Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain

A. Definisi
Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain adalah rentan
melakukan perilakuyang dapat menunjukan dapat membahayakan orang lain
secara fisik dan emosional (NANDA-1,2018). Perilaku kekerasan dapat
berupa verbal, fisik dan lingkungan.
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadapkecemasan akan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagaiancaman. (AH Yusuf, dkk, 2015)
Perilaku kekerasan adalah perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
fisik,baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh
gelisa atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stersor
dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep,2010 ).
Perilaku kerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang,baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan
dapat dilakukan secara verbal ,diarahkan pada diri sendiri,orang lain dan
lingkungan (Keliat,2012).
Perilaku kekerasan merupakan setatus rentang emosi dan ungkapan
perasaan yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Orang lain yang
mengalami kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan pesan bahwa “ ia”
tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau
diremehkan” (Damayanti, 2012 )

B. Etiologi
1. Waham
2. Curiga pada orang lain
3. Halusinasi
4. Berencana bunuh diri
5. Kerusakan kognitif
6. Disorientasi atau konfusi
7. Kerusakan kontrol impuls
8. Depresi
9. Penyalahgunaan NAPZA
10. Gangguan konsep diri
11. Isolasi sosial
C. Tanda dan Gejala
Mayor
subjektif:
1. Mengatakan benci/kesal dengan orang lain
2. Mengatakan ingin memukul oarang lain
3. Mengatakan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan
4. Mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri

Objektif:

1. Melotot
2. Pandangan tajam
3. Tangan mengepal, rahang mengatup
4. Gelisah dan mondar-mandir
5. Tekanan darah meningkat
6. Mudah tersinggung
7. Pernapasan meningkat
8. Nada suara tinggi dan bicara kasar
9. Nadi meningkat
10. Mendominasi pembicaraan
11. Sarkasme
12. Merusak lingkungan
13. Memukul orang lain

Minor

Subjektif:

1. Mengatakan tidak senang


2. Menyalahkan orang lain
3. Mengatakan diri berkuasa
4. Merasa gagal mencapai tujuan
5. Mengungkapkan keinginan yang tidak realistis dan minta dipenuhi
6. Suka mengejek dan mengkritik

Objektif:

1. Disorientasi
2. Wajah merah
3. Postur tubuh kaku
4. Menarik diri
5. Sinis
6. Bermusuhan

D. Rentang Respon
Rentang Respon Marah

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Perilaku Kekerasan

a. Asertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan

orang lain, tanpa merendahkan harga diri orang lain.

b. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau

keinginan

c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan

perasaan yang dialami, sifat tidak berani mengemukakan keinginan dan

pendapat sendiri, tidak ingin terjadi konflik karena takut akan tidak

disukai atau menyakiti perasaan orang lain.

d. Agresif adalah sikap membela diri sendiri dengan cara melanggar hak

orang lain.
e. Perilaku kekerasan adalah perilaku destruktif dan tidak terkontrol disebut

sebagai gaduh gelisah atau amuk.

E. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Resiko perilaku kekerasan

Ganguan konsep diri : harga diri rendah


Sumber : keliat (2006)

F. Diagnosis Medis Terkait


1. Skizofrenia
2. Psikotik akut
3. Gangguan bipolar
4. Gangguan neuorologis
5. Gangguan fungsi kognitif

G. Diagnosa Keperawatan Utama


Resiko Perilaku Kekerasan

H. Tujuan Asuhan Keperawatan


1. Kognitif, klien mampu:
a. Menyebutkan penyebab risiko perilaku kekrasan
b. Menyebutkan yanda dan gejala risiko perilaku kekerasan
c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan
d. Menyebutkan cara mengatasi risiko perilaku kekerasan
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Mengendalikan risiko perilaku kekerasan dengan relaksasi: Tarik
nafasdam, pukul kasur dan bantal, senam dan jalan-jalan
b. Berbicara dengan baik: mengungkapkan, meminta, dan menolak
dengan baik
c. Melakukan deklarasi yaitu mengungkapkan perasaan marah secara
verbal atau tertulis
d. Melakukan kegiatan ibadah seperti sholat, berdoa, kegiatan ibadah
lain
e. Patuh minum obat dengan 8 benar( benar nama klien, benar obat,
benar dosis, benar cara, vebar waktu, benar manfaat, benar tanggal
kadaluarwasa dan benar dokumentasi)
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
b. Membedakan perasaan sebelum dam sesudah latihan
I. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Pengkajian: kaji tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan, penyebab,
kemampuan mengatasunya dan akibatnya
b. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya perilaku kekerassan
c. Tindakan keperawatan
1) Latih klien untuk melakuka relaksasi: tarik nafas dalam, pukul bantal
dan kasur, senam dan jalan-jalan
2) Latih klien untuk bicara dengan baik: mengungkapkan perasaa,
meminta dengan baik dan menolak dengan baik
3) Latih deklarasi secara verbal maupun tertulis
4) Latih klien untuk melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianut (sholat, berdoa, dan kegiatan ibadah
lainnya)
5) Latih klien patuh meminum obat dengan 8 benar.
6) Bantu klien dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan jika
klien mengalami kesulitan
7) Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikan latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan
8) Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikan latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan
Hasil penelitian Keliat, Azwar, Hamid, dan Bachtiar (2009) menyatakan
bahwa asuhan keperawatanyang diberikan klien dan edukasi keluarga
meningkatkan kemampuan klien mengendalikan perilaku kekerasandan lawa
rawat turun menjadi 23 hari. Hasil penelitian Caturini, Keliat, Priyo, dan
Susanti (2009) memnemukan bahwa terapi musik menurunkan gejala perilaku
kekerasan

J. Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolborasi degan dokter menggunakan ISBAR dan TbaK.
2. Memberikan program terapi dokter (obat): Edukasi obat dan memberikan
obat sesuai denagn konsep safety pemberin obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses:


definitions and classification 2018-2020. Jakarta: EGC.

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan


Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta:
Salemba Medika.

Keliat B, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta : EGC.

Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.


Bandung : Refika Aditama.

Anna Keliat, Budi., dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan


Profesional Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Yosep I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama.

Yusuf Ah., Fitryasari PK Risky, dan Endang Nihayati, Hanik, 2015.


Buku Ajaran Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai