Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN


DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh :
HENI KRISTIANI 120051

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG
2021/2022

1
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian
Keadaan dimana seseorang menunjukkan perilaku yang aktual melakukan
kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri atau orang lain secara verbal maupun
non verbal dan pada lingkungan. Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana
individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri
ataupun orang lain (Carpenito, 2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik
terapi generalis maupun terapi spesialis memberikan hasil yang signifikan untuk
menurunkan perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan generalis pada pasien dan
keluarga dapat menurunkan lama rawat klien (Keliat, dkk 2013)..
B. Karakteristik
1. Fisik
a. Mata melotot/ pandangan tajam
b. Tangan mengepal
c. Rahang mengatup
d. Wajah memerah
e. Postur tubuh kaku
2. Verbal
a. Mengancam
b. Mengumpat dengan kata-kata kotor
c. Suara keras
d. Bicara kasar, ketus
3. Perilaku
a. Menyerang orang lain
b. Melukai diri sendiri/ orang lain
c. Merusak lingkungan
d. Amuk/ agresif
C. Faktor yang berhubungan
1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
2
4. Status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan narkoba/ alkoholik
D. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan

E. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Akibat

Perilaku kekerasan/amuk Core problem

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah Penyebab

F. Intervensi Generalis
Rentang Tindakan Keperawatan dalam manajemen Agresif
Strategi Prevensi Strategi antisipasi Strategi pembatasan gerak

1. Kesadaran diri Komunikasi Manajemen krisis


2. Penkes/ management Perubahan lingkungan Pengasingan
perilaku Kekerasan Psikofarmaka Pengekangan
3. Latihan asertif Tindakan perilaku

G. Kesiapan Perawat
1. Sadar perasaan sendiri
2. Yakin klien dapat belajar ungkapan marah yang benar
3. Hangat, tegas, menerima, tetap tenang dan kalem
4. Sikap dan suasana hubungan kerja yang akrab
H. Pendidikan kesehatan/ manajemen perilaku kekerasan
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi tanda/ gejala perilaku kekerasan/ marah
3. Memperagakan/ demontrasi cara lama jika marah
3
4. Mengidentifikasi cara baru yang konstruktif
5. Mendemonstrasikan cara baru yang konstruktif
6. Melatih cara baru pada situasi yang nyata
I. Latihan Asertif
1. Prinsip
a. Berkomukasi langsung pada orang lain
b. Mengatakan tidak untuk hal yang tidak beralasan (logis)
c. Mampu mengungkapkan keluhan
d. Mengungkapkan penghargaan/ pujian
2. Pelaksanaan Asertif
a. Bahasa tubuh
1) Mempertahankan kontak mata
2) Mempertahankan posisi tubuh (berhadapan dan tegak)
3) Berbicara dengan tegas
4) Nada suara tegas
5) Ekspresi wajah dan sikap tubuh untuk penekanan
b. Pendengar
1) Mempersiapkan diri
2) Mendengarkan
3) Mengklarifikasi
4) Mengakui
c. Percakapan
d. Atur lingkungan bicara
e. Menetapkan topik pembicaraan
f. Mengekspresikan perasaan
g. Mengekspresikan permintaan
h. Membuat orang lain melakukan kebutuhan kita
J. Tindakan Komunikasi
1. Bicara dengan lembut
2. Nada rendah
3. Tidak membalas suara keras
4. Gunakan kalimat pendek dan simpel
5. Hindarkan tertawa dan senyum tidak pada tempatnya
6. Katakan anda siap membantu
4
7. Beri kesempatan untuk ventilasi
8. Sikap rilek dan terapeutik
9. Gerakan tidak tergesa-gesa
10. Jaga jarak 1-3 langkah dari klien (personal space violence people 4 kali orang
normal)
K. Tindakan atau Strategi Perilaku
1. Limit Setting
Pada saat melakukan interaksi sepakati perilaku yang diijinkan, perilaku yang
tidak diijinkan dan konsekuensi dari perilaku yang tidak diijinkan. Perawat dan
klien mengetahui kesepakatan yang telah dibuat bersama
2. Kontrak perilaku untuk kontrol perilaku
Ketika perawat akan mengajak klien melakukan aktivitas misalnya keluar
ruangan maka perlu dibuat kontrak terlebih dahulu tentang perilaku yang
diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.
M. Tindakan keperawatan generalis (Strategi Pelaksanaan)
1. Tindakan keperawatan (pasien)
a. Tujuan : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
b. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
1) SP 1 Pasien : Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat
perilaku kekerasan serta melatih latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku
kekerasan
b) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik
1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
c) Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik
1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
d) Melatih klien memasukkan latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur/bantal ke dalam jadwal kegiatan harian.
2) SP 2 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip
6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum
obat.
a) Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis,
frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat).
5
b) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat
dengan klien
c) Melatih klien cara minum obat secara teratur
d) Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur ke
dalam jadwal kegiatan harian.
3) SP 3 Pasien : Melatih cara verbal/ bicara baik-baik
a) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
verbal/bicara baik-baik.
b) Melatih klien cara verbal/bicara baik-baik.
c) Melatih klien memasukkan kegiatan verbal /bicara baik-baik minum
obat ke dalam jadwal kegiatan harian.
4) SP 4 : Melatih cara spiritual
a) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual
b) Melatih klien cara spiritual
c) Melatih klien memasukkan kegiatan spiritual ke dalam jadwal
kegiatan harian.
2. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien Perilaku Kekerasan
a. Tujuan: Keluarga mampu
1) Mengenal masalah perilaku kekerasan
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien perilaku kekerasan
3) Merawat klien perilaku kekerasan
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien perilaku kekerasan
b. Strategi Pelaksanaan Keluarga
1) SP 1 Keluarga : Menjelaskan masalah perilaku kekerasan
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien perilaku
kekerasan
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
perilaku kekerasan.
2) SP 2 Keluarga : Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin
terjadi pada klien perilaku kekerasan
a) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
perilaku kekerasan
b) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien perilaku
kekerasan
6
3) SP 3 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien
perilaku kekerasan
a) Menjelaskan cara merawat klien perilaku kekerasan
b) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal.
c) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
minum obat dengan prinsip 6 benar.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien dengan
cara verbal/bicara baik-baik.
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien dengan
cara spiritual
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan mengenai perawatan lanjutan kepada
keluarga
a) Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan
klien
b) Menjelaskan pentingnya perawatan selama dirumah
c) Menganjurkan keluarga untuk membawa pasien kontrol tepat waktu

M. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab
perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku
kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol
secara fisik I
ORIENTASI :
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan saya Mahasiswa keperawatan STIKES Telogorejo
Semarang nama saya ........., panggil saya ........., saya perawat yang dinas di ruangan
ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
Validasi
7
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?Masih ada perasaan kesal atau marah?”
Kontrak (wktu, topic, tempat)
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tendang perasaan marah ”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bapak? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada
penyebab lain yang membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti stress karena pekerjaan atau masalah
uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons
pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan dangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting
pintu dan memecahkan barang-barang, memukul adik dan ibu bapak, apakah dengan
cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian dari cara yang bapak
lakukan? Betul, ibu jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik
danpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bapak. Salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini bapak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah
bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Selain itu saat merasa marah bapak bisa melampiaskan kemarahan dengan memukul-
mukul benda lunak seperti bantal
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
8
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan apa yang bapak
rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya .........
(sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas
dalamnya ya pak. bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan mengontrol marah dalam jadwal
kegiatan harian pasien).
RTL
Bagaimana kalau kita latihan cara untuk mencegah/mengontrol marah.? Jam berapa
pak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya dadang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak”
“Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi mas R. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya ........... dari
STIKES Telogorejo Semarang pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah mas sudah mengingat apa saja hobi mas?”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas R tersebut?”
“Berapa lama mas R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?”
KERJA
“Apa saja hobby amas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?”

9
“Wah.., rupanya mas R pandai main catur ya, tidak semua orang bisa bermain
catur seperti itu lho R”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa mas R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur, siapa
yang dulu mengajarkannya kepada mas B, dimana?
“Bisa mas R peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan mas R ini ya, berapa kali
sehari/seminggu mas R mau bermain catur?”
“Apa yang mas R harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan mas R yang lain selain bermain catur?”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan amas?”
“Setelah ini coba mas R lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang telah kita
buat ya?”
RTL
“Besok kita ketemu lagi ya mas?”
“Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas R minum, setuju?”
“Bagaimana kalau sekarang mas R teruskan kemampuan bermain catur
tersebut…….”

10
SP. 3 Melatih cara verbal/ bicara baik-baik
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya ......... dari STIKES
Telogorejo semarang pak.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah bapak masih marah-marah? Apakah bapak
sudah meminum obat secara rutin ? Bagaimana hasilnya ? Bagus!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mengatasi marah-
marah yaitu melakukan kegiatan yang terjadwa yaitu bicara verbal yang baik. Mau di
mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara?
Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
KERJA
Bagaimana cara bapak berbicara saat bapak marah-marah? Keras? Nah berbicara itu
merupakan salah satu stimulus atau pendorong emosi bapak untuk marah. Mulai
sekarang saat bapak merasa tidak enak dan ingin marah marah tahan dulu emosi
bapak kemudian lakukan latihan yang kemarin kita pernah lakukan yaitu tarik napas
dalam/pukul pukul banta, apakah bapak sudah melakukannya? Bagus.Dan saat itu
juga usahakan nada suara bapak dipelankan dan berbicara dengan baik. Katakana
apa ynag bapak rasakan saat itu?”. Bagaimana bapak mengerti ? Bagus. Kalau
perasaan itu muncul bapak harus mempraktekan latihan ini.”
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang.Senang, bagus sekali, jadi
bapak sudah mengerti apa saja yang harus dilakukan saat perasaan marah itu
nantinya muncul. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak.
RTL
Bagaimana kalau nanti siang kita ketemu untuk latihan yang berikutnya. Mau jam
berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa

11
SP. 4 Melatih cara spiritual
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat siang pak. Masih ingat dengan saya? Iya betul saya ......... pak.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah bapak masih marah-marah ? apakah cara
bicara bapak sudah diperbaiki, tidak lagi dengan nada keras ? Bagaimana hasilnya ?
Bagus!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita tadi pagi, siang ini kita akan belajar cara yang keempat untuk
mengontrol marah-marah yaitu dengan meningkatkan kegiatan spiritual bapak.
Dimana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara?
Bagaimana kalau 20 menit? Baiklah.”
KERJA
“Sebelum ke percakapan saya mau bertanya agama bapak apa ya?”. Islam?” Oh baik
kalau begitu apakah bapak sudah melakukan kewajiban bapak sebagai seorang
muslim?”. Belum?”. Apakah bapak tau jika wudhu itu dapat meredakan emosi,
seseorang emosi atau marah dalam islam .........jurkan untuk berwudhu dan apabila
perasaan marah tersebut belum hilang juga maka .........jurkan untuk sholat. “Nah
sekarang bapak tau kalau manfaat dari wudhu dan sholat itu dapat mengontrol
perasaan marah bapak selama ini, aakah bapak mengerti dan mau mempraktekannya
dalam kehidupan bapak sehari-hari?”. Bagus. Jadi jangan menungggu emosi bapak
tidak terkontrol, jika bapak merasa perasaan marah akan muncul langsung saja ambil
air wudhu dan holat seger”.
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang lama membahas manfaat
wudhu dan sholat. Senang?”. Bagus sekali, jadi bapak sudah mengerti apa saja yang
harus dilakukan saat perasaan marah itu nantinya muncul?”. Ya bagus “. Mari kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak.
RITL
Bagaiman kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat 4
cara mengontrol marah yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 13.00 siang?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.

12
2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)
SP.1 Menjelaskan masalah perilaku kekerasan

ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. Saya ........., perawat yang merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn.S ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang bapak/ibu alami dalam merawat
Tn.S.”
“Kita mau diskusi di mana?Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu Ibu?
Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn.S? ooh jadi ibu/bapak tidak
tau apa penyakit Tn.S sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara merawat Tn.S.
Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn.S marah-marah memecahkan barang-barang
dan memukuli orang.
“Penyakit yang dialami Tn.S adalah penyakit perilaku kekerasan, yaitu perilaku
seseorang dimana dirinya tidak dapat mengontrol perasaan atau perasaan berlebihan
yang meluap luap, Tn S tidak dapat mengontrol emosi sehingga Tn.S mudah marah
dan tersinggung serta mengaplikasikannya dengan memecah barang dapat juga
memukuli orang bahkan menciderai dirinya sendiri”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?” iya ibu jadinya bisa lebih tahu
tentang masalah yang sebenarnya bapak hadapi.
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
perilaku kekerasan itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam
10.00.”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

13
SP.2 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
perilaku kekerasan
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya ........., perawat yang
merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu,tempat,topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu prilaku kekerasan dan cara merawat
Tn.S.“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak ? Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh bapak itu dinamakan perilaku kekerasan, yaitu perilaku
yang aktual melakukan kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri/ orang lain secara
verbal maupun non verbal dan pada lingkungan.
”Tandanya marah-marah tanpa sebab, mata melotot, tangan mengepal,memecahkan
barang serta melukai diri sendiri maupun orang lain”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan mengetahui penyebab
kemarahan, bagaimana apakah ibu sudahmengerti?”. Bagus.
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi?”iya bagus ibu bisa lebih memahami tentang perilaku kekerasan.
RTL
“Bagaimana kalau nanti siang kita ketemu lagi untuk membahas tentang cara cara
merawat bapak.?” Iya baiklah bu. Ibu mau dimana?”. Disini saja ya bu.”

SP.3 Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien perilaku kekerasan
ORIENTASI:
Salam Terapeutik

14
“Selamat siang Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya ........., perawat yang
merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?” “Ada yang ingin ibu tanyakan sebelum
kita berdiskusi.”

Kontrak (waktu,tempat,topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang cara mengendalikan kemarahan bapak Berapa
lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah ibu bisa membantu menenangkan bapak
dengan membantu bapak dengan rutin mengendalikan emosi dengan tarik nafas dalam
setiap pagi atau setiap sore, menyediakan bantal untuk digunakan bapak jika sewaktu
waktu perasaan marah bapak muncul, kemudian selalu
memberi perhatian yang tepat kepada bapak serta memantau obat obatan yang bapak
minum. Dengan cara itu ibu dapat membantu bapak serta lebih mendekatkan diri
untuk membantu proses pemulihan kesehatan bapak.
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi?”iya bagus ibu bisa lebih memahami tentang perilaku kekerasan.
RTL
“Bagaimana jika 2 hari dari sekarang kita berdiskusi lagi mengenai masalah bapak?”
Apakah ibu bersedia?”. Tempatnya disini lagi ya bu. Selamat siang”

SP.4 Menjelaskan mengenai perawatan lanjutan kepada keluarga


ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya ........., perawat yang
merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?” “Ada yang ingin ibu tanyakan sebelum
kita berdiskusi.”

15
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang perawatan lanjutan yang perlu dilakukan
kepada Tn.S. Tidak lama kok bu Cuma 15 menit disini saja ya?”
KERJA:
“Nah ibu, Tn S sudah bisa pulang, disini saya akan menjelaskan perawatan lanjutan
Tn.S selama dirumah. Selama disini Tn. S memiliki jadwal kegiatan nah itu bisa
diterapkan selama ibu merawat Tn S dirumah. .........taranya kegiatan sehari hari Tn S
yang perlu dilakukan seperti jadwal meminum obat secara teratur serta ada cara cara
mengontrol kemarahan Tn.S. Bagaimana apakah ada yang mau ibu tanyakan?”

TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak hadapi
selama ini?”iya bagus ibu jadi bisa merawat Tn.S selama dirumah
RTL
“Ibu jangan lupa untuk membawa Tn.S kontrol sebelum obat habis atau ada gejala
yang timbul.”

16
DAFTAR PUSTAKA

Aini,K., Keliat,B., A., & Nuraini, T. (2015). Pengaruh Assertive Training Therapy
terhadap Kemampuan Asertif Suami dan Risiko Kekerasan Dalam Rumah
Tangga di Bogor Tahun 2011. FIK UI : Depok
Alini. (2020). Pengaruh Terapi Assertiveness Training dan Progressive Muscle
RelaxationTerhadap Gejala dan Kemampuan Klien Dengan Perilaku Kekerasan
Di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok
Fauzah, Hamid, A., Y., & Nuraini. (2019). Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif pada
Klien Skizoprenia dengan Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi
Bogor. FIK UI : Depok
Gowi, Hamid, A., Y., & Nuraini. (2019). Pengaruh latihan asertif terhadap perilaku
kekerasan orang tua pada anak usia sekolah di Kelurahan Tanjungpura
Kabupaten Karawang. FIK UI : Depok
Hidayat,E., Keliat., B., A., & Wardani, I., Y. Pengaruh cognitive behavior therapy
(CBT) dan rational emotive behavior therapy (REBT) terhadap klien perilaku
kekerasan dan harga diri rendah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI :
Depok
Hidayati,E., Mustikasari & Pujasari., H. (2016). Pengaruh terapi kelompok suportif
terhadap kemampuan mengatasi perilaku kekerasan pada klien skizopfrenia di
Rumah Sakit Dr. Amino Gondohutomo kota semarang. FIK UI : Depok
Keliat, B. A., & Akemat. (2017). Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keliat, B. A., Akemat., Helena C. D., Nurhaeni, H. (2020). Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

17

Anda mungkin juga menyukai