Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Masalah utama

Resiko Perilaku Kekerasan

B. Proses terjadinya masalah

1. Pengertian

Marah adalah suatu emosi yang tertentang mulai dari iritabilitas sampai

agrisivitas yang dialami oleh semua orng. Biasanya kemarahan adalah

reaksi terhadap stimulus yang tidak menyenangkan atau mengancam

(Yosep,2009)

2. Rentang Respon

Rentang Respon Marah

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Perilaku Kekerasan

a. Asertif : Individu dapat mengungkap marah tanpa

menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan

b. Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah

dan tidak dapat menemukan alternatif

c. Pasif : tidak dapat mengungkap perasaannya

d. Agresif : Perilaku yang menyertai marah,terdapat dorongan


untuk menuntut tetapi masih terkontrol

e. Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta

hilangnya kontrol

3. Tanda-tanda marah

a. Emosi : tidak terpenuhi, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam),

jengkel.

b. Fisik: muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, berkeringat, sakit

fisik, penyalah gunaan zat, tekanan darah meningkat.

c. Intelektual: mendemonasi, bawel, sarkasme, meremehkan dan berdebat.

d. Spiritual: merasa berkuasa, kebaikan diri, ragu-ragu, tidak bermoral,

kelakuan bejat, kreativitas terlambat.

e. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekekerasan, ejekan,

humor.

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi marah

a. Friustasi

b. Hilangnya harga diri

c. Kepaktuhan, status, prestasi yang tidak terpenuhi

d. Tegang, dendam dan sakit hati

e. Kepribadian

1) Faktor presdisposisi:

a. Psikologis : frustasi, dianiaya, saksi penganiyaan


b. Perilaku : sering melihat kekerasan di rumah atau di luar rumah

c. Sosial pakdaya: pakdaya tertutup, membalas secara diam-diam

(pasif agresif)

d. Bineuroogis : kerusakan secara limbik, lopaks frontal, temporal, dn

tidak keseimbangan neurotransmiter

2) Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan

exsternal

a. Internal adalah semua faktor yang dapat menimpaklkan

kelemahan,menurunnya percaya diri,rasa takut sakit,hilang

kontrol,dan lain-lain

b. Eksternal adalah penganiayaan fisik,kehilangan orang yang

dicintai,krisis dan lain-lain

C. Masalah keperawatan

1. Resiko Perilaku kekerasan

2. Harga diri rendah kronis

3. Halusinasi

4. Isolas Sosial

5. Berduka disfungsional

6. Defisit Keperawatan
D. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolas Sosial

E. Rencana tindakan keperawatan

1. diagnosa keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

Tujuan :

a. Tujuan umum:

1) Pasien dapat mengontrol rasa marah yang menyebabkan perilaku

kekerasan

2) Pasien tidak mencedrai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

b. Tujuan khusus ;

1) Pasien dapat membina hupakngan saling percaya

2) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

3) Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

4) Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan
5) Pasien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

6) Pasien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah

perilaku kekerasan

7) Pasien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah

perilaku kekerasan

8) Pasien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah

perilaku kekerasan

9) Pasien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk

mencegah perilaku kekerasan

c. Kriteria evaluasi :

1) Pasien mau membalas salam

2) Pasien mau menjabat tangan

3) Pasien mau menyepaktkan nama

4) Pasien mau tersenyum

5) Pasien mau kontak mata

6) Pasien mau mengetahui nama perawat

1) Pasien mengungkapkan perasaanya

2) Pasien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal ( dari diri

sendiri, orang lain atau lingkungan)

3) Pasien dapat mengungkapkan perasaan saat marah/jengkel


4) Pasien dapat menyimpulkan tanda dan gejala jengkel/kesal yang

dialaminya

5) Pasien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dialami

6) Pasien dapat bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan

7) Pasien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan

masalah

8) Pasien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan pasien:

a) Akibat pada pasien sendiri

b) Akibat pada orang lain

c) Akibat pada lingkungan

1) Pasien dapat menyepaktkan contoh pencegahan perilaku kekerasan secara

fisik

a) Tarik nafas dalam

b) Pukul kasur dan bantal

c) Kegiatan fisik (olah raga)

1) Pasien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku

kekerasan

2) Pasien mempunyai jadwal untuk melatih cara pencegahan fisik yang telah

dipelajari sebelumnya
3) Pasien mengevaluasi kemampuanya dalam melakukan cara fisik sesuai

jadwal yang telah disusun

1) Pasien dapat menyepaktkan cara bicara (verbal) yang baik dalam mencegah

perilaku kekerasan.

a) Meminta dengan baik

b) Menolak dengan baik

c) Mengungkapkan perasaan dengan baik

1) Pasien dapat mendemonstrasikan cara verbal yang baik

2) Pasien mempunyai jadwal untuk melatih cara bicara yang baik

3) Pasien mengevaluasi kemampuanya dalam melakukan cara bicara sesuai

jadwal yang telah disusun.

1) Pasien dapat menyepaktkan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan

2) Pasien dapat mendemonstrasikan cara ibadah yang dipilih

3) Pasien mempunyai jadwal untuk melatih kegiatan ibadah

4) Pasien mengevaluasi kemampuanya dalam melakukan kegiatan ibadah

1) Pasien menyepaktkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat dari

obat itu (prinsip 5 benar: benar orang, dosis, waktu dan cara pemberian

2) Pasien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang di

tetapkan.

3) Pasien mengevaluasi kemampuanya dalam mematuhi minum obat


F. Intervensi :

1. Beri salam/ nama panggilan

2. Sepaktkan nama perawat sambil jabat tangan

3. Jelaskan maksud hupakngan interaksi

4. Jelaska tentang kontrak yang akan di pakat

5. Beri rasa aman dan sikap empati

6. Lakukan kontak singkat tapi sering.

Rasional :

Hupakngan saling percaya merupakan landasan utama untuk hupakngan

selanjutnya.

1. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya

2. Bantu pasien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal

Rasional :

- Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaanya agar

dapat mengurangi rasa stress dan penyebab jengkel/kesal dapat

diketahui

1. Anjurkan pasien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakanya saat

marah/jengkel.

2. Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada pasien

3. Simpulkan bersama pasien tanda dan gejala jengkel/kesal/

Rasional :

- Untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasakan saat jengkel


- Untuk mengetahui tanda-tanda saat pasien kesal/jengkel

1. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang bisa

dilakukan pasien (verbal pada orang lain, pada lingkungan dan pada diri

sendiri).

2. Bantu pasien bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang dilakukan

3. Bicarakan dengan pasien, apakah dengan cara yang pasien lakukan

masalahnya selesai.

Rasional :

- Mengekplorasikan perasaan terhadap perilaku kekerasan yang bisa

dilakukan

- Untuk mengetahui perilaku kekerasan yang bisa dilakukan dan dengan

bantuan perawat untuk mampu membedakan periilaku konstruktif dan

desduktif

- Membantu pasien untuk memutuskan cara-cara yang akan dipilihnya

nanti dapat menyelesaikan masalahnya.

1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan pasien

2. Bersama pasien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan pasien

3. Tanyakan pada pasien “ apakah ia ingin mempelajarai cara baru yang

sehat”.

Rasional :

- Membantu pasien untuk menilai perilaku kekerasan yang dilakukan

- Dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan diharapkan pasien

dapat merubah perilaku destruktif yang dilakukan menjadi konstruktif


- Agar pasien dapat mempelajari cara lain yang konstruktif

1. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan pasien

2. Beri pujian atas kegiatan yang bisa dilakukan pasien

3. Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah

perilaku kekerasan, yaitu : tarik nafas dalam dan pukul kasur serta bantal

4. Demonstrasikan cara tarik nafas dalam dengan pasien

5. Beri contoh kepada pasien tentang cara menarik nafas dalam

6. Minta pasien untuk mengikuti contoh yang diberikan sebanyak lima kali

7. Beri pujian positif atas kemampuan pasien mendemonstrasikan cara

menarik nafas dalam

8. Tanyakan perasaan pasien setelah selesai

9. Anjurkan pasien untuk mengunakan cara yang telah dipelajari saat

marah/jengkel

10. Diskusikan dengan pasien mengenai frekuensi latihan yang akan

dilakukan sendiri oleh pasien

11. Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari

12. Pasien mengevaluasi pelaksanaan latihan, cara pencegahan perilaku

kekerasan yang telah dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian.

13. Validasi kemampuan pasien dalam pelaksan latihan

14. Berikan pujian atas keberhasilan pasien

15. Tanyakan kepada pasien “apakah kegiatan cara pencegahan perilaku

kekrasan dapat mengurangi perasaan marah”.


16. Rasional :

- Dengan mempelajari cara yang konstruktif dalam merespon terhadap

kemarahan yang dapat membantu pasien dalam menemukan cara yang

baik untuk mengontrol/mengurangi reasa mareah/jengkel pada pasien,

agar pasien tidak stress lagi.

- Reinforcement positif dapat memotivasi pasien dan meningkatkan

harga dirinya

- Berdiskusi dengan pasien untuk memilih cara lain yang sesuai dengan

kemampuan

1. Diskusikan cara bicara yang baik dengan pasien

2. Beri contoh cara bicara yang baik

a) Meminta dengan baik

b) Menolak dengan baik

c) Mengunhkapkan perasaan dengan baik

3. Meminta pasien meningkuti contoh cara bicara yang baik

a) Meminta dengan baik “ saya minta uang untuk membeli makan”.

b) Menolak dengan baik “maaf, saya tidak dapat melakukanya karena ada

kegiatan lain.

c) Mengungkapkan perasaan dengan baik “ saya kesal karena permintaan

saya tidak dikapaklkan” disertai dengan nada bicara yang rendah

d) Meminta pasien mengulang sendiri

e) Beri pujian atas keberhasilan pasien


Rasional :

- Memberikan stimulus pada pasien untuk menilai respon perilaku

kekerasan secara tepat

- Membantu pasien dalam mempakat keputusan terhadap cara yang tela

dipilihnya dengan melihat manfaatnya

- Agar pasien dapat mengetahui marah yang konstruktif

1. Diskusikan dengan pasien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan

2. Bantu pasien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan

3. Bantu pasien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan

4. Minta pasien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih

5. Beri pujian atas keberhasilan pasien

6. Diskusikan dengan pasien tentang waktu pelaksanaan kegiatan ibadah

7. Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah

8. Pasien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadwal

kegiatan harian

9. Validasi kemampuan pasien dalam melaksanakan ibadah

10. Berikan pujian atas keberhasilan pasien

11. Tanyakan pada pasien “ bagaimana perasaanya setelah teratur

melaksanakan ibadah ? apakah keinginan marahnya berkurang ?”

Rasional :
- Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi akan memungkinkan

keluatga untuk melakukan penilaian terhadap pasien dengan perilaku

kekerasan

- Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat pasien,

sehingga keluarga dapat terlihat dalam perawatan pasien dengan

perilaku kekerasan

- Agar keluarga dapat mengetahui cara merawat pasien melalui

demonstrasi yang dilihat oleh keluarga secara langsung

- Mengekpresikan perasaan keluarga setelah melakukan demonstrasi

1. Diskusikan bersama pasien tentang jenis obat yang diminum (jenis,

warna, besarmya) : waktu minum obat: cara minum obat

2. Diskusikan dengan pasien tentang manfaat minum obat dan sesudah

minum obat secara teratur

a) Beda perasaan sebelum minum obat dan sesudah minum obat

b) Jelaskan bahwa dosis hanya boleh diubah oleh dokter

c) Jelaskan mengenai akibat minum obat tidak teratur, misalkan

penyakitnya kampakh.

3. Diskusikan tentang proses minum obat

a) Pasien meminta obat kepada perawat (jika dirumah sakit), kepada

keluarga (jika dirumah)

b) Pasien memeriksa obat sesuai dosisnya

c) Pasien minum obat pada waktu yang tepat


4. Susun jadwal minum obat bersama pasien

5. Pasien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadwal

kegiatan harian

6. Validasi pelaksanaan minum obat pasien

7. Beri pujian keberhasilan pasien

8. Tanyakan kepada pasien “ bagaimana perasaanya dengan minum obat

secara teratur? Apakah keinginan untuk maragnya berkurang?”

Rasional :

- Pasien dan keluarga dapat mengetahui nama-nama obat yang akan di

minum pasien dengan perilaku kekerasan

- Pasien dan keluarga mampu mengetahui keuntungan dan manfaat minum

obat yang akan di konsumsi oleh pasien dengan perilaku kekerasan

- Pasien dan keluarga mengetahui enam benar meminum obat dan mau

untuk meminum obat dengan kesadaran sendiri

- Mengetahui efek samping sedini mungkin sehingga tindakan dapat

dilakukan segera mungkin untuk menghindario komplikasi

- Reinforcement positif dapat mengevaluasi keluarga dan pasien serta

dapat meningkatkan harga diri pasien.


STRATEGI PELAKSANAAN I

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan :I

Nama pasien : Tn. D

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

- Klien mengatakan saat mendengar suara itu dirinya merasa

terganggu dan merasa kesal kemudian ingin marah

- Klien mengatakan pernah merusak alat rumah tangga

DO :

- Menurut keterangan dari keluarga klien di rumah suka marah-

marah

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Pasien dapat membina hupakngan saling percaya

b. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang

dilakukanya

c. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK


d. Pasien dapat mengindetifikasi jenis PK yang pernah dilakukanya

e. Pasien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

f. Pasien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan

g. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hupakngan saling percaya (BHSP)

b. Identifikasi penyebab PK

c. Identifikaasi tanda dan gejala PK

d. Identifikasi PK yang dilakukan

e. Identifikasi akibat PK

f. Jelaskan cara mengontrol PK

g. Bantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol PK

h. Anjurkan pasien memasukan dalam kegiatan harian

B. Strategi komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“ asalamualaikum. Bapak masih inget dengan saya? Ya betul sekali

b. Evaluasi Validasi

Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidur Bapak

semalam?” tadi sarapan paginya apa?”


c. Kontrak

Topik: apa yang ingin kita bicarakan?. Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang tentang apa yang Bapak lakukan saat

marah?”

Waktu : berapa lama kita akan bicara?” bagaimana kalau kita

berbincang-bincang selama 15 menit, apakah Bapak

setuju?”

Tempat : tempatnya disini saja ya pak?” di halaman rumah

d. Tujuan

“ tujuan pembicaraan kita adalah agar Bapak dapat mengetahui

penyebab Bapak suka marah, dan cara mengontrol emosi Bapak

ketika marah.

2. Fase kerja

“ Bapak coba katakan kepada suster, penyebab Bapak suka marah?”

kemudian kalau Bapak marah, apa yang Bapak rasakan?” bagus sekali

pak, Bapak dapat mengenali tanda-tanda Bapak marah, nah bila Bapak

marah apa yang Bapak lakukan?” Bapak tadi mengatakan kalau marah

Bapak suka teriak-teriak memaki siapa saja, menurut Bapak apa akibat

yang akan Bapak terjadi pada diri Bapak?” betul sekali apa yang Bapak

sepaktkan tadi, sama orang lain bisa dibenci atau dijauhi, orang lain

akan marah dan tersinggung, atau takut sama Bapak, tidak ada orang

yang mau berteman dengan Bapak, atau Bapak juga bisa berkelahi

dengan orang lain , dan yang paling bahaya adalah akan


membahayakan jiwa Bapak.” Bagaimana bila sekarang, suster ajarkan

cara-cara mengontrol rasa marah, apakah Bapak mau?” jika Bapak

merasa tanda-tanda marah yang Bapak sepatkan tadi, langsung Bapak

duduk sambil tarik napas panjang, dalam-dalam dengan perlahan

sampai perasaan Bapak sedikit nyaman, Bapak baca istigfhar yang

banyak, sambil elus dada Bapak berkali-kali, seperti ini ya pak.” Bapak

minum air putih, agar perasaan Bapak tenang, kalau sedang berdiri

Bapak duduk, atau sedang duduk Bapak berbaring, bila belum

berkurang juga bapak ambil air wudhu, Bapak sholat, lalu banyak

berdoa.” Aku berlindung kepada ALLAH SWT dari godaan syetan

yang terkutuk.” Selain itu juga Bapak bisa melakukan aktivitas seperti

mencuci piring.’ Sekarang Bapak praktekan cra mengontrol marah,

Bapak mau yang mana?. Oh Bapak mau cara berwudhu, ayo Bapak

praktekan, iya Bapak sudah bisa” ayo Bapak kita duduk kembali,

kemudian kita pakai jadwal harian Bapak.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

1) Evaluasi Subjektif

”Bagaimana perasaan Bapak setelah mengetahui cara

mengendalikan rasa marah Bapak dengan cara yang suster

ajarkan?”

2) Evaluasi Objektif

“coba Bapak ulangi kembali doa ketika marah?”


Coba sepaktkan kembali cara-cara mengontrol marah yang

sudah kita diskusikan?”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Bapak, selama kita tidak bertemu, bila Bapak marah segera lakukan

cara yang tadi sudah kita pelajari sama-sama ya pak. Kemudian

Bapak masukan kedalam jadwal kegiatan harian Bapak ya, nanti

akan suster periksa jadwal kegiatan pak.”

c. Kontak Yang Akan Datang

“ nanti siang jam 11:00 siang kita akan diskusi lagi, berapa lama kita

akan bicara?. Bagaimana kalau 15 menit, ngobrolnya kita mau

dimana pak , bagaimana kalau disini lagi, apakah Bapak setuju?’


STRATEGI PELAKSANAAN II

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : II

Nama pasien : Tn. D

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

- Klien mengatakan sudah melakukan cara mengontrol marah

apabila dirinya sedang kesal dan marah

DO :

- Klien mampu menyepaktkan cara mengontrol PK

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus

Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK

4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik

c. Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.


B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“ asalamualaikum. Bapak masih inget dengan saya? Ya betul sekali

b. Evaluasi Validasi

Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidur Bapak

semalam?” tadi sarapan paginya apa?” apakah Bapak masih suka

marah-marah? Bagaimana cara mengontrolnya”

c.Kontrak

Topik : hari ini kita akan berbincang-bincang tentang bagaimana

cara mengontrol marah dengan tindakan fisik

Waktu : berapa lama kita akan bicara?” bagaimana kalau kita

berbincang-bincang selama 15 menit, apakah Bapak

setuju?”

Tempat : tempatnya disini saja ya pak?” di halaman rumah

d. Tujuan

“ tujuan pembicaraan kita adalah agar Bapak dapat mengetahui

penyebab Bapak suka marah, dan cara mengontrol emosi Bapak

ketika marah.”

2. Fase kerja

“ Bapak. Katanya masih suka marah-marah


“coba Bapak praktekan bagaimana cara Bapak mengontrol marah sesuai

dengan apa yang sudah suster ajarkan .”

“iya, bagus Bapak sudah melaksanakanaya”

‘coba saya lihat jadwal harian Bapak? Apakah Bapak sudah

memasukan kedalam catatan kegiatan harianya Bapak?”

“bagus sekali pak”

“karena Bapak sudah bisa mengontrol rasa marah Bapak dengan cara

yang pertama sekarang saya akan mengajarkan bagaimana cara

mengontrol marah dengan cra yang ke-2”

“jika Bapak marah coba Bapak olahraga yang Bapak sukai seperti

mencuci piring, menonton tv dan juga bisa mengepel lantai.”

“coba sekarang Bapak praktekan cara mengontrol marah seperti yang

sudah saya ajarkan barusan pilih yang mana saja.”

“oh....Bapak mau dengan cara menyapu halaman, coba Bapak

praktekan sekarang .”iya Bapak sudah bisa

“nah sekarang kita duduk kembali lalu kita masukan kedalam jadwal

kegiatan harian Bapak”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

1) Evaluasi Subjektif

”Bagaimana perasaan Bapak setelah tahu cara mengendalikan

marah dengan cara yang ke-2 yang suster ajarkan

2) Evaluasi Objektif
“coba Bapak ulangi kembali mengontrol marah dengan

menyapu halaman”

Coba sepaktkan kembali cara-cara mengontrol marah yang ke-2

yang sudah kita diskusikan?’

b. Rencana dan Tindak Lanjut (RTL)

“ Bapak, selama kita tidak bertemu, bila bapak marah lakukan cara

yang sudah kita pelajari ya?, baik cara yang pertama mapun cara

yang ke dua lalu masukan kedalam jadwal kegiatan harian Bapak ya,

nanti akan suster periksa jadwal kegiatan Bapak.”

c. Kontak Yang Akan Datang

“ nanti jam 02:00 sore kita akan diskusi lagi, berapa lama kita akan

bicara?. Bagaimana kalau 15 menit, ngobrolnya kita mau dimana

pak, bagaimana kalau disini lagi, apakah Bapak setuju?’


STRTEGI PELAKSANAAN III

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : III

Nama pasien : Tn. D

A.PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

- Klien mengatakan sudah melakukan cara mengontrol marah

apabila dirinya sedang kesal dan marah

DO :

- Klien mampu menyepaktkan cara mengontrol PK

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan

kemarahan

b. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK

4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


b. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal

c. Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian

B.Strategi komunikasi

1.Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat sore pak masih ingat dengan janji kita untuk berbincang

bincang hari ini?” bagus kalo Bapak masih ingat”

b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaanBapak hari ini? Bagaimana tidur Bapak

semalam?” makan siang nya apa?” apakah Bapak masih suka marah-

marah? Bagaimana cara mengontrolnya”

c. Kontrak

Topik : sesuai janji kita tadi siang, hari ini kita akan berbincang-

bincang bagaimana cara mengontrol marah dengan cara

verbal

Waktu : berapa lama kita akan bicara?” bagaimana kalau kita

berbincang-bincang selama 15 menit, apakah Bapak

setuju?”

Tempat : dimana kita akan berbicara? Bagaimana kalau disini

tempatnya disini saja ya pak?”

d. Tujuan
“ tujuan pembicaraan kita adalah agar Bapak dapat mengetahui

penyebab Bapak suka marah, dan cara mengontrol emosi Bapak

ketika marah.”

2. Fase kerja

“ Bapak. Katanya masih suka marah-marah

“coba Bapak praktekan bagaimana cara Bapak mengontrol marah sesuai

dengan apa yang sudah suster ajarkan .”

“iya, bagus Bapak sudah melaksanakanaya”

‘coba saya lihat jadwal harian Bapak? Apakah Bapak sudah

memasukan kedalam catatan kegiatan harianya Bapak?”

“bagus sekali Bapak”

“karena Bapak sudah bisa mengontrol rasa marah Bapak dengan cara

yang pertama dan yang kedua sekarang saya akan mengajarkan

bagaimana cara mengontrol marah dengan cara verbal”

“jika Bapak marah coba Bapak ungkapkan kalau Bapak sedang marah.

Coba Bapak ungkapkan apa yang menjadi penyebab Bapak marah dan

coba Bapak ungkapkan semua kekesalan Bapak, atau pada suster yang

lainya atau teman-teman Bapak, dan ungkapkan semua kekesalan

Bapak”

“coba sekarang Bapak praktekan cara mengontrol marah seperti yang

sudah saya ajarkan barusan.”

”iya Bapak sudah bisa


“nah sekarang kita duduk kembali lalu kita masukan kedalam jadwal

kegiatan harian Bapak”

3. Fase Terminasi

a.Evaluasi

1) Evaluasi subjektif

”Bagaimana perasaan Bapak setelah tahu cara mengendalikan

marah dengan cara verbal yang telah suster ajarkan

1) Evaluasi objektif

“coba Bapak ulangi kembali mengontrol marah dengan cara verbal

yang saya ajarkan”

Coba Bapak seolah-olah marah lalu ungkapkan kepada suster.

Semua kekesalan Bapak?”

d. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“ Bapak, selama kita tidak bertemu, bila Bapak marah lakukan cara

yang sudah kita pelajari ya?, baik cara yang pertama mapun cara

yang ke dua lalu masukan kedalam jadwal kegiatan harian Bapak

ya, nanti akan suster periksa jadwal kegiatan Bapak.”

e. Kontak Yang Akan Datang

“ nanti jam 02:30 sore kita akan diskusi lagi, berapa lama kita akan

bicara?. Bagaimana kalau 15 menit, ngobrolnya kita mau dimana

pak , bagaimana kalau disini lagi, apakah Bapak setuju?’


STRTEGI PELAKSANAAN IV

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan : IV

Nama pasien : Tn. D

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

-Klien mengatakan sudah melakukan cara mengontrol marah

apabila dirinya sedang kesal dan marah

DO :

- Klien mampu menyepaktkan cara mengontrol PK

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK

4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


b. Melatih pasien mengontrol PK dengan spiritual

c. Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian

B.Strategi komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat sore pak masih ingat dengan janji kita untuk berbincang-

bincang hari ini?” bagus kalo Bapak masih ingat”

b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidur Bapak

semalam?” makan siang nya apa?” apakah Bapak masih suka marah-

marah? Bagaimana cara mengontrolnya”

c. Kontrak

Topik : sesuai janji kita tadi siang, hari ini kita akan berbincang-

bincang bagaimana cara mengontrol marah dengan cara

verbal

Waktu : berapa lama kita akan bicara?” bagaimana kalau kita

berbincang-bincang selama 15 menit, apakah Bapak

setuju?”

Tempat : dimana kita akan berbicara? Bagaimana kalau disini

tempatnya disini saja ya pak?”


d. Tujuan

“ tujuan pembicaraan kita adalah agar Bapak dapat mengetahui cara

mengontrol emosi ketika marah dengan mendekatkan diri pada tuhan.’

2. Fase kerja

“ Bapak. Katanya masih suka marah-marah

“coba Bapak praktekan bagaimana cara Bapak mengontrol marah sesuai

dengan apa yang sudah suster ajarkan .”

“iya, bagus Bapak sudah melaksanakanaya”

‘coba saya lihat jadwal harian Bapak? Apakah Bapak sudah

memasukan kedalam catatan kegiatan harianya Bapak?”

“bagus sekali Bapak”

“karena Bapak sudah bisa mengontrol rasa marah Bapak dengan cara

yang sudah saya ajarkan , sekarang saya akan mengajarkan bagaimana

cara mengontrol marah dengan cara spiritual”

“coba sekarang Bapak praktekan cara mengontrol marah seperti yang

sudah saya ajarkan barusan.”

”iya Bapak sudah bisa

“nah sekarang kita duduk kembali lalu kita masukan kedalam jadwal

kegiatan harian Bapak”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

1) Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan Bapak setelah tahu cara mengendalikan

marah dengan cara spiritual/ berdoa yang telah suster ajarkan

2) Evaluasi objektif

“coba Bapak ulangi kembali mengontrol marah dengan

spiritual/berdoa?”

Coba Bapak seolah-olah marah lalu ungkapkan kepada suster.

Semua kekesalan Bapak?”

b. Rencana dan tindak lanjut (RTL)

“ Bapak, selama kita tidak bertemu, bila Bapak marah lakukan cara

yang sudah kita pelajari ya?, baik cara yang pertama fisik 1, fisik 2,

verbal mapun cara spiritual/ berdoa seperti yang baru saja saya

ajarkan lalu masukan kedalam jadwal kegiatan harian Bapak ya,

nanti akan suster periksa jadwal kegiatan Bapak.”

c. Kontak Yang Akan Datang

“ nanti jam 03:00 sore kita akan diskusi lagi, berapa lama kita akan

bicara?. Bagaimana kalau 15 menit, ngobrolnya kita mau dimana

pak, bagaimana kalau disini lagi, apakah Bapak setuju.


STRTEGI PELAKSANAAN V

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan :V

Nama pasien : Tn. D

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

- Klien mengatakan sudah melakukan cara mengontrol marah

apabila dirinya sedang kesal dan marah

DO :

- Klien mampu menyepaktkan cara mengontrol PK

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan khusus

a. Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK


4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Melatih pasien mengontrol PK dengan spiritual

c. Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.

B.Strategi komunikasi

1.Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat sore pak masih ingat dengan janji kita untuk berbincang-

bincang hari ini?” bagus kalo Bapak masih ingat”

b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidur Bapak

semalam?” makan siang nya apa?” apakah Bapak masih suka marah-

marah? Bagaimana cara mengontrolnya”

c. Kontrak

Topik : sesuai janji kita tadi siang, hari ini kita akan berbincang-

bincang bagaimana cara mengontrol marah dengan cara

verbal

Waktu : berapa lama kita akan bicara?” bagaimana kalau kita

berbincang-bincang selama 15 menit, apakah Bapak

setuju?”

Tempat : dimana kita akan berbicara? Bagaimana kalau disini

tempatnya disini saja ya pak?”


d. Tujuan

“ tujuan pembicaraan kita adalah agar Bapak dapat mengetahui cara

mengontrol emosi ketika marah dengan mendekatkan diri pada tuhan.

2. Fase kerja

“ Bapak. Katanya masih suka marah-marah“coba bapak praktekan

bagaimana cara Bapak mengontrol marah sesuai dengan apa yang

sudah suster ajarkan .”

“iya, bagus Bapak sudah melaksanakanaya”

‘coba saya lihat jadwal harian Bapak? Apakah Bapak sudah

memasukan kedalam catatan kegiatan harianya Bapak?”

“bagus sekali pak”

“karena Bapak sudah bisa mengontrol rasa marah Bapak dengan cara

yang sudah saya ajarkan , sekarang saya akan mengajarkan bagaimana

cara mengontrol marah dengan cara spiritual”

“coba sekarang Bapak praktekan cara mengontrol marah seperti yang

sudah saya ajarkan barusan.”

”iya Bapak sudah bisa

“nah sekarang kita duduk kembali lalu kita masukan kedalam jadwal

kegiatan harian Bapak”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif

”Bagaimana perasaan Bapak setelah tahu cara mengendalikan marah dengan

cara spiritual/ berdoa yang telah suster ajarkan

b. Evaluasi Objektif

“coba Bapak ulangi kembali mengontrol marah dengan spiritual/berdoa?”

Coba Bapak seolah-olah marah lalu ungkapkan kepada suster. Semua

kekesalan Bapak?”

c. Rencana dan Tindak lanjut (RTL)

“Bapak, selama kita tidak bertemu, bila Bapak marah lakukan cara yang sudah

kita pelajari ya?, baik cara yang pertama fisik 1, fisik 2, verbal mapun cara

spiritual/ berdoa seperti yang baru saja saya ajarkan lalu masukan kedalam

jadwal kegiatan harian Bapak ya, nanti akan suster periksa jadwal kegiatan

Bapak.”

d. Kontak Yang Akan Datang

“ nanti jam 03:00 sore kita akan diskusi lagi, berapa lama kita akan bicara?.

Bagaimana kalau 15 menit, ngobrolnya kita mau dimana pak, bagaimana kalau

disini lagi, apakah Bapak setuju?’

Anda mungkin juga menyukai