Anda di halaman 1dari 26

PERPAJAKAN INTERNASIONAL DAN

PENETAPAN HARGA TRANSFER


“Ditujukan sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Internasional”

Nama : Chumaira Fajria

NIM : 11021800302

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BINA BANGSA
JL Raya Serang - Jakarta, KM. 03 No. 1B, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kota
Serang, Banten
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan
selanjutnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Serang, 11 November 2021


 

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

Latar Belakang..................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
Tujuan.................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

Konsep-Konsep Awal.......................................................................................................... 2
Keseragaman Sistem Pajak Nasional.................................................................................. 3
Jenis Pajak........................................................................................................................... 3
Beban Pajak......................................................................................................................... 4
Sistem Administrasi Pajak................................................................................................... 4
Negara Surga Pajak............................................................................................................. 5
Insentif Pajak Asing............................................................................................................. 5
Persaingan Pajak Yang Berbahaya...................................................................................... 5
Penyelarasan Internasional.................................................................................................. 6
Pemakaian Terhadap Sumber Laba Dari Luar Negeri Dan Pemajakan Ganda................... 6
Kredit Pajak Asing............................................................................................................... 6
Batasan-Batasan Kredit Pajak.............................................................................................. 6
Perjanjian Pajak .................................................................................................................. 7
Pertimbangan Mata Uang Asing.......................................................................................... 7
Dimensi-Dimensi Perencanaan Pajak.................................................................................. 7
Pertimbangan Organisasi..................................................................................................... 8
Perusahaan Asing Terkendali Dan Penghasilan Subpart..................................................... 8
Perusahaan-Perusahaan Induk Lepas Pantai........................................................................ 9

3
Keputusan-Keputusan Pembiayaan..................................................................................... 9
Penyatuan Kredit Pajak....................................................................................................... 9
Alokasi Akuntansi Biaya..................................................................................................... 10
Penetapan Harga Untuk Lokasi Dan Pengiriman................................................................ 10
Menyatukan Perencanaan Pajak Internasional.................................................................... 10
Penetapan Harga Pengiriman Internasional (Variabel-Variabel Yang Menyulitkan)......... 11
Metodologi Penentuan Harga Transfer................................................................................ 13
Praktik Penetapan Harga Transfer....................................................................................... 14
Penetapan Harga Transfer Perpajakan Internasional........................................................... 14
Tujuan Harga Transfer......................................................................................................... 14
Isu-Isu Pajak Internasional.................................................................................................. 15
Metodologi Penentuan Harga Transfer................................................................................ 15
Praktik Penetapan Harga Transfer....................................................................................... 17
Masa Depan......................................................................................................................... 18
Peran Organisasi Kerja Sama Ekonomi Dan Pembangunan (OECD)................................. 18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 20

4
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi suatu negara,
yanh akan digunakan untuk membiayai program pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah demi kesejahteraan rakyatnya. Pajak yang dikenakan oleh Pemerintah ada
berbagai macamnya, misalnya Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Potong Hewan, dan sebagainya. Jika semua sumber-sumber
penerimaan pajak tersebut bisa masuk ke kas negara serta dipergunakan sebagaimana
mestinya, maka bisa dipastikan tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Namun kenyataanya, penerimaan dari sektor pajak yang seharusnya digunakan untuk
membiayai kepentingan umum justru digunakan oleh segelintir orang yang
membiayai kepentingan sendiri. Selain itu, maraknya kasus mafia pajak juga menjadi
salah satu penyebabnya menurunnya pnerimaan dsari sektor perpajakan . Selain kasus
mafia pajak seperti yang terjadi di Indonesia, salah satu faktor yang juga menjadi
penyebab menurunnya penerimaan pajak bagi negara adalah dengan adanya Tax
Heaven Country atau negara surga pajak, yang berarti bahwa wilayah atau negara
tersebut pajak pajak dikenakan pada tingkat yang rendah, bahkan tidak sama sekali
atau nihil. TaxHeaven kerap dituding sebagai wilayah lagi bagi individu Atau
perusahaan untuk menghindari pajak dari suatu negara dengan membuat anak
perusahaan diwilayah atau negara Tax Heaven. Negara-negara ini juga dianggap
sebagai tempat bagi koruptor untuk menyimpan aset berharga mereka. Mereka bisa
menempatkan duitnya tanpa banyak ditanya dan dicurigai. Dengan demikian, pajak
yang sehartusnya bisa diperoleh dari perusahaan- perusahaan hilang dengan
adanyaTax Heaven. Untuk bisa MEMAKSIMALKAN penerimaan suatu negara dari
sektor perpajakan, maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan tidak

1
diberlakukannya Tax Heaven. Karena dengan adanya Tax Heaven, maka para wajib
pajak lari ke negara Tax Heaven untuk menghindari pajak dari negaranya.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana sesungguhnya sistem perpajakan internasional?
b. Apa saja metode-metode dalam menentukan harga transfer?
c. Bagaimana peran Organisasi Kerja Sama Ekonomi Dan Pembangunan (OECD)
dalam mengatur negara-negara sebagai tax heaven sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan?

III. Tujuan
a. Agar dapat mengetahui sistem perpajakan internasional.
b. Mengetahui metode-metode dalam harga transfer.
c. Mengetahui peran Organisasi Kerja Sama Ekonomi Dan Pembangunan (OECD)
dalam mengatur negara-negara sebagai tax heaven sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP-KONSEP AWAL 
Simpang siurnya undang-undang dan regulasi yang mengatur perpajakan perusahaan-
perusahaan asing dan keuntungan yang didapatkan di luar negeri berdasar pada beberapa
konsep dasar. Konsep-konsep tersebut meliputi gagasan mengenai netralitas pajak dan
ekuitas pajak. Netralis pajak, berarti pajak tidak berpengaruh (netral) terhadap keputusan-
keputusan distribusi sumber daya. Sedangkan ekuitas pajak, berarti pembayar pajak yang
memiliki bisnis di tempat yang sama harus membayar pajak yang sama, tapi ada banyak
pertentangan mengenai bagimana mengartikan gagasan ini.

1
B. KESERAGAMAN SISTEM PAJAK NASIONAL
Sebuah perusahaan bisa melakukan bisnis internasional dengan cara
mengirimkanbarang dan jasa atau dengan melakukan investasi asing langsung atau tidak
langsung. Ekspor jarang sekali memicu potensi pajak di negara yang melakukan impor,
karena sulit sekali bagi negara pengimpor untuk menetapkan pajak yang dikenakan atas
eksportir luar negeri. Pengelolaan pengungkapan pajak yang efektif atas potensi pajak
memerlukan adanya pemahaman sistem-sistem pajak nasional yang sangat berbeda dari
suatu negara ke negara lain. Perbedaan berkisar dari jenis pajak dan beban pajak hingga
perbedaan dalam penilaian pajak dan filosofi penagihan.
a) Jenis Pajak
Sebuah perusahaan yang beroperasi di luar negeri berhadapan dengan bermacam-
macam pajak. Pajak langsung, seperti pajak penghasilan, mudah untuk dikenali
dan biasanya diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan. Pajak tidak
langsung, seperti pajak pemakaian, tidak terlalu mudah untuk dikenali atau tidak
sering diungkapkan. Bisanya pajak tersebut dimasukkan dalam “biaya dan
pengeluaran lain-lain”.
 Pajak Penghasilan Perusahaan, mungkin digunakan secara lebih luas untuk
menghasilkan pendapatan bagi pemerintah dibandingkan dengan pajak utama
lainnya dengan kemungkinan pengecualian untuk bead an cukai.
 Pajak yang dipungut dari sumbernya adalah pajak yang dikenakan oleh
pemerintah terhadap dividen, bunga, dan pembayaran royalty yang diterima
oleh investor asing.
 Pajak pertambahan nilai merupakan pajak konsumsi yang ditemukan di Eropa
dan Kanada. Pajak ini umumnya dikenakan terhadap nilai tambah dari setiap
tahap produksi atau distribusi. Pajak ini berlaku untuk total penjualan
dikurangi dengan pembelian dari unit penjual perantara.
 Pajak perbatasan seperti bea cukai dan bea impor umumnya ditujuan untuk
menjaga agara barang domestic dapat bersaing harga dengan barang impor.
Dengan demikian pajak yang dikenakan terhadap impor umumnya dilakukan
secara parallel dan pajak tidak langsung lainnya dibayarkan oleh produsen
domestic barang yang sejenis.
 Pajak pengiriman merupakan contoh lain pajak tidak langsung lainnya. Pajak
ini dikenakan terhadap pengalihan (transfer) objek antarpembayar pajak dan

1
dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap keputusan bisnis seperti
struktur akuisisi.
b) Beban Pajak
Perbedaan dalam keseluruhan beban pajak sangat penting dalam bisnis
internasional. Beragam tarif resmi dari pajak penghasilan merupakan sumber
penting perbedaan-perbedaan tersebut. Namun, perbedaan tarif pajak hanya
mengungkapkan sebagian ceritanya. Banyak pertimbangan lain yang mungkin
memengaruhi beban pajak efektif bagi perusahaan-perusahaan multinasional.
Ketika semakin banyak perusahaan yang mengurangi tarif pajak perusahaan
marginal, banyak pula negara yang memperluas dasar pajak perusahaan. Dalam
dunia nyata tarif pajak efektif jarang sekali sama dengan tarif pajak nominal.
Dengan demikian tidaklah tepat untuk mendasarkan perbandingan antarnegara
pada tarif pajak wajib saja. Lagipula tarif pajak yang rendah tidak selalu berarti
beban pajak yang lebih rendah. Secara internasional beban pajak harus selalu
ditentukan dengan mengamati tarif pajak efektif.

c) Sistem Administrasi Pajak


Sistem penilaian pajak nasional juga memengaruhi beban pajak relatif. Beberapa
sistem yang penting digunakan saat ini. Untuk memudahkannya, kami hanya akan
membahas sistem klasik dan terintegrasi.
 Sistem klasik
Pajak penghasilan perusahaan pada penghasilan kena pajak dibayarkan pada
tingkat perusahaan dan tingkat pemegang saham.
 Sistem terintegrasi
Pajak-pajak perusahaan dan pemegang saham diintegrasikan untuk
mengurangi atau menghilangkan pajak ganda atas penghasilan perusahaan.
Insentif Pajak LN:
- Tax holiday
Insentif dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya
aktiva tetap dan proses industri baru atau pengampunan untuk membayar
pajak selama beberapa periode waktu
- Tax havens

1
Negar yang memiliki keistimewaan pajak khusus juga dapat dianggap sebagai
surga pajak dalam waktu terbatas Kompetisi Pajak yang Membahayakan
Harmonisasi Internasional.
d) Negara-negara Surga Pajak:
a. Bahama, Bermuda, Cayman Island (tidak ada pajak sama sekali).
b. Barbados (Insentif pajak yang sangat rendah).
c. Hongkong dan Panama ( Mengenakan pajak terhadap laba yang dihasilkan
secara local, namum mengecualikan laba dari sumber-sumber luar negeri.
d. Secara sekilas Negara-negara surga pajak ini sangat menggiurkan, namun
kompetisi pajak seperti ini sangat membahayakan, pemerintah Negara surga
pajak itu mungkin merasa lebih efisien untuk pertumbuhan ekonomi di Negara
tersebut. Namun akan berbahaya jika mengalihkan pendapatan pajak dari
pemetrintah yang sebenarnya untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh
pengusaha, serta hal ini akan mengurangi pendapatan pajak Negara lain.
Misalkan perusahaan A membuka perusahaan di Negara Bermuda setelah
memiliki cabang di Negara Perancis, bisa saja perusahaan itu menyalurkan
transaksinya melalui Negara Bermuda untuk menghindari pajak Negara lain.
Maka dari itu Euro diciptakan untuk memacu pasar tunggal dan harmonisasi
pajak internasional.
e. Perusahaan bisa saja menggeser laba dari perusahaan cabang di Negara tinggi
pajak ke perusahaan cabang di Negara rendah pajak, atau mengalokasikan
BOPnya kepada perusahaan cabang di Negara tinggi pajak, hal ini juga dapat
mengurangi beban pajak.
e) Insentif Pajak Asing
Banyak negara memberikan insentif pajak untuk menarik investasi asing. Insentif
dapat berupa hibah tunai bebas pajak yang digunakan untuk biaya aktiva tetap dari
proses industri baru atau pengampunan untuk membayar pajak selama beberapa
periode waktu.
f) Persaingan Pajak yang Berbahaya
Trend diseluruh dunia yang mengarah pada penurunan tarif pajak penghasilan
perusahaan merupakan dampak langsung kompetisi pajak. Kompetisi yang
dilakukan oleh negara surga pajak akan bermanfaat jika dapat membuat
pemerintah menjadi lebih efesien. Sedangkan dampaknya berbahaya jika

1
mengalihkan pendapatan pajak bagi pemerintah yang sebenarnya memerlukan
pendapatan tersebut untuk menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh kalangan
usaha.
g) Penyelarasan Internasional
Dengan adanya perbedaan dalam sistem pajak di seluruh dunia, penyelarasan
global atas kebijakan pajak mungkin akan berguna. Perusahaan-perusahaan
multinasional, yang dibebani oleh perbedaan pajak-pajak nasional, mengobarkan
penekanan atas perbaikan pajak internasional. Uni Eropa mengeluarkan banyak
kekuatan dalam kasus ini karena mereka bekerja untuk menciptakan sebuah pasar
tunggal. Pengenalan Uni Eropa atas mata uang tunggal; euro, menyoroti
perbedaan pajak di antara anggotanya.

C. PEMAKAIAN TERHADAP SUMBER LABA DARI LUAR NEGERI DAN


PEMAJAKAN GANDA
Setiap negara menyatakan hak atas pajak terhadap laba yang dihasilkan di dalam
negaranya. Namun, filosofi-filosofi nasional atas pengenaan pajak terhadap sumber-
sumber dari luar negeri itu berbeda-beda dan ini merupakan hal yang penting dari sudut
pandang seorang perencana pajak.
a) Kredit Pajak Asing
Kredit pajak asing bisa dihitung sebagai kredit langsung atas pajak penghasilan
yang dibayarkan atas laba cabang atau anak perusahaan dan setiap pajak yang
dipungut pada sumbernya seperti deviden, bunga, dan royalti yang dikirimkan
kembali kepada investor domestik. Kredit pajak juga dapat diperkitakan jika
jumlah pajak penghasilan luar negeri yang dibayarkan tidak terlampau jelas.
b) Batasan-batasan Kredit Pajak
Untuk mencegah kredit pajak asing yang menutupi pajak-pajak atas penghasilan
bersumber domestik, banyak negara yang menetapkan batasan menyeluruh pada
jumlah pajak asing yang bisa dikreditkan setiap tahun. Amerika Serikat, misalnya,
membatasi kredit pajak hingga pada proporsi pajak Amerika Serikat yang setara
dengan rasio penghasilan bersumber asing kena pajak dari pembayar pajak hingga
penghasilan kena pajak global pada tahun tersebut.

1
 Batasan-batasan kredit asing yang terpisah berlaku untuk pajak-pajak Amerika
Serikat pada penghasilan bersumber asing kena pajak dari masing-masing
jenis penghasilan berikut:
 Penghasilan pasif (misalnya, penghasilan berjenis investasi, seperti deviden,
bunga, royalti, dan biaya sewa)
 Penghasilan umum (semua jenis lainnya)
c) Perjanjian Pajak
Walupun kredit pajak asing melindungi penghasilan bersumber asing dari pajak
ganda (pada beberapa tingkatan), perjanjian pajak bisa lebih jauh. Para penanda
tangan perjanjian tersebut biasanya setuju mengenai bagaimana pajak dan isentif
pajak akan ditetapkan, dihormati, dibagi, atau bahkan dihilangkan dari pengasilan
bisnis yang didapatkan dalam salah satu yuridiksi pajak oleh masayarakat atau
orang lain. Jadi, sebagian besar perjanjian pajak antara negara penyelenggara dan
negara asal menetapkan bahwa laba yang didapatkan oleh perusahaan domestik di
negara penyelenggraa harus terkena pajak hanya jika perusahaan tersebut bisa
menjaga perusahaannya di sana.Perjanjian pajak juga mempengaruhi pajak
pungutan atas deviden, bunga dan royalti yang dibayarkan oleh perusahaan di
suatu negara kepada pemegang saham asing. Perjanjian ini biasanya memberikan
pengurangan timbal balik atas pajak pungutan deviden dan seringkali
mengecualikan royalti dan bunga dari pajak pungutan.
d) Pertimbangan Mata Uang Asing
Keuntungan atau kerugian dalam mata uang asing yang secara umum dilokasikan
antara sumber AS dan sumber luar negeri dengan mengacu pada tempat
kedudukan pembayar pajak yang di dalam buku akuntansinya mencerminkan
aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing.sumber keuntungan atau kerugian
adalah Amerika Serikat.

D. DIMENSI-DIMENSI PERENCANAAN PAJAK
Dalam perencanaan pajak, perusahaan-perusahaan multinasional memiliki
keuntungan yang nyata atas perusahaan-perusahaan domestik karena memiliki lebih
banyak fleksibilitas geografis dalam menempatkan sistem produksi dan distribusi mereka.
Pengamatan atas masalah perencanaan pajak dimulai dengan dua hal dasar :

1
Pertimbangan pajak seharusnya tidak pernah mengendalikan strategi usaha/bisnis.
Kekuatan keuangan atau operasional dari transaksi bisnis harus berdiri sendiri.
Perubahan hukum pajak secara konstan membatasi manfaat perencanaan pajak dalam
jangka panjang
a) Pertimbangan Organisasional
Dalam mengenakan pajak kepada penghasilan bersumber asing, banyak yurisdiksi
perpajakan yang berfokus pada susunan organisasional dari suatu operasi asing.
Sebuah cabang biasanya dianggap sebagai perluasan dari perusahaan induk.
Maka, penghasilannya langsung digabungkan dengan penghasilan dari perusahaan
induk dan sepenuhnya terkena pajak pada tahun tersebut. Keuntungan dari suatu
anak perusahaan asing biasanya tidak dikenakan pajak hingga keuntungan tersebut
dikembalikan. Pengecualian pada aturan umum ini dijelaskan dalam bagian
selanjutnya.
Jika operasi awal di luar negeri diperkirakan mengalami kerugian mungkin akan
menguntungkan secara pajak apabila diorganisasikan secara cabang pada tahap
awal. Jika anak perusahaan diorganisasikan di sebuah negara surga pajak yang
tidak mengenakan pajak sama sekali, maka penangguhan pajak akan semakin
terlihat menarik.
b) Perusahaan Asing Terkendali dan Penghasilan Subpart F
Ingatlah bawah di Maerika Serikat, layaknya negara-negara lain yang
menggunakan prinsip perpajakan global, penghasilan anak perusahaan asing tidak
kena pajak oleh perusahaan induk hingga dikembalikan sebagai deviden yang
disebut juga prinsip pengangguhan. Tempat-tempat bebas pajak memberikan
perusahaan-perusahaan multinasional sebuah kesempatan untuk menghindari
repatriasi dan pajak-pajak negara asal dengan menempatkan transaksi dan
mengakumulasi keuntungan dalam anak perusahaan “brassplate”. Transaksi-
transaksi ini tidak memiliki pekerjaan atau tugas yang nyata. Penghasilan yang
didapatkan pada transaksi tersebut bersifat pasif, bukan aktif.
Amerika Serikat menutup lubang kelemahan ini dengan Perusahaan Luar Negeri
yang dikendalikan dan provisi laba Subbagian F. Laba Subbagian F mencakup
beberapa pendapatan penjualan dan jasa dengan pihak berhubungan istimewa.

1
c) Perusahaan-perusahaan Induk Lepas Pantai
Dalam situasi tertentu, perusahaan induk multinasional berbasis Amerika Serikat
dengan operasinya yang berada di beberapa negara asing mungkin akan
merasakan keuntungan karena memiliki beragam investasi asing melalui
perusahaan induk negara ketiga. Keuntungan-keuntungan yang berhubungan
denga pajak dari susunan organisasional perusahaan ini bisa meliputi:
 Penjaminan tarif pajak bersumber langsung yang bermanfaat pada deviden,
bunga, royalti, dan pembayaran-pembayaran serupa lainnya.
 Menangguhkan pajak Amerika Serikat pada penghasilan asing hingga saat
penghasilan tersebut dikembalikan ke perusahaan induk Amerika Serikat
(yaitu dengan menginvestasikan kembali penghasilan tersebut di luar negeri).
 Menangguhkan pajak Amerika Serikat pada keuntungan dari penjualan saham
dalam operasi anak cabang asing.
d) Keputusan-keputusan Pembiayaan
Tata cara dimana operasi-operasi asing dibiayai juga bisa dibentuk oleh
pertimbangan-pertimbangan pajak. Hal-hal lain yang setara, pengurangan pajak
dari utang, yang meningkatkan laba setelah pajak pada ekuitas, meningkatkan
daya pikat pembiayaan utang dalam negara-negara berpajak tinggi. Di mana
peminjaman mata uang lokal dibatasi oleh pemerintah lokal yang memerintahkan
adanya tingkat minimum pada infusi ekuitas oleh perusahaan induk asing,
peminjaman perusahaan induk untuk membiayai infusi modal ini bisa
mendapatkan akhir yang sama, berujung pada yurisdiksi pajak dari perusahaan
induk yang mengizinkan agar bunga bisa didedukasi.
Perusahaan afiliasi pendanaan luar negeri juga dapat digunakan untuk
mengalihkan laba dari negara dengan pajak tinggi yang menjadi lokasi induk
perusahaan atau perusahaan afiliasike negara yang yurisdiksi pajak rendah tempat
perusahaan afiliasi yang memberikan pendanaan.
e) Penyatuan Kredit Pajak
Penyatuan penghasilan dari berbagai sumber memungkinkan kelebihan kredit
yang dihasilkan dari negara dengan tarif pajak tinggi untuk mengurangi laba yang
diterima dari wilayah dengan tarif pajak rendah.kelebihan kredit pajak dapat
diperluas untukpajak-pajak yang dibayarkan berkaitan dengan deviden yang

1
dibagikan oleh perusahaan luar negeri lapis kedua dan ketiga dalam suatu jaringan
perusahaan multinasional.
f) Alokasi Akuntansi Biaya
Alokasi biaya internal diantara perusahaan-perusahaan kelompok merupakan
sarana lain untuk menggeser laba dari negara dengan pajak tinggi negara dengan
pajak rendah. Yang paling umum adalah alokasi beban overhead perusahaan
kepada perusahaan afiliasi di negara-negara dengan pajak tinggi.
g) Penetapan Harga untuk Lokasi dan Pengiriman
Lokasi dari sistem produksi dan distribusi juga memberikan keuntungan pajak.
Laba bagi sistem perusahaan secara keseluruhan dapat ditingkatkan dengan
menentukan harga transfer yang tinggi atas komponen yang dikirimkan dari anak
perusahaan di negara-negara dengan tingkat pajak yang relatif rendah danharga
transfer rendah atas komponen-komponen yang dikirimkan dari anak perusahaan
yang berada di negara-negara dengan tarif pajak yang relatif tinggi.
h) Menyatukan Perencanaan Pajak Internasional
Untuk bisa mencapai integrasi perencanaan pajak internasional, penasihat pajak
menyarankan langkah-langkah berikut:
 Mencari advis pajak dalam setiap yurisdiksi yang relevan.
 Mengomunikasikan semua fakta kepada setiap penasihat pajak.
 Menunjuk penasihat pajak tunggal untuk berkoordinasi dan menggabungkan
advis dari berbagai yurisdiksi.
 Menjamin bahwa rencana pajak sesuai dengan bisnis. Perencanaan pajak lintas
negara yang canggih tidak bisa dibeli begitu saja.
 Menempatkan semua analisis pajak dalam bentuk tulisan.
 Berhati-hati dengan dokumentasi transaksi.
 Mencari advis hukum berkualitas tinggi untuk setiap posisi pajak yang masuk
ke dalam area abu-abu atau mungkin dianggap agresif.
 Pertimbangkan bagaimana perasaan Anda jika perencanaan pajak Anda
muncul dalam surat kabar lokal.

1
E. PENETAPAN HARGA PENGIRIMAN INTERNASIONAL (VARIABEL-
VARIABEL YANG MENYULITKAN
Penetapan harga pengiriman merupakan sumber yang cukup baru. Penetapan harga di
Amerika Serikat berkembang seiring dengan gerakan desentralisasi yang mempengaruhi
banyak bisnis Amerika selama paruh pertama abad ke-20. Variabel-variabel seperti pajak,
tarif, persaingan, tingkat inflasi, nilai mata uang, pembatasan pengiriman dana risiko
politik dan ketertarikan mitra usaha patungan sangat menyulitkan pengambilan keputusan
untuk penetapan harga pengiriman.
a) Pertimbangan-pertimbangan Pajak
Jika tidak ditiadakan oleh undang-undang, keuntungan perusahaan bisa
ditingkatkan dengan menetapkan harga pengiriman untuk memindahkan
keuntungan darianak perusahaan yang berlokasi di negara-negara yang berpajak
tinggi ke anak perusahaanyang berlokasi di negara-negara berpajak rendah.
Pengiriman intra perusahaan didasarkan pada : harga yang terjaga dan
penetapan harga transfer. Harga terjaga adalah salah satu pihak yang tidak terkait
akan menerima barang sama atau serupa dalam situasi yang sama atau serupa.
Metode-metode penetapan harga terjaga meliputi :
 Penetapan harga otomatis yang sebanding
 Penetapan harga jual kembali
 Penetapan harga untuk biaya tambahan
 Metode-metode penetapan harga lainnya
Persetujuan umum yang muncul diantara pemerintah memandang penetapan harga
yang terjaga sebagai standar yang tepat dalam menghitung keuntungan untuk
tujuan pajak. Namun negara-negara memiliki pandangan berbeda dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan penetapan harga terjaga. Metode ini
merupakan konsep tidak tetap secara internasional.
Otoritas pajak diseluruh dunia sedang menyusun aturan-aturan mengenai
penetapan harga pengirtiman yang baru dan meningkatkan daya upaya. Penetapan
harga pengiriman tersebut adalah harga transfer. Dan harga transfer menjadi
beban ketetapanutama yang dirancang untuk memperkecil perpajakan global yang
sering menyimpangkansistem kontrol multinasional. Ketika, setiap cabang
perusahaandinilai sebagai pusat keuntungan tersendiri, kebijakan ketetapan harga

1
tersebut bisa menghasilkan ukuran performa yang menyimpang dimana pada
umumnya menjadi konflik antara target perusahaan pusat dan cabang.
b) Perhitungan Tarif
Tarif barang-barang impor juga mempengaruhi kebijakan penetapan harga
transfer perusahaan multinasional. Jika sebuah perusahaan mengeksport barang
kepada cabang perusahaannya yang berdomisili disebuah negara bertarif tinggi
bisa mengurangibeban tarifnya dengan menekan harga barang dagangan yang
dikirim kesana.
c) Faktor-Faktor Kompetitif
Untuk menfasilitasi pendirian cabang perusahaan diluar negeri,
perusahaaninduk bisa mendukung cabang perusahaan dengan memakai faktur
pada harga yang sangatrendah. Semua harga cabang perusahaan ini bisa
dihilangkan secara berkala ketika cabangperusahaan memperkuat posisinya
dipasar luar negeri. Sama halnya harga transfer yangrendah bisa digunakan untuk
membentengi usaha yang ada dari dampak persaingan asingdi pasar lokal atau
pasal lainnya: dengan kata lain, profit yang diperoleh dari suatu Negaradapat
menyokong penetrasi kepasar lain. Untuk memperbaiki akses cabang perusahaan
luar negeri dengan pasar modal, ketetapan harga transfer rendah untuk input dan
ketetapan harga transfer tinggi untuk output bisa menyokong laporan pendapatan
dan posisi keuangan. Kadang-kadang harga transfer dapat digunakan untuk
melemahkan cabang perusahaan pesaing.
d) Risiko Lingkungan
Perhitungan persaingan diluar negeri menuntut beban biaya transfer
yang rendah untuk cabang perusahaan luar negeri, risiko dari inflasi harga
tinggi mungkin sebaliknya. Inflasi mengikis daya beli kas perusahaan. Harga
transfer yang tinggi untuk barang atau jasa membuat cabang perusahaan
berhadapan dengen inflasi tinggi yang bisa menghanguskan semua kas yang ada
di cabang perusahaan.
e) Perhitungan Penilaian Performa
Kebijakan penetapan harga juga dipengaruhi oleh dampak dalam
tindakanmanajerial, dan sering menjadi penentu utama performa
perusahaan. Jika perusahaan cabang bebas menentukan harga transfer, para
manajer mungkin tidak bisa menangani konflik antara apa yang terbaik untuk

1
cabang perusahaan dan yang terbaik untuk perusahaan
secara keseluruhan.Akan tetapi dampak bagi manajemen perusahaan malahan
mungkin akan jadi buruk jika perusahaan pusat mendikte harga transfer dan
mendasari alternatif yang dipandang berwenang dan tidak beralasan. Semakin
banyak keputusan yang dibuat oleh perusahaan pusat, maka profit desentralisasi
kurang menguntungkan, karena manajer lokal kehilangan dorongan untuk
bertindak demi keuntungan dari usaha lokal mereka.
f) Kontribusi Akuntansi
Manajemen akuntan bisa berperan signifikan dalam mengukur sasaran
dalamstrategi penetapan harga transfer. Rintangan adalah menjaga
perspekti global ketika memetakan keuntungan dan biaya yang sesuai dengan
keputusan harga transfer.Pertama yang terjadi adalah dampaknya pada keputusan
dalam sistem perusahaan.
Mengukur sejumlah kesepakatan adalah sulit karena pengaruh lingkungan yang
harus diperhitungkan secara kelompok, tidak secara individu. Satu hal yang jelas
adalah perhitungan dangkal tentang dampak kebijakan harga transfer tinggi pada
masing-masing unit dalam sistem multinasional yang tidak dapat diterima.

F. PENENTUAN HARGA TRANSFER


Perusahaan juga bisa mengakali pajak dengan menentukan harga transfer yang tinggi
untuk mengalihkan komponen yang dikirim ke cabang perusahaan di Negara pajak
rendah dan sebaliknya. Harga transfer ini akan menjadi pendapatan untuk unit yang
menerimanya.
Kucing-kucingan antara pengusaha dengan tariff pajak ini membuat pemerintah AS
mengeluarkan bagian 482 undang-undang Pajak Penghasilan yang memberikan
wewenang kepada Mentri Keuangan untuk mencegah penggeseran laba antar pembayar
pajak terkait perbedaan tariff pajak nasional. Pasal 482 menentukan bahwa harga transfer
antar perusahaan ditentukan oleh harga transaksi wajar. Haga transaksi wajar merupakan
harga yang akan diterima oleh pihak-pihak tidak berhubungan istimewa untuk barang-
barang yang sama dan dalam keadaan yang sama.

1
G. PRAKTIK HARGA TRANSFER
Tiga tujuan penting dari penerapan harga transfer yang dijawab oleh para eksekutif
keuangan di AS:
1. Mengelola beban pajak
2. Mempertahankan posisi daya saing perusahaan, mempromosikan evaluasi kinerja
setara dan memberikan motivasi kepada karyawan. Beberapa berpandangan bahwa
penentuan harga transfer hanya sekedar kepatuhan pajak.
3. Melihat sulitnya penentuan tarif pajak, banyaknya celah untuk menghindar dari pajak
serta kemajuan teknologi informasi membuat pemerintah semakin sulit untuk
menentukan pajak. Beberapa pihak mendukung unitary tax (pajak tunggal).

H. PENETAPAN HARGA TRANSFER PERPAJAKAN INTERNASIONAL


Harga transfer sering juga disebut intracompany pricing, intercorporate pricing,
interdivisional pricing atau internal pricing. Pengertian harga transfer dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat peyoratif.
Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni merupakan strategi
dan taktik bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak. Sedangakan mengasumsikan
harga transfer sebagai upaya untuk menghemat beban pajak dengan taktik antara lain
menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya rendah.

I. TUJUAN HARGA TRANSFER


Tujuan yang ingin dicapai dalam harga transfer sebagai berikut :
1. Memaksimalkan penghasilan global.
2. Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar.
3. Mengevaluasi kinerja anak/cabang perusahaan mancanegara.
4. Menghindarkan pengendalian devisa.
5. Mengatrol kredibilitas asosiasi.
6. Mengurangi risiko moneter.
7. Mengatur arus kas anak/cabang yang memadai.
8. Membina hubungan baik dengan administrasi setempat.
9. Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk.
10. Mengurangi risiko pengambilalihan oleh pemerintah.

1
J. ISU-ISU PAJAK INTERNASIONAL DALAM HARGA TRANSFER

Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-
perusahaanmultinasional (MNC) melihat harga transfer sebagai suatu isu pajak
internasiomal yang utama,dan lebih dari setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu
ini adalah isu yang paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian
modal Organization for Economic Coorporation and Development (OECD), yang
menyatakan bahwa harga-hargatransfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan
standar arm’s-length, artinya pada suatuharga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang
independen. Arm’s-Lenght Standard yaitu tingkat harga antara pembeli dan penjual
independen, bebas melakukan transaksi. Harga transfer harusnya ditetapkan supaya dapat
mencerminkan harga yang akan disusun oleh pihak-pihak yang tidak terkait yang
bertindak secara bebas.

K. METODOLOGI PENENTUAN HARGA TRANSFER


Dalam suatu dunia dengan pasar yang sangat kompetitif, tidak akan menjadi masalah
besar ketika hendak menetapkan harga transfer sumber daya dan jasa antarperusahaan.
Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Pengaruh
lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai
metodologi penentuan harga.
Pasar Versus Biaya Versus….?
Harga pasar menunjukan peluang biaya dengan suatu pemindahan yang tidak menjual
diluar pasar, dan kegunaan mereka akan mendorong efisiensi kegunaan dari sumber-
sumber perusahaan yang jarang digunakan. Kegunaan mereka juga disebut konsisten
dengan orientasi pusat laba terdesentralisasi. Harga pasar juga menentukan mana usaha
yang dapat menguntungkan dengan usaha yang tidak menguntungkan, dan lebih mudah
untuk mempertahankan otoritas perpajakan sebagai rentangan harga.
Keuntungan dari pasar berbasis harga transfer harus dititik beratkan
padabeberapa kelemahan, salah satunya adalah penggunaan harga transfer tidak
memberikan perusahaan keleluasaan perusahaan untuk menentukan harga untuk tujuan
atau strategi persaingan. Masalah yang lebih mendasar lagi adalah seringnya tidak ada
pasar menengahuntuk produk atau servis yang meragukan. Dalam perusahaan
multinasional transaksi dimana perusahaan independen tidak bertanggung jawab, seperti

1
mengirim sebuah barang berharga, sangat mengandalkan teknik dari cabang perusahaan.
Biaya berbasis harga transfer menghasilkan banyaknya keterbatasan, karena :
 Mudah digunakan
 Berdasarkan data yang sudah ada
 Mudah menentukan otoritas pajak
 Bersifat rutin, dengan demikian membantu menghindari keretakan internal.

a) Prinsip Arm’s-Lenght
Ciri khas multinasional adalah sebuah usaha berintegritas cabang perusahaan
tersebut dibawah kendali dan berbagai sumber serta tujuan secara umum.
Berdasarkan pada prinsip arms length, dimana harga transfer perusahaan seolah
olah terjadi antara pihak yang tidak berhubungan dalam pasar kompetitif.
Beberapa metode dasar dalam menetapkan harga berdasarkan arms price.
b) Metode Perbandingan Harga Bebas
Dalam pendekatan ini harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang
digunakan dalam persamaan transaksi antara perusahaan independen atau antara
perusahaan dan partai ketiga yang tidak berhubungan.
c) Metode Perbandingan Transaksi Bebas
Metode ini menetapkan transfer aset tak berwujud. Mengidentifikasi patokan nilai
royalti dengan mengacu pada metode harga transaksi bebas di mana aset tak
berwujud yang sama atu serupa telah ditransfer. Seperti metode perbandingan
harga bebas, metode ini membahas tentang perbandingan harga.
d) Metode Harga Penjualan Ulang
Metode ini menghitung sebuah harga arms length yang diawali dengan
hargapenjualan akhir dimana barang disebutkan dijual ke partai bebas. Margin
yang tidak tepat untuk menutupi pengeluaran dan profit normal kemudian diambil
dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antar perusahaan.
e) Metode Penetapan Biaya Lebih
Merupakan sebuah pendekatan bekerja maju dimana kenaikan harga ditambahkan
untuk biaya transfer cabang perusahaan dalam mata uang lokal. Kenaikan harga
biasanya mencakup :
 Menghubungkan biaya keuangan yang berkaitan dengan biaya tambahan
eksport,piutang dan asset yang digunakan.

