Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia (Lansia) merupakan periode dimana organisme

telah mencapai masa keemasan atau kejayaan dalam ukuran,

fungsi, dan juga beberapa telah menunjukan kemundurannya

sejalan dengan berjalannya waktu (Suadirman, 2011). Lansia

merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, dimana manusia

tidak secara tiba-tiba menjadi tua namun melalui proses

perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya

menjadi tua. Lansia merupakan suatu proses alami yang akan

dialami oleh seluruh manusia dan merupakan akhir dari kehidupan

(Azizah, 2011).

Menurut World Health Organization (WHO 2018),

menjelaskan bahwa Jepang merupakan Negara dengan jumlah

lansia terbanyak di dunia, yang mencapai 35,6 juta atau sekitar

28% dari total populasi. Rekor ini kemudian disusul oleh Italia

sebesar 23%, Portugal dan Jerman sebesar 22% serta Inggris yang

mencapai 18%.

Berdasarkan data proyeksi penduduk, di Indonesia pada

tahun 2018 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia. Di prediksi

jumlah penduduk lansia pada tahun 2020 akan mencapai 27,08 juta

jiwa (Bps-Statistik Indonesia, 2019).

1
2

Provinsi Yogyakarta merupakan jumlah lansia terbanyak

yang menduduki urutan pertama di Indonesia, pada tahun 2017

mencapai 13,4%, meningkat 14,7% pada tahun 2020, dan 19,5%

pada tahun 2030.Peningkatan jumlah lansia perlu mendapatkan

perhatian karena kelompok lansia merupakan kelompok beresiko

tinggi yang mengalami berbagai masalah kesehatan (Depkes RI,

2017).

Pada lansia terjadi kemunduran sel sel karena proses

penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ,

kemunduran fisik timbulnya berbagai macam penyakit seperti

perubahan kadar asam urat (Sutrani, 2014). Asam urat merupakan

penyakit degeneratife yang menyerang persendian, dan paling

sering dijumpai di masyrakat terutama dialami oleh lansia, namun

tak jarang penyakit ini juga ditemukan pada golongan pralansia (

Damayanti, 2012).

World Health Organization (WHO), memperkirakan bahwa

sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit asam urat.

Jumlah ini sesuai dengan pertambahan lansia dan beragam faktor

kesehatan lainnya yang akan terus mengalami peningkatan dimasa

depan. Diperkirakan sekitar 75% penderita asam urat mengalami

kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada

persendian (Junaidi, 2013).


3

Berdasarkan hasil Kemenkes (2013), menunjukkan bahwa

Penyakit asam urat di Indonesia yang didiagnosis tenaga

kesehatan (Nakes) sebesar 11,9%. Jumlah yang ditemukan

berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24,7%.

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta usia ≥ 15 tahun

yang mengalami asam urat sebesar 5,6% berdasarkan diagnosis

tenaga kesehatan dan 22,7% berdasarkan gejala. Persentase

penyakit sendi di Kabupaten Bantul menduduki urutan ke-3 sebesar

3,7% berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan dan gejala.

sebanyak 22,7%. Tingginya persentase masalah asam urat di

Yogyakarta membuktikan bahwa perlunya penanganan yang serius

terkait permasalahan tersebut (Riskesdas,2015).

Penyakit asam urat ditandai dengan perubahan kadar

asam urat Laki-laki dewasa kadar normal asam uratnya adalah 2 –

7,5 mg/dL, sementara laki-laki dengan usia di atas 40 tahun kadar

normal asam uratnya adalah 2 – 8,5 mg/dL. Sedangkan Wanita

dewasa kadar normal asam uratnya adalah 2 – 6,5 mg/dL,

sementara wanita dengan usia di atas 40 tahun kadar normal asam

uratnya adalah 2 – 8 mg/dL (WHO, 2016).

Meningkatnya kadar asam urat pada lansia, akan

menyebabkan penyakit komplikasi lainnya. Salah satu pencegahan

yang dapat dilakukan yaitu dengan terapi farmakologi yaitu

pemberian obat- obatan yang dapat mencegah asam urat dan


4

tindakan non farmakologi seperti senam ergonomik yang dilakukan

untuk mengurangi asam urat.

Senam ergonomik merupakan senam untuk mengembalikan

atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem syaraf dan aliran

darah. Senam ergonomik dilakukan minimal selama 15-20 menit ,

supaya memaksimalkan oksigen ke otak, membuka sistem

kecerdasan, sistem musculoskeletal, sistem pemanas tubuh, sistem

pembakaran asam urat,sistem pembuatan elektrolit atau ozon

dalam darah, sistem kekebalan tubuh (Wratsongko, 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal

27 Maret 2019, Jumlah lansia di BPSTW Budi Luhur Yogyakarta

sebanyak 95 orang dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 35

orang dan jumlah lansia wanita sebanyak 60 orang. Sebagian

besar lansia berusia 75-90 tahun atau lanjut usia tua (old). Lansia

yang berada di panti Budi Luhur Yogyakarta berusia paling muda

berumur 60 tahun dan yang paling tua berumur 96 tahun.

95 lansia yang masih bisa berkomunikasi dengan baik

sebanyak 85 orang. Sedangkan 10 orang lainnya tidak dapat

berkomunikasi dengan baik bahkan sama sekali tidak dapat

berkomunikasi. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh

petugas panti didapatkan bahwa sebanyak 30 lansia mempunyai

kadar asam urat diatas normal.


5

Permasalahan yang ada peneliti merasa perlu melakukan

suatu tindakan untuk mencegah terjadinya kadar asam urat diatas

normal pada lansia. Peneliti akan melakukan suatu penelitian

tentang pengaruh senam ergonomik terhadap perubahan kadar

asam urat pada lansia di BPSTW Budi Luhur Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

‘’Adakah pengaruh senam ergonomik terhadap perubahan

kadar asam urat pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Budi Luhur Yogyakarta? ’’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

‘’Mengetahui pengaruh senam ergonomik terhadap

perubahan kadar asam urat pada lansia di BPSTW Budi Luhur

Yogyakarta ’’.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kadar asam urat pada lansia sebelum dilakukan

senam ergonomik di BPSTW Budi Luhur Yogyakarta

b. Mengetahui kadar asam urat pada lansia sesudah dilakukan

senam ergonomik di BPSTW Budi Luhur Yogyakarta.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam

membagikan ilmu pengetahuan keperawatan gerontik terutama

pengaruh senam ergonomik terhadap perubahan kadar asam

urat pada lansia di BPSTW Budi Luhur Yogyakarta

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan (STIKES) Wira Husada

mewujudkan STIKES Wira Husada sebagai sekolah tinggi

kesehatan,dalam rangka mengembangkan ilmu

pengetahuan,mengembangkan kurikulum dan meningkatkan

peran pendidik,dalam menyampaikan pengetahuan tentang

keperawatan gerontik bagi mahasiswa secara lebih menarik

sehingga mampu mengaplikasikan sebagai usaha preventif.

b. Bagi BPSTW Budi Luhur Yogyakarta

Bagi pengurus panti diharapkan penelitian ini menjadikan

masukan dan sumber informasi agar dapat lebih peka

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia,dan

membuat program rutin senam ergonomik pada lansia untuk

mencegah penyakit asam urat.


7

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini sebagai pengembangan ilmu pengetahuan

baru dalam bidang penelitian dan untuk mendapatkan

gambaran secara nyata tentang pengaruh senam ergonomik

terhadap perubahan kadar asam urat pada lansia.

d. Bagi Responden

Agar responden mengetahui kadar asam urat pada masing-

masing lansia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah keperawatan

gerontik

2. Responden

Responden adalah para lansia penderita asam urat di BPSTW

Budi Luhur Yogyakarta

3. Tempat

Penelitian akan dilaksanakan di BPSTW Budi Luhur Yogyakarta

4. Waktu

a. Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada Oktober 2019

b. Waktu pengambilan data dilakukan pada Tanggal 27 Maret

2019
8

F. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan,sepengetahuan peneliti ada

peneliti yang meneliti Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap

perubahan Kadar Asam Urat Pada Lansia di BPSTW Budi Luhur

Yogyakarta, peneliti menemukan hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya tentang masalah yang sejenis, sehingga

diketahui secara jelas posisi peneliti. Untuk itu peneliti telah

melakukan pra-penelitian dengan melakukan survey secukupnya

guna menunjang penelitian ini antara lain :

1. Wahyuningsih (2016), meneliti tentang “ Pengaruh Senam

Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia

dengan hiperurisemia di unit pelayanan sosial wening wardoyo

ungaran kabupaten Semarang”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah quasy experiment design dengan

rancangan pre test- post test control group design dengan

populasi sebanyak 84 orang lansia, purposive sampling dengan

sampel sebanyak 32 orang yang dibagi menjadi kelompok

intervensi dan kontrol. Instrument pengambilan data dengan

pemeriksaan kadar asam urat menggunakan GCU 3 in 1.

Setelah terkumpul data dianalisa dengan Uji t test independent

dan dependen. Hasil penelitian menunjukan bahwa senam

ergonomik terbukti menurunkan kadar asam urat pada

kelompok Kontrol sebelum dan sesudah perlakuan sebanyak


9

0,1 mg/dl. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

ingin dilakukan peneliti terdapat di Variabel Independen Senam

Ergonomik, dan Variabel Dependen Kadar Asam Urat.

Perbedaaan pelitian ini Subyek penelitian berbeda dimana

penelitian ini dilakukan Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang.

2. Fatimah (2017), meneliti tentang Efektifitas Senam Ergonomik

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lanjut Usia

Dengan Arthritis Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Tuppu, Kec.

Lembang, Kab. Pinrang. Pada penelitian ini menggunakan

metode quasy eksperimental design dengan rancangan non-

equivalent control group design, menggunakan cara

pengambilan dengan Total Sampling dengan sampel berjumlah

20 orang,dimana 10 orang kelompok kontrol dan 10 orang

kelompok perlakuan, Hasil penelitian ini menggunakan ‘’ Uji

Wilcoxon Signed Ranks Test pada kadar asam urat pre test dan

post test pada kelompok intervensi. Hasilnya kelompok

intervensi didapatkan p-value 0.008 atau p<0.05 yang berarti

ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian

senam ergonomik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang ingin dilakukan peneliti terdapat di Variabel Independen

Senam Ergonomik, dan Variabel Dependen Kadar Asam Urat.

Perbedaan pelitian ini tempatnya berbeda dimana penelitian ini


10

dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tuppu Kec.

Lembang,Kab.Pinrang.

3. Widyawati (2018), meneliti tentang Pengaruh Senam Ergonomik

dan Pemberian Jus Semangka Terhadap Penurunan Kadar

Asam Urat di Desa Pucangan Kartasura

Pada penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperiment

dengan design penelitian non randomized pretest – post test

with control group design dengan sampel 30 orang. Hasil

penelitian menggunakan Uji Wilcoxon pada kadar asam urat pre

test dan post test. Hasil penelitian menggunakan Uji Wilcoxon

pada kadar asam urat pre test dan post test. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang ingin dilakukan peneliti

terdapat di Variabel Dependen Kadar Asam Urat. Perbedaan

penelitian ini subyek penelitian berbeda dimana penelitian ini

dilakukan di Desa Pucangan Kartasura.


11
12

Anda mungkin juga menyukai