penyusunan makalah ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Hukum Pajak. Kami menyelesaikan makalah ini dengan judul “PERJANJIAN
PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B) TERHADAP INVESTOR ASING”.
KELOMPOK 4
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH...............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................7
C. Tujuan Rumusan Masalah.........................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................9
1. Upaya Untuk Mencegah Penghindaran Pajak Oleh Investor Asing.........................................9
2. Negara-negara yang Mengadakan Persetujuan Pajak Dengan Negara Indonesia yang
Berlaku Efektif di amandemen, dihentikan, dan juga belum berlaku.......................................11
3. Metode Hak Pemajakan di Berbagai Negara Untuk Meghindari Pemajakan Berganda (P3B)
13
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Pesatnya perkembangan sistem perekonomian dunia saat ini melibatkan
banyaknya transaksi bisnis lintas batas (cross borders) negara atau yurisdiksi yang
memunculkan isu tersendiri dari sisi perpajakan.Transaksi tersebut memberikan
konsekuensi adanya benturan dalam mengklaim pajak antarnegara. Perbedaan
prinsip pemajakan berdasarkan kedaulatan masing-masing negara memungkinkan
terjadinya pemajakan berganda (double taxation).
Selain itu, tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak yang sama juga
berbeda tergantung dari pajak tersebut berdasarkan asas domisili atau tidak. Hal
lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa suatu negara memiliki hak untuk
pengenaan pajak berdasarkan pendapatannya, tetapi di sisi lain negara tersebut
juga memiliki hak yang sama untuk memungut pajak sesuai dengan sumber
pendapatannya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya international double
taxation, yaitu wajib pajak yang dikenakan pajak berganda oleh beberapa negara
atas penghasilan yang sama dalam periode yang sama oleh negara yang berbeda.
5
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
membentuk Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), yang sejak saat itu
telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan. Pasal 32A Konstitusi secara tegas mengizinkan
pemerintah untuk mengadakan perjanjian dengan pemerintah asing untuk
menghindari pengenaan pajak berganda dan penghindaran pajak Jika ketentuan 5
Undang-undang tersebut bertentangan dengan kebijakan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B),Dari pasal 32A UU PPh ini, jelas bahwa dilakukannya
perundingan dengan negara lain untuk membuat perjanjian perpajakan ini emiliki
dua tuan utama yaitu: pertama; menghindari pengenaan pajak berganda
(avoidance of double taxaction) dan yang kedua: adalah mencegah pengelakan
pajak (prevention of fiscalevasion) disamping dua tujuan utama tersebut, terdapat
pula tujuan lain yang sebenarnya merupakan akibat bila tujuan utama diatas
dicapai. Dalam penjelasan pasal 32A UU PPh juga ditegaskan bahwa perjanjian
perpajakan yang dilakukan pemerintah ini adalah dalam rangka peningkatan
hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain. Suatu perjanjian
perpajakan atau tax treaty bertujuan pula untuk mendorong arus modal, teknologi,
dan keahlian ke suatu negara. P3B juga akan memberikan kepastian hukum
kepada wajib pajak, memperlancar transaksi ekonomi antar negara dan
meningkatkan kerjasama antar negara. maka kebijakan Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) diutamakan. Dalam pembentukan P3B, mulai dari
pendekatan, negosiasi, dan ratifikasi hingga implementasi harus mengacu pada
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
6
masalah pengenaan pajak berganda menyulitkan wajib pajak yang berdomisili di
kedua negara yang melakukan transaksi internasional.
Foreign Direct Investment atau FDI merupakan suatu media atau sebagai
alat di dalam sistem ekonomi yang dimana dinamika ekonomi di dunia sudah
mengglobal, FDI adalah jenis investasi secara langsung oleh luar negeri .
