PERAWATAN
DIRI
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat.
Lingkup Defisit Perawatan Diri..
01 02
Kebersihan diri Berdandan/ berhias
Tidak mandi, pakaian kotor, Tidak menyisir rambut, tidak
bau badan, penampilan tidak mencukur kumis
rapi
03 04
Makan Toileting
Tidak mampu membawa Tidak mampu defekasi
makanan dari piring ke mulut sendiri
Introduction
Penyebab ..
Faktor predisposisi: Faktor presipitasi:
• Penyakit kronis • Kerusakan
• Sosial: kurang kognisi/
dukungan dan perseptual
latihan sehingga kurang
perawatan diri mampu
melakukan
perawatan diri
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN:
Tujuan:
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/ berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mamou melakukan BAB/ BAK secara mandiri
Tindakan Keperawatan:
a. Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri
untuk melatih pasien, dapat dilakukan dengan tahapan:
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasien berdandan/ berhias
1. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
2. Untuk pasien perempuan latihan meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga:
Tujuan:
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan
diri
Tindakan Keperawatan:
a. Diskusikan dengan keluarga ttg masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Jelakan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c. Diskusikan dgn keluarga ttg fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien untuk
menjaga perawatan diri pasien
d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri
e. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam merawat diri
f. Latih keluarga cara merawat pasien dengan DPD
EVALUASI
Keadaan
hilangnya
Kendali perilaku
seseorang
Keterangan:
Asertif : kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
Frustasi : kegagalan mencapai tujuan, tidak realitas/ terhambat
Pasif : respon lanjutan untuk pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan
Agresif : perilaku destruktif tapi masih terkontrol
Amuk : perilaku destruktif yang tidak terkontrol
Tanda dan Gejala
● Pandangan mata tajam
● Muka merah dan tegang
● Mengancam
● Bicara kasar dan nada tinggi
● Melempar dan memukul
● Mengepalkan tangan
Asuhan Keperawatan
Pengkajian:
1. Faktor predisposisi
○ Psikoanalisis: hasil dari dorongan insting
○ Psikologis: hasil dari peningkatan frustasi
○ Biologis: hasil kerja bagian-bagian otak
○ Perilaku: kekerasan di usia muda, kekerasan pada anak
○ Sosial kultural: status dalam perkawinan, ketidakmampun memenuhi kebutuhan hidup
2. Faktor presipitasi
o Kelemahan
o Rasa percaya menurun
o Hilang kontrol
o Penganiayaan fisik
o Kehilangan orang yg di cintai
o Kritik
Rencana Intervensi
Tindakan:
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Diskusikan tentang PK (penyebab, tanda dan gejala, serta perilaku yang muncul akibat
dari perilaku tsb)
c. Diskusikan kondisi-kondisi pasien yang perlu segera di laporkan kepada perawat
(melempar atau memukul orang)
d. Latih keluarga merawat pasien:
1. Anjurkan keluarga memotovasi pasien melakukan tindakan yang telah di ajarkan
oleh perawat
2. Jarkan keluarga untuk memberikan pujian bila pasien dapat melakukan kegiatan tsb
secara tepat
3. Diskusi bersama tindakan apa yang harus di lakukan bila pasien menunjukkan gejala
PK
Strategi Penahanan
2. Keluarga
○ Keluarga mampu mencegah terjadinya PK
○ Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai
pasien
○ Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol PK
○ Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus di laporkan ke
perawat
Strategi Preventif
● Kesadaran diri
Perawat harus menyadari bahwa stres yang dihadapinya dapat
mempengaruhi komunikasinya dengan klien. Bila perawat tersebut
merasa letih, cemas, marah, atau apatis maka akan sulit baginya untuk
membuat klien tertarik.
Bila perawat itu sendiri dipenuhi dengan masalah, maka energi yang
dimilikinya bagi klien menjadi berkurang. Untuk mencegah semua itu,
maka perawat harus terus-menerus meningkatkan kesadaran dirinya dan
melakukan supervisi dengan memisahkan antara masalah pribadi dan
masalah klien
Lanjutan…
● Pendidikan Klien
● Latihan Asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus di miliki perawat:
○ Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang.
○ Mengatakan ‘tidak’ untuk sesuatu yang tidak beralasan
○ Sanggup melakukan komplain
○ Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
○ Komunikasi
Strategi Berkomunikasi Dengan Klien Perilaku Agresif
● Bersikap tenang
● Bicara lembut
● Bicara dengan tidak menghakimi
● Netral
● Tunjukkan respek pada klien
● Dengarkan klien
● Jangan buat janji yang tidak dapat perawat tepati
Perubahan Lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas
seperti: membaca, grup program yang dapat mengurangi
perilaku klien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi
sosialnya
Tindakan Perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai perilaku
yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, konsekuensi
yang didapat bila kontrak dilanggar, dan apa saja kontribusi perawat
selama perawatan
Strategi Koping yang bisa dilakukan: