Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

Nama : Aulia Dwi Andira A

NPM : 214291517066

1. Pengertian
Halusinasi adalah keadaan dimana pancaindra tidak dapat membedakan rangsangan
interna dan eksterna yang menimbulkan respons yang tidak sesuai dengan jumlah
(interpretasi yang datang).

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Faktor perkembangan yaitu jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan
hubungn interpersonal yang terganggu maka individu mengalami stres dan kecemasan.
Dan faktor sosio kultural di masyarakat seperti kemiskinan, ketidakharmonisan sosial
budaya, hidup terisolasi dan stres yang menumpuk. Selanjutnya faktor biokimia yang
menyebabkan terjadinya pelepasan zat-zat halusinogen (bupatin dan simotil transerase)
yang menyebabkan terjadinya gangguan dalam proses informasi dan penurunan
kemampuan menanggapi rangsangan.
b. Faktor Presipitasi
Stressor sosial dimana stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya
penurunan stabilitas keluarga, perpisahan dari orang sangat penting atau diasingkan
oleh kelompok masyarakat.Faktor biokimia dimana karena klien kurang berinteraksi
dengan kelompok lain, suasana terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stres dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat-zat halusigenik. Kemudian
masalah keperawatan yang menjadi penyebab munculnya halusinasi antara lain adalah
harga diri rendah dan isolasi sosial.
c. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan upaya langsung dalam mengatasi stres yang
berorientasi pada tugas yang meliputi upaya pencegahan langsung, mengurangi
ancaman yang ada. Mekanisme koping yang sering dilakukan oleh klien dengan
halusinasi adalah regresi yaitu berhubungan dengan masalah proses informasi dan
upaya untuk menanggulangi ansietas, klien jadi malas beraktifitas sehari-hari. Proyeksi
yaitu upaya untuk menyelesaikan kehancuran persepsi dan mencoba menjelaskan
gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggungjawab kepada orang lain atau suatu
benda. Denial adalah menghindari kenyataan yang tidak diinginkan dengan
mengabaikan dan mengakui adanya kenyataan ini.

d. Rentang Respons

e. Fase-fase halusinasi
- Fase Pertama
Individu mengalami stres, cemas, perasaan terpisah kecuali kesepian
klien mungkin melamun dan memfokuskan pada hal-hal yang menyenangkan
untuk menghilangkan kecemasan dan stres. Hal ini menolong sementara integrasi
pemikirannya meningkat tetapi masih bisa mengontrol kesadaran dan mengenal
pikirannya.
- Fase Kedua
Ketakutan meningkat dipengaruhi oleh pengalaman berada pada
tingkat pendengaran halusinasi pikiran internal menjadi menonjol. Halusiansi
sensori dapat berupa bisikan yang tidak jelas dan suara aneh tetapi klien takut bila
orang lain mendengar atau memperhatikannya, perasaan klien tidak efektif untuk
mengontrol dirinya dan halusinasi dengan memproyeksikan pengalaman sehingga
seolah-olah halusinasi datangnya dari tempat lain.
- Fase Ketiga
Halusinasi semakin menonjol menguasai dan mengontrol klien
menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya tersebut memberi
kemungkinan dan rasa aman sementara.
- Fase Keempat
Klien merasa tidak berdaya dan terpaku untuk melepaskan dirinya
dan kontrol yang sebelumnya menyenangkan menjadi memerintah, memarahi,
mengancam dirinya, klien tidak behubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk
dengan halusinasinya. Mungkin klien berada dalam dunia menakutkan. Bila tidak
dilakukan intervensi secepatnya proses tersebut bisa menjadi kronik.
f. Klasifikasi Jenis dan Sifat Masalah
• Halusinasi dengar (Auditarik dan Akustik) yaitu suara atau ucapan yang didengar
oleh klien tetapi tidak ada obyek realita, merupakan proyeksi ketidakmampuan
klien menerima persepsi dari dirinya yang dihubungkan dengan kekuatan ketakutan
luar yang kadang-kadang suara tersebut memaki-maki, menghina orang lain,
menertawakan dan mengancam.
• Halusinasi lihat (Visual) yaitu bayangan visual atau sensasi yang dialami oleh klien
tanpa adanya stimulus, klien mungkin melihat bayangan dari figure obyek atau
kejadian orang lain tidak melihat obyek tersebut.
• Halusinasi kecap (Eustatorik) yaitu halusinasi rasa yang terjadi bersama-sama
dengan halusinasi bau, klien merasa mengecap sesuatu bau atau rasa di dalam
mulitnya.
• Halusinasi hirup atau bau (Olfaktori) yaitu klien mengalami atau mengatakan
mencium bau-bauan seperti bunga, kemenyan dan bau-bau lain yang sebenarnay
tidak ada sumbernya.
• Halusinasi raba (Taktil) yaitu klien merasa ada seseorang yang memegang, meraba,
memukul klien. Halusinasi septik yaitu klien merasakan rabaan yang merupakan
rangsangan seksual.
3. Masalah Keperawatan dan Data Yang Dikaji
1. Masalah Keperawatan
2. Data yang perlu dikaji
Data Subjektif

- Klien Mengatakan sering mendengar suara bisikan ditelinga


- Klien mengatakan sering melihat sesuatu

Data Objektif

- Klien tampak ketakutan


- Klien tampak bicara sendiri
- Klien tamoak marah tanpa sebab
- Kien kadang tertawa sendiri
- Klien sering menyendiri
- Klien tampk mondar-mandir
3. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Anda mungkin juga menyukai