Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh :

Nafisah Salsabila

P1337420619076

2A3 RKI

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2021/2022


1.KASUS (MASALAH UTAMA)

Harga diri rendah

2.Proses terjadinya masalah

A.Pengertian

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.

B.Penyebab
Penyebab yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis

C.Tanda dan gejala


a. perasaan yang negatif terhadap diri sendiri

b. hilangnya percaya diri dan harga diri

c. merasa gagal mencapai keinginan

d. mengkritik diri sendiri

e. penurunan produktivitas

f. destruktif yang diarahkan pada orang lain

g. perasaan tidak mampu

h. mudah tersinggung

i. menarik diri secara social.

D.Akibat

Akibat yang mungkin timbul berupa, Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau
posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :

1.Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan


denganpertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu
atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2.Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
3.Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

 
E.Rentang respon
Respon adaptif  >.................................................................< Respon maladaptif

Aktualisasi   Konsep diri  Harga diri      Kerancuan        Depersonalisasi


     Diri          positif      rendah identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri
(Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal
maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama
adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara: 
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal
dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
F.Prilaku

Prilaku yang dilakukan pada individu yang menarik diri biasanya individu tersebut
cenderung menjauhkan diri dari orang lain selain itu individu tersebut juga memiliki tingkat
percaya diri yang sangat rendah dan selalu berfikir negatif tentang dirinya sendiri.

G.Patofisiologi

Patofisiologi dari harga diri rendah tergantung dari keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain.

H.Pohon masalah

Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core problem

Berduka disfungsional

I.Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan :
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Resiko isolasi sosial :menarik diri

2. Data yang perlu dikaji :


1. Data subyektif :
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

3.Rencana tindakan

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI


EVALUASI

1 Gangguan TUM: klien


konsep diri: memiliki konsep
harga diri diri yang positif
rendah
TUK:
1. klien
membina 1. Bina hubungan
1. setelah beberapa
hubungan saling saling percaya
kali interaksi,klien
percaya dengan dengan
menunjukkan
perawat menggunakan
ekspresi wajah
prinsip kounikasi
bersahabat,rasa
terapiutik
senang,ada kontak
mata,mau berjabata
tangan,menjawab
salam,dan mau
duduk berdampingan
dengan perawat.
2. klien dapat 2.setelah beberapa 2.1. diskusikan
mengidentifikasi kali interaksi klien dengan klien
aspek positif menyebutkan: tentang:
dan kemampuan
*Aspek positif dan *aspek positif
yang dimilki.
kemampuan yang klien,keluarga dan
dimilik klien lingkungan

*aspek positif *kemampuan yang


keluarga dimiliki klien

*aspek positif 2.2. beri pujian


lingkungan klien yang
realistis ,hindari
memberi penilaian
yang negatif.

3.klien dapat 3. setlah beberapa 3.1. diskusikan


menilai kali interaksi klien dengan klien
kempuan yang dapat menyebutkan kemapuan yang
dimiliki untuk kemampuan yang dapat
dilaksanakan dapat dilaksanakannya.
dilaksanakannya.
3.2. diskusikan
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya.

4. klien dapat 4. setelah beberapa 4.1. tingkatkan


merencanakan kali interaksi kegiatan sesuai
kegiatan sesuai membuat rencana sesuai kondisi klien
dengan kegiatan harian
4.2. berikan contoh
kemampuan
cara pelaksanaan
yang
kegiatan yang dapat
dimilikinya.
dilakukan klien.

2 Resiko isolasi TUM: Klien


sosial: dapat
menarik diri berinteraksi
dengan orang
lain

TUK: 1. setelah beberapa 1.1 Bina hubungan


1. klien dapat kali interaksi klien saling percaya
membina menunjukkan tanda- dengan:
hubungan saling tanda percaya
*beri salam setiap
percaya kepada / terhadap
interaksi
perawat: wajah
cerah,tersenyum,mau *perkenalkan
berkenalan,ada nama,nama
kontak anggilan perwat
mata,menceritakan dan tujuan
masalahnya dan berkenalan
bersedia
*tanyakan dan
mengungkapkan
panggil nama
masalahnya
kesukaan klien

*tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
berinteraksi

2. Klien mampu 2. Setelah beberapa 2.1. tanyakan pada


menyebutkan kali interaksiklien klien tentang:
penyebab menyebutkan
*orang yang tinggal
menarik diri minimal satu
serumah / teman
penyebab menarik
sekamar klien
diri dari: diri
sendiri,orang lain *orang yang paling
dan lingkungan. dekat dengan klien
di rumah/diruang
perawatan

*apa yang membuat


klien dekat dengan
orang tersebut

2.2. Diskusikan
dengan klien
penyebab menarik
diri atau tidak mau
bergaul dengan
orang lain.

2.3. Beri pujian


terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
persaannya.

3. Klien mampu 3. Setelah beberapa 3.1 Tanyakan pada


menyebutkan kali interaksi dengan klien tentang:
keuntungan klien dapat
*manfaat hubungan
berhubungan menyebutkan
sosial
sosial dan keuntungan
kerugian berhubungan *kerugian menarik
menarik diri. sosial,misalnya: diri
banyak teman,tidak
3.2. Diskusikan
kesepian,bisa
bersama klien
diskusi,saling
tentang manfaat
menolong dan
hubungan sosial
kerugian menarik
dan kerugian
diri,misalnya:
menarik diri.
sendiri,kesepian dan
tidak bisa diskusi. 3.3. Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
Komponen Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

MASALAH TINDAKAN TINDAKAN


KEPERAWATAN KEPERAWATAN UNTUK KEPERAWATAN
PASIEN UNTUK KELUARGA

Harga Diri Rendah SP I SP I

1. Mengidentifikasi kemampuan 1. Mendiskusikan masalah


dan aspek positif yang dimiliki yang dirasakan keluarga
pasien dalam merawat pasien.

2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian


kemampuan pasien yang masih HDR,tanda dan gejala serta
dapat digunakan proses terjadinya HDR.

3. Membantu pasien memilih 3. Menjelaskan cara


kegiatan yang akan dilatih merawat pasien dengan
sesuai dengan kemampuan HDR.
pasien.
SP II
4. Melatih pasien sesuai
1. Melatih keluarga
kemampuan yang dipilih.
mempraktekkan cara
5. Memberikan pujian yang merawat pasien dengan
wajar terhadap keberhasilan HDR.
pasien.
SP III
6. Menganjurkan pasien
1. Melatih keluarga
memasukkan dalam jadwal
melakukan cara merawat
kegiatan harian.
langsung kepada pasien
HDR.

SP II SP IV

1. Menevaluasi jadwal kegiatan 1.Membantu keluarga


harian pasien. dalam membuat jadwal
2. Melatih kemampuan kedua. aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge
3. Menganjurkan pasien
planning)
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian. 2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang.

 IDENTITAS KLIEN

Nama :
Umur :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Informan :
No. RM :

 PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tampak diam dan tidak mau bersosialisasi,klien merespon pertanyaan yang
diberikan oleh perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri Rendah
3. Tujuan Khusus
Klien tidak lagi memiliki perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,rasa percaya
dirinya meningkat,klien tidak lagi mengkritik diri sendiri dan klien mampu
bersosialisasi lagi.

4. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang daat digunakan.
3. Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
4. Melatih kemampuan yang pilih pasien.
5. Membantu menyusun jadwal palaksanaan kemampuan yang dilatih untuk
mencapai tujuan tindakan keperawatan

 STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


1. Tahap Orientasi
A. Memberi Salam
“Selamat pagi bapa,saya mahasiswa erawat yang akan merawat bapa,nama
saya R,nama ibu siapa?”
B. Memvalidasi dan Mengevaluasi keadaan pasien
“Coba bapa ceritakan perasaan hari ini!”
“Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan”.
“Apa keluhan bapa hari ini?”
C. Menyepakati kontrak atau Pertemuan
1) Topik / Tindakan / Kegiatan
“Sesuai janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam 09.00 untuk
membicarakan masalah yang bapa hadapi sekarang”
2) Tempat
“mau duduk dimana? Bagaimana kalau kita duduk disana?”
3) Waktu
“Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Tahap Kerja
A. “Apa masalah yang bapa hadapi sekarang?”
B. “Apakah bapa sudah mendiskusikan masalah ini kepada keluarga dan orang
terdekat bapa
C. “Bagaiman kalau kita belajar cara menghadapi masalah yang bapa hadapi
sekarang”
D. “Bagaimana kalau bapa meminta tolong kepada orang terdekat bapa jika bapa
merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapi masalah ini”

3. Tahap Terminasi
A. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi subjektif:
“Bagaimana perasaan bapa setelah latihan tadi?”
Evaluasi objektif
“Coba bapa sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi!”
“Bapa telah bagus melaksanakannya”
B. Tindak Lanjut Klien
“Bagaimana kalau nanti bapa menceritakan lagi tentang perasaan bapa? Kapan
kita dapat bercakap-cakap lagi?”
C. Kontrak yang akan datang
Waktu: “Kapan kita bertemu lagi?”
“Bagaimana kalau 3 hari lagi?”
Topik:”Bagaimana kalau nanti kita bicara tentang cara meningkatkan rasa
percaya diri bapa?
Tempat:”Dimana tempatnya? Bagaimana kita bertemu nanti disini lagi.
Sampai jumpa Terimakasih”

ASKEP KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

RUANG RAWAT : PINUS


TANGGAL DIRAWAT : 13 Maret 2012

1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. S
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 17 tahun
RMK : 00 83 98
Alamat : Banjarmasin
Tanggal pengkajian : 16 Maret 2012

2. Alasan Masuk Rumah Sakit


Pasien Masuk RS karena sering merasa malu dan sering menutup diri, tidak pernah bergaul
dengan orang lain, penampilan terlihat tidak rapi dan tidak percaya diri,.

3. Faktor Predisposisi
1. Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa
2. Sebelumnya klien tidak pernah menjalani pengobatan
3. Pengalaman.
 Pasien sangat tertutup dari orang sekitarnya.
 Pasien merasa dirinya tidak mampu melakukan kegiatan seperti orang lain.
 Pasien sering mengkritik diri sendiri.
 Pasien selalu menunduk saat bicara dengan orang lain.
 Pasien berbicara lambat dan suaranya lemah.
 Pasien berpakaian tidak rapih.

Jelaskan no. 1,2,3 :

Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dan tidak pernah menjalani
pengobatan. Sebelum masuk RSJ klien sangat pendiam dan tertutup dari orang di
sekitarnya , sering mengkritik diri sendiri karena tidak mampu seperti orang lain. Klien
selalu menunduk tidak berani menatap lawan bicara. Klien berpakaian lusuh dan selera
makannya berkurang.

Masalah Keperawatan : Resiko Tinggi Bunuh Diri

4. Anggota Keluarga Pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.


5. Pasien pernah mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu :
± 5 bulan yang lalu klien putus sekolah, sejak saat itu klien selalu murung, bersedih,
menangis, dan mengurung diri dikamar. Kemudian klien slalu mengatakan dirinya bodoh
dan malu terhadap dirinya sendiri.
Masalah keperawatan :
Isolasi Diri

4. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital :
TD : 110/70mmHg
N : 80x /menit
RR : 20X/menit
S : 36,5 C
2. Ukur :
TB :160 cm BB : 52 kg
3. Klien tidak pernah mengalami gangguan fisik seperti Darah Tinggi, infeksi, maupun
kerusakan integritas kulit dan penyakit lainnya.

4. Psikososial
1. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien lebih banyak menyendiri diruangan,klien jarang berinteraksi dengan pasien
lainnya. Jika diajak bicara klien menjawab pertanyaan dengan singkat. Identitas
Klien tinggal bersama saudaranya, pasien anak ke 1 dari 5 bersaudara.
b. Peran
Klien berperan sebagai pasien jiwa dan mampu menjalankan perannya dengan baik.
c. Ideal diri
Klien Nampak lebih banyak menyendiri, berdiam diri, kurang berkomunikasi, lebih
banyak berada didalam ruangan dari pada diluar untuk berinteraksi dengan pasien
yang lain.
d. Harga diri
Klien nampak hanya berdiam diri tanpa bercakap-cakap dengan pasien lain,
menjawab pertanyaan dengan singkat. Klien tidak memperdulikan lingkungan, kurang
bergairah, selera makan berkurang, berpakian tidak rapih, afek datar/ kosong. Klien
aktif melakukan aktifitas diruangan, tidak ada kontak mata.
Masalah keperawatan : Isolasi social dan Harga diri rendah
2. Hubungan social
a. Orang yang berarti dalam hidup klien adalah saudara-saudara klien.
b. Peran serta pasien dalam kegiatan kelompok/masyarakat sebelum sakit klien di kenal
sebagai anak yang baik di kampung.
c. Hambatan dalam berhubungan orang lain yaitu klien lebih banyak diam dan
menyendiri dan susah menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam dan percaya akan adanya tuhan.
b. Kegiatan ibadah
Sebelum sakit jiwa klien aktif melakukan ibadah tetapi setelah masuk RSJ klien tidak
pernah lagi melakukan ibadah.

5. Status mental

a. penampilan

penampilan pasien tidak rapi, cara berpakaian dan rambut pasien acak- acakan.

b. pembicaraan

klien tidak mampu memulai pembicaraan,pasien lebih banyak diam,pasien


menjawab pertanyaan dengan singkat. Pasien menjawab pertanyaan dengan nada
pelan lambat.

Masalah; gangguan komunikasi verbal

c. Aktivitas motorik
pasien beraktivitas seperti biasa, pasien tidak pernah bermasalah dengan pasien lain
baik permasalahan makanan maupun yang lainnya.

d. Afek muka klien datar tidak ada ekspresi dari muka klien.

e. Interaksi selama wawancara dengan pasien berlangsung lancar tapi kadang pasien
diam dan termenung. Kontak mata kurang.

f. Persepsi

pasien tidak mengalami gangguan halusinasi baik halusinasi pendengaran,


penglihatan, perabaan,pengecapan, pembauan.

h. Proses pikir

pada saat wawancara pasien kurang mampu menjawab pertanyaan, kadang-kadang


diam atau asyik sendiri melakukan aktivitasnya atau yang disebut bloking

I. Isi pikir

Isi pikir pada saat wawancara dengan pasien adalah tidak ingin ada yng mengganggu
dirinya.

Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri

j. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran pasien pada saat wawancara Nampak sedasi atau mengatakan
merasa melayang-melayang antara sadar atau tidak sadar.

k. Memori

Pasien masih mampu mengingat beberapa memori yang dialaminya lalu tapi kadang
pasien tidak mampu mengingat pertanyaan yang baru ditanyakan.

l. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

Pasien Tidak mengalami gangguan tingkat konsentrasi dan berhitung. pasien mampu
berhitung dengan baik.

m. Kemampuan Penilaian
Pasien mengalami gangguan bermakna yaitu pasien masih belum mampu mengambil
keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat.

n. Daya tilik diri

Pasien tidak mengalami gangguan daya tilik dirinya baik gangguan mengingkari
penyakit yang dideritanya maupun menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya. Pasien
sadar ia berada di RSJ dan mengalami gangguan jiwa hingga ia dirawat sampai saat
ini.

6. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Kemampuan klien memahami/menyediakan makanan

- makanan

Pasien Nampak makan kurang lahap dan tidak mampu menghabiskan makanan yang
disediakan. Pasien tidak menyukai beberapa jenis makanan

- pakaian

Klien nampak berpakaian kurang rapi tidak sesuai dengan anggota tubuh.Pasien
berganti pakaian 1x sehari.

-perawatan kesehatan

Pasien kurang mampu melakukan perawatan kesehatan dengan baik ,makan tidak
teratur, tidur dan istirahat teratur,mengkonsumsi obat secara beraturan.

-Tempat Tinggal

Pasien tinggal dengan pasien lainnya dan pasien berhubungan baik dengan pasien
lainnya.

b. perawatan diri sehari-hari

-Pasien merawat diri kuang baik seperti mandi sendiri,makan sendiri,BAB dan BAK
sendiri,ganti pakaian sendiri. Pasien mengalami gangguan perawatan diri.
-Nutrisi

Pasien tidak selera dengan makanan yang disediakan pasien tidak menghabiskan
makanan bersama berkumpul dengan pasien lainnya. Nafsu makan berkurang dan
pasien tidak memiliki diet khusus.

-Tidur

Pasien tidak mengalami gangguan tidur.Pasien tidur dengan pulas.

c. Kemampuan Klien

Pasien mampu mengantisipasi kebutuhan sehari-hari. Pasien mampu membuat


keputusan berdasarkan keinginannya sendiri . Pasien melakukan pemeriksaan
kesehatan.

d. Pasien memiliki factor pendukung

seperti keluarga dan professional / terapis dalam mendukung kesembuhannya.

e.pasien tidak melakukan kegiatan yang ia sukai pasien hanya beraktivitas didalam
ruangan seperti tidur,istirahat,mandi,makan.

7. Terapi pengobatan

p.o :

 buspirone
 naltrexone

 fluoxetine
MASALAH KEPERAWATAN DAN ANALISA DATA
NO MASALAH DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
KEPERAWATAN

1 Gangguan konsep diri  Klien mengatakan  Klien ekspresi wajah


hidupnya tidak berguna murung
lagi
 Klien menarik diri dari
 Klien mengatakan hubungan sosial dan
bahwa dirinya bodoh mudah tersinggung

 Klien mengungkapkan  Klien lebih sering


bahwa dirinya malu menyendiri

 Klien mengatakan tidak  Pakaian klien tidak rapi


ingin di ganggu

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx Perencanaan

keperawata
n Tujuan Kriteria Hasil
Intervensi

Gangguan TUM: klien memiliki


konsep diri: konsep diri yang positif
harga diri
TUK:
rendah 1.Bina hubungan saling
1. klien membina
1. setelah percaya dengan
hubungan saling
beberapa kali menggunakan prinsip
percaya dengan perawat
interaksi,klien kounikasi terapiutik
menunjukkan
ekspresi wajah
bersahabat,rasa
senang,ada
kontak mata,mau
berjabata
tangan,menjawab
salam,dan mau
duduk
berdampingan
dengan perawat

2. klien dapat 2. setelah beberapa 2. .1. diskusikan dengan klien


mengidentifikasi kali interaksi klien tentang:
aspek positif dan menyebutkan:
*aspek positif klien,keluarga
kemampuan
*Aspek positif dan dan lingkungan
yang dimilki
kemampuan yang
*kemampuan yang dimiliki
dimilik klien
klien
*aspek positif
2.2. beri pujian yang
keluarga
realistis ,hindari memberi
*aspek positif penilaian yang negatif.
lingkungan klien

3. klien dapat 3. setlah beberapa kali 3. 1. diskusikan dengan klien


menilai kempuan interaksi klien dapat kemapuan yang dapat
yang dimiliki untuk menyebutkan dilaksanakannya.
dilaksanakan kemampuan yang
3.2. diskusikan kemampuan
dapat
yang dapat dilanjutkan
dilaksanakannya
pelaksanaannya

4. klien dapat 4. setelah beberapa 4.1. tingkatkan kegiatan


merencanakan kali interaksi sesuai sesuai kondisi klien
kegiatan sesuai membuat rencana
4.2. berikan contoh cara
dengan kemampuan kegiatan harian
pelaksanaan kegiatan yang
yang dimilikinya
dapat dilakukan klien
DAFTAR PUSTAKA

 Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.

 Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

 Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai