Anda di halaman 1dari 42

DEFISIT

PERAWATAN
DIRI

IRENE FEBRIANY M. KITU, S.Kep, Ns., M.Kep


Pengertian ..
 Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan
untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau
badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.

 Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat.
Lingkup Defisit Perawatan Diri..

01 02
Kebersihan diri Berdandan/ berhias
Tidak mandi, pakaian kotor, Tidak menyisir rambut, tidak
bau badan, penampilan tidak mencukur kumis
rapi

03 04
Makan Toileting
Tidak mampu membawa Tidak mampu defekasi
makanan dari piring ke mulut sendiri
Introduction
Penyebab ..
Faktor predisposisi: Faktor presipitasi:
• Penyakit kronis • Kerusakan
• Sosial: kurang kognisi/
dukungan dan perseptual
latihan sehingga kurang
perawatan diri mampu
melakukan
perawatan diri
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN:

1. Gangguan kebersihan diri  rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki


dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan  rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, serta pada pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri  ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya
4. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri  BAB atau BAK
tidak pada tempatnya, serta tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
Diagnosis Keperawatan

Defisit perawatan diri b/d kebersihan diri, makan,


berdandan, dan BAK/BAB.
Rencana Intervensi

Tindakan keperawatan untuk pasien:

Tujuan:
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/ berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mamou melakukan BAB/ BAK secara mandiri
Tindakan Keperawatan:
a. Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri
untuk melatih pasien, dapat dilakukan dengan tahapan:
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasien berdandan/ berhias
1. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
2. Untuk pasien perempuan latihan meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga:

Tujuan:
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan
diri

Tindakan Keperawatan:
a. Diskusikan dengan keluarga ttg masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Jelakan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c. Diskusikan dgn keluarga ttg fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien untuk
menjaga perawatan diri pasien
d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri
e. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam merawat diri
f. Latih keluarga cara merawat pasien dengan DPD
EVALUASI

1. Pasien dapat menyebutkan:


a. Penyebab tidak merawat diri
b. Manfaat menjaga perawatan diri
c. Tanda-tanda bersi dan rapi
d. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak di perhatikan
2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/ BAK
3. Keluarga mendukung dalam melakukan perawatan diri
a. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri
b. Keluarga ikut serta mendampingi pasien dalam perawatan diri
PERILAKU
KEKERASAN
Pengertian..

Keadaan
hilangnya
Kendali perilaku
seseorang

Orang lain: Lingkungan:


Diri sendiri:
Tindakan agresif, Merusak ling,
Melukai diri/ bunuh
melukai orang lain, memecahkan kaca,
diri
membunuh merusak meja
Rentang Respon Marah

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Keterangan:
Asertif : kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
Frustasi : kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/ terhambat
Pasif : respon lanjutan untuk pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan
Agresif : perilaku destruktif tapi masih terkontrol
Amuk : perilaku destruktif yang tidak terkontrol
Tanda dan Gejala
● Pandangan mata tajam
● Muka merah dan tegang
● Mengancam
● Bicara kasar dan nada tinggi
● Melempar dan memukul
● Mengepalkan tangan
Asuhan Keperawatan
Pengkajian:

1. Faktor predisposisi
○ Psikoanalisis: hasil dari dorongan insting
○ Psikologis: hasil dari peningkatan frustasi
○ Biologis: hasil kerja bagian-bagian otak
○ Perilaku: kekerasan di usia muda, kekerasan pada anak
○ Sosial kultural: status dalam perkawinan, ketidakmampun memenuhi kebutuhan hidup
2. Faktor presipitasi
o Kelemahan
o Rasa percaya menurun
o Hilang kontrol
o Penganiayaan fisik
o Kehilangan orang yg di cintai
o Kritik
Rencana Intervensi

Tindakan Keperawatan untuk Pasien:


Tujuan:
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukan
d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari PK yang pernah
dilakukan
e. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/ mengontrol PK
Tindakan:

a. Bina hubungan saling percaya


1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Berjabat tangan
3. Menjelaskan tujuan interaksi
4. Membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap bertemu
b. Diskusikan bersama pasien penyebab PK saat ini dan masa lalu
c. Diskusikan perasaan pasien jiwa terjadi penyebab PK
1. Diskusikan tanda dan gejala PK secara fisik
2. Diskusikan tanda dan gejala PK secara psikologis
3. Diskusikan tanda dan gejala PK secara sosial
4. Diskusikan tanda dan gejala PK secara spiritual
5. Diskusikan tanda dan gejala PK secara intelektual
d. Diskusikan bersama pasien PK yang biasa dilakukan saat marah secara
verbal, terhadap orang lain, diri sendri dan terhadap lingkungan
e. Diskusikan bersama pasien akibat dari perilakunya
f. Diskusikan bersama cara mengontrol PK secara:
1. Fisik  pukul bantal/ kasur, Tarik napas dalam
2. Obat
3. Sosial/ verbal  menyatakan secara asertif rasa marahnya
4. Spiritual  berdoa atau sholat sesuai keyakinan
g. Latih pasien mengontrol PK secara fisik, yaitu Tarik napas dalam dan pukul
bantal. Kasur, secara sosial/ verbal, secara spiritual dan patuh minum obat
h. Ikut sertakan pasien dalam TAK stimulasi persepsi mengontrol PK
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Tujuan:
Keluarga dapat merawat pasien di rumah

Tindakan:
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Diskusikan tentang PK (penyebab, tanda dan gejala, serta perilaku yang muncul akibat
dari perilaku tsb)
c. Diskusikan kondisi-kondisi pasien yang perlu segera di laporkan kepada perawat
(melempar atau memukul orang)
d. Latih keluarga merawat pasien:
1. Anjurkan keluarga memotovasi pasien melakukan tindakan yang telah di ajarkan
oleh perawat
2. Jarkan keluarga untuk memberikan pujian bila pasien dapat melakukan kegiatan tsb
secara tepat
3. Diskusi bersama tindakan apa yang harus di lakukan bila pasien menunjukkan gejala
PK
Strategi Penahanan

Strategi preventif Strategi Antipasi Strategi Penahanan

• Komunikasi • Manajemen krisis


• Kesadaran diri • Perubahan
• Pengasingan
• Pendidikan pasien lingkungan
• Latihan asertif • Perilaku
• Pengendalian/
• Psikofarmakologi pengekangan
Manajemen Krisis
● Bentuk tim krisis
● Siapkan petugas keamanan yang di perlukan
● Pindahkan semua orang dari area tersebut
● Siapkan alat pengekang (restrains)
● Susun strategi
● Jelaskan tindakan pada pasien “ kami harus mengontrol Tia, karena tindakan Tia
berbahaya dan merugikan orang lain serta Tia sendiri. Kalau Tia sudah dapat
mengontrol perilakunya, maka kami akan lepaskan.”
● Ikat/ kekang pasien (posisi yang nyaman)
● Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi
● Tetap kalem dan konsisten
● Evaluasi tindakan
● Jelaskan seperlunya pada staf lain
● Integrasikan pasien pada lingkungan secara bertahap
Pengasingan
Pengasingan dilakukan untuk memisahkan pasien dari orang lain ke tempat
yang aman dan cocok untuk di lakukan tindakan keperawatan.  melindungi
pasien, orang lain dan lingkungan.
Prinsip:
 Pembatasan gerak
 Aman dari mencederai diri
 Lingkungan aman dari perilaku pasien
 Isolasi
 Pasien butuh jauh dari orang lain
 Area terbatas untuk adaptasi
 Pembatasan input sensoris
 Ruangan sepi untuk mengurangi stimulus
Pengekangan
Pengekangan merupakan tindakan keperawatan yang
terakhir.
Ada 2 macam pengekangan, yaitu:
● pengekangan fisik secara mekanik, yaitu dengan
menggunakan manset (tangan dan kaki) serta sprei
pengekang
● Isolasi, yaitu menempatkan klien dalam suatu ruangan
dimana klien tidak dapat keluar atas kemauannya
sendiri.
Lanjutan…
Tujuan: mengurangi gerakan fisik pasien serta melindungu pasien dan orang
lain dari cedera.
Indikasi:
 Ketidakmampuan mengontrol perilaku
 Perilaku tidak dapat di kontrol oleh obat/ teknik psikososial
 Hiperaktif dan agitasi

Prosedur pelaksanaan pengekangan:


 Jelaskan pada pasien alasan pengekangan
 Lakukan dengan hati-hati dan tidak melukai
 Ada perawat yang ditugaskan untuk mengontrol TTV dan membuka ikatan
untuk latihan gerak
 Penuhi kebutuhan fisik (makan, minum, eliminasi dan perawatan diri)
EVALUASI
1. Pasien
○ Mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
biasa di lakukan, serta akibat dari tindakan yang dilakukan
○ Mampu menggunakan cara mengontrol PK secara teratur sesuai jadwal,
meliputi: secara fisik, secara sosial/ verbal, secara spiritual, terapi
psikofarmaka

2. Keluarga
○ Keluarga mampu mencegah terjadinya PK
○ Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai
pasien
○ Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol PK
○ Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus di laporkan ke
perawat
Strategi Preventif

● Kesadaran diri
Perawat harus menyadari bahwa stres yang dihadapinya dapat
mempengaruhi komunikasinya dengan klien. Bila perawat tersebut
merasa letih, cemas, marah, atau apatis maka akan sulit baginya untuk
membuat klien tertarik.
Bila perawat itu sendiri dipenuhi dengan masalah, maka energi yang
dimilikinya bagi klien menjadi berkurang. Untuk mencegah semua itu,
maka perawat harus terus-menerus meningkatkan kesadaran dirinya dan
melakukan supervisi dengan memisahkan antara masalah pribadi dan
masalah klien
Lanjutan…
● Pendidikan Klien

Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan cara


mengekspresikan marah yang tepat. Banyak klien yang mengalami
kesulitan mengekspresikan perasaannya, kebutuhan dan bahkan
kesulitan mengomunikasikannya semua ini kepada orang lain.
Jadi dengan perawat berkomunikasi diharapkan agar klien mau
mengekspresikan perasaannya, lalu perawat menilai apakah respon
yang diberikan klien adaptif atau maladaptif.
Lanjutan …

● Latihan Asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus di miliki perawat:
○ Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang.
○ Mengatakan ‘tidak’ untuk sesuatu yang tidak beralasan
○ Sanggup melakukan komplain
○ Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
○ Komunikasi
Strategi Berkomunikasi Dengan Klien Perilaku Agresif

● Bersikap tenang
● Bicara lembut
● Bicara dengan tidak menghakimi
● Netral
● Tunjukkan respek pada klien
● Dengarkan klien
● Jangan buat janji yang tidak dapat perawat tepati
Perubahan Lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas
seperti: membaca, grup program yang dapat mengurangi
perilaku klien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi
sosialnya

Tindakan Perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai perilaku
yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, konsekuensi
yang didapat bila kontrak dilanggar, dan apa saja kontribusi perawat
selama perawatan
Strategi Koping yang bisa dilakukan:

1. Koping jangka panjang


Cara yang efektif dan realistis dalam mengatasi masalah psikologis
untuk jangka waktu yang lama.
○ Mencari lebih banyak informasi tentang masalah yang dihadapi
○ Melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan/ masalah
○ Bertukar pikiran / curhat
○ Dari pengalaman masa lalu/ yang telah terjadi, diambil
pelajarannya
2. Koping jangka pendek
Cara yang dilakukan untuk mengurangi stress/ ketegangan
psikologis yang dilakukan sementara, tetapi tidak efektif untuk
digunakan dalam jangka panjang.
○ Mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan
○ Melamun
○ Banyak tidur
○ Banyak merokok
○ Menangis
PENINGKATA
N KOPING
 Keluarga perlu mempunyai sikap menerima pasien, memberikan
respons positif, menghargai pasien sebagai anggota keluarga dan
menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada pasien, sehingga
keseimbangan hidup dalam keluarga dapat terjadi.

 Keluarga dengan salah satu anggota keluarga mengalami


gangguan jiwa, akan merasakan beban objektif dan subjektif
secara terus-menerus, menjadi stressor yang berat bagi keluarga,
sehingga koping tidak efektif
Koping keluarga dibentuk dengan memperbaiki model
keyakinan dalam kesehatan, perbaikan persepsi keluarga
tentang tanda dan gejala gangguan jiwa, tingkat
keparahan, kemungkinan bisa disembuhkan, dan hasil
yang telah diperoleh dari pengobatan yang dilakukan

Keyakinan dan kepercayaan menjadi lebih kuat, persepsi


keluarga lebih positif, pola interaksi dalam keluarga
berkembang lebih baik dan terbentuklah dukungan
keluarga terhadap salah satu anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
Peran Perawat ??

Diskusi Mendalam  dapat


meningkatkan peran keluarga dalam
memberikan dukungan harga diri &
psikologis pasien  koping keluarga
lebih baik
Peran Perawat…

 Pemberi asuhan keperawatan


Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
 Advokat
Membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi
dari pemberian pelayanan, mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
 Edukator
Membantu klien dalam  meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
 Coordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuhan klien
 Kolaborator
Bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli
gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan
 Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan.
 Perawat kesehatan jiwa berperan memberikan pendidikan kesehatan
jiwa kepada individu dan keluarga untuk mengembangkan
kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah.
 Pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga dapat menurunkan
tingkat kecemasan
 Perawat berperan dalam memberikan penyuluhan kepada
masyarakat. Pemberdayaan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang gangguan jiwa dan gangguan emosional pada
level- level tertentu perlu dilakukan agar tidak menimbulkan stigma
terhadap penderita gangguan jiwa yang bisa disembuhkan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai