LP Harga Diri Rendah
LP Harga Diri Rendah
Disusun oleh :
Nafisah Salsabila
P1337420619076
2A3 RKI
A.Pengertian
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
B.Penyebab
Penyebab yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis
e. penurunan produktivitas
h. mudah tersinggung
D.Akibat
Akibat yang mungkin timbul berupa, Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau
posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
E.Rentang respon
Respon adaptif >.................................................................< Respon maladaptif
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri
(Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal
maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama
adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal
dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
F.Prilaku
Prilaku yang dilakukan pada individu yang menarik diri biasanya individu tersebut
cenderung menjauhkan diri dari orang lain selain itu individu tersebut juga memiliki tingkat
percaya diri yang sangat rendah dan selalu berfikir negatif tentang dirinya sendiri.
G.Patofisiologi
Patofisiologi dari harga diri rendah tergantung dari keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain.
H.Pohon masalah
Core problem
Berduka disfungsional
1. Masalah keperawatan :
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Resiko isolasi sosial :menarik diri
3.Rencana tindakan
*tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
berinteraksi
2.2. Diskusikan
dengan klien
penyebab menarik
diri atau tidak mau
bergaul dengan
orang lain.
SP II SP IV
IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Informan :
No. RM :
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak diam dan tidak mau bersosialisasi,klien merespon pertanyaan yang
diberikan oleh perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri Rendah
3. Tujuan Khusus
Klien tidak lagi memiliki perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,rasa percaya
dirinya meningkat,klien tidak lagi mengkritik diri sendiri dan klien mampu
bersosialisasi lagi.
4. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang daat digunakan.
3. Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
4. Melatih kemampuan yang pilih pasien.
5. Membantu menyusun jadwal palaksanaan kemampuan yang dilatih untuk
mencapai tujuan tindakan keperawatan
3. Tahap Terminasi
A. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi subjektif:
“Bagaimana perasaan bapa setelah latihan tadi?”
Evaluasi objektif
“Coba bapa sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi!”
“Bapa telah bagus melaksanakannya”
B. Tindak Lanjut Klien
“Bagaimana kalau nanti bapa menceritakan lagi tentang perasaan bapa? Kapan
kita dapat bercakap-cakap lagi?”
C. Kontrak yang akan datang
Waktu: “Kapan kita bertemu lagi?”
“Bagaimana kalau 3 hari lagi?”
Topik:”Bagaimana kalau nanti kita bicara tentang cara meningkatkan rasa
percaya diri bapa?
Tempat:”Dimana tempatnya? Bagaimana kita bertemu nanti disini lagi.
Sampai jumpa Terimakasih”
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. S
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 17 tahun
RMK : 00 83 98
Alamat : Banjarmasin
Tanggal pengkajian : 16 Maret 2012
3. Faktor Predisposisi
1. Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
2. Sebelumnya klien tidak pernah menjalani pengobatan
3. Pengalaman.
Pasien sangat tertutup dari orang sekitarnya.
Pasien merasa dirinya tidak mampu melakukan kegiatan seperti orang lain.
Pasien sering mengkritik diri sendiri.
Pasien selalu menunduk saat bicara dengan orang lain.
Pasien berbicara lambat dan suaranya lemah.
Pasien berpakaian tidak rapih.
Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dan tidak pernah menjalani
pengobatan. Sebelum masuk RSJ klien sangat pendiam dan tertutup dari orang di
sekitarnya , sering mengkritik diri sendiri karena tidak mampu seperti orang lain. Klien
selalu menunduk tidak berani menatap lawan bicara. Klien berpakaian lusuh dan selera
makannya berkurang.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital :
TD : 110/70mmHg
N : 80x /menit
RR : 20X/menit
S : 36,5 C
2. Ukur :
TB :160 cm BB : 52 kg
3. Klien tidak pernah mengalami gangguan fisik seperti Darah Tinggi, infeksi, maupun
kerusakan integritas kulit dan penyakit lainnya.
