Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


RISIKO PERILAKU KEKERASAN

FLORENSA
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Setelah mengikuti pembelajaran:
Peserta mampu melakukan asuhan keperawatan
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu:


1. Menjelaskan konsep RISIKO PERILAKU KEKERASAN
2. Melaksanakan asuhan keperawatan RISIKO PERILAKU KEKERASAN:
a. Pengkajian risiko perilaku kekerasan
b. Penetapan diagnosa keperawatan risiko perilaku kekerasan
c. Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada klien risiko perilaku kekerasan
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada keluarga klien risiko perilaku kekerasan
e. Evaluasi kemampuan klien mengontrol risiko perilaku kekerasan
f. Evaluasi kemampuan keluarga dalam merawat klien risiko perilaku kekerasan
g. Pendokumentasian hasil asuhan keperawatan klien risiko perilaku kekerasan
3. Mempraktikkan asuhan keperawatan RISIKO PERILAKU KEKERASAN
KONSEP RISIKO PERILAKU KEKERASAN

1. Pengertian
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Tindakan keperawatan dan Kemampuan:
4.1 pada Klien
4.2 pada Keluarga
5
1. PENGERTIAN

Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain adalah rentan


melakukan perilaku yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain
secara fisik dan emosional (NANDA-2018 dalam Keliat et.al, 2019).

Perilaku kekerasan dapat berupa verbal fisik, dan lingkungan (Keliat


et.al, 2019).
RENTANG RESPON MARAH

ADAPTIF
Asertif

Frustasi

Pasif

Agresif

MALADAPTIF
Amuk/ PK
• Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti atau
menyalahkan orang lain, dan memberikan kelegaan
• Frustasi : Gagal mencapai tujuan karena tidak realitas atau
terhambat, tidak dapat menemukan alternatifnya
• Pasif : Diam, tidak mampu mengungkapkan perasaan, tidak berdaya
dan menyerah.
• Agresif : Tindakan destruktif tapi masih terkontrol. Klien
mengekspresikan secara fisik tapi masih terkontrol, mendorong orang
lain dengan ancaman
• Amuk: Tindakan destruktif yang tidak terkontrol. Perasaan marah dan
bermusuhan yang kuat, hilang kontrol disertai amuk dan merusak
lingkungan.
2. PENYEBAB
• Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang PD, ekspresi diri, tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar
• Lingkungan
Padat, bising , panas, penghinaan, kehilangan orang yang dicintai, kesulitan
mengkonsumsi kebutuhan dasar dalam keluarga
• Interaksi
Konflik, provokatif,
• Riwayat perilaku antisosial (penyalahgunaan obat, alkohol)
• Kematian anggota keluarga yang penting
3. TANDA DAN GEJALA: Mayor

Data Objektif:
Data Subjektif: 1.Melotot
2.Pandangan tajam
1. Mengatakan benci/kesal dengan orang
3.Tangan mengepal, rahang mengatup
lain 4.Gelisah dan mondar mandir

5.Tekanan darah meningkat


2. Mengatakan ingin memukul orang lain
6.Nadi meningkat
3. Mengatakan tidak mampu mengontrol 7.Pernapasan meningkat

perilaku kekerasan 8.Mudah tersinggung

9.Nada suara tinggi dan bicara kasar


4. Mengungkapkan keinginan menyakiti 10.Mendominasi pembicaraan

diri sendiri, orang lain, dan merusak 11.Sarkasme

12.Merusak lingkungan
lingkungan
13.Memukul orang lain
3. TANDA DAN GEJALA: Minor

Data Subjektif: Data Objektif:


1. Mengatakan tidak senang 1.Disorientasi
2. Menyalahkan orang lain 2.Wajah merah
3. Mengatakan diri berkuasa 3.Postur tubuh kaku
4. Merasa gagal mencapai tujuan
4.Sinis
5. Mengungkapkan keinginan yang tidak
realistis dan minta dipenuhi 5.Bermusuhan

6. Suka mengejek dan mengkritik 6.Menarik diri


Diagnosa Keperawatan

Data Subjektif Mayor dan Minor


Perilaku Kekerasan
Risiko Perilaku Kekerasan

Data Objektif Mayor dan Minor


4.1 TINDAKAN KEPERAWATAN DAN KEMAMPUAN
PADA KLIEN

• Membina hubungan saling percaya


• Menjelaskan penyebab marah
• Menjelaskan perasaan (tanda dan gejala) saat terjadi kejadian/penyebab marah
• Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah dan akibatnya
• Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
• Melakukan kegiatan mengontrol perilaku kekerasan:
• Relaksasi : Tarik nafas dalam, pukul kasur/bantal, senam, jalan-jalan
• Berbicara yang baik: mengungkapkan, meminta, dan menolak dengan baik
• De-eskalasi : mengungkapkan/menceritakan marah secara verbal (kepada orang yang dipercaya/sahabat) atau
tertulis
• Spiritual (Ibadah): sholat, berdoa, kegiatan ibadah lainnya
• Patuh minum obat 8 benar (benar klien, obat, dosis, cara, waktu, manfaat, tanggal kadaluarsa, dokumentasi)
4.1.1 TINDAKAN KEPERAWATAN
13
PADA KLIEN

1. Bina hubungan saling percaya


• Ucapkan salam setiap kali berinteraksi
dengan klien
• Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan klien yang disukainya
• Tanyakan perasaan dan keluhan klien saat pertemuan
• Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan dan tujuannya, berapa lama, dan tempatnya dimana
• Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi
• Tunjukkan sikap empati
• Penuhi kebutuhan dasar klien
4.1.2 TINDAKAN KEPERAWATAN
14
PADA KLIEN
2. Diskusikan penyebab marah/kekerasan klien saat ini dan yang lalu
3. Diskusikan perasaan klien yang muncul saat terjadi penyebab marah/kekerasan
Tanda dan gejala subjektif)
4. Diskusikan tanda-tanda perilaku kekerasan yang tampak bersama klien

Tanda dan gejala objektif : tanda fisik


5. Jelaskan Diagnosa Keperawatan Yaitu Risiko Perilaku Kekerasan
4.1.3 TINDAKAN KEPERAWATAN
15
PADA KLIEN

5. Diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah
verbal
terhadap orang lain
terhadap diri sendiri
terhadap lingkungan
6. Diskusikan bersama klien akibat perilakunya
7. Sepakati dengan klien kesediaannya melakukan latihan mengendalikan kemarahannya
8. Jelaskan beberapa cara mengendalikan rasa marah/kekerasannya yaitu dengan
relaksasi, bicara yang baik, deeskalasi, spiritual, dan cara patuh minum obat, .
4.1.4 TINDAKAN KEPERAWATAN
16
PADA KLIEN

9. Latih klien mengontrol perilaku kekerasan, dengan cara :


• Patuh minum obat
• Relaksasi : tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal, kegiatan fisik
• Sosial; bicara yang baik: meminta, menolak dan mengungkapkan rasa marahnya kepada
sumber
• De-eskalasi: curhat, tulis
• Spiritual: sholat/ berdoa
sesuai keyakinan klien
4.2 TINDAKAN KEPERAWATAN DAN
KEMAMPUAN PADA KELUARGA

1. Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan


2. Memutuskan untuk merawat risiko perilaku kekerasan
3. Merawat klien risiko perilaku kekerasan
4. Memodifikasi lingkungan yang mendukung klien mengontrol rasa
marah/perilaku kekerasan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
4.2.1 TINDAKAN KEPERAWATAN
DAN KEMAMPUAN KELUARGA
1. Bina hubungan saling percara
2. Diskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat klien
3. Jelaskan tentang risiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan: pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan akibat jika tidak
diatasi (gunakan booklet/leaflet)
4. Diskusikan cara merawat risiko perilaku kekerasan
5. Latih cara merawat klien risiko perilaku kekerasan
6. Latih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung klien untuk mengontrol rasa marah/ risiko
perilaku kekerasan
7. Anjurkan membantu klien sesuai jadual dan memberi pujian.
8. Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan (tidak dapat
mengontrol marah, perilaku kekerasan, menolak minum obat, tidak dapat tidur)
9. Anjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
2. PELAKSANAAN ASUHAN
KEPERAWATAN
KLIEN RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
ALUR TINDAKAN
Kunjungan Rumah KEPERAWATAN
KELUARGA klien

Perawat menemui klien :


• Lakukan pengkajian
• Latih cara mengontrol risiko
Pertemuan I dengan Keluarga perilaku kekerasan
•Perawat menemui keluarga : • Jika klien mendapatkan terapi
- Identifikasi masalah yang psikofarmaka, maka hal pertama
dialami klien dan keluarga yang dilatih perawat adalah tentang
- Identifikasi kemampuan pentingnya kepatuhan minum obat.
keluarga dalam merawat risiko
perilaku kekerasan
•Perawat menemui klien (dapat Pertemuan II dengan Keluarga
bersama kelaurga atau perawat Perawat kembali menemui keluarga :
sendiri) •Latih keluarga untuk merawat risiko
perilaku kekerasan
•Sampaikan hasil tindakan yang telah
dilakukan terhadap klien
•Diskusikan hal yang perlu keluarga
lakukan, yaitu memantau jadual kegiatan
klien dan memberi pujian
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN 1
DENGAN KELUARGA RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
1.1. Salam :
“Selamat pagi, saya ibu B, perawat Puskesmas A. Nama bapak siapa?”
“Oo… bapak C, senang dipanggil apa?”
“Baik… Jadi senangnya dipanggil bapak C saja ya?”

1.2. Evaluasi :
“Bagaimana kesehatan anggota keluarga Bapak?” “Apakah ada yang sakit”

1.3. Validasi :
“Apkah sudah dibawa ke Puskesmas atau berobat di tempat lain Pak?”
“Bagaimana hasilnya?”
“Apakah ada perubahan?”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Saya akan melakukan pemeriksaan kesehatan, supaya dapat mengetahui kondisi
kesehatan keluarga Bapak”
1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 30 menit dari sekarang yaa”
1.4.3. Tempat:
“Kita lakukan di sini saja ya Pak?”
2.1. Pengkajian
2.1.1 Identitas keluarga
“ saya akan mendata keluarga bapak yang tinggal serumah. Siapa yang menjadi
kepala keluarga” dst ……(sesuai form)
2.1.3 Pengkajian Indikator keluarga sehat (IKS)
“Lanjutkan dengan data terkait kesehatan keluarga. “IKS merupakan program
pemerintah agar seluruh keluarga sehat”
“Bapak akan menjawab pertanyaan IKS dengan ya atau tidak”
“Mari kita mulai ya Pak” ….dst (sesuai form)
Kesimpulan: “Berdasarkan jawaban Bapak, kesehatan keluarga bapak sudah
bagus, hanya saja ada yang perlu dilanjutkan pemeriksaan terhadap kesehatan jiwa
2.1.3 Pengakajian SRQ
2.2 Diagnosa
“Baiklah Bapak, dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan maka ada beberapa kondisi kesehatan
keluarga”
a.Bapak sendiri mengalami kecemasan
b.Anak Bapak sering marah-marah membanting barang dan memukul orang
c.Anggota keluarga lain sehat

2.3 Tindakan Keperawatan


“Baiklah, saya akan bantu Bapak dulu untuk mengatasi kecemasan setelah itu kita ke anak Bapak.”
2.3.1 Tindakan keperawatan pada keluarga: latihan tarik nafas dalam
2.3.2 Tindakan keperawatan pada keluarga: latihan distraksi
2.3.3 Tindakan keperawatan pada keluarga: hipnotis lima jari
“Bagaimana peraan bapak setelah latihan? Nah mari buat jadwal latihan, untuk semua kegiatan yang
dilakukan tadi”
“Baik Pak, sebelum saya menjelaskan cara merawat anak Bapak, mari kita menemui anak Bapak
terlebih dahulu”
1.1. Salam :
“Selamat pagi, saya ibu B, perawat Puskesmas A. Nama bapak siapa?”
“Oo… bapak M, senang dipanggil apa?”
“Baik… Jadi senangnya dipanggil M saja ya?”

1.2. Evaluasi :
“Apa yang M rasakan saat ini?
“Oo.. Jadi M sering merasa kesal dan marah?”.
“Sudah berapa lama M merasa sering kesal dan marah?”

1.3. Validasi :
“Apa yang telah M lakukan untuk mengatasi perasaan kesal dan marahnya?”
“Bagaimana hasilnya?”
“Oh…masih kesal juga”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Baiklah saya akan periksa ibu sekarang, supaya kita tahu kondisinya dan kita
Latihan untuk mengendalikannya agar M dapat mengatasi atau mengontrol
perasaan kesal dan marah yang M alami”
1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 30 menit dari sekarang yaa”
1.4.3. Tempat:
“Dimana baiknya kita berbicara?”
2.1. Pengkajian
Diskusikan penyebab marah/kekerasan klien saat ini dan yang lalu
“Apa yang menyebabkan M merasa kesal dan marah?”
“Jadi penyebab M merasa kesal dan marah adalah………….. Selain itu apalagi
yang biasanya membuat M merasa kesal dan marah?”

Diskusikan perasaan klien yang muncul saat terjadi penyebab


marah/kekerasan (Tanda dan gejala subjektif)
“Apa yang M rasakan saat terjadi penyebab marah?”
“Oo.. M merasa ingin memukul, nafas terasa cepat, jantung berdebar-debar,…. Apa
lagi?”
“Yang M sebutkan tadi adalah tanda-tanda marah”
2.1. Pengkajian
Diskusikan tanda-tanda perilaku kekerasan yang tampak bersama klien
(Tanda dan gejala objektif: tanda fisik)
Diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah
“Saat merasa marah, biasanya apa yang M lakukan?”
(secara verbal, terhadap orang lain, terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan)
Diskusikan bersama klien akibat perilakunya
“Nah, menurut M dengan cara yang M lakukan saat marah, apa hasilnya?”
2.2. Diagnosa
“M sering merasa kesal dan marah saat keinginan M tidak dipenuhi
keluarga, dan yang M lakukan saat marah atau emosinya memuncak
adalah memukul, tapi setelah itu M merasa menyesal karena telah
memukul”
“Berarti M belum dapat mengontrol rasa marahnya”.
2.3. Tindakan Keperawatan
Sepakati dengan klien kesediaannya melakukan latihan mengendalikan
kemarahannya
“Kita boleh merasa kesal atau marah saat yang kita inginkan tidak terpenuhi, atau
kecewa dengan sikap orang lain terhadap kita; yang penting dilakukan dengan cara
yang sehat, yaitu dengan tidak menyakiti diri sendiri dan tidak menyakiti orang lain”
“Bagaimana jika sekarang M berlatih cara mengontrol perasaan kesal dan
marahnya?”
Jelaskan beberapa cara mengendalikan rasa marah/kekerasannya
“Ada 5 (lima) cara untuk mengontrol rasa marah/emosi; yaitu dengan cara fisik
(relaksasi dan pukul bantal/kasur), cara patuh minum obat, cerita pada orang lain atau
menulis, bicara yang baik, dan kegiatan ibadah”
2.3. Tindakan Keperawatan
2.3.1 Latih mengontrol marah dengan cara:
• Relaksasi:
 Tarik nafas dalam
 Pukul bantal/ Kasur dan kegiatan fisik (senam, mencuci, olahraga) menyalurkan
kemarahan
Jalan-jalan
•Latihan mengontrol marah dengan cara bicara yang baik
Latihan meminta dengan cara baik
Latihan menolak dengan cara baik
Latihan mengungkapkan perasaan dengan cara baik (bicara yang baik pada orang yang
membuat marah)
• Latihan mengontrol marah dengan cerita pada orang lain atau menulis (curhat dengan
orang yang dekat atau menulis kejadian marah)
• Kegiatan ibadah
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan M setelah latihan untuk mengontrol rasa marah/emosi?”

3.2. Evaluasi Objektif :


“Coba sebutkan apa saja yang telah kita latih bersama untuk mengontrol marah/emosi!”
“Coba peragakan kembali cara mengontrol marah dengan relaksasi nafas dalam!”
“Coba ulangi kembali cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal/ kasur!”

3.3. Rencana Tindak Lanjut klien:


“Mau berapa kali dalam sehari melakukan latihan relaksasi nafas dalam?”
“Mau berapa kali latihan mengontrol marah dengan cara pukul bantal/ kasur?”
“Mau berapa kali melakukan ibadah dalam sehari?”
“Jangan lupa yaa selain latihan sesuai jadual, cara yang sudah dilatih tadi dilakukan saat tanda-
tanda marah mulai muncul!”
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Baiklah, besok M datang ke Puskesmas untuk bertemu dengan saya
dan dokter. Seperti yang saya sampaikan tadi ada beberapa cara untuk
mengontrol marah. Tadi sudah tiga cara yang M pelajari. Besok, selain
bertemu dengan dokter kita akan latihan lagi cara mengatasi marah dengan
cara lain”
3.5. Salam : “Semoga M lekas pulih kembali!”
1.1. Salam
1.2. Evaluasi
“Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan dalam merawat anak
ibu?”
“Jadi…ibu bingung dan takut saat anak ibu mulai marah-marah”.
“Sejak kapan hal ini terjadi?”
1.3. Validasi:
“Apa yang telah keluarga lakukan untuk mengatasi masalah ini?”

1.4. Kontrak
1.4.1. Tindakan dan Tujuan: jelaskan tindakan & tujuan
1.4.2. Waktu : jelaskan lama pertemuan
1.4.3. Tempat: sepakati tempat berinteraksi
II. KERJA

2.1. Penjelasan tentang risiko perilaku kekerasan (menggunakan leaflet)


2.1.1. Pengertian risiko perilaku kekerasan / perilaku kekerasan
2.1.2. Tanda & Gejala risiko perilaku kekerasan
2.1.3. Penyebab perilaku kekerasan
2.1.4. Akibat jika risiko perilaku kekerasan tidak diatasi
2.1.5. Cara keluarga merawat risiko perilaku kekerasan
II. KERJA

2.2. Peran Keluarga

2.2.1. Menjelaskan latihan yang telah dilatihkan pada klien untuk mengontrol marah/emosi
2.2.2. Menjelaskan apa yang harus dilakukan keluarga untuk membantu anggotanya mengontrol
marah/emosi :
Memberi pujian setelah klien melakukan jadual latihan.
Mengingatkan jika klien lupa melakukan jadual latihan.
Membawa kontrol ke pelayanan kesehatan
3.1. Evaluasi subjektif:

“Apa yang ibu rasakan dengan penjelasan cara merawat anak ibu?”
3.2. Evaluasi objektif :
“Apa saja cara yang dapat ibu lakukan untuk membantu M mengontrol marah/emosi?”
3.3. Rencana Tindak Lanjut Keluarga:
“Jangan lupa bu yaa berikan pujian setelah M melakukan latihan untuk mengontrol marah/emosinya.
Atau jika M menerapkannya saat tanda-tanda marah mulai muncul. Ingatkan jika ia lupa melakukan
latihan sesuai jadual!”
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:

“Minggu depan ibu kembali ke Puskesmas bersama M yaa. Saya ingin mengetahui tentang jadual
latihannya dan menanyakan manfaatnya bagi M serta manfaat bagi keluarga dalam merawat M”
3.5. Salam :
“Semoga anak ibu cepat pulih”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan latihan mengontrol marah/emosi
dengan cara yang lain, yaitu dengan cara bicara yang baik dan cerita pada orang
lain atau menulis”
“Tujuannya agar M dapat menyampaikan rasa kesal atau marahnya dengan cara baik tanpa
menyakiti diri sendiri maupun orang lain”

1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 30 menit dari sekarang”

1.4.3. Tempat:
“Kita berbicara disini yaa”
2.1. Tindakan Keperawatan
2.1.1 Pengkajian:
2.1.1.1 Tanda gejala
2.1.1.2 Kemampuan
2.1.2 Diagnosa:
2.1.3 Tindakan: Penjelasan tentang obat
“M, ini ada obat dari dokter. Obat ini juga untuk membantu M mengontrol rasa marah/emosi.
Sekarang saya akan sampaikan cara minum obat yang benar”
(Jelaskan 8 benar: benar nama, benar jenis, benar manfaat, benar dosis, benar waktu, benar cara,
benar kadaluarsa, benar dokumentasi & kontinuitas minum obat dan dampak jika tidak kontinu
minum obat)
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan M setelah latihan cara mengontrol marah dan penjelasan tentang obat?”

3.2. Evaluasi Objektif :


“Coba sebutkan apa saja cara mengontrol marah yang telah kita latih bersama tadi!”
“Coba peragakan kembali cara meminta dengan cara baik!”
“Coba peragakan kembali cara curhat dengan orang yang dekat tentang kejadian marah!”
“Coba sebutkan kembali waktu untuk minum obatnya!”

3.3. Rencana Tindak Lanjut klien:


“Mau berapa kali latihan cara berbicara yang baik?”
“Mau berapa kali melakukan latihan curhat dan menulis tentang kejadian marah?”
“Obatnya diminum pada jam 7 pagi dan jam 7 malam setelah makan, dan yang satunya jam 9 malam
sebelum tidur yaa”
“Jangan lupa selain latihan sesuai jadual, cara yang sudah dilatih tadi dilakukan saat tanda-tanda
marahnya mulai muncul!”
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Baiklah, minggu depan saya harap M datang kembali ke Puskesmas
untuk bertemu dengan saya dan dokter. Saya ingin mengetahui bagaimana
latihannya dan menanyakan manfaatnya bagi M”
3.5. Salam:
“Semoga M lekas pulih kembali”
EVALUASI KEMAMPUAN
EVALUASI KEMAMPUAN KLIEN

klien mampu:
Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadual:
•Secara relaksasi fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
•Secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik
•Curhat dan menulis
•Secara spiritual
•Terapi psikofarmaka
•Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku kekerasan
EVALUASI KEMAMPUAN
KELUARGA
Keluarga mampu :
• Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat klien (pengertian, tanda dan gejala,
proses terjadinya risiko perilaku kekerasan, dan akibat jika tidak diatasi)
• Mengambil keputusan merawat risiko perilaku kekerasan
• Merawat risiko perilaku kekerasan
• Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung klien mengontrol
perasaan marah
• Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku kekerasan klien
• Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan melakukan rujukan.
DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)
NAMA: USIA:
1. Melakukan asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan
pada pasien
2. Melakukan asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan
pada keluarga

Anda mungkin juga menyukai