Oleh:
1. AGUNG SURANTO (1807108)
2. EVIE FITRIYANI (1807113)
SEMARANG 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak
mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /
pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat.
Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan
mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.
Dalam keadaan gawat darurat terdapat beberapa penyakit yang
terjadi pada kondisi tersebut seperti management syok, henti nafas dan
henti jantung, aspirasi, Keracunan, combustion dan resusitasi cairan,
cedera kepala dan Multi trauma,luka dan fraktur
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada
berbagai keadaan berikut :
a. Fraktur Terbuka
Bila terdapat luka dimana fragmen tulang mendesak ke otot dan kulit
sehingga adanya hubungan dengan dunia luar. Patah tulang
diklasifikasikan lagi menurut GustiloAnderson, yaitu :
b. Fraktur Tertutup
1. Deformitas
Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur
3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
5. Tenderness/keempukan
8. Pergerakan abnormal
10. Krepitasi
D. PATOFISIOLOGI
Kecelakaan, benturan
Cedera vaskuler
Terjadi pendarahan di periosteum
Cedera/kerusakan sel
Kerusakan rangka
Terputusnya kontinuitas jaringan neuromuskuler Kerusakan jaringan di
ujung tulang
Pelepasan mediator kimia
Hambatan mobilitas
Hematoma didaerah fraktur
fisik
Reseptor nyeri
peradangan
otak
Kerusakan Integritas
Kulit
Persepsi nyeri
Nyeri Akut
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun
karena adanya luka di sekitar jaringan tulang yang patah. Untuk
mengaurangi nyeri tersebut, dapat diberika obat penghilang rasa nyeri dan
dengan teknik imobilisasi, yang dapat dicapai dengan cara pemsangan gips
atau bidai.
Bidai dan gips tidak dapat mempertahankan posisi dalam waktu yang
lama. Untuk itu diperlukan lagi teknik yang lebih baik seperti pemasangan
traksi kontinyu, fiksasi internal, atau fiksasi eksternal tergantung dari dari
jenis frakturnya sendiri.
Biasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu
dan akan menyatu dengan sempurna daam waktu 6 bulan. Namun
terkadang terdapat gangguan dalam penyatuan tulang, sehingga
dibutuhkan graft tulang.
1. X-ray, untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera.
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Klien mengatakan mengalami KLL (Kecelakaan Lalu Lintas) ketika ia hendak
pergi menuju kota M dengan menggnakan sepeda motor, tiba-tiba ditengah
perjalanan tertabrak Truk oleng, yang mengakibatkan klien mengalami cedera
patah tulang di paha kanan atas dan oleh warga setempat lalu dibawa ke UGD
RS.X . Hasil pemeriksaan didapatkan TTV: Tekanan darah 150/80 mmHg,
Nadi 85 x/menit, Suhu 36,5OC, RR 24x/menit, dan GCS E3 V5 M6 (total 14).
Ditemukan fraktur di femur dextra ±5 cm dan pada jari kelingking kaki kanan
±3 cm dengan kedalaman ± 0,5 cm. Terdapat perdarahan pada fraktur dan
kondisi deformitas,spasme otot, bengkak, lebam berwarna merah kebiruan
pada kulit sekitar luka dan diskontiunitas fisik. Klien mengatakan merasa nyeri
pada paha kanan dengn skala 6 (skala 1 – 10), frekuensi sering sewaktu waktu
saat mencoba digerakkan, kualitas seperti ditusuk – tususk, tampak tegang dan
wajah menyeringai.
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
a) Lihat (look)
Lihat jalan napas klien. Pada saat dibuka jalan napas, terdapat
b) Dengar (listen)
c) Rasa (feel)
Dirasakan hawa ekspresi yang keluar dari lubang hidung atau
b. Breathing
a) Lihat (look)
b) Dengar (listen)
Keluhan
Suara nafas
ronchi.
c) Rasa (feel)
c. Circulation
Nadi : 85 x/menit
d. Disability
e. Exposure
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas/istirahat
2) Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
3) Tachikardi
c. Neurosensori
1) Kesemutan
3) Kelemahan
d. Kenyamanan
e. Keamanan
1) laserasi kulit
2) perdarahan
3) perubahan warna
4) pembengkakan local
B. ANALISA DATA
- S: Skala nyeri 6
DO :
DO:
D. INTERVENSI
NO NOC NIC
Pembidaian (0910)
E. EVALUASI
- Pantau TTV klien dan observasi kesadaran klien. (Dalam batas normal)
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol 3.
Jakarta: EGC
Perry, potter. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan
Praktik Edisi 4 vol.1. Jakarta : EGC