1
 Persentase biaya yang menutupi produksi, distribusi, pergudangan,pengapalan
danbiaya lainnya yang berhubungan dengan usaha eksport. Sebuah
penyeragaman sering dibuat untuk menggambarkan subsidi pemerintah yang
dirancang untuk membuat biaya produksi kompetitif dikancah pasar
internasional
f) Metode Perbandingan Keuntungan
Menurut metode ini keuntungan antar perusahaan pada transaksi antar partai
yangberhubungan sebaiknya bisa dibandingkan dengan keuntungan pada transaksi
antar partai yang tidak berhubungan yang melakukan bisnis yang sama dengan
keadaan yang serupa.
g) Metode Pembagian Keuntungan
Metode ini digunakan ketika patokan produk atau pasar tidak ada. Pembagian
keuntungan yang dihasilkan pada transaksi partai yang berkaitan antar cabang
perusahaan dalam gaya arms length. Satu perbedaan dalam pendekatan ini metode
perbandingan pembagian keuntungan membagi keuntungan yang dihasilkan oleh
transaksi partai yang berkaitan menggunakan alokasi persentase keuntungan
gabungan dari perusahaan bebas dengan jenis aktivitas dan transaksi yang sama.
h) Metode Penetapan Harga Lainnya
Kebanyakan negara yang memiliki undang-undang penetapan harga transfer lebih
memilih metode berbasis transaksi (bisa dibandingkan dengan harga bebas, bisa
dibandingkan dengan transaksi bebas, harga penjualan kembali, metode cost-plus)
daripada metode berbasis keuntungan (metode membandingkan profit dan
pembagian keuntungan ).
i) Perjanjian Penetapan Harga Lanjutan
Advance Pricing Agreements (APAs) adalah sebuah mekanisme dimanaotoritas
perpajakan dan multinasional dengan sukarela merundingkan metodologi
penetapan harga transfer yang disepakati dan mengikat kedua partai. Semua
perjanjian ini mengurangi dan menghapus risiko dalam audit penetapan harga
transfer, hemat waktu dan uang untuk multinasional dan otoritas pajak.

L. PRAKTIK PENETAPAN HARGA TRANSFER
Perusahaan multinasional dengan sangat jelas memiliki berbagai dimensi,
sepertiukuran industri, kebangsaan, struktur organisasi, tingkat keterlibatan internasional,

1
teknologi, produk atau jasa, dan kondisi bersaing. Namun dalam prakteknya, banyak
ditemukan keseragaman dalam penetapan harga transfer.

M. MASA DEPAN
Teknologi dan ekonomi global menantang berbagai prinsip dimana didasarkanpada
perpajakan internasional. Salah satu prinsip ini adalah setiap negara memiliki hakuntuk
memutuskan bagi mereka sendiri seberapa besar penarikan pajak dari masyarakatdan
bisnis kawasanya.
Pemerintah  diseluruh  dunia  mengharuskan  metode  penetapan  harga transfer
berdasarkan prinsip arms lenght. Yaitu usaha multinasional dinegara berbedadikenakan
pajak jika mereka adalah perusahaan independen yang menjalankan arms length satu
sama lain.
Bagaimana semua pernyataan ini menyatakan perpajakan internasional? Apakah
perpajakan global sesuai dengan perusahaan global? Kita telah melihat kerja sama yang
lebih hebat dan berbagi informasi tentang otoritas pajak di seluruh dunia. Mode seperti ini
akan terus berlanjut. Di saat yang sama, para ahli meramalkan sebuah persaingan pajak
yang lebih hebat. Internet memberikan persembunyian dari pajak lebih mudah. Beberapa
peneliti menganjurkan sebuah pajak kesatuan sebagai sebuah alternatif dalam
menggunakan harga transfer untuk menentukan pemasukan yang wajib dikenakan pajak.
Dalam pendekatan ini, keuntungan total multinasional cukup berdampak bagi negara.
Kemudian setiap negara akan mengenakan pajak untuk setiap keuntungan berapapun jika
sesuai. Jelasnya, perpajakan di masa depan akan menghadapi banyak tantangan dan
perubahan.

N. PERAN ORGANISASI KERJA SAMA EKONOMI DAN PEMBANGUNAN


(OECD)

Untuk mengatasi krisis keuangan global perlu reformasi regulasi dan peraturan
dalamsistem keuangan, salah satunya soal pengaturan tax heaven dengan kehadiran
Financial Stability Board G-20 juga sepakat mendesak sebuah upaya untuk standardisasi
akuntansi, aturan mengenai hedge fund yang selama ini tidak mudah tersentuh dan aturan
mengenai tax heaven. Para pemimpin G-20 juga sepakat masalah kerahasiaan perbankan
harus diakhiri dan tidak ada toleransi lagi bagi negara ataupun teritori pelindung para

1
penghindar pajak dan kejahatan kerah putih lainnya. Dampak dari krisis finansial yang
hebat membuat negara-negara maju menginginkan pajak yang dilarikan korporasi
penghindar pajak (tax awiders) dapat kembali menjadi hak negaranya. Organisasi Kerja
Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah mengumumkan kriteria negara-negara
atau teritori sebagai surga pajak. Empat negara masuk dalam daftar hitam atau black list
karena tidak kooperatif, yaitu Filipina, Uruguay. Kosta Rika, dan Malaysia dan
Kepulauan Cayman. Mereka menolak menerapkan asas transparansi perbankan ataupun
informasi mengenai pajak dalam skim exchange information. OECD menyusun daftar
negara atau teritori tax heaven berdasarkan tiga kategori,yaitu:

1. Negara yang siap melakukan pertukaran informasi atau telah mengimplementasikan


standar perpajakan dan perbankan dengan baik (white list).
2. Mereka siap untuk bertindak atau sudah berkomitmen, tetapi belum sepenuhnya
mengimplementasikan standar perpajakan dan perbankan dengan baik (greylist).
3. Negara atau teritori yang belum sepakat menerapkan asas transparansi atau belum
mau berkomitmen (black list ). Surga pajak termasuk entitas politik yang
menawarkan pengenaan pajak yang rendahdan pelindung bagi penghindar pajak.
Surga pajak atau off-shore center menurut OECD Report on Harmful Tax
Competition (1988) didefinisikan dalam empat kriteria. Dua kriteria surga pajak
adalah pengenaan pajak yang rendah atau nihil dan memberikan kesempatan kepada
non-residen untuk menghindari pajak di negaranya dan melayani aktivitas ilegal.
Selain itu, surga pajak tidak melakukan pertukaran informasi perpajakan yang
efektif berdasarkan UU atau praktik administratifnya dan tidak transparan dalam
menjalankan kegiatannya. Dengan tidak memberikan informasi mengenai pajak
untuk kepentingan perusahaan dari negara lain, diartikan sebagai tempat pencucian
uang (money laundry) yang pasif. Di Amerika banyak dipertanyakan mengapa
institusi-institusi finansial yang diberikan jaminan (bail out ) pemerintah masih saja
tetap beroperasi di negara atau teritori tax heaven. Tidak berlebihan mengapa tax
heaven tetap menarik minat investor asing karena uang mereka dapat diinvestasikan
dengan aman dan tetap dijaga kerahasiaannya, serta terlindung dari institusi penyidik
pajak internasional. Diduga sekitar 400 kantor bank-bank internasional beroperasi di
negara dan teritori tax heaven. Sekitar dua pertiga dari hedge fund terkenal di bursa
internasional pun mempunyai representatif kantor di sini termasuk kurang lebih 2

1
juta perusahaan top dunia telah mendaftarkan asetnya sedikitnya 10 triliun dolar AS
di wilayah ini. Bagi Indonesia, penghapusan tax heaven akan banyak memberi
manfaat dalam mengurangi insentif arus modal keluar yang bertujuan menghindari
pajak. Dana-dana hasil kejahatan ataupun yang dicuri dari negara oleh sekelompok
orang akan kembali dan memperkuat cadangan devisa negara, karena tidak ada
tempat lagi untuk bersembunyi. Secara tidak langsung akan memperkuat nilai tukar
rupiah, dan dapat meningkatkan investasi guna menunjang penerimaan pajak.
Walaupun timbul polemik, hal tersebut setidaknya membuka lembaran baru
dantransparansi dalam sistem perpajakan internasional. Ada tekanan dari G-20
bahwa Negara yang menolak atau tidak mau bekerja sama dalam memberikan
informasi mengenai perpajakan dikenai sanksi berat, antara lain dicabut dari
keanggotaan Bank Dunia dan IMF. Masalah kerahasiaan bank (bank secrecy)
dianggap salah satu yang memperburuk krisis keuangan global karena tax heaven
yang menyembunyikan aset-aset global. Ada dugaan tax heaven ini memberikan
tempat berlindung yang nyaman bagi para pejabat untuk menyembunyikan dana-
dana ilegal hasil korupsi, ataupun pengusaha hitam yang melarikan dana dari kejaran
aparat hukum di negerinya. Dampak kerasnya OECD menerapkan asas transparansi
informasi dengan membuat daftar negara atau teritori yang masuk daftar hitam
membuat tiga negara Uni Eropa yang memiliki aturan kerahasiaan bank akan
mengubah kerahasiaan undang-undang perbankan. Yaitu Luksemburg, Austria, dan
Belgia. Sementara itu, Swiss dan Liechtenstein tetap masu kdalam grey list karena
menyatakan baru siap mengubah kerahasiaan sistem perbankannya. Singapura
bergegas ke luar dari daftar abu-abu (grey list ) dengan akan mengamendemen UU
Pajak pada tahun ini juga. Singapura dianggap belum mengimplementasikan aturan
pajak internasional sesuai dengan standar OECD, khususnya mengenai pertukaran
perpajakan melalui Avoidance of Double Taxation Agreements (DTAs). Di luar
Singapura ada 38 negara yang dimasukkan dalam grey list . Kemungkinan sanksi
berat akan dikenakan kepada bank-bank di negara mana saja didunia yang tetap
melakukan transaksi dengan negara surga pajak yang masuk daftar hitamOECD.
Sanksi lainya, adanya pengucilan atas Negara tax heaven dari dunia internasional,
khususnya di bidang keuangan dan perbankan. Akan dibuat daftar dan pengenaan
sanksi bagipara investor, baik entitas maupun perorangan, yang melakukan transaksi
dengan Negara tax heaven, sehingga dijauhi dari aktivitas bisnis internasional.

1
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


Untuk mengatasi krisis keuangan global perlu reformasi regulasi dan peraturan dalam sistem
keuangan, salah satunya soal pengaturantax heaven. Menurut pendapat sebagian ahli bahwa
krisis keuangan global yang terjadi di suatu negara bisa diatasi dengan memaksimalkan
penerimaan pajaknya sebagai salah satu sumber penerimaan untuk menutupi terjadinya defisit
anggaran. Karena itu, negara-negara maju menginginkan pajak yang dilarikan korporasi
penghindar pajak (tax awiders) dapat kembali menjadi hak negaranya.

Setiap negara akan mengenakan pajak atas sebagian laba berdasarkan tarif yang dipandang
sesuai dengan aturan dari suatu negara yang berlaku. Jelasnya perpajakan dimasa depan
menghadapi banyak perubahan dan tantangan. Penilaian dan eksekusi dalam penentuan harga
ditambah lagi harga transfer harus benar-benar dipertimbangkan dari segala aspek yang
mempengarruhi sehingga apa yang ditetapkan tidak merugikan dan dapat diterima dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Peran kunci seorang pengatur tata kelola keuangan
masing-masing negara memiliki andil yang besar dalam mengambil sikap, sehingga
keputusan yang di ambil dari setiap negara berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan nilai-nilai
suatu negara dalam melakukan perekonomiannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Frederick D.S Choi, Gary K. Meek, International Accounting, 2005, Buku 1 Edisi 5,
Penerbit: Salemba Empat.

Frederick D.S Choi, Gary K. Meek, International Accounting, 2005, Buku 2 Edisi 6,
Penerbit: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai