Oleh :
Mustaqim
Ida Rohmawati
Umi Ulfah
1
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Keadaan dimana seseorang menunjukkan perilaku yang aktual melakukan
kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri/ orang lain secara verbal maupun
non verbal dan pada lingkungan. Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana
individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri
ataupun orang lain (Carpenito, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
baik terapi generalis maupun terapi spesialis memberikan hasil yang
signifikan untuk menurunkan perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan
generalis pada pasien dan keluarga dapat menurunkan lama rawat klien
(Keliat, dkk 2009).
B. Karakteristik
1. Fisik
a. Mata melotot/ pandangan tajam
b. Tangan mengepal
c. Rahang mengatup
d. Wajah memerah
e. Postur tubuh kaku
2. Verbal
a. Mengancam
b. Mengumpat dengan kata-kata kotor
c. Suara keras
d. Bicara kasar, ketus
3. Perilaku
a. Menyerang orang lain
b. Melukai diri sendiri/ orang lain
c. Merusak lingkungan
d. Amuk/ agresif
2
C. Faktor yang berhubungan
1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan narkoba/ alkoholik
D. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
E. Pohon Masalah
G. Intervensi Generalis
Rentang Tindakan Keperawatan dalam manajemen Agresif
Strategi Prevensi Strategi antisipasi Strategi pembatasan gerak
3
H. Kesiapan Perawat
1. Sadar perasaan sendiri
2. Yakin klien dapat belajar ungkapan marah yang benar
3. Hangat, tegas, menerima, tetap tenang dan kalem
4. Sikap dan suasana hubungan kerja yang akrab
J. Latihan Asertif
1. Prinsip
a. Berkomukasi langsung pada orang lain
b. Mengatakan tidak untuk hal yang tidak beralasan (logis)
c. Mampu mengungkapkan keluhan
d. Mengungkapkan penghargaan/ pujian
2. Pelaksanaan Asertif
a. Bahasa tubuh
1) Mempertahankan kontak mata
2) Mempertahankan posisi tubuh (berhadapan dan tegak)
3) Berbicara dengan tegas
4) Nada suara tegas
5) Ekspresi wajah dan sikap tubuh untuk penekanan
b. Pendengar
1) Mempersiapkan diri
2) Mendengarkan
3) Mengklarifikasi
4
4) Mengakui
c. Percakapan
d. Atur lingkungan bicara
e. Menetapkan topik pembicaraan
f. Mengekspresikan perasaan
g. Mengekspresikan permintaan
h. Membuat orang lain melakukan kebutuhan kita
K. Tindakan Komunikasi
1. Bicara dengan lembut
2. Nada rendah
3. Tidak membalas suara keras
4. Gunakan kalimat pendek dan simpel
5. Hindarkan tertawa dan senyum tidak pada tempatnya
6. Katakan anda siap membantu
7. Beri kesempatan untuk ventilasi
8. Sikap rilek dan terapeutik
9. Gerakan tidak tergesa-gesa
10. Jaga jarak 1-3 langkah dari klien (personal space violence people 4 kali
orang normal)
5
M. Tindakan keperawatan generalis (Strategi Pelaksanaan)
1. Tindakan keperawatan (pasien)
a. Tujuan : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
b. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
1) SP 1 Pasien : Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat
perilaku kekerasan serta melatih latihan tarik nafas dalam dan
pukul kasur bantal
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat
perilaku kekerasan
b) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
fisik 1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
c) Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
fisik 1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
d) Melatih klien memasukkan latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur/bantal ke dalam jadwal kegiatan harian.
2) SP 2 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan
prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian
tidak minum obat.
a) Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis,
frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat).
b) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum
obat dengan klien
c) Melatih klien cara minum obat secara teratur
d) Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur
ke dalam jadwal kegiatan harian.
3) SP 3 Pasien : Melatih cara verbal/ bicara baik-baik
a) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
verbal/bicara baik-baik.
b) Melatih klien cara verbal/bicara baik-baik.
6
c) Melatih klien memasukkan kegiatan verbal /bicara baik-baik
minum obat ke dalam jadwal kegiatan harian.
4) SP 4 : Melatih cara spiritual
a) Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
spiritual
b) Melatih klien cara spiritual
c) Melatih klien memasukkan kegiatan spiritual ke dalam jadwal
kegiatan harian.
2. Tindakan keperawatan generalis pada keluarga klien Perilaku Kekerasan
a. Tujuan: Keluarga mampu
1) Mengenal masalah perilaku kekerasan
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien perilaku kekerasan
3) Merawat klien perilaku kekerasan
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien perilaku
kekerasan
b. Strategi Pelaksanaan Keluarga
1) SP 1 Keluarga : Menjelaskan masalah perilaku kekerasan
a) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien
perilaku kekerasan
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
perilaku kekerasan.
2) SP 2 Keluarga : Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin
terjadi pada klien perilaku kekerasan
a) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada
klien perilaku kekerasan
b) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien
perilaku kekerasan
3) SP 3 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat
klien perilaku kekerasan
a) Menjelaskan cara merawat klien perilaku kekerasan
b) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal.
7
c) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
untuk minum obat dengan prinsip 6 benar.
d) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
dengan cara verbal/bicara baik-baik.
e) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien
dengan cara spiritual
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan mengenai perawatan lanjutan kepada
keluarga
a) Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan
klien
b) Menjelaskan pentingnya perawatan selama dirumah
c) Menganjurkan keluarga untuk membawa pasien kontrol tepat
waktu
M. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi
penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
ORIENTASI :
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan saya Mahasiswa keperawatan STIKES KARYA HUSADA
nama saya ani asmarani , panggil saya ani, saya perawat yang dinas di ruangan ini,
Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
Kontrak (wktu, topic, tempat)
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tendang perasaan marah ”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bapak? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”
8
KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada
penyebab lain yang membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti stress karena pekerjaan atau masalah
uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons
pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan dangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting
pintu dan memecahkan barang-barang, memukul adik dan ibu bapak, apakah dengan
cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian dari cara yang bapak
lakukan? Betul, ibu jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik
danpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bapak. Salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiadan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini bapak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah
bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Selain itu saat merasa marah bapak bisa melampiaskan kemarahan dengan memukul-
mukul benda lunak seperti bantal
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan apa yang bapak
9
rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya .........
(sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas
dalamnya ya pak. bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya? (Saudara masukkan kegiadan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiadan harian pasien).
RTL
Bagaimana kalau kita latihan cara untuk mencegah/mengontrol marah.? Jam berapa
pak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya dadang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak”
“Baiklah, sampai jumoa.”
ORIENTASI
Salam terapeutik
“Selamat siang pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya ani dari STIKES KARYA
HUSADA pak”
Validasi
Bagaimana bapak apakan perasaan marah bapak muncul lagi. Jika tadi muncul
apakah bapak sudah bisa mengontro kemarahan bapak dengan latihan yang tadi kita
lakukan.Bagus.
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita tadi saya akan memberi tahu cara kedua untuk mengontrol emosi
bapak yaitu dengan cara meminum obat dengan rutin sesuai yang dianjurkan oleh
dokter, bagaimana pak?”. Waktunya tidak lama sekitar 10 menit. Mau dimana? Disini
KERJA
Cara kedua yang bisa bapak lakukan untuk mengontrol perasaan emosi bapak adalah
dengan meminum obat secara rutin. Obat yang diberikan oleh petugas dari ruangan
wajib bapak minum, usahakan jangan telat meminum obat. Bagaimana apakah bapak
mengerti?”. Bagus. 10
TERMINASI
Evaluasi
Bagaiman perasaan bapak setelah tadi kita belajar tentang pentingnya meminum
obat. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiadan harian bapak.
RTL
“Besok pagi saya akan kemari lagi. Bagaimana kalau kita latihan cara ketiga cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan berbicar. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat siang.”
11
Bagaimana bapak mengerti ? Bagus. Kalau perasaan itu muncul bapak harus
mempraktekan latihan ini.”
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang.Senang, bagus
sekali, jadi bapak sudah mengerti apa saja yang harus dilakukan saat perasaan
marah itu nantinya muncul. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian
bapak.
RTL
Bagaimana kalau nanti siang kita ketemu untuk latihan yang berikutnya. . Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai
jumpa
12
sholat. “Nah sekarang bapak tau kalau manfaat dari wudhu dan sholat itu dapat
mengontrol perasaan marah bapak selama ini, aakah bapak mengerti dan mau
mempraktekannya dalam kehidupan bapak sehari-hari?”. Bagus. Jadi jangan
menungggu emosi bapak tidak terkontrol, jika bapak merasa perasaan marah
akan muncul langsung saja ambil air wudhu dan holat seger”.
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang lama membahas
manfaat wudhu dan sholat.Senang?”. Bagus sekali, jadi bapak sudah mengerti
apa saja yang harus dilakukan saat perasaan marah itu nantinya muncul?”. Ya
bagus “. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak.
RTL
Bagaiman kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat
4 cara mengontrol marah yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 13.00 siang?Di ruang makan ya! Sampai jumpa
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. Saya ani, perawat yang merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn.S ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn.S.”
“Kita mau diskusi di mana?Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu
Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn.S? ooh jadi ibu/bapak
tidak tau apa penyakit Tn.S sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara
13
merawat Tn.S. Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn.S marah-marah
memecahkan barang-barang dan memukuli orang.
“Penyakit yang dialami Tn.S adalah penyakit perilaku kekerasan, yaitu perilaku
seseorang dimana dirinya tidak dapat mengontrol perasaan atau perasaan
berlebihan yang meluap luap, Tn S tidak dapat mengontrol emosi sehingga Tn.S
mudah marah dan tersinggung serta mengaplikasikannya dengan memecah
barang dapat juga memukuli orang bahkan menciderai dirinya sendiri”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?” iya ibu jadinya bisa lebih
tahu tentang masalah yang sebenarnya bapak hadapi.
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
perilaku kekerasan itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam
10.00.”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
SP.2 Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien
perilaku kekerasan
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya ani, perawat
yang merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu,tempat,topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu prilaku kekerasan dan cara
merawat Tn.S.“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu?
Berapa lama waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak ? Apa yang Ibu
lakukan?”
14
“Ya, gejala yang dialami oleh bapak itu dinamakan perilaku kekerasan, yaitu
perilaku yang aktual melakukan kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri/
orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan.
”Tandanya marah-marah tanpa sebab, mata melotot, tangan
mengepal,memecahkan barang serta melukai diri sendiri maupun orang lain”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan mengetahui penyebab
kemarahan, bagaimana apakah ibu sudahmengerti?”. Bagus.
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi?”iya bagus ibu bisa lebih memahami tentang perilaku kekerasan.
RTL
“Bagaimana kalau nanti siang kita ketemu lagi untuk membahas tentang cara
cara merawat bapak.?” Iya baiklah bu. Ibu mau dimana?”. Disini saja ya bu.”
15
memberi perhatian yang tepat kepada bapak serta memantau obat obatan yang
bapak minum. Dengan cara itu ibu dapat membantu bapak serta lebih
mendekatkan diri untuk membantu proses pemulihan kesehatan bapak.
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi?”iya bagus ibu bisa lebih memahami tentang perilaku kekerasan.
RTL
“Bagaimana jika 2 hari dari sekarang kita berdiskusi lagi mengenai masalah
bapak?” Apakah ibu bersedia?”. Tempatnya disini lagi ya bu. Selamat siang”
16
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi tentang masalah yang bapak
hadapi selama ini?”iya bagus ibu jadi bisa merawat Tn.S selama dirumah
RTL
“Ibu jangan lupa untuk membawa Tn.S kontrol sebelum obat habis atau ada
gejala yang timbul.”
17
DAFTAR PUSTAKA
Aini,K., Keliat,B., A., & Nuraini, T. (2011). Pengaruh Assertive Training Therapy
terhadap Kemampuan Asertif Suami dan Risiko Kekerasan Dalam Rumah
Tangga di Bogor Tahun 2011. FIK UI : Depok
Alini. (2010). Pengaruh Terapi Assertiveness Training dan Progressive Muscle
RelaxationTerhadap Gejala dan Kemampuan Klien Dengan Perilaku
Kekerasan Di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok
Fauzah, Hamid, A., Y., & Nuraini. (2009). Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif
pada Klien Skizoprenia dengan Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit
Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok
Gowi, Hamid, A., Y., & Nuraini. (2011). Pengaruh latihan asertif terhadap
perilaku kekerasan orang tua pada anak usia sekolah di Kelurahan
Tanjungpura Kabupaten Karawang. FIK UI : Depok
Hidayat,E., Keliat., B., A., & Wardani, I., Y. Pengaruh cognitive behavior therapy
(CBT) dan rational emotive behavior therapy (REBT) terhadap klien
perilaku kekerasan dan harga diri rendah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor. FIK UI : Depok
Hidayati,E., Mustikasari & Pujasari., H. (2011). Pengaruh terapi kelompok
suportif terhadap kemampuan mengatasi perilaku kekerasan pada klien
skizopfrenia di Rumah Sakit Dr. Amino Gondohutomo kota semarang. FIK
UI : Depok
Keliat, B. A., & Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keliat, B. A., Akemat., Helena C. D., Nurhaeni, H. (2012). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
18