Anda di halaman 1dari 10

FORMAT PROPOSAL TAK

STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN SESI 5


DI RSJ HB. SAANIN PADANG
JLN. RAYA ULU GADUT PADANG

OLEH :

TIM A
1. SELVY ORLINE
2. SYIFA FAUZIAH
3. FUJI TRI HASTUTI
4. NOVELA GUSTI ANGGRAINI
5. AGUNG ALI IMAM HANAFI

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN 2023

1
TAK STIMULASI PERSEPSI PERILKU KEKERASAN

Topik : TAK Stimulasi Persepsi, Perilaku Kekerasan


Sessi Ke : sesi 5(Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengkonsumsi
Obat)
Terapis : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan UNISBAR
Sasaran : Pasien dengan gangguan stimulasi persepsi : Perilaku Kekerasan

A. Tujuan
1. Umum
Setelah mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok klien mampu mencegah perilaku
kekerasan dengan patuh mengkonsusmsi obat.
2. Khusus
a. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
b. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
B. Landasan Teori
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan
oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan,
lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain
seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya
kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa
seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi
gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan
gangguan jiwa sesorang. Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia
selalu diikuti dengan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis
gangguan jiwa. Perilku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim ( kemarahan)
atau ketakutan (panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman
serangan fisik atau konsep diri. Perasaan terancam ini dapat berasal dari stessor eksternal
( penyerangan fisik, kehilangan orang berarti, dan kritikan dari orang lain) dan internal

2
(perasaan gagal ditempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan
penyakit fisik) manusia penuh dengan berbagai tekanan (Stresor) (Ababar, 2011).
Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah pemberian terapi
modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas Kelompok (TAK). Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash &
Worret, 2004).
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lainnya serta mempunyai norma yang sama.
Fungsi kelompok secara umum ;
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain
3. Merupakan proses menerima umpan balik
Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah
serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan
meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah. Penggunaan kelompok dalam
keperawatan jiwa memberi dampak positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi
pemulihan kesehatan jiwa melalui terapi aktivitas kelompok. Pada dasarnya terpi
aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga
merupakan bagian terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi
aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan
masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu ;
1. Mendapat dukungan (Support)
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktivitas kelompok (TAK)
klien dengan perilaku kekerasan dapat mengontrolnya dengan patuh minum obat secara
benar.
C. Kriteria Anggota Kelompok
Klien yang mempunyai indikasi TAK Stimulasi Persepsi adalah:
1. Pasien dengan Resiko Perilaku kekerasan yang terkontrol dan
kooperatif

3
2. Pasien dengan resiko perilaku kekerasan yang sudah mampu mengatasi jika
marah atau emosinya muncul
D. Proses Seleksi
Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
1. Membuat kontrak dengan klien
2. Menjelaskan tujuan kegiatan
3. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
4. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok
5. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
E. Uraian Struktur Kegiatan
1. Hari/tanggal : Selasa/7 Februari 2023
2. Tempat Kegiatan : Ruang Wisma Cendrawasih
3. Waktu Kegiatan : 10.00 WIB
4. Metode Kegiatan : Diskusi
5. Anggota Kelompok : 1.Zainal Efendi
2. M.Arif
3. Rahmad Hidayat
4. Edi Candra
5. Antoni
6. Syfarizal
7. Rangga purnama
8. Ahmmed rafi
9. Azizmar
10. Gustian

F. Mekanisme Kegiatan

No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta


1. 5 menit Perencanaan
-
a. Persiapan materi
b. Persiapan media/alat yang digunakan
-
c. Setting tempat terapis dan peserta
-
d. Pembagian tugas terapis
2. 20 Pelaksanaan

4
menit a. Orientasi
1) Salam terapeutik
 Terapis mengucapkan salam Menjawab salam
 Memperkenalkan terapis dan Mendengarkan dan
pembimbing memperhatikan
2) Evaluasi / Validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah ada penyebeb Menjawab pertanyaan
marah serta perilaku kekerasan
 Menanyakan apakah kegiatan fisik,
interaksi sosial yang asertif dan
kegiatan ibadah untuk mencegah Mendengarkan dan
perilaku kekerasan sudah dilakukan memperhatikan
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
patuh minum obat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
 Membuat kontrak waktu kegiatan
yaitu 30 menit
 Menjelaskan aturan main
- Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
Mendengarkan dan
meminta izin kepada terapis
memperhatikan
- Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai
2. Kerja
Mendengarkan dan
a. Mendiskusikan macam obat yang
memperhatikan
diminum klien: nama dan warna
(upayakan tiap klien menyampaikan)
Mendengarkan dan
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang
memperhatikan
biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b
d. Menjelaskan 5 benar minum obat, yaitu
Mendengarkan dan
5
benar obatnya, benar waktu minum memperhatikan
obat, benar orang yang minum obat,
benar cara minum obat, benar dosis
obat. Mengungkapkan lima
e. Minta klien menyebutkan lima benar benar cara minum
cara minum obat, secara bergantian. obat
f. Berikan pujian pada klien yang benar. Mengungkapkan
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum perasaan nya
minum obat (catat di whiteboard). Mengungkapkan
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah perasaan nya
teratur minum obat (catat di
whiteboard) Mendengarkan dan
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum memperhatikan
obat, yaitu salah satu cara mencegah
perilaku kekerasan/kambuh. Mendengarkan dan
j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak memperhatikan
patuh minum obat, yaitu kejadian
perilaku kekerasan/kambuh. Mengungkapkan
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan
keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh
kerugian tidak patuh minum obat. minum obat
l. Memberikan pujian setiap kali klien
dapat menyeutkan secara benar.

3. 5 menit Terminasi
a. Evaluasi pencapaian tujuan
1) Menanyakan perasaan klien setelah Mengungkapkan
mengikuti TAK pendapat
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan
atas jawaban yang benar
b. Memberikan tindak lanjut

6
1) Terapis menganjurkan klien Menyetujui
menggunakan kegiatan fisik, interaksi
sosial asertif, kegiatan ibadah, dan patuh
minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan. Menyetujui
2) Memasukkan minum obat yang benar
pada jadwal kegiatan harian klien. Menyetujui
c. Kontrak TAK selanjutnya
1) Terapis mengakhiri sesi TAK perilaku
kekerasan.
2) Menyepakati untuk patuh dan teratur
minum obat.

G. Pengorganisasian Kelompok
1. Leader : Selvy Orline
2. Co Leader : Syifa Fauziah
3. Observer : Novela Gusti Anggraini
4. Fasilitator : - Fuji Tri Hastuti
- Agung Ali Imam Hanafi

Perilaku pemimpin/terapis yang diharapkan:


1. Leader
a. Memimpin berlangsungnya TAK
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK
c. Menyampaikan materi
d. Memimpin diskusi kelompok
2. Co Leader
a. Membuka acara
b. Mendampingi leader
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
d. Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
e. Menutup acara
3. Observer
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
7
b. Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses hingga
penutupan
4. Fasilitator
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk
aktif mengikuti berlangsungnya TAK
H. Media dan alat
1. Papan tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
4. Beberapa contoh obat
I. Setting Tempat
1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Denah Pelaksanaan TAK

Keterangan :
: Peserta : Co Leader
: Fasilitator : Observer
: Leader : Pembimbing
: Media

8
J. Proses Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Diharapkan anggota yang mengikuti TAK 10 orang, setting tempat sesuai dengan
yang telah direncanakan dan masing-masing individu melaksanakan perannya masing-
masing.
2. Evaluasi Proses
a. Meliputi proses kegiatan dari awal sampai akhir mulai dari orintasi salam
pembuka, evaluasi validasi, fase kerja sampai terminasi
b. Klien dapat menyampaikan kegiatan yang dilakukan sehari-hari sesuai jadwal
kegiatan
c. Klien dapat memperagakan kegiatan yang telah dipelajari selama di rawat di RSJ
prof HB Saanin padang
d. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti TAK stimulus
persepsi perilaku kekerasan sesi 5 mencegah dengan melakukan kegiatan
e. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
f. Leader dan Co. Leader dapat mengarahkan TAK dari awal di mulai sampai
selesai
g. peserta untuk aktif melaksanakan kegiatan TAK
3. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan 80% pasien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Klien dapat dan mampu menyebutkan kegiatan yang dilakukan sehari-hari dan
memperagakan kegiatan (90%).
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 5 : TAK
Stimulasi persepsi : Perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat

Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan


No Nama klien benar cara minum keuntungan akibat tidak patuh
obat minum obat minum obat
1 Zainal Efendi √ √ √
2 M.Arif √ √ √
3 Rahmad Hidayat √ √ √
4 Edi Candra √ √ √

9
5 Antoni √ √ √
6 Syafrizal √ √ √
7 Rangga Purnama √ √ √
8 Ahmmed Rafi √ √ √
9 Azizmar √ √ √
10 Gustian √ √ √

 Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian pada tiap kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat. Beri
tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu .

K. Penutup

Demikianlah proposal ini kami buat, semoga dapat dilaksanakan sesuai rencana.

Padang, 7 Feberuari 2023


Ketua Kelompok

SELVY ORLINE

Disetujui Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Amira Esti, S.Kep, M.kep Ns. Novita Bolin, S.Kep

10

Anda mungkin juga menyukai