net/publication/347208243
CITATIONS READS
0 526
1 author:
Jek Amidos
Universitas Sari Mutiara Indonesia
114 PUBLICATIONS 190 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Jek Amidos on 18 December 2020.
jekpardedemi@rocketmail.com
Ringkasan
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap
profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan
dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras
untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa
keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan
terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa
eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras
perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik
kepada individu, keluarga maupun masyarakat Salah satu cara untuk
menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan mengembangkan salah
satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia. Model keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi” dimana
Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat
beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan
kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi
proses keperawatan menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak
diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami
bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat
melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan
yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy.
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide–ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena
dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari
paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam
batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami
konsep ini. sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap
profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan
dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras
untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa
keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan
terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa
eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras
perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik
kepada individu, keluarga maupun masyarakat Salah satu cara untuk
menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan mengembangkan salah
satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia. Model keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi” dimana
Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat
beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan
kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi
proses keperawatan menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak
diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami
bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat
melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan
yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy.
Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji
lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori
Sister Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui
apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan
keperawatan/ asuhan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Roy dalam
manajemen asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan riwayat hidup Sister Calista Roy
b. Mampu menyelaraskan dan mendefinisikan model konseptual sister
Calista Ror
c. Mampu memahami konsep dasar atau asumsi dasar dalam model
konseptual stress dan adaptasi Roy
d. Mampu menjelaskan komponen–komponen model konsep
keperawatan sister Calista Roy
e. Mampu menjelaskan karakteristik model konsep keperawatan sister
Calista Roy
f. Mampu menerapkan konsep keperawatan sister Calista Roy pada
asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.
BAB 2. TINJAUAN LITERATUR
Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet.Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys
College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di
University of California LosAngeles.
Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah
seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan
sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy
dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai
dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari
Helsen tahun 1964, seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi
yang di butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga
jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun
1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model
adaptasi. Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar
belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai
kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya
telah membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari
tubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya
yang baru pada model adaptasikeperawatan.
B. Filosofi
Filosofi tidak didasarkan terhadap hal yang bersifat empiris, tetapi
merupakan suatu keyakinan dan penyataan yang terkait terhadap praktek
keperawatan dan mempengaruhi munculnya model konseptual. Asumsi
Humanism dan Veritivity yang diturunkan dari teori Spiritual oleh Swimme
dan Berry tahun 1992 menjadikan Philosifical dari teori ini.
Dari teori System, sistim adaptasi manusia dipandang sebagai sesuatu yang
berinteraksi yang bekerja sebagai kesatuan untuk mencapai tujuan. Sistem
adaptasi manusia adalah sesuatu yang kompleks, memiliki banyak factor
dan juga merupakan respon terhadap stimulus lingkungan untuk mencapai
adaptasi. Dalam beradaptasi dengan stimulus lingkungan, manusia
mempunyai kapasitas untuk mengadakan perubahan-perubahan pada
lingkungan.
Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima
asuhan keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan.
Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama
lain karena merupakan suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena
manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic
Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan
perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
a. Konsep Sistem
Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem
kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana
diantara keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “matter” dan
energi. Adapun karakteristik sistem menurut Roy adalah input, output,
control dan feed back
b. Konsep Adaptasi
Output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang
dapat dikaji oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon
perilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi individu maupun
lingkungannya. Roy mengkategorikan output dari sistem adaptasi ini
berupa respon adaptif dan respon inefektif. Respon adaptif dapat
meningkatkan integritas individu sedangkan respon inefektif tidak dapat
mendukung untuk pencapaian tujuan perawatan individu.
2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan
elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy
adalah “ Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar
individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu
dan kelompok “(Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) .
Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk
meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko
yang akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.
3. Sehat
4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut
Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan
respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain
meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga
bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal,
kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih
menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.
1. Input
Input atau masukan terdiri dari stimulus dan level adaptasi. Stimulus
terdiri dari :
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan
seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi .
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami
seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi
situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan.
Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat
menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia,
isolasi sosial.
2. Proses
Mekanisme kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme
koping yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan
kognator yang merupakan subsistem.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau
secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari
luar. Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy
mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon
yang tidak efektif/maladaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan
integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila
seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan.
Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung
tujuan ini.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan sebagai
suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan
kurang mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan
mengobservasi tingkah laku klien terhadap pengaruh lingkungan.
Menurut Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa
keperawatan :
C. Penentuan Tujuan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku
adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan
dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan
kekuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang
diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal,
konteksual dan residual.
D. Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah atau
memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskanpada
koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai
dengan kemampuan individu untuk beradaptasi.
Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku
adaptif. Hal ini menekankan kembali pentingnya mengidentifikasi penyebab
selama pengkajian tahap II.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi keperawatan
sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus mengkaji tingkah
laku pasien setelah diimplementasi. Intervensi keperawatan dinilai efektif
jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
REFERENSI
Alligood MR. Nursing theorists and their work-e-book. Elsevier Health Sciences;
2017 Jul 20.
Fitzpatrick JJ, Whall AL. Conceptual models of nursing analysis and application.
1996
McCurry MK, Revell SM, Roy SC. Knowledge for the good of the individual and
society: linking philosophy, disciplinary goals, theory, and practice.
Nursing philosophy. 2010 Jan;11(1):42-52.
Roy C. Research based on the Roy adaptation model: Last 25 years. Nursing
Science Quarterly. 2011 Oct;24(4):312-20.