Anda di halaman 1dari 2

PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA

Pendahuluan
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit tidak menular mempunyai durasi yang panjang dan umumnya
berkembang lambat. Empat jenis utama dari penyakit tidak menular adalah penyakit
kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti
penyakit kronis paru dan asma) dan diabetes.
Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun
2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh PTM. Kematian akibat PTM
meningkat di tahun 2013 menjadi 38 juta dan sepertiga di antaranya terjadi di negara
negaranegara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah.

Pembahasan
Pada umumnya masyarakat menganggap PTM disebabkan oleh faktor genetik dan
merupakan penyakit orang tua atau orang kaya hingga pemahaman tentang faktor risiko dan
komplikasinya pun belum banyak mereka miliki.
Penyakit yang sifatnya menahun sangat berkaitan erat dengan gangguan kesehatan akibat
kemajuan dalam berbagai bidang terutama bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan
lingkungan; termasuk lingkungan fisik, biologis maupun sosial budaya. Hal di atas membuktikan
bahwa PTM memerlukan pendekatan epidemiologi tersendiri, mulai dari penentuannya sebagai
masalah kesehatan masyarakat sampai upaya pencegahan dan penanggulangannya.

Situasi PTM di Indonesia


Data Riskesdas 2013 menunjukkan beberapa PTM—berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan—memiliki prevalensi sebagai berikut: kanker 1,4 per 1.000, DM 2,1%, hipertensi
9,5%, penyakit jantung koroner (PJK) 1,5%, dan stroke 12,1 per 1.000. Penyakit-penyakit
tersebut termasuk ke dalam 10 besar penyakit yang terbanyak diderita di Indonesia dalam
beberapa tahun belakangan ini. Penyakit-penyakit itu disebabkan oleh perilaku tidak sehat seperti
merokok, diet tidak seimbang dan aktivitas fisik yang tidak menunjang. Perilaku merokok
masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, dimana 34,8% orang dewasa
merokok pada tahun 2011.
Kematian akibat PTM sangat mengkhawatirkan karena terus meningkat tiap tahunnya
dan semakin banyak dibandingkan dengan beberapa penyakit menular yang menurun tiap
tahunnya. Data Riskesdas 2007 menunjukkan kematian akibat PTM meningkat menjadi 59,5%,
setelah sebelumnya hanya 49,9% di tahun 2001 berdasarkan data SKRT.
Pengendalian PTM
Dalam upaya pengurangan faktor risiko yang merupakan cara utama menekan PTM,
solusi rendah-biaya dapat diterapkan (terutama faktor penggunaan tembakau, diet yang tidak
sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol) dan pemetaan epidemi PTM serta faktor
risiko dapat dilakukan. Cara lain untuk mengurangi PTM adalah melalui pendekatan perawatan
kesehatan primer guna memperkuat deteksi dini dan pengobatan tepat waktu. Cara ini sangat
baik karena dapat menekan kebutuhan perawatan yang lebih mahal. Langkah-langkah tersebut
dapat diimplementasikan dalam berbagai tingkat sumber daya. Dampak terbesar dapat dicapai
dengan menciptakan kebijakan kesehatan publik yang mempromosikan pencegahan dan
pengendalian PTM serta reorientasi sistem kesehatan.
Negara-negara berpenghasilan rendah umumnya memiliki kapasitas lebih kecil untuk
mengupayakan pencegahan dan pengendalian PTM. Negara-negara berpenghasilan tinggi hampir
4 kali lebih mampu untuk menyediakan layanan PTM dan melindungi warganya melalui asuransi
kesehatan dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah. Negara-negara dengan cakupan
asuransi kesehatan yang tidak memadai tidak mungkin menyediakan akses universal terhadap
intervensi PTM.
Dalam menanggulangi PTM yang bersifat multifaktor ini, Kementerian Kesehatan RI
telah membentuk Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak tahun 2005. Tugas dan
fungsinya ialah melakukan pengendalian faktor risiko, pencegahan penyakit, deteksi dini, serta
langkah-langkah program pencegahan dan pengendalian PTM berbasis puskesmas dengan
kerjasama multisektor serta melibatkan masyarakat. Kebijakan utama dalam Program
Pengendalian PTM (PP-PTM) ini dirumuskan dalam formulasi kebijakan yang disebut "Triple
ACS", yaitu active cities, active communities dan active citizenship.

Sidjabat, F. N. (2021). PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA.


March.

Anda mungkin juga menyukai