4. Psikososial
1. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien lebih banyak menyendiri diruangan,klien jarang berinteraksi dengan pasien
lainnya. Jika diajak bicara klien menjawab pertanyaan dengan singkat. Identitas
Klien tinggal bersama saudaranya, pasien anak ke 1 dari 5 bersaudara.
b. Peran
Klien berperan sebagai pasien jiwa dan mampu menjalankan perannya dengan baik.
c. Ideal diri
Klien Nampak lebih banyak menyendiri, berdiam diri, kurang berkomunikasi, lebih
banyak berada didalam ruangan dari pada diluar untuk berinteraksi dengan pasien
yang lain.
d. Harga diri
Klien nampak hanya berdiam diri tanpa bercakap-cakap dengan pasien lain,
menjawab pertanyaan dengan singkat. Klien tidak memperdulikan lingkungan, kurang
bergairah, selera makan berkurang, berpakian tidak rapih, afek datar/ kosong. Klien
aktif melakukan aktifitas diruangan, tidak ada kontak mata.
Masalah keperawatan : Isolasi social dan Harga diri rendah
2. Hubungan social
a. Orang yang berarti dalam hidup klien adalah saudara-saudara klien.
b. Peran serta pasien dalam kegiatan kelompok/masyarakat sebelum sakit klien di kenal
sebagai anak yang baik di kampung.
c. Hambatan dalam berhubungan orang lain yaitu klien lebih banyak diam dan
menyendiri dan susah menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam dan percaya akan adanya tuhan.
b. Kegiatan ibadah
Sebelum sakit jiwa klien aktif melakukan ibadah tetapi setelah masuk RSJ klien tidak
pernah lagi melakukan ibadah.
5. Status mental
a. penampilan
penampilan pasien tidak rapi, cara berpakaian dan rambut pasien acak- acakan.
b. pembicaraan
c. Aktivitas motorik
pasien beraktivitas seperti biasa, pasien tidak pernah bermasalah dengan pasien lain
baik permasalahan makanan maupun yang lainnya.
d. Afek muka klien datar tidak ada ekspresi dari muka klien.
e. Interaksi selama wawancara dengan pasien berlangsung lancar tapi kadang pasien
diam dan termenung. Kontak mata kurang.
f. Persepsi
h. Proses pikir
I. Isi pikir
Isi pikir pada saat wawancara dengan pasien adalah tidak ingin ada yng mengganggu
dirinya.
j. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran pasien pada saat wawancara Nampak sedasi atau mengatakan
merasa melayang-melayang antara sadar atau tidak sadar.
k. Memori
Pasien masih mampu mengingat beberapa memori yang dialaminya lalu tapi kadang
pasien tidak mampu mengingat pertanyaan yang baru ditanyakan.
Pasien Tidak mengalami gangguan tingkat konsentrasi dan berhitung. pasien mampu
berhitung dengan baik.
m. Kemampuan Penilaian
Pasien mengalami gangguan bermakna yaitu pasien masih belum mampu mengambil
keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat.
Pasien tidak mengalami gangguan daya tilik dirinya baik gangguan mengingkari
penyakit yang dideritanya maupun menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya. Pasien
sadar ia berada di RSJ dan mengalami gangguan jiwa hingga ia dirawat sampai saat
ini.
- makanan
Pasien Nampak makan kurang lahap dan tidak mampu menghabiskan makanan yang
disediakan. Pasien tidak menyukai beberapa jenis makanan
- pakaian
Klien nampak berpakaian kurang rapi tidak sesuai dengan anggota tubuh.Pasien
berganti pakaian 1x sehari.
-perawatan kesehatan
Pasien kurang mampu melakukan perawatan kesehatan dengan baik ,makan tidak
teratur, tidur dan istirahat teratur,mengkonsumsi obat secara beraturan.
-Tempat Tinggal
Pasien tinggal dengan pasien lainnya dan pasien berhubungan baik dengan pasien
lainnya.
-Pasien merawat diri kuang baik seperti mandi sendiri,makan sendiri,BAB dan BAK
sendiri,ganti pakaian sendiri. Pasien mengalami gangguan perawatan diri.
-Nutrisi
Pasien tidak selera dengan makanan yang disediakan pasien tidak menghabiskan
makanan bersama berkumpul dengan pasien lainnya. Nafsu makan berkurang dan
pasien tidak memiliki diet khusus.
-Tidur
c. Kemampuan Klien
e.pasien tidak melakukan kegiatan yang ia sukai pasien hanya beraktivitas didalam
ruangan seperti tidur,istirahat,mandi,makan.
7. Terapi pengobatan
p.o :
buspirone
naltrexone
fluoxetine
MASALAH KEPERAWATAN DAN ANALISA DATA
NO MASALAH DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
KEPERAWATAN
Dx Perencanaan
keperawata
n Tujuan Kriteria Hasil
Intervensi
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.