Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA


SESI I: PENGENALAN ORANG

Topik : TAK Orientasi Realita


Sesi ke : I (Pengenalan Orang)
Terapis : Mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Sasaran : 4 orang klien
Tempat : Ruang rawat inap Melati

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenali orang (diri sendiri dan orang lain) sesuai dengan
realita/kenyataan
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengetahui nama lengkap, nama panggilan alamat, dan
hobi klien lain
b. Klien mampu bersosialisasi
c. Melatih daya ingat klien
d. Malatih klien untuk dapat fokus pada kegiatan/konsenterasi

B. LANDASAN TEORITIS
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lainnya serta mempunyai norma yang sama.
Fungsi kelompok secara umum ;
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain
3. Merupakan proses menerima umpan balik
Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan
masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan,
pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak
positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa
melalui terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas
kelompok adalah orientasi realita. Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok
telah dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian
terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi aktivitas
kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan
masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu ;
1. Mendapat dukungan (Support)
2. pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien
selama berada dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat
menggunakan kelompom untuk mendorong individu mengungkapkan masalah
dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok. Pada saat ini
perawat dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok (Keliat,
2004).
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
1. Definisi Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya
dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi
terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi
inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik (Keliat, 2004)
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita merupakan sebagian dari
terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek
keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien agar dapat
mengenal atau mengorientasi keadaan nyata baik tempat, waktu dan orang
2. Tujuan
a. Klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan,
sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam
sekitar)
b. Klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c. Pembicaraan penderita sesuai realita
d. Klien mampu mengenali diri sendiri
e. Klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat

Klien dengan gangguan psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas


(reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan
orang-orang di sekitarnya. hali ini dapat mengakibatkan klien merasa
asingdan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk
menanggulangi hendaya ini, maka perlu ada aktifitas yang memberi
stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya.
Stilmulus tersebut meliputi stimulus tentang realita lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat (Keliat, 2004).

3. Kerangka Teoritis Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realita


a. Model Vokal Konflik
Model ini dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak mendasar
dimana pimpinan kelompok harus memfasilitasi dan memberika
kesempatan pada anggota untuk mengeskspresikan perasaan dan
mendiskusikannya untuk menyelesaikan masalah.
b. Model Komunikasi
Model ini menggunakan prinsip teori komunikasi dan komunikasi
terapeutik. Jika ini tidak berhasil dalam kelompok akan menimbulkan
ketidakpuasan kelompok. Selain itu juga bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok
serta membantu komunikasi verbal dan nonverbal yang efektif.
c. Model Interpersonal
Terapi model ini merupakan kerjasama antar individu dalam
kelompok. Anggota kelompok belajar berinteraksi dan dapat
mengidentifikasi kesalahan dari persepsi dan perilaku sosial.
d. Model Psikodrama
Dalam model ini kelompk termotivasi untuk berperan sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota
memainkan peran sesuai dengan peristiwa yang terjadi (Keliat, 2004).

C. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK


a. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, waham, ilusi)
b. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
c. Klien dengan gangguan orientasi orang, waktu dan tempat yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain
d. Klien yang sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik

D. PROSES SELEKSI
1. Identifikasi klien yang memenuhi kriteria
2. Membuat kontrak dengan klien
a. Menjelaskan tujuan kegiatan
b. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
c. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas
kelompok
d. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok

E. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN


a. Hari/tanggal : Senin / 7 Desember 2015
b. Tempat kegiatan : Ruang Melati
c. Waktu Kegiatan : Pukul 09.00 – 09.00 wib (30 menit)
d. Metode kegiatan : Dinamika Kelompok
Diskusi dan Tanya Jawab
e. Anggota kelompok : 4 orang klien yang dirawat diruang Melati

F. METODE PERMAINAN
1. Leader memperkenalkan terapis dan pembimbing
2. Leader menjelaskan tujuan permainan, cara permainan dan peraturan
permainan
3. Leader memberi kesempatan pada klien untuk memperkenalkan diri :
nama lengkap, nama panggilan, asal daerah dan hobi.
4. Terapis menghidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola
berlawanan dengan arah jarum jam
5. Pada saat tape dimatikan anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal
daerah, dan hobi dari klien lain . Dimulai dari terapis sebagai contoh
6. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
7. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan

G. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a. Memanggil pasien
b. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Panggil nama pasien
b. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah
itu pasien boleh kembali lagi
3. Bila ada pasien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang
telah dipilih
b. Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh pasien tersebut
c. Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.