Infestasi asing (FDI ) dianggap pendorong pentingnya pertumbuhan ekonomi,
dimana FDI ini sebagai paket gabungan sumber daya investasi, pengetahuan
teknologi dan keahlian manajerial.Menyadari pentingnya adanya Investasi
asing untuk meningkatkan perekonomian banyak negara yang berlomba-
lomba menarik FDI dengan memberikan Insentif yang menguntungkan bagi
investor asing. Perjanjian ekonomi antar negara ini akan membuat perjanjian
pajak, perjanjian investasi, dan perjanjian perdagangan preferensial untuk
meyakinkan investor asing bahwa negara yang melakukan perjanjian telah
mematuhi norma-norma global dalam praktik perdagangan dan investasi .
B. Rumusan Masalah
7
2. Negara-negara manakah yang telah mengadakan persetujuan
pajak dengan Negara Indonesia yang berlaku efektif, di
amandemen, dihentikan, dan juga belum berlaku ?
3. Apa saja metode untuk menghindari pemajakan di berbagai
negara?
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
Pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan terhadap
penyalahgunaan ketentuan penghindaran pajak berganda (P3B), dengan
menerbitkan peraturan DJP PER NO 61/PJ/2009, yang diubah dengan PER
NO. 24/PJ/2010, di mana syarat pemberlakuan P3B mengharuskan adanya
surat keterangan domisili (SKD, certificate of domicile) dan persyaratan
beneficial ownership (BO) sebagai bukti diterapkannya P3B Indonesia dengan
negara treaty partner-nya. Kemudian dalam PER NO. 62/PJ/2009, yang
diubah dengan PER-25/PJ/2010, yang menyatakan bahwa pemilik yang
sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan (beneficial ownership)
adalah menerima penghasilan yang:
10
preferensial untuk meyakinkan investor asing bahwa negara yang melakukan
perjanjian telah mematuhi norma-norma global dalam praktik perdagangan
dan investasi .
11
(Algeria) 20001
3 Amerika Covention 11 juli 1998 01 februari Berlaku
(United Protocol 24 juli 1996 1991
States Of Convention 11 juli 1998 01 februari
America) 1997
4 Australia Agreement 2 April 1992 01 Juli Berlaku
(Australia) 1993
5 Austria Agreement 24 Juli 1986 01 Januari Berlaku
( Austria) 1989
12
dampak positif dari perjanjian pajak antar sampel non-OECD, tetapi tidak ada
dampak yang signifikan secara statistic dari perjanjian pajak diantara sampel
non-OECD .
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya mencegah pengelakan pajak dilakukan cara-cara yang
lebih substantif, Yakni dengan menerapkan persyaratan untuk
membuktikan bahwa pihak yang memperoleh manfaat dari tarif P3B itu
adalah pihak yang sebenarnya berhak . Adanya BO ini memperkuat
kedudukan perusahaan dalam treaty partner tidak hanya sekedar sebagai
perusahaan yang terdaftar namun juga dinyatakan sebagai perusahaan yang
aktif . Pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan terhadap
penyalahgunaan ketentuan penghindaran pajak berganda , dengan
menerbitkan peraturan DJP PER NO 61/PJ/2009, yang diubah dengan PER
NO. 62/PJ/2009, yang diubah dengan PER-25/PJ/2010, yang menyatakan
bahwa pemilik yang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan
Bukan perusahaan conduit.
14
menemukan dampak positif dari perjanjian pajak antar sampel non-
OECD, tetapi tidak ada dampak yang signifikan secara statistic dari
perjanjian pajak diantara sampel non-OECD . Metode Pemajakan
Unilateral Metode ini mengatur bahwa negara Republik Indonesia
mempunyai kekuatan hukum didalamnya yang mengatur masyarakat atau
badan internasional dan ditetapkan sepihak oleh negara Indonesia
sendiri, dengan kata lain tidak ada yang bisa mengatur negara karena hal
itu merupakan kewibawaan dan kedaulatan negara kita.
15
DAFTAR PUSTAKA
16