HALUSINASI......................................................................................................................................2
DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)....................................................................................................12
PASIEN RESIKO BUNUH DIRI (RBD).................................................................................................23
KEPERAWATAN JIWA (HDR)..................................................................................................31
WAHAM.........................................................................................................................................42
PERILAKU KEKERASAN....................................................................................................................59
1
Halusinasi
LAPORAN PENDAHULUAN
2
mengeluarkan zat-zat halusigenik. Kemudian masalah keperawatan yang menjadi penyebab
munculnya halusinasi antara lain adalah harga diri rendah dan isolasi sosial. Akibat
kurangnya ketrampilan berhubungan sosial, klien jadi menarik diri dari lingkungan. Dampak
selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya sendiri. Stimulus eksternal menjadi lebih
dominan dibandingkan dengan stimulus internal.
C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri (Stuart & Sundeen,1998,hal 33). Mekanisme koping merupakan upaya
langsung dalam mengatasi stres yang berorientasi pada tugas yang meliputi upaya
pencegahan langsung, mengurangi ancaman yang ada. Mekanisme koping yang sering
dilakukan oleh klien dengan halusinasi adalah regresi yaitu berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, klien jadi malas beraktifitas
sehari-hari. Proyeksi yaitu upaya untuk menyelesaikan kehancuran persepsi dan mencoba
menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggungjawab kepada orang lain atau
suatu benda. Denial adalah menghindari kenyataan yang tidak diinginkan dengan
mengabaikan dan mengakui adanya kenyataan ini.
3
kecemasan dan stres. Hal ini menolong sementara integrasi pemikirannya meningkat tetapi
masih bisa mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya.
4
4. Halusinasi hirup atau bau (Olfaktori) yaitu klien mengalami atau mengatakan mencium
bau-bauan seperti bunga, kemenyan dan bau-bau lain yang sebenarnay tidak ada
sumbernya.
5. Halusinasi raba (Taktil) yaitu klien merasa ada seseorang yang memegang, meraba,
memukul klien. Halusinasi septik yaitu klien merasakan rabaan yang merupakan
rangsangan seksual.
Dari semua tipe halusinasi tersebut dapat terjadi sendiri atau secara kombinasi halusinasi
dapat menimbulkan perubahan yang jelas pada perubahan lingkungan yang nyata, sehingga
klien dapat sulit diajak bicara, komunikasi mengenai diri dan lingkungannya serta mengukur
efek yang terdapat pada klien tersebut.
Isolasi Sosial
5
IV . DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
6
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Setiap Hari
Proses Keperwatan
A. Kondisi Klien
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan Khusus
D. Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
‘Selamat pagi bapak perkenalkan nama saya aldi.
Nama bapak siapa?
Lebih suka di panggil siapa pak?’
Saya adalah mahasiswa S 1 KEPERAWATAN STIKIM JAKARTA, saya peraktek disini
selama 5 hari dari tanggal 1 agustus 2018 sampai 5 agustus 2018.
7
Saya peraktek pada pagi hari ini dari pukul 08.00 sampai 14.00 WIB
2. Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
3. Kontrak
A. Topik : pagi ini kita berbincang-bincang sebentar ya pak, untuk melakukan
perkenalan, dan berbincang-bincang tentang apa yang bapak rasakan saat ini.
B. Waktu : bapak mau kita berbincang-bincang berapa lama pak? Bagaimana kalau
10 menit saja ?
C. Tempat : dimana kita berbincang-bincangnya pak? Bagai mana kalau di meja
makan saja pak?
D. Tujuan: agar kita saling mengenal, bapak lebih mengenal saya dan saya lebih
mengenal bapak, serta bapak dapat mengenal perasaan apa yang bapak rasakan
saat ini.
TAHAP KERJA
”bapak sudah berapa lama di rawat disini? Kalau saya boleh tau ada masalah
apa sampai bapak di bawa kesini?
“Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?”
” bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
8
orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke
empat minum obat dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak
peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak D sudah bisa”
TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi
a. Data subjektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi
b. Data objektif
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut
2. Rencana tindak lanjut
Saya berharap bila suara-suara itu muncul bapak dapat menghardiknya,
jangan lupa bapak masukan ke dalam jawal kegiatan harian ya pak
3. Kontrak topik yang akan datang
a. Topik “ bapak besok kita akan bertemu lagi dan berbincang-bincang
tentang cara menghilangkan suara-suara selain menghardik
b. Waktu : “ besok kita bertemu jam berapa? Bagai mana kalau jam
08.00 wib?”
c. Tempat : “ bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Di ruang
makan atau teras? Baik pak, saya permisi dulu sampai jumpa besok”
9
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
IMPLEMENTASI EVALUASI
S:
DS : Klien mengatakan namanya Tn. D
Klien mengatakan sering mendengar Klien mengatakan senang berkenalan dengan
suara-suara yang membisiki perawat aldi
Klien mengatakan sering mendengar Klien mengatakan pernah mendengar suara-
suara-suara yang tidak jelas suara yang membisiki
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara
yang tidak jelas
Klien mengatakan terjadi halusinasi saat sendiri
DO :
Klien tampak sering ketawa dan O:
tersenyum sendiri Klien mau menyebut nama
Klien tampak sering menyendiri Klien mau berjabat tangan
dikamar Klien mau menutup telinganya
A:
Klien mampu membina hubungan saling percaya
Klien mampu mengenal halusinasinya
Diagnosis Keperawatan :
Klien mampu mengontrol halusinasinya
Gangguan sensori persepsi : Haluinasi
Pendengaran
10
Tindakan Keperawatan :
P : Planing pasien
1. Bina hubungan saling percaya Anjurka klien latihan cara menghardik dan
2. Diskusikan jenis halusinasi klien memasukkan ke jadwal kegiatan harian
3. Diskusikan isi halusinasi
4. Diskusikan waktu halusinasi
5. Diskusikan frekuensi halusinasi
6. Diskusikan situasi yang menimbulkan
halusinasi
7. Diskusikan respon klien terhadap
halusinasi
8. Ajarkan klien cara menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
TTD
11
DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Faktor Presipitasi
12
Yang merupakan faktor presipitasi defisit keperawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lemah/lelah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygine adalah :
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
2. Praktik sosial
Pada masa anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, odol, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien diabetes melitus harus menjaga
kebersihan kuku kakinya.
5. Budaya
Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan sesorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya
seperti penggunaan sabun,dll. Selanjutnya faktor kondisi fisik atau psikis dimana pada
keadaan tertentu atau sakit, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan orang lain.
c. Jenis
Menurut ( Damaiyanti, 2010 ) jenis perawatan diri terdiri dari
1. Deficit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan unyuk melakukan atau menyelesaikan mandi/ beraktivitas
perawatan diri sendiri
13
2. Deficit keperawatan diri : berpakaian
Hambatan untuk melakukan atau menyeselaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk
diri sendiri
3. Deficit keperawatan diri : makan
Hambatan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
4. Deficit keperawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri
d. Rentan respon
1. Pola perawatan diri seimbang : saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berprilaku adektif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
meakuka perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak : data pasien mendapat stressor kadang-
kadang pasien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan tidak perduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresso ( Ade, 2011 )
e. Mekanisme koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi sisial, menarik diri
4. Intelektualisasi ( mukhripah & iskandar, 2012 : 1153)
Sedangkan menurut (stuart & sundeen, 2000) didalam ( herdman Ade, 2011 : 154 )
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan
mencapai tujuan.Katagori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri
secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptive
14
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Katagorinya adalah tidak
mau merawat diri ( Damaiyanti, 2012 )
HDR
15
c. Pakaian kotor
d. Kuku kaki dan kuku tangan panjang dan kotor
e. Mulut bau
f. Gigi kotor
g. Penampilan tidak rapih
16
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama :
Sp :
Pertemuan :
Tanggal :
A. Proses keperawatan
Kondisi klien
Klien mengatakan malas mandi, tidak mau menyisir rambut, tidak mau menggosok gigi,
tidak mau memotong kuku, tidak mau berhias dan tidak mau menggunakan alat mandi
atau kebersihan diri.
Klien tampak kotor, badan bau, pakaian kotor, mulut bau, gigi kotor, rambut kotor, kuku
panjang dan penampilan tidak rapi.
1. Data subjektif
a. Klien mengatakan tidak mau membersihkan diri
b. Klien mengatakan tidak mengerti cara berhias
2. Data objektif
a. Klien tidak mau diajak membersihkan diri
b. Klien tidak bisa berhias dan berpenampilan rapi
Diagnose keperawatan :
Tujuan khusus :
17
Tindakan keperawatan :
18
“kira-kira tanda-tanda orang yang tidak bisa merawat diri seperti apa? Badan gatal, mulut
bau, apalagi…? Kalo kita tidak menjaga kebersihan seperi mandi masalah apa yang akan
muncul? Gatel-gatel, kudis, kutu air terus apa lagi…?
Bagaimana klo sekarang kita ke kamar mandi, saya akan bombing ibu melakukannya, ibu
bersedia tidak? Sekarang ibu buka pakaian ibu dan gantung ya, sekarang ibu siram
perlahan tubuh ibu dan rambutnya juga siram ya bu, dan ini sampo gosokan pada rambut
ibu gosok-gosok sampai berbusah ya bu. Dan ini sabun mandinya usapkan pada seluruh
bandan ibu sepaya tidak gatal-gatal. Kalo sudah merata siram lagi bu dengan air sampai
busah yang ada di tubuh dan rambut ibu hilang . Jangan lupa ibu gosok giginya pake odol
ya..gosok seruruh gigi ibu smpe bersih sampai mengeluarkan busah yang banyak, setelah
itu kumur-kumur sampei bersih. Terakhir siram seluruh tubuh ibu sampau bersih lalu
keringkan menggunakan handuk. Bagus sekali melakukannya, selanjutnya ibu pakai
bajunya yang bersih, bagus sekali, mari kita kekaca sisir rambutnya smpai rapih dan
jangan lupa pakai bedak di muka ibu agar ibu terlihat lebih cantik. Ya selesai…
Fase Terminasi
1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi sujektif
Bagaimana perasaan ibu setelah mandi dan mengganti pakaian ?
b. Evaluasi objektif
Coba sebutkan lagi bagaimana cara mandi dan berpakaian yang baik yang ibu
ketahui
2. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita memasukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari?
3. Kontrak
Topic : perbincangan kita hari ini sudah selesai, besok akan saja ajarkan
bagaimana caranya berias ya
Tempat : untuk tempatnya di sini saya ya bu
Waktu : untuk jamnya jam 9 pagi saja ya bu, dan selama 10 menit ibu
setuju tidak?
19
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa ________________________________________
IMPLEMENTASI EVALUASI
S:
DS : - Klien mengatakan rasa gatal pada tubuhnya
- Setelah melakukan pendekatan berkurang
dengan klien, klien mengatakan - Klien mengatakan lebih nyaman
gatal-gatal pada tubuh
- Klien mengatakan tidak pernah
mandi O:
DO : - Klien tampak lebih bersih
- Klien tampak kotor - Klien tampak nyaman
- Klien terlihat tidak nyaman - Klien terlihat tidak menggaruk-tubuhnya
- Klien tampak meggaruk-garuk
tubuhnya
Diagnosis Keperawatan : A:
Defisit keperawatan diri - Klien dapat menyebutkan bagaimana cara mandi
dan berpakaian dengan baik
Tindakan Keperawatan :
- Membina hubungan saling percaya
- Menjelaskan pentingnya kebersihan P : Planing pasien
diri - Klien dapat melakukan BAK/ BAB pada
- Menjelaskan cara menjaga tempatnya
kebersihan diri - Klien dapat melakukan mandi dengan mandiri
- Membantu klien mempraktekkan - Klien dapat merawat dirinya dengan baik
cara menjaga kebersihan diri - Klien dapet memasukan setiap kegiatan pada
- Menganjurkan klien memasukkan jalwal kegiatan harian.
dalam jadwal kegiatan harian
Rencana Tindak Lanjut (Planing
Perawat) :
- Membina hubungan saling percaya
- Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri
- Menjelaskan cara menjaga TT
kebersihan diri
- Membantu klien mempraktekkan
cara menjaga kebersihan diri Nama Jelas
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
- Mengajarkan klien merias diri
20
21
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : ................................................
Ruang : .................................................
KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta kendalanya
22
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri dirasakan keluarga dalam
3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan marawat klien
diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda
4. Membantu klien mempraktekkan cara dan gejala defisit perwatan
menjaga kebersihan diri diri, dan jenis defisit
5. Menganjurkan klien memasukkan dalam perawatan diri yang dialami
jadwal kegiatan harian klien beserta proses terjadinya.
3. Menjelaskan cara-cara
SP II p merawat klien defisit
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian perawatan diri.
klien
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Mambantu klien mempraktekkan cara
makan yang baik SP II k
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam 1. Melatih keluarga
jadwal kegiatan harian mempraktekkan cara merawat
pasien dengan defisit
SP III p perawatan diri
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 2. Melatih keluarga melakukan
klien cara merawat langsung pasien
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik defisit perawatan diri
3. Membantu klien mempraktekkan cara
eliminasi yang baik
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian SP III k
1. Membantu keluarga membuat
SP IV p jadwal aktifitas di rumah
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian termasuk minum obat
klien (discharge planning)
2. Menjelaskan cara berdandan 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
3. Membantu klien mempraktekkan cara
berdandan
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
23
PASIEN RESIKO BUNUH DIRI (RBD)
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah perasaan
terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti, kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat
24
menghadapi stres, perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan
hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan.
C. Rentang Respon
Rentang sehat sakit dapat dipakai untuk menggambarkan respon adaptif
sampai respon maladaptif pada bunuh diri. Dalam kehidupan, individu selalu
mengalami masalah atau stressor. Respon individu terhadap stressor
tergantung pada kemampuan masalah yang dimilliki serta tingkat stress yang
dialami individu yang sehat senantiasa berespon secara adaptif dan jika gagal
ia berespon secara maladaptif dengan menggunakan koping bunuh diri.
D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah segala usaha yang diarahkan untuk menanggulangi
strees. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi usaha pemecahan
masalah langsung. Dari sudut kedokteran dapat di kemukakan bahwa setidak –
tidaknya orang yang hendak melakukan bunuh diri egoistik atau anomik
berada dalam keadaan patologis. Mereka semua sedang mengalami gangguan
fungsi mental yang bervariasi dari yang ringan sampai yang berat karena itu
perlu ditolong. Pencegahan bunuh diri boleh dikatakan tidak mungkin kecuali
bila kebudayaan dan norma-norma masyarakat diubah.
Keputusasaan
25
B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
1. Masalah keperawatan:
c. Koping maladaptif
Data objektif : Pasien nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat
mengontrol impuls, ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah
mencoba bunuh diri.
26
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama :
Sp :
Pertemuan :
Tanggal :
C. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi Klien
Klien menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan,
menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup. Klien tampak
sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls, ada isyarat bunuh diri,
ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.
Diagnosa keperawatan
Tujuan khusus
Tindakan keperawatan
ORIENTASI
1. Salam teraupetik :
Selamat pagi ibu, perkenalkan Nama saya Ainul Hikmah biasa dipanggil Suster
Ay , saya Mahasiswi STIKES dr. SISMADI Jakarta Utara hari ini saya dinas pagi
dari jam 07.00-14.00 WIB. Kalau boleh saya tahu Nama ibu siapa ? senang di
panggil sapa ? selama saya di sini saya yang akan merawat ibu.
2. Validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Bagaimana tidurnya semalam ? Nyenyak ?
3. Kontrak :
Topik : Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang
tentang apa yang menyebabkan ibu di rawat di rumah sakit.
Tempat : Ibu mau berbincang-bincang di mana ?, Bagaimana kalau di
Halaman depan?.
Waktu : Ibu mau berapa lama berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 10
menit.
28
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?
b. Evaluasi Obyektif
Baik bu, kalau nanti ada yang mau ibu ceritakan atau ditanyakan kepada
saya, ibu bisa sampaikan kepada saya?
3. Kontrak
Ibu sampai di sini perbincangan kita, nanti saya akan kembali untuk melihat
keadaan ibu. Pukul 13.00 WIB.
29
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
IMPLEMENTASI EVALUASI
S:
DS : Klien mengatakan lebih baik dari
Klien mengatakan ada yang sebelumnya
menyuruh bunuh diri Klien mengatakan lebih tentram dan damai
Klien mengatakan lebih baik mati
saja
Klien mengatakan sudah bosan
hidup
DO : O:
Ekspresi tampak murung Ekspresi klien tampak lebih segar
Tak punya gairah hidup Klien tampak bergairah
Ada bekas percobaan bunuh diri
Diagnosis Keperawatan :
Resiko bunuh diri A:
Klien dapat menyebutkan bagaimana cara
mengenali benda-benda yang berbahaya
bagi dirinya
Tindakan Keperawatan : Klien dapat menyebutkan cara
Membina hubungan saling mengendalikan dorongan bunuh diri
percaya
Menjelaskan cara mengenali
benda-benda yang dapat
membahayakan dirinya
Membantu cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
Membantu cara melakukan
kontrak treatment
Melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri P : Planing pasien
30
Klien dapat mengenali benda-benda yang
berbahaya bagi dirinya
Klien dapat mengendalikan dirinya
Klien dapat melakukan kontrak treatment
Klien dapat memasukan setiap kegiatan
pada jadwal kegiatan harian
31
KEPERAWATAN JIWA (HDR)
LAPORAN PEDAHULUAN
I. MASALAH UTAMA
A. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
Pengertian Gangguan Konsep Diri : HDR
Gangguan kosep diri adalah suatu keadaan negatif dari
perubahanmengenai perasaan, pikiran atau pandangan tentang dirinya sendiri
yang negatif. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk
kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri karena gagal mencapai keinginan (
Budi Ana Keliet,2010).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008).
32
Faktor predeposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri rendah
meliputi penolakan dan kurangnya penghargaan diri dari orang lain, harapan
orang tuan yang tidak realitis , orang tua yang tidak benar , membenci dan tidak
menerima akan mempunyai keraguan atau ketidakpastian , kegagalan yang
berulangkali , kurang mempunyai tanggung jawab personal , ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realitis , gagal mencitai dirinya dan
menggapai cinta orang lain, misalnya karena orang tua tidak percaya pada anak ,
tekanan dari teman , dan kultur social yang berubah .
B. Faktor presipitasi
Faktor pretisipasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti
penganiayaan seksual da psikologi atau menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupan seperti kehilangan bagian tubuh, perubahan aturan bentuk dan
penampilan fungsi tubuh, perubahan fisik berhubungan deangan tumbuh kembang
normal , adanya kegagalan yang mengakibatkan produksifitas menurun. Selain itu
faktor presitipasi lain yaitu ketegangan peran berhubungan dengan peran atau
posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustasi. Pada mulanya klien
merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungfan dengan orang lain. Biasnaya klien berasal dari lingkunagan yang
penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan diamana tidak mungkin
mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan
orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak adapat melibatkan
diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa amana tidak tercapai.
Hal ini menyebabkan ia menge,bangkan rasionalisasi dan mengamburkan realitas
dari pada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan dri dengan kenyataan.
Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang di timbulkan dalam
mengembangkan hubungan dengan orang lain
C. Mekanisme Koping
33
Menurut Stuart dan Sundeen yang di kutip oleh Anna Budi Keliat, 1998 .
mekanisme koping pada pasien dengan gangguan konsep diri menjadi 2 yaitu :
1. Koping Jangka Pendek
a) Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari kasus.
b) Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan menggati identitas
sementara.
c) Aktifitas yang member kekuatan atau dukungan sementara terhadapat
kosenp diri atau identitas yang kabur
d) Aktifitas yang member arti dalam kesidupan .
2. Konsep Jangka Panjang
Semua koping jangka pendek dapat bekembang menjadi koping jangka
panjang.
Penjelasan positif akan mengahasilkan identitas dan keunikan individu.
D. Rentang Respons
Respon Adaptif Respons Maladaptif
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pebgalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri posetif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun negatif dari dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cendrung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematngan aspek psikososial kepribadian
pada masa dewasa yang harmonis.
34
5. Depresionalisaso adalah perasaan yang tidak realities dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan , kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
35
f) Pengurangan diri / mengejek diri sendiri
g) Hidup yang berpolarisasi
h) Ketidamampuan menentukan tujuan
i) Mengungkapkan kegagalan pribadi
j) Merasionalisasikan penolakan
2) Data Obyektif :
a) Produktifitas menurun
b) Perilaku destruktif diri sendiri dan orang lain
c) Penyalahgunaan zat
d) Menarik diri dari hubungan social
e) Ekspresi diri dari hubungan social
f) Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
g) Menunjukan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan)
h) Tampak mudah tersinggung / mudah marah
Salemba Medika .
36
STRATEGI PELAKSANAAN
Nama :
Ruangan :
Hari/ tanggal:
Pertemuan :
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya tidak berharga lagi , sudah tidak dihargai, merasa tidak
mampu. Klien terlihat melamun , klien terlihat menyediri, klien terlihat tidak mau
berinteraksi dengan temannya.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
C. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4. Klien dapat merencanakan kagiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
D. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Identitas kemampuan dan aspek postif yang dimiliki klien
3. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan
4. Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien
5. Latih klien sesuai kemampuan yang disiplin
37
6. Beri pujian yang wajar terhadap kebersihan klien
7. Anjurkan klien memasukan dalam kegiatan jadwal
2. Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Adakah yang bapak pikirkan?”
3. Kontak
a. Topik : “Pagi ini kita berbincang-bincang sebentar untuk melakukan
perkenalan, dan berbincang – bincang tentang apa yang bapak / ibu
rasakan sekarang?”
b. Waktu : “ Bapak mau kita berbincang-bincang berapa lama pak / ibu ?
bagaimana kalau 15 menit saja ? Dari pukul 10.00- 10.15 yah pak / ibu “?
c. Tempat : “ Dimana kita berbincang-bincang ya pak ? bagaimana kalau
dimeja makan saja ?”
d. Tujuan : “ Agar kita saling mengenal , bapak lebih mengenal susuter dan
suster lebih mengenal bapak, serta dapat mengenal perasaan apa yang
bapak rasakan sekarang ini “.
B. Tahap Kerja
“ Bapak atau ibu sudah berapa lama dirawat disini? Kalau suster boleh tau ada
masalah apa sampai bapak / ibu dibawa kesini ? Dari tadi saya melihat bapak
melamun dan diam saja ? Apa yang menyebabkan bapak lakukan sehati-hari ?
38
oh… teryata bapak / ibu kegiatannya menyapu lantai setiap hari , doa bersama ,
senam bersama, dan hari-hari tertentu seperti selasa dan kamis ikut pengajian.
Kalau begitu kegiatan apa yang paling bapak/ibu suka dan sering bapak/ ibu
lakukan?” .
C. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi Subyektif
“bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan lagi kegiatan apa yang sering bapak lakukan?
Bagus… bapak/ibu masih ingat
39
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS : S:
- Klien mengatakan merasa sedih - Klien mengatakan dia merasa sedih
- Klien mengatakan ingin pulang - Klien mengatakan merasa khawatir pada
anaknya
DO : - Klien mengatakan tidak mampu menafkahi
- Klien tampak diam keluarganya.
- Klien tamapak melamun
- Klien tampak menunduk O:
- Klien tampak tidak bersemangat - Klien mau berjabat tangan dengan perawat
- Klien mau menyebutkan nama
Diagnosis Keperawatan : - Klien sudah mau duduk berdampingan dengan
Harga Diri Rendah perawat
- Klien sudah mau melakukan aktivitas yang di
sukai yaitu menyapu lantai.
Tindakan Keperawatan :
1. Membinan hubungan saling percaya A:
2. Mengindentifikasi kemampuan dan - Klien mampu membina hubungan
aspek positif yang di miliki klien saling percaya dengan perawat
3. Membantu klien menilai kemampuan - Klien mampu menilai kemampuan yang di
yang masih dapat di gunakan miliki untuk dilaksanakan.
4. Membantu klien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
40
kemampuan
5. Melatihan klien sesuai dengan P :
kemampuan yang di pilih Anjurkan klien untuk terus melatih kegiatan yang
6. Memberikan pujian yang wajar disukai dan memasuknya kedalam jadwal kegiatan
terhadap keberhasilan klien harian.
7. Mengajarkan klien untuk
memasukan kedalam jadwal harian
41
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : ............................................
Ruang : .............................................
KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta
kendalanya.
42
WAHAM
Laporan Pendahuluan
A. Faktor Predisposisi
B. Faktor Presipitasi
43
Faktor presipitasi dari waham yaitu bisa karena proses pengolahan
informasi yang berlebihan, mekanisme penghantaran listrik yang abnormal, dan
danya gejala pemicu.
44
C. Jenis
D. Rentang Respon
E. Mekanisme Koping
45
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan respon neurobiologis yang maladatif, meliputi :
a) Regresi: berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengatasi ansietas.
b) Proyeksi: sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
c) Menarik diri.
d) Pada keluarga: mengingkari.
Waham
HDR
46
B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
Sumber :
47
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Setiap Hari
Nama :
Ruangan :
Hari / Tanggal :
Pertemuan :
I. Proses Keperwatan
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah meninggal. Klien mengatakan bahwa semua
yang disini adalah ruh. Klien mengatakan bahwa dirinya meninggal dibunuh oleh
saingan bisnisnya. Klien terlihat terus mengatakan bahwa dirinya sudah meninggal.
Pembicaraan klien cenderung diulang. Klien berbicara tidak sesuai dengan kenyataan.
B. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses Pikir : Waham
C. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan 1 X pertemuan klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria hasil:
• Klien menjawab salam dari perawat.
• Klien menjawab pertanyaan dari perawat.
• Klien dapat mempertahankan kontak mata terhadap perawat.
• Klien dapat menyebutkan nama perawat
• Klien dapat mengungkapkan perasaan tentang waham
D. Tindakan Keperawatan :
SP I p
48
II. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
A. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi bapak/ibu perkenalkan saya mahasiswa dari
sekolah tinggi ilmu kesehatan indonesia maju, nama saya (nauroh nadzifah). Saya
bertugas disini selama 5 hari dari tanggal 01 – 05 Agustus 2017. Saya berrygas dari
pagi pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00 siang. Bapak/ibu namanya siapa? Hobi
bapak/ibu apa ? berapa usia bapak/ ibu?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini ? apakah tidurnya nyenyak semalam? Lalu
tadi pagi bagaimana, habiskah sarapannya?”
3. Kontrak :
a. Topik : “baiklah bapak/ibu hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai
kondisi bapak/ ibu selama disini.”
b. Waktu: “tidak memakan waktu yang lama bapak/ibu hanya sekitar 15-20 menit.
Kita akan mulai sekitar pukul 09.00. bapak/ibu setuju?”
c. Tempat: “bagaimana jika kita berbincang-bincang di ruang tengah bapak/ibu
setuju?”
d. Tujuan Interaksi: “tidak usah takut ya bapak/ibu kita melakukan bincang-
bincang ini agar kita saling mengenal lebih baik.”
“Bapak/ibu sudah berapa lama disini? Akhir-akhir ini apa yang bapak/ibu
rasakan? Pada saat dibawa kerumah sakit ini ada kejadian apa dirumah,dan bapak/ibu
sedang apa saat itu? Benarkah bapak/ibu sudah mati ? Sukar bagi saya untuk
mempercayainya pak/bu. Begini, jika bapak/ibu memang sudah meninggal, mengapa
saat ini bapak/ibu masih bisa menapak pada tanah ? coba bapak/ibu jalan di tempat,
lihat dan rasakan apakah bapak/ibu masih bertapak pada tanah/lantai tidak ? Nah,
masih kan, itu menandakan bahwa bapak/ibu belum meninggal. Lalu jika saya
mencubit, bapak/ibu masih bisa merasakannya kan. Jika orang yang sudah meninggal,
pasti tidak bisa merasakan apa-apa dan tidak menapak pak/bu.”
49
“Jangan khawatir dan takut pak/ibu, saya disini akan menemani bapak/ibu dan
membantu. Sebenarnya apa yang membuat bapak/ibu merasa bahawa bapak/ibu sudah
meninggal ? Jadi begitu yaa pak/bu, baik kalo begitu sekarang bapak/ibu harus bisa
sembuh dan keluar dari rumah sakit ini, dengan itu bapak/ibu bisa kembali merintis
usaha dan sukses lagi. Bapak/ibu bisa memulai dengan terus menyadari dan ingat
bahwa bapak/ibu belum meninggal dan masih utuh hidup di dunia ini. Lalu lakukan
kegiatan yang sudah dijadwalkan dengan baik dan benar. Dengan itu, bapak/ibu pasti
bisa sembuh dan setelah itu bisa meulai usaha lagi dan sukses kembali.”
“Sekarang saya juga punya jadwal ini untuk bapak/ibu, bapak/ibu isi jam dan
tanggal berapa bapak/ibu melakukan kegiatan, kegiatan apa yang bapak/ibu lakukan,
dan keterangannya dapat bapak/ibu tuliskan huruf M : jika melakukan secara mandiri
tanpa bantuan orang lain, B : jika melakukan dengan bantuan orang lain dan T : jika
tergantung penuh dengan orang lain, apabila bapak/ibu melakukan kegiatan dirumah
dan mengisi jadwal kegiatan yang bapak/ibu puhya maka bapak/ibu jangan lupa
sekalian isi jadwal kegiatan yang saya berikan ya pak.”
C. TERMINASI
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan)
“Saya berharap setiap bapak/ibu bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan
saya, bapak/ibu mau memanggil saya supaya selama bapak/ibu disini dapat bekerja
sama dengan saya serta bapak/ibu mampu sembuh kembali dan jangan lupa
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ya pak/bu.”
50
3. Kontrak Topik yang akan datang :
a. Topik : “Bapak/ibu bagaimana kalau besok saya akan datang kembali untuk
mengevaluasi jadwal kegiatan harian yang sudah saya kasih tadi ya pak/bu. Dan
kita berbincang – bincang tentang kemampuan yang bapak/ibu miliki yaa
pak/bu.”
b. Waktu : “Kita berbincang – bincang 15 menit saja yaa pak/bu, dari pukul
10.00 – 10.15, bagaimana ?
c. Tempat : “Mau dimana pak/bu kita berbincang – bincangnya ? disini lagi saja
bagaimana ?
51
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA
IMPLEMENTASI EVALUASI
DS : S:
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa Klien mengatakan senang berkenalan dengan
sudah meninggal, dan mengatakan bahwa perawat.
semua yang disini adalah ruh. Klien - Klien menjelaskan mengapa mengangap bahwa
mengatakan bahwa dirinya meninggal dirinya sudah meninggal.
dibunuh oleh saingan bisnisnya.
O:
-__Klien mau berjabat tangan dengan perawat, mau
DO : duduk berdampingan dengan perawat.
Klien terlihat terus mengatakan bahwa -__Klien mau menyebutkan nama, asal, hobi.
dirinya sudah meninggal dan pembicaraan -__Klien mau mendengarkan perkataan perawat yang
klien cenderung diulang. Klien berbicara mengatakan bahwa dirinya belum meninggal.
tidak sesuai dengan kenyataan. -__Klien terlihat sudah menyadari bahwa dirinya
belum meninggal.
Diagnosis Keperawatan : A:
Waham -__Klien mampu membina hubungan saling percaya
dengan perawat.
-__Klien mampu mengutarakan perasaannya.
Tindakan Keperawatan : -__Klien mampu mendengarkan instruksi dari
pearawat dengan baik.
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu orientasi realita
3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi P : Planing pasien
4. Membantu pasien memenuhi Anjurkan klien untuk terus menerima menyadari bahwa
kebutuhannya dirinya masih hidup dan belajar menerima kenyataan,
5. Menganjurkan pasien memasukkan serta memasukannya ke jadwal kegiatan harian.
dalam jadwal kegiatan harian
52
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : ................................................
Ruang : .................................................
KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta kendalanya
53
Acuan Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan SP Pasien SP Keluarga
GPP : Waham SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Membantu orientasi realita dirasakan keluarga dalam
3. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak marawat pasien
terpenuhi 2. Menjelaskan pengertian, tanda
4. Membantu pasien memenuhi dan gejala waham dan jenis
kebutuhannya waham yang dialami pasien
5. Menganjurkan pasien memasukkan beserta proses terjadinya
dalam jadwal kegiatan harian 3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien waham
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang SP II k
dimiliki 1. Melatih keluarga
3. Melatih kemampuan yang dimiliki mempraktekkan cara merawat
4. Menganjurkan pasien memasukkan ke pasien dengan waham
dalam jadwal kegiatan harian 2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung pasien
SP III p waham
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan SP III k
dalam jadwal kegiatan harian 1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Mendiskusikan sumber
rujukan yang bisa dijangkau
keluarga
54
PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA KEPERAWATAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
RENCANA KEPERAWATAN
55
dapat
memperta c. Yakinkan klien berada dalam lingkungan yg
hankan aman dan terlindungi:
kontak Anda berada di tempat aman, kami akan
mata menemani anda
terhadap Gunakan keterbukaan dan kejujuran
perawat. Jangan tinggalkan klien sendirian
Klien
dapat
menyebut
kan nama
perawat
Klien
dapat
mengung
kapkan
perasaan
tentang
waham
56
Klien dpt realistis [hati2 diskusi Dg memperlihatkan bahwa Klien penting akan menimbulkan
menyebutkan waham] perasaan dihargai yg akan mendukung terpeliharanya
keahlian atau c. Tanyakan apa yg biasa hubungan yg terapeutik.
ketrampilan yg dilakukan berkaitan dg
dimiliki aktifitas se’hari2 &
Klien dpt perawatan diri. Anjurkan
menyebutkan hobi klien utk melakukannya saat Untuk mengetahui kebutuhan se’hari2 yg tidak terpenuhi
ini.
d. Jika klien selalu bicara ttg Untuk meningkatkan kesadaran Klien akan
3.Setelah ... X pertemuan, wahamnya, dengarkan kebutuhan yg belum terpenuhi & berusaha untuk memenuhinya
klien dptmengidentifikasi sampai kebutuhan waham
kebutuhan yg tidak tidak ada. Membantu mengembalikan Klien ke realita
terpenuhi dg kriteria:
Klien dpt a. Observasi kebutuhan klien Dg peningkatan aktifitas dpt menekan munculnya
mengungkapkan se’hari2 waham & klien dpat diarahkan ke realitas
ketakutan / b. Diskusikan dg klien
kecemasan dlm kebutuhan yg tidak terpenuhi
memenuhi baik selama di rumah
kebutuhan se’hari2 maupun di RS [berkaitan dg
Klien dpt rasa takut, cemas, marah]
menyebutkan c. Hubungan kebutuhan yg
kebutuhan se’hari2 tidak terpenuhi dg timbulnya
yg tidak terpenuhi waham
KLien dpt d. TIngkatkan aktifitas yg dapat
mengungkapkan memenuhi kebutuhan klien
pengalaman yg tidak yg memerlukan waktu &
menyenangkan di tenaga [jika mungkin buat
masa lalu jadwal]
57
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
e. Atur situasi agar Klien tidak mempunyai Mewmbantu membawa klien ke realitas.
4. Setelah ... X waktu untuk menggunakan wahamnya
pertemuan, klien TAK orientasi realitas akan membawa
dapat berhubungan dg klien ke dunia nyata [realitas].
realita, dg criteria:
KLien dpt a. Berbicara dg klien dlm konteks realita Pujian dpt meningkatkan harga diri &
menyebutkan b. Ikutsertakan klien dlm terapi aktifitas percaya diri klien
tempat, waktu, & kelompok orientasi realita
orang di c. Berikan pujian pd setiap kegiatan positif Meningkatkan pengetahuan keluarga sehingga
sekitarnya sesuai yg dilakukan mampu memberikan pwrawatan di rumah &
dg realita mendukung penyembuhan klien
Klien dpt
mengungkapkan
dirinya sesuai
realita a. DIskusikan dg keluarga tentang: Membantu mengembangkan kemandirian
Klien dpt Gejala waham keluarga utk merawat klien.
memenuhi Cara merawat klien dg waham
kebutuhan ADL Lingkungan keluarga yg baik Pengetahuan klien & keluarga harus bagus agar
sesuai Follow up & obat program pengobatan diberikan secara tepat.
kemampuannya b. Anjurkan keluarga untuk melaksanakan
scr mandiri hal2 tsb dg bantuan perawat.
5. Setelah .... X a. Diskusikan dg klien & keluarga ttg Untuk mengetahui efek/kemajuan terapi yg diberikan
pertemuan, klien program pengobatan klien [nama obat,
mendapat dukungan dosis, frekuensi, efek2 bila obat Menghindari kesalahan dlm pengobatan.
keluarga dlm dihentikan]
perawatan, dg kriteria: b. Diskusikan perasaan klien setelah
Keluarga dpt minum obat
melakukan Berikan obat dg prinsip 5 benar.
kunjungan
58
Keluarga
mendengarkan
penjelasan perawat
6. Setelah ....X
pertemuan, klien dpt
menggunakan obat dg
benar.Dengan
kriteria:
Klien meminum obat
sesuai dg aturan.
59
PERILAKU KEKERASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
60
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. Budaya tertutup dan
membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima
(permissive). Dan dipengaruhi juga dengan Bioneurologis, bahwa kerusakan
sistem limbik, lobus frontal, lobustemporal dan ketidakseimbangan neuro
transmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
B. Faktor Presipitasi
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi
dengan oranglain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusan,ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab
perilakukekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat,
kritikan yangmengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/
pekerjaan dan kekerasanmerupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial
yang provokatif dankonflikdapat pula memicu perilaku kekerasan.
C. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
61
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri
maupun terhadap orang lain.
D. Mekanisme Koping
62
menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan
dengan temannya.
Perilaku Kekerasan/amuk
63
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang dan lain-lain
b. Tanda emosional : Perasaan marah, jengkel, bicara kasar
c. Tanda social : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasaan
64
a. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku
kekerasan terjadi
b. Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat
terjadi perilaku kekerasan
c. Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda
social) saat terjadi perilaku kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.asuhankeperawatangangguanjiwapadaperilakukekerasan.com
diambil pada tanggal 2 april 2011 pada waktu 14.30 WIB.
65
STRATEGI PELAKSANAAN
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan, klien tampak tegang, matanya melotot, klien mengatakan pernah marah
karena dipukul temannya, klien tampak mengepalkan tangan, klien tampak jalan mondar mandir.
B. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
C. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang digunakan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam mengungkapkan
kemarahan.
7. Klien dapat mendemonstrasikan latihan cara mengontrol perilaku fisik
D. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan penyebab perilaku kekerasan
3. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Diskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. Diskusikan akibat perilaku kekerasan
66
6. Latih mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik : tarik nafas dalam
7. Masukkan ke jadwal kegiatan harian
2. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya semalam? Adakah yang Bapak/Ibu pikirkan? Kenapa Bapak/Ibu
bisa kesal dan marah?”
3. Kontrak
a. Topik : “Pagi ini kita berbincang – bincang sebentar Bapak/Ibu untuk melakukan perkenalan? Dan berbincang – bincang
tentang apa yang Bapak/Ibu rasakan sekarang ini?”.
b. Waktu : “Bapak/Ibu mau kita berbincang – bincang berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja? Dari pukul __ - __ ya
Bapak/Ibu”.
c. Tempat : “Dimana kita berbincang – bincang Bapak/Ibu? Bagaimana kalau dimeja makan saja?”.
d. Tujuan : “Agar kita saling mengenal, Bapak/Ibu lebih mengenal suster dan suster lebih mengenal Bapak/Ibu, serta
Bapak/Ibu dapat mengenal perasaan apa yang Bapak/Ibu rasakan sekarang ini”.
B. Tahap Kerja
67
“Bapak/Ibu sudah berapa lama dirawat disini? Kalau suster boleh tahu ada masalah apa sampai Bapak/Ibu dibawa kesini?”. “Apa
yang menyebabkan Bapak/Ibu marah? Apakah sebelumnya Bapak/Ibu pernah marah? Terus, apa penyebabnya? Samakah dengan
yang sekarang? Oh....yah, jadi ada 2 penyebab marah Bapak/Ibu”. “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti Bapak/Ibu pulang ke
rumah dan anggota keluarga bertanya disaat Bapak/Ibu lelah, apa yang Bapak/Ibu rasakan?”. “Apakah Bapak/Ibu merasakan kesal
kemudian dada berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”. “Setelah itu apa yang Bapak/Ibu
lakukan? Oh...yah, jadi Bapak/ibu memukul anak dan memecahkan piring. Apakah dengan cara ini masalah terselesaikan? Iya, tentu
tidak”.
“Apa kerugian dari cara yang Bapak/Ibu lakukan? Betul, keluarga jadi sakit dan takut. Menurut Bapak/Ibu adakah cara lain yang
lebih baik? Maukah Bapak/Ibu belajar satu cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”. “Ada
beberapa cara untuk mengontrol kemarahn Bapak/Ibu. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan
rasa marah”. “Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”. “Begini Bapak/Ibu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak/Ibu
rasakan maka Bapak/Ibu berdiri, lalu tarik nafas dari hidung sambil mengangkat kedua tangan ke atas, tahan sebentar lalu keluarkan
perlahan – lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan sambil membungkukkan badan. Ayo coba lagi, tarik nafas melalui
hidung sambil mengangkat kedua tangan ke atas, bagus.... tahan 3 detik dan tiup melalui mulut sambil membungkukkan badan. Nah,
lakukan 5 kali. Bagus sekali, Bapak/Ibu sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”. “Nah, sebaiknya latihan ini ibu
lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Bapak/Ibu sudah terbiasa melakukannya”.
C. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah melakukan latihan teknik nafas dalam tadi pak?”.
b. Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak/Ibu praktekkan lagi bagaimana cara melakukan teknik nafas dalam”.
68
3. Kontrak Yang Akan Datang
a. Topik : “Baik Bapak/Ibu kita sudah selesai berbincang – bincang, besok saya akan menemui Bapak/Ibu kembali untuk
melihat perkembangan kondisi Bapak/Ibu dan mengajarkan teknik Relaksasi yang lain”.
b. Tempat : “Dimana sebaiknya kita bertemu besok Bapak/Ibu? Bagaimana disini saja?”.
c. Waktu : “Bapak/Ibu mau jam berapa kita bertemu besok? Bagaimana kalau jam __? Baiklah pak, saya permisi dulu,
sampai jumpa besok”.
69