H. MEKANISME KEGIATAN TAK

KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN TERAPIS
PESERTA
1. Perencanaan
a. Persiapan Materi
b. Persiapan media/ alat yang
digunakan
c. Setting tempat terapis dan peserta
d. Pembagian tugas terapis
2 Pelaksanaan
5 menit a. Orientasi
1. Salam terapeutik
 Terapis mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan terapis dan  Mendengarkan dan
pembimbing memperhatikan
2. Evaluasi/ Validasi
 Menanyakan perasaan klien  Mendengarkan dan
saat ini memperhatikan
3. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
memperhatikan
kegiatan yaitu mengenal
orang
 Terapis menjelaskan aturan
 Mendengarkan dan
nya, yakni: memperhatikan
o Jika ada klien yang ingin
meninggalkan
kelompok, harus
meminta izin kepada
terapis
o Lama kegiatan 30 menit
o Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal
sampai selesai.

2 20 Menit Tahap Kerja


 Menjelaskan cara dan peraturan  Mendengarkan dan
melakukan permainan memperhatikan
 Terapis dan klien memakai papan  Memakai papan nama
nama masing-masing
 Meminta klien memperkenalkan diri  Memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, searah dengan
jarum jam dimulai dengan terapis
 Terapis menghidupkan lagu di  Mengambil balon
handphone dan mengedarkan balon
berlawanan dengan arah jarum jam
 Mematikan lagu kemudian anggota  Menyebutkan nama
kelompok yang memegang balon lengkap, nama
mendapat giliran untuk panggilan
menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan
 Ulangi kegiatan sampai semua  Memperhatikan dan
anggota kelompok mendapat giliran menunggu giliran
selanjutnya
 Beri pujian untuk tiap keberhasilan  Memperhatikan dan
anggota kelompok Mendengarkan

3 5 Menit Tahap Terminasi


1. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klien  Mengungkapkan
setelah mengikuti TAK pendapat
 Menanyakan kepada klien nama Menjawab pertanyaan
teman-teman yang hadir dalam  Menyebutkan nama
kelompok TAK peserta lain
 Terapis memberikan pujian atas  Mendengar dan
keberhasilan kelompok memperhatikan
2. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan tiap anggota  Memperhatikan
kelompok menyapa orang lain
sesuai dengan nama panggilannya
3. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kontrak dengan  Menyetujui
klien untuk TAK selanjutnya sesi
II yaitu “pengenalan waktu”
 Menyepakati waktu dan tempat  Menyetujui/
memberikan pendapat
tentang waktu dan
tempat untuk rencana
selanjutnya

I. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Leader : Metha Gagarin
Observer : Trifena Goderberta
Fasilitator : Wahyudi Supriyanto dan Tuti
Peran Leader
 Memimpin jalannya kegiatan
 Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
 Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
 Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
 Memberi reinforcement positif pada klien
 Menyimpulkan kegiatan

Peran Observer
 Mengobservasi jalannya acara
 Mencatat jumlah klien yang hadir
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
 Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
 Membuat laporan hasil kegiatan
Peran Fasilitator
 Mamfasilitasi jalannya kegiatan
 Memfasilitasi klien yang kurang aktif
 Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar
kelompok
Perilaku yang diharapkan dari kelompok
 Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan TAK
 Klien aktif dalam diskusi dan tanya jawab
 Klien mampu mengungkapkan pendapat
J. MEDIA DAN ALAT
Media dan alat yang digunakan :
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Handphone
5. Balon

K. ALOKASI WAKTU
Perkenalan : 5 menit
Proses kegiatan : 20 menit
Penutup : 5 menit

L. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Klien

: Fasilitator

: Leader

: Observer

: Pembimbing
M. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta 4 orang
b. Setting tempat sesuai dengan rencana
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib
2. Evaluasi Proses
a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
b. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan
c. Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat memberikan
tanggapan tentang permainan dan manfaat permainan
d. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil
a. 80 % peserta mampu memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan.
b. 70 % peserta mampu menyebutkan nama klien lain
c. 80 % peserta mampu menyebutkan nama panggilan klien lain

Anda mungkin juga menyukai