TAX PLANNING PPN A. PENDAHULUAN PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas konsumsi barang/jasa kena pajak d dalam daerah pabean. Sesuai legal karakter dari PPN ini yang bersifat non kumulatif, maka dalam perlakuan pajak-PPN tidak membolehkan terjadinya pajak berganda karena konsumen terakhirlah yang harus menangung PPN ini. B. MEMAKSIMALKAN MEKANISME PENGKREDITAN PPN Perusahaan sebaiknya memperoleh Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dari Pengusaha Kena Pajak, supaya pajak masukannya dapat dikreditkan. C. FAKTUR PAJAK Faktur pajak hanya boleh di buat oleh Pengusaha Kena Pajak, Faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP atau karena impor BKP yang digunakan oleh DJBC, PPN yang dipungut berfungsi sebagai pajak keluaran bagi penjual dan pajak masukan bagi pembeli. D. SAAT TERUTANG PPN Sesuai Peraturan Menkue No. 240/PMK.30/2009, saat terutangnya PPN ditetapkan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang Mewah menganut prinsip akrual. Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP atau JKP. E. BATAS WAKTU PENYETORAN PPN DAN PELAPORAN SPT MASA PPN PPN dan PPn BM yang terutang dalam satu Masa Pajak, harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan. Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. F. MEMAKSIMALKAN FASILITAS DI BIDANG PPN Sejak diberlakukannya UU Nomor 36 Tahun 2008, fasilitas dibidang PPN yang dikenal dalam ketentuan PPN adalah PPN yang Tidak Dipungut, PPN Dibebaskan, dan PPN ditanggung pemerintah G. SENTRALISASI PENGENAAN PPN Pengecualian dari ketentuan tersebut dengan tujuan untuk mempermudah administrasi perpajakan , wajib pajak dengan kriteria tertentu yang memiliki lebih dari satu tempat untuk melakukan penyerahan BKP/JKP dapat mengajukan permohonan Pemusatan/Sentralisasi Tempat PPN Terutang kepada Kanwil DJP setempat H. MEMAKSIMALKAN RESTITUSI PPN Sebagai subjek PPN, salah satu hak bagi PKP adalah mengkreditkan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan. Pemilihan restitusi atau kompensasi sangat bergantung pada kondisi masing masing WP atau Pengusaha Kena Pajak. Pertimbangan utama dalam menentukan pilihan tersebut berkaitan dengan pemeriksaan. I. MEMBANGUN SENDIRI TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA Membangun sendiri untuk tempat tggal atau tempat usaha oleh rang pribadi atau badan dikena PPN, dengan kodisI luas bagunan 220 M persegi atau lebih, banguan permanen, tarif10% x 40% biaya bangunan, disetor tiap bulan, pada tanggal 15 bulan berikutnya sejak pebangunan dimulai. J. PPN ATAS BARANG GRATIS UNTUK KEPENTINGAN PROMOSI Kejadian ini sering terjadi dalam praktik, sebagai bagian dari implementasi marketing strategy perusahaan mereka melakukan kegiatan promosinya untuk meningkatkan omset penjualan. K. PENJAGAAN TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN Salah satu tujan diaukannya perencanaan ajak oleh manajemen perusahaan adalah untuk menjaga kesehatan cash flow. L. PENGENDALIAN TAX REVIEW Tax Review merupakan pelayanan yang bertujuan untuk menelaah dan meneliti tingkat kepatuhan wajib pajak secara umum dan memberikan rekomendasi untuk meminimalkan pajak yang belum diketahui perusahaan. M. TANGGUNG JAWAB RENTENG Pada awalnya ketentuan tanggung jawab renteng ini diatur dalam Pasal 33 UU KUP No. 16 tahun 2000, kemudian ketentuan ini dihapus dalam UU KUP No. 28 tahun 2007, kemudian dihidupkan lagi melalui penambahan Pasal 16F kedalam UU PPN No. 42 tahun 2009